6. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 4
18 Desember / Rev. : 00
41 Cabang Bandara El Tari, Kupang (KOE) 00
42 Cabang Bandara Rendani, Manokwari (MKW) 00
Kantor Perwakilan
43 Perwakilan Bandara Tjilik Riwut, Tambolaka (TMC) 00
44 Perwakilan Bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende (ENE) 00
45 Perwakilan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi (BWX) 00
46 Perwakilan Bandara Notohadinegoro, Jember (JBB) 00
47 Perwakilan Bandara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga (FLZ) 00
48 Perwakilan Bandara Binaka, Gunung Sitoli (GNS) 00
49 Perwakilan Bandara Maimun Saleh, Sabang (SBG) 00
50 Perwakilan Bandara Malikus Saleh, Lhokseumawe (LSW) 00
51 Perwakilan Bandara Silangit, Siborong-Borong (SQT) 00
52 Perwakilan Bandara Betoambari, Baubau (BUW) 00
53 Perwakilan Bandara Aminuddin Amir, Luwuk (LUW) 00
54 Perwakilan Bandara Tampa Padang, Mamuju (MJU) 00
55 Perwakilan Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (TJQ) 00
56 Perwakilan Bandara Iskandar, Pangkalan Bun (PKN) 00
57 Perwakilan Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima (BMU) 00
58 Perwakilan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa (SWQ) 00
59 Perwakilan Bandara Frans Seda, Maumere (MOF) 00
60 Perwakilan Bandara Mopah, Merauke (MKQ) 00
61 Perwakilan Bandara Dominique Edward Osok, Sorong (SOQ) 00
62 Perwakilan Bandara Pangsuma, Putussibau (PSU) 00
63 Perwakilan Bandara Rahadi Oesman, Ketapang (KTG) 00
64 Perwakilan Bandara Susilo, Sintang (SQG) 00
65 Perwakilan Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang (TNJ) 00
66 Perwakilan Bandara Dumatubun, Langgur (LUV) 00
67 Perwakilan Bandara Olilit, Saumlaki (SXK) 00
68 Perwakilan Bandara Nabire, Nabire (NBX) 00
F-ZQ-01
III. Catatan Perubahan Dokumen
Revisi No. Dokumen Diubah oleh Tanggal Penjelasan Perubahan
-- -- -- -- --
F-ZQ-02
7. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 5
18 Desember / Rev. : 00
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perusahaan bertujuan memberikan manfaat
sebesesar-besarnya kepada pemegang
saham & stakeholder, akan tetapi dalam
perjalanan dan proses yang dilakukan oleh
perusahaan terdapat unsur ketidakpastian dan
resiko yang dapat berasal dari internal dan
eksternal sehingga memberikan pengaruh
terhadap pencapaian perusahaan.
Ketidakpastian dan resiko menjadi semakin besar
dikarenakan oleh perubahan iklim bisnis,
perubahan peraturan, perubahan teknologi,
dan perubahan persaingan bisnis.
Ketidakpastian dan resiko tersebut tidak dapat
dihindari, akan tetapi harus dikelola melalui
suatu cara yaitu “Manajemen Resiko”.
Melalui manajemen resiko, diharapkan
perusahaan mampu mengelola resiko dengan
baik sehingga memiliki kemampuan untuk
mendeteksi resiko, fleksibilitas dalam
merespon resiko, dan kapabilitas sumber daya
dalam merespon resiko.
Untuk mendapatkan hasil optimal dan
meminimalkan potensi kerugian dari kegiatan
operasional perusahaan, mengingat
meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
perusahaan akibat dari meningkatnya
kompleksitas aktivitas perusahaan dan
pesatnya perkembangan dunia bisnis, maka
diperlukan sistem dan prosedur untuk
mengelola risiko yang dihadapi perusahaan.
Sistem dan Prosedur Manajemen Risiko
Keuangan ini disusun berdasarkan prinsip-
prinsip pengelolaan risiko perusahaan yang
memenuhi prinsip-prinsip good corporate
governance serta ketentuan perundangan
yang berlaku.
1.1.1 Maksud & Tujuan
Prosedur ini disusun untuk dipergunakan oleh unit
terkait sebagai pedoman prosedur yang
mencakup aktivitas keuangan perusahaan,
agar pelaksanaannya mendapatkan hasil yang
optimal, akurat dan tepat sasaran.
1. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko
yang konsisten atas risiko yang ada pada
proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam
perusahaan.
2. Mendorong manajemen untuk bertindak
proaktif mengurangi risiko kerugian,
menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber
keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja
perusahaan.
3. Mendorong setiap insan perusahaan untuk
bertindak hati-hati dalam menghadapai risiko
perusahaan, sebagai upaya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan.
4. Standard Operating Procedure (SOP) Risk
Management ini bertujuan untuk menetapkan
pendekatan dan pengaturan resiko dalam PT.
Gapura Angkasa.
5. SOP ini mengatur tentang prosedur untuk
identifikasi (identification) resiko, menilai
(assessing) resiko, mengawasi (monitoring)
resiko, mengatur (managing) resiko,
melaporkan (reporting) resiko, dan langkah-
langkah pencegahan resiko.
6. SOP ini mengatur manajemen resiko
dilingkungan PT. Gapura Angkasa.
7. Bagian dari resiko ini mengetahui bahwa tidak
semua resiko dapat dihindari, tetapi resiko
apa yang dapat diterima dan bagaimana cara
meminimalisir resiko yang ada.
1.2Dasar Pelaksanaan Pengelolaan Maajemen
Resiko
1. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
01/MBU/2011 tentang Praktik Penerapan
Good Corporate Governance pada Badan
Usaha Milik Negara pada Pasal 25:
a. Direksi, dalam setiap pengambilan keputusan/
tindakan harus mempertimbangkan risiko
usaha;
b. Direksi wajib membangun dan melaksanakan
program manajemen risiko korporasi secara
terpadu yang merupakan bagian dari
pelaksanaan program Good Corporate
Governance;
c. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat
dilakukan, dengan:
1) Membentuk unit kerja tersendiri yang ada
dibawah Direksi;
2) Memberi penugasan kepada unit kerja yang
ada dan relevan untuk menjalankan fungsi
manajemen risiko;
d. Direksi wajib menyampaikan laporan profil
manajemen risiko dan penanganannya
bersamaan dengan laporan berkala
perusahaan.
2. SK Direktur Utama PT Gapura Angkasa
Nomor : SKEP/DZ/6008/JUN/2017 tentang
Fungsi/Tugas dan Struktur Organisasi Kantor
Pusat PT Gapura Angkasa.
8. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 6
18 Desember / Rev. : 00
1.3Istilah & Definisi
1. Manajemen risiko adalah praktik manajemen
yang baik dan penilaian risiko memberikan
teknik manajemen yang efektif untuk
mengelola organisasi (melalui identifikasi risiko
dan tindakan pencegahan dan penanganan).
Melalui strategi ini PT. Gapura Angkasa sangat
ingin untuk memastikan bahwa manajemen
risiko tidak dipandang sebagai tujuan
tersendiri, melainkan bagian dari pendekatan
manajemen secara keseluruhan yang
mendukung organisasi dalam
mengembangkan rencana aksi pengelolaan
dicapai.
2. Risiko Keuangan adalah kerugian yang timbul
akibat perubahan harga mata uang tingkat
bunga, komoditas dan ekuitas.
3. Risiko Likuiditas terjadi karena tidak semua
produk menajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan dengan bebas.
4. Resiko operasional adalah resiko yang terjadi
akibat dari operasional yang berdampak pada
menurunnya produktifitas dan berhentinya
operasional perusahaan.
5. Resiko strategi adalah resiko yang muncul
akibat dari perencanaan strategi perusahaan
dan kegagalan yang timbul akibat
pengambilan arah keputusan
6. Resiko eksternal adalah resiko yang muncul
dari luar lingkungan perusahaan yang
menyangkut dengan hokum dan reputasi
perusahaan.
7. Resiko lainnya adalah resiko yang muncul
akibat dari kondisi makro ekonomi dalam dan
luar negri.
8. Assessment Risiko adalah keseluruhan
proses yang meliputi identifikasi risiko, analisa
risiko dan evaluasi risiko .
9. Dampak (Consequence) adalah akibat dari
suatu peristiwa yang mempengaruhi sasaran.
10.Identifikasi Risiko adalah suatu proses untuk
melakukan inventarisasi risiko pada setiap
aktivitas yang dilaksanakan.
11.Indikasi adalah tanda/gejala/sinyal/ciri dari
risiko yang akan terjadi;
12.Kebijakan Manajemen Risiko adalah
pernyataan terhadap keseluruhan maksud dan
arah manajemen risiko organisasi.
13.Kemungkinan (Likelihood) adalah
kesempatan/kemungkinan sesuatu
terjadi.
Catatan :
Perlu dibedakan antara likelihood dengan
probability. Terminologi probabilitas adalah
istilah matematik, terutama statistik,
sehingga dalam praktiknya perlu
diperhatikan kaidah-kaidah matematik terkait.
Istilah likelihood atau kemungkinan adalah
istilah yang lebih umum dan tidak terkait
dengan kaidah matematik, sehingga dalam
menentukan ukurannya dapat lebih bebas,
baik subyektif, kualitatif ataupun kuantitatif,
frekuensi atau juga dengan probabilitas
(selama kaidah matematiknya dipenuhi).
14.Kerangka Kerja Manajemen Risiko
adalah sekumpulan perangkat organisasi
yang menyediakan landasan bagi
perencanaan, penerapan, monitor dan review
serta perbaikan berkelanjutan manajemen
risiko bagi seluruh organisasi.
15. Komunikasi dan Konsultasi adalah
proses yang berulang dan berkelanjutan
antara organisasi dengan para
pemangku kepentinganny (stakeholders)
yang saling memberikan, berbagi informasi
serta melakukan dialog terkait dengan
pengelolaan risiko.
16.Kriteria Risiko adalah kerangka acuan untuk
mengukur besaran risiko yang akan dievaluasi.
