1. OLEH:
1. JAYANTI ERRY P. 22
2. LISTYA PUSPASARI 23
3. NABIHA REYHAN P. 25
4. SISKA ANDRILIANA P. 37
5. SITI FARIDA 38
6. WAHYU ADI SATRIO 40
SISTEM KOORDINASI
(Kelompok 3)
2. Di dalam tubuh manusia
terdapat sistem koordinasi yang
berfungsi mengatur agar semua
organ dapat bekerja dengan
semestinya.
Sistem koordinasi yang dimiliki
oleh manusia meliputi sistem saraf,
sistem endokrin, dan alat indera
5. Reaksi terhadap rangsangan melalui
resptor, sistem saraf, dan efektor.
Untuk bereaksi terhadap
rangsangan, tubuh memerlukan 3
komponen yaitu:
• Reseptor
a. Fotoreseptor
b. Fonoreseptor
c. Mekanoreseptor
d. Kemoreseptor
• Sistem saraf
• Efektor
9. 1. Sel saraf sensoris : Membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) (Impuls reseptor saraf pusat). Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan banyak
kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengah materi abu-abu sistem saraf tulang belakang .
2. Sel saraf penghubung/asosiasi (Neuron konektor): Terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Untuk
menghubungkan atau meneruskan rangsangan dari sel saraf sensoris ke saraf motoris (Sensorik
motorik). Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina, mukosa penciuman, telinga dalam & alat
pengecap)
3. Sel saraf motoris atau sel saraf penggerak (Neuron Efferent) : Membawa respon dari pusat saraf ke otot
atau kelenjar (impuls dari saraf pusat efektor). Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma
berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki
10. Berdasarkan tempatnya,
sinaps dibedakan menjadi
3 macam : Sinaps
aksosomatik, Sinaps
aksodendritik, Sinaps
aksoaksonik.
Skema sinaps dan proses
pelepasan neurotransmitter.
Sambungan antara
neuron yang satu
dengan neuron yang
lain
11. Permukaan luar neuron bermuatan positif dan
bagain dalam bermuatan negatif.
Penghantaran impuls
saraf
Saraf dalam keadaan
polarisasi Dirangsang
Depolarisasi Timbul
aliran listrik Timbul
impuls saraf impuls
saraf dibawa dendrit ke
badan sel menuju
akson dibawa ke
neuron lain.
14. Otak terdiri atas empat bagian: otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), otak tengah (midbrain), dan sumsum penghubung
(medula oblongata)
Otak dilindungi oleh tengkorak yang keras
Selain tengkorak, otak juga dibungkus oleh 3
lapisan (meninges):
Durameter
Piameter
Arachnoid
DURAMATER
ARACHNOID
PIAMATER
OTAK
15. Otak
Otak besar dan bagian-bagiannya.
Otak besar
Otak belakang
Otak tengah
Otak depan
Daerah asosiasi pada otak besar.
16. Terbagi menjadi empat bagian :
•Dahi (lobus frontalis), berfungsi untuk mengatur gerakan-gerakan tubuh yang disadari.
•Ubun-ubun (lobus parietalis), berfungsi mengatur kulit dan otot-otot terhadap panas,
dingin, sentuhan, dan tekanan
•Pelipis (lobus temporalis), berfungsi sebagai pusat pendengaran
•Kepala belakang (lobus oksipitalis), berfungsi sebagai pusat penglihatan. Antara otak
bagian tengah dan belakang terdapat pusat perkembangan, kecerdasan, ingatan.
17. Otak kecil mempunyai dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Antara
kedua belahan dihubungkan oleh jembatan varol. Yang terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan luar
berwarna kelabu, dan lapisan dalam berwarna putih
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi kerja otot ketika
bergerak.
18. Sayatan melintang sumsum tulang belakang.
Bagian Luar (tepi) medula spinalis
berwarna putih (substansi alba)
dan bagian dalamnya berwarna
abu-abu (substansi grissea).
