Workshop Manajemen Risiko DJA membahas peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dalam rangka strategi DJA meraih Risk Managed 2015, meliputi proses identifikasi dan analisis risiko serta penanganan risiko."
4. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Definisi Risiko & Manajemen Risiko
• Risiko: segala sesuatu yang berdampak negatif
terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan
kemungkinan dan dampaknya.
• Manajemen Risiko: pendekatan sistematis untuk
menentukan tindakan terbaik dalam kondisi
ketidakpastian
(PMK 191 Tahun 2008).
4
5. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Definisi Risiko & Manajemen Risiko
Pasal 1 PMK 191
Manajemen Risiko
Risiko
• pendekatan sistematis
• menentukan tindakan
terbaik
segala
sesuatu
kemungkinan
dampak
negatif
tujuan
KETIDAKPASTIAN
5
6. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Organisasi dan Risiko
G
O
A
L
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
PROSES PENCAPAIAN TUJUAN
RISIKO
RISIKO
SUKSESGAGAL
M
A
N
R
I
S
K
M
A
N
R
I
S
K
RISIKO
RISIKO
6
8. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Definisi Identifikasi Risiko
Kegiatan untuk mencari dan mendaftar risiko
yang ada dan terkait dengan tujuan dan
aktivitas organisasi
Mencari Risiko
Mengumpulkan Risiko
Mendaftar Risiko
Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan
Manfaat...?
• Menginventarisasi semua risiko yang
berpotensi merugikan organisasi agar
organisasi AMAN
• Menginventarisasi semua risiko yang
berpotensi merugikan organisasi agar
organisasi AMAN
Cara...?
Hasil...?
Apa...?
RISK PROFILE
8
9. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
9
Sumber Informasi
Pengalaman (internal & eksternal)
Pendapat ahli
Lost event database
Laporan Hasil Audit
Dokumen Perencanaan
10. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Cara Identifikasi Risiko
Wawancara terstruktur
Survei & Kuesioner
Focus Group Discussion
Check List
Benchmarking
10
11. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Unsur-unsur terkait Risiko
• Peristiwa yang merupakan kejadian
suatu risikoKejadian
• Sesuatu yang menjadi akar pemicu
(trigger) suatu risikoPenyebab
• Akibat negatif yang merugikan
organisasi atas suatu risikoDampak
• Saat dimana suatu risiko terjadiWaktu
11
12. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kejadian (Risk Event)
Output : Risk Statement (inti risiko / nama risiko)
contoh: penerimaan pajak tidak mencapai target.
Proses: Penjabaran peristiwa / kejadian / hal apa yang menjadi
suatu risiko (risk itself)
Segala hal yang dapat menghambat, menunda atau
menggagalkan pencapaian sasaran / tujuan organisasi (negative
impact)
Harus diungkapkan dengan jelas dan dapat dengan
mudah dimengerti (understandability)
12
13. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Penyebab Terjadinya Risiko
Segala hal (man, money, material, method, machine, disaster, dll) yang
menjadi pemicu (trigger) atas kemunculan suatu risiko
Harus dipastikan merupakan hal yang signifikan dan menjadi akar penyebab
risiko
Merupakan hal pokok yang akan dituju dalam melakukan penanganan risiko
(risk treatment)
Contoh penyebab risiko: kecerobohan manusia, kompetensi pegawai
kurang, perubahan teknologi, perubahan kebijakan, peristiwa alam,
dll.