17.Matriks Risiko (Risk Matrix) adalah alat
untuk menggambarkan peristiwa risiko dengan
menggunakan rentang dampak dan rentang
kemungkinan;
18.Menetapkan Konteks adalah proses untuk
menentukan batasan dan parameter eksternal
dan internal yang harus dipertimbangkan
dalam mengelola risiko dan menentukan
lingkup serta kriteria risiko dalam kebijakan
manajemen risiko.
19.Paparan (Exposure) adalah suatu keadaan
dimana suatuorganisasi dan/atau pemangku
kepentingan menjadi bagian dari atau terlibat
dalam satu peristiwa.
20.Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
adalah setiap orang atau organisasi yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi, atau
menganggap dirinya dapat dipengaruhi oleh
suatu keputusan atau kegiatan.
21.Pemantauan (Monitoring) adalah
suatu proses yang dilakukan secara
terus menerus untuk memeriksa, mengawasi
dan melakukan pengamatan secara kritis
untuk dapat mengidentifikasi terjadinya
perubahan dari tingkat kinerja atau sasaran
yang ingin dicapai dari pelaksanaan
pengelolaan risiko.
22.Pemilik Risiko (Risk Owner) adalah orang
atau suatu entitas yang mempunyai
akuntabilitas dan kewenangan untuk
mengelola suatu .
23.Penanganan adalah langkah-langkah yang
diambil manajemen untuk mengurangi risiko
jika tindakan pengendalian belum memadai
atau langkah-langkah yang telah direncanakan
dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar
terjadi.
9. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 7
18 Desember / Rev. : 00
24.Pengendalian adalah upaya-upaya untuk
merubah risiko.
25.Pengkajian (Review) adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk menentukan suatu
kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas suatu
obyek, proses atau cara yang digunakan
dalam mencapai sasaran.
Catatan: Review dapat dilakukan terhadap
kerangka kerja manajemen risiko, proses
manajemen risiko, perlakuan risiko ataupun
pengendalian risiko.
26. Peristiwa (Event) adalah suatu kejadian atau
perubahan yang terjadi pada suatu kondisi
atau lingkungan tertentu.
27.Perlakuan Risiko adalah proses untuk
merubah risiko.
Catatan: Pada dasarnya upaya perlakuan risiko
dilakukan melalui pengurangan kemungkinan
terjadinya risiko dan/atau mengurangi dampak
risiko, bila risiko tersebut terjadi.
28.Probabilitas (Probability) adalah
ukuran suatu kemungkinan terjadinya
suatu yang dinyatakan dalam angka 0 dan 1,
dimana angka 0 menyatakan tidak mungkin
terjadi dan angka 1 menyatakan pasti terjadi.
29.Profil Risiko adalah gambaran atau uraian
dari suatu kelompok risiko
Catatan: Kelompok risiko dapat berisikan risiko-
risiko yang terkait dengan seluruh organisasi
atau hanya sebagian dari organisasi atau dari
suatu proyek/proses.
30.Proses Manajemen Risiko adalah
penerapan secara sistematik kebijakan
manajemen, prosedur dan praktik manajemen
dalam pelaksanaan tugas untuk melakukan
komunikasi dan konsultasi; menetapkan
konteks; melakukan identifikasi;
menganalisis; mengevaluasi; memperlakukan,
memantau dan mengkaji risiko.
31.Risiko (Risk) adalah dampak dari
ketidakpastian pada sasaran.
Catatan :
a) Dampak adalah suatu penyimpangan dari
yang diharapkan, dapat positif ataupun negatif;
b) Sasaran dapat mempunyai berbagai macam
aspek;
c) Risiko kerap dinyatakan dengan mengacu
potensi suatu peristiwa dan dampak atau
kombinasi dari keduanya;
d) Risiko sering disebut sebagai dampak
suatu peristiwa dan digabungkan dengan
kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut;
32.Ketidakpastian adalah keadaan,
walaupun hanya sebagian, dari
ketidakcukupan informasi tentang,
pemahaman atau pengetahuan terkait dengan
suatu peristiwa, dampak dan kemungkinan
terjadinya.
10. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 8
18 Desember / Rev. : 00
1.4 Risk Management Teori
1.4.1 Framework Risk Management
RISK LOOP
Source: Olson, 2002.
Dari framework diatas dapat dilihat secara sederhana bagaimana menangani resiko, framework ini terdiri
dari 4 langkah yaitu : Risk Identification, Risk Measurement, Risk Management, dan Risk Monitoring.
11. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 9
18 Desember / Rev. : 00
1.4.2 Jenis – Jenis dan pengelompokan resiko
FINANCIAL RISKS
NO RISKS DEFINITION
1 Market Risk
Market risk is the risk of loss
due to changes in market
prices. This includes interest
rate risk, foreign exchange
risk, commodity price risk,
and share price risk.
2
Liquidity
Risk
Liquidity risk is the risk that
amounts due for payment
cannot be paid due to a lack
of available funds or cash.
3 Credit Risk
Credit risk is the risk that a
counterparty may not pay
amounts owed when the due
date comes.
4
Funding
Risk
Funding risk is the risk that
the company may not be
able to finance the
investment fund needs.
OPERATIONAL RISKS
NO RISKS DEFINITION
1 People Risk
People risk is the risk of
loss that caused by the
company’s human
resources condition,
capacity, or capability.
2
Productivity
Risk
Productivity risk is the risk
of loss due to having
ineffective or inefficient
process and the risk of
having under utility.
3
Technology
Risk
Technology risk is the risk
of loss due to technological
development or
improvement inability.
4
Innovation
Risk
Innovation risk is the risk of
loss when the company
launch a new innovation,
both process and product /
service innovation
5 System Risk
System risk is the risk of
loss that caused by the
lack of company’s
information system,
communication system,
control system, etc.
6 Process Risk
Process risk is the risk of
loss due to rejected
products or high overhead
cost caused by
inappropriate process.
STRATEGIC RISKS
NO RISKS DEFINITION
1 Business Risk
Business risk is the risk of
failing to achieve business
targets due to
inappropriate strategies,
inadequate resources, or
changes in the economic
or competitive
environment.
2
Leverage
Operational
Risk
Leverage operational risk
is the risk of loss due to
highly leverage operation
cost structure which
caused by the condition of
having a high fixed cost.
3
Strategic
Transaction
Risk
Strategic transaction risk is
the risk of loss due to the
effect of strategic
transaction which can be
foreign exchange risk,
commodity price risk, etc.
EXTERNALITY RISKS
NO RISKS DEFINITION
1
Environmental
Risk
Environmental risk is the
risk that an organization
may suffer loss as a
result of environmental
damage caused by
themselves or others
12. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 10
18 Desember / Rev. : 00
which impacts on their
business.
2
Reputational
Risk
Reputational risk is the
risk that the reputation of
an organization will be
adversely affected.
3 Legal Risk
Legal risk is the risk of
loss that a company may
suffer due to legal matter
or changes in regulation.
The loss caused by this
risk including the
additional legal
expenses, trial expenses,
fine, etc.
4 Political Risk
Political risk is the risk
that there will be a
change in the political
framework of the country
which may suffer the
company.
OTHER RISKS
NO RISKS DEFINITION
1
Sovereign
Risk
Sovereign risk is the credit
risk associated with lending
to the government itself or
a party guaranteed by the
government. This risk is
very different with country
risk since it refers to the
credit matter.
2
Accounting
Risk
Accounting risk is the risk
related with accounting
activities such as off
balance sheet record,
errors in recording, etc.
This risk also can refer to
exchange rate fluctuation
that can affect the
company’s value.
3 Country Risk
Country risk is the risk that
a foreign currency will not
be available to allow
payments due to be paid
because of a lack of foreign
currency or the government
rationing what is available.
4 Industry Risk
Industry risk is the risk
associated with operating
in a particular industry. This
kind of risk usually
attached to the same type
of industry based on its
nature of industry.
5
Systemic
Risk
Systemic risk is the risk
that a small event will
produce unexpected
consequences in local,
regional, or global systems
not obviously connected
with the source of the
disturbance.
1.4.3 Risk Measurement
Untuk mencapai objektivitas ini, risiko harus
diukur secara obyektif. Pengukuran Risiko
memiliki dua komponen. Komponen pertama
adalah untuk mengukur tingkat keparahan
risiko. Komponen kedua adalah untuk
mengukur probabilitas risiko. Kedua
pengukuran harus dilakukan oleh pemilik risiko
dan dikelola bersama dengan konsesi di awal.
Ini adalah suatu keharusan untuk mencegah
subjektivitas yang berasal dari masing-masing
individu berdasarkan pengetahuan, informasi,
budaya, posisi, status keuangan, dan persepsi.
Sebagai contoh, dan pada bagian berikutnya
akan digunakan untuk mengukur risiko, berikut
kemungkinan resiko dan klasifikasi
dampaknya. Setelah risiko telah diukur,
langkah berikutnya adalah untuk mengatur
prioritas, mana risiko harus dikelola terlebih
dahulu.
13. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 11
18 Desember / Rev. : 00
PROBABILITY MEASUREMENT
SEVERITY MEASUREMENT
POINT CRITERIA PARAMETER
1 - 2 LOW CERTAINLY WILL NEVER HAPPEN
3 - 4 UNLIKELY UNLIKELY TO HAPPEN
5 - 6 MODERATE 50% HAPPEN 50% NOT HAPPEN
7 - 8 LIKELY LIKELY TO HAPPEN
9 - 10 HIGH CERTAINLY HAPPEN
GENERAL ASSUMPTION
PROBABILITY MEASUREMENT
POINT CRITERIA PARAMETER
1 - 2 INSIGNIFICANT WORK STILL CAN BE DONE
3 - 4 MINOR LOWER SPECIFICATION
5 - 6 MEDIUM REDUCING AREA OF WORK
7 - 8 MAJOR STAGING PROCUREMENT
9 - 10 CATASTROPHIC WORK MUST BE STOPPED
GENERAL ASSUMPTION
SEVERITY MEASUREMENT
14. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 12
18 Desember / Rev. : 00
1.4.4 Risk Mapping
Setelah diukur risiko, langkah berikutnya dalam manajemen risiko adalah untuk memetakan risiko. Peta
Risiko akan menunjukkan analis posisi risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko, kemudian, adalah
untuk menggeser semua risiko di sebelah kiri peta, yang merupakan posisi risiko rendah.