Medula spinalis merupakan
lanjutan medula oblongata dan
terdapat dalam rongga tulang
belakang. Berfungsi untuk:
1. Menghantarkan impuls dari
dan ke otak
2. Mengendalikan gerak refleks
19. Substansi kelabu dan substansi putih pada (a)
sumsum tulang belakang dan (b) otak.
21. Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur rangsang dan tanggapan pada
sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel
saraf otonom . Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh sistem saraf sensorik dan motorik sehingga
menjadi perantara impuls antar tubuh dengan sistem saraf pusat.
Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh menuju sistem saraf pusat.
Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak dan 31 pasang saraf spinal. Saraf
kranial keluar dari otak. Umumnya saraf ini terhubung dengan organ atau jaringan di kepala dan
muka.
22. Sistem saraf tak sadar yang tersusun atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik.
23.
24.
25. Contoh proses terjadinya
gerak refleks pada lutut.
Gerak biasa
Reseptor neuron sensorik pusat saraf neuron motorik efektor
Gerak refleks (Gerak tak sadar)
Reseptor neuron sensorik neuron konektor neuron motorik efektor
26.
27.
28. Struktur indera pembau.
Bau sel-sel olfaktori
kemoreseptor otak besar
bulbus olfaktorius sel-sel
rambut organ korti traktus
olfaktorius.
30. Permukaan atas lidah manusia seperti
beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada
manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada
kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di
lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru,
karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada
penampang lidah kuncup pengecap mengalami
penjuluran yang biasa disebut dengan papila.
Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan
lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.
Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar
pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi
untuk menerima rasa sentuh dari rasa
pengecapan.
Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan
terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar
lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada
yang lain.
Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan
ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
Papila foliata
Papila foliata ini umumnya banyak terletak
pada bagian sisi lidah.
31. Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam
hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia,
ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap
mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.
Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk
bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor.
Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui
taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan
kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf otak untuk
diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian
diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-
pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory
hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya
kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut.
Rasa Zat kimia + air liur kuncup pengecap
rambut saraf (Gustatory Hair) (otak besar) lobus
parietalis
32. (a) Alat tambahan mata dan
(b) bagian-bagian kelopak
mata.
Aparatus
lakrimalis.
34. Cahaya (Foton) Kornea Lensa dibelakang pupil
viterous humour retina fotoreseptor (sel batang dan sel
kerucut) sel saraf optikal otak besar (lobus oksipitalis).
Mata kiri menghantarkan impuls ke lobus oksipital kanan, dan
mata kanan menghantarkan impuls ke lobus oksipital kiri.
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel
kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan
retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya
suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya
dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut
rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A.
Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan
sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau
yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi
sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat
membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu
macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang
masing-masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.
35. Kelainan pada mata:
(a) Mata miopi
(b) Mata miopi dibantu
dengan lensa cekung
(c) Mata hipermetropi
(d) Mata hipermetropi
dibantu dengan lensa
cembung.
41. B. Telinga tengah
• Membrana Tympani
• Tiga (3) tulang pendengaran
• Incus, Malleus Stapes
• Menghantarkan getaran suara
ke telinga bagian dalam
• Eustachian Tube = Auditory Tube
= Pharyngotympanic Tube
42.
43. Getaran Suara daun telinga
membran timpani tiga tulang
pendengaran koklea sel-sel
rambut organ korti sel saraf auditori
otak besar (lobus temporalis).
Telinga kiri menghantarkan impuls ke
lobus temporal kanan, dan telinga
kanan menghantarkan impuls ke lobus
temporal kiri.
45. a. Reseptor untuk merespon rangsang berupa sentuhan Korpus Meissner
b. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Paccini
c. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Ruffini
d. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Korpus Krausse
e. Reseptor untuk merespon rangsang berupa tekanan Ujung saraf tanpa selaput
47. Kelenjar Hipofisis
Hormon yang dihasilkan hipofisis
dan organ targetnya: (a) lobus
anterior dan (b) lobus posterior.
