SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
IV - 1RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Bab ini secara khusus akan membahas metodologi yang akan digunakan dalam
penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jl.
Prabu Gajah AGung. Bab ini akan memaparkan secara rinci tentang pendekatan,
metode pengumpulan data dan metode analisis. Metode analisis akan meliputi
metode analisis tautan tapak (context analysis), daya dukung dan daya tampung
ruang, identifikasi komponen perancangan, analisis hubungan fungsional.
4.1 Pendekatan
Secara umum pendekatan dalam kegiatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan(RTBL)KawasanKoridorJl.PrabuGajahAgung ini mengacu pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.6 Tahun 2007 Tentang Pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan.Sistem kerangkakerjakegiataninidibangunatasduaguguspendekatan perencanan
yang salingmelengkapiyaitu(1) pendekatan Bottom up planning dan (2) Top Down Planning
sebagai berikut :
BottomUp Planning
Pendekatan Bottom up planning yang akan dilakukan dalam penyusunan RTBL ini meliputi
:
IV. Metodologi
IV - 2RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Pendekatan Kontekstual (tautan tapak)
RTBL sebagai panduan rancang kota (urban-design guidelines/ UDGL) memberikan
implikasi pada kebutuhan pemahaman lapangan (konteks) secara cermat. Pendekatan
kontekstual (Context Analysis) dimana Kawasan perencanaan dipandang sebagai jaringan
aktif dan dinamis yang dapat dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya.
Pendekatan ini meliputi kontekstual tapak meliputi (1) tautan lokasi dalam tata wilayah, (2)
ketinggian tempat, (3) kemiringan, (4) litologi, (5) jenis tanah, (6) hidrologi,
(7) iklim, (8) vegetasi (9) zona rawan bencana. Dilanjutkan dengan kontektual
terhadap variabel komponen perancangan meliputi (1) penggunaan lahan, (2) tata massa
bangunan, (3) ruang terbuka hijau, (4) sirkulasi dan parkir, (5) pedestrian, (6) pendukung
aktivitas, (7) tata informasi dan (8) preservasi dan konservasi.
Pendekatan Morfologi (bentukan fisik)
Karena kawasan ini telah terbentuk dari sekumpulan bangunan dan ruang maka
perancangan tata bangunan dan lingkungan di masa yang akan datang perlu
memperhatikan kesesuaian dengan potensi-potensi bentukan fisik yang sudah ada
sebelumnya.
Pendekatan morfologi ini meliputi rangkaian analisis (1) figure/ground, (2) linkage dan (3)
place. Analisis figure/ground mengidentifikasikan (1) pola, (2) tekstur kawasan (3) tipologi
massa dan (4) tipologi ruang. Analisis linkage meliputi (1) linkage visual, (2) linkage
struktural dan (3) linkage kolektif. Analisis place mengidentifikasikan makna tempat dalam
kaitan estetika ciri historis dalam arsitektur bangunan dan lingkungan yang dapat
meningkatkan citra Kota Balik Papan.
IV - 3RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Gambar 4.1 Bagan Metodologi Pelaksanaan RTBL Jl. Prabu Gajah Agung Kab. Sumedang
IV - 4RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Pendekatan Peran Serta Stakeholder
Dalam pelaksanaannya, RTBL merupakan rencana aksi/kegiatan komunitas (community-
action plan/CAP) dan rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development
plan/NDP). Oleh karena itu RTBL Kawasan Rawan Bencana ini diharapkan dapat memuat
program yang produktif, relevan dan memiliki tingkatoperasional tinggi untuk dilaksanakan
dan memiliki nilai-nilai aspiratif sehingga dapat menjadi panduan berbagai pihak terkait.
Pendekatan yang perlu dilakukan adalah peran serta stakeholder.
Top Down Up Planning
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) harus memiliki keterpaduan dengan
rencana-rencana terkait, Oleh akrena itu dalam penyusunannya perlu adanya upaya
penjabaran kebijaksanaan tata ruang dan sektoral.
Tahap Persiapandan Survei
1.1 PERSIAPAN
DASAR
MelakukanpersiapanpenyusunanRTBLyangmeliputi kegiatan
koordinasi tim, penyusunanmetodologi pelaksanaanpenyusunandan
persiapanperlengkapandasarsurvei.
IV - 5RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  TerkoordinasinyakegiatanpenyusunanRTBLdari awal hinggaakhir.
 Tersepakatinyametodologi penyusunanRTBLyangakan digunakan.
 Tersedianyaperlengkapandasaruntukkebutuhansurveiserta
mengetahui mobilisasipelaksanaansurveipadakawasan
perencanaan.
 Tersepakatinyajadwalpekerjaandala penyusunanRTBL.
METODE  Diskusi KoordinasiTim, Digitasi Peta
LANGKAH  Melakukan mobilisasi pelaksanaansurvei dankoordinasi timuntuk
penyamaanpemahamanlingkuptugaspersonildalampenyusunan
RTBL.
 Mempersiapkanpetadasardenganskalaminimal 1:3.000 yang siap
digunakansebagai dasaruntukkegiatansurvei.
 Mempersiapkanrangcangan pengumpulandatadaninformasi
sesuai dengankebutuhanpenyusunanyangtelahdirinci.
OUTPUT  Rencanakerja
 Metodologi pelaksanaankegiatan
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
1.1 (a) Output
Lingkup
OutputLingkupadalah......
TUJUAN  Menyusunrinciankegiatandari
kegiatanRTBL yangdiharapkan
METODE  Diskusi danmenyusunOutline
LANGKAH  MenyiapkanpedomanRTBL
 Menyiapkanaturanteknis
 Menyiapkanstudi-studi terkait
OUTPUT  Ide gagagasan
 Metodologi
DURASI 2 minggu terhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 6RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.1
(b)
Metodologi Menyusun tatacara atau jalanyang ditempuhsehubungan
denganpenelitianyangdilakukan,yangmemilikilangkah-
langkahyangsistematisuntukmenyelesaikanmasalahyang
dibahasdengan menggunakansumberdatadanfasilitasyang
ada
TUJUAN  MemandupenyusunanRTBLdengan
kerangkaberpikiryangada.
 Memberikanarahan-arahanterhadap
langkah-langkahyangakanditempuh
pada laporan-laporanselanjutnya..
METODE  Diskusi,Pembahasan Pedoman
(PermenPUNO6 Tahun 2007)
LANGKAH  Membuatmetodologi dalambentuk
kerangkaberpikirmencakupseluruh
kegiatandalampenyusunanRTBL..
 Memberikanpenjelasandetail pada
setiaptahappada kerangkaberpikir
tersebut.
OUTPUT  Metodologi,KerangkaBerpikir
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.1
(c)
Penyamaan
Persepsi
TUJUAN  Mencapai pemahamanyangsama
mengenai proses,prosedur,dan
produkdari penyusunanRTBL
METODE  Diskusi
LANGKAH  Mengikuti sosialisasipelaksanaan
kegiata
 Koordinasi untukmerumuskanrencana
IV - 7RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
penyelesaiankegiatan.
OUTPUT  Kesamaanpemahamanmengenai
proses,prosedur,danprodukdari
penyusunanRTBL
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.1
(d)
Jadwal
Pekerjaan
Pemberianwaktutempuhterhadapmetodoloiyangtelah
disusundari awal hinggaakhir teahappenyusunanRTBL.
TUJUAN  Mengarahkanpenyusunandengan
waktu-waktutempuhyangtelah
ditentukan.
 Memberikanbataspengerjaansuatu
tahapandalam metodologi.
METODE  Diskusi.
LANGKAH  Menyepakati metodologiyangtelah
disusunsebelumnya.
 Menyesuaikansetiaptahapandalam
metodologi terhadapwaktutempuh
yang diberikan.
OUTPUT  Terorgansirnyaseluruhtahapan
penyusunanRTBLdalam
metodologidenganwaktutempuh.
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 8RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.2 DESK
STUDY
DeskStudyatau studi kepustakaan yaitu pengumpulanberbagai
teori (panduan) atau studi-studiterdahuluyangdapatmenjadi
pedomandalampenyusunanRTBL.Dalamkegiatanini dilakukan
jugapengkajianberbagai produkkebijakan.
TUJUAN  Mencari teori dankebijakanlainyangterkait sebagai dasarberpijak.
 Melihatsejauhmanakebijakan lainsudahditerapkan.
 Melihatstrategi/prosedurdaninstrumenyangsudahberhasil
dgunakan.
METODE  PembahasanpanduanpenyusunanRTBL(PermenUNo6 Tahun
2007)
 PembahasanKebijakanterkait(RTRW,RDTR)
IV - 9RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
LANGKAH  Membahaskebijakanmakro.
 Mereview RTRW.
 Membahaskebijakansektoral.
OUTPUT  Studi Pustaka
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
1.2
(a)
Kebijakan
Makro
KebijakanMakroadalah dokumenyangmempengaruhi
terhadapkebijakanlokal/kawasan
TUJUAN  Melihatkonstelasiregionalterhadap
kawasan
METODE  TelaahterhadapdokumenMakro
LANGKAH  Mengumpulkandokumenyangterkait
dengankebijakan-kebijanmakro
OUTPUT  Pengaruhkebijakanterhadapkawasan
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.2
(b)
Review
RTRW
ReviewRTRWadalah melihatrencana-rencana/kebijakandalam
RTRW
TUJUAN  Melihatknstelasi yangmempengaruh
terhadapkawasanstudi
METODE  Telaahterhadapdokumen
LANGKAH 
OUTPUT  Kebijakan-kebijakan
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 10RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.2
(c)
Kebijakan
Sektoral
KebijakanSektoraladalah kebijakanyangdi turunkandari
masing-masingsektor
TUJUAN  Melihatpengaruhterhadapkebijakan
kawasan
METODE  Telaahdokumen yangberkaitandengan
teori/refrensi yangada
LANGKAH  Mengkaji danmenarikpoitn-poitnyang
berpengaruhterhadapdokumen
OUTPUT  Studi pustaka
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.2
(d)
Kajian
Teoritis
Terkait
KajianTeoritisTerkaitadalah kajian-kajianyangdapatdi ambil
untukditerapkandalamkawasanstudi
TUJUAN  Untuk merumuskanide/gagasanyang
dapat diterapanbi kawasanstudi
berdasarkanteori-refrensi yangada
METODE  Telaahdokumen
LANGKAH  Mengkaji teori/refrensi yangsesuai
denganstudi
OUTPUT  Studi pustaka
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 11RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.3 PRELIMINARY
SURVEI
Mengetahui kondisila[angansecaraumumsebelum
pelaksanaankegiatansurvey.
TUJUAN  Memperoleh gambaranfisiklokasi perencanaan
 Memperolehgambaranpermukimansetempat
METODE  Visualisasi Lapangan,Identifikasi Masalah,danEstimasi Kebutuhan
Survei
LANGKAH  Memantaukeadaanfisiklingkunganalamiahdanbuatan
 Penilaianumummengenaikehidupan lingkungannya
OUTPUT  Pokok-pokokyangdicakupdalamperencanaan
 Arahanyang kira-kiraakanditempuh
 Merupakanmasukanbagi pembuatanproposal
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
IV - 12RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.3
(a)
Visualisasi
Lapangan
TUJUAN  Melihatkondisi real di kawasanstudi
untukmenerapkanide/gagasan
perancangan
METODE  Observasi/pengamatanlapangan
LANGKAH  Menyiapkanlembarobservasi,
menyiapkanalatdokumentasi
OUTPUT  Bentukvisual kawasanstudi
DURASI 2 mingguterhitungdari minggu pertama
bulanpertama
1.3
(b)
Identifikasi
Masalah
Pengenalanmasalahatauinventarisirmasalahyangterdapat
pada kawasanperencanaan.
TUJUAN  Mengunkapsasaranyang ingindicapai
pada penyusunaRTBL.
 Mengetahui potensi,permasalahan,
keempatan dantantangansuatu
kawasanperencanaan.
METODE  Diskusi
LANGKAH  Mengidentifikasi potensi,permasalahan,
kesempatandantantangan.
 Mengidentifikasi gambarankemampuan
daya dukungfisikdanlingkunganserta
kegiatansosial ekonomi danekonomi
yang telahberlangsung.
OUTPUT  Issue Permasalahan
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 13RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1.3
(c)
Estimasi
Kebutuhan
Survei
Memperkirakansegalaperlengkapanyangdibutuhkanuntuk
kegiatansurvei setelahmelakukankegiatanpra survei.
TUJUAN  Untuk menlihatkebutuhansurveyyang
diperlukanagarstudi bisatercapai
denganyangdiinginkan
METODE  CheckList Data
LANGKAH  Menyiapkanlembarchecklisdata
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.4 ISUE
PERMASALAHAN
IV - 14RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN 
METODE 
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
1.4
(a)
Hipotesa
dan Sintesis
Awal
TUJUAN  Untuk menarikkesimpulanawal sebagai
masukandalammerumuskanide
perancangan
METODE  Observasi dansurveysertadiskusi
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
1.4
(b)
Deliniasi
Awal
Kawasan
TUJUAN  Untuk membatasi kawasanstudi
IV - 15RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
METODE  observasi
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulan
1.5 PELAKSANAAN
SURVEI
Melakukankegiatansurvei danpengumpulandatasesuai
dengankebutuhanyangtelahdirinci sebelumnya.
IV - 16RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Terinventarisasikannyadatadaninformasi mengenaikondisi
eksistingsesuaidengankebutuhanpenyusunanRTBL.
METODE  PengumpulanDataPrimerdenganobservasi lapangan
 PengumpulanDataSekunder
LANGKAH  Melakukanpengumpulandataprimeruntukmemahami dan
mengetahui karakteristikkawasanperencanaandalam berbagai
aspek.
 Melakukanpengumpulandokumenkondisi eksistingkawasan
perencanaanmelaluipengumpulandatasekunderdari berbagai
sumber.
OUTPUT  Terpenuhinyaseluruhkebutuhandataprimerdansekunderuntuk
penyusunanRTBL.
DURASI 3 mingguterhitungdari mingguketigabulanpertama
Survei Sekunder pengumpulandatayangdidapatsecaratidaklangsungdari objek
penelitian.
TUJUAN  Mengumpulkandata-datasekunder
yang berupadataolahanyang
memperlihatkankondisi eksistingdari
kawasanperencanaan.
 Melengkapi informasi yangtidak
didapatkandari pengumpulandata
primer.
METODE SurveyInstansi,Studi Literatur,Penelusuran
Web
LANGKAH  Mengumpulkandata-datayangsesuai
dengankebutuhananalisis.
OUTPUT  Data sekunderkondisi eksisting
kawasanperencanaan.
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 17RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Observasi Lapangan tinjauan langsung ke tempat studi, dengan maksud agar
mendapat gambaran secara langsung tentang objek penelitian.
TUJUAN  mendapatkan akurasi datasecara tepat
mengenai sejumlahkegiatandi lapangan
diperlukanmetode surveyblok
 menyesuaikandataantaradata sekunder
dengandata pengamatanlangsungdi
lapangan
METODE 
LANGKAH 
OUTPUT  Data primer
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
Tabulasi dan
Kompilasi Data
memilahsertamengkompilasi datayangtelahdiperolehdari
kegiatansurveysehinggadatayangdilampirkanmerupakandata
yang berbobotpra-analisis
TUJUAN  Untuk mengumpulkandata-dataawal
kawasan
METODE 
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama
bulanpertama
IV - 18RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Tahap Analisis
2.1 ANALISIS
KAWASAN
DAN WILAYAH
PERENCANAAN
Merupakanprosesuntukmengidentifikasi,menganalisis,
memetakan danmengapresiasi konteks lingkungandannilai
lokal dari kawasan perencanaandanwilayahsekitarnya.
TUJUAN  Mendapatkangambarankemampuandayadukungfisikdan
lingkungansertakegiatansosialekonomi dankependudukanyang
tengahberlangsung.
 Mendapatkankerangkaacuan perancangankawasanyang memuat
rencanapengembanganprogrambangunandanlingkungan,serta
dapat mengangkatnilai kearifandankarakterkhaslokal sesuai
denganspiritdankontekskawasanperencanaan.
IV - 19RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
METODE  AnalisisPerkembanganSosial-Kependudukan
 AnalisisProrpekPertumbuhanEkonomi
 AnalisisDayaDukungFiikdanLingkungan
 AnalisisApekLegal Konsolidasi LahanPerencanaan
 AnalisisDayaDukungPrasaranadan FailitasLingkungan
 AnalisisKajianAspekSignifikansi HistorisKawasan
 AnalisisSWOT
LANGKAH  Melakukankajiandananalisisterhadaphasil pengamatanlapangan
(surveydataprimer) danmemadukannyadenganhasilsurveydata
sekunderuntukmengidentifikasi danmenginventarisasipotensi dan
permasalahanpadakawasanperencanaanbaiksecarafisikmaupun
nonfisik;
 Menyusunmatriksyangmemuatpotensi danpermasalahanyang
terdapatpada kawasanperencanaan;
 Mentransformasikanmatrikspotensi danpermasalahanyangtelah
disusunkedalambentukpetaspasial;
 Melakukankajiananalisiskawasandanwilayahperencanaan
mencakupindikasi programbangunandanlingkunganyangdapat
dikembangkanpadakawasanperencanaan;
OUTPUT  Indikasi programbangunandanlingkungan
 Pertimbangandanrekomendasi tentangindikasi potensi kegiatan
pembangunan kawasan/lingkungan.
DURASI 4 mingguterhitungdari minggukeduapadabulankedua
2.1 (a)
Analisis
Perkembangan
Sosial
Kependudukan
Gambaran kegiatan sosial-
kependudukan,denganmemahami
beberapaaspek,antaralaintingkat
pertumbuhanpenduduk,jumlah
keluarga,kegiatan sosial penduduk,
tradisi-budayalokal,danperkembangan
yang ditentukansecarakultural-
tradisional.
IV - 20RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
2.1 (b)
Analisis
Prospek
Pertumbuhan
Ekonomi
Gambaran sektorpendorong
perkembanganekonomi,kegiatan
usaha,prospekinvestasi pembangunan
dan perkembanganpenggunaantanah,
produktivitaskawasan,dankemampuan
pendanaanpemerintahdaerah.
2.1 (c)
Analisis
Daya
Dukung Fisik
dan
LIngkungan
Kemampuanfisik, lingkungandanlahan
potensial bagi pengembangankawasan
selanjutnya.Beberapaaspekyangharus
dipahami antaralain: kondisi tataguna
lahan,kondisi bentangalamkawasan,
lokasi geografis,sumberdayaair,status-
nilai tanah,izinlokasi,dan kerawanan
kawasanterhadapbencanaalam.
1. Analisis Topografi
Analisis bentuk dasar permukaan tanah atau struktur topografi suatu tapak
merupakan sumber daya yang sangat mempengaruhi lokasi. Pemahaman lengkap
terhadap struktur topografi tidak hanya memberi petunjuk terhadap pemilihan rute
lintasantetapi jugamenyatakan susunan keruangan dari tapak dan kestabilan pondasi.
Area Function
Slope in percent
Max Min
Streets and
drives
5% 1%
8% .05%
Ramps 10% 15%
1% NA
IV - 21RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Area Function
Slope in percent
Max Min
Walkways
approaches and
entrances
4% 1%
5% 0.5%
Services area
and
Collector walks
8% 0.5%
10% 0.5%
Terrace and
sittingarea
2% 1%
2% 0.5%
Lawn area and
playground
3% 2%
4% 0.5%
Swales 10% 1%
Grassed banks 33%
(3:1)
NA
25%
(4:1)
NA
Planted banks
(unmoved vines
or ground
cover)s
50% NA
2:1 NA
2. Analisis Tata Guna Lahan
Analisis tata guna lahan
dilakukandenganmenggunakan hasil
survey blok peruntukan lahan
teperinci setiap kavling bangunan.
Telaah terbentuk cluter-cluster pola
penggunaan lahan menurut
hubunganfungsional fungsi dominan
maupun peruntukam yang telah
diarahkan menurut rencana tata
ruang. Berikut adalah ketentuan-
ketentuan analisis hunungan
fungsional pemanfaatan ruang untuk
setiap penggunaan lahan
menunjukkan boleh tidaknya sebuah
kegiatan dikembangkan dalam
sebuah klasifikasi penggunaan
lahanBoleh tidaknya pemanfaatan
ruang untuk sebuah hirarki
peruntukan tanah ditunjukkan
dengan 4 indikator, seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut.
Simbol Deskripsi
I
Pemanfaatan diizinkan,karena sesuai
dengan peruntukan tanahnya,yangberarti
tidak akan ada peninjauan atau pembahasan
atau tindakan lain dari pemerintah
kabupaten.
IV - 22RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
T
Pemanfaatan diizinkan secaraterbatas atau
dibatasi.Pembatasan dapatdengan standar
pembangunan minimum, pembatasan
pengoperasian,atau peraturan tambahan
lainnya baik yangtercakup dalamketentuan
ini maupun ditentukan kemudian oleh
pemerintah kabupaten.
B
Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan
bersyarat.Izin ini diperlukan untuk
penggunaan-penggunaan yang memiliki
potensi dampak penting pembangunan di
sekitarnya pada area yangluas.Izin
penggunaan bersyaratini berupa AMDAL,
RKL, dan RPL.
- Pemanfaatan yang tidak diizinkan
3. Analisis Figure/Ground
Metode analisis figure-ground adalah alat yang baik untuk meng-identifikasikan
hubunganpola,tekstural,dantipologimassabangunandanruang.Metode ini termasuk
dalam metode analisis visual ; mencoba menganalisis gambar hitam-putih. Langkah-
langkah dalam menganalisis figure-ground sangat sederhana yaitu :
Tahap membuat figure (gambar) pada bidang dua dimensi peta teknis yaitu
memberikanwarnahitamatauarsiruntuksemuakategori massabangunan.Selanjutnya
bagian yang dihitamkan tersebut dinamakan dengan elemen solid.
Blok Tunggal Blok Sebagian Tepi Blok Medan
Tipologi Massa Bangunan
Tahap membuat ground (latar). Dengan menghitamkan bagian semua massa
bangunan, terbentuk dengan sendirinya bagian-bagian yang berwarna putih sebagai
ruang. Selanjurnya bagian putih ini dinamakan dengan elemen void.
Tipologi elemen ruang (urban void)
Sistem Tertutup Sistem Tertutup Sentral Sistem Tebuka Sentral Sistem Tebuka Linier
IV - 23RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Tahap pengamatan terhadap objek hitam-putih atau figure/ground. Dalam
tahapan ini berlaku teknik Gestalt yaitu cara memandang yang berbeda untuk satu
gambar. Artinyapengamatanbisadilakukanhanyatertujuhanyapadabagian hitam saja
(figure) atau hanya bagian putih (ground) saja dan atau objek hitam-putih secara
bersamaan.
Tahap identifikasi karakteristik pola, tekstur dan tipologi. Dengan cara melihat
hubungan solid dan void secara bersamaan dapat diidentifikasi-kan pola dan tekstur
kawasan. Secara teoritik pola yang dapat di-identifikasikan berupa (1) pola anguler
(menyiku), aksial (sumbu), grid (bersilang tegak lurus), kurva linier (linier), radial
konsentrik (memusat) dan organis (fleksibel)
Hasil analisis figure/ground dapat digunakan untuk kegiatan merancang dengan
cara merekayasa secara kreatif bentuk-bentuk dasar berikut.
IV - 24RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
4. Analisis Linkage
Metode ini merupakan kelanjutan dari analisis figure-ground yang memberikan
tekanan analisisnya pada karakteristik kesatuan ruang berdasarkan sudut pandang
visual, struktural dan bentuk kolektif. Tahap-tahap analisis visual ini sangat sederhana
yaitu :
Tahap pertama,
mengidentifikasikan
elemen-elemen
penghubung suatu
kawasan dengan
kawasanlainatau satu
elemen ke elemen
lainnya yang secara
empirik berupa jalan-
jalan, jalur pejalan
kaki, ruang terbuka
linier, atau elemen-
elemenmenerus, dan
elemen fisik lainnya.
Tahap kedua,menganalisispolahubunganyangdibentukolehelemen-elemen tersebut
secara visual apakahmembentukhubungangarisataukoridoratau sisi atau sumbu atau
ritme ? Secara struktural apakah merupakan elemen tambahan atau sambungan atau
IV - 25RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
tembusan ? Secara kolektif apakah membentuk komposisi atau megaform atau
kelompok ?
Tahap ketiga, menganalisis lebih lanjut pola hubungan tersebut apakah hubungan
menghubungkan zona netral atau mengutamakan suatu zona ?
Hasil analisis linkage ini berupa karakteristik dasar konfigurasi massa bangunan dan
lingkungan dalam perspektif hubungan visual, struktural dan kolektif. Karakteristik ini
dapat dikembangkan menjadi konsep perancangan.
5. Analisis Place (Makan Tempat)
IV - 26RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Analisisplace merupakankelanjutananalisisfigure-ground dan linkage. Analisis ini
menemukenali karakteristik konfigurasi massa bangunan dan lingkungan dari sudut
pandang makna tempat dalam persepsi manusia dan kebudayaannya melalui tahap
sebagai berikut :
Tahap pertama, mengidenifikasikan elemen-eleman kawasan yang mudah dikenali
Tahap kedua,analisis senseof placeelemen-elementersebutsebagai path (lorong) atau
edges (pembatas) atau nodes (simpul) atau district (kawasan) atau landmark
(tenggaran).Tahapanalisisini sangatbergantung dari pemahaman perancang terhadap
sejarah,fisolofi perancangan,kebudayaan,estetika,kontekstualelemendan lingkungan
fisik dan sosialnya.
Tahap ketiga, hasil analisis ini berupa karakteristik dasar yang dapat dikembangkan
menjadi konsep perancangan.
6. Analisis Kepadatan Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka prosentase berdasarkan
perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan. Koefisien
dasar bangunan diperlukan untuk membatasi luas lahan yang tertutup perkerasan,
sebagai upaya untuk melestarikan ekosistem, sehingga dalam lingkungan yang
bersangkutan sisa tanah sebagai ruang terbuka masih menyerap atau mengalirkan air
hujan ke dalam tanah. Batasan Koefisien Dasar Bangunan adalah
IV - 27RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
KDB maks = 100% x FPs x FJl x FLk x FFb x FKl x FTb
Keterangan:
KDB maks : Koefisien Dasar Bangunan yang diperkenankan untuk suatu lokasi
FPs : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap sistem pusat pelayanan
FJl : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap hirarki jalan
FLk : Faktor penyesuaian luas kapling
FFb : Faktor penyesuaian fungsi bangunan
FKl : Faktor penyesuaian kelerengan lahan
FTb : Faktor penyesuaian tinggi bangunan
Analisis ini digunakan menilai tingkat intensitas penggunaan lahan dari setiap
kegiatan permukiman pada seluruh kawasan perencanaan. Model yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Dimana :
PL = Intensitas kepadatan bangunan
KLB = Koefisien Lantai Bangunan
7. Analisis KetinggianBangunan (KLB)
Secara sederhana analisis Koefisien Lantai Bangunan dapat diperoleh dengan
metode perhitungan sebagai berikut :
381,0
903,1 KLBLog
PL