RISK MAP
1.4.5 Risk Mitigation
Setelah diukur risiko, langkah berikutnya dalam manajemen risiko adalah untuk memetakan risiko. Peta
Risiko akan menunjukkan analis posisi risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko, kemudian, adalah
untuk menggeser semua risiko di sebelah kiri peta, yang merupakan posisi risiko rendah.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LOW RISK
( 1 - 15 )
RISK CLASSIFICATION
PROBABILITY
MEDIUM RISK
( 16 - 29 )
HIGH RISK
( 30 - 59 )
CRITICAL RISK
( 60 - 100 )
IMPACT
15. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 13
18 Desember / Rev. : 00
RISK MITIGATION
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AVOID
PROBABILITY
RISK MITIGATION
RETAIN TRANSFER CONTROL
IMPACT
TRANSFER AVOID
RETAIN CONTROL
16. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 14
18 Desember / Rev. : 00
BAB II
PRINSIP & KERANGKA KERJA MANAJEMEN
RESIKO
2.1 Prinsip Manajemen Resiko
Manajemen Risiko PT GAPURA ANGKASA
menerapkan prinsip dan kerangka kerja
sebagai berikut:
1. Manajemen Risiko menciptakan nilai
tambah
Manajemen risiko memberikan kontribusi
melalui peningkatan kemungkinan
pencapaian sasaran perusahaan secara nyata,
selain itu, juga memberikan perbaikan
dalam kepatuhan terhadap peraturan
perundangan, persepsi publik, kualitas
produk, reputasi, corporate governance,
efisiensi operasi, dan lain-lain.
2. Manajemen Risiko adalah bagian terpadu
dari proses organisasi
Manajemen risiko merupakan bagian yang tidak
berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari
kegiatan proses organisasi dalam mencapai
sasaran.
3. Manajemen Risiko adalah bagian dari
pengambilan keputusan
Manajemen risiko membantu para pengambil
keputusan untuk mengambil keputusan atas
dasar pilihan-pilihan yang tersedia dengan
informasi selengkap mungkin.
Manajemen yang berwenang wajib memberikan
keputusan penanganan atas risiko yang terjadi
dan segera melaksanakan contigency plan
yang telah direncanakan. Keputusan harus
dipilih apabila hal yang dikhawatirkan memang
terjadi dan segera dilaksanakan berdasarkan
alternatif yang tersedia. Alternatif ini dilaporkan
dalam laporan yang dikirimkan ke Unit Risk &
Insurance Management (FRM).
4. Manajemen Risiko secara khusus
menangani ketidakpastian
Manajemen risiko secara khusus menangani
aspek ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan dan memperkirakan
bagaimana sifat ketidakpastian dan
bagaimana cara penanganannya.
5. Manajemen Risiko bersifat sistematik,
terstruktur dan tepat waktu
Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur
dan tepat waktu untuk memberikan
kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi
sehingga hasilnya dapat diperbandingkan dan
memberikan perbaikan.
Unit Risk & Insurance Management (FRM)
bertanggung jawab memastikan manajemen
risiko terlaksana secara sistematik, terstruktur
dan tepat waktu.
6. Manajemen Risiko berdasarkan pada
informasi yang terbaik
Informasi dan masukan yang digunakan dalam
proses manajemen risiko didasarkan pada
sumber informasi yang tersedia, seperti
pengalaman, observasi, perkiraan, penilaian
ahli dan data lain yang tersedia.
Unit Risk & Insurance Management (FRM)
berfungsi sebagai fasilitator dengan tugasnya
mendukung dan membantu proses
pengumpulan informasi, termasuk didalamnya
proses dokumentasi dan pemutakhiran
informasi pada form register risiko.
7. Manajemen Risiko adalah khas untuk
penggunanya (Tailored)
Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks
internal dan eksternal perusahaan, sasaran
perusahaan dan profil risiko perusahaan.
8. Manajemen Risiko mempertimbangkan
faktor manusia dan budaya
Penerapan manajemen risiko haruslah
menemukenali kapabilitas perusahaan,
persepsi dan tujuan masing-masing individu
didalam serta diluar perusahaan, khususnya
yang menunjang atau menghambat sasaran
perusahaan.
Unit Risk & Insurance Management (FRM)
wajib mensosialisasikan dan memfasilitasi
penerapan budaya sadar risiko di GAPURA
ANGKASA.
9. Manajemen Risiko bersifat transparan dan
inklusif
Untuk memastikan bahwa manajemen
risiko tetap relevan dan terkini, para
pemangku kepentingan dan pengambil
keputusan pada setiap tingkatan organisasi
GAPURA ANGKASA dilibatkan secara efektif.
Keterlibatan ini juga memungkinkan para
pemangku kepentingan terwakili dengan baik
dan mendapatkan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat serta
kepentingannya, terutama dalam merumuskan
kriteria risiko.
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi,
General Manager, Vice President, Senior
Manager, Manager, dan Key Person yang
ditunjuk wajib mengidentifikasi berbagai risiko
yang dapat mempengaruhi sasaran dari
lingkup tugas & tanggung jawab dan ukuran
keberhasilannya serta cara pengendalian dan
penanganan risikonya.
17. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 15
18 Desember / Rev. : 00
Proses inputing risiko wajib mencantumkan
secara transparan data-data masalah yang
terjadi dalam unit kerja dan/atau
kompartemennya terutama yang melibatkan
semua pihak dalam Perusahaan.
Risk Owner wajib memperkirakan
kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya
dampak yang ditimbulkan dari setiap risiko
yang dilaporkan ke Unit Risk & Insurance
Management (FRM).
10. Manajemen Risiko bersifat dinamis,
berulang dan responsif terhadap
perubahan
Tugas manajemen untuk memastikan bahwa
manajemen risiko senantiasa memperhatikan,
merasakan dan tanggap terhadap perubahan.
Unit Risk & Insurance Management (FRM)
berfungsi sebagai fasilitator dalam proses
monitoring dan review serta membantu
mendeteksi proses penyesuaian terhadap
perubahan yang terjadi.
11. Manajemen Risiko harus memfasilitasi
perbaikan berkelanjutan dan peningkatan
organisasi .
Manajemen GAPURA ANGKASA harus
senantiasa mengembangkan dan menerapkan
perbaikan strategi manajemen risiko serta
meningkatkan kematangan pelaksanaan
manajemen risiko. Unit Risk & Insurance
Management (FRM) memonitoring penerapan
dari aktivitas pengendalian dan penanganan
risiko unit kerja dengan klinik berkala.
2.2Ruang Lingkup & Kerangka Kerja
Sistem dan prosedur ini disusun untuk
memberikan kerangka kerja yang konsisten
dalam pengelolaan risiko yang ada pada
proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam
perusahaan. Yang meliputi proses:
a. Identifikasi Risiko
b. Analisa Risiko/Menilai Risiko
c. Evaluasi Risiko
d. Pengelolaan Risiko
e. Implementasi Manajemen Risiko
f. Monitoring Risiko
g. Mengatur Risiko
h. Reporting Risiko
i. Langkah-langkah pencegahan risiko
18. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 16
18 Desember / Rev. : 00
2.3Kerangka Kerja Manajemen Resiko
PT Gapura Angkasa menetapkan kerangka kerja manajemen risiko sebagai dasar pelaksanaan seluruh
kegiatan manajemen resiko diseluruh tingkatan organisasi. Kerangka kerja ini akan membantu organisasi
dalam mengelola resiko secara efektif dan akan memastikan bahwa informasi bersifat konfrehensif dan
dapat digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan.
Berikut ini adalah kerangka kerja manajemen resiko PT Gapura Angkasa :
Gambar 2.1
19. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 17
18 Desember / Rev. : 00
2.3.1 Keputusan dan Komitmen
Fungsi keputusan dan komitmen tercermin
dalam tugas dan tanggung jawab
masing-masing entitas perusahaan, dimana
penanggung jawab utama dalam penerapan
manajemen risiko adalah Direksi. Peran dan
tanggung jawab seluruh pihak yang terkait
dalam penerapan manajemen risiko, sebagai
berikut:
1. Pemegang Saham & Komisaris
a. Pemegang Saham memberikan arahan
kepada Direksi untuk mengelola risiko
perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang
Saham.
b. Komisaris mengawasi dan memberikan saran
perbaikan terhadap Direksi atas penerapan
Kebijakan Manajemen Risiko.
2. Direksi
Tugas dan tanggung jawab Direksi dalam
melaksanakan fungsi Mandat dan Komitmen
adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan Kebijakan, Pedoman, dan
Prosedur Penerapan Manajemen Risiko yang
akan dikaji ulang dua (2) tahun sekali atau jika
terdapat perubahan yang signifikan;
b. Memasukkan Manajemen Risiko dalam KPI
(Key Person Indicator) Perusahaan;
c. Memastikan sasaran manajemen risiko
selaras dengan RJPP dan RKAP;
d. Menetapkan risk appetite dan risk tolerance
yang digunakan sebagai ukuran kriteria level
risiko;
e. Bertanggung jawab atas penerapan Kebijakan
Manajemen Risiko;
f. Mengembangkan manajemen risiko menjadi
budaya perusahaan pada seluruh jenjang
jabatan organisasi perusahaan;
g. Memastikan pelaksanaan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan manajemen risiko;
h. Memastikan bahwa unit kerja yang dibentuk
untuk mengelola manajemen risiko telah
berfungsi secara independen;
i. Melaksanakan koordinasi proses penerapan
manajemen risiko secara terintegrasi di
Perusahaan (enterprise-wide level);
j. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan
risiko dan penerapan manajemen risiko
diseluruh kegiatan/proses bisnis Perusahaan;
k. Mengarahkan dan menetapkan tindak lanjut
mitigasi risiko yang perlu dilakukan terhadap
risiko yang telah terindentifikasi;
l. Berkomitmen dan berpartisipasi atas
terselenggaranya diskusi panel manajemen
risiko minimal satu (1) kali setahun yang
difasilitasi oleh Unit Risk & Insurance
Management (FRM);
m. Melaksanakan evaluasi Kebijakan Manajemen
Risiko minimal dua (2) tahun sekali untuk
memastikan :
1. Keakuratan metodologi Assessment risiko;
2. Kecukupan implementasi sistem manajemen
risiko;
3. Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan
risk appetite/risk tolerance yang digunakan
sebagai ukuran kriteria level risiko.