Penerimaan pajak tidak mencapai target <-> WP tidak patuh dlm
memenuhi kewajiban pajak
13
14. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Dampak Risiko
Dampak negatif organisasi akibat suatu risiko
Harus terkait dengan risk context (dalam kerangka pencapaian sasaran atau
tujuan organisasi)
Menjadi faktor untuk dipertimbangkan dalam penentuan tinggi rendahnya risiko
Contoh dampak risiko: citra organisasi rusak, kerugian finansial,
Penerimaan pajak tidak mencapai target karena WP tidak patuh kewajiban pajak
dampak Reputasi DJP rusak
14
15. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Waktu Terjadinya Risiko
Menunjukkan waktu terjadinya suatu risiko dan penanda
intensitas / frekuensi terjadinya risiko
Upayakan menggunakan waktu yang presisi (specific time), untuk
kemudahan pelaksanaan penanganan risiko (risk treatment)
Jika tidak ada specific time, maka didasarkan pada tahapan atau fase
dari alur suatu proses kegiatan
Dapat bersifat repetitif atau once random
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penentuan
tinggi rendahnya level risiko
Contoh: akhir tahun pajak
15
16. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kategori Risiko (PMK 191 Tahun 2008)
FRAUD
• Disebabkan oleh adanya tindak kecurangan
STRATEGIS & KEBIJAKAN
• Disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan atau respon terhadap
perubahan kebijakan
OPERASIONAL
• Disebabkan oleh kegagalan pada orang, proses atau sistem
KEPATUHAN
• Disebabkan oleh karena adanya pelanggaran regulasi
FINANSIAL
• Disebabkan oleh kegagalan pihak ketiga dalam pemenuhan
kewajibannya
16
17. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Identifikasi Risiko - Menggunakan BSC
• Risiko adalah segala sesuatu kejadian yang berpotensi untuk
menghambat, menunda atau menggagalkan pencapaian
tujuan organisasi.
• Pokok acuan dalam mengidentifikasi risiko adalah tujuan
organisasi.
• Tujuan organisasi di Depkeu mengacu pada Sasaran Strategis
(SS) dalam dokumen Balanced Scored Card (BSC).
• Pokok acuan dalam mengidentifikasi risiko adalah Sasaran
Strategis (SS).
• Sasaran Strategis (SS) akan menjadi patokan atau acuan
dalam identifikasi risiko, bukan Indikator Kinerja Utama (IKU).
• Semua SS harus diidentifikasi risiko-nya, yakni semua risiko
apa saja yang terkait dengan pencapaian suatu SS.
17
18. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Identifikasi Risiko - Menggunakan BSC
• SS menjadi acuan dalam identifikasi risiko.
• Cara untuk mengidentifikasi risiko terkait dengan SS ini ada 3, yaitu:
– Menegatifkan IKU, contoh untuk IKU nomor WBC 14-11.1, risikonya adalah:
“Jumlah sosialisasi yang diselenggarakan Kanwil kurang dari target”.
Artinya kalau jumlah sosialisasi kurang dari target (IKU 14-11.1), maka tingkat
sosialisasi dan monitoring yang optimal dalam rangka menumbuhkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat tidak akan tercapai (SS 14-11).
– Analisis kegiatan rutin terkait SS, contoh untuk SS nomor WBC 14-9, risikonya
adalah: “Pelaksanaan audit di lapangan molor dari jadwal yang telah ditentukan”.
Artinya kalau Pelaksanaan audit di lapangan molor dari jadwal yang telah
ditentukan, maka efektivitas dan efisiensi audit di bidang kepabeanan dan cukai
tidak akan tercapai (SS 14-9).
– Imaginatif Thinking, contoh untuk SS nomor WBC 14-12, risikonya adalah: “Adanya
ketidakpuasan pegawai terhadap hasil mutasi pegawai”.
Artinya kalau pegawai tidak puas atas hasil mutasi yang dilakukan, maka
pengembangan dan pembinaan SDM dikatakan gagal (SS 14-12).
• Apabila diketemukan satu risiko dari hasil analisis kegiatan rutin maupun dari hasil
imaginatif thinking yang tampaknya tidak menginduk pada satu SS, maka atas risiko itu
dipikirkan untuk dicari kaitannya dengan satu SS dalam peta strategi sebagai
indukannya.
18
20. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Konsep Analisis Risiko
MENENTUKAN LEVEL RISIKO
HARUS ADA STANDAR ACUAN:
“KRITERIA”
HARUS MEMPERTIMBANGKAN SISTEM
PENGENDALIAN YANG ADA
DASAR PENENTUAN SIGNIFIKANSI
RISIKO
20
21. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Definisi Analisis risiko
Upaya untuk memahami risiko dengan
lebih mendalam
mencermati sumber risiko dan tingkat
pengendalian yang ada
menilai kemungkinan dan konsekuensi
terjadinya risiko
Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan
Manfaat?
• Menilai Signifikansi Setiap Risiko
• Untuk Memperbandingkan Risiko
• Menilai Signifikansi Setiap Risiko
• Untuk Memperbandingkan Risiko
Cara...?
Hasil...?
Apa...?
