1. Khutbah Jum’at : Kesempurnaan Iman
ُنَمآ َينِذَّلا ََّّلِإ َينِلِفاَس َلَفإسَأ ُهاَنإدَدَر َّمُث ٍيمِوإقَت ِنَسإحَأ يِف ََانسنِ إاْل خلق الذى هلل الحمد ,هلل الحمدٌرإجَأ إمُهَلَف ِتاَحِلاَّصال واُلِمَعَو وا
شري َّل وحده هللا إَّل إله َّل أن أشهد ٍنوُنإمَم ُرإيَغ.ورسوله عبده محمدا سيدنا أن وأشهد له كمحمد سيدنا على صل اللهم
بعد اما .أجمعين وصحبه أله وعلى
مسلمون وانتم اَّل وَّلتموتن تقاته حق اتقوهللا ,اتقوهللا فياأيهاالحاضرون
Hadirin jama’ah jum’ah yang berbahagia
Saya berwasiat kepada diri sendiri dan jama’ah sekalian untuk senantiasa betaqwa kepada Allah,
dengan taqwa yang sebenar-benarnya. Marilah kita beryukur kepada Allah atas segala rahmat
dan karunia yang dilimpahkan kepada kita. Terutama ni’mat iman yang mampu mendorong kita
semua beristiqomah mengabdi dan menjalankan jama’ah jum’ah yang penuh berkah ini.
Mengapa demikian, karena iman harus menjadi landasan segala amal perbuatan dan perilaku
kita. Allah tidak menerima segala bentuk amal perbuatan yang tidak didasari dengan keimanan
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah
Iman dan ibadah ibarat benih dan buahnya. Benih yang bagus harus dapat menumbuhkan pohon
dengan kwalitas buah yang terjamin. Dan begitu juga sebaliknya, buah yang berkwalitas akan
mampu menjadi benih di masa mendatang. Daur ulang kedua inilah yang nantinya akan
menaikkan kwalitas keduanya.
Dengan peningkatan yang berkesinambungan antara iman dan ibadah ini secara bertahap akan
mampu menaikkan derajat ketaqwaan kita kepada Allah sehingga, kita menjadi seorang mukmin
yang sempurna. Iman semacam inilah yang kita harapkan mampu meredusir keinginan dan
syahwat serta maksiat, sehingga ketaatan kita kepaa Allah semakin mantap. Ketika kita merasa
yakin kepada Allah swt, maka kepasrahan kita kepada-Nya akan semakin total. Pada saat inilah
kita mencapai pada satu tingkat yang disebut para sufi dengan ketakukan (khauf) dan harapan
(raja’) seperti yang tergambarkan dalam surat al-Anfal ayat 2
ِإ إمُهإتَداَز ُهُتاَيآ إمِهإيَلَع تإَيِلُت اَذِإَو إمُهُبوُلُق تإَلِجَو ُ ههللا َرِكُذ اَذِإ َينِذَّلا َونُنِمؤإُمإلا اَمَّنِإَونُلَّكََوتَي إمِههبَر ىَلَعَو اناَمي
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia
Dari keterangan ayat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa tawakkal merupakan syarat
menjadi mukmin yang sempurna. Seorang mukmin yang dalam hatinya tidak tebersit
kekhawatiran menghadapi dunia dan segala kekurangannya, sehingga yang tertinggal dalam
hatinya adalah timbunan keikhlasan, dan kepasrahan. Modal inilah yang membuat seseorang
rajin taat beribadah, sholat, zakat, puasa, bersedekah dan beribadah lainnya.
Bentuk ibadah formal seperti ini merupakan cerminan tingkat ketaqwaan seseorang. Model iman
seperti inilah yang mampu menghantarkan kita selalu ingat kepada Allah swt (Dzikrullah).