3. Vice President
a. Vice President melaporkan resiko yang
dihadapi dan atau resiko yang mungkin terjadi
terkait dengan unitnya masing-masing dan
mengkomunikasikan hal tersebut dengan Unit
Risk & Insurance Management;
b. Melakukan analisa penyebab dan
kemungkinan yang akan terjadi;
c. Melakukan perhitungan dan beban yang timbul
akibat resiko yang terjadi atau yang akan
terjadi;
4. General Manager
General Manager memeriksa,
menandatangani laporan Manajemen Risiko
(MR) unit kerja dibawah koordinasinya dan
menyusun risiko operasional serta risiko
strategis kompartemennya disertai langkah-
langkah mitigasi risiko, antara lain sebagai
berikut:
a. Melakukan review atas laporan manajemen
risiko dari Unit Kerja;
b. Memberikan arahan dalam mitigasi risiko;
c. Menyusun risiko operasional yang ditangani
Kompartemen;
d. Menyusun risiko strategis yang dihadapi
perusahaan sebagai hasil kajian cascading
risiko;
e. Mengirim laporan risiko butir c dan d
kepada Direksi dan tembusannya kepada
Unit Risk & Insurance Management (FRM);
f. Mengawasi mitigasi risiko yang dilakukan oleh
unit kerja.
5. Senior Manager
a. Melaporkan resiko yang terjadi dan atau
berpotensi terjadi kepada Vice President;
b. Memberikan data dan analisa beban terhadap
potensi kerugian akibat resiko yang terjadi dan
atau berpotensi terjadi;
20. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 18
18 Desember / Rev. : 00
c. Melakukan pengawasan terhadap keputusan
dalam menghadapi resiko yang mungkin
terjadi;
6. Satuan Pengawasan Internal (SPI)
a. Mengevaluasi ketaatan dan efektivitas
penerapan manajemen risiko dengan
melakukan audit secara obyektif dan
independen;
b. Menggunakan hasil manajemen risiko sebagai
dasar pemeriksaan (audit berbasis risiko).
6. Unit Kerja
a. Melaksanakan manajemen risiko sesuai
dengan Kebijakan, Pedoman dan Prosedur
Penerapan Manajemen Risiko yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
b. Manager bertanggung jawab mengelola
risiko di unit kerjanya masing-masing
melalui proses penerapan manajemen risiko
dimulai dari identifikasi, analisis & evaluasi,
penanganan risiko, pemantauan, serta
pengkomunikasian & pengkonsultasian. Dalam
pelaksanaannya, Manager dibantu oleh key
person unit kerja.
c. Melaporkan realisasi tindak lanjut
pengendalian risiko dan segala peristiwa
yang menyebabkan kerugian pada unit
kerjanya periode tiga (3) bulanan kepada Unit
Risk & Insurance Management (FRM).
7. Unit Risk & Insurance Management (FRM)
a. Menyusun dan mengusulkan Kebijakan
Manajemen Risiko, Pedoman, dan Prosedur
Penerapan Manajemen Risiko kepada Direksi.
b. Menyusun dan mengusulkan Risk Appetite
dan Risk Tolerance yang digunakan sebagai
ukuran kriteria level risiko.
c. Memastikan pelaksanaan proses identifikasi,
pengelolaan dan pemantauan risiko disetiap
unit kerja.
d. Melakukan kompilasi risiko setiap unit kerja
menjadi Profil Risiko Perusahaan secara
keselurahan.
e. Melakukan pemantauan bersama perwakilan
unit kerja/ Pemilik Risiko/ Key person terhadap
posisi risiko secara keseluruhan.
8. Seluruh Karyawan
Setiap karyawan mempunyai peran dalam
mewujudkan manajemen risiko yang efektif
dan secara aktif berpartisipasi mengidentifikasi
risiko potensial yang ada di lingkungannya dan
membantu melaksanakan tindakan mitigasi
risiko.
2.3.2 Perencanaan Kerangka Kerja Manajemen
Resiko
2.3.2.1 Pemahaman Organisasi & Konteksnya
Gapura Angkasa mendefinisikan parameter
dasar tentang risiko yang harus dikelola dan
menyediakan pedoman bagi keputusan dalam
kajian manajemen risiko yang lebih terinci bagi
keseluruhan proses manajemen risiko yang
meliputi kegiatan :
1. Menentukan konteks eksternal : meliputi
stakeholders dan lingkungan makro;
2. Menentukan konteks internal : meliputi segala
sesuatu dalam proses bisnis perusahaan.
21. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 19
18 Desember / Rev. : 00
2.3.2.2 Kebijakan Manajemen Resiko
Kebijakan Manajemen Risiko ditetapkan oleh
Direksi dalam bentuk komitmen manajemen
terhadap penerapan manajemen risiko dan
sasaran yang ingin dicapai dalam penerapan
manajemen risiko serta keefektifannya
dievaluasi tiga (3) tahun sekali.
22. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 20
18 Desember / Rev. : 00
2.3.2.3 Akuntabilitas
Proses Manajemen Resiko melibatkan seluruh pihak PT Gapura Angkasa. Tanggung jawab dalam
proses Manajemen Resiko tertuang sebagaimana gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Risk Responsibilities
Keterangan :
R : Responsible : Siapa yang mengerjakan
A : Accountable : Siapa yang membuat keputusan akhir “Ya” atau “Tidak”
C : Consulted : Siapa yang harus diajak konsultasi sebelum kegiatan dilanjutkan
I : Informed : Siapa yang harus diberi informasi
1 Persiapan - I I R -
2 Komunikasi & Konsultasi - C I R C
3 Menentukan Konteks - I I R C
4 Assesment Resiko - I C R R
Identifikasi Resiko - I C A R
Analisa Resiko - I C A R
Evaluasi Resiko - I C A R
5 Perlakuan Resiko - I R A R
6 Monitoring Resiko - I R A -
7 Review Resiko - I R R -
8 Pelaporan Manajemen Resiko I A R R -
FRM
Risk
Owner
No Proses Manajemen Resiko
Dewan
Komisaris
Direksi
Vice President &
General Manager
23. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 21
18 Desember / Rev. : 00
2.3.2.4 Integrasi kedalam proses organisasi
Manajemen Gapura Angkasa mendukung
seluruh kegiatan manajemen risiko dan
mengkaitkannya pada kegiatan perusahaan
meliputi proses bisnis, perencanaan
strategi,penyusunan rencana bisnis dan
investasi dengan melibatkan Unit Risk &
Insurance Manajement (FRM).
2.3.2.5 Sumber daya
Pengelolaan risiko melibatkan seluruh
tingkatan dalam organisasi Gapura Angkasa.
Oleh karena itu dibentuk unit kerja yang
bertanggung jawab mengkoordinasikan
seluruh kegiatan manajemen risiko agar
penerapan manajemen risiko menjadi lebih
efektif, yaitu Unit Risk & Insurance
Management (FRM).
Dalam menjalankan fungsinya harus bersifat
independen baik terhadap unit kerja
operasional maupun terhadap unit kerja yang
melaksanakan fungsi pengawasan (Satuan
Pengawasan Intern).
Syarat personil Unit Risk & Insurance
Manajement (FRM), adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai kompetensi dan kemampuan
analisis yang tinggi;
2. Menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, dan
bersifat obyektif;
3. Memahami proses bisnis Gapura Angkasa dan
sistem yang berlaku di perusahaan secara
terintegrasi;
4. Memahami pengetahuan tentang Manajemen
Risiko secara komprehensif dan selalu
mengikuti perkembangan ilmunya;
5. Mampu melakukan sosialisasi dan
mengembangkan budaya risiko kepada
seluruh karyawan;
6. Mampu menjadi pendorong/mitra kerja bagi
unit kerja operasional maupun unit kerja yang
melaksanakan fungsi pengawasan (SPI) untuk
senantiasa mengkomunikasikan pelaksanaan
aktivitas dalam rangka pengelolaan risiko.
Peningkatan kompetensi dilakukan Unit
Risk & Insurance Manajement (FRM) dengan
mewajibkan personilnya memahami
Manajemen Resiko secara mendalam serta
melatih kemampuan berkomunikasi melalui
berbagai macam pelatihan dan workshop
berkala yang diusulkan ke Unit Risk &
Insurance Manajement (FRM).
2.3.2.6 Sistem Komunikasi & Mekanisme
Pelaporan
1) Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan atas kegiatan penerapan
manajemen risiko, sebagai berikut :
a) Unit Risk & Insurance Manajement (FRM)
menerima Laporan Manajemen Risiko dari Unit
Kerja yang disusun secara tertulis sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Lampiran SOP ini. Laporan Unit Kerja
setingkat cabang harus diketahui oleh General
Manager terkait, sedangkan untuk Unit Kerja
Kantor Pusat laporan harus diketahui oleh Vice
President dan disampaikan kepada direktur
terkait dan tembusan kepada Unit Risk &
Insurance Manajement (FRM).;
b) Laporan Manajemen Risiko Unit Kerja
dianalisis, dievaluasi dan dikompilasi oleh Unit
Risk & Insurance Manajement (FRM).lalu
disusun menjadi Laporan Manajemen Risiko
Perusahaan;
c) Laporan Manajemen Risiko Perusahaan
disampaikan secara berkala oleh Unit Risk &
Insurance Manajement (FRM) kepada Direktur
Keuangan, Strategi, & Manajemen Resiko
untuk dikaji dalam rapat Direksi;
d) Laporan Manajemen Risiko Perusahaan
dilaporkan oleh Direksi kepada Pemegang
Saham dan tembusan kepada Komisaris.
