SlideShare a Scribd company logo
1 of 121
OLEH:
1. JAYANTI ERRY P. 22
2. LISTYA PUSPASARI 23
3. NABIHA REYHAN P. 25
4. SISKA ANDRILIANA P. 37
5. SITI FARIDA 38
6. WAHYU ADI SATRIO 40
SISTEM KOORDINASI
(Kelompok 3)
Di dalam tubuh manusia
terdapat sistem koordinasi yang
berfungsi mengatur agar semua
organ dapat bekerja dengan
semestinya.
Sistem koordinasi yang dimiliki
oleh manusia meliputi sistem saraf,
sistem endokrin, dan alat indera
Sistem
Koordinasi
Sistem
Saraf
Hewan Manusia
Sistem
Indera
Hewan Manusia
Sistem
Hormonal
Hewan Manusia
Reaksi terhadap rangsangan melalui
resptor, sistem saraf, dan efektor.
Untuk bereaksi terhadap
rangsangan, tubuh memerlukan 3
komponen yaitu:
• Reseptor
a. Fotoreseptor
b. Fonoreseptor
c. Mekanoreseptor
d. Kemoreseptor
• Sistem saraf
• Efektor
Bagian-bagian
neuron:
• Badan sel
• Dendrit
• Akson
(a) Neuron unipolar, (b) Neuron bipolar, dan (c) Neuron multipolar.
1. Sel saraf sensoris : Membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) (Impuls reseptor  saraf pusat). Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan banyak
kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengah materi abu-abu sistem saraf tulang belakang .
2. Sel saraf penghubung/asosiasi (Neuron konektor): Terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Untuk
menghubungkan atau meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke saraf motoris (Sensorik 
motorik). Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina, mukosa penciuman, telinga dalam & alat
pengecap)
3. Sel saraf motoris atau sel saraf penggerak (Neuron Efferent) : Membawa respon dari pusat saraf ke otot
atau kelenjar (impuls dari saraf pusat  efektor). Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma 
berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki
Berdasarkan tempatnya,
sinaps dibedakan menjadi
3 macam : Sinaps
aksosomatik, Sinaps
aksodendritik, Sinaps
aksoaksonik.
Skema sinaps dan proses
pelepasan neurotransmitter.
Sambungan antara
neuron yang satu
dengan neuron yang
lain
Permukaan luar neuron bermuatan positif dan
bagain dalam bermuatan negatif.
Penghantaran impuls
saraf
Saraf dalam keadaan
polarisasi  Dirangsang
 Depolarisasi  Timbul
aliran listrik  Timbul
impuls saraf  impuls
saraf dibawa dendrit ke
badan sel  menuju
akson  dibawa ke
neuron lain.
Sistem
saraf
Sistem
saraf
pusat
Sistem
saraf
tepi
Otak
Sumsum tulang
belakang
Sistem saraf
sadar
Sistem
saraf
tak
sadar
Saraf
simpatik
Saraf
simpatetik
Sayatan membujur sistem saraf pusat yaitu otak
dan sumsum tulang belakang.
Otak terdiri atas empat bagian: otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), otak tengah (midbrain), dan sumsum penghubung
(medula oblongata)
Otak dilindungi oleh tengkorak yang keras
Selain tengkorak, otak juga dibungkus oleh 3
lapisan (meninges):
Durameter
Piameter
Arachnoid
DURAMATER
ARACHNOID
PIAMATER
OTAK
Otak
Otak besar dan bagian-bagiannya.
Otak besar
Otak belakang
Otak tengah
Otak depan
Daerah asosiasi pada otak besar.
Terbagi menjadi empat bagian :
•Dahi (lobus frontalis), berfungsi untuk mengatur gerakan-gerakan tubuh yang disadari.
•Ubun-ubun (lobus parietalis), berfungsi mengatur kulit dan otot-otot terhadap panas,
dingin, sentuhan, dan tekanan
•Pelipis (lobus temporalis), berfungsi sebagai pusat pendengaran
•Kepala belakang (lobus oksipitalis), berfungsi sebagai pusat penglihatan. Antara otak
bagian tengah dan belakang terdapat pusat perkembangan, kecerdasan, ingatan.
Otak kecil mempunyai dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Antara
kedua belahan dihubungkan oleh jembatan varol. Yang terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan luar
berwarna kelabu, dan lapisan dalam berwarna putih
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi kerja otot ketika
bergerak.
Sayatan melintang sumsum tulang belakang.
Bagian Luar (tepi) medula spinalis
berwarna putih (substansi alba)
dan bagian dalamnya berwarna
abu-abu (substansi grissea).
Medula spinalis merupakan
lanjutan medula oblongata dan
terdapat dalam rongga tulang
belakang. Berfungsi untuk:
1. Menghantarkan impuls dari
dan ke otak
2. Mengendalikan gerak refleks
Substansi kelabu dan substansi putih pada (a)
sumsum tulang belakang dan (b) otak.
Berdasarkan
arah impuls
yang
dibawanya
Sistem saraf
Aferen
Sistem saraf
Eferen
Berdasarkan
asalnya
Sistem
saraf kepala
Sistem saraf
tulang belakang
Sistem saraf tepi yang terdiri dari sistem
saraf kepala dan sistem saraf tulang
belakang.
Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur rangsang dan tanggapan pada
sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel
saraf otonom . Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh sistem saraf sensorik dan motorik sehingga
menjadi perantara impuls antar tubuh dengan sistem saraf pusat.
Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh menuju sistem saraf pusat.
Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak dan 31 pasang saraf spinal. Saraf
kranial keluar dari otak. Umumnya saraf ini terhubung dengan organ atau jaringan di kepala dan
muka.
Sistem saraf tak sadar yang tersusun atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik.
Contoh proses terjadinya
gerak refleks pada lutut.
Gerak biasa
Reseptor  neuron sensorik  pusat saraf  neuron motorik  efektor
Gerak refleks (Gerak tak sadar)
Reseptor  neuron sensorik  neuron konektor  neuron motorik  efektor
Struktur indera pembau.
Bau sel-sel olfaktori 
kemoreseptor  otak besar 
bulbus olfaktorius  sel-sel
rambut organ korti  traktus
olfaktorius.
Indera pengecap
Struktur indera
pengecap: (a) papila pada
lidah, (b) tunas pengecap,
dan (c) struktur tunas
pengecap.
Permukaan atas lidah manusia seperti
beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada
manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada
kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di
lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru,
karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada
penampang lidah kuncup pengecap mengalami
penjuluran yang biasa disebut dengan papila.
Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan
lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.
Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar
pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi
untuk menerima rasa sentuh dari rasa
pengecapan.
Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan
terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar
lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada
yang lain.
Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan
ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
Papila foliata
Papila foliata ini umumnya banyak terletak
pada bagian sisi lidah.
Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam
hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia,
ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap
mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.
Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk
bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor.
Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui
taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan
kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf otak untuk
diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian
diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-
pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory
hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya
kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut.
Rasa Zat kimia + air liur kuncup pengecap 
rambut saraf (Gustatory Hair)  (otak besar) lobus
parietalis
(a) Alat tambahan mata dan
(b) bagian-bagian kelopak
mata.
Aparatus
lakrimalis.
Indera penglihatan (2)
Struktur mata.
RetinaKoroidSklera
Iris
Kornea
Pupil
Lensa
Kanalis
shkelm
Duktus
lakrimalis
Otot rektus lateral
Vitreous chamber
Fovea sentralis
Bintik buta
Pembuluh
darah
Saraf optik
Otot rektus medial
Otot siliaris
Cahaya (Foton) Kornea  Lensa dibelakang pupil 
viterous humour  retina  fotoreseptor (sel batang dan sel
kerucut)  sel saraf optikal  otak besar (lobus oksipitalis).
Mata kiri menghantarkan impuls ke lobus oksipital kanan, dan
mata kanan menghantarkan impuls ke lobus oksipital kiri.
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel
kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan
retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya
suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya
dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut
rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A.
Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan
sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau
yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi
sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat
membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu
macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang
masing-masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.
Kelainan pada mata:
(a) Mata miopi
(b) Mata miopi dibantu
dengan lensa cekung
(c) Mata hipermetropi
(d) Mata hipermetropi
dibantu dengan lensa
cembung.
Indera pendengaran
Pembagian
daerah telinga.
Struktur telinga
bagian dalam.
(a) Struktur koklea dan (b) struktur bagian dalam koklea.
(a)
(b)
B. Telinga tengah
• Membrana Tympani
• Tiga (3) tulang pendengaran
• Incus, Malleus Stapes
• Menghantarkan getaran suara
ke telinga bagian dalam
• Eustachian Tube = Auditory Tube
= Pharyngotympanic Tube
Getaran Suara daun telinga 
membran timpani tiga tulang
pendengaran  koklea  sel-sel
rambut organ korti  sel saraf auditori
 otak besar (lobus temporalis).
Telinga kiri menghantarkan impuls ke
lobus temporal kanan, dan telinga
kanan menghantarkan impuls ke lobus
temporal kiri.
Reseptor sensorik
pada manusia.
a. Reseptor untuk merespon rangsang berupa sentuhan Korpus Meissner
b. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Paccini
c. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Ruffini
d. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Krausse
e. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Ujung saraf tanpa selaput
Kelenjar endokrin pada manusia.
Kelenjar Hipofisis
Hormon yang dihasilkan hipofisis
dan organ targetnya: (a) lobus
anterior dan (b) lobus posterior.
(a)
(b)
Kelenjar tiroid dan
paratiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin dan triyodotironin.
Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon parathormon.
Kelenjar adrenal
 menghasilkan hormon
adrenalin dan noradrenalin
Kontrol homeostatik
pada metabolisme
glukosa oleh hormon
insulin dan glukagon.
Kelenjar pankreas  menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Ovarium
Hormon pada ovarium.
Testis
Hormon pada testis.
Plasenta
Menghasilkan hormon
gonadotropin korion, estrogen,
progesteron, dan somatotropin.
No Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon
1 Aksi Bersifat cepat/segera Bersifat lambat
2 Pengaturan Melalui serabut saraf Melalui pembuluh darah
3 Sekresi
Jangka pendek, misalnya
denyut jantung dan
kontradiksi otot
neurotransmitter
Jangka panjang, misalnya
pertumbuhan dan
perkembangan hormon
4 Komunikasi
Komunikasi melalui sistem
sirkulasi
Komunikasi antar neuron
melalui sinapsi.
HUBUNGAN SARAF DAN HORMON
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur
kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah
hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme,
reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam
tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian
tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya
atau pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke (Cerebrovascular
accident ( CVA ) atau Cerebral
apoplexy )
Penyebab Penyakit Stroke
1. Faktor risiko medis
 Hipertensi
 KolesteroL
 Arteriosklerosis
 Penyakit jantung
 Diabetes
 Riwayat stroke dalam keluarga
2. Faktor risiko perilaku
 Gaya hidup tidak sehat
 Pola makan yang tidak sehat
 Obesitas
 Kebiasaan merokok
 Mengkonsumsi alkohol
57
Penurunan kesehatan jaringan otak
sehingga menyebabkan menurunnya daya
ingat dan kemampuan mental
Sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada
saat yang hampir bersaaan, sehingga otak
tampak mengkerut dan mengecil
Biasanya diderita oleh manula
Gejala :
 Gangguan pada mempri yang
mengakibatkan terganggunya keterampilan
dalam suatu pekerjaan
 Kesulitan membaca dan komunikasi
 Disorientasi pada banyak hal
 Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari
 Kesulitan berfikir abstrak
 Perubahan mood yang mendadak
 Perubahan kepribadian
 Sulit mengambil keputusan
Obat untuk pasien :
1. Donepezil Rivastigmine
(untuk stadium ringan dan
sedang)
2. Mematine (untuk stadium
sedang dan berat)
Pencegahan :
 Meningkatkan daya ingat
 Kurangi makanan berlemak
 Makan makanan yang bayak
antioksidan
 Kurangi gula
 Jaga kebersihan gigi
 Olahraga teratur
58
Gejala :
• Tremor makin parah dan menyebar
• Otot terasa kaku dan tidak fleksibel
• Pergerakan menjadi lambat
• Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi
tubuh
Degenerasi sel saraf secara bertahap pada
otak bagian tengah (yang berfungsi
sebagai pengatur gerak pada tubuh)
Faktor pemicu :
• Genetis
• Lingkungan
• Aktifitas
Pengobatan :
• Fisioterapi
• Obat-obatan
• Operasi
Penyakit perkembangan
syaraf yang terjadi sejak
lahir maupun balita.
Autisme adalah keadaan
yang menyebabkan
seorang penderitanya
memiliki dunianya
sendiri
59
Pemicu :
• Genetis
• Lingkungan
Gejala :
 Gangguan perkembangan bahasa yang
lambat
 Tidak suka bermain selayaknya anak usianya
 Tidak suka dipegang/dipeluk
 Sukar berkomunikasi
 Hiperaktif/hipoaktif
 Suka menyendiri dan kurang bisa
bermasyarakat
 Sukar menunjukkan kasih sayang
Pengobatan :
• Terapi
• Obat-obat yang digunakan untuk
mengurangi impulsif dan hiperaktif
• Pendekatan
Kondisi dimana seseorang kehilangan
ingatan seperti informasi, pengalaman,
kenyataan dll
Dibagi menjadi dua :
1. Anterograne amnesia
2. Retrogane amnesia
Amnestic syndrome disebabkan oleh
cedera otak/kerusakan yang belum
diketahui sebagai neurogical/organic
amnesia
60
Penyebab neurogical amnesia :
• Stroke
• Kurang oksigen pada otak
• Tumor pada area otak
• Alzheimer
Risiko terserang amnesia :
• Operasi pada otak
• Cedera kepala
• Trauma
• Stroke
• Penyalahgunaan alkohol
• Kejang
Pencegahan :
• Hindari meminum alkohol
• Memakai helm saat berkendara
• Pengobatan infeksi dengan cepat agar tidak
menyebar ke otak
• Segera berobat jika memiliki gejala stroke, atau
aneurysm (seperti : sakit kepala parah, dan mati
rasa pada satu sisi
Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan di sekitar jaringan
otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia.
Tumor otak dinamai menurut jaringan otak yang terkena, antara lain:
1. Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan mendukung neuron atau sel-sel
saraf otak. Glioma adalah yang paling umum, meliputi 50% tumor otak primer.
2. Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.
3. Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi ventrikel otak dan kanal tulang
belakang.
4. Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii, dan otak tengah,
bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak.
5. Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya, terutama di
cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma adalah tumor ganas yang paling sering
terjadi pada anak.
6. Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma
biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi.
7. Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang menyampaikan
indera pendengaran dan keseimbangan paling sering terpengaruh. Neurinoma tidak membentuk
metastasis.
8. Limfoma: pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan tubuh). Ini adalah tumor
ganas, yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan AIDS dan
pasien imunosupresi.
9. Adenoma hipofisis: pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah jenis tumor otak yang jinak.
Sistem saraf
Ikan.
Sistem saraf
Burung.
Sistem saraf
Katak.
Pada cacing pipih, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing pipih
Pada cacing tanah, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing tanah
Pada serangga, sistem saraf berupa
sistem saraf tangga tali.
Sistem Indera Vertebrata
Ikan memiliki indera gurat sisi,
mata, alat pendengaran, dan
alat pembau.
Indera ikan
Reptil memiliki indera pembau
yang tajam, namun penglihatannya
kurang berkembang.
Indera reptil
Indera amfibi
Gurat sisi pada ikan.
Katak memiliki kelopak mata
dan selaput tidur yang
melindungi mata.
Burung memiliki indera
penglihatan dan keseimbangan
yang berkembang baik.
Indera burung
Burung memiliki
indera
penglihatan yang
sangat baik
untuk melihat
mangsa.
Sistem Indera Invertebrata
Cacing pipih memiliki sepasang
bintik mata pada bagian
anterior tubuhnya.
Indera cacing pipih
Indera cacing tanah berada
di permukaan tubuhnya.
Indera cacing tanah
Serangga memiliki indera
penglihatan.
Indera serangga
Mata majemuk
pada serangga.
Protozoa pada umumnya tidak
memiliki indera. Meskipun
demikian protozoa peka terhadap
rangsangan, yaitu terhadap
rangsang yang lembut akan
..mendekat dan terhadap rangsang
yang kuat akan menjauh Euglena