IV - 28RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Adapun standar yang digunakan untuk mengatur ketinggian bangunan adalah
sebagai berikut :
• Blokperuntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan bangunan
tidak bertingkat dan bertingkat
• maksimum 2 lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan
maksimum 12 m dari lantai dasar:
• Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan
bertingkat maksimum 4 lantai (KLB max = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan
maksimum 20 m dan minimum 12 m dari lantai dasar.
• Blokperuntukanketinggianbangunansedangdenganbangunantingkatmaksimum 8
lantai (KLB maksimum = 8 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36 m
dan minimum 24 m dari lantai dasar.
• Blokperuntukanketinggianbangunantinggidenganbangunanbertingkatminimum9
lantai (KLB = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 40 m dari lantai
dasar.
• Blok peruntukan bangunan sangat tinggi dengan bangunan bertingkat minimum 20
lantai (KLB = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 84 m dari lantai
dasar.
7.1 Perhitungan sudut pandang 450
atau ½ ROW jalan .
Pencahayaan dan angle-Sudut pandang, Tinggi maksimum bangunan pada
umumnya ditentukan berdasarkan ketentuan :
Dimana :
h = tinggi puncak bangunan maksimum.
d = jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar terhadap
sumbu jalan yang berdampingan.
h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut alpha dan beta.
Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as jalan.
Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari garis
sempadan pagar ke jalan.
Keterangan :
H1 = Ketinggianbangunan maksimum pada garis sempadan bangunan yang ditentukan
dh
2
1
1
IV - 29RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Bilaakan dibangunsuatubangunandenganketinggianH2atau H3, makajarak minimum
dari sumbu jalan adalah sebesar H2 atau H3
“X” = Batas ketinggian bangunan yang diperbolehkan (“X” = H3)
“Y” = Batas ketinggian bangunan yang diperbolehkan (“Y” = H2)
8. Jarak Bangunan
Yang dimaksud dengan jarak bebas ialah jarak minimum yang diperkenankan dari
bidang terluar suatu massa bangunan ke :
 Garis sempadan jalan
 Antar massa-massa bangunan
 Pagar/batas lahan yang dikuasai dan atau
 Rencana saluran, jaringan tegangan listrik , telepon dan sebagainya.
Gambar 4.2 Bagan Analisis Jarak Bebas Bangunan
Tabel IV.1 Standar Hubungan Antara Tinggi Bangunan, Jarak Bebas, KDB Dan KLB Bagi
Bangunan Renggang (Type Tunggal)
Ketinggian
Bangunan
Jarak
Bebas Padat
Kurang
Padat
Tidak
Padat
Padat
Kurang
Padat
Tidak
Padat
I
II
III
IV
4.00
4.50
5.00
5.50
60.00
60.00
60.00
60.00
60
50
50
50
50
40
40
40
0.6
1.2
1.8
2.4
0.5
1.0
1.5
2.0
0.4
0.8
1.2
1.6
V
VI
VII
VIII
6.00
6.50
7.00
7.50
50.00
50.00
50.00
50.00
50
45
45
45
40
40
40
40
3.0
3.6
4.0
4.0
2.5
3.0
3.5
3.5
2.0
2.4
2.8
3.0
IV - 30RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
8.00
8.50
9.00
9.50
10.00
10.50
11.00
11.50
45.00
45.00
45.00
45.00
45.00
45.00
45.00
45.00
45
45
45
45
45
45
45
45
40
40
40
40
40
40
40
40
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
Catatan : Ketentuan jarak bebas bangunan renggang diberlakukan pada kondisi perumahan padat.
Tabel IV.2 Standar Hubungan Antara Tinggi Bangunan, Jarak Bebas, KDB Dan KLB Bagi
Bangunan Rapa
Ketinggian
Bangunan
Jarak Bebas K D B (%) K L B (%)
Samping Belakang Padat
Kurang
Padat
Tidak
Padat
Padat
Kurang
Padat
Tidak
Padat
I
II
III
IV
0.00
0.00
0.00
0.00
4.00
4.50
5.00
5.50
75
75
75
75
60
60
60
60
50
50
50
50
0.75
1.5
2.25
3.0
0.6
1.2
1.8
2.4
0.5
1.0
1.5
2.0
V
VI
VII
VIII
6.00
6.50
7.00
7.50
6.00
6.50
7.00
7.50
60
60
60
60
50
50
50
50
40
40
40
40
3.5
3.5
3.5
3.5
3.0
3.0
3.0
3.0
2.5
2.5
2.5
2.5
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
8.00
8.50
9.00
9.50
10.00
10.50
11.00
11.50
8.00
8.50
9.00
9.50
10.00
10.50
11.00
11.50
50
50
50
50
50
50
50
50
45
45
45
45
45
45
45
45
40
40
40
40
40
40
40
40
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
Catatan : Ketentuan jarak bebas bangunan renggang diberlakukan pada kondisi perumahan padat.
Jarak bangunanyangdimaksudkandi sini adalah jarak antar bangunan yang berada
di dalam persil yang sama. Sesuai konsep yang dirumuskan, jarak bangunan untuk
berbagai ketinggian, diusulkan sebagai berikut :
Dimana:
d = jarakbangunan1 denganbangunan2 (dalammeter)
h1 = tinggi bangunan1 (dalammeter)
h2 = tinggi bangunan2 (dalammeter)
h dan d merupakanvariabel dari fungsi sudut  dan
1
2
25,015,0