PROFIL RISIKO
21
22. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
22
Sumber Informasi
Benchmarking
(Pembandingan)
Pendapat ahli
(Delphi Analysis)
Lost event database
(Data kejadian masa lampau)
Estimasi Subjektif
(Focused Group Discussion)
23. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Guidance in Risk Analysis
Analisis risiko seyogyanya dilakukan bersama-sama
(group) dalam sebuah organisasi.
Personal yang terlibat harus memiliki pengetahuan
dasar tentang manajemen risiko.
Personal yang terlibat harus mengetahui dan
memahami proses bisnis organisasinya.
Analisis risiko harus dilakukan oleh orang yang
berpengalaman dalam proses bisnis yang
bersangkutan.
23
24. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kaidah Analisis Risiko
RISIKO ADALAH SEGALA SESUATU KEJADIAN YANG
BERPOTENSI UNTUK MENGHAMBAT, MENUNDA ATAU
MENGGAGALKAN PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI
RISIKO MERUPAKAN KOMBINASI (FUNGSI) DARI
KEMUNGKINAN SUATU KEJADIAN DAN DAMPAK
NEGATIF YANG DITIMBULKAN ATAS KEJADIAN ITU
LEVEL RISIKO = LEVEL FREKUENSI X LEVEL KONSEKUENSI
( LR = LF X LK )
24
25. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Karakteristik dalam Analisis Risiko
• Besar kecilnya kemungkinan terjadinya
risiko atau kekerapan kejadian suatu
risiko
Level
Frekuensi
• Besar kecilnya dampak negatif dari
suatu risiko
Level
Konsekuensi
• Besar kecilnya atau tingkatan suatu
risikoLevel Risiko
• Standar yang digunakan untuk
menentukan level frekuensi dan level
konsekuensi
Kriteria
• Alat kontrol yang mencegah
terjadinya suatu risiko
Sistem
Pengendalian
25
26. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Level Frekuensi
FREQUENCY = PROBABILITY = LIKELIHOOD
Kemungkinan suatu risiko untuk muncul ke permukaan (terjadi)
dan berdampak pada organisasi
Menunjukkan besaran suatu kejadian:
- Mungkin untuk terjadi (kemungkinan)
- Kekerapan kejadian suatu risiko (frekuensi)
Diukur dengan menggunakan kriteria frekuensi
Menghasilkan tingkatan besar kecilnya frekuensi suatu risiko
(Level Frekuensi)
26
27. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Level Konsekuensi
CONSEQUENCY = IMPACT
Menunjukkan efek atau akibat negatif yang ditimbulkan oleh suatu
kejadian
Diukur dengan menggunakan kriteria konsekuensi
Menghasilkan tingkatan besar kecilnya konsekuensi suatu risiko
(Level Konsekuensi)
27
28. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
KRITERIA RISIKO
Kriteria risiko merupakan suatu ukuran yang menjadi
standar dalam penentuan level suatu risiko.
Level risiko terdiri atas:
Tinggi (3),
Sedang (2),
Rendah (1).
Kriteria risiko menjadi acuan atas pertanyaan:
Kapan satu risiko dikatakan tinggi?
Bilamana satu risiko dikatakan sedang?
Saat bagaimana satu risiko dikatakan rendah?
28
29. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
KRITERIA RISIKO
Kriteria risiko terdiri dari:
Kriteria konsekuensi
Kriteria frekuensi
Satu risiko memiliki 2 kriteria, yaitu kriteria konsekuensi
dan kriteria frekuensi.
Metode untuk menyusun kriteria ada 2, yaitu:
Kuantitatif, menggunakan angka numeris sebagai
patokan ukuran tinggi rendahnya
Kualitatif, menggunakan pernyataan kata-kata sebagai
suatu patokan untuk menyatakan tinggi rendahnya.
Metode penyusunan kriteria bersifat mutually exclusive
(pilih salah satu).