Laporan Manajemen Risiko harus berisi
informasi penting, komprehensif, obyektif,
jelas, lengkap, ringkas, konsisten dan
konstruktif serta dilaporkan tepat waktu
kepada Direksi yang akan digunakan untuk
menyusun perencanaan ke depan,
pengambilan keputusan yang strategis serta
pengendalian operasi dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Mekanisme pelaporan sebagaimana pada
Gambar. 2.3 Mekanisme Pelaporan
Manajemen Risiko Gapura Angkasa dan
petunjuk penyusunan laporan secara
keseluruhan diatur secara rinci dalam
Prosedur Penerapan Manajemen Risiko.
2) Jenis Laporan
Beberapa laporan yang harus dibuat/wajib
dalam rangka penerapan manajemen risiko
adalah sebagai berikut :
a) Laporan yang dibuat oleh Unit Kerja
disampaikan kepada Unit Risk & Insurance
Manajement (FRM), terdiri atas:
24. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 22
18 Desember / Rev. : 00
1. Laporan Profil Risiko Unit Kerja, yang memuat Identifikasi Resiko, Peta Risiko, Penanganan Risiko,
Rencana dan Jadwal Penanganan Risiko;
Gambar 2.3 Mekanisme Pelaporan Manajemen Risiko Gapura Angkasa
Komisaris Pemegang Saham
Board Of Directors
Unit Risk & Insurance
Management
Tim Proyek
CabangUnit Kerja
Vice President General Manager
Direktur Keuangan, Strategi, &
Manajemen Resiko
Draft Laporan Resiko Perusahaan
Laporan/3ulan
Laporan/3bulan
Tembusan
Laporan Aktifitas Baru
Direktur Terkait
Rapat Direksi
Konsultasi/pemberitahuan
konsultasi
konsultasi
25. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 23
18 Desember / Rev. : 00
2. Laporan Peristiwa Risiko Unit Kerja, yang akan
menjadi database risiko Perusahaan. Laporan
ini memuat tentang peristiwa/kegagalan yang
terjadi;
3. Laporan Kejadian Luar Biasa di Unit Kerja.
4. Laporan Produk dan Aktivitas Baru Unit Kerja,
Laporan terhadap produk dan aktivitas baru ini
memuat antara lain:
a. Nama produk/aktivitas baru;
b. Uraian singkat proses produk dan aktivitas
baru;
c. Kemungkinan risiko terekspos atas
produk/aktivitas baru.
b) Laporan Penerapan Manajemen Risiko yang
dibuat oleh Unit Risk & Insurance Manajement
(FRM), terdiri atas:
1. Laporan Profil Risiko Perusahaan
Laporan profil risiko disusun untuk mengetahui
seluruh jenis risiko yang ada di perusahaan.
Dari hasil identifikasi risiko yang telah pernah
terjadi atau yang mungkin akan terjadi,
disusun dalam suatu daftar risiko yang telah
dikelompokkan berdasarkan suatu klasifikasi
risiko sesuai dengan tipe/karakteristik risiko.
Daftar risiko ini disusun secara terpadu antara
lain, meliputi: indikasi risiko termasuk peristiwa
risiko yang pernah terjadi, nama dan uraian
risiko, penyebab risiko, konsekuensi risiko,
peringkat risiko, likelihood dan consequence
risiko, mitigasi risiko, biaya mitigasi dan Person
In Charge serta jadwal penyelesaian. Format
dan cara penyusunan Daftar Risiko diatur
tersendiri dalam Prosedur Penerapan
Manajemen Risiko.
Seluruh risiko yang terdapat dalam daftar risiko
dilaporkan dalam Laporan Profil Risiko.
Laporan Profil Risiko terdiri dari tingkat risiko
dan trend disajikan secara komparatif
dibandingkan dengan posisi sebelumnya.
Laporan Profil Risiko antara lain, meliputi:
a. Jenis/nama risiko;
b. Penilaian tingkat risiko dan trendnya per
posisi akhir periode pelaporan sebelumnya
dan periode pelaporan berjalan;
c. Uraian singkat mengenai tingkat dan trend
risiko;
d. Uraian singkat mengenai pelaksanaan
penilaian risiko perusahaan oleh Unit Risk
& Insurance Manajement (FRM);
e. Tindak lanjut hasil penilaian risiko perusahaan;
f. Ringkasan Peta Risiko perusahaan
2. Laporan Produk dan Aktivitas Baru
Apabila perusahaan melakukan kegiatan
pengembangan usaha yang kemudian
menghasilkan produk dan/atau aktivitas baru,
maka perusahaan diwajibkan untuk
mengungkapkan risiko yang melekat pada
setiap penerbitan produk dan aktivitas baru
tersebut. Laporan terhadap produk dan
aktivitas baru ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Laporan action plan untuk produk dan aktivitas
baru yang pertama kali diterbitkan; b. Laporan
penyusunan kebijakan dan prosedur untuk
produk dan aktivitas baru yang baru pertama
kali diterbitkan, antara lain:
(1) Sistem dan prosedur;
(2) Identifikasi seluruh risiko;
(3) Masa uji coba metode pengukuran dan
pemantauan risiko.
Jangka waktu penyampaian laporan produk
dan aktivitas baru, adalah segera setelah
produk dan aktivitas baru tersebut efektif
dilaksanakan, sebagaimana diatur dalam
Prosedur Penerapan Manajemen Risiko.
3. Laporan Kejadian Luar Biasa
Apabila diperoleh suatu informasi tentang
adanya suatu kondisi yang berpotensi
menimbulkan kerugian yang signifikan atau
membahayakan bagi perusahaan misalnya:
terjadinya krisis moneter, kenaikan yang cukup
signifikan pada nilai tukar Dollar Amerika
(USD) terhadap Rupiah (Rp) yang sebelumnya
tidak diperkirakan atau tidak diketahui, dan
lain-lain.
4. Laporan Direksi
Laporan yang harus dibuat oleh Direksi
disampaikan kepada Komisaris, yaitu Laporan
Pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko,
antara lain:
a) Profil Risiko Perusahaan;
b) Informasi Produk dan Aktivitas Baru;
c) Laporan Kejadian Luar Biasa;
d) Laporan Kegiatan Penerapan Manajemen
Risiko.
Laporan ini memuat rencana dan
realisasi kegiatan kerja yang disusun
secara terpadu mencakup sasaran/target
yang akan dicapai dalam penerapan
manajemen risiko, strategi pencapaian
sasaran, jangka waktu pelaksanaan
kegiatan, uraian kegiatan penerapan
manajemen risiko, permasalahan yang
ada dalam penerapan manajemen
risiko dan penyelesaian permasalahannya
dilihat dari segi struktur organisasi/uraian
tugas, kebijakan, kesiapan sumber daya
manusia, dan sistem informasi manajemen,
serta rencana penyelesaian permasalahan dari
risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan
menjadi prioritas, antara lain meliputi :
a) Jenis risiko
b) Tindakan perbaikan
c) Batas waktu penyelesaian
26. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 24
18 Desember / Rev. : 00
d) Informasi lainnya yang diperlukan
Pembuatan laporan kegiatan penerapan
manajemen risiko ini disampaikan secara berkala
sesuai ketentuan dalam Prosedur Penerapan
Manajemen Risiko.
3) Periode Pelaporan
Periode pelaporan dan batas waktu penyampaian laporan ditetapkan, sebagai berikut :
Laporan Unit Kantor Pusat
- Identifikasi Resiko
- Penyebab Resiko
- Impact & Consequence
- Rencana Penanganan
Laporan cabang
- Identifikasi Resiko
- Penyebab Resiko
- Impact & Consequence
- Rencana Penanganan
Proyek
- Identifikasi seluruh resiko
- Business Plan
- Sistem & Prosedur
Laporan Unit FRM
- Profil Resiko
- Penilaian tingkat resiko
-Uraian singkat resiko
- Peta resiko
- Pengukuran & mitigasi resiko
- Ringkasan Peta Resiko
Board Of Directors
- Laporan Peta Resiko
& Penanganannya
Komisaris &
Pemegang
Saham
Laporan/3 bulan
Laporan/3 bulan
1 bulan setelah inisiasi
Laporan/4 bulan
Laporan/tahun
Laporan kejadian
luar biasa
1 bulan setelah identifikasi
Gambar 2.4 Mekanisme Pelaporan Manajemen Risiko Gapura Angkasa
27. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 25
18 Desember / Rev. : 00
a) Laporan Profil Risiko Unit Kerja dilaporkan
oleh Unit Kerja setiap tiga (3) bulan sekali
kepada Unit Risk & Insurance Management
(FRM);
b) Laporan Peristiwa Risiko Unit Kerja, akan
menjadi database risiko Perusahaan.
Waktu pelaporannya disampaikan segera dan
selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah
diperoleh informasi atau disesuaikan dengan
tingkat kebutuhannya setelah evaluasi dan
dikaji;
c) Laporan Profil Risiko Perusahaan
disajikan secara komparatif dengan posisi
sebelumnya, dan dilaporkan secara berkala
setiap tiga (3) bulan, kecuali terhadap risiko
yang signifikan;
d) Laporan Produk dan Aktivitas Baru
(bila ada) segera dilaporkan yaitu
selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah
produk dan aktivitas baru tersebut efektif
dilaksanakan;
e) Laporan Kejadian Luar Biasa, yaitu
apabila terdapat suatu kondisi baik
internal maupun eksternal yang berpotensi
menimbulkan kerugian yang signifikan atau
bahkan dapat membahayakan kelangsungan
hidup perusahaan harus segera dilaporkan.
Waktu pelaporannya disampaikan segera
dan selambat-lambatnya satu (1) bulan
setelah diperoleh informasi atau
disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya,
karena perlu evaluasi dan kajian yang
mendalam;
f) Laporan Kegiatan Penerapan Manajemen
Risiko disusun 1 (satu) tahun sekali, dan
disampaikan oleh Unit Risk & Insurance
Manajement (FRM) kepada Direktur
Keuangan, Strategy, dan Manajemen Resiko
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya tahun berjalan.
2.3.3 Penerapan Manajemen Resiko
2.3.3.1 Penerapan Kerangka Kerja
Mekanisme penerapan manajemen risiko
dimulai dari:
1) Rapat Direksi membahas agenda sebagai
berikut:
a. Pengukuran dan Pemetaan Risiko dengan
melakukan evaluasi tingkat/besaran risiko;
b. Merencanakan pengendalian dan
pembahasan penanganan risiko strategis,
yaitu risiko yang penanganannya harus
dilakukan secara lintas direktorat;
c. Hasil pembahasan berupa penanganan risiko
perusahaan.