hh
d
IV - 31RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Untuk memproteksi bangunan terhadap bahaya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka perlu adanya penentuan terhadap jarak antar bangunan
yang ditentukan berdasarkan tinggi bangunan tersebut. Penentuan jarak antar
bangunan (garis sempadan bangunan) antara lain :
• Tinggi bangunan kurang dari 8 meter, maka jarak minimum antar bangunan
berjarak 3 meter.
• Tinggi bangunan antara 8-14 meter, maka jarak minimum antar bangunan berjarak
3 s/d 6 meter.
• Tinggi bangunan antara 14-40 meter, maka jarak minimum antar bangunan
berjarak 6 s/d 8 meter.
• Tinggi bangunanlebihdari 40 meter,makajarak minimumantarbangunanberjarak
8 meter.
9. Analisis Perpetakan Bangunan
Analisisstandaruntukperpetakanbangunanyangterdapatpadasetiap blok adalah
:
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi I (di atas 2.500 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi II (1.000-2.500 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi III (600-1.000 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi IV (250-600 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi V (100-250 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VI (50-100 m2
)
• Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VII (di bawah 50 m2
)
• Blokperuntukandanpenggal jalandenganpetakklasifikasi VIII (rumah susun/flat).
10. Analisis Orientasi Bangunan
Analisis orientasi bangunan terhadap best view, penyinaran maahari dan angin
sangat penting dalam rangka menciptakan kualitas lingkungan. Visual dan fungsional
dari massa bangunan tersebut. Terlebih lagi kawasan perencanaan berapa di sekitar
pantai dan sungai yang berpotensi memberikan best view panorama alam yang baik.
Dam berada pada zona rawan bencana angin Gusthi. Sikap bangunan perlu di atur
untuk memanfaatkan potensi maupun meminimalisasi masalah bangunan dan
lingkungan
IV - 32RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
2.1 (d)
AnalisisAspek
Legal
Konsolidasi
Lahan
Perencanaan
Kesiapan administrasi dari lahanyang
direncanakandari segi legalitas
hukumnya.
2.1 (e)
Analisis
Daya
Dukung
Praarana
dan Fasilitas
Lingkungan
Seperti jenisinfrastruktur,jangkauan
pelayanan,jumlah pendudukyang
terlayani,dankapasitaspelayanan
1. Analisis Komponen Ruang Terbuka Hijau
Perhitungandilakukan untuk memperoleh hasil kebutuhan ruang terbuka hijau di
masa yang akan datang :
1.1. Kebutuhan RTH Taman Lingkungan / Taman Kota
Mengacu pada standar penyediaan ruang di dalam Inmendagri No. 14 tahun 1988
ditentukan sebagai berikut :
- Taman 250 penduduk dibutuhkan 1 m2
/ orang
- Taman 2.500 penduduk dibutuhkan 0,5 m2
/ orang
- Taman 30.000 penduduk dibutuhkan 0,3 m2
/ orang
- Taman 120.000 penduduk dibutuhkan 0,2 m2
/ orang
- Taman 480.000 penduduk dibutuhkan0,3 m2
/ orang
Standar kebutuhan RTH / orang 2,3 m2
/ orang
Dengan menggunakan model perhitungan kebutuhan taman lingkungan yaitu :
Dimana :
Pt adalah jumlah penduduk yang dilayani
IV - 33RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
St adalahStandar KebutuhanRuang
1.2. RTH Jalur Hijau Jalan
Kualitas dan kuantitas RTH jalur hijau jalan ditentukan oleh luas jalan, jalur hijau
serta tingkat kerapatan vegetasinya. Model kebutuhan vegetasi ideal adalah sebagai
berikut :
Vo
----- x 100 = Xo
Lj
2. Analisis Komponen Sirkulasi dan parkir
Menganalisisseluruhpola-polapergerakankendaraandanpejalankaki di atasdan
disekitartapak.Datameliputi lamanyadanbeban-bebanpuncakbagi lalu-lintas
kendaraanlingkungandanpergerakanpejalankaki,perhentianbis,tepi-tepi pencapaian
tapak,pembangkit-pembangkitlalulintas,pencapaiantrukservis,danlalulintasyang
terjadi sewaktu-waktu(seperti parade agustusan,jalurtrukkebakaran,penyelenggaraan
konserpadaauditoriumyangberdekatan).
Analisislalu-lintasharusmeliputi proyeksi masadepansejauhyangdapatdibuat.
PerhitunganKapasitasRuasjalandilakukandenganmenggunakanmetode Indonesian
HighwayCapacityManual (IHCM1997 : III-12) untukdaerahperkotaan,dengan
formulasi sebagai berikut:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Keterangan :
C : Kapasitas ( smp / jam )
Co : Kapasitas Dasar ( smp /jam)
FCw : Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah
(tidak berlaku untuk jalan satu arah )
FCsf : Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FCcs : Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota
(jumlah penduduk)
Rincian dari masing-masing variabel pada formula di atas, diuraikan sebagai berikut :
a. Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas dasar Co ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai yang
tertera pada Tabel di bawah ini.
Dimana : Lj = Luas Jalan
Vo = Luas Jalur Hijau
Xo = Koefisien Liputan Vegetasi
IV - 34RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV.3 KAPASITAS DASAR (Co)
TIPE JALAN
KAPASITAS DASAR
(SMP/JAM)
KETERANGAN
Jalan4 lajurberpembatasmedian atau 1,650 perlajur
jalan satu arah
Jalan 4 lajur tanpa pembatas median 1,500 perlajur
Jalan 2 jalur tanpa pembatas median 2,900 total dua arah
b. Sistem Perparkiran
 Tempat parkir yang baik harus berdasarkan standar terkait dengan pola kontruksi,
lokasi dan tingkat pelayanan.
 Tidak mengurangi daya tarik area sekitarnya. Melainkan senantiasa menciptakan
keseimbangan dengan perkembangan lahan yang berbatasan.
 Harus memilikiutilitas atau “kemungkinan dilaksanakannya aktivitas” dan mampu
menarikpembeli.Jikatempatparkirdilayani oleh tukang parkir, pengendara harus
sopan sehingga pelayanan menjadi efisien. Jika tempat parkir melebihi parkir
perorangan, maka tempat parkir harus dirancang dengan ukuran yang lebih besar
dan nyaman, sederhana, dengan akses yang baik.
 Harus dirancang dengan koordinasi menggunakan pendekatan pergerakan lalu
lintas pintu masuk dan keluar untuk jalan kecil atau gang.
Dengan standar Direktorat Tata Kota dan Daerah dan Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan setiap60 m2
(untukperdagangangan) dan100 m2
(untukperkatoran
dan kegiatanlain) di areaperbelanjaan harus menyediakan parkir 1 mobil dan satandar
untu1 parkirmobil 12 m2, maka kebutuhanparkirberdasarkan fungsi kegiatan adalah :
Kebutuhan Parkir Perdagangan
Kapasitas tampung kendaraan
Luas Fungsi Kegiatan (m2
) : 60 m2
Kebutuhan ruang berdasarkan kapasitas tampung kendaraan
Kapasitas Tampung Kendaraan x 12 m2
Kebutuhan Parkir Perkantoran dan Kegiatan Lain
Kapasitas tampung kendaraan
Luas Fungsi Kegiatan (m2
) : 100 m2
Kebutuhan ruang berdasarkan kapasitas tampung kendaraan
Kapasitas Tampung Kendaraan x 12 m2
IV - 35RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV.4 KAPASITAS TEMPAT PARKIR
Lebar area
parkir (feet)
Rencana Parkir
Jumlah dan
lebar gang
Kapasitas kendaraan/100
kaki dari panjang tempat
parkir
40 1 baris dari 90
o
1-22 12
50 2 baris dari 45
o
1-12 14
60 2 baris dari 90
o
1-24 24
70 1 baris dari 90
o
1-24 23
2 baris dari 30
o
1-12
80 1 baris dari 60
o
2-12 24
2 baris dari 45
o
2-12
90 1 baris dari 45
o
2 baris dari 45
o
2-12 28
1 baris dari 45
o
100 2 baris dari 90
o
1-24 38
2 baris dari 45
o
1-12
1 baris dari 60
o
36
110 2 baris dari 60
o
2-14.5 36
1 baris dari 60
o
120 4 baris dari 90
o
2-24 48
TABEL IV.5 KEBUTUHAN LAHAN DILUAR PARKIR UNTUK PERDAGANGAN ATAU
KOMERSIL
TIPE BANGUNAN
Bank dan
Perkantoran
Bisnis
dan
Pelayanan
Profesional
Fasilitas
Rekreasi
Komersil
Permainan
Bowling
Toko
Pedagang
Eceran
Kenyaman
Pedagang
Eceran
Restoran
Pelayanan
dan Resparasi
pribadi
Resparasi
dan
pelayanan
pribadi
Syarat
Ruang Per
100 Sq ft
areal lantai
Ruang
per 100 Sq
ft
areal lantai
Ruang
per
100 Sq
ft
areal
lantai
Ruang
Per Gang
Ruang
Per 100
Sq ft
areal
lantai
Ruang
per 100
Sq ft
areal
lantai
Ruang
per
100
Sq ft
areal
lantai
Ruang
Per
tempat
duduk
Ruang
Per 100
Sq ft
areal
lantai
Minimum 0.08 0.08 0.16 0.33 0.06 0.10 0.06 0.08 0.08
Maksimum 1.33 1.33 2.00 10.00 3.00 1.33 2.00 0.50 1.00
Barang 0.25 0.33 1.00 5.00 0.50 0.50 1.00 0.25 0.50
Rata-rata 0.33 0.37 0.79 4.50 0.44 0.44 0.75 0.28 0.40
IV - 36RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV.6 PERMUKAAN JALAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK PARKIR DALAM
BERBAGAI KEDUDUKAN
Lebar
Petak
M
Kedudukan
Kendaraan
Terhadap
Sisi Jalan
Lebar Jalan
Yang
Digunakan
Untuk
Parkir
Lebar Jalan
yang
Dibutuhkn
Untuk Parkir
plus Gerak
(Manuevering)
M
Panjang
Sisi Jalan
per
Kendaraan
M
Banyaknya
Kendaraan
Yang Bisa
Dipakai
per 30,5 M
2,13 Sejajar 2,13 5,18 6,70 4,5
2,43
45
o 5,60 9,26 3,44 8,2
60
o 5,97 11,76 2,80 9,5
90
o 5,48 14,02 2,43 12,5
2,59
45
o 5,69 9,05 3,65 7,8
60
o 6,03 11,52 2,98 9,5
90
o 5,97 13,10 2,59 11,5
2,74
45
o 5,82 9,17 3,87 7,37
60
o 6,69 11,27 3,16 9,0
90
o 5,97 12,49 2,74 11,1
KarakteristikKendaraan :
Lebar 1,98
Panjang 5,48
JarakRoda 3,20
Radiusputaran 7,08
c. Ukuran Perparkiran
Ukuran perparkiran disesuaikan dengan ukuran kendaraan, yang pada umumnya
memiliki ukuran 25 sampai 500 atau lebih. Tempat parkir disesuaikan dari 100 sampai
200 kendaraan secara efisien dan praktis. Tempat parkir yang kecil dibuat secara
strategis, biasanya melayani lebih dari satu ukuran tempat parkir.
Kemudahan ruang parkir adalah :
 Mempunyai jalan masuk sedikitnya lebar 0,1524 m dan panjang yang berbatasan 6
m, pararel dan mempunyai ruang untuk berdiri.
 Mempunyai ruanganuntukberdiri danjalanmasuk dengan permukaan lantai tidak
melebihi 1:48 disemua arah.
IV - 37RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV. 7 KAPASITAS TEMPAT PARKIR
Parkir Satu Garis Lebih Dari Satu Garis
Sudut
(
o
)
Panjang pinggir
jalan/kendaraan
(feet)
Lebar
tempat
parkir
(feet)
Lebar
jalan/gang
(feet)
Luas
daerah/
kendaraan
(sq feet)
Lebar
unit
parkir
(feet)
Jumlah
kendaraan/
acre
Lebar
tempat
parkir
(feet)
Luas
daerah/
kendaraan
(sq feet)
Lebar
unit
parkir
(feet)
Jumlah
kendaraan/
acre
0 22 8 12 308 28 141 8 308 28 141
20 24.9 14.2 12 502.9 40.4 87 10.1 400.9 32.2 109
25 20.1 15.4 12 430.1 42.8 101 11.4 349.7 34.8 125
30 17.0 16.4 12 380.8 44.8 114 12.7 309.8 37.4 141
35 14.8 17.3 12 344.8 47.6 126 13.7 291.6 39.4 149
40 13.2 18.1 12 318.8 48.2 137 14.8 274.6 41.6 159
45 12.0 18.7 12 296.4 49.4 147 15.8 261.6 43.6 167
50 11.1 19.2 12 279.7 50.4 156 16.6 250.9 45.2 174
55 10.4 19.6 12 266.2 51.2 164 17.2 241.3 46.4 181
60 9.8 19.8 14.5 265.1 54.1 164 17.8 245.5 49.6 177
65 9.4 19.9 17 267.0 56.8 163 18.2 250.9 53.4 174
70 9.0 19.8 20 268.2 59.6 162 18.4 255.6 56.8 170
75 8.8 19.6 23 273.7 62.2 159 18.6 264.9 60.2 164
80 8.6 19.2 24 268.3 62.4 162 18.4 261.4 60.8 167
85 8.6 18.7 24 260.9 61.4 167 18.3 257.6 60.6 169
90 8.5 18.0 24 255.0 60.0 171 18.0 255.0 60.0 171
TABEL IV.8 RENCANA PENGATURAN FASILITAS PARKIR TIAP JENIS KEGIATAN
PENGGUNAAN STANDAR KEBUTUHAN SATUAN
Wisma
Bangunan
flat/apartemen Luas Lantai 90 m
2
ke atas 1 unit/ 1 mobil
Luas Lantai 90 – 70 m
2
2 unit/1mobil
Luas Lantai 70 m
2
ke bawah 5 unit/ 1mobil
Bangunanwisma
bukanflat
Harus menyediakantempatparkir 1 bgn/1 mobil
Karya
Industri &
Pergudangan
Ruang pabrik/gudang
luas2000 m
2
setiap200 m
2
