1. MAKALA
PERAN MARTURIA GEREJA DI DALAM KELUARGA
Ditunjukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Mawar Saron Lampung
Untuk Memenhi persyaratan Dalam Mata Kulia
DOGMATIKA 4
Di Susun Oleh :
ANGRI SEMILDEN ELIA TANAEM
Nim :
20198605
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
STT MAWAR SARON LAMPUNG
2021
2. DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gereja ...................................................................................
B. Apa Itu Maturia......................................................................................
C. Pengertian Keluarga.............................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.........................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................
3. Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerja merupakan salah satu kesaksian bagi setiap kehidupan manusia yang
berperan dalam masyarakat, sekolah dan gereja dapat menjadi contoh bagi
kehidupan manusia biak dalam memberikan arahan, dan sebagai salah satu tempat
dimana setiap orang yang percaya beribadah, sehingga orang-orang percaya
menjadi saksi bagi kehidupan masyarakat, sekolah, dan linkungan keluarga.
Namun, pada faktanya di lapangan teryata masih banyak gereja yang mengarkan
hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran gereja bahka menjadikan gereja sebagai
tempat berpestapora, mabuk-mabukan dan masih ajaran-ajaran gereja tentang
penyembahan berhala dan banyak kesesatan oleh gereja. Hal ini, dapat dikuatkan
dengan beberapa fakta dilapangan dibawah ini.
Manurut
Jadi dari latar belakang masalah ini maka sangat penting gereja menumbuhkan iman
dan mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan ajaran gereja dan berpegang pada
nilai-nilai Alkitabiah dan ajaran yang benar.
4. B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menuliskan rumusan masalah
sebagai berikut:
C. Bagaimana gereja mengajarkan hal-hal yang benar terhadap kelurga,
Bagaimana cara gereja menjadi contoh bagi keluarga.
D. Tujuan
a. Untuk memahami ajaran yang benar dari gereja.
b. Untuk mengetahui cara gereja menjadi contoh.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gereja
Gereja tidak bertumbuh dan berkembang sebab pendeta tidak tahu
berkhotbah sebagai merstinya di sekolah teologia tidak di ajar ilmu
berkhotbah rasuli tetap ilmu pidato ( Homiletik). Seacara umu memang
pendeta itu bisa menyususn khotbahnya dengan rapi dan bisa
membacanya atau mengucapkanya dengan baik. Kata-kata semua
terpilih dan semua kedengarannya “ilmiah” tetapi khotbah itu sering
kosong dan mati.
Dan seterusnya kita bisa kunjungi tiap-tiap Gereja mendengan dan
menilai khotbah pendetany secara objektif tidak berbeda. Pada intinya
semua pada lemah itu sebabnya tidak ada tidak ada pertobatan,tidak ada
kelepasan, tidak ada kesembuhan,tidak ada kemenangan, tidak ada
berkat Tuhan. Bagaimana gereja bisa bertumbuh dan berkembang.
1. Bagaiaman Harus Memberikan Makanan Rohani
Tatkala Tuhan Yesus menghadapi ribuan orang yang lapar ia
menyurur kepada murid-muridnya kamu berilah mereka itu makan.
Persedian makanan hanya hanya lima ketul roti dan dua ekor
ikan. Mustahil untuk memberi makan kepada lebih dari 5.000 orang
sampai kenyang (Mat 14:25). Tetapi apa yang mustahil bagi
manusia tidak mustahil bagi Tuhan. Tuhan akan mengadakan
mujizat supaya murid-muridnya bisa memberi makanan kepada
ribuan orang itu. Dan mujizat tu telah terjadi murid-murid itu telah
6. terjadi alat dalam tangan Tuhan untuk memberi makan lebih dari
5000 orang laki-laki. Dengan perempuan dan anak-anak mungkin
15.000 orang.1
Sesudah makan sampai kenyang masih ada kelebihan 12 bakul roti
dan ikan. Betapa ajaib kini kita hadapi jemaat yang lapar rohani. Dalam
jemaat dan di luar jemaat ada puluhan dan ratusan ribuan orang. Kita
tidak akan kesanggupan untuk memberi memberi makan sekalian.K ita
hanya mempuyai 5 ketul roti dan 2 ekor ikan saja hanya mempuyai
tubuh yang sehat dengan lima indranya dn dua tangan.