2) Direktur Keuangan, Stratetgi, & Manajemen
Resiko melakukan review bersama direksi
lainnya untuk selanjutnya Direktur Utama
memberikan persetujuan atas Laporan
Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan,
selanjutnya menyampaikan Laporan
Manajemen Risiko Perusahaan dan tindakan
penanganannya kepada Pemegang Saham
dan tembusan kepada Dewan Komisaris;
3) SPI melakukan audit atas penerapan
Manajemen Risiko dan melaporkannya kepada
Direksi dengan tembusan kepada Unit Risk &
Insurance Management (FRM);
4) Unit Kerja mengusulkan anggaran
biaya/investasi disertai program mitigasi risiko
yang berisi kajian risiko dan anggaran
biaya/investasi yang diperlukan untuk
menangani risiko kepada Unit Anggaran
dengan tembusan ke Unit Risk & Insurance
Management (FRM) untuk kemudian
dilaporkan kepada Direksi untuk pengambil
keputusan.
2.3.3.2 Penerapan Manajemen Resiko
Penerapan proses manajemen risiko secara
rinci dijelaskan pada Bab III.
2.3.4 Monitoring & Review Kerangka Kerja
Manajemen Resiko
Untuk memastikan bahwa manajemen risiko
efektif dan menunjang kinerja organisasi maka
manajemen organisasi hendaknya:
1) Menetapkan ukuran kinerja;
2) Mengukur kemajuan penerapan manajemen
risiko secara berkala dibandingkan dengan
rencana awal;
3) Meninjau secara berkala apakah kerangka
kerja manajemen risiko, kebijakan risiko, dan
rencana penerapan masih tetap sesuai
dengan konteks internal dan eksternal
organisasi;
4) Memastikan apakah kebijakan risiko dipatuhi,
memantau bagaimanakah penerapan rencana
manajemen risiko dan kepatuhan dalam
menyampaikan laporan risiko secara berkala;
5) Memantau efektivitas kerangka kerja
manajemen risiko.
2.3.5 Perbaikan Kerangka Manajemen Resiko
Secara Berlanjut
Hasil monitoring dan review harus
ditindaklanjuti untuk perbaikan berkelanjutan
dari
28. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 26
18 Desember / Rev. : 00
kerangka kerja manajemen risiko, kebijakan
risiko, dan rencana manajemen risiko. Tindak
lanjut ini diharapkan akan meningkatkan dan
memperbaiki manajemen risiko serta budaya
risiko Gapura Angkasa.
BAB III
KEY PROCESS STEPS
3.1 Proses Manajemen Resiko
Proses yang dilaksanakan dalam penerapan
manajemen resiko akan berlangsung secara
terus menerus dalam satu siklus sebagai
berikut:
a. Komunikasi & Konsultasi
b. Menentukan Konteks
c. Identifikasi Resiko
d. Analisa Resiko
e. Evaluasi Resiko
f. Perlakuan Resiko
3.1.1 Komunikasi & Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pemangku
kepentingan baik internal dan eksternal sangat
penting bagi seluruh proses manajemen risiko
untuk memastikan organisasi memiliki
gambaran yang komprehensif tentang risiko
yang dihadapi.
Komunikasi harus dilakukan secara terus
menerus bagi seluruh karyawan yang terlibat
dilingkungan Gapura Angkasa, sehingga
kemungkinan resiko dan strategi yang
diterapkan lebih efektif dan tepat sasaran.
3.1.2 Establishing Context
Untuk mengukur dan mengelompokkan resiko
diperlukan pengukuran dan batasan dalam
pengelompokan resiko.
Berikut adalah batasan dan pengelompokan
resiko berdasarkan kriteria dan kemungkinan
terjadinya resiko tersebut.
29. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 27
18 Desember / Rev. : 00
Flowchart 3.1.2 Menentukan Konteks
Sub Risk INSIGNIFICANT MINOR MEDIUM HIGH VERY HIGH
1-2 2-4 5-6 7-8 9-10
Deviasi Revenue RKAP <= 2,5% Deviasi Revenue RKAP <= 5% Deviasi Revenue RKAP <= 10 % Deviasi Revenue RKAP <= 15% Deviasi Revenue RKAP <= 20%
Deviasi Kenaikan Cost <= 2% Deviasi Kenaikan Cost <= 4% Deviasi Kenaikan Cost <= 8% Deviasi Kenaikan Cost <= 12% Deviasi Kenaikan Cost <= 18%
Kerugian <= IDR 5 Milyar Kerugian <= IDR 10 Milyar Kerugian <= IDR 15 Milyar Kerugian <= IDR 20 Milyar Kerugian <= IDR 25 Milyar
Current Ratio <=2 Current Ratio <=1,75 Current Ratio <=1,5 Current Ratio <=1,25 Current Ratio <1
Quict Ratio <=2 Quict Ratio <=1,75 Quict Ratio <=1,5 Quict Ratio <=1,25 Quict Ratio <1
• Station Handling Delay <= 2% • 2% < Station Handling Delay <=3% • 3% < Station Handling Delay <= 4% • 4% < Station Handling Delay <=5 • Station Handling Delay > 5%
• BHI <= 3/1000 • 3/1000 < BHI <= 8/1000 • 8/1000 < BHI <= 13/1000 • 13/1000 < BHI <=18/1000 • BHI > 18/1000
• CHI <= 4/1000 • 4/1000 < CHI <= 9/1000 • 9/1000 < CHI <= 14/1000 • 14/1000 < CHI <=20/1000 • CHI > 20/1000
• Accident / insident dikarenakan kesalahan • Accident / insident dikarenakan kesalahan • Accident / insident dikarenakan kesalahan • Accident / insident dikarenakan kesalahan • Accident / insident dikarenakan kesalahan
SDM 2X per tahun SDM 3X per tahun SDM 4X per tahun SDM 5X per tahun SDM=>5X per tahun
• turnover rate <= 2 % • turnover rate <= 5 % • turnover rate <= 10 % • turnover rate <= 15% • turnover rate <= 20 %
• Ancaman pemogokan SDM • Pemogokan SDM 1 jam • Pemogokan SDM 3jam • Pemogokan SDM 5 jam • Pemogokan SDM >5 jam
• Accident Rate <2,5% from total production • Accident Rate <5% from total production • Accident Rate <7,5% from total production • Accident Rate <10% from total production • Accident Rate =>12,5% from total production
• Kerugian Maksimal <= IDR 5 Milyar/ year • Kerugian > 5 Milyar <= 7,5 Milyar/ year • Kerugian > 7,5 Milyar <= 10 Milyar/ year • Kerugian > 10 Milyar <= 12,5 Milyar/ year • Kerugian > 12,5 Milyar/ year
• A/C Total Loss
• SB/SL 95% • SB/SL 90% • SB/SL 85%
• SB/SL 99% • SB/SL > 85%
Reputation • Internal negative comment • Media social negative comment • Local Media Negative comment • National Media negative Comment • National media negative
• Threats and penalties from customers
Legal
Risk Type
Alat Produksi
Operational
Externality
Financial
RKAP
Likuiditas
Target Operasi
SDM
• Kekurangan SDM operasional <= 5% dari
total kebutuhan
• Tidak ada pelanggaran terhadap peraturan
perusahaan
• Tidak berbenturan dengan peruturan
pemerintah
• Menyebabkan kerusakan Minor pd A/C,
perbaikan <= 2 jam
• Kekurangan SDM operasional <= 10% dari
total kebutuhan
• Kekurangan SDM operasional <= 15% dari
total kebutuhan
• Menyebabkan kerusakan ringan pd A/C,
perbaikan <= 3 jam
• Adanya intervensi yang menimbulkan isu
• Adanya peringatan dari regulator
• Adanya peringatan lanjutan dari isu yg sama
• Adanya prosedur perusahaan yang dilanggar
• Timbulnya penghentian izin operasi
• Timbulnya ganti rugi
• Kekurangan SDM operasional <= 20% dari
total kebutuhan
• Menyebabkan kerusakan medium pd A/C,
perbaikan > 24 jam
• Timbulnya tindakan hukum dari regulator
• Kekurangan SDM operasional <= 25% dari
total kebutuhan
•Kerugian ditas biaya deductible insurence >
USD 250,000 / Accident
RATING CRITERIA PARAMETER FREQUENCY
1 - 2 LOW CERTAINLY WILL NEVER HAPPEN 1-2 kejadian dalam 5 tahun
3 - 4 UNLIKELY UNLIKELY TO HAPPEN 2-4 kejadian dalam 4 tahun
5 - 6 MODERATE 50% HAPPEN 50% NOT HAPPEN 4-6 kejadian dalam 3 tahun
7 - 8 LIKELY LIKELY TO HAPPEN >6 kejadian dalam 2 tahun
9 - 10 HIGH CERTAINLY HAPPEN Terjadi setiap tahun
30. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 28
18 Desember / Rev. : 00
3.1.3 Identifikasi Resiko Unit Kerja Kantor
Pusat & Cabang
Mengidentifikasi semua elemen risiko,
memberikan pemahaman lebih baik tentang
risiko dan assist ketika mempertimbangkan
kontrol saat ini dan mengidentifikasi tindakan
lebih lanjut. Hal ini juga mengurangi duplikasi
risiko dan meminimalkan kebingungan makna
risiko.
Untuk mengidentikasi resiko dibutuhkan alat kerja
berupa form kuisioner dan form identifikasi
resiko.
Proses Dalam Risk Assesment
Dalam proses Risk Assesment setidaknya harus
mengandung pertanyan berikut:
a. Apa yang bisa terjadi?
b. Dimana hal tersebut bisa terjadi?
c. Kapan hal tersebut bisa terjadi?
d. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
e. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
f. Apa dampaknya?
g. Siapa yang bertanggung jawab?
h. Adakah peraturan yang mengaturnya
31. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 29
18 Desember / Rev. : 00
Form 3.1.3a Identifikasi Resiko
Keterangan :
Kategori resiko : resiko yang bersifat umum, seperti : operasi, pemasaran, keuangan, SDM, dsb.