29
30. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kriteria Frekuensi Kualitatif...example
LEVEL KRITERIA
RENDAH
Kemungkinan terjadinya kecil
atau sangat jarang hingga
jarang terjadi
SEDANG
Kemungkinan terjadinya
sedang atau jarang hingga
sering terjadi
TINGGI
Kemungkinan terjadinya tinggi
atau sering terjadi hingga
sangat sering terjadi
30
31. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kriteria Konsekuensi Kuantitatif...example
LEVEL KRITERIA
RENDAH
Nilai Kerugian (X):
X < 10.000.000
SEDANG
Nilai Kerugian (X):
10.000.000 ≤ X ≤ 100.000.000
TINGGI
Nilai Kerugian (X):
X > 100.000.000
31
32. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Sistem Pengendalian
Merupakan alat pengaman (kontrol)
terhadap suatu risiko
Yang dipertimbangkan adalah adanya
kontrol yang terkait (existence) dan tingkat
efektivitasnya (effectivity)
Dipertimbangkan untuk menentukan level
frekuensi dan level konsekuensi
Efektivitas sistem pengendalian sangat
menentukan level risiko
Kegagalan atau tidak berfungsinya suatu
sistem pengendalian bukan merupakan
risiko
32
33. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Prosedur Analisis Risiko
Use Criteria
for
Frequency
Use Criteria for
Consequency
Use RISK MATRIX
33
34. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Contoh Analisis Risiko
Contoh:
Risiko “A” memiliki kompo -
sisi sebagai berikut:
1. Level Frekuensi:
“SEDANG”
2. Level Konsekuensi:
“TINGGI”
3. Level Risiko “A“ adalah:
“TINGGI”
LEVEL RISIKO = LEVEL KONSEKUENSI X LEVEL FREKUENSI
rendah sedang tinggi
LEVEL KEMUNGKINAN
LEVELKONSEKUENSI
rendahsedangtinggi
34
35. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Analisis Tren Risiko
Kecenderungan pergerakan
level risiko antarperiode
Tren risiko
• Naik
• Turun
• Stabil
Cara analisis tren?
mengidentifikasi perubahan atau
pergeseran tingkat level risiko yang
dikaitkan dengan upaya mitigasi yang
telah dilakukan ataupun faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya.
35
36. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Output Analisis Risiko
Risiko dengan tingkatan levelnya.
Risiko ini masih acak, belum diurutkan
berdasarkan kriteria tertentu untuk melihat
prioritas bagi penentuan apakah akan
ditangani atau tidak.
Merupakan dasar bagi kegiatan evaluasi
risiko.
36
38. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Konsep Evaluasi Risiko
MENENTUKAN URUTAN PRIORITAS
RISIKO
MENGGUNAKAN KRITERIA ATAU
KAIDAH PRIORITISASI
DASAR PENENTUAN RISIKO MANA
YANG AKAN DITANGANI ATAU
DIMITIGASI
38
39. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Evaluasi risiko
Upaya untuk menentukan signifikansi setiap
risiko, dari yang paling signifikan hingga yang
paling tidak signifikan
Menentukan kriteria atau kaidah untuk
memprioritisasi risiko
Menilai signifikansi masing-masing risiko
berdasarkan kaidah prioritisasi risiko
Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan
Manfaat?
• Sebagai dasar untuk menentukan risiko
mana yang akan ditangani
• Sebagai dasar untuk menentukan risiko
mana yang akan ditangani
Cara...?
Hasil...?
Apa...?
PROFIL RISIKO berdasarkan prioritas
39
40. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Pertimbangan dalam Evaluasi Risiko
• Selera risiko
• Karakteristik suatu organisasi dalam
menyikapi suatu risiko
Risk Appetite
• Batas tingkatan atau level risiko tertinggi
dimana suatu organisasi memutuskan
untuk tidak menangani suatu risiko
Risk
Tolerance
• Aturan tertentu yang
digunakan untuk menentukan
signifikansi setiap risiko
Kaidah
Prioritisasi
Risiko
40
41. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Risk Appetite
41
•Ditentukan oleh Komite Manajemen Risiko (PMK
191 Tahun 2008)
•Batasan level dimana risiko akan diputuskan untuk
ditangani atau tidak ditangani
42. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
SELERA RISIKO
rendah sedang tinggi
KEMUNGKINAN
KONSEKUENSI
rendahsedangtinggi
rendah
sedang
tinggi
CONTOH
toleransi
risiko
42
43. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Kaidah Prioritisasi Risiko
LEVEL RISIKOLEVEL KONSEKUENSIKATEGORI RISIKOLEVEL FREKUENSISUBJECTIVE JUDGEMENT
TINGGI
SEDANG
RENDAH
FRAUD
STRATEGIK DAN KEBIJAKAN
OPERASIONAL
KEPATUHAN
FINANSIAL
LEVEL RISIKO
LEVEL KONSEKUENSI
KATEGORI RISIKO
LEVEL FREKUENSI
SUBJECTIVE JUDGEMENT
43
44. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Output Evaluasi Risiko
Risiko yang telah terurutkan berdasarkan pada
prioritasnya.