lantai 1 parkirtruk
luas2000 - 5000 m
2
setiap300 m
2
lantai Minimal 10 parkir
luas5000 m
2
ke atas Minimal 17 parkir
Bangunankantor Ruang kantorsetiap100 m
2
1 mobil
IV - 38RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Perkantoran setiap100 m
2
lantai 1 mobil
Bangunan
toko/perdagangan setiap100 m
2
lantai 1 mobil
Bangunanapotik setiap100 m
2
lantai 1 mobil
Bangunanpraktek
dokter setiap20 – 60m
2
lantai 1 mobil
Suka
BangunanHotel Hotel bintang4 dan 5 setiap5 kamar 1 mobil
Hotel bintang3 dan 2 setiap7 kamar 1 mobil
Hotel bintangke bawahsetiap10 kmr 1 mobil
Bioskop KelasA-1,setiap7 kursi 1 mobil
KelasA-2,setiap10 kursi 1 mobil
KelasA-3setiap15 kursi 1 mobil
Restoran/nite-club KelasI,setiap7 kursi 1 mobil
Amusement KelasII,setiap15 kursi 1 mobil
BangunanPasar Pasar tingkatkota,setiap100 m
2
lantai 1 mobil
Pasar tingkatwilayahsetiap200m
2
lantai 1 mobil
Pasar tingkatlingk.Setiap 400 m2 lantai 1 mobil
BangunanRumah
Sakit
VIP,setiap1 tempattidur 1 mobil
KelasI,setiap5 tempattidur 1 mobil
KelasII,setiap10 tempattidur 1 mobil
BangunanPertemuan Padat,setiap4 m
2
lantai 1 mobil
Nonpadat, setiap10 m
2
lantai 1 mobil
BangunanOlahraga Setiap15 penonton 1 mobil
BangunanPerguruan
Tinggi Setiap200 m
2
lantai 1 mobil
Sekolah Setiap100 m
2
lantai/kecuali sekolah
Inpres
1 mobil
Sumber: Pedoman Perencanaan Tata Bangunan DTKDKI
3. Analisis Komponen Pedestrian
Penilaian kinerja pada dasarnya untuk mengetahui sejauh mana fasilitas pejalan
mengakomodasi penggunanya. Tingkat pelayanan jalur pedestrian atau level of service
(LOS) merupakansalahsatuukuranpenilaiansediaan.Konseppengukuranyangmenjadi
dasar penilaian tingkat pelayanan jalur pedestrian adalah sebagai berikut ;
IV - 39RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV.9 KONSEP PENGUKURAN LOS JALUR PEDESTRIAN
Dasar
pengukuran
Definisi Satuan Rumus
1. Ruang
pejalan
Luas ruang rata-rata yang
tersediauntuksetiap
pejalan
(m2/ped) Luas trotoar
Rata-rata arus pejalan per-
menit pada jam puncak
2. Kecepatan
Pejalan
Jarak yangditempuh
pejalansetiapsatuanwaktu
(m/menit) Jarak berjalan yang
ditempuh
Waktu yang dibutuhkan
3. Arus
pejalan
Jumlahpejalanyang
melewati satutitiktertentu
dalamsatu unitwaktu.Titik
yang dilalui adalahtitikyang
tegaklurusterhadaplebar
trotoar
Orang/menit (Rata-rata jumlah pejalan
pada jam puncak)
(Interval waktu
penghitungan arus pejalan)
4. Volume
pejalan
Jumlahpejalanyang
melewati suatutitikdalam
satuanwaktu dandalam
satuanpanjang
Orang/menit/m P =
P = volume (orang/m/menit)
S = kecepatanrata-rata
(m/menit)
M = ruang yangtersediaper-
orang (m2/orang)
TABEL IV.10 KRITERIA TINGKAT PELAYANAN JALUR PEDESTRIAN (LOS)
A
Ruang pejalan : > 3,25 m
2
/orang.
Tingkat Arus : ≤ 23 orang/m/menit
Pejalanbergerakdalamjaluryangdiinginkan
tanpa merubah pergerakannya dalam
bereaksi dengan pejalan lain. Kecepatan
berjalan dapat dipilih dan tidak ada konflik
dengan pejalan lain.
B
Ruang pejalan : >2,3 – 3,25 m
2
/orang
Tingkat arus : < 23-33 orang/m/menit
Tersedia ruang yang cukup bagi pejalan
untukmemilihkecepatanberjalannya untuk
mendahului dan untuk menghindari konflik
denganpejalanlain.Pada tingkat ini pejalan
harus mulai memilih jalur berjalannya.
C
Ruang pejalan : 1,4 – 2,3 m
2
/orang
Tingkat arus : 33 - 50 orang/m/menit
Tersedia ruang yang cukup untuk memilih
kecepatan berjalan yang normal dan
mendahului pejalan lain dalam arus
IV - 40RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
pergerakan satu arah. Namun bila berjalan
berlawanan arus atau memotong arus
pergerakan yang ada, akan muncul sedikit
konflik dan kecepatan akan semakin
berkurang
D
Ruang pejalan : 0,90 – 1,40 m
2
/orang
Tingkat arus : 50 - 66 orang/m/menit
Kebebasan untuk memilih kecepatan
berjalan dan mendahului pejalan lain
terbatasi. Pada saat memotong atau
bergerak melawan arus, kemungkinan
konflik akan tinggi. Untuk menghindari
konflikharusmerubah kecepatan dan posisi
berjalan.Konflikantarapejalan seringterjadi
E
Ruang pejalan 0,45 – 0,90 m
2
/orang
Tingkat arus : 66 - 82 orang/m/menit
Secara otomatiskecepatanberjalandibatasi.
Pada rentang paling rendah tingkat
pelayanan ini, pergerakan hanya mungkin
dengan menyeret kaki. Tidak ada ruang
untuk mendahului pejalan yang bergerak
lambat. Arus pergerakan
memotong/membalikmasihmungkinterjadi
namun sangat sulit.
F
Ruang pejalan : ≤ 0,45 m
2
/orang
Tingkat arus ≥ 82 orang/m/menit
Semua kecepatan berjalan terhambat.
Pergerakan hanya dapat dilakukan dengan
menyeret kaki. Sering terjadi kontak yang
tidakbisadihindari denganpejalanlain.Arus
memotong/membaliktidakmungkinterjadi,
tampak seperti antrian.
TABEL IV.11 STANDAR ERGONOMIK KEBUTUHAN RUANG MINIMUM
Posisi
Kebutuhan Ruang
Lebar Luas
1. Diam 0,27 m
2
IV - 41RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
1. Bergerak 1,08 m
2
1. Bergerak
membawabarang 1,35 – 1,62 m
2
1. Penggunakursi
roda 2,25 m
2
a. PenentuanDimensi Jalur Pedestrian
Dalam buku Petunjuk Perencanaan Trotoar (Dep. PU, 1990) kebutuhan lebar
trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan rencana. Volume pejalan rencana (V)
adalahvolume rata-ratapermenit pada interval puncak, interval waktu yang dilkaukan
adalah setiap 15 menit pada jam sibuk. Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
W = lebar trotoar
V = volume pejalan rencana/dua arah
(orang/meter/menit)
N = lebar tambahan sesuai dengan keadaan
setempat
Desain pedestrian
berdasarkan
standar ergonomik
Kursi roda penyandang
Cacat.
IV - 42RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TABEL IV.12 LEBAR TAMBAHAN DALAM PENENTUAN DIMENSI TROTOAR
Lokasi N (meter)
Jalan di daerah pasar 1,5
Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar 1,0
Jalan di daerah lain 0,5
b. Lebar EfektifTrotoar
Pedestriantidakselalutetapberjalanpadajalurpedestrianyangterencana, zakibat
perilakuini.Untukituperludirencanakanlebarefektif trotoaryangakantermanfaatkan.
Menurut Buku Petunjuk Trotoar (Dep. PU, 1990), lebar trotoar disarankan tidak kurang
dari 2 m.
2.1 (f)
AnalisisKajian
Aspek
Signifikansi
Historis
Kawasan
Kaitankedudukan nilai historiskawasan
pada konteksyanglebihbesar,misalnya
sebagai asetpelestarianpadaskala
kota/regional bahkanpadaskala
nasional.
2.2 ANALISIS
PENGEMBANGAN
PEMBANGUNAN
BERBASIS PERAN
MASYARAKAT
Pembangunanberbasisperanmasyarakat(community-based
development) adalahpembangunandenganorientasiyangoptimal
pada pendayagunaanmasyarakat,baiksecaralangsungmaupuntidak
langsung,masyarakat diberikankesempatanaktif beraspirasidan
berkontribusiuntukmerumuskanprogram-programbangunandan
lingkunganyangsesuai dengantingkatkebutuhannya.
IV - 43RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Memupukpemahamandankesadaranmasyarakatakanhak,
kewajiban,danperanannyadi dalamprosespembangunan,
sehinggatumbuhrasamemilikidantanggungjawabyangkuat
terhadaphasil-hasilnya.
 Meminimalkankonflik,sehinggamempercepatproseskegiatan
secara keseluruhan,sertaterbangunnyasuatuikatandi
masyarakat.
 Efisiensi danefektivitas. Keputusanyangdiambil akanbersifat
efisiendanefektif jikasesuaidengankondisi yangada,baik
kebutuhan,keinginan,maupunsumberdayadi masyarakat.
 Memberdayakanmasyarakatsetempat,terutamadalamhal
membentukdanmembangunkepercayaandiri,kemampuan
bermasyarakatdanbekerjasama.
IV - 44RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
METODE  Identifikasi Aspirasi danAnalisisPermasalahan
 AnalisisdanPerilakuLingkungan
 RencanaPengembangan
 Strategi PengembangandanPublikasi
 PenerapanRencana
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
2.2 (a)
Identifikasi
Aspirasi dan
Analisis
Permasalahan
Penyusunan tujuan,kebutuhan,dan
kepentingansemuapihak,pelibatan
seluruh pemangkukepentingan
(stakeholders), penciptaandan
sosialisasi mekanisme,sertaanalisis
kebutuhandansumberdaya
pengembangankawasan.
2.2 (b)
Analisis
Perilaku
Lingkungan
Interaksi kawasanperkotaanyangsudah
memilikistrukturkotayangsolid pada
kawasanperencanaan.
2.2 (c)
Rencana
Pengembangan
pedomanutama,arahan
pengembangan,kepentinganprioritas,
identifikasihambatan, identifikasi
sumberdaya,dan visi pengembangan
kawasan.
IV - 45RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
2.2 (d)
Strategi
Pengembangan
dan Publikasi
Perencanaantahapan, monitoringdan
evaluasi,persetujuanlegal,strategi
kerjasama denganwakil-wakil
komunitas,penyebaraninformasi dan
publikasi program.
2.2 (e)
Penerapan
Rencana
publikasi rencanapelaksanaan,adaptasi
perubahan,peninjauandankaji ulang
(review)berkalabersamadengan
komunitasdanseluruhmasyarakat.
2.3 IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
DAN
PENANGANAN
IV - 46RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Untuk menyerapdanfokusgunamemilihrancanganyangtepat
dalammenyelesaikanpermasalahanyangadadi kawasanstudi
METODE  Diskusi
LANGKAH 
OUTPUT 
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
2.4 KONSEP DASAR
PERANCANGAN
merupakanhasil tahapananalisisprogrambangunandan
lingkungan, memuatgambarandasarpenataanpadalahan
perencanaanyangselanjutnyaditindaklanjuti dengan
penjabarangagasandesainsecara lebihdetail dari masing-
masingelemendesain.
IV - 47RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Mengarahkanpenyusunanvisi dankarakterperancangan.
 Mengendalikansuatuintervensi desainlingkungansehingga
berdampakbaik,terarahdanterukurterhadapsuatukawasanyang
direncanakan.
 Mengintegrasikandesainelemen-elemenkotayangberpengaruh
pada suatuperencanaankawasan.
 Mengarahkanindikasi programdandesainpenataanyangtepat
pada tiapsubbagiankawasanyangdirencanakan.
DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamapadabulanketiga
2.4 (a) Kriteria PenetapanIsi dari Visi Pembangunan:
i. Spesifikmengacupadakontekssetempat;
ii. Memiliki spirituntuk
membentuk/memperkuatkarakterdan
identitassuatutempat;
iii. Memperkuat/memperjelasstrukturruang
lingkungan/kawasandalam konteks
makro;
iv. Realistisdanrasional:penetapanvisiyang
memungkinkandicapai padakurunwaktu
penataandan secararasional
memungkinkanuntukdicapai berdasarkan
konteksdanpotensi yangada;
v. Kinerjadansasaranterukur;
vi. Mempertimbangkanberbagaisumber
daya dukunglingkungan;
vii. Memperhatikankepentinganmasyarakat
pengguna/masyarakatlokal.
2.4 (b) Kriteria PenyusunanKonsepPerancangan Struktur Tata Bangunan dan
Lingkungan:
i. Merupakanperwujudanrealistisdari Visi
Pembangunan.
ii. Merupakansintesadari identifikasi
permasalahan,potensidan prospek
kawasanperencanaanyangdilakukan
pada tahapan analisis.
iii. Membentuk/memperkuatkarakterdan
identitassuatutempat.
iv. Memperhatikanketerkaitanmakro
denganstrukturruang kota,dan
IV - 48RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
keterkaitanmikrodenganlingkungan
eksistingsekitarnya.
v. Mengintegrasikanseluruhelemenrancang
lingkungan.
2.4 (c) KriteriaPenyusunanKonsep KomponenPerancangan Kawasan
Secara sistematis, konsep harus mencakup gagasan yang komprehensif dan
terintegrasi terhadap komponen-komponen perancangan kawasan, yang meliputi
kriteria:
i. Strukturperuntukanlahan;
ii. Intensitaspemanfaatanlahan;
iii. Tata bangunan;
