Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya manusia bebas dari dosa. Dibahas pengertian dosa menurut Alkitab sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah dan kejahatan. Dosa berasal dari kehendak iblis untuk memberontak kepada Allah. Dosa menyebabkan manusia terpisah dari Allah dan mendatangkan maut. Agar bebas dari dosa, manusia harus hidup dalam iman kepada Kristus dan taat pada perintah-Nya
1. PEPER
“PENTINGNYA MANUSIA BEBAS DARI DOSA”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh
Mata Kulia Dogmatika III
Disusun Oleh:
Ecshal. lay
20188608
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
April, 2020
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
semua kebaikan dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan peper Dogmatika III dengan judul “pentingnya manusia bebas dari dosa”. Dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga peper ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca..Harapan saya semoga peper ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca agar kita dapat
memahami semua rancangan dan rencana Allah dalam setiap hidup kita.
Saya berterimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua tuntunan, penyertaa-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan peper ini dengan baik. Semoga dalam peper ini dapat
membantu wawasan bagi penulis dan para pembaca supaya kita dapat hidup dalam rencana
dan kehendak Allah suapaya hidup kudus di hadapan Yesus Kristus. Penulis juga berterima
kasih kepada Bapak Dosen dan semua yang terlibat dalam membantu saya untuk
menyelesaikan peper ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkitab menyatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Artinya manusia di beri kebebasan oleh Allah untuk memilih
mana yang baik dan mana yang jahat, namun dalam hal ini manusia salah mengambil
keputusan sehingga akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:6-7). Dosa datangnya dari
iblis, jikalau manusia jatuh kedalam dosa karena akibat dari hasuan atau godaan dari iblis
yang membuat mengodai manusia dan barangsiapa tidak tahan dalam godaan iblis maka ia
akan jatuh kedalam dosa. Dosa adalah ketidaktaatan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan yang diungkapkan melalui pemberontakan dan pelanggaran manusia. Menurut Alkitab
semua manusia telah jatuh ke dalam dosa karena Adam dan Hawa telah jatuh kedalam dosa,
dan barangsiapa melanggar hukum Allah ia berbuat dosa (1 Yoh. 3:4). Alkitab dengan jelas
menegaskan bahwa jikalai seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi tidak
melakukannya maka ia berbuat dosa (Yak. 5:17). Jikalau manusia melakukan segala sesuatu
yang tidak berdasarkan iman maka ia berbuat dosa (Rm. 14:23), jadi manusia juga di tuntut
untuk jangan memikirkan kebodohan karena akan mendatangkaan dosa atas hidupnya (Ams.
24:9).
B. Rumusan masalah
1. Pengertia dosa?
2. Dosa menurut Alkitab?
3. Akibat dosa?
4. Bagaimana agar manusia bebas dari dosa?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu dosa.
2. Untukmengetahui apa itu dalam Alkitab.
3. Untuk mengetahui akibat dari dosa.
4. Untuk mengetahui baga caranya agar manusia bebas dari dosa.
4. BABA II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dosa
Dosa adalah suatu pelanggaran terhadap hukum Allah karena jikalau manusia
melanggar perintah Allah maka ia berbuat dosa (1 Yoh. 3:4). Karena Alkitab dengan jelas
menegaskan kepada kita bahwa upa dosa ialah maut (Rm. 6:23). Dosa adalah hal-hal yang
tidak berkenan dengan perintah Allah dan hukum Allah yang di langgar oleh manusia. Dosa
bukan hanya berupa perbuatan, namun juga bisa berupa pemikiran. Dosa adalah keadaan
yang menyebabkan manusia terpisah dari Allah karena pikiran, sikap, perkataan, dan
perbuatan yang salah (Mzm. 32:1-2). Keselahan-keselahan itu sendiri disebut dosa, tetapi
keadaan sebagai orang yang berdosa lebih luas artinya dari pada hanya semata-mata
melanggar hukum-hukum Allah. Hal ini berarti memalingkan arah kehidupan dari segala
rancangan yang tadinya melekat pada manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah yang tertinggi
dan termulia, akan tetapi manusai jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm.
3:23). Alkitab juga menjelaskan bahwa jikalau engkau berbuat dosa terhadap saudara-
saudaramu dan melukai hati nurani mereka maka pada hakekatnya engkau berbuat dosa
terhadap Kristus (1 Kor. 8:12).