(a)
(b)
Kelenjar tiroid dan
paratiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin dan triyodotironin.
Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon parathormon.
Kelenjar adrenal
menghasilkan hormon
adrenalin dan noradrenalin
53. No Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon
1 Aksi Bersifat cepat/segera Bersifat lambat
2 Pengaturan Melalui serabut saraf Melalui pembuluh darah
3 Sekresi
Jangka pendek, misalnya
denyut jantung dan
kontradiksi otot
neurotransmitter
Jangka panjang, misalnya
pertumbuhan dan
perkembangan hormon
4 Komunikasi
Komunikasi melalui sistem
sirkulasi
Komunikasi antar neuron
melalui sinapsi.
54. HUBUNGAN SARAF DAN HORMON
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur
kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah
hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme,
reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam
tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian
tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
55. adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya
atau pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke (Cerebrovascular
accident ( CVA ) atau Cerebral
apoplexy )
Penyebab Penyakit Stroke
1. Faktor risiko medis
Hipertensi
KolesteroL
Arteriosklerosis
Penyakit jantung
Diabetes
Riwayat stroke dalam keluarga
2. Faktor risiko perilaku
Gaya hidup tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat
Obesitas
Kebiasaan merokok
Mengkonsumsi alkohol
56.
57. 57
Penurunan kesehatan jaringan otak
sehingga menyebabkan menurunnya daya
ingat dan kemampuan mental
Sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada
saat yang hampir bersaaan, sehingga otak
tampak mengkerut dan mengecil
Biasanya diderita oleh manula
Gejala :
Gangguan pada mempri yang
mengakibatkan terganggunya keterampilan
dalam suatu pekerjaan
Kesulitan membaca dan komunikasi
Disorientasi pada banyak hal
Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari
Kesulitan berfikir abstrak
Perubahan mood yang mendadak
Perubahan kepribadian
Sulit mengambil keputusan
Obat untuk pasien :
1. Donepezil Rivastigmine
(untuk stadium ringan dan
sedang)
2. Mematine (untuk stadium
sedang dan berat)
Pencegahan :
Meningkatkan daya ingat
Kurangi makanan berlemak
Makan makanan yang bayak
antioksidan
Kurangi gula
Jaga kebersihan gigi
Olahraga teratur
58. 58
Gejala :
• Tremor makin parah dan menyebar
• Otot terasa kaku dan tidak fleksibel
• Pergerakan menjadi lambat
• Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi
tubuh
Degenerasi sel saraf secara bertahap pada
otak bagian tengah (yang berfungsi
sebagai pengatur gerak pada tubuh)
Faktor pemicu :
• Genetis
• Lingkungan
• Aktifitas
Pengobatan :
• Fisioterapi
• Obat-obatan
• Operasi
59. Penyakit perkembangan
syaraf yang terjadi sejak
lahir maupun balita.
Autisme adalah keadaan
yang menyebabkan
seorang penderitanya
memiliki dunianya
sendiri
59
Pemicu :
• Genetis
• Lingkungan
Gejala :
Gangguan perkembangan bahasa yang
lambat
Tidak suka bermain selayaknya anak usianya
Tidak suka dipegang/dipeluk
Sukar berkomunikasi
Hiperaktif/hipoaktif
Suka menyendiri dan kurang bisa
bermasyarakat
Sukar menunjukkan kasih sayang
Pengobatan :
• Terapi
• Obat-obat yang digunakan untuk
mengurangi impulsif dan hiperaktif
• Pendekatan
60. Kondisi dimana seseorang kehilangan
ingatan seperti informasi, pengalaman,
kenyataan dll
Dibagi menjadi dua :
1. Anterograne amnesia
2. Retrogane amnesia
Amnestic syndrome disebabkan oleh
cedera otak/kerusakan yang belum
diketahui sebagai neurogical/organic
amnesia
60
Penyebab neurogical amnesia :
• Stroke
• Kurang oksigen pada otak
• Tumor pada area otak
• Alzheimer
Risiko terserang amnesia :
• Operasi pada otak
• Cedera kepala
• Trauma
• Stroke
• Penyalahgunaan alkohol
• Kejang
Pencegahan :
• Hindari meminum alkohol
• Memakai helm saat berkendara
• Pengobatan infeksi dengan cepat agar tidak
menyebar ke otak
• Segera berobat jika memiliki gejala stroke, atau
aneurysm (seperti : sakit kepala parah, dan mati
rasa pada satu sisi
61. Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam dan di sekitar jaringan
otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia.
