Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Peper tafsiran pb (ecshal)
1. 1
PEPER
“KASIH 1 KOR. 13. 1-13”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh
Mata Kulia Tafsir PB
Disusun Oleh:
Ecshal. lay
20188608
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
Mei, 2020
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
dan semua kebaikan dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan peper Tafsir PB dengan judul “Kasih (1 Kor. 13: 1-13)”.
Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga peper ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga peper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca agar kita dapat memahami semua rancangan dan rencana Allah
dalam setiap hidup kita.
Saya berterimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua tuntunan,
penyertaa-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan peper ini dengan baik. Semoga
dalam peper ini dapat membantu wawasan bagi penulis dan para pembaca supaya
kita dapat hidup dalam rencana dan kehendak Allah suapaya hidup kudus di hadapan
Yesus Kristus. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dosen dan semua yang
terlibat dalam membantu saya untuk menyelesaikan peper ini. Harapan saya semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gereja di Korintus didirikan pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua,
sekitar musim gugur tahun 52 M, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 18:1-
18. Kitab I Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1 dan 2 Korintus serta
Roma) yang menempati posisi sentral dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab
Kristen. Surat Korintus yang pertama ditulis setelah Paulus menerima kabar buruk
dari orang-orang Kloe. Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan,
seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir,
penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis
dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di
Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu
dengan yang lainnya saling menyombongkan diri.
Keberadaan jemaat di Korintus dikenal karena perpecahan mereka antara
berbagai golongan dan karena perilaku moral mereka yang menyimpang, sehingga
masing-masing membanggakan keunggulannya dan berbuat semaunya tanpa ada
aturan. Adanya perbedaan antara mereka sebenarnya bukan timbul dari kejahatan
mereka saja, namun juga disebabkan oleh guru-guru agama yang membuat
perbedaan golongan. Atas perbedaan-perbedaan inilah Paulus menulis suratnya untuk
menegur perpecahan yang telah merusak iman jemaat
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
Kor. 13: 1-13 KASIH
Dalam pembahasan ini bagaimana kita mengatahui bahwa Rasul Paulus
menuliskan surat ini kepada jemaat di Korintus agar mereka dapat menjaga
kehidupan mereka dengan berpengang kepada Firman Tuhan dan hendaklah kasih itu
tetaplah berada dalam setiap kehidupan mereka dan dapat mengaplikasikannya
sehari-hari. Kasih adalah karakteristik Allah yang paling utama, karena itulah
Alkitab penuh dengan kata kasih. Begitu dalam dan luasnya kasih sehingga tidak ada
kata-kata yang cukup untuk bisa menjadi wadah mengungkapkan secara tepat apa itu
makna kasih. Kasih itu mempunyai aspek mengekang diri. Mengekang diri maka kita
mendengar kata-kata dari firman Tuhan.
Kasih itu sabar, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak
melakukan yang tidak sopan atau tidak kasar, tidak mencari keuntungan diri sendiri,
tidak pemarah, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, tidak
menyimpan kesalahan orang lain, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih pada
intinya mempunyai kerelaan untuk melepaskan hak itu yang Tuhan minta, hak untuk
marah, hak untuk kenikmatan, hak untuk diakui, hak untuk membalas. Kasih itu
memberikan diri. Firman Tuhan berkata kasih itu murah hati, kasih itu menutupi
segala sesuatu atau terjemahan yang lainnya adalah kasih itu melindungi segala
sesuatu, protect segala sesuatu.
Kasih itu percaya segala sesuatu, kasih itu mengharapkan segala sesuatu, jadi
penuh pengharapan. Kasih yang memberi diri maupun kasih yang mengekang diri
adalah kasih agape, kasih yang memang tidak lagi bertumpu pada apa yang orang
lain lakukan kepada kita. Tidak ada satu pun karya sastra manusia yang dapat
menandingi perkataan Rasul Paulus dalam pasal 13 ini. Dan tidak ada perkataan yang
semulia perkataan dalam pasal ini. Itulah sebabnya pasal ini disebut kidung kasih.
Kasih lebih mulia dan lebih utama dari semua karunia Roh Kudus. Paulus dapat
5. 5
mengucapkan perkataan yang semulia ini hanya karena ia sudah mengalami kasih
yang suci.
Dalam pasal ini kasih itu seolah-olah merupakan satu pribadi yang berdiri di
hadapan kita. Karena itu pasal ini dapat di bagi atas tiga bagian: Dalam ayat 1 ini
menjelaskan bahwa apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih
yangmelatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju Karunia-karunia yang
terhormat sekalipun tidak aka nada gunanya jika tidak disertai kasih (ayat 1-3) yakni
ada 3 hal sebagai berikut:
1. Keutamaan dan kemuliaan kasih (ayat 4-7)
2. Kekekalan kasih (ayat 8-13).
3. Nyatalah bahwa kasih adalah hal yang paling utama dalam kehidupan
manusia, jadi setiap orang yang percaya kepada Kristus harus menerapkan
kasih itu dalam kehidupannya dan kita harus saling mengasihi karena Allah
adalah kasih (1 Yoh. 4:7-8).
Perlunyamemeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak
orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah
sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksaseperti seperti yang
pasal ini sudah lakukan. Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau
menghiburyang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya
untuktujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan
tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong.
Dengan adanya gerakan hiburan di gereja, orang-orang bersedia
memaklumi semua kegagalan yang para pendeta dan guru lakukan untuk
menjaga agar gereja tetap ramai.
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun
aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
6. 6
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. (1 Korintus 13:1-3).
Dalam ayat 1 ini menjelaskan juga karunia-karunia yang terbesar dan
terutama sekalipun tidak akan berguna jika tidak disertai dan dikuasai oleh kasih.
Rasul Paulus memikirkan dirinya seolah-olah ia mempunyai dan dapat berkata-kata
dengan semua bahasa dari semua pribadi di bumi maupun di sorga. Walaupun ia
dapat berkata-kata dengan semua bahasa, jika ia tidak mempunyai kasih, ia sama
sekali tidak berguna dan sia-sia. Semuanya itu hanya seperti gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
Kasih yang dibicarakan oleh Rasul Paulus dalam pasal ini ialah kasih Allah
yang hendak dicurahkan secara merata ke dalam hati setiap orang yang percaya.
Mungkin seseorang mempunyai karunia-karunia istimewa, tetapi jika ia tidak
mempunyai kasih , hidup. Kasih sangat besar ya akan sia-sia. Rasul Paulus seolah-
olah berkata, seandainya aku menjadi seorang sastrawan yang terhormat dalam
jemaat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, maka aku hanya seperti gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing. Tanpa kasih, orang akan mati. Kasih
sangat besar kuasanya dan tanpa kasih, walaupun kita dapat berkata-kata dengan
semua bahasa yang terhormat di antara manusia dan malaikat, kita sama seperti gong
yang berkumandang atau canang yang gemerincing. Allah adalah kasih, oleh karena
itu kasih harus menjadi unsur dan pusat sertiap orang yang percaya kepada Kristus.
Rasul Paulus menjelaskan dalam ayat 2 ini sekalipun aku mempunyai karunia
untuk bernubuat dan juga dapat menyatakan semua penyataan dari Allah yang
berhubungan dengan keselamatan, kehendak Allah dan Kerajaan Kristus, tetapi jika
tanpa kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku mengetahui semua rahasia
Allah, keselamatan dan mengerti seluruh kebenaran yang dinyatakan tetapi jika tanpa
kasih, aku sama sekali tidak berguna. Perhatikanlah, semua bahasa, semua
pengetahuan, dan semua kuasa sama sekali tidak berguna tanpa kasih. Kasih harus
menguasai pelayanan kita, kasih harus menjadi perlengkapan kita dan kasih juga
7. 7
harus menguasai seluruh ibadah kita. Dalam hal ini, nyatalah betapa tingginya nilai
kasih itu.Jika seseorang menjadi ahli teologi dan pemberita Injil yang termashyur di
seluruh dunia, tetapi ia melakukan semuanya itu hanya untuk meyombongkan dirinya
sendiri dan bukan karena kasih ialah yang mendorong serta mendorong dan
menguasai dia, maka perkataannya akan menjadi sia-sia belaka dan tidak berguna
sedikit pun.
Dalam ayat 3 ini menjelaskan tentang sekalipun aku membagi-bagikan segala
sesuatu yang ada padauk, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Segala
perbuatan kita yang dilakukan tanpa kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya. Manusia
senang menggantikan perbuatan rohani dengan perbuatan jasmani. Seseorang dapat
saja melakukan semua yang dikatakan dalam ayat 3 ini sebab ia takut masuk neraka,
sebab ia mau memperoleh karcis masuk surga, tetapi semuanya itu hanya akan
membuat dia binasa.
Manusia senang berbuat baik dan kebajikan untuk menutupi perubahan atau
keadaan di dalam hatinya, namun hal itu tidak ada gunanya. Banyak orang yang
tertipu dalam soal ini dan mereka menyangka bahwa mereka dapat mengubah
perasaan hati mereka dengan perbuatan baik atau hal-hal yang tampak. Mereka tidak
sadar bahwa Allah menuntu hati yang suci dan tanpa kekudusan seseorang tidak
dapat memandang Allah atau masuk sorga. Tanpa kasih semuanya kosong sama
sekali. Orang-orang menyangka bahwa amal atau perbuatan baik sama dengan kasih
tetapi mungkin saja semuanya itu dilakukan tanpa kasih. Jika orang Kristen berbuat
demekian untuk menyombongkan dan meninggikan dirinya sendiri, semuanya tidak
ada gunanya. Sering sikap mengasihi diri sendiri dapat menipu orang lain sehingga ia
menyangka bahwa perbuatan semacam itu membahwa keselamatan baginya.