B. Awal Mula Dosa
Alkitab menjelaskan tentang awal mula dosa (Kej. 3: 6-7), yang dimana pertama kali
manusia jatuh kedalam dosa yakni Hawa dan Adam. Dosa tidak berasal dari Allah. Allah itu
kudus dan Allah tidak dapat dicobai (Yak. 1:13). Alkitab menjelaskan bahwa dosa asalnya
dari sari suatu mahkluk yang memiliki kehendak bebas, yaitu si Iblis. Pada mulanya Iblis
adalah malaikat terang yang angug dan suci. Iblis telah memberontak serta mendurhaka
kepada Allah, tetapi sebabnya kita tidak tahu. Hanya ada sedikit keterangan dalam Alkitab
mengenai penyebab dosa dalam diri si iblis, yaitu kesombongan. Dosa berasal dari kehendak
Ibils. Tuhan Allah telah menjadikan malaikat-malaikat dengan baik. Jadi, rupanya dosa mulai
ada ketika Iblis mendurharka kepada Allah. Dalam (Yes. 14:12-17) diterangkan bahwa
Bintang Timur, putera Fajar telah jatuh dari langit karena mendurharka kepada Allah. Jadi
5. rupanyaa dosa telah timbul di dalam Bintang Timur itu ketika kehendaknya meenyimpang ke
jalan yang salah, yaitu melawan Allah.
C. Defenisi Dosa Menurut Beberapa Ayat Alkitab
1. Dosa diartikan sebagai pemikirang yang bodoh (Ams. 24)
Dalam ayat ini dengan jelas di tegaskan bahwa dosa ialah sama seperti pemikiran
yang bodoh, jadi bila mana manusia di ciptakan Tuhan dengan akal budi yang begitu
luar biasa hendaklah kita memperggunakanya dengan sedemekian rupa sehingga
hidup kita tidak terbelenggu dalam dosa melainkan kita harus berkemenangan atas
dosa teentunya kita harus hidup dalam Kristus dan hendaklah kita memeliki pikiran
Krsitus dalam hidup kita (1 Kor. 2:16b).
2. Pelanggaran terhadap hukum Allah diartikan sebagai dosa (1 Yoh. 3:4)
Ayat menjelaskan bahwa dosa juga diartikan sebagai pelanggaran akan hukum Allah,
jadi hendaklah kita patut dan taat atas perintah dan hukum Allah supaya kita tidak
jatuh ke dalam dosa melainkan tetap hidup dalam kehendak Allah. Jadi kita jangan
melangar hukum Allah supaya kita jatuh dalam dosa.
3. Dosa juga bisa disamakan dengan kejahatan sebab setiap kejahatan berarti dosa (1
Yoh. 5:17)
Karena segala kejahatan ialah dosa, oleeh sebab itu hendaklah kitsa jangan berbuat
kejahatan atau berfikir tentang hal-hal jahat dalam hidupnya supaya ia janganlah jatuh
ke dalam dosa. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa segala kejahatan ialah dosa.
4. Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman berarti dosa
(Rom. 14:23).
Jadi disini ayat Firman Tuhan ini menegaskan bahwa apapun yang kita lakukan tanpa
iman berarti ia berbuat dosa. Jadi dengan adanya sesuatu yang kita lakukan tidak
berdasarkan iman dan melakukannya sesua dengan keehendak kita maka kita berbuat
dosa karena tidak memirkannya dalam iman.
5. Orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak melakukannya disebut
berbuat dosa (Yak. 4:17)
Jadi ayat ini dengan jelas ditegaskan bahwa jikalau kita mengetahui kebenaran atau
perbuatan yang baik akan tetapi kita tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan kita
maka kita berbuat dosa oleh sebab itu hendaklah kita berbuat apa yang baik dan
menjadi tanggung jawab kita supaya kita janganlah jatuh kedalam dosa.
6. D. Istilah Alkitab Mengenai Dosa
Dalam bahasa asli Alkitab istilah dosa dipakai dalam beberapa kata yaitu sebagai
berikut:
Istilah Perjanjian Lama mengenai dosa
a. Khata yang artinya tidak mengenai sasaran (Im. 4:2,3, 25-35; Mzm. 32:1, 5; 51 :2-
5; Yes. 53:10,12).
b. Ra artinya menghancurkan, menghentikan, jahat.
c. Pasha artinya memberontak, pelanggaran (Kel. 34:7; Bil. 14: 18; Mzm. 19:13;
32:1; Yes. 53:8; Dan. 9:24).
d. Awon artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya Maz.