Tumor otak dinamai menurut jaringan otak yang terkena, antara lain:
1. Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan mendukung neuron atau sel-sel
saraf otak. Glioma adalah yang paling umum, meliputi 50% tumor otak primer.
2. Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.
3. Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi ventrikel otak dan kanal tulang
belakang.
4. Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata, pons varolii, dan otak tengah,
bagian otak yang menghubungkan sumsum tulang belakang ke otak.
5. Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya, terutama di
cairan serebrospinal dan batang otak. Medulloblastoma adalah tumor ganas yang paling sering
terjadi pada anak.
6. Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma
biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering terlambat terdeteksi.
7. Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan, yang menyampaikan
indera pendengaran dan keseimbangan paling sering terpengaruh. Neurinoma tidak membentuk
metastasis.
8. Limfoma: pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan tubuh). Ini adalah tumor
ganas, yang berasal dari jaringan limfoid. Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan AIDS dan
pasien imunosupresi.
9. Adenoma hipofisis: pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah jenis tumor otak yang jinak.
64. Pada cacing pipih, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing pipih
Pada cacing tanah, sistem
saraf berupa sistem saraf
tangga tali.
Sistem saraf cacing tanah
66. Sistem Indera Vertebrata
Ikan memiliki indera gurat sisi,
mata, alat pendengaran, dan
alat pembau.
Indera ikan
Reptil memiliki indera pembau
yang tajam, namun penglihatannya
kurang berkembang.
Indera reptil
Indera amfibi
Gurat sisi pada ikan.
Katak memiliki kelopak mata
dan selaput tidur yang
melindungi mata.
Burung memiliki indera
penglihatan dan keseimbangan
yang berkembang baik.
Indera burung
Burung memiliki
indera
penglihatan yang
sangat baik
untuk melihat
mangsa.
67. Sistem Indera Invertebrata
Cacing pipih memiliki sepasang
bintik mata pada bagian
anterior tubuhnya.
Indera cacing pipih
Indera cacing tanah berada
di permukaan tubuhnya.
Indera cacing tanah
Serangga memiliki indera
penglihatan.
Indera serangga
Mata majemuk
pada serangga.
68. Protozoa pada umumnya tidak
memiliki indera. Meskipun
demikian protozoa peka terhadap
rangsangan, yaitu terhadap
rangsang yang lembut akan
..mendekat dan terhadap rangsang
yang kuat akan menjauh Euglena
salah satu jenis protozoa memiliki
bintik mata yang dapat menerima
rangsang cahaya
69. Moluska memiliki dua
pasang tentakel yaitu
sepasang tentakel panjang
yang diujungnya terdapat
sepasang mata sebagai
indera penglihat dan
sepasang tentakel pendek
yang berfungsi sebagai
indera peraba.
70. Cacing tanah memiliki dua
macam indera yang
berkembang dengan baik yaitu
(1) indera penerima rangsang
cahaya yang terdapat di lapisan
kulit bagian dorsal, dan banyak
terkumpul di daerah ujung
tubuh terutama di ujung
anterior (2) sel-sel sensori yang
peka terhadap rangsang
sentuhan . Pada Planaria
mempunyai bintik mata yang
fungsinya tidak untuk melihat
tetapi peka terhadap rangsang
cahaya.
71. Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan
baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba
dan pencium.Dan mata Mata belalang terdiri dari tunggal yang
peka terhadap rangsang cahaya dan dua pasang mata majemuk
yang tersusun atas ribuan omatidium. Hanya cahaya yang tegak
lurus yang dapat diterimanya. Omatidium dapat mendeteksi
bentuk dan bayangan.
