Hadist menjelaskan tentang dialog internal antara hamba dengan Allah SWT ketika membaca surat Al-Fatihah. Ketika membaca "Maliki yaumiddin", hamba memohon kepada Allah agar Dia membimbingnya ke jalan yang benar. Ketika membaca "Iyyaka na'budu", hamba menyatakan ikhlas kepada Allah semata atas ibadahnya. Ketika membaca "Ihdinas siratal mustaqim", hamba memohon Allah untuk membimbingnya ke jalan yang lurus.
1. ONE DAY ONE HADIST
Sabtu, 3 November 2018 / 25 Shafar 1440
Membersihkan Hati dari Noda-noda Dosa
وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال ،قال عنه هللا رضي هريرة أبي :عن
ََابت ْنِإَف ِهِبْلَق ىِف ُءاَد ْوَس ٌَةتْكُن َْتناَك ًابْنَذ ََبنْذَأ اَذِإ َنِمْؤُمْال َّنِإَْتنا َر َداَع ْنِإَف ُهُبْلَق اَهْنِم َِلقُص َرَفْغَتْسا َو َع ََزن َو
ْمِهِبوُلُق ىَلَع َان َر ْلَب َّالَك( ِهِبَاتِك ىِف َّلَج َو َّزَع ُ ََّّللا َرَكَذ ِىذَّلا َاكَذَف ُهُبْلَق اَهِب َقَلْغُي ىَّتَحَُونبِسْكَي واُناَك اَم )
“Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan sebuah dosa, maka akan ada noktah
hitam dalam hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan dosa tersebut, dan beristighfar memohon
ampun kepada Allah, maka hatinya akan menjadi bersih dan cemerlang. Tetapi jika ia kembali
melakukan dosa sebelum bertaubat, maka bertambah noktah hitam tersebut sampai menutupi
hatinya, maka itulah Roin yang disebutkan dalam firman Allah,”Sekali-kali tidak, bahkan apa
yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin : 14)(HR. Bukhori &
Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Dari hadits di atas ada satu peringatan agar kita tidak menyepelekan sebuah dosa, karena
sekecil apapun dosa yang kita lakukan akan memiliki pengaruh buruk bagi hati kita, yaitu bisa
mengotori hati.
2- Dan apabila dibiarkan menumpuk terus menerus melakukan dosa dan tidak dibersihkan
dengan taubat. Maka suatu saat akan menjadi roin yang akan menutupi hati. Sehingga hati
menjadi kotor, merusak keindahan hati, dan cahaya ilmu serta iman tidak akan bisa menembus
hati yang seperti ini.
3- Akibatnya : nasehat tidak berguna lagi, keta'atan tidak ada bekasnya, dan sudah tidak takut
berbuat dosa lagi.
4- Tetapi di sisi lain Rosulullah SAW juga memberikan petunjuk kepada kita bagaimana dan
apa yang kita lakukan jika kita telah berbuat dosa agar hati kita bersih dari noktah hitam yang
merusak keindahan dan memadamkan cahaya iman dalam hati. Ada tiga petunjuk yang beliau
sampaikan dalam hadits ini :
1. Bertaubat
Istighfar dan taubat sering disebut beriringan. Ketika istighfar dan taubat disebut secara
beriringan dalam satu ayat atau satu hadits, maka istighfar lebih dimaksudkan pada
permohonan ampun, sedangkan taubat lebih pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak akan
mengulanginya lagi.
2. Meninggalkan Dosa
Ampunan hanya akan diberikan terhadap orang yang memohon ampunan dan menghentikan
perbuatan maksiat yang dilakukan.
3. Beristighfar memohon ampunan Allah
HasanBashri Rahimahullahberkata,
”Perbanyaklah istighfar di rumah, meja makan, jalanan, pasar, tempat berkumpul, dan di mana
saja. Karena kalian tidak tahu kapan ampunan akan datang.” Wallahu a’lam.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Dan sesungguhnya hati mereka terhalang dari beriman kepada Al-Qur'an, tiada lain karena
hati mereka telah dipenuhi dan tertutup oleh noda-noda dosa yang banyak mereka kerjakan
َُونبِسْكَي واُناَك اَم ْمِهِبوُلُق ىَلَع َان َر ْلَب الَك
2. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka. (Al-Muthaffifin:14)
2- Diantara sifat-sifat orang yang takwa
- ُرِفْغَي ْنَم َو ْمِهِبوُنُذِل واُرَفْغَتْساَف َ ََّّللا وا ُرَكَذ ْمُهَسُفْنَأ واُمَلَظ ْوَأ ًةَش ِفاح واُلَعَف ذاِإ َِينذَّلا َوْمَل َو ُ ََّّللا َّالِإ َوبُنُّذال
َونُمَلْعَي ْمُه َو واُلَعَف اَم لىَع وا ُّر ُِصي
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedangkan mereka menyadari.[ Ali-Imron:135]
Jumat, 16 November 2018 / 8 Robii'ul Awwal 1440 H
Dialog Hamba dengan Allah ketika Membaca Surat al-Fatihah
ِِّىِبَّنال ِنَع َة َْري َُره ىِبَأ ْنَع-وسلم عليه هللا صلى-َلاَق«ْال ِِّمُأِب اَهيِف ْأ َرْقَي ْمَل ًةَالَص ىَّلَص ْنَمٌجاَد ِخ َىْهَف ِآن ْرُق–
اًثَالَث–ٍامَمَت ُْريَغ.»ِ ََّّللا َُولس َر ُتْعِمَس ىِِّنِإَف َكِسْفَن ىِف اَهِب ْأ َرْقا َالَقَف .ِامَمِاإل َءا َر َو ُونُكَن اَّنِإ َةَْري َُره ىِبَأل َِيلقَف
-وسلم عليه هللا صلى-ُلوُقَي«َةَالَّصال ُتْمَسَق ىَلاَعَت ُ ََّّللا َلاَقاَذِإَف َلَأَس اَم ِىدْبَعِل َو ِْنيَفْصِن ِىدْبَع َْنيَب َو ىِنْيَب
ِنَمْح َّ(الر َالَق اَذِإ َو ِىدْبَع ىِنَدِمَح ىَلاَعَت ُ ََّّللا َلاَق .) َينِمَلاَعْال ِِّب َر ِ َّ َِلِل ُدْمَحْال ( ُدْبَعْال َلاَقىَلاَعَت ُ ََّّللا َالَق .) ِيم ِح َّالر
ِىدْبَع َّىَلَع َىنْثَأِىدْبَع ىِنَدَّجَم َلاَق .)ِِّينِدال ِم ْوَي ِكِلاَم( َالَق اَذِإ َو .–ِىدْبَع َّىَلِإ َض َّوَف ًة َّرَم َلاَق َو–َلاَق اَذِإَف
ِدْه(ا َلاَق اَذِإَف .َلَأَس اَم ِىدْبَعِل َو ِىدْبَع َْنيَب َو ىِنْيَب اَذَه َلاَق .) ُينَِعتْسَن ََّاكيِإ َو ُدُبْعَن ََّاكيِإ(َانَيمِقَتْسُمْال َطا َرِّ ِالص
ِدْبَعِل َو ِىدْبَعِل اَذَه َلاَق .) َينِِّلَّاضال َال َو ْمِهْيَلَع ِبوُضْغَمْال ِْريَغ ْمِهْيَلَع َتْمَعْنَأ َِينذَّلا َطا َر ِصَلَأَس اَم ى ».