salah satu jenis protozoa memiliki
bintik mata yang dapat menerima
rangsang cahaya
Moluska memiliki dua
pasang tentakel yaitu
sepasang tentakel panjang
yang diujungnya terdapat
sepasang mata sebagai
indera penglihat dan
sepasang tentakel pendek
yang berfungsi sebagai
indera peraba.
Cacing tanah memiliki dua
macam indera yang
berkembang dengan baik yaitu
(1) indera penerima rangsang
cahaya yang terdapat di lapisan
kulit bagian dorsal, dan banyak
terkumpul di daerah ujung
tubuh terutama di ujung
anterior (2) sel-sel sensori yang
peka terhadap rangsang
sentuhan . Pada Planaria
mempunyai bintik mata yang
fungsinya tidak untuk melihat
tetapi peka terhadap rangsang
cahaya.
Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan
baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba
dan pencium.Dan mata Mata belalang terdiri dari tunggal yang
peka terhadap rangsang cahaya dan dua pasang mata majemuk
yang tersusun atas ribuan omatidium. Hanya cahaya yang tegak
lurus yang dapat diterimanya. Omatidium dapat mendeteksi
bentuk dan bayangan.
Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya.
Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi
dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari
bagian dalam saja yang berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. Indera
pembau ikan hiu sangat tajam. Untuk mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang
terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup insang sampai ke ekor. mekanisme
kerjanya adalah
1. Tekanan air
2. Pori-pori gurat sisi
3. Cairan gurat sisi
4. Saraf
5. otak
Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya.
Mata katak tidak dapat .berakomodasi. Mata katak memiliki membrana
niktitan atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah.
Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan bola mata. Alat
pendegaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam .
Getaran suara pertama kali diterima oleh .gendang suara yang diteruskan ke
tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf
pendengaran.
Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera
pembaunya yang disebut organ Jacobson yang terletak di
langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi membawa
zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan cara
difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang
di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra
merah. Organa pit berfungsi menerima pancaran panas
tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat
menentukan lokasi mangsanya.
Indera burung yang berkembang dengan baik
adalah indera penglihatannya. Susunan mata
burung serupa dengan susunan mata mamalia.
Pada retinanya terdapat dua macam sel
inderapenerima rangsang, yaitusel kerucut yang
peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan
sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya
yang lemah. Burung hantu memiliki .sel batang
lebih banyak daripada sel kerucut
Anjing dapat mendengar
bunyi infrasonik yang
getarannya kurang dari
20Hz. Kalelawar dapat
menimbulkan dan menerima
getaran infrasonik
Hormon Invertebrata
Invertebrata misalnya serangga
menghasilkan hormon otak,
hormon ekdison, dan hormon
juvenil.
Pergantian kulit pada
serangga yang dipengaruhi
oleh hormon.
Hormon Vertebrata
Umumnya hormon yang
dihasilkan vertebrata hampir
sama dengan hormon yang
dihasilkan manusia.
Hormon
 berfungsi dalam mengatur
homeostasis, metabolisme,
reproduksi, dan tingkah laku.
Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi
sistem saraf dan jantung.
NAPZA
• Golongan sedatif
• Golongan stimulan
• Golongan halusinogen
• Golongan penahan rasa nyeri
Merupakan akronim dari
narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif
Napza adalah bahan atau zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
atau psikolog seseorang (pikiran,
perasaan, dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikolog. Yang termasuk dalam napza
adalah Narkotik, Psikotropika, dan zat
adiktif lainnya .
Dampak positif dari napza dalam bidang kedokteran yaitu
digunakan sebagai obat bius dan antiseptik . Dampak negatif
dari napza yaitu dapat merusak tubuh secara perlahan dan
mengakibatkan ketergantungan yang dapat menyebabkan
kematian.
Pengguna NAPZA dibagi pada 4 kategori :
1. Coba-coba
- Karena rasa ingin tau
- Ingin diakui oleh lingkungan.
2. Sosial/Rekreasi
- Untuk bersenang-senang
- Santai
- Biasanya ketika rekreasi
- Dilakukan secara berkelompok
3. Situasional (pada situasi tertentu)
- Saat tegang
- Sedih
4. Kecanduan/ketergantungan
- Tidak bisa tidak
- Hanya berfikir untuk terus pakai
- Rela melakukan apa saja untuk pakai
1. Internal (dari dalam)
• Perasaan yang buruk atau terlalu
senang
• Tegang
• Gugup
• Dorongan perasaan yang kuat
2. External (dari luar)
• Dorongan sosial
• Suasana
• Benda
• Tempat
NAPZA
(MENURUT JENIS)
NARKOTIKA
GOLONGAN I
GOLONGAN III
GOLONGAN III
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN I
GOLONGAN II
GOLONGAN III
GOLONGAN IV
ZAT ADIKTIF
ALKOHOL
INHALASI
NARKOTIKA
NAPZA
(MENURUT EFEK)
DEPRESAN
(DOWNER)
SIFATNYA MENEKAN KERJA
SARAF PUSAT
MENGURANGI AKTIFITAS
FUNGSIONAL TUBUH
MEMBUAT PEMAKAI
TIDUR/TIDAK SADARKAN
DIRI
CONTOH :OBAT TIDUR,
OBAT PENENANG, MORFIN,
KODEIN DLL
STIMULAN
(UPPER)
SIFATNYA MERANGSANG
KERJA SARAF PUSAT
MERANGSANG FUNGSI
TUBUH DAN
MENINGKATKAN
KEGAIRAHAN KERJA
MEMBUAT PEMAKAINYA
SEGAR, AKTIF, DAN
BERSEMANGAT
CONTOH : AMPHETAMIN
(SHABU-SHABU, EKSTASI),
KOKAIN DLL
HALUSINOGEN
SIFATNYA MENIMBULKAN
HALUSINASI
MERUBAH
PERASAAN,PIKIRAN, DAN
SERINGKALI MENCIPTAKAN
PRESEPSI YANG BERBEDA
MEMBUAT TERGANGGUNYA
PERASAAN OLEH SI
PEMAKAINYA
CONTOH : GANJA
Menurut UU RI No 22 / 1997,
Narkotika adalah: zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan
ketergantungan.
Narkotika Yang Berasal Dari Tanaman
Ganja Kokain
Narkotika yang berasal dari sintetis
Amphetamin Metadon
Narkotika yang berasal dari semi sintetis
Kodein Heroin
Golongan narkotika berdasarkan bahan pembuatannya :
1. Narkotika Alami
Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi
dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana.
Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung
karena terlalu beresiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.
2. Narkotika Sintetis
Narkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian
sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon,
dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.
Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sebagai berikut :
a. Depresan
b. Stimulan
c. Halusinogen
3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetis
yaitu zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin,
morfin, kodein, dan lain-lain.
Golongan narkotika berdasarkan jenisnya :
Golongan II
• Untuk pengobatan
pilihan terakhir
• Untuk pengembangan
ilmu pengetahuan
• Potensi ketergantungan
sangat tinggi
• Contoh : fentanil,
petidin, morfin
Golongan I
• Hanya digunakan untuk
kepentingan
pengembangan ilmu
pengetahuan
• Tidak digunakan dalam
terapi
• Potensi ketergantungan
sangat tinggi
• Contoh : Heroin (putauw),
kokain, ganja
Golongan III
• Digunakan dalam
terapi
• Potensi
ketergantungan
ringan
• Contoh : kodein,
difenoksilat
Beberapa contoh Narkotika Golongan I
Tanaman Papaver Somniferum L dan semua
bagian-bagiannya termasuk buahdan jeraminya,
kecuali bijinya
Opium mentah, yaitu getah yang membeku
sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver
Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan
sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan
tanpa memperhatikan kadar morfinnya.
Opium masak terdiri dari :
• Candu, hasil yang diperoleh dari opium
mentah melalui suatu rentetan pengolahan
khususnya dengan pelarutan, pemanasan
dan peragian dengan atau tanpa
penambahan bahan-bahan lain, dengan
maksud mengubahnya menjadi suatu
ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
• Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap,
tanpa memperhatikan apakah candu itu
dicampur dengan daun atau bahan lain.
• Jicingko, hasil yang diperoleh dari
pengolahan jicing.
OPIUM
Efek samping penggunaan ini, yaitu; mual dan
muntah, kebingungan, pernafasan lambat,
sembelit, penglihatan ganda atau kabur, pupil
mengecil, pusing, pingsan, rasa mengambang,
otot kaku, ruam, gatal dan bintik merah pada
kulit
KOKAIN
Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan
atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus
Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang
menghasilkan kokain secara langsung atau melalui
perubahan kimia.
Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari
daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk
mendapatkan kokaina.
Kokain, bentuknya berupa bubuk
berwarna putih. Amfetamin berbentuk kapsul atau
tablet, contohnya ekstasi. Metafetamin biasanya
berupa tepung atau gumpalan Kristal berwarna
putih kekuningan, tidak berbau dan rasanya pahit,
contoh zat; Sabu-sabu.
Kokain digunakan dengan cara disedot
melalui hidung, dihisap, disuntikan. Efek kokain yang
digunakan dengan cara disedot atau dihirup dapat
berlangsung 15 – 30 menit, tapi jika dihisap dengan
rokok hanya berlangsung 5 – 10 menit. Untuk
mempertahakan rasa mabuk, seseorang harus
menambah dosisnya, inilah yang menyebabkan
penyalahgunaan berlebihan, menggunakan berulang
kali dalam tempo relatif singkat dan dengan dosis
yang semakin meningkat.
Efek samping:
• Keletihan (fatigue)
• Insomnia atau hipersomnia
• Agitasi psikomotor
• Ide-ide bunuh diri dan paranoid
• Mudah tersinggung atau iritabel
Perasaan depresif -
Tanaman ganja, semua tanaman
genus genus cannabis dan semua
bagian dari tanaman termasuk
biji, buah, jerami, hasil olahan
tanaman ganja atau bagian
tanaman ganja termasuk damar
ganja dan hasis.
GANJA
Beberapa contoh Narkotika Golongan II
MORFIN
Gejala putus obat karena morfin
berupa kegelisahan, tubuh berkeringat,
nyeri otot, dan mual. Untuk
mengatasinya dokter akan mengurangi
dosis secara bertahap hingga pasien
benar-benar lepas dari morfin
Jenis obat : Analgesik opium/narkotik
Golongan : Obat resep
Manfaat :Meredakan rasa sakit yang
parah
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk obat Tablet, kapsul, cairan yang
diminum, dan suntik
Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga
tubuh tidak merasakan rasa sakit.
Efek samping :
• Mengantuk
• Pusing atau sakit kepala
• Mual
• Sembelit
• Sulit buang air kecil
• Gangguan tidur
• Mulut terasa kering
• Tubuh berkeringat
Benzilmorfina :
3-benzilmorfina
dll
Alfasetilmetadol :
Alfa-3-asetoksi-6-
dimetil amino-4,4-
difenilheptana
Alfameprodina : Alfa-3-
etil-1-metil-4-fenil-4-
propionoksipiperidina
Alfametadol : alfa-6-
dimetilamino-4,4-
difenil-3-heptanol
Alfaprodina : alfa-l, 3-
dimetil-4-fenil-4-
propionoksipiperidina
Alfentanil : N-[1-[2-(4-etil-4,5-
dihidro-5-okso-l H-tetrazol-1-
il)etil]-4-(metoksimetil)-4-pipe
ridinil]-Nfenilpropanamida
Allilprodina : 3-allil-1-
metil-4-fenil-4-
propionoksipiperidina
Anileridina : Asam 1-
para-aminofenetil-4-
fenilpiperidina)-4-
karboksilat etil ester
Asetilmetadol : 3-
asetoksi-6-
dimetilamino-4, 4-
difenilheptana
Benzetidin : asam 1-
(2-benziloksietil)-4-
fenilpiperidina-4-
karboksilat etil ester
Beberapa contoh Narkotika Golongan III
Kodein adalah sejenis obat golongan opiat
yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan
irritable bowel syndrome.
Pengubahan kodein menjadi morfin
berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim
sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim
CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi
norkodeina.
KODEIN
Efek samping yang umumnya terjadi akibat
menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan
senang/bahagia), gatal-gatal, mual, muntah,
mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi
ortostatik, penahanan urin, depresi, dan
sembelit
• Asetildihidrokodeina
• Dekstropropoksifena : α-(+)-4-
dimetilamino-1,2-difenil-3-
metil-2-butanol propionat
• Dihidrokodeina
• Etilmorfina : 3-etil morfina
• Kodeina : 3-metil morfina
• Nikodikodina : 6-
nikotinildihidrokodeina
• Nikokodina : 6-nikotinilkodeina
• Norkodeina : N-demetilkodeina
• Polkodina : Morfoliniletilmorfina
Jenis -Jenisnya
• Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-
N-2-piridilpropionamida
• Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-[(S)-1-
hidroksi-1,2,2-trimetilpropil]-6,14-endo-
entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina
• Garam-garam dari Narkotika dalam
golongan tersebut diatas
• Campuran atau sediaan difenoksin
dengan bahan lain bukan narkotika
• Gampuran atau sediaan difenoksilat
dengan bahan lain bukan narkotika
Beberapa Jenis
Narkotika dan
Efek
Penggunaannya
GANJA
HEROIN
PSIKOTROPIKA
Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau
sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku.
Berdasarkan Tujuan Penggunaan Dan
Tingkat Resiko Ketergantungan
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN I :
Tujuan iptek 
potensi kuat
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN II :
Tujuan iptek & untuk
terapi  potensi kuat
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN III :
Obat, terapi dan
Tujuan iptek 
potensi sedang
dalam
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN IV :
Obat, terapi dan
Tujuan iptek 
potensi ringan
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan :
Golongan I
• Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan
• Tidak digunakan dalam terapi
• Potensi sindrom ketergantungan amat kuat
• Contoh : LSD, MDMA/ekstasi
Golongan II
• Untuk pengobatan
• Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan kuat
• Contoh : metamfetamin (shabu),
sekobarbital
Golongan III
• Untuk pengobatan atau terapi
• Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan
sedang
• Contoh : amobarbital, pentazosine
Golongan IV
• Untuk pengobatan atau terapi
• Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan
ringan
• Contoh : diazepam, halozepam,
triazolam, klordiazepoksida
Contoh Psikotropika :
LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
• Menimbulkan Halusinasi  untuk orang
gangguan jiwa dan sakit ingatan
• Cara kerja : membuat otot-otot yang tegang
menjadi rileks
Contoh Psikotropika :
Amfetamin :
• Hasil sintesisnya berupa ekstasi dan sabu
• Gejala : siaga, percaya diri, gembira
berlebihan, banyak bicara, tidak mudah lelah,
tidak nafsu makan, berdebar-debar, tensi
menurun, napas cepat
• OD : jantung berdebar, panik, mengamuk,
paranoid, tensi naik, kejang, pendarahan otak,
suhu badan naik, kerusakan ujung syaraf otak
 kematian
Beberapa Jenis
Psikotropika dan
Efek
Penggunaannya Ekstasy
Obat
Penenang
METHAMPHETAMINE
Beberapa Jenis
Psikotropika dan
Efek
Penggunaannya
ZAT ADIKTIF
NARKOTIKA ALKOHOL
OBAT
PENENANG
Obat atau zat yang
berasal dari tanaman
Obat dalam dunia
kedokteran yang
dipakai dalam dosis
kecil untuk membuat
tenang dan tertidur
Zat yg diperoleh
melalui fermentasi
(peragian) bahan
tertentu
ZAT ADIKTIF :
Zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan
psikologis yang panjang.
NARKOTIKA GANJA
OPIUM
KOKAIN
NIKOTIN
Cannabis sativa
MARIYUANA
Daun, bunga,
biji, ranting
Getah buah :
Papaver sommiverum
(Candu, morfin, putaw,
heroin, kodein)
Daun :
Erythroxylum coca
Koka
Nicotiana sp
Tembakau
GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN
Dipakai dalam
bentuk :
Lintingan rokok
Gejala pemakaian :
gembira,
tertawa tanpa
sebab, santai,
lemah, bicara
sendiri
mengantuk,
menguap, susah
tidur,
pengendalian
diri kurang.
Dipakai dalam
bentuk :
Dihisap
Gejala pemakaian :
gembira,
tertawa
berlebihan,
bicara sendiri
,cenderung
berbuat
kerusuhan,
mual, susah bab,
pupil mengecil,
nafas berat
Dipakai dalam
bentuk :
Serbuk
Gejala pemakaian :
suka bicara,
gembira
berlebihan dan
gaduh, gelisah,
detak jantung
meningkat,
demam, nyeri
perut, mual dan
muntah.
Dipakai dalam
bentuk :
Irisan tembakau
dalam rokok
Gejala pemakaian :
gelisah,
mengamuk,
mengantuk,
malas, daya pikir
menurun, bicara
dan tindakan
lambat.
GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN
Gejala putus
pemakaian : sukar
tidur, hiperaktif,
hilang nafsu
makan
Gejala OD
pemakaian :
Ketakutan, daya
pikir turun, denyut
nadi tak teratur,
dan gangguan jiwa
Gejala putus
pemakaian : sering
menguap, kepala
berat, mata basah,
hidung berair, hilang
nafsu makan, lekas
lelah, menggigil, dan
kejang
Gejala OD
pemakaian :
Tertawa tak wajar,
kulit lembab, napas
pendek, dan
tersengal
Gejala putus
pemakaian :
Gelisah, sukar tidur,
gemetar, muntah,
berkeringat, denyut
nadi cepat
Gejala OD pemakaian :
Gelisah, pengendalian
diri turun, mengguman
tak jelas, sempoyongan,
suka bertengkat, turun
kesadaran, pingsan
Gejala putus
pemakaian :
Pusing, sulit
bepikir
• Diperoleh dari proses peragian / fermentasi sejumlah bahan.
• Bahan yang bisa menghasilkan alkohol : beras ketan, singkong, perasan anggur
• Fungsi utama : mensterilkan alat-alat kedokteran
1. A  Etanol 1 - 5 %
2. B  Etanol 5 - 20 %
3. C  Etanol 20 - 50 %
• Gembira
• Pengendalian diri turun (keseimbangan tubuh)
• Muka kemerahan
Gejala Putus Alkohol :
• Gemetar
• Muntah
• Kejang-kejang
• Susah tidur
• Gangguan jiwa
ALKOHOL
TINNER,BENSIN,
LEM DLL
JAMUR KOTORAN
KERBAU DAN SAPI
SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