72.
73. Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya.
Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi
dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari
bagian dalam saja yang berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. Indera
pembau ikan hiu sangat tajam. Untuk mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang
terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup insang sampai ke ekor. mekanisme
kerjanya adalah
1. Tekanan air
2. Pori-pori gurat sisi
3. Cairan gurat sisi
4. Saraf
5. otak
74. Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya.
Mata katak tidak dapat .berakomodasi. Mata katak memiliki membrana
niktitan atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah.
Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan bola mata. Alat
pendegaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam .
Getaran suara pertama kali diterima oleh .gendang suara yang diteruskan ke
tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf
pendengaran.
75.
76. Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera
pembaunya yang disebut organ Jacobson yang terletak di
langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi membawa
zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan cara
difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang
di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra
merah. Organa pit berfungsi menerima pancaran panas
tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat
menentukan lokasi mangsanya.
77.
78. Indera burung yang berkembang dengan baik
adalah indera penglihatannya. Susunan mata
burung serupa dengan susunan mata mamalia.
Pada retinanya terdapat dua macam sel
inderapenerima rangsang, yaitusel kerucut yang
peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan
sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya
yang lemah. Burung hantu memiliki .sel batang
lebih banyak daripada sel kerucut
79. Anjing dapat mendengar
bunyi infrasonik yang
getarannya kurang dari
20Hz. Kalelawar dapat
menimbulkan dan menerima
getaran infrasonik
80. Hormon Invertebrata
Invertebrata misalnya serangga
menghasilkan hormon otak,
hormon ekdison, dan hormon
juvenil.
Pergantian kulit pada
serangga yang dipengaruhi
oleh hormon.
Hormon Vertebrata
Umumnya hormon yang
dihasilkan vertebrata hampir
sama dengan hormon yang
dihasilkan manusia.
Hormon
berfungsi dalam mengatur
homeostasis, metabolisme,
reproduksi, dan tingkah laku.
81. Obat-obatan dan narkoba mempengaruhi
sistem saraf dan jantung.
NAPZA
• Golongan sedatif
• Golongan stimulan
• Golongan halusinogen
• Golongan penahan rasa nyeri
82. Merupakan akronim dari
narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif
Napza adalah bahan atau zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
atau psikolog seseorang (pikiran,
perasaan, dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikolog. Yang termasuk dalam napza
adalah Narkotik, Psikotropika, dan zat
adiktif lainnya .
Dampak positif dari napza dalam bidang kedokteran yaitu
digunakan sebagai obat bius dan antiseptik . Dampak negatif
dari napza yaitu dapat merusak tubuh secara perlahan dan
mengakibatkan ketergantungan yang dapat menyebabkan
kematian.
83. Pengguna NAPZA dibagi pada 4 kategori :
1. Coba-coba
- Karena rasa ingin tau
- Ingin diakui oleh lingkungan.
2. Sosial/Rekreasi
- Untuk bersenang-senang
- Santai
- Biasanya ketika rekreasi
- Dilakukan secara berkelompok
3. Situasional (pada situasi tertentu)
- Saat tegang
- Sedih
4. Kecanduan/ketergantungan
- Tidak bisa tidak
- Hanya berfikir untuk terus pakai
- Rela melakukan apa saja untuk pakai
84. 1. Internal (dari dalam)
• Perasaan yang buruk atau terlalu
senang
• Tegang
• Gugup
• Dorongan perasaan yang kuat
2. External (dari luar)
• Dorongan sosial
• Suasana
• Benda
• Tempat
87. NAPZA
(MENURUT EFEK)
DEPRESAN
(DOWNER)
SIFATNYA MENEKAN KERJA
SARAF PUSAT
MENGURANGI AKTIFITAS
FUNGSIONAL TUBUH
MEMBUAT PEMAKAI
TIDUR/TIDAK SADARKAN
DIRI
CONTOH :OBAT TIDUR,
OBAT PENENANG, MORFIN,
KODEIN DLL
STIMULAN
(UPPER)
SIFATNYA MERANGSANG
KERJA SARAF PUSAT
MERANGSANG FUNGSI
TUBUH DAN
MENINGKATKAN
KEGAIRAHAN KERJA
MEMBUAT PEMAKAINYA
SEGAR, AKTIF, DAN
BERSEMANGAT
CONTOH : AMPHETAMIN
(SHABU-SHABU, EKSTASI),
KOKAIN DLL
HALUSINOGEN
SIFATNYA MENIMBULKAN
HALUSINASI
MERUBAH
PERASAAN,PIKIRAN, DAN
SERINGKALI MENCIPTAKAN
PRESEPSI YANG BERBEDA
MEMBUAT TERGANGGUNYA
PERASAAN OLEH SI
PEMAKAINYA
CONTOH : GANJA
88. Menurut UU RI No 22 / 1997,
Narkotika adalah: zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan
ketergantungan.