Memang itulah kebutuhan jemaat mereka datang untuk makan dan
minum rohan. Sebagai hamba Tuhan kewajiban kita untuk memberi
makanan rohani kepada jemaat. Bagaiamana kita dapat memberi
makanan rohani kepada jemaat yang membutuhkan itu harus terjadi
mujizat. Tetapi Tuhan memerlukan alat untuk mengadakan mujizatnya
anda dan saya adalah alat Tuhan. Rasul paulus katakan kita bekerja
dengan Allah ( 1 Kor 3:9). Kita tidak bekerja sendirian kita bekerja sama
dengan Tuhan, sebab itu itu kita percaya dan menurut firman Tuhan.
2. Kebenaran Allahharus anda mengerti supaya bisa memberi
memberi makanan rohani di jemaat.
Kata Tuhan Yesus:manusia tidak hidup oleh roti saja melainkan
dengantiap-tiap firmanyang keluar dari mulut Allah(Mat 4:4). Benar
jiwa manusia tidak bisa di puaskan dengan dengan kesenangan Tubuh
karna semua sia-sia ada nya (Pkh 1:-3). Itu sebabnya Tuhan Yesus
menyelamtkan orang yang percaya kepadanya sesudah percaya kita di
lahirkan baru dan membutuhkan susu rohani dan makanan rohani ( 1Pet
2:1,2; 1 Kor 3:1,2). Untuk anak-anak Tuhan datang kegereja suapay
mereka datang dapat sus rohani dan makanan rohani.
Jadi sebenarnya kewajiban pendeta adalah membawa firman Tuhan
sebagai susu Rohani dan Makan Rohani. Bukan asal omong saja seperti
1 H.L senduk, pedoman pelayanan pendeta,(jakarta: yayasan bethel,2008),2
7. tukuang jual obat di pasar. Mimbar Gereja adalah tanah yang suci di
mana seorang hamba Allah melayani Allahnya yang hidup untuk
memberi makanan Rohani maka mereka akan menjadi sehat dn kuat
bertumbuh menjadi dewaasa dan mengeluarkan buah-buah yang limpah.
Gereja akan bertumbuh dan berkembang.2
Tugas gereja berikutnya adalah Marturia, bersaksi. Tugas bersaksi atau
memberitakan harus dilakukan gereja baik sebagai indivudi ataupun persekutuan.
Kita dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat untuk memberitakan keselamatan
Yesus Kristus. Memberitakan keselamatan melalui kegiatan dan keseharian kita
masing-masing.
1. Memberitakan injil
2. Menjalin hubungan kerja sama antar gereja
3. Mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)
4. Mengadakan kunjungan
5. Melakukan kerja sama antar gereja
Sebuah etis dalam menghadapi konflik Gereja berkatan dengan upaya untuk
menghalangi keberdosaan manusia dan menwujudkan kebaikannya. Model dalam
buku ini mewarkan cara-cara melakukan campur tangan untuk membatasi siklus
buruk konflik dan memberdayakan siklus baiknya konflik yang buruk itu bersifat
kacau suatu pola pergumulan kekuasaan yang tidak bernalar dan semakin
meningkat untuk mencapai hasil.
Gereja seringkali begitu juga menghancurkan yang pasti sejak
permulaanpelayanannya kepada masyarakat Yesus telahmengamati aku datang
bukan memangil orang benar melain orang berdosa (Mrk 2:17b). Akan tetapi
2 H.L senduk, pedoman pelayanan pendeta,(jakarta: yayasan bethel,2008),2
8. apakah orang kristen lebih berdosa ataulebih gila dari pada bukan orang-orang
kristen apakan staf gereja lebih destrukti dari pada pegawai lembaga sekuler ya
mengapa ada orang kristen yang bertarung dengan jujur masyrakat justru sering kali
bertarung dengan curang gereja tampaknya ada kekuatan-kekuatan tentu yang
membentuk persaan dan perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam konflik gereja.