52:3; Im. 16:21,22; Mzm. 103:3, 10; Yes. 53:5, 11; Dan. 9:24).
e. Shagag artinya melakukan kesalahan, tersesat seperti domba.
f. Asham artinya rasa bersalah (Im. 6:2, 5, 6; 7:1-7).
g. Taah artinya menyimpang, tersesat.
Jadi konsep dosa menurut Perjanjian Lama yakni:
1. Dosa bertentangan dengan norma dan merupakan ketidaktaatan kepada Allah.
2. Perbuatan salah yang menyebabkan rasa bersalah.
3. Dosa merupakan perbuatan aktif dalam keslahan atau suatu tindakan menuju
sasaran yang salah.
Istilah Perjanjian Baru mengenai dosa
a. Kakos artinya buruk, tidak baik.
b. Poneros artinya kejahatan.
c. Hamartia artinya tidak mencapai sasaran (Mat. 1:21; 26:28; Luk. 24:47; Yoh.
8:24; Kis. 2:38; Rom. 3:20).
d. Hamartema artinya ketidakpatuhan terhadap hukum (Mar. 3:28; 4:12; Rom. 3:25;
1 Kor. 6:18).
e. Anomia artinya kedurhakaan, tidak punya aturan/hukum (Mat. 7:23; 23:28; 24:12;
Rom. 4:7; 6:19; 2 Tes. 2:7).
f. Parabates artinya pelanggaran (2 Pet. 2:16).
g. Paraptoma artinya pelanggaran secara sengaja (Mat. 6:14, 15; Rom. 4:24; 5:15-
20; 11:11, 12; 2 Kor. 5:19).
h. Agnosis artinya tidak berpengertian, tidak berpengertian (Ibr. 9:7).
7. Jadi konsep dosa menurut Perjanjian Baru yakni:
1. Semua dosa adalah pelanggaran hukum atau pemberontakan.
2. Dosa atau kejahatan memiliki bentuk yang banyak sekali.
3. Dosa menuntut pertanggung jawaban manusia.
E. Dosa menurut Alkitab
Dosa adalah segala perbuatan, perasan, atau pikiran manusia yang tidak sesuai dengan
hukum Allah. Ini termasuk melanggar perintah Allah dengan melakukan apa yang salah
menurut Allah (1 Yoh. 3:4, 5:17). Alkitab juga mengatakana bahwa orang yang menaha diri
untuk melakukan perbuatan yang baik maka ia berbuat dosa ( Yak. 4:17). Dalam bahasa asli
Alkitab kata dosa berarti “meleset dari targer”, atau sasaran. Alkitab mengatakan bahwa
keinginan danging bertentangan dengan keinginan Roh (Gal. 5:17). Jadi sumber dosa itu
bukanlah danging secara fisik atau tubuh jasmani melainkan keinginan danging. Jadi bukan
Tuhan yang merupakan sumber dosa. Dan dosa menjadi tanggung jawab manusia, karena itu
jangalah kita berbuat dosa. Alkitab menjelaskan bahwa dosa Adam menjalar kepada
keturunannya (Kej. 3:15, Mzm. 51:7, Rm. 5:12, dan 1 Kor. 15:12, 22). Dengan demekian
dosa dibedakan menjadi dosa warisan dan dosa perbuatan yakni:
1. Dosa warisan dibagi menjadi kesalahan warisan dan kerusakkan warisan
Kesalahan warisan. Adam adalah “kepala manusia”, maka tidak heran kalau semua
manusia yang dikepalai Adam turut melangggar perjanjian tersebut seperti dalam
Kejadian. 2. Pemimpin bangsa melibatkan bangsa yang dipimpinnya. Kesalahan
Adam menjadi kesalahan kita. Terbukti dari hukum yang dijatuhkan Allah kepada
Adam dan keturunannya (Kej. 3” 15-16, Rm. 6:23)
Kerusakkan warisan. Karena dosa maka Adam menjadi benih yang tidak baik. Dan
benih yang tidak baik itu akan menentukan pohon di kemudian hari. Hukuman
terhadap Adam merusak jiwa dan tubuh bahkan buka sekedar “sakti” tetapi “mati”. Ia
tidak dapat berbuat baik tetapi cendarung kepada yang jahat (Ef. 2:1). Kerusakkan
warisan berjalan karena benih laki-laki melalui kelahiran (Ayub. 14:4, dan Yoh. 3:6).
