Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi untuk menerima, mengolah, dan mengirimkan impuls saraf antar sel saraf dan organ tubuh untuk menjaga keseimbangan tubuh. Sistem saraf terdiri atas saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan saraf tepi.
2. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel – sel saraf yang memiliki bentuk bervariasi. Sel
saraf ini disebut neuron. Sistem ini melakukan kontrol terhadap kegiatan yang
dilakukan di seluruh tubuh agar mencapai kondisi Homeostatis ( seimbang-
balancing).
Struktur Sel Saraf
Badan Sel memiliki nukleus dan nukleolus yang dikelilingi
oleh sitoplasma granuler. Badan sel yang berkelompok
selain di saraf pusat disebut ganglion (jamak : ganglia).
Dendrit juluran pendek bercabang – cabang yang keluar
dari badan sel. Berfungsi untuk menerima rangsangan dan
membawanya ke badan sel saraf.
Akson juluran panjang dari badan sel yang berfungsi untuk
mengantarkan impuls menjauhi badan sel. Ujung akson
akan bertemu dengan dendrit dihubumgkan dengan
sinapsis.
Sinapsis sambungan antar neuron. Sinaps dapat
menjalarkan dan menghambat impuls. Pada sinaps
terdapat celah yang disebut celah sinaps. Mengandung
neurotransmitter (zat penghantar).
3. Macam-Macam Neuron
Neuron sensorik: Neuron yang membawa rangsangan dari reseptor (indra) ke
pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
Neuron konektor (asosiasi): Neuron yang membawa rangsangan dari neuron
sensorik ke neuron motorik.
Neuron motorik: Neuron yang membawa rangsangan dari pusat susunan saraf ke
efektor (otot dan kelenjar).
Gerak sadar dan gerak reflex
Gerak Sadar gerak ini merupakan gerak yang dilakukan dengan sadar. Gerakan ini
dapat terjadi melalui serangkaian impuls panjang dan diolah oleh pusat saraf.
Contoh gerak sadar adalah berlari dan makan.
Gerak Refleks gerak ini merupakan gerak yang dilakukan secara tidak sadar dan
kecepatannya lebih cepat dari gerak sadar. Gerakan ini terjadi melalui rangkaian
impuls pendek tanpa diolah ke pusat saraf. Contoh gerak refleks misalkan saat
terkejut dan saat menyentuh benda yang terlalu panas.
4. Saraf Pusat
Otak dilindungi oleh selaput meninges. Pada manusia,
otak terdiri atas 2 belahan (hemisfer), yaitu belahan
otak kiri dan otak kanan. Kedua belahan dihubungkan
oleh balok otak berongga yang berisi cairan getah
bening yang disebut cerebrospinal. Pada tali spinal
terjadi pindah silang, sehingga terjadi kebalikan sistem
pengendalian, di mana otak kanan akan
mengendalikan tubuh bagian kiri dan sebaliknya.
Sumsum Tulang Belakang merupakan lanjutan dari
medula oblongata sampai dengan ruas kedua tulang
pinggang. Bagian luarnya berwarna putih, bagian
dalamnya berwarna hitam. . Lapisan pelindung otak
(piameter, araknoid dan durameter). Menyerupai
plasma dan cairan interstisial tp tdk mengandung
protein. Mempunyai peran yaitu untuk Sebagai
bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla
spinalis, Sebagai media pertukaran nutrient dan zat
buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.
5. Saraf Tepi
Merupakan lanjutan dari neuron yang
bertugas membawa impuls dari dan
menuju ke sistem saraf pusat. Sistem saraf
tepi atau saraf perifer mempunyai 2
subdivisi fungsional utama yaitu sistem
somatik dan otonom. Eferen somatik
dipengaruhi oleh kesadaran yang
mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi
otot untuk memindahkan suatu benda.
Sedangkan sistem otonom tidak
dipengaruhi oleh kesadaran dalam
mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari.
Sistem saraf otonom terutama terdiri atas
saraf motorik visera (eferen) yang
menginversi otot polos organ visera,otot
jantung,pembuluh darah dan kelenjar
eksokrin
6. Gangguan Pada Sistem Saraf
Epilepsi merupakan penyakit kelainan pada neuron di otak. Penderita tidak dapat
merespon berbagai rangsangan dan otot rangka berkontraksi secara tidak terkontrol.
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan otak yang terjadi akibat kerusakan saat
kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, toksin, kecelakaan, atau tumor. Dapat
ditangani dengan pemberian obat antipiretik.
Neuritis merupakan iritasi pada neuron. Disebabkan karena kekurangan vitamin,
keracunan, atau pengaruh obat – obatan.
Alzheimer merupakan penyakit yang sering menyerang manusia yang berusia lebih
dari 65 tahun. Menimbulkan berkurangnya daya ingat dan kemampuan untuk
melakukan kegiatan sehari – hari. Penderita dianjurkan untuk mengonsumsi
antioksidan untuk menambah daya ingat.
Stroke kerusakan otak yang terjadi akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh
darah otak.
Parkinson disebabkan karena berkurangnya neurotranslator dopamin pada dasar
ganglion. Gejala penyakit : tangan gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu
hilang sewaktu tidur ), sulit bergerak, kekakuan otot, mata sulit berkedip dan langkah
kaki menjadi kecil dan kaku.
7. Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh
senyawa organik. Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti
homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup
dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga
kelenjar buntu, karena hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung
masuk ke pembuluh darah.