Tetapi pada pandangan Allah perbuatannya itu tidak bernilai sedikit pun dan
tidak mendatangkan keselamatan. Allah hanya menerima perbuatan yang
berdasarkan kasih. Jika semua perbuatan kita dilakukan karena kasih, barulah
perbuatan itu bernilai dan berharga di hadapan Tuhan. Jadi dalam segala hal yang
kita kerjakan haruslah berpatokan pada Kristus dan semuanya itu harus berlandaskan
8. 8
kepada kasih karena Allah telah terlebihi dahulu mengasihi kita maka kita juga harus
megasihi sesame umat ciptaan Alllah (1 Yoh. 4:21).
Dalam ayat 4 ini menjelaskan bahwa gambaran yang hendak Paulus berikan
dalam ayat ini erat sekali hubungannya dengan keadaan Jemaat Korintus. Gambaran
itu menjadi cermin supaya jemaat itu dapat mengerti keadaan yang terjadi dalam
jemaat. Sebenarnya, Paulus juga memberikan gambaran mengenai Kristus dalam
ayat-ayat ini terutama untuk menjelaskan keadaan di Korintus. Mereka telah berdosa
karena mereka memakai karunia-karunia dalam dalam jemaat itu tanpa kasih. Disini
kasih sangatlah penting dalam segala seni kehidupan karena kasih itu sabar, kasih itu
murah hati. Kasih membuat kita sabar menghadapi keselahan orang lain, meskipun
keselahan itu mungkin dilakukan berulang-ulang.
Disinilah letak kemenagan atas iri hati dan dan sakit hati. Walaupun ia sabar
menghadapi keselahan orang lain, meskipun keselahan seseorang, namun ia tidak
menjadi sakit hati. Inilah kemenangan atas sikap mengasihi diri sendiri dan
menyenangkan diri sendiri. Orang yang demekian senang melayani dan menolong
orang lain. Kasih tidak pernah berkata saya cukup hanya mengampuni tiga kali, tidak
akan lebih dari pada itu. Pada suatu waktu Rasul Petrus menyangka bahwa ia berada
pasa suatu tingkatan yang tinggi dan mulia ketika ia berkata bahwa ia harus
mengampuni saudaranya tujuh kali. Tuhan Yesus Kristus berkata bahwa ia harus
mengampuni saudaranya sebanyak empat ratus Sembilan puluh kali.
Kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Suatu gambaran yang baik mengenai hal
ini tersimpul dalam perkataan Yakub tentang Yusuf, anaknya. Yusuf adalah seperti
pohon buah-buahan yang mudah, phon buah-buahan yang muda pada mata air.
Dahan-dahannya naik mengatasi tembok (Kej. 49:22). Dahan-dahannya naik
mengatasi tembok yang artinya, bahwa ia mempunyai sesuatu untuk tetangganya.
Berikut ini terdapat delapan hal utama tentang kasih. Semunaya disebut secara
negatip. Ini menyatakan bahwa tabiat kita juga mengandung hal-hal yang negatip.
Kita harus memeriksa hati kita dengan menggunakan daftar ini apakah kita memeliki
kasih ilahi itu. Semua yang kita lakukan haruslah bersamaan dengan kasih yang
9. 9
mendasari semuanya itu sehingga apa yang kita lakukan itu bisa berkenan di hadapan
Tuhan Yesus Kristus.
1. Kasih Itu Sabar
Apakah saya memancarkan jiwa yang sabar yang memampukan saya untuk
mendengarkan dan peduli pada orang-orang di sekitar saya. Kasih tidak memaksakan
aturan dan batasan waktunya sendiri.Orang-orang, khususnya orang-orang yang
terluka, dapat menyedotbanyak waktu kita. Orang sabar percaya kepada Tuhan
bahwa Ia akanmemberikan cukup waktu untuknya mendengarkan orang lain. Kasih
juga mampu memperlakukan semua orang dengan cara yang benar. Kita cenderung
mengharapkan orang lain untuk mendengarkan kita seperti kita mendengarkan orang
lain, tetapi sering kali hal ini tidak berhasil. Orang yang sabar percaya kepada Tuhan
bahwa Ia akan
memberikan hikmat untuk memerhatikan setiap orang dengan baik.