Sehingga semua amal perbuatan hanya kita sandarkan kepada Allah swt semata. Dzikir seperti
inilah yang dijanjikan oleh Allah kepada manusia akan derajat yang mulia. Baik di mata
manusia maupun di mata-Nya. Bisa saja derajat itu diberikan ketika masih hidup, ataupun kelak
ketika janntun naim. Seperti yang termaktub dalam al-Qur’an
يمِرَك ٌقإزِرَو ٌةَرِفإغَمَو إمِههبَر َدنِع ٌاتَجََرد إمُهَّل اهقَح َونُنِمؤإُمإلا ُمُه َكِئـَلإوُأ
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (ni’mat) yang mulia.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah
Rasa-rasanya sudah banyak rahmat yang telah dilimpahka oleh Allah kepada kita. Pernah kita
menghitung berapa kali nafas kita hembuskan? Berapa kali kita mendapat kebahagiaan? Berapa
kali kita terselamatkan?
2. Andaikan Allah menghendaki yang lain, masihkah kita dapat berkumpul disini? Andaikan Allah
menghentikan kerja pernafasan kita beberapa menit, apa yang terjadi? Pernah kita berpeikir
untuk berterimakasih kepadanya?
Nah, jika demikian bukankah sudah sewajarnya kita mengabdi kepada-Nya, kita menyembahnya
setulus hati, bukankah hanya Allah yang mampu memberikan kebahagiaan yang selama ini kita
nikmati? Anak, istri, keluarga, semuanya adalah dari-Nya. mengapa kita masih menuntut surga
untuk mengabdi kepada-Nya. itulah kita manusia. Selalu merasa kurang dan lupa. Iman yang
kuat akan melestariakn ingatan kita kepada-Nya. ingatan yang tidak terbatas dengan ruang dan
waktu tertentu. Inilah zikrullah yang hakiki.
Jama’ah rohimakumullah
Ingatlah bahwa Allah telah memberikan begitu banyak rahmat kepada kita, mengapa kita masih
sering merasa enggan mengabdi kepada-Nya? Semoga khutbah ini bermanfaat bagi kita semua.
amin
َلَو ىِل هللا َكَارَبَّنِم ُهللا َلَّبَقَتَو َمإيِكَحإلا َرُكإذَو ِةَيآ نإِم ِهإيِفاَمِب إمُكاَّيِإَو ىِنَعَفَنَو ,ِمإيِظَعلإا ِنآإرُقلإا ىِف إمُكُعإيِمَّسالَُوه ُهَّنِاَو ُهَتَوَالِت إمُكإنِمَو ا
َوُه ُهَّنِإ َمإيِظَعال َهللا ُرِفإغَتإساَف اَذَه لىإوَق ُلإوُقَأَو ,ُمإيِلَعالمإيِحَّرال ُرإوُفَغال
Khutbah II
ُهللا ََّّلِا َهَلِا ََّل نإَا ُدَهإشَاَو .ِهِناَنِتإمِاَو ِهِقإيِفإَوت َىَلع ُهَل ُرإكُّشالَو ِهِناَسإحِا َىَلع ِهلل ُدإمَحإلَاََّل ُهَدإحَو ُهللاَو