More Related Content

What's hot

konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekasFitriyana Migumi
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaf' yagami
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAZona Bebas
 
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh Hewan
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh HewanPresentasi Struktur dan Organisasi Tubuh Hewan
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh HewanAgustin Dian Kartikasari
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darahsicua050896
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaRinda Hendrika
 
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XI
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XIContoh Soal ulangan harian sel kelas XI
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XIErwan Pradipta
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Salma Maulida
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...Feri Chandra
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesisNisa 'Icha' El
 
Jaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewanJaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewanghea ayups
 
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABAN
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABANCONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABAN
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABANalmansyahnis .
 
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatRpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatSelly Noviyanty Yunus
 

What's hot (20)

konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekaskonsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
konsep pipa organa terbuka pada alat musik botol bekas
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnatha
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
 
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh Hewan
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh HewanPresentasi Struktur dan Organisasi Tubuh Hewan
Presentasi Struktur dan Organisasi Tubuh Hewan
 
Power point peredaran darah
Power point peredaran darahPower point peredaran darah
Power point peredaran darah
 
Jaringan otot
Jaringan ototJaringan otot
Jaringan otot
 
Sistem Saraf
Sistem SarafSistem Saraf
Sistem Saraf
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusiaSistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi pada manusia
 
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XI
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XIContoh Soal ulangan harian sel kelas XI
Contoh Soal ulangan harian sel kelas XI
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Persendian
PersendianPersendian
Persendian
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
 
Jaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewanJaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewan
 
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABAN
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABANCONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABAN
CONTOH SOAL PENCERNAAN DAN JAWABAN
 
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatRpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
 
Lks sistem gerak manusia
Lks sistem gerak manusiaLks sistem gerak manusia
Lks sistem gerak manusia
 

Viewers also liked

Materi ii_sistem_koordinasi
 Materi ii_sistem_koordinasi Materi ii_sistem_koordinasi
Materi ii_sistem_koordinasiAfrizal Muhammad
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewanfestiokayasari
 
Bab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiBab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiKevin Simbolon
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaRio Armando
 
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)ayu larissa
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Manik Puush
 
Sel saraf
Sel sarafSel saraf
Sel sarafnurizki
 
IPA Gerak Pada Tumbuhan
IPA Gerak Pada Tumbuhan IPA Gerak Pada Tumbuhan
IPA Gerak Pada Tumbuhan alissa nikma
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf BPG
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresiindah nb
 
Memahami cara tumbuhan membuat makanan
Memahami cara tumbuhan membuat makananMemahami cara tumbuhan membuat makanan
Memahami cara tumbuhan membuat makananPuguh Sudarminto
 
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013nurfa .
 
Sistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanSistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanRetno Suhabibi
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasiEn Jamilah
 
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahan
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahanPengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahan
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahanMustika K
 

Viewers also liked (20)

PPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem KoordinasiPPT Sistem Koordinasi
PPT Sistem Koordinasi
 
sistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusiasistem koordinasi manusia
sistem koordinasi manusia
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
Materi ii_sistem_koordinasi
 Materi ii_sistem_koordinasi Materi ii_sistem_koordinasi
Materi ii_sistem_koordinasi
 
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewanSistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
 
Bab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasiBab 9 sistem koordinasi
Bab 9 sistem koordinasi
 
Bab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusiaBab 8 sistem regulasi manusia
Bab 8 sistem regulasi manusia
 
Neuron
NeuronNeuron
Neuron
 
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)
Jaringan hewan vertebrata (jaringan pengikat)
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
 
Sel saraf
Sel sarafSel saraf
Sel saraf
 
IPA Gerak Pada Tumbuhan
IPA Gerak Pada Tumbuhan IPA Gerak Pada Tumbuhan
IPA Gerak Pada Tumbuhan
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Memahami cara tumbuhan membuat makanan
Memahami cara tumbuhan membuat makananMemahami cara tumbuhan membuat makanan
Memahami cara tumbuhan membuat makanan
 
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
Sistem koordinasi 1 saraf ssp_sma_2013
 
Sistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanSistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewan
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
 
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahan
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahanPengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahan
Pengelolaan lab ipa 1 2 - laboratorium dan pengadaan bahan
 

Similar to SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

sistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiasistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiaeka noviana
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaMarwah Nur Azizah
 
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusia
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusiaSistem koordinasi dan alat indra pada manusia
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusiaNining Mtsnkra
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiashafhandustur
 
Sri manikati 4401411026 saraf
Sri manikati 4401411026 sarafSri manikati 4401411026 saraf
Sri manikati 4401411026 sarafManik Puush
 
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxBIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxLayyouchuangHesty
 
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxBIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxLayyouchuangHesty
 
Susunan sistem saraf
Susunan sistem sarafSusunan sistem saraf
Susunan sistem sarafsilvana dwi
 
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013wilsayohanaa
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaMedia 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaIsmail Hamim
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Kurnia Wati
 
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...kurkurr
 

Similar to SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN (20)

Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
sistem regulasi manusia
sistem regulasi manusiasistem regulasi manusia
sistem regulasi manusia
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
 
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusia
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusiaSistem koordinasi dan alat indra pada manusia
Sistem koordinasi dan alat indra pada manusia
 
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaSistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Sri manikati 4401411026 saraf
Sri manikati 4401411026 sarafSri manikati 4401411026 saraf
Sri manikati 4401411026 saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxBIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
 
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptxBIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
BIOLOGI_Sistem_Koordinasi_dan_Alat_Indra.pptx
 
Sistem Koordinasi dan Indra Manusia
Sistem Koordinasi dan Indra ManusiaSistem Koordinasi dan Indra Manusia
Sistem Koordinasi dan Indra Manusia
 
Susunan sistem saraf
Susunan sistem sarafSusunan sistem saraf
Susunan sistem saraf
 
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013
Sistem regulasi kelas XI kurikulum 2013
 
Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusiaMedia 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
Media 7.d.3 sistem koordinasi-dan-indra-pada-manusia
 
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
Bab3sistemsaraf 111123222627-phpapp02
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...
Sistem saraf manusia dan mamalia lain terbagi menjadi sistem saraf pusat dan ...
 
Laspiyarni
LaspiyarniLaspiyarni
Laspiyarni
 

More from Siti Farida

Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSiti Farida
 
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Siti Farida
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MouseSiti Farida
 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSiti Farida
 
Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Siti Farida
 
demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects Siti Farida
 
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSix Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSiti Farida
 
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017  dfss supply chain by idovSiti farida 02411740000017  dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idovSiti Farida
 
VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER Siti Farida
 
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Siti Farida
 
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Siti Farida
 
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Siti Farida
 
Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Siti Farida
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Siti Farida
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Siti Farida
 
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURPERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURSiti Farida
 
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Siti Farida
 
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Siti Farida
 
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Siti Farida
 
Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Siti Farida
 

More from Siti Farida (20)

Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
 
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
Perancangan dan Pengembangan Produk : "Tas Rhinox"
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
 
Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR Review Jurnal RnR
Review Jurnal RnR
 
demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects demand management impact on lean six sigma projects
demand management impact on lean six sigma projects
 
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputsSix Sigma DMADV -step-tools-outputs
Six Sigma DMADV -step-tools-outputs
 
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017  dfss supply chain by idovSiti farida 02411740000017  dfss supply chain by idov
Siti farida 02411740000017 dfss supply chain by idov
 
VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER VOICE OF CUSTOMER
VOICE OF CUSTOMER
 
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
Argumentative paper : Implementation Sustainable Managemeny in Wonorejo Mangr...
 
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
Implementation sustainable management in wonorejo mangrove forest (2)
 
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
Pengolahan dan Destilasi Minyak Bumi Serta Pengolahan Minyak Pelumas Bekas ya...
 
Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report Investment Casting A3 Report
Investment Casting A3 Report
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (Makalah)
 
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
Artikel Ilmiah Populer - Waspadai Maraknya Hoax di Media Sosial (PPT)
 
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMURPERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
PERKEMBANGAN SEKTOR KONTRUKSI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR
 
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
Analisis Kuantitas dan Harga Keseimbangan Gorengan di Surabaya dengan Menggun...
 
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
Cerpen "Aku Bangga Menjadi Anak Surabaya"
 
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
Studi korelasi tingkat keteladanan orang tua terhadap santun berbahasa remaja...
 
Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)Contoh Business Model Canvas (BMC)
Contoh Business Model Canvas (BMC)
 