2. Kasih Itu Murah Hati
Apakah saya selalu bersikap baik dan peduli pada orang lain. Kasih itu murah
hati. Kita mungkin berpikir hal ini tidak perludikatakan, namun setelah apa yang
telah dilakukan atas nama kasihditeliti baik-baik, kita akan bijaksana bila mengukur
kasih hanyadengan gelas ukur yang disebut kemurahan hati. Bila seseorang itu tidak
murah hati, berarti dia tidak mengasihi.
3. Kasih Tidak Cemburu
Apakah saya cemburu karena orang lain mendapatkan perhatian.
Saat kecemburuan muncul, kita harus mempertanyakan apakah ada kasih.
Beberapa orang mengatakan bahwa kasih itu cemburu karena kasih menginginkan
dan mengharapkan orang lain. Namun, kasih yang sejati memberikan hak mereka
atas perhatian orang lain. Kasih justru memberikan dirinya sendiri supaya orang lain
mendapatkan keuntungan.
4. Kasih Tidak Memegahkan Diri
Apakah saya menceritakan keberhasilan saya?Ketika seseorang memegahkan
diri, maka objek pembicaraan direndahkandan dipandang sebagai alat untuk
digunakan. Memegahkan diri berartimeninggikan diri sendiri dan merendahkan
10. 10
orang lain. Kasih meminta seseorang untuk melihat sisi baik dalam diri orang lain
dan lebih sering diam jika belum melihat sisi baik yang ada pada diri orang lain.
5. Kasih Tidak Sombong
Apakah saya merasa lebih baik daripada orang lain. Jika memegahkan diri
berbicara tentang keberhasilan seseorang, kesombongan terdapat di dalam pikiran.
Kesombongan akan mengeluarkan buah yang tidak diinginkan melalui pandangan,
perilaku, komentar, tipuan, dan perlakukan umum terhadap orang lain. Kasih lebih
menghormati orang lain di atas keinginan pribadinya.
8. Kasih Tidak Pemarah
Bagaimana kita menanggapi orang yang menganggu kita. Kasih yang sejati
tidak mudah goyah. Kasih yang pura-pura mudah berubah. Seseorang akan mudah
marah saat dia hidup untuk dirinya sendiri. Kita pasti merasa tidak nyaman saat
tersinggung; setidaknyaharga diri kita diserang, namun determinasi kasih tidak akan
berubah.
Ayat 5 menjelaskan bahwa jikaalau kasih itu tetap tinggal diam dalam
kehidupannya maka apa saja yang kerjakan tidak mencari keuntungan dirinya
sendiri, melainkan apa yang ia katakan sesuai dengan kebenaran dan semuanya itu
berpusat hanya kepada Yesus Kristus dan hendaklah kasih tinggal tetap dalam
kehidupannya. Kasih itu tidak pemarah karena ia bersifat kekal dan akan berlaku
terus menerus dalam setiap kehidupan orang percaya. Jikalau kasih tinggal tetap
dalam kehidupan seseorang makai a tidak mudah marah, dan tersingggung akan
tetapi ia menghadapi semuanya dengan tenang dan tetap berlandaskan kasih atas
setiap kehidupannya. Disini juga dikatakan bahwa kasih itu tidak menyimpan
kesalahan orang lain karena ia mempuyai kasih yang akan menuntun kehidupan
seseorang. Jikalu kasih itu tetap ada dalam kehidupan seseorang makai ia akan
sunggguh-sungguh untuk mengasihi orang lain (1 Ptr. 4:8), dalam kehidupan kita
harus saling mengasihi sebab kasih itu berasal dari Allah (1 Yoh. 4:7-8).
11. 11
Kasih tidak mencari keuntungan untuk diri sendiri. Apakah saya mencari hal-
hal yang lebih saya sukai daripada yang disukai orang lain. Ketika kita mencari
kesejahteraan diri kita sendiri, kitamenghalangi kemampuan kita untuk mengasihi.
Kasih mengusahakan kesejahteraan orang lain. Bila kita lebih mementingkan diri
sendiri,maka kita akan memberikan perlakuan istimewa pada diri kita sendiri.Kita
bahkan akan berbohong, curang, memfitnah, mengumpat. Untuk melayani kebutuhan
diri kita sendiri. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Apakah saya bertingkah
laku aneh untuk menarik perhatian orang lain. Tindakan yang tidak sopan adalah
tindakan yang aneh untuk menarikperhatian orang lain. Perilaku yang aneh atau
kasar menarikperhatian orang lain.