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang
shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah)
-beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada Abu
Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah
untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua
bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.
Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah
Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar
rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-
Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang
Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau
berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka
na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami
memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa
yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta
‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus,
yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan
jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia
minta.” (HR. Muslim no. 395).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :
1- Hadis ini menunjukkan bahwa al-Fatihah adalah rukun Shalat, karena Allah menyebut al-
Fatihah dengan kata shalat.
2- Al-Fatihah disebut shalat, karena surat ini dibaca saat shalat. Dan seorang hamba yang
membaca surat ini ketika shalat, dia hakekatnya sedang melakukan dialog dengan Rabnya.
3. 3- Allah membagi bacaan al-Fatihah dalam shalat menjadi dua, setengah untuk Allah dan
setengah untuk hamba. Setengah untuk Allah ada di bagian awal, bentuknya adalah pujian
untuk Allah. Mulai dari ayat, ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ sampai ‘Maliki yaumiddin.’
Sementara setengahnya untuk hamba, yaitu doa memohon petunjuk agar seperti orang yang
telah mendapat nikmat.
4- ada satu ayat yang dibagi dua, yaitu ayat iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in. setengah
untuk hamba, setengah untuk Allah. Iyyaka na’budu, ini untuk Allah, dan iyyaka nasta’in, ini
untuk hamba.
5- Itulah dialog antara hamba dengan Allah saat dia membaca surat al-Fatihah minimal 17 kali
sehari semalam ketika shalat fardhu dan maksimal.... Semoga semakin meningkatkan rasa
khusyu’ kita ketika menjalani ibadah shalat…
Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an :
1- Maka Esakanlah Aku dan sembalah Aku dan Shalatlah kamu untuk mengingat-Ku.
ي ِرْكِذِل َةالَّصال ِمِقَأ َو يِنْدُبْعاَف
Maka sembalah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14)
2- Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan beroleh keberhasilan mereka yang beriman
lagi mempunyai ciri khas diantaranya seperti, yaitu:
َونُعِشَاخ ْمِهِتالَص يِف ْمُه َِينذَّلا َونُنِمْؤُمْال َحَلْفَأ ْدَق
Sesungguhnya beruntunglah orang - orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk
dalam salatnya. (Al Mu’minun: 1-2).
Sabtu, 17 November 2018 / 9 Robii'ul Awwal 1440
Pintu-pintu Kebaikan
َو َةَّنَجْال يِنُل ِْخدُي ٍلَمَعِب يِن ْرِبْخَأ ،ِهللا َل ْوُس َر اَي ُتْلُق : َلاَق ُهْنَع ُهللا َي ِض َر ٍلَبَج ِْنب ِذاَعُم ْنَع، ِارَّنال ِنَع يِنُدِعاَبُي
َتْلَأَس ْدَقَل : َلاَق،ًاْئيَش ِهِب ُك ِرْشُت َال َهللا ُدُبْعَت : ِهْيَلَع ىَلاَعَت ُهللا ُه َرَّسَي ْنَم َلىَع ٌْريِسَيَل ُهَّنِإ َو ،ٍْميِظَع ْنَعُمْيِقُت َو
َْوبَأ ىَلَع َكُّلُدَأ َالَأ : َلاَق َّمُث ،َْتيَبْال ُّجُحَت َو ،َانَضَم َر ُم ْوُصَت َو ،َةاَك َّالز َيِتْؤُت َو ،َةَالَّصال،ٌةَّنُج ُم ْوَّصال ؟ ِْريَخْال ِبا
َلاَق َّمُث ،ِلْيَّلال ِف ْوَج يِف ِلُج َّالر ُةَالَص َو ، َارَّنال ُءاَمْال ُئِفُْطي اَمَك َةَئْيَِطخْال ُئِفْطُت ُةَقَدَّصال َو:ِنَع ْمُهُب ْوُنُج ىَفاََجتَت
..ِع ِاجَضَمْال–َغَلَب ىَّتَح-ُأ َالَأ : َلاَق َّمث َن ْوُلَمْعَيَل ْوُس َر اَي ىَلَب ُتْلُق ؟ ِهَِامنَس ِة َو ِْرذ َو ِهِد ْوُمَع ُو ِرْمَألا ِسْأ َرِب َك ُرِبْخ
ِبْخُأ َالَأ :َلاَق َّمُث .ُداَه ِجْال ِهَِامنَس ُة َو ِْرذ َو ُةَالَّصال ُهُد ْوُمَع َو ُمَالْسِإلْا ِرْمَألْا ُسْأ َر : َلاَق ِهللا؟ ِهِِّلُك َِكلَذ ِكَالَمِب َك ُر
ُتْلُقَفَؤُمَل اَّنِإ َو ،ِهللا َّيِبَن اَي : ُتْلُق .اَذَه َْكيَلَع َّفُك : ِلاَق َو ِهِناَسِلِب َذَخَأَف . ِهللا َل ْوُس َر اَي َلىَب :ِهِب َمَّلَكَتَن اَمِب َن ْوُذَخا
ْمِهِه ْوُج ُو ىَلَع ِارَّنال يِف َُاسنال َّبُكَي َْله َو ،َكُّمُأ َكْتَلِكَث : َلاَقَف ؟–َلاَق ْوَأْمِه ِر َِاخنَم َلىَع :–ْمِهِتَنِسْلَأ ُدِئاَصَح َّالِإ
صحيح حسن حديث : وقال الترمذي [رواه .]
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan
saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya
dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara
tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau
aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan
(menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah
malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka
jauh dari tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok
dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok
4. perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau
bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat
memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya
lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah
kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah
yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas
hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan
mereka ke syurga.
2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak
bertentangan dengan sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap
kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak
berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-
Nya dan Rahmat-Nya.
3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang
kedalam syurga.
4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah ta’ala kepada
hambanya.
5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang
ke neraka karena ucapannya.
Tema hadits hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :
1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka
َل ِْخدُأ َو ِارَّنال ِنَع َح ِحْزُز ْنَمَف ِةَمياِقْال َم ْوَي ْمُك َورُجُأ َن ْوَّف َوُت ماَّنِإ َو ِت ْوَمْال ُةَقِئذا ٍسْفَن ُّلُكُةياَحْال اَم َو َفاز ْدَقَف َةَّنَجْال
ِور ُرُغْال ُعتاَم َّالِإ ياْنُّدال
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahala kalian. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.