Apa yang dapat menjadi konflik gereja itu bersifat kristiani pertama-tama proses
yang konstruktif merupakanhal yang vital apa yang dapat mulai membedakan
Orang kristen dalam satu jalur konflik kristiani adalah adalah cara berinteraksi yang
membangkitkan dan memanfaatkan ciri-ciri karunia-karunia ilahi dalam diri
mereka. Maksud buku ini adalah mengususlkan proses tersebut proses untuk
tangapan-tangapan etis terhadap konflik gereja.3
B. Apa Itu Maturia
Marturia dalam kehidupan bergereja adalah bersaksi, yang biasanya kita
anggap sebagai tugas pendeta atau diaken saja. Padahal ini adalah tugas sebagai
orang yang telah ditebus. Apakah yang dimaksud dengan marturia (bersaksi)
Panggilan ini terlalu jelas sanggup kita melihat di Alkitab seperti di Matius 28:19-
20 dan Markus 16:15.
Bersaksi yang dimaksud adalah membuktikan bakal kasih Kristus yang sudi
mengosongkan diri-Nya, tidak berasumsi kesetaraannya sebagai hak yang harus
dipertahankan, melainkan memilih setia dan taat sampai mati, lebih-lebih sampai
mati di kayu salib, bangkit, dan naik ke surga dan dari surga Ia tawarkan kehidupkan
kekal kepada kita yang cuma sanggup di terima lewat iman kepada Kristus.
Bersaksi mengenai Kristus bertujuan kepada semua manusia, di dalam alkitab
sebagai berikut.
1. Di Markus 16:15 sesungguhnya dikatakan semua makhluk, tetapi hati-hati
bahwa makhluk yang dimaksudkan di sini bukanlah makhluk hidup seperti
yang kita pelajari di pelajaran Biologi. Makhluk yang dimaksud sekedar
manusia saja.
3 Hugh f. Halverstadt,mengelola konflik gereja,(pt bpk gunung mulia,jakarta:2002), 5-7
9. 2. Ingat, cuma manusia saja! Lalu, hewan dan tumbuhan kemana Kenapa tidak
dibagikan Kasih Kristus pada mereka Hewan dan tumbuhan dan yang
lainnya bakal mati binasa kala kedatangan Yesus yang terakhir kalinya,
yang ke dua kali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
3. Ada yang mengatakan dibakar dan tersedia pula yang mengatakan ditumpas
habis-habisan. Belum tersedia kejelasan sama sekali tetapi yang tentu cuma
manusia saja yang berbarengan bersama Allah di surga. Manusia yang
bagaimana. Yaitu mereka yang percaya kepada Kristus.
4. Seseorang hanya bisa melaporkan suatu momen atau menjadi saksi dari
suatu momen oleh dikarenakan ia melihatnya langsung. Begitu pula kita
hanya bisa mengerjakan tugas ini kalau kita sesungguhnya sangat sudah
mengalami kematian dan kebangkitan Kristus dan dipenuhi oleh kasih-
Nya.4
5. Ibaratnya sebuah gelas. Jika gelas tersebut diisi dengan air maka dikala
waktunya sudah penuh, ia tak berhenti mengalir malah mengalir ke luar
untuk isikan wadah-wadah yang rendah yang ada di sekitarnya. Demikian
termasuk kasih Kristus dapat konsisten kita bagikan lewat kesaksian kita
secara perkataan atau perbuatan kalau kita terlebih dahulu sesungguhnya
sangat sudah dipenuhi oleh kasih-Nya.
a. Kalau kita sendiri belum penuh maka tak dapat kemungkinan bisa
isikan orang lain. Dan kerap sekali hambatan kita untuk
mengerjakan tugas marturia ini adalah oleh dikarenakan karakter
kita yang mengakibatkan kekhawatiran yang teramat sangat di di
dalam bersaksi. Kita ulang ulang ke ilustrasi gelas tadi.
b. Apakah menurut kita air di didalam gelas berikut kecuali sudah
penuh dia dapat berhenti mengalir oleh karena gagangnya yang
patah atau rusak? Atau oleh karena adanya keretakan di bibir gelas
Sekali-kali tidak. Begitu termasuk dengan kita.
