1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari zaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan
yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk
diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang
cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran,
seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”.
Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak
pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting.
Manusia sejak semulanya telah mendapatkan Kasih yang begitu dalam dari Allah.
Ketika masa penciptaan Allah tidak ingin manusia sendiri sehingga Allah menempatkan
perempuan di samping manusia karena Allah berkata bahwa manusia tidak baik seorang
diri saja. Bahkan ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa, Allah tetap menunjukkan
kasih setia-Nya kepada manusia dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, Yesus
Kristus karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.
Hukum yang terutama dalam hidup kita dalam lingkup Kristen adalah Hukum
Kasih yaitu mengasihi Allah dan sesama sebagaimana tercantum dalam kitab Matius
22:37-40. Manusia tidak hanya mengasihi Allah dan sesama tetapi juga mengasihi diri
sendiri dalam hal menerima diri dengan apa adanya dan mampu untuk menjaganya.
Bahkan Yesus juga mengharapkan agar kita juga mengasihi musuh kita dan mendoakan
mereka. Karena kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak
sombong, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak mendendam,
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, dan sabar menaggung segala sesuatu
sebagaimana yang tercantum dalam kitab 1 Korintus 13:4-7. Cara manusia
mengepresikan cinta mereka sangat beragam seperti dengan mengungkapkannya dan
dengan tindakan.
2. 2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita uraikan dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pengertian manusia dan cinta?
2. Bagaimana tanda-tanda cinta?
3. Apa saja macam-macam cinta?
4. Bagaimana mewujudkan cinta kasih?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian manusia dan cinta
2. Mengetahui tanda-tanda cinta
3. Mengetahui macam-macam cinta
4. Mengetahui bagaimana mewujudkan cinta kasih
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Cinta Kasih
Di dalam Kejadian 1:26-27 menjelaskan bahwa manusia adalah ciptaan Allah
yang membawa rupa dan gambar-Nya. Allah memberikan manusia berbagai potensi
dalam diri manusia, seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir, merasakan, juga
berbuat, agar mempermuliakan Dia. Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada
manusia adalah perasaan “Cinta”. Cinta dalam hal ini adalah cinta terhadap Allah dan
terhadap ciptaan Tuhan.
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri,
empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan
mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut (Anonim, 2014). Menurut
Haryanto, ada empat kata yang bisa diterjemahkan sebagai cinta dalam bahasa Yunani,
yaitu: agape, phileo/philia, storge, dan eros.
1. Agape
Agape adalah kata yang digunakan ketika merujuk kepada kasih Allah (lihat 1
Yohanes 4:7-12, 16b; atau Yohanes 3:16). Agape juga adalah kasih karena apa yang
seseorang lakukan dan bukan apa yang seseorang rasakan.
2. Phileo/philia
Phileo/philia, yang artinya “memiliki ketertarikan khusus kepada seseorang atau
sesuatu, yang dekat kepada kita, memberi perasaan kita, menganggapnya sebagai seorang
saudara.” Phileo ini sebenarnya lebih baik diterjemahkan sebagai “sangat menyukai” atau
“persahabatan sejati”. Kata ini agak berbeda kalau diterjemahkan dengan kata dalam
bahasa Inggris “love”, tetapi lebih tepat dengan “strongly like”. Kata ini mungkin bisa
kita terjemahkan dengan kata “suka” atau “menyukai”.
4. 4
3. Storge
Storge menunjukkan kasih antara orangtua dan anaknya, atau terhadap saudara
kandung, dan juga antara suami dan istri dalam pernikahan yang baik dan sehat (lihat
Roma 12:9-10) “9
Hendaklah kasih (agape) itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan
lakukanlah yang baik.10
Hendaklah kamu saling mengasihi (phileo/philia/storge) sebagai
saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” Atau, “Hormatilah ayah dan
ibumu (Kej. 20:12)
4. Eros
Eros digunakan untuk menggambarkan cinta seksual, yaitu cinta secara badaniah.
Eros adalah asal kata erotica, dan juga digunakan untuk merujuk kepada dewa cinta dari
Yunani. Kata ini sebenarnya tidak pernah muncul dalam Alkitab.
B. Tanda-tanda Cinta
Cinta merupakan hal yang sangat subyektif, satu orang dengan orang lainnya akan
memaknakan secara berbeda. Namun ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya
perasaan cinta:
1. Ada unsur keterkaitan dan kekaguman
Biasanya cinta didahului oleh rasa ketertarikan dan kekaguman, baik itu karena
penampilan fisik, sifat, kemampuan atau materi. Hal mana yang menjadikan seseorang
itu tertarik tiap orang itu berbeda-beda.
2. Teringat terus dalam ingatan
Perasaan cinta membuat bayangan tentang orang yang dicintainya selalu ada dalam
ingatan. Tanda cinta ini jangan dianggap bahwa hal ini hanya berlaku pada pasangan saja
tetapi juga pada semua orang. Ketika Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh mengenai
keturunan Nuh dan air pemusnah bumi tidak akan ada lagi dijelaskan di dalam Kejadian
9:14-15 “14
Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di
awan, 15
maka Aku akan mengingat pernanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu
beserta segala makhluk yang hidup...”