iv. Sistemsirkulasi danjalurpenghubung;
v. Sistemruangterbukadantata hijau;
vi. Tata kualitaslingkungan;
vii. Sistemprasaranadan utilitaslingkungan;
viii. Pelestarianbangunandanlingkungan.
2.4 (d) Kriteria PenetapanBlok-blokPengembanganKawasan dan Program
Penanganan
Penetapanataupunpembagianblokpengembangandapatdidasarkanpada:
i. Secara fungsional:
(1) Kesamaanfungsi,karaktereksisting
atau punkarakter yangingin
diciptakan;
(2) Kesamaandanpotensi pengembangan;
(3) Kebutuhanpemilahandanorganisasi
pekerjaansertastrategi
pengembangannya.
ii. Secara fisik:
(1) Morfologi blok;
(2) Pola/patternblok;
(3) Kemudahanimplementasi danprioritas
strategi.
iii. Dari sisi lingkungan(dayadukungdan
kelestarianekologilingkungan):
(1) Keseimbangandengandayadukunglingkungan,danperwujudansistemekologis
yang berkelanjutan;
(2) Peningkatankualitaskehidupanruangpublikmelalui penyediaanlingkunganyang
aman,nyaman,sehatdan menariksertaberwawasanekologis.
iv. Dari sisi pemangkukepentingan:
Tercapainyakeseimbanganberbagai kepentinganyangadaantarpara pelaku.
IV - 49RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Tahap Perancangan
3.1 RENCANA
UMUMDAN
PANDUAN
RANCANGAN
Ketentuan-ketentuantatabangunandanlingkunganpada
suatulingkungan/kawasanyangmemuatrencana
peruntukanlahanmakrodanmikro, rencanaperpetakan,
rencanatapak, rencanasistempergerakan, rencana
aksesibilitaslingkungan,rencanaprasaranadansarana
lingkungan,rencanawujudvisual bangunan,danruang
terbukahijau.
IV - 50RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Rencana Umum ketentuan-ketentuanrancangantatabangunandan lingkungan
yang bersifatumumdalammewujudkanlingkungan/kawasan
perencanaanyanglayakhuni,berjati diri, produktif,dan
berkelanjutan.
TUJUAN  Memberi arahanlugasdan sistematisbagi implementasiketentuan
dasar dari perancangantata bangunandan lingkungan.
 Memberi gambaransimulasi bangunansecarakeruangan(3-
dimensional) sebagai model penerapan seluruharahanmateri pokok
rencanatata bangunandanlingkungan.
 Memudahkanpengembangandesainsesuai denganvisi danarahan
karakterlingkunganyangtelahditetapkan.
 Memudahkanpengelolaan,pengendalianpelaksanaandan
pengoperasiankawasansesuai denganvisi danarahankarakter
lingkunganyangtelahditetapkan.
 Mencapai intervensi desainkawasanyangberdampakbaik,terarah
dan terukurpadasuatu kawasanyangdirencanakan.
 Mencapai integrasi elemen-elemendesainyangberpengaruhpada
suatuperancangan kawasan.
DURASI 2 mingguterhitungdari minggukeduabulanketiga
IV - 51RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
Tahap Pengembangan
4.1 RENCANA
INVESTASI
Merupakanrujukanbagi para pemangkukepentinganuntuk
menghitungkelayakaninvestasi danpembiayaansuatu
penataanatau punmenghitungtolokukurkeberhasilan
investasi,sehinggatercapai kesinambunganpentahapan
pelaksanaanpembangunan.
IV - 52RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Menjadi alatmobilisasi danainvestai masing-masingpemangku
kepentingandalampengendalianpelaksanaansesuai dengan
kapasitasdanperannyadalamsuatusistemwilayahyangdisepakati
bersama,sehinggadapattercapai kerjasamauntukmengurangi
berbagai konflikkepentingandalaminvestasi/pembiayaan.
 mengaturupayapercepatanpenyediaandanpeningkatankualitas
pelayananprasarana/saranadari suatulingkungan/kawasan.
METODE 
LANGKAH  DisusunberdasarkandokumenRTBLyangmemperhitungkan
kebutuhannyatapara pemangkukepentingandalamproses
pengendalianinvestasidanpembiayaandalampenataan
lingkungan/kawasan.
DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamabulankeempat
4.1 (a) Skenario Strategi Rencana
Investasi
4.2 (b) Pola Kerjasama Operasional
Investasi
1. Aspek-aspekPerencanaan
a. Program bersifatjangka
menengah,minimal untukkurun
waktu5 (lima) tahun,serta
mengindikasikan investasiuntuk
berbagai macam kegiatan,yang
meliputi:tolok ukur/kuantitas
pekerjaan, besaranrencana
pembiayaan, perkiraanwaktu
pelaksanaandan kesepakatan
sumberpendanaannya.
b. Meliputi investasi pembangunan
yang dibiayai olehpemerintah
daerah/pusat(dari berbagai
sektor),duniausaha/swasta,dan
masyarakat.
1. KesepakatanbentukKerjaSama
Operasional (KSO)yang menyangkut
polainvestasi antaralaindapat
berbentuk:Build Operateand
Transfer(BOT),Build Own Operate
and Transfer(BOOT),dan Build Own
and Operate(BOO).
2. Pada prinsipnyapolaKerjaSama
Operasional ini dapatdilakukan oleh3
(tiga) pihak,yaitupemerintah,swasta
dan/ataumasyarakat(penghuni
kawasan).
3. Pemilihanalternatif polaKSOdengan
mempertimbangkanbeberapaaspek
kesepakatankontrakdengan
pemangkukepentingan,sebagai
IV - 53RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
c. Menjelaskanpola-pola
penggalanganpendanaan,
kegiatanyangperludilakukan
khususnyaolehPemdasetempat,
sekaligus saran/alternatif waktu
pelaksanaankegiatan-kegiatan
tersebut.
d. Menjelaskantatacara penyiapan
dan penyepakataninvestasi dan
pembiayaan,termasuk
menjelaskanlangkah,pelaku,dan
perhitunganteknisnya.
e. Menuntunpara pemangku
kepentingandalammemperoleh
justifikasikelayakanekonomi dan
usulanperencanaanlingkungan
denganmemisahkan jenispaket
berjenis costrecovery,noncost
recovery,dan pelayananpublik.
2. Strategi perencanaaninvestasi
denganskenariosebagai berikut:
a. Langkah I : Penetapanpaket
kegiatanpadatiapjangka waktu
pentahapandanpenyiapanrincian
sumberpembiayaan.
b. Langkah II: Perencanaan
pembiayaanmeliputiperhitungan
prospekekonomi,besaran
investasi yangdibutuhkan,
keuntungansetiappaketdan
perhitunganinvestasi publik.
c. Langkah III: Penyiapanpelibatan
dan pemasaranpaket
pembangunanuntukmasing-
masingpelakupembangunan.
d. Langkah IV : Penyiapandetail
investasi tahunansebagai
pengendalianselamapelaksanaan.
berikut:
a. Jangkawaktukontrak haruscukup
untukpengembalianhutang dan
memberikankeuntunganyang
disesuaikandenganrisiko kepada
para investor.
b. Permintaanakanlayanan dijamin
olehotoritaspemerintah (badan
yang mengontrak).
c. Jaminankerjasamaberkaitan
denganminimalisasi risiko
pembangunan,risiko
pengembanganlingkungan,risiko
kreditpembiayaan,risiko
operasional,risikopolitik,dan
risikokeadaan pasar,serta
pertimbangandukungan
pemerintah.
d. Fasilitasakanditransfer
(diserahkan) kepadapemerintah—
dan sebagai milikpemerintah—
pada akhirperiode kontrak.
Kontrak harus menyebutkan
secara jelasbagaimanaproses
pengalihan pemilikandilakukan
dan keharusanpihakswastauntuk
menyiapkanfasilitasyangakan
diserahterimakan.Sektor
pemerintahharusmenyiapkan
unitkelembagaanuntuk
menangani pemindahtangananini.
e. Di saat pengakhirankontrak,
seringkali terdapatpenyediaan
layananuntukdilanjutkan.Hal ini
dapat dilaksanakanuntuk
memastikanterjadinyatransisi
yang mulusdalammanajemen.
4.2 KETENTUAN
PENGENDALIAN
RENCANA
sebagai bagianproses penyusunanRTBLyang melibatkan
masyarakat,baiksecara langsung (individu) maupun secara
tidaklangsungmelalui pihak yangdianggap dapatmewakili
(misalnyaDewanKelurahan,Badan Keswadayaan
Masyarakat/BKMdan ForumRembugDesa).
IV - 54RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
TUJUAN  Mengendalikanberbagai rencanakerja,programkerjamaupun
kelembagaankerjapadamasapemberlakuanaturandalamRTBL dan
pelaksanaanpenataansuatukawasan.
 Mengatur pertanggungjawabansemuapihakyangterlibatdalam
mewujudkanRTBLpadatahap pelaksanaanpenataanbangunandan
lingkungan.
METODE 
LANGKAH 
DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamabulankeempat
4.2 (a) Strategi Pengendalian Rencana 4.2 (b) Arahan Pengendalian Rencana
1. Aspek-aspekPengendalian:
a. Ketentuanadministratifuntuk
mengendalikanpelaksanaan
seluruh rencanadanprogram
sertakelembagaanyang
diperlukan pemerintahdaerah
dalamrangka mendorong
pelaksanaanmateri RTBLagar
terlaksanasecaraefektif termasuk
melalui mekanisme perizinan
(terutamaIMB=IzinMendirikan
Bangunan).
b. Arahanyang bersifat
mengantisipasi terjadinya
1. Penetapanrencanadanindikasi
program pelaksanaandan
pengendalianpelaksanaan,termasuk
kesepakatanwewenangdan
kelembagaan.
2. Penetapanpaketkegiatan
pelaksanaandanpengendalianjangka
menengah.
3. Penyiapanpelibatandanpemasaran
paketpembangunanuntuk setiap
pemangkukepentingan.
4. Identifikasi danpenyesuaianaspek
fisik,sosial,danekonomi terhadap
kepentingandantanggungjawabpara
IV - 55RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
perubahanpadatahap
pelaksanaan,yangdisebabkan
olehberbagai hal,tetapi masih
dapat memenuhi persyaratandaya
dukungdandaya tampunglahan,
kapasitasprasaranalingkungan
binaan,masih sejalandengan
rencanadan program penataan
kota,serta masih dapat
menampungaspirasi masyarakat.
2. Strategi Pengendalian:
a. Strategi pengendalianrencana
diaturdenganRencana
Kelembagaan,yang
mencantumkanorganisasi
pelaksana,SDMyang terlibat,dan
aturan tata laksana
kelembagaannya.
b. Untuk pengelolaanpelaksanaan
RTBL dapatdisiapkansuatu
organisasi pelaksanatersendiri,
denganmenggambarkanpola
koordinasi,alurdanpola
pertanggungjawaban,sertaproses
lainnya.
pemangku kepentingan.
5. Penetapan persyaratanteknismasing-
masingaspek(fisik,socialdan
ekonomi), perencanaanpelaksanaan,
dan pengendaliandi lapangan.
4.3 PEDOMAN
PENGENDALIAN
PELAKSANAAN
Pedomansebagai pemandu perwujudanpelaksanaan
penataanbangunandanlingkungan/kawasan yang
berdasarkandokumenRTBL,danmemandupengelolaan
kawasanagar dapat berkualitasmeningkatberkelanjutan.
TUJUAN  MenjaminpelaksanaankegiatanberdasarkandokumenRTBL;
 Menjaminpemanfaataninvestasidanoptimalisasinilai investasi;
 Menghindari fenomenalahantidurataubangunanterbengkalai
sebagai akibatinvestasi yangditanamkantidakberjalan
IV - 56RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
semestinya;
 Menarikinvestasi lanjutandalampengelolaanlingkungansetelah
masa pascakonstruksi.
METODE 
LANGKAH Pengendalian pelaksanaandilakukanolehdinasteknissetempat
atau unitpengelolateknis/UPT/badantertentusesuai kewenangan
yang ditetapkanolehkelembagaanpemrakarsapenyusunanRTBL
atau dapat ditetapkankemudianberdasarkankesepakatanpara
pemangkukepentingan.
DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
4.3 (a) Aspek-aspek Pengendalian
Pelaksanaan
4.2 (b) Arahan Pengelolaan Kawasan
IV - 57RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang
LaporanPendahuluan
4.1 Pendekatan 1
Gambar4.1BaganMetodologiPelaksanaanRTBLJl.PrabuGajahAgung Kab. Sumedang
3
Gambar4.2BaganAnalisis Jarak BebasBangunan 29
Tabel IV.1 StandarHubunganAntara Tinggi Bangunan,JarakBebas,KDB Dan KLB Bagi
BangunanRenggang(Type Tunggal) 29
Tabel IV.2 StandarHubunganAntara Tinggi Bangunan,JarakBebas,KDB Dan KLB Bagi
BangunanRapa 30
TABEL IV.3KAPASITASDASAR(Co) 34
TABEL IV.4 KAPASITASTEMPATPARKIR 35
TABEL IV.5 KEBUTUHAN LAHAN DILUAR PARKIRUNTUK PERDAGANGAN ATAUKOMERSIL
35
TABEL IV.6 PERMUKAAN JALAN YANGDIBUTUHKAN UNTUK PARKIRDALAMBERBAGAI
KEDUDUKAN 36
TABEL IV.7 KAPASITASTEMPATPARKIR 37
TABEL IV.8 RENCANA PENGATURAN FASILITASPARKIRTIAPJENISKEGIATAN 37
TABEL IV.9 KONSEPPENGUKURAN LOS JALUR PEDESTRIAN 39
TABEL IV.10 KRITERIA TINGKATPELAYANAN JALURPEDESTRIAN (LOS) 39
TABEL IV.11 STANDARERGONOMIKKEBUTUHAN RUANGMINIMUM 40
TABEL IV.12 LEBAR TAMBAHAN DALAMPENENTUAN DIMENSI TROTOAR42