Recently uploaded

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 

Recently uploaded (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

  • 1. OLEH: 1. JAYANTI ERRY P. 22 2. LISTYA PUSPASARI 23 3. NABIHA REYHAN P. 25 4. SISKA ANDRILIANA P. 37 5. SITI FARIDA 38 6. WAHYU ADI SATRIO 40 SISTEM KOORDINASI (Kelompok 3)
  • 2. Di dalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang berfungsi mengatur agar semua organ dapat bekerja dengan semestinya. Sistem koordinasi yang dimiliki oleh manusia meliputi sistem saraf, sistem endokrin, dan alat indera
  • 4.
  • 5. Reaksi terhadap rangsangan melalui resptor, sistem saraf, dan efektor. Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu: • Reseptor a. Fotoreseptor b. Fonoreseptor c. Mekanoreseptor d. Kemoreseptor • Sistem saraf • Efektor
  • 7. (a) Neuron unipolar, (b) Neuron bipolar, dan (c) Neuron multipolar.
  • 8.
  • 9. 1. Sel saraf sensoris : Membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) (Impuls reseptor  saraf pusat). Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan banyak kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengah materi abu-abu sistem saraf tulang belakang . 2. Sel saraf penghubung/asosiasi (Neuron konektor): Terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Untuk menghubungkan atau meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke saraf motoris (Sensorik  motorik). Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina, mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap) 3. Sel saraf motoris atau sel saraf penggerak (Neuron Efferent) : Membawa respon dari pusat saraf ke otot atau kelenjar (impuls dari saraf pusat  efektor). Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma  berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki
  • 10. Berdasarkan tempatnya, sinaps dibedakan menjadi 3 macam : Sinaps aksosomatik, Sinaps aksodendritik, Sinaps aksoaksonik. Skema sinaps dan proses pelepasan neurotransmitter. Sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain
  • 11. Permukaan luar neuron bermuatan positif dan bagain dalam bermuatan negatif. Penghantaran impuls saraf Saraf dalam keadaan polarisasi  Dirangsang  Depolarisasi  Timbul aliran listrik  Timbul impuls saraf  impuls saraf dibawa dendrit ke badan sel  menuju akson  dibawa ke neuron lain.
  • 13. Sayatan membujur sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
  • 14. Otak terdiri atas empat bagian: otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), otak tengah (midbrain), dan sumsum penghubung (medula oblongata) Otak dilindungi oleh tengkorak yang keras Selain tengkorak, otak juga dibungkus oleh 3 lapisan (meninges): Durameter Piameter Arachnoid DURAMATER ARACHNOID PIAMATER OTAK
  • 15. Otak Otak besar dan bagian-bagiannya. Otak besar Otak belakang Otak tengah Otak depan Daerah asosiasi pada otak besar.
  • 16. Terbagi menjadi empat bagian : •Dahi (lobus frontalis), berfungsi untuk mengatur gerakan-gerakan tubuh yang disadari. •Ubun-ubun (lobus parietalis), berfungsi mengatur kulit dan otot-otot terhadap panas, dingin, sentuhan, dan tekanan •Pelipis (lobus temporalis), berfungsi sebagai pusat pendengaran •Kepala belakang (lobus oksipitalis), berfungsi sebagai pusat penglihatan. Antara otak bagian tengah dan belakang terdapat pusat perkembangan, kecerdasan, ingatan.
  • 17. Otak kecil mempunyai dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Antara kedua belahan dihubungkan oleh jembatan varol. Yang terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan luar berwarna kelabu, dan lapisan dalam berwarna putih Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi kerja otot ketika bergerak.
  • 18. Sayatan melintang sumsum tulang belakang. Bagian Luar (tepi) medula spinalis berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalamnya berwarna abu-abu (substansi grissea). Medula spinalis merupakan lanjutan medula oblongata dan terdapat dalam rongga tulang belakang. Berfungsi untuk: 1. Menghantarkan impuls dari dan ke otak 2. Mengendalikan gerak refleks
  • 19. Substansi kelabu dan substansi putih pada (a) sumsum tulang belakang dan (b) otak.
  • 20. Berdasarkan arah impuls yang dibawanya Sistem saraf Aferen Sistem saraf Eferen Berdasarkan asalnya Sistem saraf kepala Sistem saraf tulang belakang Sistem saraf tepi yang terdiri dari sistem saraf kepala dan sistem saraf tulang belakang.
  • 21. Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur rangsang dan tanggapan pada sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel saraf otonom . Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh sistem saraf sensorik dan motorik sehingga menjadi perantara impuls antar tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh menuju sistem saraf pusat. Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak dan 31 pasang saraf spinal. Saraf kranial keluar dari otak. Umumnya saraf ini terhubung dengan organ atau jaringan di kepala dan muka.
  • 22. Sistem saraf tak sadar yang tersusun atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Contoh proses terjadinya gerak refleks pada lutut. Gerak biasa Reseptor  neuron sensorik  pusat saraf  neuron motorik  efektor Gerak refleks (Gerak tak sadar) Reseptor  neuron sensorik  neuron konektor  neuron motorik  efektor
  • 26.
  • 27.
  • 28. Struktur indera pembau. Bau sel-sel olfaktori  kemoreseptor  otak besar  bulbus olfaktorius  sel-sel rambut organ korti  traktus olfaktorius.
  • 29. Indera pengecap Struktur indera pengecap: (a) papila pada lidah, (b) tunas pengecap, dan (c) struktur tunas pengecap.
  • 30. Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan. Papila filiformis Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan. Papila sirkumvalata Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain. Papila fungiformis Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur. Papila foliata Papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.
  • 31. Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang. Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori- pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut. Rasa Zat kimia + air liur kuncup pengecap  rambut saraf (Gustatory Hair)  (otak besar) lobus parietalis
  • 32. (a) Alat tambahan mata dan (b) bagian-bagian kelopak mata. Aparatus lakrimalis.
  • 33. Indera penglihatan (2) Struktur mata. RetinaKoroidSklera Iris Kornea Pupil Lensa Kanalis shkelm Duktus lakrimalis Otot rektus lateral Vitreous chamber Fovea sentralis Bintik buta Pembuluh darah Saraf optik Otot rektus medial Otot siliaris
  • 34. Cahaya (Foton) Kornea  Lensa dibelakang pupil  viterous humour  retina  fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut)  sel saraf optikal  otak besar (lobus oksipitalis). Mata kiri menghantarkan impuls ke lobus oksipital kanan, dan mata kanan menghantarkan impuls ke lobus oksipital kiri. Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina. 1) Sel batang Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja. 2) Sel kerucut Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.
  • 35. Kelainan pada mata: (a) Mata miopi (b) Mata miopi dibantu dengan lensa cekung (c) Mata hipermetropi (d) Mata hipermetropi dibantu dengan lensa cembung.
  • 36.
  • 38.
  • 39. (a) Struktur koklea dan (b) struktur bagian dalam koklea. (a) (b)
  • 40.
  • 41. B. Telinga tengah • Membrana Tympani • Tiga (3) tulang pendengaran • Incus, Malleus Stapes • Menghantarkan getaran suara ke telinga bagian dalam • Eustachian Tube = Auditory Tube = Pharyngotympanic Tube
  • 42.
  • 43. Getaran Suara daun telinga  membran timpani tiga tulang pendengaran  koklea  sel-sel rambut organ korti  sel saraf auditori  otak besar (lobus temporalis). Telinga kiri menghantarkan impuls ke lobus temporal kanan, dan telinga kanan menghantarkan impuls ke lobus temporal kiri.
  • 45. a. Reseptor untuk merespon rangsang berupa sentuhan Korpus Meissner b. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Paccini c. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Ruffini d. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Krausse e. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Ujung saraf tanpa selaput
  • 47. Kelenjar Hipofisis Hormon yang dihasilkan hipofisis dan organ targetnya: (a) lobus anterior dan (b) lobus posterior. (a) (b) Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon parathormon. Kelenjar adrenal  menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin
  • 48. Kontrol homeostatik pada metabolisme glukosa oleh hormon insulin dan glukagon. Kelenjar pankreas  menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
  • 49.
  • 50. Ovarium Hormon pada ovarium. Testis Hormon pada testis. Plasenta Menghasilkan hormon gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin.
  • 51.
  • 52.
  • 53. No Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon 1 Aksi Bersifat cepat/segera Bersifat lambat 2 Pengaturan Melalui serabut saraf Melalui pembuluh darah 3 Sekresi Jangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontradiksi otot neurotransmitter Jangka panjang, misalnya pertumbuhan dan perkembangan hormon 4 Komunikasi Komunikasi melalui sistem sirkulasi Komunikasi antar neuron melalui sinapsi.
  • 54. HUBUNGAN SARAF DAN HORMON Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
  • 55. adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke (Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ) Penyebab Penyakit Stroke 1. Faktor risiko medis  Hipertensi  KolesteroL  Arteriosklerosis  Penyakit jantung  Diabetes  Riwayat stroke dalam keluarga 2. Faktor risiko perilaku  Gaya hidup tidak sehat  Pola makan yang tidak sehat  Obesitas  Kebiasaan merokok  Mengkonsumsi alkohol
  • 56.