3. Adanya pengorbanan
Perasaan cinta menimbulkan perasaan ingin berbuat apa saja yang dapat membahagiakan
dan menyenangkan orang yang dicintai. Dalam hal pengorbanan, Tuhan rela
mengorbankan nyawanya demi menebus dosa manusia karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini (Lihat Yoh. 3:16).
5. 5
C. Macam-macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983:4) dalam bukunya Seni Mencintai dalam makalah
Angga, mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan
sebagai berikut :
1. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang
menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri
ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini
bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi
harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
2. Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu
merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama
manusia bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan
berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan
yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu
disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai
makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal
itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Di sisi lain Cinta
erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak
didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya
nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah
perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran
yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya
nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
6. 6
4. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan
fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih
sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat
bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain.
6. Cinta terhadap Rasul
Ini merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
a) Perasaan terhadap keluarga
b) Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
c) Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
d) Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
e) Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
f) Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
g) Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
h) Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
i) Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme (Herry, 2012)
7. 7
D. Cara Mewujudkan Cinta Kasih
1. Cara mewujudkan cinta diri sendiri
Dapat dilakukan dengan menjaga diri dan yang terutama adalah menerima diri
apa adanya, dan mampu melindungi kesucian sebab tubuh kita adalah bait Allah yang
harus dijaga seperti yang terdapat di dalam Kitab 1 Korintus 6:19-20 dikatakan “Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah,- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli
dan harganya telah lunas di bayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu”(Alkitab, 2010). Oleh sebab itu, kita tidak boleh mencemarkan tubuh kita
dengan kenajisan dan kejahatan apa pun itu, baik oleh pikiran, keinginan, maupun
tindakan.
2. Cara mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian.
Contohnya saling tolong menolong dan kerja bakti. Dalam Kitab Markus 6:
31”....Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri...” dan dalam Kitab Matius
5:44 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu” (Alkitab, 2010). Ini jelas dikatakan bahwa selain mengasihi
diri sendiri, kita juga harus mengasihi sesama bahkan musuh sekali pun.
3. Cara mewujudkan cinta erotis
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan
tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap
perempuan yang sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap
anaknya dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan
tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya
bahagia dijauhkan dari segala kesusahan (Zainal, 2012). Seorang Ibu Kristiani diarahkan
untuk mengasihi anak-anaknya seperti yang tertulis di dalam Titus 2:4-5 (Alkitab, 2010).
5. Cara mewujudkan Cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat. Kita harus mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan kekuatan kita (lih. Mrk 12:30) dan
memberikan seluruh diri kita untuk mentaati seluruh perintah-Nya sebagai manisfestasi
dari kasih kita kepada Allah (lih. 1 Yoh 5:3) (Alkitab, 2010).
8. 8
6. Cara mewujudkan Cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh teladan yang baik yang ada pada
diri rasul.
Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
a) Perasaan
b) Pengenalan
c) Tanggung jawab
d) Perhatian
e) Saling menghormati
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia adalah ciptaan Allah yang membawa rupa dan gambar-Nya. Cinta adalah
sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
2. Tanda-tanda cinta yaitu adanya unsur ketertarikan, selalu mengingat, dan rela
berkorban.
3. Menurut Erich Fromm, ada beberapa macam cinta, yaitu cinta diri sendiri, cinta
terhadap sesama/persaudaraan, cinta erotis, cinta keibuan, cinta terhadap Allah, dan
cinta terhadap rasul
4. Wujud cinta kasih dapat diwujudkan dengan mengasihi Allah dan sesama dengan
segenap hati bahkan musuh sekalipun.
B. Saran
Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat:
1. Mengetahui pengertian manusia dan cinta,
2. Mengetahui tanda-tanda cinta,
3. Mengetahui macam-macam cinta, dan
4. Mengetahui bagaimana mewujudkan cinta kasih.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. 2010. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia.
Angga, dkk. 2013. “Ilmu Budaya Dasar-Manusia dan Cinta Kasih”.
http://pingkancahya.wordpress.com/2013/10/15/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-cinta-
kasih/ diakses tanggal 20 Maret 2014.
Anonim, 2014. “Cinta”. http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta diakses tanggal 21 Maret
2014.
Haryanto. 2010. "Memahami Makna Cinta”. http://belajarpsikologi.com/memahami-
makna-cinta/ diakses tanggal 21 Maret 2014.
Herry, 2012. “Makalah Manusia dan Cinta Kasih”.
http://ibd99.blogspot.com/2012/12/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html diakses
tanggal 20 Maret 2014.
Zainal Arifin, 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Makassar : Anugrah Mandiri.
Http://Uihanamizuki.Blogspot.Co.Id/2014/12/Makalah-Pendidikan-Agama-
Kristen.Html