Narkotika Yang Berasal Dari Tanaman
Ganja Kokain
Narkotika yang berasal dari sintetis
Amphetamin Metadon
Narkotika yang berasal dari semi sintetis
Kodein Heroin
89. Golongan narkotika berdasarkan bahan pembuatannya :
1. Narkotika Alami
Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi
dan proses lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana.
Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung
karena terlalu beresiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.
2. Narkotika Sintetis
Narkotika jenis ini memerlukan proses yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian
sebagai penghilang rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon,
dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.
Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sebagai berikut :
a. Depresan
b. Stimulan
c. Halusinogen
3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetis
yaitu zat / obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin,
morfin, kodein, dan lain-lain.
90. Golongan narkotika berdasarkan jenisnya :
Golongan II
• Untuk pengobatan
pilihan terakhir
• Untuk pengembangan
ilmu pengetahuan
• Potensi ketergantungan
sangat tinggi
• Contoh : fentanil,
petidin, morfin
Golongan I
• Hanya digunakan untuk
kepentingan
pengembangan ilmu
pengetahuan
• Tidak digunakan dalam
terapi
• Potensi ketergantungan
sangat tinggi
• Contoh : Heroin (putauw),
kokain, ganja
Golongan III
• Digunakan dalam
terapi
• Potensi
ketergantungan
ringan
• Contoh : kodein,
difenoksilat
91.
92.
93. Beberapa contoh Narkotika Golongan I
Tanaman Papaver Somniferum L dan semua
bagian-bagiannya termasuk buahdan jeraminya,
kecuali bijinya
Opium mentah, yaitu getah yang membeku
sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver
Somniferum L yang hanya mengalami pengolahan
sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan
tanpa memperhatikan kadar morfinnya.
Opium masak terdiri dari :
• Candu, hasil yang diperoleh dari opium
mentah melalui suatu rentetan pengolahan
khususnya dengan pelarutan, pemanasan
dan peragian dengan atau tanpa
penambahan bahan-bahan lain, dengan
maksud mengubahnya menjadi suatu
ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
• Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap,
tanpa memperhatikan apakah candu itu
dicampur dengan daun atau bahan lain.
• Jicingko, hasil yang diperoleh dari
pengolahan jicing.
OPIUM
Efek samping penggunaan ini, yaitu; mual dan
muntah, kebingungan, pernafasan lambat,
sembelit, penglihatan ganda atau kabur, pupil
mengecil, pusing, pingsan, rasa mengambang,
otot kaku, ruam, gatal dan bintik merah pada
kulit
94. KOKAIN
Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan
atau dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus
Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang
menghasilkan kokain secara langsung atau melalui
perubahan kimia.
Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari
daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk
mendapatkan kokaina.
95. Kokain, bentuknya berupa bubuk
berwarna putih. Amfetamin berbentuk kapsul atau
tablet, contohnya ekstasi. Metafetamin biasanya
berupa tepung atau gumpalan Kristal berwarna
putih kekuningan, tidak berbau dan rasanya pahit,
contoh zat; Sabu-sabu.