  • 57. 57 Penurunan kesehatan jaringan otak sehingga menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental Sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersaaan, sehingga otak tampak mengkerut dan mengecil Biasanya diderita oleh manula Gejala :  Gangguan pada mempri yang mengakibatkan terganggunya keterampilan dalam suatu pekerjaan  Kesulitan membaca dan komunikasi  Disorientasi pada banyak hal  Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari  Kesulitan berfikir abstrak  Perubahan mood yang mendadak  Perubahan kepribadian  Sulit mengambil keputusan Obat untuk pasien : 1. Donepezil Rivastigmine (untuk stadium ringan dan sedang) 2. Mematine (untuk stadium sedang dan berat) Pencegahan :  Meningkatkan daya ingat  Kurangi makanan berlemak  Makan makanan yang bayak antioksidan  Kurangi gula  Jaga kebersihan gigi  Olahraga teratur
  • 58. 58 Gejala : • Tremor makin parah dan menyebar • Otot terasa kaku dan tidak fleksibel • Pergerakan menjadi lambat • Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh Degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah (yang berfungsi sebagai pengatur gerak pada tubuh) Faktor pemicu : • Genetis • Lingkungan • Aktifitas Pengobatan : • Fisioterapi • Obat-obatan • Operasi
  • 59. Penyakit perkembangan syaraf yang terjadi sejak lahir maupun balita. Autisme adalah keadaan yang menyebabkan seorang penderitanya memiliki dunianya sendiri 59 Pemicu : • Genetis • Lingkungan Gejala :  Gangguan perkembangan bahasa yang lambat  Tidak suka bermain selayaknya anak usianya  Tidak suka dipegang/dipeluk  Sukar berkomunikasi  Hiperaktif/hipoaktif  Suka menyendiri dan kurang bisa bermasyarakat  Sukar menunjukkan kasih sayang Pengobatan : • Terapi • Obat-obat yang digunakan untuk mengurangi impulsif dan hiperaktif • Pendekatan
  • 60. Kondisi dimana seseorang kehilangan ingatan seperti informasi, pengalaman, kenyataan dll Dibagi menjadi dua : 1. Anterograne amnesia 2. Retrogane amnesia Amnestic syndrome disebabkan oleh cedera otak/kerusakan yang belum diketahui sebagai neurogical/organic amnesia 60 Penyebab neurogical amnesia : • Stroke • Kurang oksigen pada otak • Tumor pada area otak • Alzheimer Risiko terserang amnesia : • Operasi pada otak • Cedera kepala • Trauma • Stroke • Penyalahgunaan alkohol • Kejang Pencegahan : • Hindari meminum alkohol • Memakai helm saat berkendara • Pengobatan infeksi dengan cepat agar tidak menyebar ke otak • Segera berobat jika memiliki gejala stroke, atau aneurysm (seperti : sakit kepala parah, dan mati rasa pada satu sisi
  • 61. Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan di sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia. Tumor otak dinamai menurut jaringan otak yang terkena, antara lain: 1. Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan mendukung neuron atau sel-sel saraf otak. Glioma adalah yang paling umum, meliputi 50% tumor otak primer. 2. Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang. 3. Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi ventrikel otak dan kanal tulang belakang. 4. Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii, dan otak tengah, bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak. 5. Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya, terutama di cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma adalah tumor ganas yang paling sering terjadi pada anak. 6. Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi. 7. Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang menyampaikan indera pendengaran dan keseimbangan paling sering terpengaruh. Neurinoma tidak membentuk metastasis. 8. Limfoma: pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan tubuh). Ini adalah tumor ganas, yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan AIDS dan pasien imunosupresi. 9. Adenoma hipofisis: pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah jenis tumor otak yang jinak.
  • 62.
  • 64. Pada cacing pipih, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali. Sistem saraf cacing pipih Pada cacing tanah, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali. Sistem saraf cacing tanah
  • 65. Pada serangga, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
  • 66. Sistem Indera Vertebrata Ikan memiliki indera gurat sisi, mata, alat pendengaran, dan alat pembau. Indera ikan Reptil memiliki indera pembau yang tajam, namun penglihatannya kurang berkembang. Indera reptil Indera amfibi Gurat sisi pada ikan. Katak memiliki kelopak mata dan selaput tidur yang melindungi mata. Burung memiliki indera penglihatan dan keseimbangan yang berkembang baik. Indera burung Burung memiliki indera penglihatan yang sangat baik untuk melihat mangsa.
  • 67. Sistem Indera Invertebrata Cacing pipih memiliki sepasang bintik mata pada bagian anterior tubuhnya. Indera cacing pipih Indera cacing tanah berada di permukaan tubuhnya. Indera cacing tanah Serangga memiliki indera penglihatan. Indera serangga Mata majemuk pada serangga.
  • 68. Protozoa pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun demikian protozoa peka terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang lembut akan ..mendekat dan terhadap rangsang yang kuat akan menjauh Euglena salah satu jenis protozoa memiliki bintik mata yang dapat menerima rangsang cahaya
  • 69. Moluska memiliki dua pasang tentakel yaitu sepasang tentakel panjang yang diujungnya terdapat sepasang mata sebagai indera penglihat dan sepasang tentakel pendek yang berfungsi sebagai indera peraba.
  • 70. Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu (1) indera penerima rangsang cahaya yang terdapat di lapisan kulit bagian dorsal, dan banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama di ujung anterior (2) sel-sel sensori yang peka terhadap rangsang sentuhan . Pada Planaria mempunyai bintik mata yang fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang cahaya.
  • 71. Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium.Dan mata Mata belalang terdiri dari tunggal yang peka terhadap rangsang cahaya dan dua pasang mata majemuk yang tersusun atas ribuan omatidium. Hanya cahaya yang tegak lurus yang dapat diterimanya. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan.
  • 72.
  • 73. Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya. Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. Indera pembau ikan hiu sangat tajam. Untuk mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup insang sampai ke ekor. mekanisme kerjanya adalah 1. Tekanan air 2. Pori-pori gurat sisi 3. Cairan gurat sisi 4. Saraf 5. otak
  • 74. Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya. Mata katak tidak dapat .berakomodasi. Mata katak memiliki membrana niktitan atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan bola mata. Alat pendegaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam . Getaran suara pertama kali diterima oleh .gendang suara yang diteruskan ke tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf pendengaran.
  • 75.
  • 76. Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya yang disebut organ Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit berfungsi menerima pancaran panas tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat menentukan lokasi mangsanya.
  • 77.
  • 78. Indera burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatannya. Susunan mata burung serupa dengan susunan mata mamalia. Pada retinanya terdapat dua macam sel inderapenerima rangsang, yaitusel kerucut yang peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya yang lemah. Burung hantu memiliki .sel batang lebih banyak daripada sel kerucut
  • 79. Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik yang getarannya kurang dari 20Hz. Kalelawar dapat menimbulkan dan menerima getaran infrasonik
  • 80. Hormon Invertebrata Invertebrata misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil. Pergantian kulit pada serangga yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon Vertebrata Umumnya hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon yang dihasilkan manusia. Hormon  berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi, dan tingkah laku.
  • 81. Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi sistem saraf dan jantung. NAPZA • Golongan sedatif • Golongan stimulan • Golongan halusinogen • Golongan penahan rasa nyeri
  • 82. Merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif Napza adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikolog seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikolog. Yang termasuk dalam napza adalah Narkotik, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya . Dampak positif dari napza dalam bidang kedokteran yaitu digunakan sebagai obat bius dan antiseptik . Dampak negatif dari napza yaitu dapat merusak tubuh secara perlahan dan mengakibatkan ketergantungan yang dapat menyebabkan kematian.
  • 83. Pengguna NAPZA dibagi pada 4 kategori : 1. Coba-coba - Karena rasa ingin tau - Ingin diakui oleh lingkungan. 2. Sosial/Rekreasi - Untuk bersenang-senang - Santai - Biasanya ketika rekreasi - Dilakukan secara berkelompok 3. Situasional (pada situasi tertentu) - Saat tegang - Sedih 4. Kecanduan/ketergantungan - Tidak bisa tidak - Hanya berfikir untuk terus pakai - Rela melakukan apa saja untuk pakai
  • 84. 1. Internal (dari dalam) • Perasaan yang buruk atau terlalu senang • Tegang • Gugup • Dorongan perasaan yang kuat 2. External (dari luar) • Dorongan sosial • Suasana • Benda • Tempat
  • 85.
  • 86. NAPZA (MENURUT JENIS) NARKOTIKA GOLONGAN I GOLONGAN III GOLONGAN III PSIKOTROPIKA GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III GOLONGAN IV ZAT ADIKTIF ALKOHOL INHALASI NARKOTIKA
  • 87. NAPZA (MENURUT EFEK) DEPRESAN (DOWNER) SIFATNYA MENEKAN KERJA SARAF PUSAT MENGURANGI AKTIFITAS FUNGSIONAL TUBUH MEMBUAT PEMAKAI TIDUR/TIDAK SADARKAN DIRI CONTOH :OBAT TIDUR, OBAT PENENANG, MORFIN, KODEIN DLL STIMULAN (UPPER) SIFATNYA MERANGSANG KERJA SARAF PUSAT MERANGSANG FUNGSI TUBUH DAN MENINGKATKAN KEGAIRAHAN KERJA MEMBUAT PEMAKAINYA SEGAR, AKTIF, DAN BERSEMANGAT CONTOH : AMPHETAMIN (SHABU-SHABU, EKSTASI), KOKAIN DLL HALUSINOGEN SIFATNYA MENIMBULKAN HALUSINASI MERUBAH PERASAAN,PIKIRAN, DAN SERINGKALI MENCIPTAKAN PRESEPSI YANG BERBEDA MEMBUAT TERGANGGUNYA PERASAAN OLEH SI PEMAKAINYA CONTOH : GANJA