(Ali-Imron : 185)
2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan
َه اَم ىَلَع َ ََّّللا واُرِِّبَكُتِل َو َةَّدِعْال واُلِمْكُتِل َو َْرسُعْال ُمُكِب ُدي ُِري ال َو َْرسُيْال ُمُكِب ُ ََّّللا ُدي ُِريَون ُرُكْشَت ْمُكَّلَعَل َو ْمُكاَد
Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.
Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.
( Al-Baqarah : 185)
3. Qiyamullail
َّلال َنِم َوًادوُمْحَم اًماَقَم َُّكب َر َكَثَعْبَي ْنَأ ىَسَع َكَل ًةَلِفَان ِهِب ْدَّجَهَتَف ِلْي
Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
(Al-Isro' : 79)
5. Ahad, 18 November 2018 / 10 Robii'ul Awwal 1440
Tiga Amalan yang Bisa Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat
ِهِب ُهللا وُحْمَي اَم ىَلَع ْمُكُّلُدَأ ((أال :وسلم عليه هللا صلى هللا ولُس َر َلاَق :َلاَق عنه هللا رضي هريرة أبي عن
ُعَف ْرَي َو اَياَطَخالَكَمال ىَلَع ِوءُض ُالو ُغاَبْسِإ(( :َلاَق ،ِهللا َلرسو اَي ،ىَلَب :واُلاَق ))ِ؟تاَج ََّردال ِهِباَطُخال ُة َرْثَك َو ،ِه ِار
مسلم رواه .))ُطاَب ِِّالر ُمُكِلذَف ِةالَّصال َدْعَب ِةالَّصال ُارَظِتْنا َو ،ِد ِاجَسَمال ىَلِإ.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sukakah engkau semua saya tunjukkan pada sesuatu amalan yang dengannya itu Allah akan
menghapuskan segala macam kesalahan serta mengangkat pula dengannya tadi sampai
beberapa darjat?" Para sahabat menjawab; "Baik, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda:
"Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya,
melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang
satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan ribat (perjuangan)." (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran, misalnya di saat yang udaranya
dingin sekali, sehingga airnya pun menjadi sangat pula dinginnya.
2- Dalam Hadis di atas dijelaskan bahwa senantiasa berthaharah yakni tetap suci dari hadas
besar dan kecil, juga shalat dan segala sesuatu yang dilakukan ditujukan untuk niat beribadat
dan berbakti kepada Tuhan, adalah sama pahalanya dengan berjihad fi-sabilillah.
3- Disebut ribat tiga perkara itu karena musuh yang utama bagi manusia adalah hawa
nafsunya.
4- Tiga amalan itu(yang disebut dalam hadist) untuk membendung jalan-jalan syetan dan hawa
nafsu.
Karena jihadun nafs merupakan jihad yang paling besar.
5- Maka barang siapa bisa melestarikan tiga perkara diatas, akan dihapus kesalahan dan
diangkat derajatnya.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan.
ِهِداَه ِج َّقَح ِ ََّّللا يِف ُوادِهاَج َو
Dan berjihadlah pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (Al-Hajj: 78)
2- Yaitu takut akan hari ia dihadapkan kepada Allah Swt. dan takut akan keputusan Allah
terhadap dirinya di hari itu, lalu ia menahan hawa nafsunya dan tidak memperturutkannya serta
menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya, surga tempatnya.
ى َوَهْال ِنَع َسْفَّنال ىَهَن َو ِهِِّب َر َامَقَم ََافخ ْنَم اَّمَأ َو
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi'at: 40)
َةَّنَجْال َّنِإَفى َوْأَمْال َيِه
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi'at: 41)
6. Senin, 19 Nopember 2018 / 11 Robiul Awal 1440 H.
"Wajibnya Mencintai dan Mengagungkan Nabi Muhammad SAW."
ُلوُس َر َلاَق ، َلاَق ُهْنَع ُهللا َي ِض َر مالك ابن أنس ْنَعَّنِهِب َدَج َو ِهْيِف َّنُك ْنَم ٌثَالَث : َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ِ ََّّللا
ُّب ُِحي َال َء ْرَمْال َّب ُِحي ْنَأ َو ،اَمُها َوِس اَّمِم ِهْيَلِإ َّبَحَأ ُهُل ْوُس َر َو ُهللا َانَك ْنَم ،ِانَمْيِإلْا َة َوَالَحْنَأ َه َرْكَي ْنَأ َو ،ِهللِ َّالِإ ُه
َد ْوُعَيوالترمذي ومسلم البخاري (رواه . ِارَّنال يِف َفَذْقُي ْنَأ ُه َرْكَي اَمَك ،ُهْنِم ُهللا ُهَذَقْنَأ ْنَأ َدْعَب ِرْفُكْال يِفوالنساء
ماجه )وابن
Artinya :
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah SAW. bersabda : “Ada tiga perkara
yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya
iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila
ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia tidak mau untuk
dilemparkan ke dalam api.” [HR. Al-Bukhari no. 16, Muslim no. 43 (67), at-Tirmidzi no. 2624, an-
Nasa-i VIII/96 dan Ibnu Majah no. 4033]
Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :
1. Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat tentang wajibnya mencintai dan mengagungkan Nabi
Muhammad SAW. melebihi kecintaan dan pengagungan terhadap seluruh makhluk Allah SWT.
2. Wajib bagi setiap hamba mencintai Allah dan ini merupakan bentuk ibadah yang paling
agung. Allah berfirman:
۞ ِ َّ َِلِل ًّابُح ُّدَشَأ واُنَمآ َِينذَّلا َو
“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” [QS. Al-Baqarah:165]
3. Berdasarkan hadits di atas, maka mencintai Rasulullah SAW. adalah wajib dan harus
didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah, sebab
mencintai Rasulullah SAW. adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah.
Mencintai Rasulullah SAW. adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya
kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya
kecintaan kepada Allah.
4. Orang yang beriman akan merasakan manisnya iman apabila hanya Allah dan Rasul-Nya
yang paling ia cintai.