More Related Content

What's hot

RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxjisajisajis
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanArdita Putri Usandy
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdf
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdfBUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdf
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdfBernarddefretes1
 
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap BangunKawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangunindwirahma
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampekhenny ferniza
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK santy_wahyuni
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampekhenny ferniza
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Joy Irman
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
 
Studi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan PersampahanStudi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan PersampahanJoy Irman
 

What's hot (20)

RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptxRTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
RTRW dan RDTR _ Pasca PP 21 2021 _ Tanah Bumbu.pptx
 
Pedoman umum rtbl
Pedoman umum rtblPedoman umum rtbl
Pedoman umum rtbl
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdf
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdfBUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdf
BUKU PANDUAN DAK PPKT TA. 2024.pdf
 
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap BangunKawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Review RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang AmpekReview RDTR Kota Simpang Ampek
Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
Studi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan PersampahanStudi Kelayakan Persampahan
Studi Kelayakan Persampahan
 

Similar to 00 metodologi-rtbl

kajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategiskajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategisMaulana Ferdinand
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRAndry Subijanto
 
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxKLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxBundaHiel
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...Dasapta Erwin Irawan
 
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rthLakodi Muhlis
 
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxTopic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxSetyoWidodo13
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfDinantiUmar
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologidandi rustandi
 
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdfssuser8e6e69
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Irsan Widyawan
 
Ekspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixEkspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixHari Setiawan
 
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxSPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxArifinSuzanto1
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutRio Prastia
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalAry Ajo
 
Modul pelatihan sig
Modul pelatihan sigModul pelatihan sig
Modul pelatihan sigahmadthohari
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanHerman Purba
 
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptxandra37473
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMuhammad Hanif
 

Similar to 00 metodologi-rtbl (20)

kajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategiskajian lingkungan hidup strategis
kajian lingkungan hidup strategis
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
 
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptxKLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
KLHS KSP KKJSS, KKJSM, Tanjung Bulu Pandan.pptx
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
 
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
282970204 pendekatan-dan-metodologi-rth
 
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptxTopic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
Topic 4 - 5 - 6 Pelingkupan (1_ ok).pptx
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologi
 
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
408362416-Metodologi-Penyusunan-Peta-RDTR-PKSN-Perbatasan-Negara-BIG.pdf
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
 
Ekspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fixEkspose klhs kramatwatu fix
Ekspose klhs kramatwatu fix
 
Tor
TorTor
Tor
 
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxSPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
 
Pengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdalPengertian proses-manfaat amdal
Pengertian proses-manfaat amdal
 
Modul pelatihan sig
Modul pelatihan sigModul pelatihan sig
Modul pelatihan sig
 
Cf p
Cf pCf p
Cf p
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaan
 
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
3_PROSES PERENCANAAN & PERANCANGAN.pptx
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa Wilayah
 

More from edi sofyan

Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638
Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638
Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638edi sofyan
 
Pedoman review masterplan
Pedoman review masterplanPedoman review masterplan
Pedoman review masterplanedi sofyan
 
K erangka pikir
K erangka pikirK erangka pikir
K erangka pikiredi sofyan
 
Bab 6 arsitektural
Bab 6 arsitekturalBab 6 arsitektural
Bab 6 arsitekturaledi sofyan
 
Cara mencari kdb
Cara mencari kdbCara mencari kdb
Cara mencari kdbedi sofyan
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisataedi sofyan
 
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)edi sofyan
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanedi sofyan
 

More from edi sofyan (9)

Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638
Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638
Sinergitas kebijakanrencanaprogram-krp-dalam-konteks-pemanfaatan-ruang-6-638
 
Pedoman
PedomanPedoman
Pedoman
 
Pedoman review masterplan
Pedoman review masterplanPedoman review masterplan
Pedoman review masterplan
 
K erangka pikir
K erangka pikirK erangka pikir
K erangka pikir
 
Bab 6 arsitektural
Bab 6 arsitekturalBab 6 arsitektural
Bab 6 arsitektural
 
Cara mencari kdb
Cara mencari kdbCara mencari kdb
Cara mencari kdb
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisata
 
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)
Kak fs penataan pelebaran ruas jalan ahmad yani (pasirkareumbi)
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitan
 