Apakah Allah adil jika keslahan Adam ditimpakan kepada keturunannya “benar”.
Tuhan adalah Allah yang maha-adil. Kesalahan Adam menjadi kesalahan seluruh
umat manusia. Namun Allah juga yang ttelah menentukan Adam yang akhir yaitu
Tuhan Yesus Kristus untuk membenarkan semua manusia berdosa berdasarkan iman,
bukan berdasarkan kelahiran (Rm. 5:18-19, dan 1 Kor. 15: 22, 45).
8. 2. Dosa perbuatan
Dosa perbuatan adalah dosa yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Tentu hal tersebut
disebabkan oleh dosa warisan yang mendatangkan kelemahan, sehingga tidak dapat berbuat
baik dan cenderung kepada yang jahat.
Dosa dibedakan menjadi dosa pikiran, dosa perkataan, dan dosa perbuatan. Namun
dosa tersebut merupakan dosa manusia seutuhnya. Jadi dosa tidak dibedakan
berdasarkan kecil atau berat ringannya pelanggaran karena dosa tetap dosa.
Alkitab juga menyatakan adanya dosa terhadap Roh Kudus. Dalam (Mat. 12:24-32),
ketika Yesus menyembuhkan seorang yang buta dan bisu karena kerasukan setan lalu
Yesus dituduh mengusir setan dengan kuasa Beelzebul atau penghulu setan.
3. Asal mula dosa di dalam manusia
Karena tertipu (1 Tim. 2:14)
Karena melanggar hukum Allah (Rm. 5:19)
Karena mendengar bujukan si ular (Kej. 3:1-7)
Karena Iblis menggoda serta merusak (Why. 12:9)
F. Akibat Dosa
Dosa memiliki akibat yang sangat luas dan mengerikan. Kasih Allah dengan keadilan-
Nya. Allah yang adil harus menghukum dosa, namun kasih Allah yang Mahasuci tidak
mungkin bersama-sama dengan najis. Ia membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa.
Dengan menghukum Adam, Allah menggenapi Firman-Nya (Kej. 2:17). Jika Allah
menghukum, hal itu mempunyai dua 2 arti. Hukuman Allah bagi orang berdosa berarti
ganjaran bagi perbuatan jahat. Sedangkan bagi orang percaya, hukuman Allah merupakan
disiplin atau hajaran yang memurnikan orang yang bergaul dengan Allah. Hukum terhadapa
dosa meliputi beberapa yaitu sebagai berikut:
1. Maut atau kematian
Alkitab menyatakan bahwa upah dosa ialah maut (Rm. 6:23). Maur artinya percerian
antara apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan. Maut atau kematian terdiri dari:
a. Perceraian roh dan tubuh (mati jasmani). Allah menciptakan manusia sebagai tubuh
dan roh, tetapi satu saat tubuh akan kembali menjadi debu dan roh kepada Allah yang
mengaruniakannya (Pkh. 12:7). Kematian Adam secara jasmani setelah ia makan
buah pengetahuan yang baik dan jahat tidak terjadi pada hari itu juga. Tetapi kematian
jasmani pasti dialaminya kemudia.
9. b. Percerraian antara Allah dengan manusia (mati rohani. Namun demekian jika orang
berdosa itu bertobat dan kembali kepada Allah, hubungannya dapat dipulihkan
sehingga ia tidak mengalami kematian rohani.
c. Perceraian kekal antara Allah dengan manusia (kematian kedua atau kematian kekal,
Why. 21:8). Hal ini akan terjadi kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat dan
kembali kepada Allah sehingga akibatnya ia akan mengalami kematian kekal.