4 https://bersamakristus.org/pengertian-diakonia
10. c. Masing-masing orang punya kelemahan tersendiri pastinya entah itu
dari didalam diri seperti sifat atau dari luar diri. Tetapi kelemahan
atau keterbatasan kita janganlah kiranya halangi kita mengerjakan
tugas kita sebagai saksi-Nya.
d. Karena kecuali bukan kita yang sudah percaya ini, siapa ulang yang
mengumumkan perihal Kristus Karena kecuali bukan kita yang
adalah jemaat-Nya atau tubuh-Nya, siapa ulang yang
memperkenalkan Kristus kepada mereka yang belum mendengar
atau sudah mendengar tetapi belum percaya.
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak
percaya kepada Dia Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika
mereka tidak mendengar tentang Dia Bagaimana mereka mendengar
tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya Dan bagaimana mereka
dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus Seperti ada tertulis :
“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik (Roma
10:14-15).
Mungkin itu saja sekian pembahasan dari pengertian arti diakonia.
Mudah-mudahan kita bisa memahami arti, pengertian, dan makna diakonia,
koinonia, dan marturia dalam kehidupan gereja5
c. Pengertian Keluarg
1. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyrakat dan merupakan
pengayom kehidupan yang mempyai funsi keagamaan,
kebudayaan,perlindungan, pembinaan reproduksi, dan cerita kasih.
Keluarga juga merupakan wadah pembentukan karakter dan tingka laku
serta sikap yang perlu di miliki oleh semua anggota ketluarga.
5 https://bersamakristus.org/pengertian-diakonia
11. Keluarga kristen mencerminkan kehidupan yang di landasi oleh kasih.
Kasih itu menciptaan hidup damai penuh sukacita yang memancarkan kristus bagi
dunia dan sesama. kasih itu memberi makna kehidupan dan pengaktualisasian diri
semua anggota keluarga menjadi saksi kristus bagi semua orang yang di jumpai
dalam hidupnya. Dengan demikian, tujuan suatu keluarga kristen yang di bangun
menjadi patner kerja Allah adalah mewujudkan kasih kristus kepada sesama. kasih
mewujudkan itu memberi kehidupan yang kondusif dan memenuhi kebutuhan
jasmani maupun rohani semua anggota keluarga maupun orang lain yang
merasakan dan menikmati dampak dari kehiduppan tersebut.
Untuk mempertahankan kehidupan keluarga kristen yang harmonis
keseimbangan antara kebutuhan rohani seperti doa kebaktian keluarga dan
kebersamaan hidup dalam kasih persaudaraan antar semua anggota dapat
meyimbang tarid hidup keluarga.
Kebahagian dalam keluarga itu nyata dalam kehidupan bersama sehinga
setiap anggota merasa do lindungi dan di kasihi. Setiap anggota perlu memumpuk
sikap pribadi dalam memilihara dan membentuk hidupa yang harmonis dan damai
dalam keluarga. Perlu ada kerja sama yang baik antar sesama anggota keluarga (
Roma 12:9). Mengusahakan susana dan keadaan rumah yang menarik, baik, tenang,
dan di sukai bersama. Dalam rumah tanga kristen kita di pertemukan oleh Tuhan
untuk saling membutuhkan dan mengasihi, mengampuni, dan bekerja sama
berkrasi dan berbakti bersama bertumbuh dan mendengarkan firman bersama-sama
melayani dan mengharapkan langit yang bumi dan baru. 6
2. Hakikta keluarga
Keluarga pada umunya merupakan bagian dari masyrakat berdiri dari ayah
ibu dan anak yang mamiliki hubungan ikatan darah serta ikatan perkwainan yang
6 Dien sumiyatiningsih, keteladanan kehidupan, ( yogyakarta,andi:2006),77-78
12. sah sesuai dengan peraturan-peraturan yang berluku di dalm masyrakat tidak
melangar nilai norma maupun kebudayaan yang ada.
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga (
kulawarga). Yang berati anggota kelompok kerabat keluarga adalah unit
terkecil dari masyrakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tingal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling bergantungan.
Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan sejaterah berdasarkan ketuhanan yang maha esa anggota
keluarga terdiri dari suami istri atau orang tau (ayah dan ibu) serta anak.
Pada dasarnya keluarga terbentuk karna keterkaitan dari setiap
individu dengan yang lainnya dalam menjalininya relsi kehidupan
dalam jenjang yang lebih baik dan seriaus dalam mengambil komitmen
untuk hidup bersama-sama dari kedua individu yang teridiri dari laki-
laki dan perempuan.
Keluarga merupakan lingkungan pertama daan utama bagi
anak dan membentuk kepribadian mencapai tugas perkmbangan oleh
karna itu keluarga menjadi faktor yang penting bagi pembentukan sikap
dan perilaku anak baik dalam segi krpibadian sosianl maupun emosianal
anak. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan kepribadian anak perawatan orang tua yang penuh
kasih saya dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama
maupun sosial budaya yang di berikan merupakan faktor yang sangat
penting mendukung untuk memperisapkan anak manjadi pribadi dan
anggota masyarakat yang baik.
13. Keluarga merupakan inti sosial terkecil yang terutamabagi seoarang
anak sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya seoorang anak
berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga yang baik. 7
Dari keuda pendapat di atas dapat di pahami bahwa keluargamerupakan
lingkungan pertamandan utama bagi anak untuk membentuk kepribadian dengan
kata lain bahwa kepribaian akan di bentuk dalam keluarga peran keluarga
mengembangkan seperang perilaku inter personal sifat kegiatan yang berhubung
dengan individu dalam posisi dan situai tertentu peran individu dalam keluarga di
sadari oleh harapandan pola perilaku dari keluarga kelompo dam masyarakat.
Keluarga harus menjalakan perannya sebagisiatuasi sistem sosial yang
dapat di bentuk karakterserta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah
wadah tempat berkumpul ayah,ibu,dan anak sebuah keluarga sesungunhnya lebih
dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak berawal dari keuarga
segala sesuatu berkembang.
Keluargamemiliki peran utama dalam mengasuh anak di segala norma dan
etika yang berlaku di dalam lingkungan masyrakat dan budayanya dapat di teruskan
daro roang tua kepada anak daari generasi-generasi yang di sesuaikan dengan
perkembangan masyrakat. Keuluarg memiliki peran penting dalam meningkatkan
kulitas sumber daya manusia pendidikan moral dalam keluarga perlu di tanamkan
pada sejak dini pada setiap individu. Walua bagaiaman pun selain tingkat
pendidikan moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidak suatu
pembangunan.
Dapat di pahami keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk
mendidik segala norma dan etika yang berlaku di masyarakat dengan kata lain
kuluarga sanagat penting untuk kesuksesan masa depan anak. Keluarga merupakan
7 Frendery joses,tangung jawab orangtua mengajarkan alkitab dalammembentuk
karakter anak,(lampung,sttmawar saron lampun:2020),16
14. sutau sistem sosial terkecil yang di dalamnya dapat terdiri dari ayah, ibu, dan anakn
yang masing-masing memiliki peran anak merupakan buah dari keluarga bahagia.
Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyka hal di mulai ketika ia mulai
mengenal bahasa pendidikan moral dan kejujuran seorang anak berawal dari
kuluarga melalui orang tua hal ini dapat membentuk karakter anak di masa depan.8
3. Bentuk keluarga
Dalam kehidupan masyrakat umunya di kenal dua bentuk keluarga
yakni keluarga inti dan keluarga besar. Kedua hal ini merupakan
keluarga yang di kenal dalam masyrakat keluarga pada umunya
merupakan sekumpulan.
Dapat dipahami bahwa kelurga pada dasranya memeliki anggota
keluarga yang tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, anak-anak saja
melainkan terdiri dari kakek, nenek, paman, bibi, saudara ipar atau
pembantu yang tingga di rumah.
a. Keluarga inti.
Keluarga inti merupakan keluarga yang terkecil jumlah yang terdiri
dari ayah ibu, dan anak-anak yang belum keluarga. Dalam keluarga
inti oran tua memeliki tanggung jawab penuh mendidik anak untuk
menjadi pribadi yang dewasa.