Mencari perhatian untuk diri sendiri adalahlawan dari kasih di mana kita
seharusnya memberikan perhatian kepada orang-orang yang membutuhkan. Kita
berfokus pada orang lain. Kata yang diterjemahkan “pemarah” di sini adalah kata
kerja bahasa Yunani “paroxuno” yang secara harfiah bermakna “mempertajam
dengan cara menggosok di atas permukaan benda, menajamkan, mengasah,
menghasut, menggusarkan”. Bentuk kata benda dari kata itu adalah “paroxusmos”
yang darinya kata “paroxysm” (serangan tiba-tiba) dalam bahasa Inggris berasal.
Jelaslah bahwa provokasi dan kemarahan tidak dapat berjalan berdampingan dengan
kasih yang jujur, karena keduanya berlawanan.
Rasul Paulus menjelaskan dalam ayat 6 ini bahwa kasih tidak bersukacita
karena ketidakadilan. Apakah saya bersukacita dalam sensualitas atau kekerasan.
Entah kita atau orang lain terlibat dalam perilaku yang tidak baik, mereka yang
memiliki kasih yang sejati tidak akan bersukacita. Kita melihat kebahagiaan dalam
perilaku buruk orang lain. Mereka pikir mereka tidak bersalah atas perilaku mereka
itu, namun terkandungsuatu kebahagiaan perilaku buruk dalam sikap mereka. Kasih
tidak ada di dalamnya. Kasih Bersukacita Karena ketidakadilan tetapi, kebenaran.
Apakah saya menyukai sorakan dan mencoba membuat orang lain terkesanatau
menyambut kebenaran. Kasih mungkin rendah hati karenakebenaran, namun kasih
masih tetap menemukan kesetiaannya yangterdalam terhadap kebenaran. Kasih tidak
memilih-milih orang sehingga menghalangi kebenaran. Pasangan dari kasih adalah
12. 12
kebenaran, di mana cahayanya bersinar terang; tidak ada kebohongan
dan ketidaksetiaan.
Kata “ketidakadilan” adalah kata Yunani “adikia”. Artinya adalah: “apa yang
tidak selaras dengan yang benar, apa yang tidak seharusnya; apa yang tidak
seharusnya berdasarkan kebenaran yang telah terungkap; sehingga artinya adalah
kesalahan, ketidakbenaran.” Segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
adalah ketidakbenaran. Dan berdasarkan Yohanes 17:17, kita tahu bahwa kebenaran
adalah Firman Allah, jadi apa pun yang bertentangan dengan Firman Allah adalah
“adikia”, ketidakbenaran. Dengan demikian menurut bagian Firman Allah ini, kasih
bersukacita karena kebenaran, kasih bersukacita karena Firman Allah, dan kasih
tidak bersukacita karena apa yang bertentangan Firman Allah, yakni ketidakbenaran.
Penjelasan dalam ayat 7 ini kasih menutup segala sesuatu.kesulitan apa yang
saya alami dalam hidup ini sehingga saya berani terus mengasihi? Mudah marah
berujung pada konflik pribadi yang tidak ada gunanya,misalnya dalam hubungan
saudara kandung atau pernikahan. Dengan menanggung segala sesuatu, kasih dapat
menahan kekasaran, dosa, dankebobrokan moral yang absolut. Dari air berlumpur,
muncullah bungalili putih. Kasih Percaya Segala Sesuatu. Apakah saya mampu
mencari Tuhan untuk memohon pertolongan, kekuatan dan pembaharuan untuk
setiap situasi sulit yang saya alami. Ini tidak merujuk pada toleransi dan ekumenisme
masa kini, tetapi kepolosan pendekatannya kepada hidup dan manusia.
Kasih terlindungi dari pesimisme usia dan memampukan setiap orang dengan
penuh hormat dan harapan. Kasih Menanggung Segala Sesuatu. Hal apa yang saya
hargai dan yang tidak ingin saya lepaskan. Kasih sanggup bertahan karena kasih
Allah di dalam Kristus adalahselamanya. Kasih yang kita miliki memang terbatas,
namun saat kasih Allah memenuhi kita, maka tidak ada yang bisa menghentikannya.
Kasih. Allah mengatasi rasa malu, celaan, dan kejahatan. Kasih itu rendahhati sama
seperti kasih Allah dalam Kristus mengejar hal-hal tersebut sehingga kita bisa
menerima kasih itu.
13. 13
Hal lain yang Firman Alah katakan tentang kasih adalah bahwa kasih itu
mengharapkan segala sesuatu. Sekali lagi, frasa “segala sesuatu” harus dipahami di
dalam konteks yang lebih umum dari Firman Allah. Segala sesuatu di sini adalah
segala sesuatu yang Firman Allah katakan. Jadi, kasih itu mengharapkan segala
sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah sebagai realitas di masa depan, sebagai hal
yang kita harapkan. Yang paling jelas dari hal ini tentu saja kedatangan kembali
Tuhan kita Yesus Kristus. Akhirnya, kita belajar bahwa kasih itu sabar menanggung
“segala sesuatu”. Kata “sabar menanggung” di sini adalah kata kerja “hupomeno”.