ُهُلإوُسَرَو ُهُدإبَع ادَّمَحُم اَنَدهيَس َّنَا ُدَهإشَاَو ُهَل َكإيِرَشاَنِدهيَس ىَلَع هلَص َّمُهالل .ِهِناَوإضِر َىلِا ىِعَّادال
َّنال اَهُّيَا َايَف ُدإعَب اَّمَا ارإيثِك امإيِلإسَت إمهلَسَو ِهِباَحإصَاَو ِهِلَا ىَلَعِو ٍدَّمَحُماإوُهَتإناَو َرَمَا اَمإيِف َهللاواُقَّتِا ُاس
َلاَقَو ِهِسإدُقِب ِهِتَكِئ آلَمِب ىَنـَثَو ِهِسإفَنِب ِهإيِف ََأدَب ٍرإمَاِب إمُكَرَمَا ههللا َّنَا اإوُمَلإعاَو ىَهَن اَّمَعَهللا َّنِا ىَلَاَعت
ِذَّلا اَهُّيَا يآ ىِبَّنال َىَلع َنإوُّلَصُي ُهَتَكِئ آلَمَوىَلَع هلَص َّمُهالل .امإيِلإسَت اإوُمهلَسَو ِهإيَلَع اإوُّلَص اإوُنَمآ َإني
ِئآلَمَو َكِلُسُرَو َكِئيآِبإنَا ىَلَعَو ٍدَّمَحُم َانِدهيَس ِلآ ىَلَعَو إمهلَسَو ِهإيَلَع ُهللا ىَّلَص ٍدَّمَحُم اَنِدهيَسِةَك
ُلخإا ِنَع َّمُههلال َضإارَو َإنيِبَّرَقُملإاِةَباَحَّصال ِةَّيِقَب َنإعَو ىِلَعَو انَمإثُعَورَمُعَوٍرإكَب ىِبَا َإنيِدِشاَّرال ِءاَفَل
اَي َكِتَمإحَرِب إمُهَعَم اَّنَع َضإارَو ِنإيهدال ِمإوَيىَلِا ٍناَسإحِاِب إمُهَل َإنيِعِباَّتال يِعِبَاتَو َإنيِعِباَّتالَوَمَحإرَا
َإنيِمِحاَّرال
إرِفإغا َّمُهللَاَّزِعَا َّمُهالل ِتاَوإمََّلإاَو إمُهإنِم ُءيآإحََّلَا ِتاَمِلإسُملإاَو َإنيِمِلإسُملإاَو ِتاَنِمإؤُملإاَو َإنيِنِمإؤُمإلِل
َصَن نإَم إرُصإناَو َةَّيِدهحَوُملإا َكَداَبِع إرُصإناَو َإنيِكِرإشُملإاَو َكإهرشال َّلِذَأَو َإنيِمِلإسُملإاَو َمَالإسَِّلإاهدال َرَإني
َفإدا َّمُهالل .ِنإيهدال َمإوَي ىَلِا َكِتاَمِلَك ِلإعاَو ِنإيهدالَءَادإعَا إرهمَد َو َإنيِمِلإسُملإا َلَذَخ نإَم إلُذإاخَواَّنَع إع
َطَب اَمَو اَهإنِم َرَهَظ اَم َنَحِملإاَو ِةَنإتِفلإا َءإوُسَو َنَحِملإاَو َلِزََّلَّزالَو َءاَبَولإاَو َءَالَبلإااَنِدَلَب َنإع َن
إنُّدال ىِف َانِتآ اَنَّبَر .َإنيِمَلاَعلإا َّبَر اَي ةَّمعآ َإنيِمِلإسُملإا ِنَادإلُبلإا ِرِئاَسَو ةَّصخآ اَّيِسإيِنُودإنِاةَنَسَح اَي
ِفإغَت إمَل نإِاَواَنَسُفإنَا اَنإمَلَظ اَنَّبَر .ِراَّنال َابَذَع اَنِقَو ةَنَسَح ِةَرِخآلإا ىِفَوَنِم َّنَنإوُكَنَل اَنإمَحإَرتَو اَنَل إر
إا ِنَع ىَهإنَيَو َىبإرُقلإا ىِذ ِءتآإيِإَو ِناَس إحَِّلإاَو ِلإدَعلإاِب اَنُرُمإأَي َهللا َّنِا ! ِهللاَداَبِع .َإنيِرِساَلخإاِءشآإحَفل
َهللاواُرُكإاذَو َنإوُرَّكَذَت إمُكَّلَعَل إمُكُظِعَي يإغَبلإاَو ِرَكإنُملإاَوإمُكإدِزَي ِهِمَعِن َىَلع ُهإوُرُكإشاَو إمُكإرُكإذَي َمإيِظَعلإا
إرَبإكَا ِهللا ُرإكِذَلَو