2. Hubungan manusia dengan Allah mulai rusak
Sebelum berdosa hidup manusia enak di Taman Eden. Setelah berdosa masusia diusir
dari tanam itu, tersigkir dari hadirat Tuhan, harus bekerja keras dan mengalami banyak
kesulitan. Rusaknya hubungan dengan sesama manusia dan dengan lingkungan sekitarnya
juga menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal Tuhan
Yesus Kristus kedalam dunia untum menebus dosa manusia, dengan pengorbanan Yesus
Kristus di atas kayu salib manusia memiliki hubungan dengan Allah yaitu Kasih Karunia
Allah bagi manusia dalam (Ef. 2:4-10).
3. Kebinasaan
Sudah diterangkan bahwa “binasa” itu berarti “rusak”, yaitu tidak dapat di pakai lagi
untuk maksud yang semesinya (Mat. 9:17, Mat. 26:8). Akan tetapi “kebinasaan” juga dipakai
dalam Alkitab untuk menerangkan hukuman yang pasti bagi orang berdosa. Kalau kita
menyelediki dan membandingkan dalam Kitab (Flp. 3:19, 2 Ptr. 2:7, Why. 17:8, 11, 16, Why.
19:20, dan Why. 20:10), nyata kepada kita bahwa “kebinasan” itu berarti keadaan makhluk-
makhluk yang disiksa dengan tidak ada akhirnya, dan keadaan itu disadari oleeh orang yang
disiksa). Telah dijelaskan dalam (Mat. 25:41, 2 Tes. 1:9-10, dan Why. 14:10-11), bahwa
siksaan itu tidak berhenti siang dan malam, samapai selama-lamanya.
4. Merusak hubungan dengan sesama manusia
Dijelaskan bahwa selain merusak hubungan manusia dengan Allah, yakni melakukan
perbuatan dosa juga bisa menjauhkan bahkan merusak hubungan manusia yang satu dengan
yang manusia yang lain. Contohnya dosa yang bisa saja merusak hubungan kita dengan
manusia adalah iri hati, dendam, dan amarah. Beberapa hal ini bisa menombulkan konflik
yang tak terelakkan dan menyebabkan hubungan manusia dengan sesama manusia atau
bahkan dengan orang-orang yang kita cintai dan kasihi menjauh dan bahkan rusak.
10. 5. Merusak citra manusia
Allah menciptakan manusia sesuai dengan rupa dan gambaran Allah (Kej. 1:26-27),
tentunya kita telah mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya.
Dengan melakukan berbagai perbuatan dosa maka kita sebagai manusia akan memiliki citra
yang tidak akan serupa lagi dengan Allah karena manusia lebih memilih untuk mendengarkan
dan mengikuti godaan dari iblis. Rusaknya citra kita juga manusia menjadi lupa bahwa kita
adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan di cintai Allah dan inilah bukti bahwa Allah
sangat mengasihi umat manusia (1 Yoh. 4:10 dan 1 Yoh. 4:19).
6. Manusia mengalami penderitaan
Orang yang masih melakukan dan tidak mau berpaling atau bertobat dan mengikuti
kehendak Allah. Tentunya kita akan sangat menderita dan haus akan cinta kasih Tuhan,
karena yang kita dapatkan hanyalah penderitaan yang tiada henti. Bahkan untuk seorang
beriman yang sedang mengalami masa pencobaan yang tidak dapat mengatasinya bahkan
tidak mengetahui jalan keluar dalam kehidupannya, yang masih dibelenggu dosa yang
melingkupi hidupnya.
G. Pentingnya Manusia Bebas Dari Dosa
1. Percaya Kepada Tuhan Yesus Kristus (Kis. 16:31, Yoh. 20:31, dan Yoh. 3:36).
Bertobat dari dosa-dosan dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus berjalan seiring dan
tidak dapat dipisahkan. Jika pertobatan khusus berbicara tentang sikap hati berbalik dari dosa
dan diri sendiri, percaya menekankan kepada siapa hati kita teraarah (Rm. 10:9). Kita tidak
bisa bertobat tanpa percaya kepada Yesus Kristus, atau percaya tanpa bertobat dari dosa-dosa
kita. Akan tetapi kita percaya kepada Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh lalu kita
bertobat dan tinggalkan hidup kita melainkan hidup dalam manusia baru (Ef. 4:17-32).
Bertobat dan percaya adalah iman yang membahwa kita kepada keselamatan yang kekal (Ef.
2:8-9).