5. Mencintai Rasulullah SAW. mengharuskan adanya penghormatan, ketundukan dan
keteladanan kepada beliau serta mendahulukan sabda beliau SAW. atas segala ucapan
makhluk, serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap kecintaan dan pengagungan kepada
manusia hanya dibolehkan dalam rangka mengikuti kecintaan dan pengagungan kepada Allah
SWT. Seperti mencintai dan mengagungkan Rasulullah SAW, sesungguhnya ia adalah
penyempurna kecintaan dan pengagungan kepada Rabb yang mengutusnya. Ummatnya
mencintai beliau SAW. karena Allah telah memuliakannya. Maka kecintaan ini adalah karena
Allah sebagai konsekuensi dalam mencintai Allah.” [Jalaa’ul Afhaam fii Fadhlish Shalaati was
Salaam ‘alaa Muhammad Khairil Anaam (hal. 297-298), tahqiq Syaikh Masyhur Hasan Salman]
Maksudnya, bahwa Allah SWT. meletakkan kewibawaan dan kecintaan kepada Nabi SAW,
karena itu tidak ada seorang manusia pun yang lebih dicintai dan disegani dalam hati para
Sahabat kecuali Rasulullah SAW. [‘Aqiidatut Tauhiid (hal. 149), oleh Dr. Shalih al-Fauzan]
6. ‘Amr bin al-‘Ash -sebelum ia masuk Islam- berkata: “Sesungguhnya tidak ada seorang
manusia pun yang lebih aku benci dari-pada Muhammad SAW.” Namun setelah ia masuk
Islam, tidak ada seorang manusia pun yang lebih ia cintai dan lebih ia agungkan daripada Nabi
7. SAW. Ia mengatakan: “Seandainya aku diminta untuk menggambarkan pribadi beliau SAW.
kepada kalian tentu aku tidak mampu melakukannya sebab aku tidak pernah menajamkan
pandanganku kepada beliau sebagai pengagunganku kepada beliau SAW.”
7. ‘Urwah bin Mas’ud berkata kepada kaum Quraisy: “Wahai kaumku, demi Allah, aku telah
diutus ke Kisra, kaisar dan raja-raja, namun aku tidak pernah melihat seorang raja pun yang
diagungkan oleh segenap rakyatnya melebihi pengagungan para Sahabat Radhiyallahu anhum
kepada Muhammad SAW. Demi Allah, mereka tidak memandang dengan tajam kepada beliau
sebagai bentuk pengagungan mereka kepadanya SAW, serta tidaklah beliau berdahak kecuali
ditadah dengan telapak tangan salah seorang dari mereka, kemudian dilumurkan pada wajah
dan dadanya. Lalu tatkala beliau SAW. berwudhu’, maka hampir saja mereka saling membunuh
karena berebut sisa air bekas wudhu’ beliau SAW.” [Perkataan ‘Urwah bin Mas’ud ini
diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahiihnya no. 2731, 2732, Kitaabusy Syuruut bab
Syuruuth fil Jihaad]
Tema hadits yang berkaiatan dengan ayat Al-Qur'an :
1. Mencintai Rasulullah SAW. mengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani
beliau dan mendahulukan sabda beliau SAW. atas segala ucapan makhluk serta
mengagungkan Sunnah-sunnahnya;
ٌعيِمَس َ ََّّللا َّنِإ ۚ َ ََّّللا واُقَّتا َو ۖ ِهِلوُس َر َو ِ ََّّللا ِيَدَي َْنيَب واُمِِّدَقُت َال واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَأ اَي۞ ٌميِلَع
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesung-guhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
[QS. Al-Hujuraat: 1]
2. Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah SAW,
karena dengan taat kepada beliau menjadi sebab seseorang masuk Surga;
ُدُح َكْلِتَو ۚ اَهيِف َِيندِلَاخ ُارَهْنَ ْاأل اَهِتْحَت ْنِم ي َِجْرت ٍتاَّنَج ُهْل ِْخدُي ُهَلوُس َر َو َ ََّّللا ِعُِطي ْنَم َو ۚ ِ ََّّللا ُدوُميِظَعْال ُز ْوَفْال َِكلََٰذ
۞
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, niscaya
Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai sungai, sedang
mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” [QS. An-Nisaa’: 13]
3. Membenarkan apa yang Rasulullah SAW. sampaikan,
karena beliau SAW tidak berkata menurut hawa nafsunya;
۞ َٰىَُوحي ٌيْح َو َّالِإ َُوه ْنِإَٰى َوَهْال ِنَع ُقِطْنَي اَم َو
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [QS. An-Najm: 3-4]
4. Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh beliau SAW.;
ِباَقِعْال ُدِيدَش َ ََّّللا َّنِإ ۖ َ ََّّللا واُقَّتا َو ۚ واُهَتْناَف ُهْنَع ْمُكاَهَن اَم َو ُهوُذُخَف ُلوُس َّالر ُمُكَاتآ اَم َو۞
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya.” [QS. Al-Hasyr: 7]
5. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau SAW. syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’
(mengikuti) kepada beliau SAW. agar kita mendapatkan kecintaan Allah SWT, kejayaan dan
dimasukkan ke dalam Surga-Nya;
َر ٌورُفَغ ُ ََّّللا َو ۗ ْمُكَبوُنُذ ْمُكَل ْرِفْغَي َو ُ ََّّللا ُمُكْبِبُْحي يِنوُعِبَّتاَف َ ََّّللا َُّونب ِحُت ْمُتْنُك ْنِإ ْلُق۞ ٌمي ِح
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
[QS. Ali ‘Imran: 31]
8. Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H): “Ayat ini adalah pemutus hukum bagi
setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mau menempuh jalan Rasulullah
SAW, maka orang itu dusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syari’at dan
agama yang dibawa Rasulullah SAW. dalam semua ucapan dan perbuatannya.” [Tafsiir Ibni
Katsiir (I/384), cet. Daarus Salam]
6. Di antara tanda cinta kepada Rasulullah SAW. adalah dengan mengamalkan Sunnahnya,
menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang
membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya.
Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan menjelaskan dalam kitabnya: “Termasuk
mengagungkan beliau SAW. adalah mengagungkan sunnahnya dan berkeyakinan tentang
wajibnya mengamalkan sunnah tersebut, dan meyakini bahwa sunnah beliau SAW. telah
menduduki kedudukan kedua setelah Al-Qur'anul Karim dalam hal kewajiban mengagungkan
dan mengamalkannya, sebab As-Sunnah merupakan wahyu dari Allah."
Wajibnya Mentaati Dan Meneladani Nabi SAW.