  • 88. Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika Yang Berasal Dari Tanaman Ganja Kokain Narkotika yang berasal dari sintetis Amphetamin Metadon Narkotika yang berasal dari semi sintetis Kodein Heroin
  • 89. Golongan narkotika berdasarkan bahan pembuatannya : 1. Narkotika Alami Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung karena terlalu beresiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka. 2. Narkotika Sintetis Narkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon, dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya. Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sebagai berikut : a. Depresan b. Stimulan c. Halusinogen 3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetis yaitu zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin, kodein, dan lain-lain.
  • 90. Golongan narkotika berdasarkan jenisnya : Golongan II • Untuk pengobatan pilihan terakhir • Untuk pengembangan ilmu pengetahuan • Potensi ketergantungan sangat tinggi • Contoh : fentanil, petidin, morfin Golongan I • Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan • Tidak digunakan dalam terapi • Potensi ketergantungan sangat tinggi • Contoh : Heroin (putauw), kokain, ganja Golongan III • Digunakan dalam terapi • Potensi ketergantungan ringan • Contoh : kodein, difenoksilat
  • 91.
  • 92.
  • 93. Beberapa contoh Narkotika Golongan I Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buahdan jeraminya, kecuali bijinya Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya. Opium masak terdiri dari : • Candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan. • Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain. • Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing. OPIUM Efek samping penggunaan ini, yaitu; mual dan muntah, kebingungan, pernafasan lambat, sembelit, penglihatan ganda atau kabur, pupil mengecil, pusing, pingsan, rasa mengambang, otot kaku, ruam, gatal dan bintik merah pada kulit
  • 94. KOKAIN Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.
  • 95. Kokain, bentuknya berupa bubuk berwarna putih. Amfetamin berbentuk kapsul atau tablet, contohnya ekstasi. Metafetamin biasanya berupa tepung atau gumpalan Kristal berwarna putih kekuningan, tidak berbau dan rasanya pahit, contoh zat; Sabu-sabu. Kokain digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dihisap, disuntikan. Efek kokain yang digunakan dengan cara disedot atau dihirup dapat berlangsung 15 – 30 menit, tapi jika dihisap dengan rokok hanya berlangsung 5 – 10 menit. Untuk mempertahakan rasa mabuk, seseorang harus menambah dosisnya, inilah yang menyebabkan penyalahgunaan berlebihan, menggunakan berulang kali dalam tempo relatif singkat dan dengan dosis yang semakin meningkat. Efek samping: • Keletihan (fatigue) • Insomnia atau hipersomnia • Agitasi psikomotor • Ide-ide bunuh diri dan paranoid • Mudah tersinggung atau iritabel Perasaan depresif -
  • 96. Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis. GANJA
  • 97. Beberapa contoh Narkotika Golongan II MORFIN Gejala putus obat karena morfin berupa kegelisahan, tubuh berkeringat, nyeri otot, dan mual. Untuk mengatasinya dokter akan mengurangi dosis secara bertahap hingga pasien benar-benar lepas dari morfin Jenis obat : Analgesik opium/narkotik Golongan : Obat resep Manfaat :Meredakan rasa sakit yang parah Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak Bentuk obat Tablet, kapsul, cairan yang diminum, dan suntik Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit. Efek samping : • Mengantuk • Pusing atau sakit kepala • Mual • Sembelit • Sulit buang air kecil • Gangguan tidur • Mulut terasa kering • Tubuh berkeringat
  • 98. Benzilmorfina : 3-benzilmorfina dll Alfasetilmetadol : Alfa-3-asetoksi-6- dimetil amino-4,4- difenilheptana Alfameprodina : Alfa-3- etil-1-metil-4-fenil-4- propionoksipiperidina Alfametadol : alfa-6- dimetilamino-4,4- difenil-3-heptanol Alfaprodina : alfa-l, 3- dimetil-4-fenil-4- propionoksipiperidina Alfentanil : N-[1-[2-(4-etil-4,5- dihidro-5-okso-l H-tetrazol-1- il)etil]-4-(metoksimetil)-4-pipe ridinil]-Nfenilpropanamida Allilprodina : 3-allil-1- metil-4-fenil-4- propionoksipiperidina Anileridina : Asam 1- para-aminofenetil-4- fenilpiperidina)-4- karboksilat etil ester Asetilmetadol : 3- asetoksi-6- dimetilamino-4, 4- difenilheptana Benzetidin : asam 1- (2-benziloksietil)-4- fenilpiperidina-4- karboksilat etil ester
  • 99. Beberapa contoh Narkotika Golongan III Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan irritable bowel syndrome. Pengubahan kodein menjadi morfin berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi norkodeina. KODEIN Efek samping yang umumnya terjadi akibat menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan senang/bahagia), gatal-gatal, mual, muntah, mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi ortostatik, penahanan urin, depresi, dan sembelit
  • 100. • Asetildihidrokodeina • Dekstropropoksifena : α-(+)-4- dimetilamino-1,2-difenil-3- metil-2-butanol propionat • Dihidrokodeina • Etilmorfina : 3-etil morfina • Kodeina : 3-metil morfina • Nikodikodina : 6- nikotinildihidrokodeina • Nikokodina : 6-nikotinilkodeina • Norkodeina : N-demetilkodeina • Polkodina : Morfoliniletilmorfina Jenis -Jenisnya • Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)- N-2-piridilpropionamida • Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-[(S)-1- hidroksi-1,2,2-trimetilpropil]-6,14-endo- entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina • Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut diatas • Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan narkotika • Gampuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan narkotika
  • 102. PSIKOTROPIKA Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku.
  • 103. Berdasarkan Tujuan Penggunaan Dan Tingkat Resiko Ketergantungan PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Tujuan iptek  potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan GOLONGAN II : Tujuan iptek & untuk terapi  potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan GOLONGAN III : Obat, terapi dan Tujuan iptek  potensi sedang dalam mengakibatkan sindrom ketergantungan GOLONGAN IV : Obat, terapi dan Tujuan iptek  potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan
  • 104. Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan : Golongan I • Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan • Tidak digunakan dalam terapi • Potensi sindrom ketergantungan amat kuat • Contoh : LSD, MDMA/ekstasi Golongan II • Untuk pengobatan • Untuk pengembangan ilmu pengetahuan • Potensi sindrom ketergantungan kuat • Contoh : metamfetamin (shabu), sekobarbital Golongan III • Untuk pengobatan atau terapi • Untuk pengembangan ilmu pengetahuan • Potensi sindrom ketergantungan sedang • Contoh : amobarbital, pentazosine Golongan IV • Untuk pengobatan atau terapi • Untuk pengembangan ilmu pengetahuan • Potensi sindrom ketergantungan ringan • Contoh : diazepam, halozepam, triazolam, klordiazepoksida
  • 105. Contoh Psikotropika : LSD (Lysergic Acid Diethylamide) • Menimbulkan Halusinasi  untuk orang gangguan jiwa dan sakit ingatan • Cara kerja : membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks
  • 106. Contoh Psikotropika : Amfetamin : • Hasil sintesisnya berupa ekstasi dan sabu • Gejala : siaga, percaya diri, gembira berlebihan, banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tensi menurun, napas cepat
  • 107. • OD : jantung berdebar, panik, mengamuk, paranoid, tensi naik, kejang, pendarahan otak, suhu badan naik, kerusakan ujung syaraf otak  kematian
  • 110. ZAT ADIKTIF NARKOTIKA ALKOHOL OBAT PENENANG Obat atau zat yang berasal dari tanaman Obat dalam dunia kedokteran yang dipakai dalam dosis kecil untuk membuat tenang dan tertidur Zat yg diperoleh melalui fermentasi (peragian) bahan tertentu
  • 111. ZAT ADIKTIF : Zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang.
  • 112. NARKOTIKA GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN Cannabis sativa MARIYUANA Daun, bunga, biji, ranting Getah buah : Papaver sommiverum (Candu, morfin, putaw, heroin, kodein) Daun : Erythroxylum coca Koka Nicotiana sp Tembakau
  • 113. GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN Dipakai dalam bentuk : Lintingan rokok Gejala pemakaian : gembira, tertawa tanpa sebab, santai, lemah, bicara sendiri mengantuk, menguap, susah tidur, pengendalian diri kurang. Dipakai dalam bentuk : Dihisap Gejala pemakaian : gembira, tertawa berlebihan, bicara sendiri ,cenderung berbuat kerusuhan, mual, susah bab, pupil mengecil, nafas berat Dipakai dalam bentuk : Serbuk Gejala pemakaian : suka bicara, gembira berlebihan dan gaduh, gelisah, detak jantung meningkat, demam, nyeri perut, mual dan muntah. Dipakai dalam bentuk : Irisan tembakau dalam rokok Gejala pemakaian : gelisah, mengamuk, mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.
  • 114. GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN Gejala putus pemakaian : sukar tidur, hiperaktif, hilang nafsu makan Gejala OD pemakaian : Ketakutan, daya pikir turun, denyut nadi tak teratur, dan gangguan jiwa Gejala putus pemakaian : sering menguap, kepala berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, menggigil, dan kejang Gejala OD pemakaian : Tertawa tak wajar, kulit lembab, napas pendek, dan tersengal Gejala putus pemakaian : Gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat Gejala OD pemakaian : Gelisah, pengendalian diri turun, mengguman tak jelas, sempoyongan, suka bertengkat, turun kesadaran, pingsan Gejala putus pemakaian : Pusing, sulit bepikir
  • 115. • Diperoleh dari proses peragian / fermentasi sejumlah bahan. • Bahan yang bisa menghasilkan alkohol : beras ketan, singkong, perasan anggur • Fungsi utama : mensterilkan alat-alat kedokteran
  • 116. 1. A  Etanol 1 - 5 % 2. B  Etanol 5 - 20 % 3. C  Etanol 20 - 50 %
  • 117. • Gembira • Pengendalian diri turun (keseimbangan tubuh) • Muka kemerahan
  • 118. Gejala Putus Alkohol : • Gemetar • Muntah • Kejang-kejang • Susah tidur • Gangguan jiwa