Arti kata tersebut mirip dengan arti kata “makrothumeo” (sabar) yang telah kita
pelajari di atas. Perbedaan kedua kata tersebut adalah “hupomeno merujuk pada
respons orang terhadap keadaan, yang menunjukkan ketabahannya dalam
menghadapi kesulitan, sementara makrothumeo merujuk pada respons orang
terhadap orang lain, yang menunjukkan kesabarannya menanggung kesalahan
bahkan provokasi orang lain tanpa berniat membalasnya.
Dalam ayat 8 menjelaskan tentang kasih tak berkesudahan. Apakah saya
percaya pada kasih Allah yang tak berkesudahan. Tidak ada rentang waktu untuk
kasih Allah. Kasih Allah tidak berhenti saat matahari terbenam atau dimulai pada
minggu yang baru.Kasih illahi akan terus ada ada menembus waktu dan kekekalan.
Di malam-malam gelap, akan selalu ada cahaya abadi dari kasih Allah. Kasih akan
menyinari kebencian dan menembus hal yang paling buruk dengan pergorbanan.
Kualitas kasih yang tahan lama (1 Korintus 13:8-13), tidak yakin apakah frasa "kasih
tak berkesudahan" termasukdalam daftar ayat atau penutup. Seseorang bertanya-
tanya bagaimanakata-kata itu bisa mengikuti deskripsi yang tak bisa dibantah
lagitentang kasih dalam ayat-ayat di atas.
Namun Paulus memiliki tujuanyang lebih besar daripada hanya sekadar
mewartakan Injil. Ia ingin agar kasih ada dalam diri mereka yang sudah menjadi
orang yang, berpengaruh dan mengesampingkan kasih Tuhan untuk keperluan
mereka sendiri. Kasih bertahan dan karena itu akan ada untuk menilai kehidupan
kita. Kita mungkin mengagungkan orang-orang yang memiliki karunia, tetapi
kasihlah yang membuat karunia ini berkilau dalam kehidupan s eseorang. Bisa
berbicara dengan bahasa yang berbeda mungkin bisa membuat orang lain kagum,
14. 14
tetapi seperti yang dikatakan dalamnubuatan bahwa kemampuan itu akan sia-sia bila
orang tersebut tidak memiliki kasih.Karuniaakan disalahgunakan bila kita tidak
membiarkan kasih mengendalikan hati kita.
Dalam ayat 9 ini dijelaskan bahwa sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan
nubuat kita tidak sempurna dimana yang Rasul Paulus ingin tekankan dalam ayat ini
ialah dalam kehidupan Jemaat Tuhan yang ada di Korintus terkadang dalam setiap
kehidupan mereka tidak sesuai dengan Firman Tuhan, namun sebagai orang percaya
kita harus sesuai dengan kehendak Allah dan apa yang kita kerjakan berlandaskan
pada kasih karena dengan kasih itulah yang dikehendakli oleh Allah dan dengan
perbuatan yang berandaskan dengan kasih semuanya berkenan di hadapan Allah.
Segala sesuatu akan diubah jika yang sempurna tiba.
Lalu segala sesuatu yang tidak sempurna itu akan lenyap, bahkan karunia
bahasa lidah yang digemari orang Korintus (juga dalam denominasi tertentu sekarang
ini, Kasih menyempurnakan pengetahuan yang tidak sempurna. Kasih
menyempurnakan pengetahuan, yang tidak sempurna. yat 9 sebagai sebuah karunia
yang tidak sempurna, ia mungkin menunjuk secara tidak langsung pada kenyataan
bahwa bahasa lidah (atau yang sering disebut bahasa roh) adalah bagian dari masa
kanak-kanak Kristen dan bukan masa dewasa. Dengan memberi tekanan kepada
bahasa lidah dan kurang menghargai kasih, dari sikap jemaat di Korintus ini
menampakkan sifat yang belum dewasa.
Dalam ayat 9 ini juga apa yang kita miliki ini semuanya tidak sempurna kalau
kita lakukan tanpa kasih karena kita ketahui bahwa kasih itu berasal dari Allah, dan
Allah adalah kasih itu (1 Yoh. 4:7-8). Setiap orang percaya dalam perkataan, pikiran
dan semua tingkah lakunya itu harus berlendaskan dengan kasih karena kasih sangat
menentukan atau kasih memeliki peranan yang penting dalam setiap kehidupan
orang percaya. Orang Kristen tetap hidupnay tinggal dalam kasih karena Allah
menghendaki supaya setiap orang percaya bertindak sesuatu apapun harus berpusat
pada Kristus dan kasih karena kasih itu bersifat kekal. Kalau kasih tetap ada dalam
kehidupan kita maka kita akan mengasihi sesama kita karena kita mempunyai kasih
itu (1 Yoh. 4:19), kita mengasihi Allah karena kita mengikuti atau melakukan
15. 15
perintah Allah dalam setiap kehidupan kita (1 Yoh. 5:3). Orang Kristen hidup dalam
kasih maka Allah akan menunjukkan kasih-Nya kepada kita (2 Tes. 3:5). Kareena
dalam kehidupan kita kasilah yang terbesar (1 Kor. 13:13).