❀ Kita wajib mentaati Nabi SAW. dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan
meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian)
bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur-an, Allah SWT.
memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad SAW. Di antaranya ada yang diiringi
dengan perintah taat kepada Allah SWT.;
۞ َلوُس َّالر واُعيِطَأ َو َ ََّّللا واُعيِطَأ واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَأ اَي
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya…” [QS. An-Nisaa’: 59]
❀ Dan masih banyak lagi contoh yang lain. Di samping itu terkadang perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk tunggal, tidak dibarengi kepada perintah yang lain, sebagaimana
dalam firman-Nya:
۞ َ ََّّللا َعاَطَأ ْدَقَف َلوُس َّالر ِعُِطي ْنَم
“Barangsiapa mentaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” [QS. An-Nisaa’: 80]
۞ َونُمَح ْرُت ْمُكَّلَعَل َلوُس َّالر واُعيِطَأ َو
“Dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” [QS. An-Nuur: 56]
❀ Tekadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai Rasul-Nya;
۞ ٌميِلَأ ٌابَذَع ْمُهَبي ُِصي ْوَأ ٌَةنْتِف ْمُهَبي ِصُت ْنَأ ِه ِرْمَأ ْنَع َونُفِلَاخُي َِينذَّلا ِرَذْحَيْلَف
“Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah
(cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih.” [QS. An-Nuur: 63]
❀ Allah SWT. menjadikan ketaatan kepada Nabi SAW. sebagai petunjuk dan mendurhakainya
sebagai suatu kesesatan;
۞ ُوادَتْهَت ُهوُعيِطُت ْنِإ َو
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.” [QS. An-Nuur: 54]
❀ Allah mengabarkan bahwa pada diri Rasulullah SAW. terdapat teladan yang baik bagi
segenap ummatnya;
َ ََّّللا َرَكَذ َو َر ِخ ْاْل َم ْوَيْال َو َ ََّّللا وُج ْرَي َانَك ْنَمِل ٌَةنَسَح ٌة َْوسُأ ِ ََّّللا ِلوُس َر يِف ْمُكَل َانَك ْدَقَل۞ ا ًيرِثَك
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut
Nama Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21]
9. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung
tentang meneladani Rasulullah SAW. dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya.
Untuk itu, Allah SWT. memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan,
kepahlawanan, perjuangan dan kesabaran Nabi SAW. dalam menanti pertolongan dari Rabb-
nya ketika perang Ahzaab. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada beliau
hingga hari Kiamat.” [Tafsiir Ibni Katsir (III/522-523), cet. Daarus Salaam]
❀ Dalam Al-Qur-an, Allah telah menyebutkan ketaatan kepada Rasul SAW. dan
meneladaninya sebanyak 40 kali. Demikianlah, karena jiwa manusia lebih membutuhkan untuk
mengetahui apa yang Nabi SAW. bawa dan mengikutinya daripada kebutuhan kepada
makanan dan minuman, sebab jika seorang tidak mendapatkan makanan dan minuman, ia
hanya berakibat mati di dunia sementara jika tidak mentaati dan mengikuti Rasulullah SAW,
maka akan mendapat siksa dan kesengsaraan yang abadi.
❀ Nabi SAW. memerintahkan agar kita mengikutinya dalam melakukan berbagai ibadah dan
hendaknya ibadah itu dilakukan sesuai dengan cara yang beliau contohkan. Beliau SAW
bersabda:
يِِّلَصُأ يِن ْوُمُتْيَأ َر اَمَك ا ْوُّلَص.
“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.” [HR. Al-Bukhari no. 631]
Selasa, 20 November 2018 / 12 Robii'ul Awwal 1440
Keutamaan Baik Sangka Terhadap Allah
،وفاته قبل أيام ثالثة ل يقو وسلم عليه هللا صلى هللا رسول سمعت ،قال عنه هللا رضي هللا عبد بن جابر عن
َو َّزَع ِ َّاَلِلِب َّنَّالظ ُنِسُْحي َُوه َو َّالِإ ْمُكُدَحَأ ََّنتوُمَي َالَّلَج
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda 3 hari sebelum meninggal,
“Janganlah salah seorang kalian meninggal kecuali dia berhusnudzon kepada Allah ‘Azza wa
Jalla.” (HR. Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :
1- Seharusnya orang yang dalam keadaan sakit mengingat akan luasnya rahmat Allah dan
berbaik sangka kepada Robnya.
2- Sesuai persangkaan hamba pada Allah. Artinya, jika seorang hamba bertaubat dengan
taubatan nashuha (yang tulus), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika dia yakin do’anya
akan dikabulkan, maka Allah akan mudah mengabulkan. Berbeda jika kondisinya sudah putus
asa dan sudah berburuk sangka pada Allah sejak awal.
3- Hadist tersebut menunjukkan diutamakan menaruh harapan besar akan keampunanan,
agar seseorang itu dapat menemuiNya dalam keadaan yang paling disenanginya. Karena Ia
Maha pengasih lagi Maha penyayang, suka memberi maaf dan memenuhi harapan.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur’an :
- Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Ketika kita berdo’a pada
Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab
terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a.
Karena ingatlah bahwasanya do’a itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhon pada Allah.
ْمُكَل ْب َِجتْسَأ يِنوُعْدا ُمُكُّب َر َلاَق َو
10. “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS.
Ghofir/ Al Mu’min: 60)
Kamis, 22 November 2018 / 14 Robii'ul Awwal 1440
Pentingnya Berada Dilingkungan yang Baik
ٌْشيَج و ُزْغَي(( :وسلم عليه هللا صلى هللا رسول َلقا :قالت عنها هللا رضي َةعائش ِهللا ِدعب ِِّمأ َنينِالمؤم ِِّمأ وعن
َّوَأِب ُفَسُْخي ِرضَألا َنِم َءاَدْيَبِب واُناَك اَذِإف َةَبْعَكْالْمِهِلْمِهِل َّبأو ُفَسُْخي َْفيَك ،ِهللا َلوُس َر اَي :ُقلت : ْتَلاَق .))ْمِه ِر ِوآخ
َلَع َونُثَعْبُي َّمُث ْمِه ِر ِآخ َو ْمِهِل َّوَأِب ُفَسُْخي(( :َلاَق !؟ْمُهْنِم َْسيَل ْنَم َو ْمُهُقا َْوسأ ْميهِف َو ْمِه ِر ِآخ َو.ِهيَلَع ٌقَفَّتُم .))ْمهِتِّايِن ى
َخُبْال ُظْفَل اَذهِ ِّي ِار .
Dari Ummul mu'minin iaitu ibunya - sebenarnya adalah bibinya - Abdullah yakni Aisyah
radhiallahu 'anha, berkata: Saya mendengar Rasulullah sholallohu alaihi wasallam bersabda:
"Ada sepasukan tentera yang hendak memerangi - menghancurkan - Ka'bah, kemudian setelah
mereka berada di suatu padang dari tanah lapang lalu dibenamkan-dalam tanah tadi -dengan
yang pertama sampai yang terakhir dari mereka semuanya."
Aisyah bertanya: "Saya berkata, wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari
yang pertama sampai yang terakhir, sedang di antara mereka itu ada yang ahli pasaran -
maksudnya para pedagang - serta ada pula orang yang tidak termasuk golongan mereka tadi -
yakni tidak berniat ikut menggempur Ka'bah?"
Rasulullah sholallohu alaihi wasallam menjawab: "Ya, semuanya dibenamkan dari yang
pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya mereka itu akan diba'ats - dibangkitkan dari
masing-masing kuburnya - sesuai niat-niatnya sendiri - untuk diterapi dosa atau tidaknya.