Recently uploaded

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

00 metodologi-rtbl

  • 1. IV - 1RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Bab ini secara khusus akan membahas metodologi yang akan digunakan dalam penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kawasan Koridor Jl. Prabu Gajah AGung. Bab ini akan memaparkan secara rinci tentang pendekatan, metode pengumpulan data dan metode analisis. Metode analisis akan meliputi metode analisis tautan tapak (context analysis), daya dukung dan daya tampung ruang, identifikasi komponen perancangan, analisis hubungan fungsional. 4.1 Pendekatan Secara umum pendekatan dalam kegiatan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL)KawasanKoridorJl.PrabuGajahAgung ini mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6 Tahun 2007 Tentang Pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.Sistem kerangkakerjakegiataninidibangunatasduaguguspendekatan perencanan yang salingmelengkapiyaitu(1) pendekatan Bottom up planning dan (2) Top Down Planning sebagai berikut : BottomUp Planning Pendekatan Bottom up planning yang akan dilakukan dalam penyusunan RTBL ini meliputi : IV. Metodologi
  • 2. IV - 2RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Pendekatan Kontekstual (tautan tapak) RTBL sebagai panduan rancang kota (urban-design guidelines/ UDGL) memberikan implikasi pada kebutuhan pemahaman lapangan (konteks) secara cermat. Pendekatan kontekstual (Context Analysis) dimana Kawasan perencanaan dipandang sebagai jaringan aktif dan dinamis yang dapat dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya. Pendekatan ini meliputi kontekstual tapak meliputi (1) tautan lokasi dalam tata wilayah, (2) ketinggian tempat, (3) kemiringan, (4) litologi, (5) jenis tanah, (6) hidrologi, (7) iklim, (8) vegetasi (9) zona rawan bencana. Dilanjutkan dengan kontektual terhadap variabel komponen perancangan meliputi (1) penggunaan lahan, (2) tata massa bangunan, (3) ruang terbuka hijau, (4) sirkulasi dan parkir, (5) pedestrian, (6) pendukung aktivitas, (7) tata informasi dan (8) preservasi dan konservasi. Pendekatan Morfologi (bentukan fisik) Karena kawasan ini telah terbentuk dari sekumpulan bangunan dan ruang maka perancangan tata bangunan dan lingkungan di masa yang akan datang perlu memperhatikan kesesuaian dengan potensi-potensi bentukan fisik yang sudah ada sebelumnya. Pendekatan morfologi ini meliputi rangkaian analisis (1) figure/ground, (2) linkage dan (3) place. Analisis figure/ground mengidentifikasikan (1) pola, (2) tekstur kawasan (3) tipologi massa dan (4) tipologi ruang. Analisis linkage meliputi (1) linkage visual, (2) linkage struktural dan (3) linkage kolektif. Analisis place mengidentifikasikan makna tempat dalam kaitan estetika ciri historis dalam arsitektur bangunan dan lingkungan yang dapat meningkatkan citra Kota Balik Papan.
  • 3. IV - 3RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Gambar 4.1 Bagan Metodologi Pelaksanaan RTBL Jl. Prabu Gajah Agung Kab. Sumedang
  • 4. IV - 4RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Pendekatan Peran Serta Stakeholder Dalam pelaksanaannya, RTBL merupakan rencana aksi/kegiatan komunitas (community- action plan/CAP) dan rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development plan/NDP). Oleh karena itu RTBL Kawasan Rawan Bencana ini diharapkan dapat memuat program yang produktif, relevan dan memiliki tingkatoperasional tinggi untuk dilaksanakan dan memiliki nilai-nilai aspiratif sehingga dapat menjadi panduan berbagai pihak terkait. Pendekatan yang perlu dilakukan adalah peran serta stakeholder. Top Down Up Planning Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) harus memiliki keterpaduan dengan rencana-rencana terkait, Oleh akrena itu dalam penyusunannya perlu adanya upaya penjabaran kebijaksanaan tata ruang dan sektoral. Tahap Persiapandan Survei 1.1 PERSIAPAN DASAR MelakukanpersiapanpenyusunanRTBLyangmeliputi kegiatan koordinasi tim, penyusunanmetodologi pelaksanaanpenyusunandan persiapanperlengkapandasarsurvei.
  • 5. IV - 5RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  TerkoordinasinyakegiatanpenyusunanRTBLdari awal hinggaakhir.  Tersepakatinyametodologi penyusunanRTBLyangakan digunakan.  Tersedianyaperlengkapandasaruntukkebutuhansurveiserta mengetahui mobilisasipelaksanaansurveipadakawasan perencanaan.  Tersepakatinyajadwalpekerjaandala penyusunanRTBL. METODE  Diskusi KoordinasiTim, Digitasi Peta LANGKAH  Melakukan mobilisasi pelaksanaansurvei dankoordinasi timuntuk penyamaanpemahamanlingkuptugaspersonildalampenyusunan RTBL.  Mempersiapkanpetadasardenganskalaminimal 1:3.000 yang siap digunakansebagai dasaruntukkegiatansurvei.  Mempersiapkanrangcangan pengumpulandatadaninformasi sesuai dengankebutuhanpenyusunanyangtelahdirinci. OUTPUT  Rencanakerja  Metodologi pelaksanaankegiatan DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama 1.1 (a) Output Lingkup OutputLingkupadalah...... TUJUAN  Menyusunrinciankegiatandari kegiatanRTBL yangdiharapkan METODE  Diskusi danmenyusunOutline LANGKAH  MenyiapkanpedomanRTBL  Menyiapkanaturanteknis  Menyiapkanstudi-studi terkait OUTPUT  Ide gagagasan  Metodologi DURASI 2 minggu terhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 6. IV - 6RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.1 (b) Metodologi Menyusun tatacara atau jalanyang ditempuhsehubungan denganpenelitianyangdilakukan,yangmemilikilangkah- langkahyangsistematisuntukmenyelesaikanmasalahyang dibahasdengan menggunakansumberdatadanfasilitasyang ada TUJUAN  MemandupenyusunanRTBLdengan kerangkaberpikiryangada.  Memberikanarahan-arahanterhadap langkah-langkahyangakanditempuh pada laporan-laporanselanjutnya.. METODE  Diskusi,Pembahasan Pedoman (PermenPUNO6 Tahun 2007) LANGKAH  Membuatmetodologi dalambentuk kerangkaberpikirmencakupseluruh kegiatandalampenyusunanRTBL..  Memberikanpenjelasandetail pada setiaptahappada kerangkaberpikir tersebut. OUTPUT  Metodologi,KerangkaBerpikir DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.1 (c) Penyamaan Persepsi TUJUAN  Mencapai pemahamanyangsama mengenai proses,prosedur,dan produkdari penyusunanRTBL METODE  Diskusi LANGKAH  Mengikuti sosialisasipelaksanaan kegiata  Koordinasi untukmerumuskanrencana
  • 7. IV - 7RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan penyelesaiankegiatan. OUTPUT  Kesamaanpemahamanmengenai proses,prosedur,danprodukdari penyusunanRTBL DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.1 (d) Jadwal Pekerjaan Pemberianwaktutempuhterhadapmetodoloiyangtelah disusundari awal hinggaakhir teahappenyusunanRTBL. TUJUAN  Mengarahkanpenyusunandengan waktu-waktutempuhyangtelah ditentukan.  Memberikanbataspengerjaansuatu tahapandalam metodologi. METODE  Diskusi. LANGKAH  Menyepakati metodologiyangtelah disusunsebelumnya.  Menyesuaikansetiaptahapandalam metodologi terhadapwaktutempuh yang diberikan. OUTPUT  Terorgansirnyaseluruhtahapan penyusunanRTBLdalam metodologidenganwaktutempuh. DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 8. IV - 8RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.2 DESK STUDY DeskStudyatau studi kepustakaan yaitu pengumpulanberbagai teori (panduan) atau studi-studiterdahuluyangdapatmenjadi pedomandalampenyusunanRTBL.Dalamkegiatanini dilakukan jugapengkajianberbagai produkkebijakan. TUJUAN  Mencari teori dankebijakanlainyangterkait sebagai dasarberpijak.  Melihatsejauhmanakebijakan lainsudahditerapkan.  Melihatstrategi/prosedurdaninstrumenyangsudahberhasil dgunakan. METODE  PembahasanpanduanpenyusunanRTBL(PermenUNo6 Tahun 2007)  PembahasanKebijakanterkait(RTRW,RDTR)
  • 9. IV - 9RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan LANGKAH  Membahaskebijakanmakro.  Mereview RTRW.  Membahaskebijakansektoral. OUTPUT  Studi Pustaka DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama 1.2 (a) Kebijakan Makro KebijakanMakroadalah dokumenyangmempengaruhi terhadapkebijakanlokal/kawasan TUJUAN  Melihatkonstelasiregionalterhadap kawasan METODE  TelaahterhadapdokumenMakro LANGKAH  Mengumpulkandokumenyangterkait dengankebijakan-kebijanmakro OUTPUT  Pengaruhkebijakanterhadapkawasan DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.2 (b) Review RTRW ReviewRTRWadalah melihatrencana-rencana/kebijakandalam RTRW TUJUAN  Melihatknstelasi yangmempengaruh terhadapkawasanstudi METODE  Telaahterhadapdokumen LANGKAH  OUTPUT  Kebijakan-kebijakan DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 10. IV - 10RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.2 (c) Kebijakan Sektoral KebijakanSektoraladalah kebijakanyangdi turunkandari masing-masingsektor TUJUAN  Melihatpengaruhterhadapkebijakan kawasan METODE  Telaahdokumen yangberkaitandengan teori/refrensi yangada LANGKAH  Mengkaji danmenarikpoitn-poitnyang berpengaruhterhadapdokumen OUTPUT  Studi pustaka DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.2 (d) Kajian Teoritis Terkait KajianTeoritisTerkaitadalah kajian-kajianyangdapatdi ambil untukditerapkandalamkawasanstudi TUJUAN  Untuk merumuskanide/gagasanyang dapat diterapanbi kawasanstudi berdasarkanteori-refrensi yangada METODE  Telaahdokumen LANGKAH  Mengkaji teori/refrensi yangsesuai denganstudi OUTPUT  Studi pustaka DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 11. IV - 11RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.3 PRELIMINARY SURVEI Mengetahui kondisila[angansecaraumumsebelum pelaksanaankegiatansurvey. TUJUAN  Memperoleh gambaranfisiklokasi perencanaan  Memperolehgambaranpermukimansetempat METODE  Visualisasi Lapangan,Identifikasi Masalah,danEstimasi Kebutuhan Survei LANGKAH  Memantaukeadaanfisiklingkunganalamiahdanbuatan  Penilaianumummengenaikehidupan lingkungannya OUTPUT  Pokok-pokokyangdicakupdalamperencanaan  Arahanyang kira-kiraakanditempuh  Merupakanmasukanbagi pembuatanproposal DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama
  • 12. IV - 12RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.3 (a) Visualisasi Lapangan TUJUAN  Melihatkondisi real di kawasanstudi untukmenerapkanide/gagasan perancangan METODE  Observasi/pengamatanlapangan LANGKAH  Menyiapkanlembarobservasi, menyiapkanalatdokumentasi OUTPUT  Bentukvisual kawasanstudi DURASI 2 mingguterhitungdari minggu pertama bulanpertama 1.3 (b) Identifikasi Masalah Pengenalanmasalahatauinventarisirmasalahyangterdapat pada kawasanperencanaan. TUJUAN  Mengunkapsasaranyang ingindicapai pada penyusunaRTBL.  Mengetahui potensi,permasalahan, keempatan dantantangansuatu kawasanperencanaan. METODE  Diskusi LANGKAH  Mengidentifikasi potensi,permasalahan, kesempatandantantangan.  Mengidentifikasi gambarankemampuan daya dukungfisikdanlingkunganserta kegiatansosial ekonomi danekonomi yang telahberlangsung. OUTPUT  Issue Permasalahan DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 13. IV - 13RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1.3 (c) Estimasi Kebutuhan Survei Memperkirakansegalaperlengkapanyangdibutuhkanuntuk kegiatansurvei setelahmelakukankegiatanpra survei. TUJUAN  Untuk menlihatkebutuhansurveyyang diperlukanagarstudi bisatercapai denganyangdiinginkan METODE  CheckList Data LANGKAH  Menyiapkanlembarchecklisdata OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.4 ISUE PERMASALAHAN
  • 14. IV - 14RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  METODE  LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama 1.4 (a) Hipotesa dan Sintesis Awal TUJUAN  Untuk menarikkesimpulanawal sebagai masukandalammerumuskanide perancangan METODE  Observasi dansurveysertadiskusi LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 1.4 (b) Deliniasi Awal Kawasan TUJUAN  Untuk membatasi kawasanstudi
  • 15. IV - 15RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan METODE  observasi LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulan 1.5 PELAKSANAAN SURVEI Melakukankegiatansurvei danpengumpulandatasesuai dengankebutuhanyangtelahdirinci sebelumnya.
  • 16. IV - 16RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Terinventarisasikannyadatadaninformasi mengenaikondisi eksistingsesuaidengankebutuhanpenyusunanRTBL. METODE  PengumpulanDataPrimerdenganobservasi lapangan  PengumpulanDataSekunder LANGKAH  Melakukanpengumpulandataprimeruntukmemahami dan mengetahui karakteristikkawasanperencanaandalam berbagai aspek.  Melakukanpengumpulandokumenkondisi eksistingkawasan perencanaanmelaluipengumpulandatasekunderdari berbagai sumber. OUTPUT  Terpenuhinyaseluruhkebutuhandataprimerdansekunderuntuk penyusunanRTBL. DURASI 3 mingguterhitungdari mingguketigabulanpertama Survei Sekunder pengumpulandatayangdidapatsecaratidaklangsungdari objek penelitian. TUJUAN  Mengumpulkandata-datasekunder yang berupadataolahanyang memperlihatkankondisi eksistingdari kawasanperencanaan.  Melengkapi informasi yangtidak didapatkandari pengumpulandata primer. METODE SurveyInstansi,Studi Literatur,Penelusuran Web LANGKAH  Mengumpulkandata-datayangsesuai dengankebutuhananalisis. OUTPUT  Data sekunderkondisi eksisting kawasanperencanaan. DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 17. IV - 17RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Observasi Lapangan tinjauan langsung ke tempat studi, dengan maksud agar mendapat gambaran secara langsung tentang objek penelitian. TUJUAN  mendapatkan akurasi datasecara tepat mengenai sejumlahkegiatandi lapangan diperlukanmetode surveyblok  menyesuaikandataantaradata sekunder dengandata pengamatanlangsungdi lapangan METODE  LANGKAH  OUTPUT  Data primer DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama Tabulasi dan Kompilasi Data memilahsertamengkompilasi datayangtelahdiperolehdari kegiatansurveysehinggadatayangdilampirkanmerupakandata yang berbobotpra-analisis TUJUAN  Untuk mengumpulkandata-dataawal kawasan METODE  LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama
  • 18. IV - 18RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Tahap Analisis 2.1 ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN Merupakanprosesuntukmengidentifikasi,menganalisis, memetakan danmengapresiasi konteks lingkungandannilai lokal dari kawasan perencanaandanwilayahsekitarnya. TUJUAN  Mendapatkangambarankemampuandayadukungfisikdan lingkungansertakegiatansosialekonomi dankependudukanyang tengahberlangsung.  Mendapatkankerangkaacuan perancangankawasanyang memuat rencanapengembanganprogrambangunandanlingkungan,serta dapat mengangkatnilai kearifandankarakterkhaslokal sesuai denganspiritdankontekskawasanperencanaan.
  • 19. IV - 19RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan METODE  AnalisisPerkembanganSosial-Kependudukan  AnalisisProrpekPertumbuhanEkonomi  AnalisisDayaDukungFiikdanLingkungan  AnalisisApekLegal Konsolidasi LahanPerencanaan  AnalisisDayaDukungPrasaranadan FailitasLingkungan  AnalisisKajianAspekSignifikansi HistorisKawasan  AnalisisSWOT LANGKAH  Melakukankajiandananalisisterhadaphasil pengamatanlapangan (surveydataprimer) danmemadukannyadenganhasilsurveydata sekunderuntukmengidentifikasi danmenginventarisasipotensi dan permasalahanpadakawasanperencanaanbaiksecarafisikmaupun nonfisik;  Menyusunmatriksyangmemuatpotensi danpermasalahanyang terdapatpada kawasanperencanaan;  Mentransformasikanmatrikspotensi danpermasalahanyangtelah disusunkedalambentukpetaspasial;  Melakukankajiananalisiskawasandanwilayahperencanaan mencakupindikasi programbangunandanlingkunganyangdapat dikembangkanpadakawasanperencanaan; OUTPUT  Indikasi programbangunandanlingkungan  Pertimbangandanrekomendasi tentangindikasi potensi kegiatan pembangunan kawasan/lingkungan. DURASI 4 mingguterhitungdari minggukeduapadabulankedua 2.1 (a) Analisis Perkembangan Sosial Kependudukan Gambaran kegiatan sosial- kependudukan,denganmemahami beberapaaspek,antaralaintingkat pertumbuhanpenduduk,jumlah keluarga,kegiatan sosial penduduk, tradisi-budayalokal,danperkembangan yang ditentukansecarakultural- tradisional.