Penjelasan dalam ayat 10 jika sempurna tiba maka, maka yang tidak
sempurna akan lenyap. Sekarang kita hidup di dunia yang sementara (fana), tetapi
nanti kita hidup di sorga yang kekal. Di dalam kesementaraan, kita butuh macam-
macam karunia rohani, tetapi kita tidak akan membutuhkannya lagi jika sudah ada di
surga. Poin yang coba diajarkan adalah kepantasan sesuatu pada tahap usia atau masa
tertentu. Beberapa perilaku akan sesuai dan bernilai positif jika dilakukan di masa
tertentu, tetapi akan terkesan berlebihan dan aneh jika dilakukan di masa yang
berbeda. Dalam kalimat yang sederhana, ada perbedaan besar antara kanak-kanak
(memang untuk anak-anak) dan kekanak-kanakan (untuk orang dewasa yang
berperilaku seperti anak-anak). Berbagai karunia rohani hanya sesuai dan bermanfaat
untuk masa sekarang di dunia ini. Pada saat orang-orang percaya sudah berada di
surga, semua itu tidak diperlukan lagi. Itulah maksud Paulus.
Dalam ayat 11 Rasul Paulus menjelaskan bahwa Setiap orang lebih dahulu
"berpikir seperti kanak-kanak" dalam cara sederhana dan tidak rumit. Seorang
dewasa terlebih dahulu memiliki sifat kanak-kanak itu; ia mempunyai persepsi yang
terbatas tentang realitas, kurang dapat menilai yang sesungguhnya, ia hanya dapat
melihat sebatas dunianya yang kecil. Kedewasaan berarti berakhirnya masa kanak-
kanak. Bahkan, pengetahuan yang paling jelas adalah seperti bayang-bayang
dibandingkan dengan kasih yang melihat dari muka ke muka. Orang-orang Korintus
mengejar pengetahuan. Paulus mengatakan bahwa ini merupakan tanda ketidak-
dewasaan mereka. Jika pengetahuan ini berkembang dalam hikmat Kristen. Dalam
hikmat ini orang Kristen akan belajar menyingkirkan cara kekanakan dan mengejar
kasih sebagai hikmat yang paling tinggi, karena keutamaan yang paling besar dan
sempurna adalah kasih.
16. 16
Ayat 11 Di sorga kita bisa bicara tanpa batasan bahasa, sedangkan di sini kita
memiliki keterbatasan bahasa dalam mengungkapkan sesuatu. Sehingga Tuhan
memberikan bahasa roh untuk orang-orang tertentu supaya orang-orang itu bisa
menyampaikan isi hatinya dengan bebas. Sekali lagi, inti yang disampaikan Paulus
bukanlah perkembangan anak-anak rohani menjadi dewasa rohani. “Anak-anak”
merujuk pada dunia yang sementara, sedangkan “dewasa” merujuk kepada keadaan
nanti saat kita ada di surga. Dengan konsep ini, maka ayat 11 tidak boleh ditafsirkan
bahwa bahasa roh hanya untuk orang-orang yang belum dewasa secara rohani.
Ayat 12 menjelaskan bahwa Paulus melanjutkan pembahasannya dengan cara
memaparkan dua macam ilustrasi. Dan artikel ini akan membahas tentang ayat
tersebut. Paulus sudah memberikan poinnya; bahasa roh akan berhenti, nubuat akan
lenyap, pengetahuan akan sirna, sedangkan yang tetap ada adalah kasih. Kalau nanti
yang sempurna tiba, yaitu berjumpa dengan Tuhan, maka yang tidak sempurna
(nubuat, bahasa roh, pengetahuan) akan lenyap. Untuk mendaratkan poin itu, Paulus
sekarang memberikan dua ilustrasi. Yang pertama berhubungan dengan transisi dari
masa kanak-kanak ke fase dewasa (ayat 11), yang kedua tentang pengamatan sesuatu
melalui cermin (ayat 13). Walaupun menerangkan inti yang sama – yaitu keutamaan
kesempurnaan.