Kokain digunakan dengan cara disedot
melalui hidung, dihisap, disuntikan. Efek kokain yang
digunakan dengan cara disedot atau dihirup dapat
berlangsung 15 – 30 menit, tapi jika dihisap dengan
rokok hanya berlangsung 5 – 10 menit. Untuk
mempertahakan rasa mabuk, seseorang harus
menambah dosisnya, inilah yang menyebabkan
penyalahgunaan berlebihan, menggunakan berulang
kali dalam tempo relatif singkat dan dengan dosis
yang semakin meningkat.
Efek samping:
• Keletihan (fatigue)
• Insomnia atau hipersomnia
• Agitasi psikomotor
• Ide-ide bunuh diri dan paranoid
• Mudah tersinggung atau iritabel
Perasaan depresif -
96. Tanaman ganja, semua tanaman
genus genus cannabis dan semua
bagian dari tanaman termasuk
biji, buah, jerami, hasil olahan
tanaman ganja atau bagian
tanaman ganja termasuk damar
ganja dan hasis.
GANJA
97. Beberapa contoh Narkotika Golongan II
MORFIN
Gejala putus obat karena morfin
berupa kegelisahan, tubuh berkeringat,
nyeri otot, dan mual. Untuk
mengatasinya dokter akan mengurangi
dosis secara bertahap hingga pasien
benar-benar lepas dari morfin
Jenis obat : Analgesik opium/narkotik
Golongan : Obat resep
Manfaat :Meredakan rasa sakit yang
parah
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk obat Tablet, kapsul, cairan yang
diminum, dan suntik
Morfin bekerja pada saraf dan otak sehingga
tubuh tidak merasakan rasa sakit.
Efek samping :
• Mengantuk
• Pusing atau sakit kepala
• Mual
• Sembelit
• Sulit buang air kecil
• Gangguan tidur
• Mulut terasa kering
• Tubuh berkeringat
99. Beberapa contoh Narkotika Golongan III
Kodein adalah sejenis obat golongan opiat
yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan
irritable bowel syndrome.
Pengubahan kodein menjadi morfin
berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim
sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim
CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi
norkodeina.
KODEIN
Efek samping yang umumnya terjadi akibat
menggunakan kodein meliputi eforia (perasaan
senang/bahagia), gatal-gatal, mual, muntah,
mengantuk, mulut kering, miosis, hipotensi
ortostatik, penahanan urin, depresi, dan
sembelit
100. • Asetildihidrokodeina
• Dekstropropoksifena : α-(+)-4-
dimetilamino-1,2-difenil-3-
metil-2-butanol propionat
• Dihidrokodeina
• Etilmorfina : 3-etil morfina
• Kodeina : 3-metil morfina
• Nikodikodina : 6-
nikotinildihidrokodeina
• Nikokodina : 6-nikotinilkodeina
• Norkodeina : N-demetilkodeina
• Polkodina : Morfoliniletilmorfina
Jenis -Jenisnya
• Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-
N-2-piridilpropionamida
• Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-[(S)-1-
hidroksi-1,2,2-trimetilpropil]-6,14-endo-
entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina
• Garam-garam dari Narkotika dalam
golongan tersebut diatas
• Campuran atau sediaan difenoksin
dengan bahan lain bukan narkotika
• Gampuran atau sediaan difenoksilat
dengan bahan lain bukan narkotika
102. PSIKOTROPIKA
Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau
sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku.