(Muttafaq 'alaih) - yakni disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim -
Lafadz di atas adalah menurut Imam Bukhari.
Pelajaran yang bisa diambil dari hadist
1- Sayyidah Aisyah diberi gelar Ummul mu'minin, yakni ibunya sekalian orang mu'min sebab
beliau adalah isteri Rasulullah sholallohu alaihi wasallam jadi sudah sepatutnya. Beliau juga
diberi nama ibu Abdullah oleh Nabi sholallohu alaihi wasallam, sebenarnya Abdullah itu bukan
puteranya sendiri, tetapi putera saudarinya yang bernama Asma'. Jadi dengan Sayidah Aisyah,
Abdullah itu adalah anak tiri nya. Adapun beliau ini sendiri tidak mempunyai seorang putera
pun.
2- Dari uraian yang tersebut dalam Hadis ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang
shalih, jika berdiam di lingkungan suatu golongan yang selalu berkecimpung dalam
kemaksiatan dan kemungkaran, maka apabila Allah Ta'ala mendatangkan azab atau siksa
kepada kaum itu, orang shalih itu pun pasti akan terkena pula.
3- Hadis ini mengingatkan kita semua agar jangan sekali-kali bergaul dengan kaum yang ahli
kemaksiatan, kemungkaran dan kezaliman.
4- Namun demikian perihal amal perbuatannya tentulah dinilai sesuai dengan niat yang
terkandung dalam hati orang yang melakukannya itu.
5- Mengenai gelar Ummul mu'minin itu bukan hanya khusus diberikan kepada Sayidah Aisyah
radhiallahu 'anha belaka, tetapi juga diberikan kepada para isteri Rasulullah sholallohu alaihi
wasallam yang lain-lain.
11. Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran
1- Niat ihlas
َنُح َِينِّدال ُهَل َين ِصِلْخُم َ ََّّللا ُوادُبْعَيِل َّالِإ وا ُرِمُأ اَم َوِةَمِِّيَقْال ُينِد َِكلََٰذ َو ۚ َةاَك َّالز واُتْؤُي َو َة َالَّصال واُميِقُي َو َءاَف
Padanya mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
[Surat Al-Bayyina : 5]
2- Alloh Maha Mengetahui
ْرَ ْاأل يِف اَم َو ِتا َاوَمَّسال يِف اَم ُمَلْعَي َو ۗ ُ ََّّللا ُهْمَلْعَي ُهُودْبُت ْوَأ ْمُك ُِوردُص يِف اَم واُفْخُت ْنِإ ْلُقَٰىَلَع ُ ََّّللا َو ۗ ِضِِّلُك
ٌِيردَق ٍءْيَش
Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu
melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-
apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[Surat Aal-E-Imran : 29].
Jumat, 23 November 2018 / 15 Robii'ul Awwal 1440
Baik dan Halal adalah Syarat Diterimanya Doa
ىَلاَعَت َهللا َّنِإ : َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا ُل ْوُس َر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُهللا َي ِض َر َة َْري َُره يِبَأ ْنَعَال ٌِّبِيَطَّالِإ ُلَبْقَي
ُك ُلُس ُّالر اَهُّيَأ اَي : ىَلاَعَت َلاَقَف َْنيِلَس ْرُمْال ِهِب َرَمَأ اَمِب َْنيِنِمْؤُمْال َرَمَأ َهللا َّنِإ َو ،ًاِّبِيَطواُلَمْعا َو ِاتَبِِّيَّالط َنِم واُل
ًاحِلاَص: ىَلاَعَت َلَاق َوِِّيَط ْنِم واُلُك واُنَمآ َْنيِذَّلا اَهُّيَأ اَيْمُكَانْق َز َر اَم ِاتَبَثَعْشَأ َرَفَّسال ُلْيُِطي َلُج َّالر َرَكَذ َّمُث
ٌما َرَح ُهُسَبْلَم َو ٌما َرَح ُهُب َرْشَم َو ٌما َرَح ُهُمَعْطَم َو ِِّب َر اَي ِِّب َر َاي ِاءَمَّسال ىَلِإ ِهْيَدَي ُّدُمَي َرَبْغَأىَّنَأَف ِام َرَحْالِب َيِِّذُغ َو
[ر . ُهَل ُابَجَتْسُيمسلم واه
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Sholallohu alaihi wasallam
bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para
rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal
shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari
apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram,
maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadist:
1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan
cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan
barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
12. 5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang
Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal
perbuatan
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang
haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar
dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu,
mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan,
mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah :
َأ َو ۖ اَيْنُّدال َنِم َكَبي َِصن َسْنَت َال َو ۖ َة َر ِخ ْاْل ََّاردال ُ ََّّللا َاكَتآ اَميِف َِغتْبا َويِف َداَسَفْال ِْغبَت َال َو ۖ َْكيَلِإ ُ ََّّللا َنَسْحَأ اَمَك ْنِسْح
َِيندِسْفُمْال ُّب ُِحي َال َ ََّّللا َّنِإ ۖ ِض ْرَ ْاأل
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
[Surat Al-Qasas : 77]
2. Mengkonsumsi yang halal :
َونُنِمْؤُم ِهِب ْمُتْنَأ ِيذَّلا َ ََّّللا واُقَّتا َو ۚ ًابِِّيَط ًال َالَح ُ ََّّللا ُمُكَق َزَر اَّمِم واُلُك َو
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
[Surat Al-Maeda : 88]
3. Meratap dalam berdoa :
ًّايِفَخ ًءاَدِن ُهَّب َر َٰىَدَان ْذِإ
Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
[Surat Maryam : 3]
َر َُونعْدَي ِع ِاجَضَمْال ِنَع ْمُهُبوُنُج َٰىَفاَجَتَتَونُقِفْنُي ْمُهَانْق َز َر اَّمِم َو اًعَمَط َو اًف َْوخ ْمُهَّب
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan
penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
[Surat As-Sajda : 16]
13. Sabtu, 24 November 2018 / 16 Robii'ul Awwal 1440
Laksana Menggegam Bara Api
قال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول ،عنه هللا رضي مالك بن أنس :عن
ِرْمَجْال ىَلَع ِضِباَقْالَك ِهِنِيد ىَلَع ْمِهيِف ُرِباَّصال ٌانَم َز ِاسَّنال ىَلَع ىِتْأَي
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya
seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1- Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat
berat, bagai mereka yang memegang bara api.
2- Orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan
kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.
3- Maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena
tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran
Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu
lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun
semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.
4- Seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran
yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang
teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh
kesabaran yang ekstra.
5-Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus
menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, begitu sulitnya dan
begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat
sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan
keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang
luar biasa andai mau bersabar.