Risiko diurutkan dari yang paling memiliki prioritas
(signifikan) hingga yang paling tidak diprioritaskan
(masih dalam batas risk appetite atau low risk).
Merupakan dasar bagi pelaksanaan risk treatment.
44
46. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Konsep Penanganan Risiko
MENENTUKAN OPSI PENANGANAN RISIKO
YANG AKAN DIJALANKAN
MENYUSUN RENCANA PENANGANAN RISIKO
MENJALANKAN RENCANA PENANGANAN
RISIKO YANG TELAH DISUSUN
BERTUJUAN MENURUNKAN LEVEL RISIKO
46
47. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Penanganan risiko
Kegiatan untuk menyusun rencana
penanganan (mitigasi) risiko dan menjalankan
rencana tersebut
Memilih opsi penanganan risiko yang
mungkin untuk dijalankan
Menyusun rencana penanganan risiko yang
SMART
Eksekusi rencana mitigasi
Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan
Manfaat?
• Sebagai alat perencanaan dan kontrol
untuk menurunkan level risiko secara
akurat, efektif dan efisien
• Sebagai alat perencanaan dan kontrol
untuk menurunkan level risiko secara
akurat, efektif dan efisien
Cara...?
Hasil...?
Apa...?
Dokumen Rencana & Realisasi
Mitigasi Risiko
47
48. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Penanganan Risiko
• Terminologi khusus dalam
manajemen risiko, bertujuan
menurunkan level risiko
Mitigasi
Risiko
• Pilihan teknik penanganan risiko
Opsi
Mitigasi
• Level risiko sisa setelah mitigasi
Risiko
Residual
48
50. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Apakah semua risiko ditangani...?
Tujuan mitigasi risiko adalah menurunkan level
risiko.
Tidak semua risiko dimitigasi.
Mitigasi risiko memperhatikan dan tergantung
pada:
- Prioritas Risiko (hasil evaluasi risiko)
- Penyebab Risiko
- Selera Risiko
- Sumber Daya Organisasi
50
51. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
SELERA RISIKO
rendah sedang tinggi
KEMUNGKINAN
KONSEKUENSI
rendahsedangtinggi
rendah
sedang
tinggi
CONTOH
toleransi
risiko
51
52. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
SELERA RISIKO
rendah sedang tinggi
KEMUNGKINAN
KONSEKUENSI
rendahsedangtinggi
rendah
sedang
tinggi
CONTOH
toleransi
risiko
TIDAK DIMITIGASI
52
53. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Risiko Residual
INHERENT RISK
RESIDUAL RISK AFTER CONTROL
RESIDUAL RISK AFTER MITIGATION
INTERNAL CONTROL
MITIGATION ACTIVITY
53
54. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Menuju Penanganan Risiko
1. Ketika level risiko menempati peringkat “rendah” atau termasuk
kedalam level risiko yang dapat diterima, risiko itu cukup diterima
saja dengan mitigasi risiko yang minimal atau bahkan tidak
dimitigasi tetapi cukup dimonitor saja.
2. Risiko yang memiliki level rendah dan risiko yang dapat diterima
(masuk kedalam risk tolerance) sebaiknya dimonitor dan secara
periodik direviu untuk menjamin bahwa risiko tersebut tetap bisa
diterima.
3. Ketika risiko levelnya tidak berada pada level rendah atau tidak
terkategorikan sebagai risiko yang dapat diterima, maka risiko
tersebut seharusnya dimitigasi dengan menggunakan satu atau
lebih opsi penanganan risiko yang mungkin.
54
55. Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
Output Penanganan Risiko
Rencana mitigasi risiko sesuai dengan
prioritasnya.
Dokumentasi realisasi hasil pelaksanaan
mitigasi risiko.
Sebagai Bahan dasar untuk menilai
keberhasilan mitigasi risiko.
55