Ciri-Ciri Hormon
Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sedikit. Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah. Mengadakan
interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target. Memiliki pengaruh
mengaktifkan enzim khusus. Dapat memengaruhi beberapa sel target yang
berlainan. Hormon bekerja atas perintah dari saraf. Sistem yang mengatur
kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di daerah hipotalamus,
atau disebut juga kendali saraf endokrin. Karena hormon memengaruhi kerja
organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yaitu timbul akan mudah ditelusuri.
Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.
8. Tujuh Kelenjar Endokrin
1. Kelenjar Hipofis terletak pada dasar
otak besar. Berukuran kecil dan bulat
dengan diameter 1,3 cm.
Mensekresikan berbagai macam
hormon yang mengatur bermacam –
macam kegiatan yang berlangsung
dalam tubuh. Disebut kelenjar
pengendali atau mastergland. Hipofisis
lobus anterior menghasilkan hormone
2. Kelenjar Tiroid terdapat di bawah jakun
di depan trakea. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin dan
triyodotironin. Hormon tiroksin dan
triyodotironin berfungsi untuk
mempengaruhi metabolisme sel tubuh
dan pengaturan suhu tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid erletak di belakang
kelenjar tiroid. Menghasilkan
parathormon yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi ion Ca dan P
dalam cairan ekstraseluler.
9. Gangguan Pada Sistem Hormon
Gigantisme, Kretinisme, Akromegali, Tetani, Diabetes melitus, Adison
4. Kelenjar Adrenal terletak di atas ginjal. Terbagi atas 2
bagian, yaitu korteks dan medula.
5. Kelenjar Kelamin terbagi menjadi ovarium pada
wanita dan testis pada pria.
6. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan
glukagon. Insulin berfungsi untuk menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi glikogen saat kadar glukosa
dalam darah tinggi. Glukagon berfungsi untuk mengubah
glikogen menjadi glukosa saat kadar glukosa dalam
darah rendah.
7. Kelenjar Plasenta Merupakan jaringan yang
menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim.
10. Mata
Telingga
Mata menangkap cahaya. Cahaya difokuskan
menuju retina oleh kornea, dan diatur jumlahnya
oleh pupil. Cahaya ditangkap oleh sel batang (untuk
bayangan) dan sel kerucut (untuk warna) yang
terletak di retina. Impuls dari sel dijalarkan ke
neuron bipolar, lalu ke neuron ganglion. Akson
neuron ganglion akan membentuk saraf otak II, lalu
impuls disampaikan ke pusat saraf
Telingga Luar, daun telinga, berfungsi untuk
membantu mengarahkan suara ke dalam liang
telinga dan akhirnya menuju gendang telinga.
Telingga Tengah Tulang martil, berfungsi untuk
meneruskan getaran suara. Tulang landasan,
berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
Tulang sanggurdi, berfungsi untuk meneruskan
getaran ke koklea. Saluran eustachius, berfungsi
untuk menyeimbangkan tekanan telinga luar
dengan telinga dalam.
Telingga Dalam Labirin osea, merupakan rongga
pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum
berisi cairan perilimfe.
11. Hidung
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang
terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan
processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis
otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
yang disebut papila.Terdapat tiga jenis papila yaitu:
Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang
halus Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk
bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah Papila
fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada
manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di
pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong
dan sel pengecap.
Rongga hidung terbagi atas 2 bagian yakni secara longitudinal
oleh septum hidung secara transversal olehkonka superior,
medialis, daninferior. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk
udara mengalir ke dan dar iparu-paru. Jalan napas ini
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirupkan kedalam paru-paru.
Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau
penciuman bau gas karena reseptor olfaksi terletak dalam
mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia.
12. Kulit
Nyeri, merupakan ujung saraf bebas yang
terletak di seluruh tubuh. Panas dan dingin,
reseptornya berupa ujung saraf. Sentuhan,
reseptornya adalah korpus meissner, diskus
Merkel, dan ujung saraf yang melingkari akar
rambut. Letaknya di dekat permukaan kulit.
Tekanan, reseptornya adalah korpus Paccini,
Ruffini, dan Krause. Letaknya agak dalam pada
kulit. Pada bibir, ujung jari, ujung lidah dan alat
kelamin terdapat banyak reseptor dengan
serabut saraf sensorik, sehingga dapat
membedakan dua titik rangsangan, sedekat
apapun jaraknya. Pada punggung memiliki
sedikit reseptor, sehingga punggung hanya
dapar membedakan dua titik rangsangan jika
jarak antar titik rangsangan lebih besar dari 70
mm.
13. Gangguan Pada Sistem Indra
Mata : Miopi, Hipermetropi, Presbiopi, Buta warna, Katarak, Astigmatis.
Telinga :
Tuli, dapat terjadi karena kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang
menumpuk di saluran telinga luar, peradangan pada telinga tengah atau
kerusakan saraf pendengaran.
Hidung :
Anosmia, disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek,
terdapat tumor atau polip di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat
infeksi. Gangguan pada saraf pembau.
14. Kesimpulan
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja
untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya
untuk menanggapi rangsangan.
Fungsi sistem koordinasi mengatur dan mengendalikan kerja sistem organ
tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai fungsinya.
Komponen sistem koordinasi yaitu:
Reseptor: Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan, yaitu indra.
Konduktor: Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar
rangsangan, yaitu sel-sel saraf (neuron).
Efektor: Bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot.
AUDIO VIDEO