Adapun pendapat dari Nugroho yang menjelaskan keleurga inti
memeliki tugas dan tanggung jawab bahwa kelurga inti pada
umumnya memeliki beberap fungsi penting anatara lain,
memberikan bantuan pada sesamanya, memberikan pengasuhan dan
pendidikan pada anak-anak serta melakukan produktif bersama.
Dengan kata lain bahwa keluarga inti pada dasarnya bertanggung
jawab untuk mengajarkan anak-anaknya didalam keluarganya.
8 Frendery joses,tangung jawab orangtua mengajarkan alkitab dalammembentuk
karakter anak,(lampung,sttmawar saron lampun:2020),18.
15. Peran yang sangat penting dalam keluarga ini pada umumnya
memeliki fungsi penting untuk memberikan pengasuhan, dan
pendidikan pada anak-anaknya serta orang tua menjadi teladan atau
contoh yang utama dalam mendidik anak didalam keluarga.
b. Keluarga besar.
Bentuk keluarga yang paling umum biasanya keleurga yang terdiri
dari satu nenek moyang yang dihitung dari garis keturunan dalam
jumlah yang cukup besar dalam keluarga besar tidak terdiri dar ayah,
ibu, dan anak-anak saja, melainkan juga ada keluarga-keluarga yang
hidup lain bersama dalam satu rumah atau satu naungan keluarga dari
pada orang tua yang memeliki anak-anak yang sudah memeliki ikatan
perkawinan, namun hidup bersama dengan keluarga lain.
Keluarga besar merupakan keluarga yang tidak hanya terdiri atas
suami, istri, dan anak, tetapi juga mencakup juga adik, kaka ipar,
keponakan dan lain sebagainya. Dalam keluarga seperti ini tugas
membina dan mendidik anak menjadi tanggung jawab semua orang
yang hidup dalam keluarga itu. Semua anggota keluarga mempunyai
satu kewajiban dalam menatah kecerdasan yang lahir dari anggota
keluarga tersebut.
4. Fungsi keluarga.
Terbentuknya keluarga pasti memeliki fungsinya dalam keluarga itu
sendiri pada umumnya keluarga berfungsi untuk kenyamanan
keberlangsungan hidup dengan individu yang lain di tengah masyarakat.
Keluarga adalah persekutuanorang tua dan anak-anak. Kebututuhan dan
keterkaitan anak-anak, kasih sayang dan usaha alami dari orang tua serta
ikatan-iktan darah dengan semua kekerabatan badani dan rohani tak
pelak lagi membuktikan bahwa merupakan lembaga sosial alami.
Sasaran dalam tugas-tugas keluarga ialah membesarkan anak-anak serta
memperhatikan kebutuhan sehari-hari para anggotanya.
16. Menciptakan keluarga sejahtera itu tidak hanya terlepas dari usaha
anggota keluarga untuk mengembangkan keluarga yang berkualitas
yang diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga bercerikan
kemandirian keluarga dan ketahanan keluarga. Pengembangan keluarga
yang berkualitas dan sejahtera ini ditunjukan agar keluarga dapat
memahami kebutuhan spiritual dan material, sehingga dapat
menjelaskan fungsi keluarga secara optimal.
17. Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
Jadi peran marturia di dalam keluarga sangat penting bagi kita umat kristiani
untuk memberitakan injil Tuhan dalam keluarga kita supaya kita hidup dengan
Tuhan. Maka itu kita haru mengembangan kesaksian kita dalam keluarga kita
bagaimana kita menjadi orang kisten yang sejati dalam mengikut Tuhan.
Untuk mempertahankan kehidupan keluarga kristen yang harmonis
keseimbangan antara kebutuhan rohani seperti doa kebaktian keluarga dan
kebersamaan hidup dalam kasih persaudaraan antar semua anggota dapat
meyimbang tarid hidup keluarga.
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga ( kulawarga).
Yang berati anggota kelompok kerabat keluarga adalah unit terkecil dari
masyrakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tingal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling bergantungan.ss