Ayat 12 Karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita, maka kita mendapat
kekuatan untuk mengasihi, kita memiliki kekuatan mengasihi, karena Ia lebih dahulu
mengasihi kita. Jadi, marilah kita mengasihi bukan hanya dengan perkataan, tetapi
dengan perbuatan dan tindakan kasih (1 Yohanes 3:18). Bersama Paulus kita dapat
berdoa. Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar
di dalam kasih... supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat
memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan”
(Efesus 3:16-19).
17. 17
Kasih yang sejati tidak akan pernah berkesudahan karena kasih tidak
menyerah; kasih tidak bisa menyerah. Kekuatan kasih tidak didasarkan pada apa
yang Anda lihat pada diri seseorang, tetapi dalam komitmen Anda terhadap orang
itu. Kasih yang sejati tidak berhenti, tetapi hari demi hari terus tumbuh menjadi lebih
indah. Kasih tidak mengabaikan kesulitan, rasa sakit, luka, dan rasa malu yang
kadang-kadang membuat kita marah, karena kasih yang berada dalam keadaan yang
seperti ini akan menjadi semakin kuat. Kita semua akan memikul tanggung jawab.
Kita seharusnya meninggalkan sikap yang buruk. Bila kita ingin dinilai secara
menyeluruh, maka saya perlu memahami hati kita sekarang dan mengejar ketiga hal
yang luar biasa: iman, pengharapan, dan kasih.
Konteks 1 Korintus 13:12. Paulus menambahkan “gambaran yang samar-
samar” lalu mengontraskan dengan pertemuan secara langsung (muka dengan muka).
Seolah tidak ingin memberi celah sekecil apapun untuk kesalahpahaman, Paulus
menerangkan pengetahuan parsial yang kita miliki sekarang dengan pengetahuan
lengkap di sorga. Dengan kata lain, betapapun beningnya cermin, refleksi yang
dihasilkan tetaplah tidak sempurna. Pada saat ia memakai metafora cermin seperti
ini, Paulus kemungkinan besar sedang memikirkan keistimewaan Musa sebagai nabi
Allah.
Dalam ayat 13 menjelaskan Iman di ayat 13 berarti iman kepada Tuhan Yesus
yang dimiliki oleh semua orang Kristen. Karunia iman di ayat 2b hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang dikaruniai Tuhan secara khusus, pada waktu yang khusus,
dan untuk tujuan yang khusus. Berarti Paulus bukan hanya mengambil kesimpulan,
tetapi ia menarik lebih jauh pembahasannya. Dengan kata lain, Paulus ingin
memberikan sebuah klimaks yang luar biasa indah. Jadi melakukan pelayanan
dengan karunia bukan berarti seseorang telah dewasa rohani! Orang yang dewasa
rohani melakukan pelayanan karena kasihnya kepada Allah dan sesama bukan karena
kasihnya kepada kegiatannya itu sendiri.
18. 18
Tujuan utama kasih Allah yang besar melalui Kristus itu dinyatakan dengan
satu tujuan utama yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal kasih yang terbesar karena kita berasal
dari Allah dan Allah adalah Kasih (1 Yoh.4:7-8, 10, 16). Pemikiran Paulus ini bukan
muncul dari dirinya pribadi. Ini adalah pengajaran Alkitab secara keseluruhan.
Dalam Perjanjian Lama ayat yang mewakili adalah Imamat 19:18. Janganlah engkau
menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan. Tuhan
Yesus sendiri mengajarkan agar orang percaya mengasihi Allah dan manusia (Mat
22:37-40; Mrk 12:28-34; Luk 10:25-28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkitab mengajarkan bahwa kasih merupakan sesuatu yang harus kita
kembangkan, karena itu Alkitab memerintahkan untuk mengasihi dengan aktif. Kasih
bukan sekedar keinginan berbuat baik, melainkan keputusan dan sikap
melakukannya Pertama, Kasih adalah sifat Allah sendiri ( 1 Yoh. 4: 7-8, 1 Yoh.
4:1921). Karena Allah mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami kasih, yaitu
anugerah, belas kasih, kebaikan, dan pertolonganNya, wajib mengasihi orang lain
(Yoh.13:34, Rm.12:10, 1 Yoh. 3:23). Jika kita saling mengasihi, Allah tetap ada di
dalam kita (1 Yoh. 4:9, 16), dan kasihNya disempurnakan di dalam kita.
B. Kritik dan Saran
Penulis disini merasa bahwa penulisan peper ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada para pembaca peper ini dapat
memberikan komentar, masukan, dan bahkan kritik dan saran kepada penulis,
sehinggga kedepannya dapat mencari, mengumpulkan banyak informasi dan buku
yang memadai untuk menunjang pembuatan peper ini sehingga menjadi suatu hal
yang sangat bermanfaat para pembaca dan menambah wawasannya yang luas dan
dapat di aplikasikan dalam kehidupannya.s