Percaya kepada Yesus Kristus bukan perbuatan melainkan sikap hati yang terjadi sesaat
atau seketika. Ketika kita mendengarkan Injil (1 Kor. 15:2, Rom. 10:17). Ini adalah respon
kita akan anugerah keselamatan yang telah Yesus Kristus kerjakan melalui pengorbanan-Nya
di atas kayu salib untuk menebus semua dosa umat manusia dan memberikan jaminan kepada
setiap orang yang percaya kepada Krsistus dan melakukan kehendak-Nya maka akan
memperoleh keselamatan. Sebab keselamatan hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus (Yoh.
14:6).
11. 2. Pertobatan (Mat. 3:2, Mrk. 1:15, 1 Yoh. 1:9, Luk. 24:47, Kis. 8:22, Luk. 5:32)
Pertobatan adalah tindakan orang berdosa untuk “berbalik” kepada Allah, setelah Roh
Kudus meyakinkan dia akan dosa, membahwa perubahan dalam pemikiran , keinginan, sikap
dan kehidupan orang berdosa itu sebagai akibat dari pekerjaan iman yang menyelamatkan
melalui peneBusan yang membenarkan dia. Dalam hal ini pertobatan sering diartikan sebagai
tindakan dari jiwa atau orang yang secara sadar menerima Kristus dengan iman sebagai
juruselamat. Kelahiran kembali atau lahir baru adalah menciptakan keadaan hati yang sama
sekali baru, itu bukanlah tindakan pribadi manusia, melainkan Pekerjaan Roh Kudus yang
membuat kita mengalami perubahan hati.
Pertobatan berarti dilahirkan kembali “dari atas” (Yoh. 3:7), suatu “pembaruan budi”
(Rm. 12:2). Meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (Ef. 4:22, dan 24).
Perubahan melalui kelahiran kembali terletak pada penemuan kembali citra moral Allah
dalam hati. Suatu kondisi yang memungkingkan kita mengasihi Dia amat sangat dan
menemukan sukacita tertinggi saat melayani Dia. Maka benarlah jika dianggap bahwa orang
yang ingin melakukan kehendak Allah serta menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, orang
yang menganggap dirinya dan semua miliknya adalah untuk melayani Tuhan Yesus Kristus
maka ia telah dilahirkan kembali dan siap dipakai oleh Tuhan dalam Pekerjaan-Nya.
Pertobatan juga harus diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan kita. Pertobatan
haruslah dilakukan oleh setiap orang percaya, bertobat tidak hanya dilakukan satu kali saja
dalam hidup kita, melainkan secara terus menerus. Hal ini harus selalu dilakukan karena sifat
dari manusia itu sendiri yakni dosa yang selalu mengikatnya, hari ini bertobat dan tidak
melakukan dosa lagi. Dalam Alkitab sendiri orang percaya selalu diingatkan terus menerus
untuk hidup dalam kekudusan agar jangan melakukan dosa lagi. Pertobatan manusia yang
sejati ditandai dengan menyerahkan dirinya untuk hidup dalam manusia baru (Kol. 3:9-10).
Jangan lagi kita saling mendustai karena kita telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya dan telah mengenakan manusia baru ang terus menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut rencana dan kehendak Allah dalam setiap
orang yang selalu bersandar dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus.
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis mengambil kesimpulan bahwa telah kita ketahui bahwa setiap manusia telah
berbuat dosa (Rm. 3:23), akan tetapi oleh kasih karunia Allah sehingga Allah telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia ini supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Allah juga mengutus Anak-Nya kedalam
dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamtkan dunia melalui
pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib (Yoh. 3:17). Oleh kasih karunia manusia
dibenarkan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Sebab oleh kasih karunia manusia
diselamatkan (Ef. 2:8-9).
Manusia harus menyadari bahwa ia jikalau ia berbuat dosa ialah maut, akan tetapi
karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus (Rm. 6:23). Oleh sebab itu manusia harus
bebas dari dosa dengan melalui percaya kepada Yesus Kristus (Yoh. 20:31, dan Yoh. 3:36),
dan bertobat dengan sunguh-sungguh ( Kis. 8:22, Luk. 5:32). Manusia harus beriman hanya
kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi dalam hidupnya, dan dalam
Tuhan Yesus kristus manusia dapat mendapatkan hidup yang kekal (Yoh. 14:6).