Nama resiko : merupakan penjelasan dari kategori resiko atau detail, seperti : operasi – clash handling meningkat.
Sebeb resiko : tuliskan penyebab resiko baik yang diakibatkan oleh external maupun internal
Dampak : tuliskan dampak apa saya yang kemungkinan akan timbul
Form diatas merupakan laporan identifikasi resiko dari unit kerja kantor pusat dan cabang yang dilaporkan setiap 3 bulan sekali, untuk setiap laporan yang
disampaikan diharuskan melampirkan data dukung untuk setiap kategori resiko.
External Internal
1 Operasi .............................................. .............................................. .............................................. ..............................................
2 Keuangan .............................................. .............................................. .............................................. ..............................................
3 Pemasaran .............................................. .............................................. .............................................. ..............................................
4 .................... .............................................. .............................................. .............................................. ..............................................
No Kategori Resiko Nama Resiko
Sebab Resiko
Dampak
32. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 30
18 Desember / Rev. : 00
3.1.4 Analisa Resiko
Flowchart 3.1.4 Analisa Resiko
Ketika mengevaluasi efektivitas resiko, faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk
konsistensi penerapan, pemahaman isi,
kontrol dan dokumentasi kontrol mana yang
sesuai. Kontrol ditujukan untuk membawa
risiko dalam tingkat yang dapat diterima.
Evaluasi kontrol saat ini dapat terjadi melalui
beberapa proses yang berbeda termasuk:
Penilaian Kontrol Internal;
Internal Audit meninjau efektivitas
pengendalian; dan
Konsekuensi dan kemungkinan peringkat,
seperti yang diidentifikasi setelah
mempertimbangkan kontrol saat ini,
digabungkan untuk menentukan tingkat
risiko secara keseluruhan
33. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 31
18 Desember / Rev. : 00
Form 3.1.4 Form Risk Register Unit FRM Kantor Pusat
Likelihood Consequence RiskRating
No Masukkan
tanggal
ketikaresiko
pertamakali
muncul
Namaorang
yang
menemukan
risiko
Mengidentifikasikategori
risikoyangrelevan
Menangkapeventpotensial
dengandetailyangcukupuntuk
dipahamisecaraterpisah
Jelaskanpenyebab
potensialperistiwayang
terjadi
Jelaskandampak dari
resikoyangada
Jelaskandampak
utamakejadian
risiko
Menilaidampak
yangmasuk akal
darikejadianrisiko
yangterjadi
Menilairisiko
berdasarkan
kemungkinandan
konsekuensi
Jelaskanperlakuan
yangakan
diterapkanuntuk
risiko
Jelaskantindakanyangdirencanakanuntuk menanganirisiko Menetapkan
Pemilik
Rencana
Masukkan
tanggaldimana
tindakanyang
akan
dilaksanakan
Daftarmetodeuntuk rencana
tindakanpemantauandan
reviewpoin
Menelusuridanmelaporkan
kemajuantindakanrencana,dan
mencatatsetiapkasus
ketidakpatuhan,pelanggaran
Memperbaharui
status
1
2
3
4
5
Consequence Plan
RISKASSESSMENT
ResidualRiskAnalysis
Cause
RISKIDENTIFICATION RISKTREATMENT
ProgressandCompliance
Reporting
RISKMONITORING
&REVIEW
ActionRiskID
Date
Raised
Raisedby RiskCategory Event StatusMethodResolvebyRiskOwner
34. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 32
18 Desember / Rev. : 00
3.1.5 Risk Evaluate
Flowchart 3.1.5 Evaluasi Resiko
Assessment Criteria − Likelihood
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IMPACT
PROBABILITY
RISK CLASSIFICATION
CRITICAL
RISK
LOW
RISK
MEDIUM
RISK
HIGH
RISK
POINT CRITERIA PARAMETER
1 - 2 LOW CERTAINLY WILL NEVER HAPPEN
3 - 4 UNLIKELY UNLIKELY TO HAPPEN
5 - 6 MODERATE 50% HAPPEN 50% NOT HAPPEN
7 - 8 LIKELY LIKELY TO HAPPEN
9 - 10 HIGH CERTAINLY HAPPEN
GENERAL ASSUMPTION
PROBABILITY MEASUREMENT
Evaluasi Risiko melibatkan mempertimbangkan tingkat risiko keseluruhan risiko ini. Hal ini memungkinkan
penentuan apakah tindakan perlakuan resiko lebih lanjut diperlukan untuk membawa risiko dalam tingkat
yang dapat diterima.
35. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 33
18 Desember / Rev. : 00
GENERAL ASSUMPTION
SEVERITY MEASUREMENT
POINT CRITERIA PARAMETER
1 - 2 INSIGNIFICANT WORK STILL CAN BE DONE
3 - 4 MINOR LOWER SPECIFICATION
5 - 6 MEDIUM REDUCING AREA OF WORK
7 - 8 MAJOR STAGING PROCUREMENT
9 - 10 CATASTROPHIC WORK MUST BE STOPPED
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IMPACT
TRANSFE
R
AVOID
RETAIN CONTRO
L
PROBABILITY
RISK MITIGATION
RETAIN TRANSFE
R
CONTRO
L
RETAIN
36. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 34
18 Desember / Rev. : 00
3.1.6 Risk Mitigation
Perlakuan resiko melibatkan memeriksa kemungkinan pilihan pengobatan untuk menentukan tindakan
yang paling tepat untuk mengelola risiko. Tindakan pencegahan yang diperlukan di mana kontrol saat ini
tidak mengelola risiko dalam tingkat toleransi yang ditetapkan. Pilihan mitigasi dapat melibatkan
meningkatkan kontrol yang ada dan melaksanakan kontrol tambahan.
37. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 35
18 Desember / Rev. : 00
Form 3.1.6 Report Risk Mitigation Kantor Pusat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PT. Gapura Angkasa
RISK MITIGATION
RISK GROUP NO PERIL ACTION MITIGATION
38. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 36
18 Desember / Rev. : 00
3.1.7 Monitoring & Review
Sebagai perkembangan manajemen ,risiko
terus-menerus terjadi, mekanisme ulasan ini
akan memberikan informasi mengenai
perkembangan manajemen risiko saat ini,
memfasilitasi kami melakukan perbaikan
manajemen risiko secara berkesinambungan.
3.1.8 Monitoring Financial Ratio
Selain itu hal yang penting disini adalah
adanya laporan Financial Ratio, yaitu: Dari
hasil analisis rasio financial, Gapura Angkasa
dapat membuat dan mengatur strategi baik
untuk penetapan harga dan penetapan
kebijakan lainnya, seperti :
1. Liquidity Ratio
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator
mengenai kemampuan perusahaan membayar
seluruh kewajiban fianansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
aktiva lancar yang tersedia. Untuk mengetahui
sejauh mana perusahaan dapat menjaga
tingkat likuiditasnya, maka analisa terhadap
rasio-rasio likuiditas dapat digunakan. Dengan
menggunakan analisa ini perusahaan bisa
melakukan pembenahan terhadap tingkat
likuiditasnya untuk masa depan. Adapun rasio
likuiditas yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Current Rattio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva
lancar dapat digunakan untuk menutupi
kewajiban jangka pendek/hutang lancar.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendek.
Current Ratio = Current Asset/Current Liability
b. Quick Ratio
Rasio ini merupakan rasio uji cepat yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan
disbanding asset lain. Quick asset ini terdiri
dari piutang dan surat-surat berharga yang
dapat direlisir menjadi uang dalam waktu relatif
pendek. Jadi semakin besar rasio ini semakin
baik.
Quick Ratio = (current Asset – inventory)/
current liability
2. Operating Performance
a. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan perbandingan
antara laba kotor yang diperoleh perusahaan
dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama. Rasio ini mencerminkan
atau menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai setiap rupiahpenjualan. Semakin besar
rasionya berarti semakin baik kondisi
keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89)
GPM = Laba Kotor/ Penjualan bersih
b. Operating Profit Margin
Mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Operating profit
margin mengukur persentase dari profit yang
diperoleh perusahaan dari tiap penjualan
sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan
pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik.
OPM = Laba operasi/ Penjualan bersih
c. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih
digunakan untuk mengukur rupiah laba bersih
yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik
produksi, administrasi, pemasaran,
pendanaan, penentuan harga maupun
manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya
menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu.
NPM = Laba berish setelah pajak/penjualan
bersih
3. Capital Structure & Solvency Ratio
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu
mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam
dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).
a. Debt To Asset Ratio ( DAR)
Rasio ini merupakan perbandingan antara
hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini
menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan
aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
DAR = Total hutamg/Total Asset
b. Debt To Equity Ratio ( DER)
Merupakan Perbandingan antara hutang –
hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibanya .
DER = Total hutang/ total ekuitas
4. Invesment Ratio
a. Return on Asset (ROA)
Salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
39. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 37
18 Desember / Rev. : 00
menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal
(biaya yang digunakan mendanai aktiva)
dikeluarkan dari analisis.
ROA= Laba bersih/ekuitas
b. Return on Equity (ROE)
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh
pemegang saham, baik saham biasa maupun
saham preferen.
ROE = Laba bersih/ ekuitas
5. Menetapkan Rasio Keuntungan
a. Return On Investment > Bunga Deposito atau
investasi yang beresiko rendah
b. Return On Equity beradarkan kebijakan dan
kesepakatan bersama, misalnya ROE yang
diharapkan sebesar 20%
c. Menetapkan Weighted Average Cost of Capital
(WACC) untuk biaya investasi alat dan
cabang.
d. Net Present Value (NPV) > 0, atau
menyusaikan dengan kebijakan
6. Pertumbuhan ekonomi dan industri
penerbangan
a. Pembukaan cabang baru harus melalui
Feasibility Study
b. Pembukaan cabang baru harus berdasarkan
data market penumpang yang diangkut, PDB
daerah.
c. Perhitungan jumlah infestasi melalui skenario
optimis, most likely, pesimistic
d. Menghitung kenaikan beban operasi dan
beban sdm, sehingga akan memudahkan
negosiasi dan resistensi pendapatan Gapura
Angkasa
7. Penerapan Teknologi Informasi Dilapangan
a. Membuat suatu sistem teknologi informasi
yang bertujuan untuk efesiensi sdm, seperti
komputerisasi dan otomatisasi sehingga dapat
mengurangi jumlah pegawai yang hanya
bertugas untuk data entri, contoh, data entri
AHAN.
b. Dalam tahap ini harus menghitung biaya
investasi dan menghitung efesiensi yang
dihasilkan, untuk itu besaran efesiensi yang
diharapkan harus berdasarkan keputusan
Dewan Direksi.
40. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 38
18 Desember / Rev. : 00
Tabel 3.1.8 Financial Ratio
Dari Tabel diatas dapat dilihat ratsio-rasio keungan Gapura Angkasa sehingga memudahkan untuk
mengambil keputusan dan strategi yang akan diambil. Rasio Finansial diatas sebagai acuan untuk
identifikasi resiko
RATIOS 2013 2014 2015 2016 2017
Liquidity Ratio
Current Ratio (X)
Quick Ratio (X)
Operating Performance
GPM(%)
OPM(%)
NPM(%)
Capital Structure & Solvency
DAR (X)
DER(X)
Investment
ROA (%)
ROE (%)
41. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 39
18 Desember / Rev. : 00
3.1.9 Contoh Flowchart pembukaan cabang
baru
Dari Flowchart pembukaan cabang baru diatas
dapat dilihat proses dan alur untuk pembukaan
cabang baru sehingga menghasil strategi
apakah pembukaan cabang baru dihandling
keseluruhan oleh Gapura atau menggunakan
ground handling yang kredibel.
1. Pembukaan rute baru oleh Garuda Indonesia
dan mengharuskan Gapura Angkasa
membuka cabang baru di Bandara tersebut,
hal-hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
a. Membuat simulasi Feasibility Study, termasuk
biaya awal, sdm dan investasi alat, forcasting
kenaikan beban tetap seperti kenaikan biaya
UMP/UMR, sehingga dapat dilihat resistensi
terhadap harga dan besaran keuntungan yang
akan diterima Gapura Angkasa.
b. Menghitung market yang dituju oleh Garuda
Indonesia, termasuk menghitung market,
kondisi ekonomi daerah, dan geopolitic.
c. Setelah itu akan dibuat dua strategi handling
oleh GP dengan menghitung investasi alat dan
sdm, jumlah produksi, service yang diminta
(section SGHA), lamanya kontrak, dan
opportunity market
d. Jika hasil feasibility dan analisa market
memungkinkan untuk Gapura Angkasa
membuka cabang baru dan handling penuh
oleh Gapura Angkasa maka dilakukan
investasi, jika tidak maka akan ke opsi
selanjutnya.
2. Opsi selanjutnya yaitu menyerahkan pekerjaan
kepada sub kontraktor dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Service yang ditawarkan oleh sub kontrak atau
service yang bisa ditangani subkontrak
b. Harga yang ditawarkan dibandingkan dengan
kemampuan GH subkontrak dengan kekuatan
alat produksi dan kemampuan SDM
c. Memperhitungkan juga biaya pelatihan bagi
sdm subkontrak
d. Durasi kontrak dengan subkontrak sebaiknya
memuat hal-hal yang bisa dirundingkan jika
keadaan berubah baik disebabkan faktro dari
airlines atau faktor internal Gapura Angkasa
3. Airline Industry & Economic Analysis.
a. Memperhatikan industri airlines di Indonesia
khususnya, khususnya pergerakan yang
mempengarungi pertumbuhan airlines seperti
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika,
persiangan airlines serta kekuatan Capital dari
Airlines.
b. Peningkatan UMP/UMR yang umumnya terjadi
hampir setiap tahun, seperti diketahui
bersama, pada semester dua tahun 2014
terjadi peningkatan dan perubahan harga
disektor energi, yaitu kenaikan Tarif Dasar
Listrik, kenaikan Elpigi, dan rencana kenaikan
BBM yang menjadi pemicu peningkatan inflasi
dan berujung kepada kenaikan UMP/UMR
c. Keadaan ekonomi di Indonesia, terutama
permasalahan inflasi, data penumpang
pesawat udara, PDB, GDP yang
mempengaruhi kemampuan masyarakat
d. Konsesi pengelola bandar udara yang ikut
naik, sehingga perlu negosiasi dan melakukan
long term contract
e. Pertumbuhan pasar industri penerbangan dan
pertumbuhan airline di Indonesia
f. Airlines Financial, apakah airlines tersebut
didukung oleh capital yang cukup kuat, apakah
arus kas lancar memadai untuk menghadapi
tantangan dunia industri penerbangan yang
semakin ketat.
42. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 40
18 Desember / Rev. : 00
3.1.9 Flowchart New Branch
Pembukaan Cabang Baru PT Gapura Angkasa
BoDFB FRM DFOTOPOC
Melakukan Analisa
permintaan &
Kebutuhan
Customer
Permintaan
Customer
Dokumen
permintaan &
analisa pasar
Melakukan aspek
perhitungan
operasional Menghitung
kebutuhan alat
pendukung
operasional
Melakukan
analisa, Feasibility
Study, & budget Mengidentifikasi
resiko, pemetaan,
& mitigasi
Review &
menyetujui studi
kelayakan &
laporan resiko
Review &
menyetujui
pembukaan
cabang baru
Laporan
kebutuhan
operasional
Laporan
kebutuhan alat Laporan
kelayakan
pembukaan
cabang final Laporan resiko
pembukaan
cabang baru
Melakukan
perhitungan Harga
penawaran &
negosiasi
Laporan
kelayakan
pembukaan
cabang
Menyampaikan
laporan kelayakan
kepada DO untuk
disetujui BoD
Laporan
kelayakan
pembukaan
cabang
Feasible
Persetujuan
laporan
pembukaan
cabang
Keputusan BoD
Finish
Analisa Uang
Tidak Feasible
43. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 41
18 Desember / Rev. : 00
Lampiran 1
Flowchart Risk Identification & Assesment
PT Gapura Angkasa
Risk Identification & Assesment rev.00
BoDDFVP&GMFRM
Start
Melakukan
wawancara
identifikasi resiko
Mengisi form
identikasi resiko
& data
pendukung
Form Identifikasi
resiko, penyebab,
dampak, & mitigasi
-Form Risk
Register
Menyusun laporan
Corporate Risk
Profile beserta
Mitigasi Resiko
Melakukan
Review :
1. Resiko Utama
2. Risk Profile
Menyetujui laporan
CRP & memutuskan
langkah mitigasi yang
akan dilaksanakan
Monitoring
Melakukan verfikasi
& usulan rencana
mitigasi
- Form wawancara
- Form Identifikasi
resiko
Melakukan analisa
resiko, risk level,
risk mapping &
Usulan mitigasi
- Laporan
Corporate Risk
Profile
Accept
No
Menyetujui & paraf
laporan corporate
Risk Profile
Yes
Persetujuan
CRP
Persetujuan
Laporan CRP &
Mitigasi Resiko
44. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 42
18 Desember / Rev. : 00
Lampiran 2
Flowchart Risk Treatment
PT Gapura Angkasa
Accidental Risk Identification rev.00 (per Event)
BoDDFFRMRiskOwner
Start
Mempersiapkan
laporan kejadian
resiko significant
yang bersifat
insedental
- Form identifikasi
resiko
Melakukan
assestment,
analisa resiko dgn
Unit Terkait
Melakukan analisa
dan level resiko
Review dan
memutuskan
rencana mitigasi
resiko
Signicant
Yes
Review &
Menyetujui
rencana mitigasi
- Form risk
register
Laporan analisa
resiko
insedental
Disimpan dalam
Risk Dictionary
Monitoring
No
Finish
Menyetujui
laporan dan
usulan mitigasi
Persetujuan
mitigasi resiko
45. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 43
18 Desember / Rev. : 00
Lampiran 3
Flowchart Risk Monitoring
PT Gapura Angkasa
Risk Monitoring rev.00 Monthly
DFBoDVP,SM,GMFRM
Mempersiapkan dan
mengumpulkan data dari
Mitigasi yang disetujui
BoD
Melaporkan
perkembangan dan
data mitigasi resiko
- Data progres
mitigasi resiko
Kompilasi data
dengan mitigasi
yang telah
disetujui BoD
Review dan
menyetujui
perubahan
rencana mitigasi
Review &
menyetujui
Laporan Mitigasi
resiko
Persetujuan
Laporan CRP &
Mitigasi Resiko
Progres sesuai
mitigasi awal
Ya
Melaporkan
penyebab
progress mitigasi
awal tdk tercapai
- Laporan & data
penyebab tidak
tercapainya target
mitigasi awal
Laporan progres
dan pencapaian
mitigasi resiko
Melakukan analisa
tidak tercapainya
target Mitigasi
resiko awal
- Laporan analisa
perubaan target
mitigasi
Menyetujui
perubahan target
mitigasi resiko
Persetujuan
laporan monitoring
Mengetahu dan
menyetujui
Laporan Risk
Monitoring
Persetujuan
laporan
Monitoring
Finish
Persetujuan
laporan
perubahan
mitigai resiko
Finish
Laporan
perubahan
mitigasi resiko
46. MANAJEMEN RESIKO
M-DF-01
Manual Halaman 44
18 Desember / Rev. : 00
Lampiran 4
Flowchart Special Event Risk
PT Gapura Angkasa
Accidental Risk Identification rev.00 (per Event)
BoDDFFRMRiskOwner
Start
Mempersiapkan
laporan kejadian
resiko significant
yang bersifat
insedental
- Form identifikasi
resiko
Melakukan
assestment,
analisa resiko dgn
Unit Terkait
Melakukan analisa
dan level resiko
Review dan
memutuskan
rencana mitigasi
resiko
Signicant
Yes
Review &
Menyetujui
rencana mitigasi
- Form risk
register
Laporan analisa
resiko
insedental
Disimpan dalam
Risk Dictionary
Monitoring
No
Finish
Menyetujui
laporan dan
usulan mitigasi
Persetujuan
mitigasi resiko