6- Balasan orang yang sabar adalah surga.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran
1- Balasan orang yang sabar, pahala mereka tak bisa ditimbang dan tidak bisa ditakar. Itulah
karena saking banyaknya.
ٍباَس ِح ِْريَغِب ْمُه َرْجَأ َونُرِباَّصال ىَّف َُوي اَمَّنِإ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas.” (QS. Az Zumar: 10).
2- Balasan orang yang sabar adalah surga
َونُلُخْدَي ُةَكِئ َالَمْال َو ۖ ْمِهِتَّاي ِِّرُذ َو ْمِه ِاج َو ْزَأ َو ْمِهِئاَبآ ْنِم َحَلَص ْنَم َو اَهَنوُلُخْدَي ٍْندَع ُاتَّنَجٍباَب ِِّلُك ْنِم ْمِهْيَلَع
َمْعِنَف ۚ ْمُت ْرَبَص اَمِب ْمُكْيَلَع ٌم َالَسَِّاردال ىَبْقُع
(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang
saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk
ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima
shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
[Surat Ar-Ra'd :23- 24].
14. Ahad, 25 November 2018 / 17 Robii'ul Awwal 1440
Jangan Marah
ُهللا ىَّلَص ِِّيِبَّنلِل َالَق ًالُج َر َّنَأ ُهْنَع ُهللا َي ِض َر َة َْري َُره يِبَأ ْنَعَدَّد َرَف ْبَضْغَت َال : َالَق ،يِن ِص ْوَأ :َمَّلَس َو ِهْيَلَع
البخاري [رواه ْبَضْغَت َال :َالَق ،ًاار َرِ]م
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu
marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau
marah.(Riwayat Bukhari)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1- Sabda beliau:(تغضب ال ) maknanya adalah: jangan engkau realisasikan kemarahanmu, dan
larangan tersebut bukan kembali kepada sifat marah itu sendiri, karena sifat marah adalah
tabiat manusia dan tidak mungkin bagi manusia untuk untuk menolak sifat itu.
Dalam hadits yang lain:
يارس : فقال ) وسلم عليه هللا صلى ( النبى إلى رجل جاءويبعدنى الجنة من يقربنى ًاعلم علمنى : هللا ول
الجنة ولك تغضب ال : قال النار عن
seorang laki-laki pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata:'Wahai
Rasulullah ajarkan kepadaku suatu ilmu yang mendekatkan aku ke Surga dan menjauhkan aku
dari Neraka.'Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:'Jangan marah dan bagimu Surga.
2- Yang dimaksud dengan meninggalkan marah adalah menjauhi segala sebab dan sarananya
dan segala perkara yang bisa menjerumuskan ke dalam hal tersebut.
3- Di dalamnya ada kaidah untuk sadu dzari'ah (menutup sarana yang menjerumuskan kepada
keharaman), dan bahwasanya menjaga lebih baik daripada mengobati.
4- Marah menghalangi seseorang dari berlaku adil dalam perkataan dan perbuatan.
5- Orang yang tidak marah akan perbuatannya dan perkataannya terkontrol baik dalam kondisi
ridha maupun
marah.
6- Tidak marah tanda kesempurnaan akal
7- Keburukan semuanya ada dalam kemarahan
8- Kemarahan dari Syetan
9- Orang yang kuat adalah orang yang menguasai hawa nafsunya ketika sedang marah
10- Orang yang bisa mengendalikan marah berhak mendapatkan janjiNya yaitu,"SURGA."
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
Menahan amarah sifat orang yang taqwa.
ِاء ََّّرضال َو ِاء َّرَّسال يِف َونُقِفْنُي َِينذَّلاَِيننِسْحُمْال ُّب ُِحي ُ ََّّللا َو ۗ ِاسَّنال ِنَع َِينفاَعْال َو َظْيَغْال َينِمِاظَكْال َو
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
[Surat Ali 'Imran 134]
15. Senin, 26 November 2018 / 18 Robii'ul Awwal 1440
Seberapapun Usaha didalam Ketaatan Allah akan Memberikan Apresiasi
عز ِّهبر عن يرويه فيما وسلم عليه هللا صلى ِّيبَّنال عن عنه هللا رضي أنس عنُدْبَعال َربَقَت اَذِإ(( :َلاَق وجل
َتأ مشيَي يِنَاتأ اَذإِو ،اًعاَب ُهنِم ُْتبرَقَت اًعا َِرذ َّيَلإ َبَّرَقَت اَذِإ َو ،اًعا َِرذ ْهيَلِإ ُْتبرَقَت ا ًْربِش َّيَلإرواه .))ًةَل َو َْره ُهُتْي
.البخاري
Dari Anas r.a. dari Nabi sholallohu alaihi wasallam dalam sesuatu yang diriwayatkan dari
Tuhannya 'Azzawajalla, firmanNya - ini juga Hadist Qudsi :
"Jikalau seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya
sehasta dan jikalau ia mendekat padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa.
Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan
bergegas-gegas." (Riwayat Bukhari)
Pelajaran yang terdapat dalam hadist:
1- Hadist yang tercantum di atas itu adalah sebagai perumpamaan belaka, baik bagi Allah atau
bagi hambaNya. Jadi maksudnya ialah barangsiapa yang mengerjakan ketaatan kepada Allah
sekalipun sedikit, maka Allah akan menerima serta memperlipat-gandakan pahalanya, juga
pelakunya itu diberi kemuliaan olehNya selama di dunia sampai di akhirat.
2- Makin besar dan banyak ketaatannya, makin pula besar dan bertambah-tambah pahalanya.
3- Manakala cara melakukan ketaatan itu dengan perlahan-lahan, Allah bukannya
memperlahan atau memperlambatkan pahalanya, tetapi bahkan dengan segera dinilai
pahalanya itu dengan penilaian yang luar biasa tingginya.
4- Ketaatan (kebenaran, kebaikan) pertama kali harus dipaksakan. Siapa yang memaksakan?
dirinya sendiri. Kalau sudah menjadi kebiasaan dan masuk sebagai irama hidup semuanya
akan mudah, itulah taufik Allah kepadaya.
5- Tatkala bertambah ketaatan seseorang maka ditambah pahala dan dipercepat rahmat serta
karunia dariNya.
Tema yang berkaitan dengan Al-Quran
1- Mujahadah
ِذَّلا َوَِيننِسْحُمْال َعَمَل َ ََّّللا َّنِإ َو ۚ َانَلُبُس ْمُهَّنَيِدْهَنَل َانيِف ُوادَهاَج َين
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.
[Surat Al-Ankaboot : 69]
2- Nilai Kebaikan disisi Alloh SWT
َ ََّّللا واُرِفْغَتْسا َو ۚ ا ًجْرَأ َمَظْعَأ َو ا ًْريَخ َُوه ِ ََّّللا َدْنِع ُهُود َِجت ٍْريَخ ْنِم ْمُكِسُفْنَ ِأل واُمِِّدَقُت اَم َوٌمي ِح َر ٌورُفَغ َ ََّّللا َّنِإ ۖ
Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.
Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
[Surat Al-Muzzammil : 20].
16. Rabu, 28 November 2018 / 20 Robii'ul Awwal 1440
Keutamaan Shalat Dhuha
ْمُكِدَحَأ ْنِم ىَم َالُس ِِّلُك ىَلَع ُحِبْصُي َلاَق ُهَّنَأ َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِِّيِبَّنال ْنَع ٍِّرَذ يِبَأ ْنَعٍةَحيِبْسَت ُّلُكَف ٌةَقَدَص
َقَدَص ِوفُرْعَمْالِب ٌرْمَأ َو ٌةَقَدَص ٍة َيرِبْكَت ُّلُك َو ٌةَقَدَص ٍةَليِلْهَت ُّلُك َو ٌةَقَدَص ٍةَديِمْحَت ُّلُك َو ٌةَقَدَصِرَكْنُمْال ْنَع ٌيْهَن َو ٌة
مسلم (أخرجه .ىَُّحضال ْنِم اَمُهُعَك ْرَي َِانتَعْك َر َِكلَذ ْنِم ُئ ُِجْزي َو ٌةَقَدَص).
Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau telah bersabda: “Di setiap
pagi, ada kewajiban sedekah atas setiap persendian dari salah seorang kalian. Setiap tasbiih
adalah sedekah, setiap tahmiid adalah sedekah, setiap tahliil adalah sedekah, setiap takbiir
adalah sedekah, amar makruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dapat memadai untuk semua
itu, dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha”.HR Muslim, kitab Shalât al-Musâfirîn wa
Qashruha, Bab: Istihbâb Shalat ad-Dhuha, hadits No. 720.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1- Shalat dhuha mencukupkan sedekah sebanyak persendian manusia, yaitu 360 persendian.
2- Para ulama menjelaskan, bahwa pada tubuh manusia terdapat 360 jumlah persendian,
sehingga setiap orang harus bersedekah 360 sedekah setiap hari. Yang dimakusdkan dengan
sedekah ini bukan berupa harta, tetapi berupa amalan taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah. Mencukupkan dari itu semua dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha).
3- Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga orang yang shalat Dhuha empat rakaat pada hari
tersebut.
4- Shalat Dhuha merupakan shalat al-awwaabiin. Yaitu orang yang banyak bertaubat kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:
- Orang yang mengerjakan kebaikan manfaat kembali kepada dirinya sendiri.
ْجَأ ْمُهَّنَي ِزَْجنَل َو ۖ ًةَبِِّيَط ًةاَيَح ُهَّنَيِيْحُنَلَف ٌنِمْؤُم َُوه َو َٰىَثْنُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم اًحِلاَص َلِمَع ْنَمَونُلَمْعَي واُناَك اَم ِنَسْحَأِب ْمُه َر
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
[Surat An-Nahl 97].
17. Jumat, 30 November 2018 / 22 Robii'ul Awwal 1440
Shalat Merupakan Tolak Ukur Semua Amal
وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال :قال عنه هللا رضي هريرة أبي عن
” ْنَأ َو َحَلْفَأ ْدَقَف ْتَحَلَص ْنِإَف ُهُت َالَص ِهِلَمَع ْنِم ِةَماَيِقال َم ْوَي ُدْبَعال ِهِب ُبَساَُحي اَم َل َّوَأ َّنِإََابخ ْدَقَف ْتَدَسَف ْنِإ َو َحَج
ُّوَطَت ْنِم ِيدْبَعِل َْله ا ْو ُرَظَنا : ىَلاَعَت َو َك َارَبَت ُّبَّالر َلاَق ٌءْيَش ِهِتَضْي ِرَف ْنِم َصَقَتْنا ِنِإَف َرَسَخ َواَم اَهِب ُلَمْكُيَف ؟ ٍع
ِلَذ ىَلَع ِهِلَمَع ُرِئاَس ُن ْوُكَي َّمُث ِةَضْي ِرَفال َنِم َصَقَتْناَك. ”: ٍةَيا َو ِر يِف َو”ُلاَمْعَألا ُذَخْؤُت َّمُث َِكلَذ ُلْثِم ُةاَك َّالز َّمُث
َِكلَذ َبَسَح ” .
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan.
Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat
wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut
memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat
wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan
lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262,
Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan
oleh Bukhari dan Muslim, penilaian shahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi)
Pelajaran yang terdapat dalam hadist
1- Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali dengan shalat.
2- Shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab. Amalan seseorang bisa dinilai baik
buruknya dinilai dari shalatnya.
3- Sholat sunnah akan menyempurnakan shalat wajib.
4- Perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat.
5- Shalat adalah akhir wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
6- Jangan Meremehkan Shalat
أضيع سواها لما فهو ضيعها من
Barang siapa yang berani meremehkan sholat maka dia dengan yang lainnya akan lebih berani
meremehkannya (Umar bin Khotob radhiallahu anhu)
Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang
meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian
dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang
dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima
waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah,
sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai
dengan kadar shalat dalam hatimu.”..
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran
1- Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalat dan mengakhirinya pula dengan
shalat. Ini juga yang menunjukkan ditekankannya amalan shalat.
( َونُنِمْؤُمْال َحَلْفَأ ْدَق1( َونُعِشَاخ ْمِهِت َالَص يِف ْمُه َِينذَّلا )2( َُونض ِرْعُم ِوْغَّلال ِنَع ْمُه َِينذَّلا َو )3ْمُه َِينذَّلا َو )
( َونُلِعاَف ِةاَك َّلزِل4( َونُظِفاَح ْمِه ِوجُرُفِل ْمُه َِينذَّلا َو )5)ُْريَغ ْمُهَّنِإَف ْمُهُناَْميَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ ْمِه ِاج َو ْزَأ ىَلَع َّالِإ
18. ( َينِومُلَم6َءا َر َو َىغَتْبا ِنَمَف )( َُونداَعْال ُمُه َِكئَلوُأَف َِكلَذ7( َُونعا َر ْمِهِدْهَع َو ْمِهِتَاناَمَ ِأل ْمُه َِينذَّلا َو )8َِينذَّلا َو )
ُي ْمِهِتا َوَلَص ىَلَع ْمُه( َونُظِفاَح9 )
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’
dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al
Mu’minun: 1-9).
2- Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya
untuk memerintahkan keluarga mereka supaya menunaikan shalat.
ى َوْقَّتلِل ُةَبِقاَعْال َو َكُقُز َْرن ُنَْحن اًق ْز ِر َكُلَْأسَن َال اَهْيَلَع ْرِبَطْصا َو ِة َالَّصالِب َكَلْهَأ ْرُمْأ َو
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132).