103. Berdasarkan Tujuan Penggunaan Dan
Tingkat Resiko Ketergantungan
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN I :
Tujuan iptek
potensi kuat
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN II :
Tujuan iptek & untuk
terapi potensi kuat
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN III :
Obat, terapi dan
Tujuan iptek
potensi sedang
dalam
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
GOLONGAN IV :
Obat, terapi dan
Tujuan iptek
potensi ringan
mengakibatkan
sindrom
ketergantungan
104. Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan :
Golongan I
• Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan
• Tidak digunakan dalam terapi
• Potensi sindrom ketergantungan amat kuat
• Contoh : LSD, MDMA/ekstasi
Golongan II
• Untuk pengobatan
• Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan kuat
• Contoh : metamfetamin (shabu),
sekobarbital
Golongan III
• Untuk pengobatan atau terapi
• Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan
sedang
• Contoh : amobarbital, pentazosine
Golongan IV
• Untuk pengobatan atau terapi
• Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
• Potensi sindrom ketergantungan
ringan
• Contoh : diazepam, halozepam,
triazolam, klordiazepoksida
105. Contoh Psikotropika :
LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
• Menimbulkan Halusinasi untuk orang
gangguan jiwa dan sakit ingatan
• Cara kerja : membuat otot-otot yang tegang
menjadi rileks
106. Contoh Psikotropika :
Amfetamin :
• Hasil sintesisnya berupa ekstasi dan sabu
• Gejala : siaga, percaya diri, gembira
berlebihan, banyak bicara, tidak mudah lelah,
tidak nafsu makan, berdebar-debar, tensi
menurun, napas cepat
107. • OD : jantung berdebar, panik, mengamuk,
paranoid, tensi naik, kejang, pendarahan otak,
suhu badan naik, kerusakan ujung syaraf otak
kematian
110. ZAT ADIKTIF
NARKOTIKA ALKOHOL
OBAT
PENENANG
Obat atau zat yang
berasal dari tanaman
Obat dalam dunia
kedokteran yang
dipakai dalam dosis
kecil untuk membuat
tenang dan tertidur
Zat yg diperoleh
melalui fermentasi
(peragian) bahan
tertentu
111. ZAT ADIKTIF :
Zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan
psikologis yang panjang.
113. GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN
Dipakai dalam
bentuk :
Lintingan rokok
Gejala pemakaian :
gembira,
tertawa tanpa
sebab, santai,
lemah, bicara
sendiri
mengantuk,
menguap, susah
tidur,
pengendalian
diri kurang.
Dipakai dalam
bentuk :
Dihisap
Gejala pemakaian :
gembira,
tertawa
berlebihan,
bicara sendiri
,cenderung
berbuat
kerusuhan,
mual, susah bab,
pupil mengecil,
nafas berat
Dipakai dalam
bentuk :
Serbuk
Gejala pemakaian :
suka bicara,
gembira
berlebihan dan
gaduh, gelisah,
detak jantung
meningkat,
demam, nyeri
perut, mual dan
muntah.
Dipakai dalam
bentuk :
Irisan tembakau
dalam rokok
Gejala pemakaian :
gelisah,
mengamuk,
mengantuk,
malas, daya pikir
menurun, bicara
dan tindakan
lambat.
114. GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN
Gejala putus
pemakaian : sukar
tidur, hiperaktif,
hilang nafsu
makan
Gejala OD
pemakaian :
Ketakutan, daya
pikir turun, denyut
nadi tak teratur,
dan gangguan jiwa
Gejala putus
pemakaian : sering
menguap, kepala
berat, mata basah,
hidung berair, hilang
nafsu makan, lekas
lelah, menggigil, dan
kejang
Gejala OD
pemakaian :
Tertawa tak wajar,
kulit lembab, napas
pendek, dan
tersengal
Gejala putus
pemakaian :
Gelisah, sukar tidur,
gemetar, muntah,
berkeringat, denyut
nadi cepat
Gejala OD pemakaian :
Gelisah, pengendalian
diri turun, mengguman
tak jelas, sempoyongan,
suka bertengkat, turun
kesadaran, pingsan
Gejala putus
pemakaian :
Pusing, sulit
bepikir
115. • Diperoleh dari proses peragian / fermentasi sejumlah bahan.
• Bahan yang bisa menghasilkan alkohol : beras ketan, singkong, perasan anggur
• Fungsi utama : mensterilkan alat-alat kedokteran
116. 1. A Etanol 1 - 5 %
2. B Etanol 5 - 20 %
3. C Etanol 20 - 50 %