  • 20. IV - 20RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 2.1 (b) Analisis Prospek Pertumbuhan Ekonomi Gambaran sektorpendorong perkembanganekonomi,kegiatan usaha,prospekinvestasi pembangunan dan perkembanganpenggunaantanah, produktivitaskawasan,dankemampuan pendanaanpemerintahdaerah. 2.1 (c) Analisis Daya Dukung Fisik dan LIngkungan Kemampuanfisik, lingkungandanlahan potensial bagi pengembangankawasan selanjutnya.Beberapaaspekyangharus dipahami antaralain: kondisi tataguna lahan,kondisi bentangalamkawasan, lokasi geografis,sumberdayaair,status- nilai tanah,izinlokasi,dan kerawanan kawasanterhadapbencanaalam. 1. Analisis Topografi Analisis bentuk dasar permukaan tanah atau struktur topografi suatu tapak merupakan sumber daya yang sangat mempengaruhi lokasi. Pemahaman lengkap terhadap struktur topografi tidak hanya memberi petunjuk terhadap pemilihan rute lintasantetapi jugamenyatakan susunan keruangan dari tapak dan kestabilan pondasi. Area Function Slope in percent Max Min Streets and drives 5% 1% 8% .05% Ramps 10% 15% 1% NA
  • 21. IV - 21RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Area Function Slope in percent Max Min Walkways approaches and entrances 4% 1% 5% 0.5% Services area and Collector walks 8% 0.5% 10% 0.5% Terrace and sittingarea 2% 1% 2% 0.5% Lawn area and playground 3% 2% 4% 0.5% Swales 10% 1% Grassed banks 33% (3:1) NA 25% (4:1) NA Planted banks (unmoved vines or ground cover)s 50% NA 2:1 NA 2. Analisis Tata Guna Lahan Analisis tata guna lahan dilakukandenganmenggunakan hasil survey blok peruntukan lahan teperinci setiap kavling bangunan. Telaah terbentuk cluter-cluster pola penggunaan lahan menurut hubunganfungsional fungsi dominan maupun peruntukam yang telah diarahkan menurut rencana tata ruang. Berikut adalah ketentuan- ketentuan analisis hunungan fungsional pemanfaatan ruang untuk setiap penggunaan lahan menunjukkan boleh tidaknya sebuah kegiatan dikembangkan dalam sebuah klasifikasi penggunaan lahanBoleh tidaknya pemanfaatan ruang untuk sebuah hirarki peruntukan tanah ditunjukkan dengan 4 indikator, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Simbol Deskripsi I Pemanfaatan diizinkan,karena sesuai dengan peruntukan tanahnya,yangberarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kabupaten.
  • 22. IV - 22RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan T Pemanfaatan diizinkan secaraterbatas atau dibatasi.Pembatasan dapatdengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian,atau peraturan tambahan lainnya baik yangtercakup dalamketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten. B Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat.Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yangluas.Izin penggunaan bersyaratini berupa AMDAL, RKL, dan RPL. - Pemanfaatan yang tidak diizinkan 3. Analisis Figure/Ground Metode analisis figure-ground adalah alat yang baik untuk meng-identifikasikan hubunganpola,tekstural,dantipologimassabangunandanruang.Metode ini termasuk dalam metode analisis visual ; mencoba menganalisis gambar hitam-putih. Langkah- langkah dalam menganalisis figure-ground sangat sederhana yaitu : Tahap membuat figure (gambar) pada bidang dua dimensi peta teknis yaitu memberikanwarnahitamatauarsiruntuksemuakategori massabangunan.Selanjutnya bagian yang dihitamkan tersebut dinamakan dengan elemen solid. Blok Tunggal Blok Sebagian Tepi Blok Medan Tipologi Massa Bangunan Tahap membuat ground (latar). Dengan menghitamkan bagian semua massa bangunan, terbentuk dengan sendirinya bagian-bagian yang berwarna putih sebagai ruang. Selanjurnya bagian putih ini dinamakan dengan elemen void. Tipologi elemen ruang (urban void) Sistem Tertutup Sistem Tertutup Sentral Sistem Tebuka Sentral Sistem Tebuka Linier
  • 23. IV - 23RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Tahap pengamatan terhadap objek hitam-putih atau figure/ground. Dalam tahapan ini berlaku teknik Gestalt yaitu cara memandang yang berbeda untuk satu gambar. Artinyapengamatanbisadilakukanhanyatertujuhanyapadabagian hitam saja (figure) atau hanya bagian putih (ground) saja dan atau objek hitam-putih secara bersamaan. Tahap identifikasi karakteristik pola, tekstur dan tipologi. Dengan cara melihat hubungan solid dan void secara bersamaan dapat diidentifikasi-kan pola dan tekstur kawasan. Secara teoritik pola yang dapat di-identifikasikan berupa (1) pola anguler (menyiku), aksial (sumbu), grid (bersilang tegak lurus), kurva linier (linier), radial konsentrik (memusat) dan organis (fleksibel) Hasil analisis figure/ground dapat digunakan untuk kegiatan merancang dengan cara merekayasa secara kreatif bentuk-bentuk dasar berikut.
  • 24. IV - 24RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 4. Analisis Linkage Metode ini merupakan kelanjutan dari analisis figure-ground yang memberikan tekanan analisisnya pada karakteristik kesatuan ruang berdasarkan sudut pandang visual, struktural dan bentuk kolektif. Tahap-tahap analisis visual ini sangat sederhana yaitu : Tahap pertama, mengidentifikasikan elemen-elemen penghubung suatu kawasan dengan kawasanlainatau satu elemen ke elemen lainnya yang secara empirik berupa jalan- jalan, jalur pejalan kaki, ruang terbuka linier, atau elemen- elemenmenerus, dan elemen fisik lainnya. Tahap kedua,menganalisispolahubunganyangdibentukolehelemen-elemen tersebut secara visual apakahmembentukhubungangarisataukoridoratau sisi atau sumbu atau ritme ? Secara struktural apakah merupakan elemen tambahan atau sambungan atau
  • 25. IV - 25RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan tembusan ? Secara kolektif apakah membentuk komposisi atau megaform atau kelompok ? Tahap ketiga, menganalisis lebih lanjut pola hubungan tersebut apakah hubungan menghubungkan zona netral atau mengutamakan suatu zona ? Hasil analisis linkage ini berupa karakteristik dasar konfigurasi massa bangunan dan lingkungan dalam perspektif hubungan visual, struktural dan kolektif. Karakteristik ini dapat dikembangkan menjadi konsep perancangan. 5. Analisis Place (Makan Tempat)
  • 26. IV - 26RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Analisisplace merupakankelanjutananalisisfigure-ground dan linkage. Analisis ini menemukenali karakteristik konfigurasi massa bangunan dan lingkungan dari sudut pandang makna tempat dalam persepsi manusia dan kebudayaannya melalui tahap sebagai berikut : Tahap pertama, mengidenifikasikan elemen-eleman kawasan yang mudah dikenali Tahap kedua,analisis senseof placeelemen-elementersebutsebagai path (lorong) atau edges (pembatas) atau nodes (simpul) atau district (kawasan) atau landmark (tenggaran).Tahapanalisisini sangatbergantung dari pemahaman perancang terhadap sejarah,fisolofi perancangan,kebudayaan,estetika,kontekstualelemendan lingkungan fisik dan sosialnya. Tahap ketiga, hasil analisis ini berupa karakteristik dasar yang dapat dikembangkan menjadi konsep perancangan. 6. Analisis Kepadatan Bangunan (KDB) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka prosentase berdasarkan perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan. Koefisien dasar bangunan diperlukan untuk membatasi luas lahan yang tertutup perkerasan, sebagai upaya untuk melestarikan ekosistem, sehingga dalam lingkungan yang bersangkutan sisa tanah sebagai ruang terbuka masih menyerap atau mengalirkan air hujan ke dalam tanah. Batasan Koefisien Dasar Bangunan adalah
  • 27. IV - 27RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan KDB maks = 100% x FPs x FJl x FLk x FFb x FKl x FTb Keterangan: KDB maks : Koefisien Dasar Bangunan yang diperkenankan untuk suatu lokasi FPs : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap sistem pusat pelayanan FJl : Faktor penyesuaian lokasi lahan terhadap hirarki jalan FLk : Faktor penyesuaian luas kapling FFb : Faktor penyesuaian fungsi bangunan FKl : Faktor penyesuaian kelerengan lahan FTb : Faktor penyesuaian tinggi bangunan Analisis ini digunakan menilai tingkat intensitas penggunaan lahan dari setiap kegiatan permukiman pada seluruh kawasan perencanaan. Model yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimana : PL = Intensitas kepadatan bangunan KLB = Koefisien Lantai Bangunan 7. Analisis KetinggianBangunan (KLB) Secara sederhana analisis Koefisien Lantai Bangunan dapat diperoleh dengan metode perhitungan sebagai berikut : 381,0 903,1 KLBLog PL  
  • 28. IV - 28RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Adapun standar yang digunakan untuk mengatur ketinggian bangunan adalah sebagai berikut : • Blokperuntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan bangunan tidak bertingkat dan bertingkat • maksimum 2 lantai (KLB maksimum = 2 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 m dari lantai dasar: • Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai (KLB max = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 20 m dan minimum 12 m dari lantai dasar. • Blokperuntukanketinggianbangunansedangdenganbangunantingkatmaksimum 8 lantai (KLB maksimum = 8 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36 m dan minimum 24 m dari lantai dasar. • Blokperuntukanketinggianbangunantinggidenganbangunanbertingkatminimum9 lantai (KLB = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 40 m dari lantai dasar. • Blok peruntukan bangunan sangat tinggi dengan bangunan bertingkat minimum 20 lantai (KLB = 9 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan minimum 84 m dari lantai dasar. 7.1 Perhitungan sudut pandang 450 atau ½ ROW jalan . Pencahayaan dan angle-Sudut pandang, Tinggi maksimum bangunan pada umumnya ditentukan berdasarkan ketentuan : Dimana : h = tinggi puncak bangunan maksimum. d = jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar terhadap sumbu jalan yang berdampingan. h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut alpha dan beta. Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as jalan. Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari garis sempadan pagar ke jalan. Keterangan : H1 = Ketinggianbangunan maksimum pada garis sempadan bangunan yang ditentukan dh 2 1 1
  • 29. IV - 29RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Bilaakan dibangunsuatubangunandenganketinggianH2atau H3, makajarak minimum dari sumbu jalan adalah sebesar H2 atau H3 “X” = Batas ketinggian bangunan yang diperbolehkan (“X” = H3) “Y” = Batas ketinggian bangunan yang diperbolehkan (“Y” = H2) 8. Jarak Bangunan Yang dimaksud dengan jarak bebas ialah jarak minimum yang diperkenankan dari bidang terluar suatu massa bangunan ke :  Garis sempadan jalan  Antar massa-massa bangunan  Pagar/batas lahan yang dikuasai dan atau  Rencana saluran, jaringan tegangan listrik , telepon dan sebagainya. Gambar 4.2 Bagan Analisis Jarak Bebas Bangunan Tabel IV.1 Standar Hubungan Antara Tinggi Bangunan, Jarak Bebas, KDB Dan KLB Bagi Bangunan Renggang (Type Tunggal) Ketinggian Bangunan Jarak Bebas Padat Kurang Padat Tidak Padat Padat Kurang Padat Tidak Padat I II III IV 4.00 4.50 5.00 5.50 60.00 60.00 60.00 60.00 60 50 50 50 50 40 40 40 0.6 1.2 1.8 2.4 0.5 1.0 1.5 2.0 0.4 0.8 1.2 1.6 V VI VII VIII 6.00 6.50 7.00 7.50 50.00 50.00 50.00 50.00 50 45 45 45 40 40 40 40 3.0 3.6 4.0 4.0 2.5 3.0 3.5 3.5 2.0 2.4 2.8 3.0
  • 30. IV - 30RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan IX X XI XII XIII XIV XV XVI 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45.00 45 45 45 45 45 45 45 45 40 40 40 40 40 40 40 40 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Catatan : Ketentuan jarak bebas bangunan renggang diberlakukan pada kondisi perumahan padat. Tabel IV.2 Standar Hubungan Antara Tinggi Bangunan, Jarak Bebas, KDB Dan KLB Bagi Bangunan Rapa Ketinggian Bangunan Jarak Bebas K D B (%) K L B (%) Samping Belakang Padat Kurang Padat Tidak Padat Padat Kurang Padat Tidak Padat I II III IV 0.00 0.00 0.00 0.00 4.00 4.50 5.00 5.50 75 75 75 75 60 60 60 60 50 50 50 50 0.75 1.5 2.25 3.0 0.6 1.2 1.8 2.4 0.5 1.0 1.5 2.0 V VI VII VIII 6.00 6.50 7.00 7.50 6.00 6.50 7.00 7.50 60 60 60 60 50 50 50 50 40 40 40 40 3.5 3.5 3.5 3.5 3.0 3.0 3.0 3.0 2.5 2.5 2.5 2.5 IX X XI XII XIII XIV XV XVI 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 50 50 50 50 50 50 50 50 45 45 45 45 45 45 45 45 40 40 40 40 40 40 40 40 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 Catatan : Ketentuan jarak bebas bangunan renggang diberlakukan pada kondisi perumahan padat. Jarak bangunanyangdimaksudkandi sini adalah jarak antar bangunan yang berada di dalam persil yang sama. Sesuai konsep yang dirumuskan, jarak bangunan untuk berbagai ketinggian, diusulkan sebagai berikut : Dimana: d = jarakbangunan1 denganbangunan2 (dalammeter) h1 = tinggi bangunan1 (dalammeter) h2 = tinggi bangunan2 (dalammeter) h dan d merupakanvariabel dari fungsi sudut  dan 1 2 25,015,0    hh d
  • 31. IV - 31RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Untuk memproteksi bangunan terhadap bahaya kebakaran dan memudahkan operasi pemadaman, maka perlu adanya penentuan terhadap jarak antar bangunan yang ditentukan berdasarkan tinggi bangunan tersebut. Penentuan jarak antar bangunan (garis sempadan bangunan) antara lain : • Tinggi bangunan kurang dari 8 meter, maka jarak minimum antar bangunan berjarak 3 meter. • Tinggi bangunan antara 8-14 meter, maka jarak minimum antar bangunan berjarak 3 s/d 6 meter. • Tinggi bangunan antara 14-40 meter, maka jarak minimum antar bangunan berjarak 6 s/d 8 meter. • Tinggi bangunanlebihdari 40 meter,makajarak minimumantarbangunanberjarak 8 meter. 9. Analisis Perpetakan Bangunan Analisisstandaruntukperpetakanbangunanyangterdapatpadasetiap blok adalah : • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi I (di atas 2.500 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi II (1.000-2.500 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi III (600-1.000 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi IV (250-600 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi V (100-250 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VI (50-100 m2 ) • Blok peruntukan dan penggal jalan dengan petak klasifikasi VII (di bawah 50 m2 ) • Blokperuntukandanpenggal jalandenganpetakklasifikasi VIII (rumah susun/flat). 10. Analisis Orientasi Bangunan Analisis orientasi bangunan terhadap best view, penyinaran maahari dan angin sangat penting dalam rangka menciptakan kualitas lingkungan. Visual dan fungsional dari massa bangunan tersebut. Terlebih lagi kawasan perencanaan berapa di sekitar pantai dan sungai yang berpotensi memberikan best view panorama alam yang baik. Dam berada pada zona rawan bencana angin Gusthi. Sikap bangunan perlu di atur untuk memanfaatkan potensi maupun meminimalisasi masalah bangunan dan lingkungan
  • 32. IV - 32RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 2.1 (d) AnalisisAspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan Kesiapan administrasi dari lahanyang direncanakandari segi legalitas hukumnya. 2.1 (e) Analisis Daya Dukung Praarana dan Fasilitas Lingkungan Seperti jenisinfrastruktur,jangkauan pelayanan,jumlah pendudukyang terlayani,dankapasitaspelayanan 1. Analisis Komponen Ruang Terbuka Hijau Perhitungandilakukan untuk memperoleh hasil kebutuhan ruang terbuka hijau di masa yang akan datang : 1.1. Kebutuhan RTH Taman Lingkungan / Taman Kota Mengacu pada standar penyediaan ruang di dalam Inmendagri No. 14 tahun 1988 ditentukan sebagai berikut : - Taman 250 penduduk dibutuhkan 1 m2 / orang - Taman 2.500 penduduk dibutuhkan 0,5 m2 / orang - Taman 30.000 penduduk dibutuhkan 0,3 m2 / orang - Taman 120.000 penduduk dibutuhkan 0,2 m2 / orang - Taman 480.000 penduduk dibutuhkan0,3 m2 / orang Standar kebutuhan RTH / orang 2,3 m2 / orang Dengan menggunakan model perhitungan kebutuhan taman lingkungan yaitu : Dimana : Pt adalah jumlah penduduk yang dilayani
  • 33. IV - 33RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan St adalahStandar KebutuhanRuang 1.2. RTH Jalur Hijau Jalan Kualitas dan kuantitas RTH jalur hijau jalan ditentukan oleh luas jalan, jalur hijau serta tingkat kerapatan vegetasinya. Model kebutuhan vegetasi ideal adalah sebagai berikut : Vo ----- x 100 = Xo Lj 2. Analisis Komponen Sirkulasi dan parkir Menganalisisseluruhpola-polapergerakankendaraandanpejalankaki di atasdan disekitartapak.Datameliputi lamanyadanbeban-bebanpuncakbagi lalu-lintas kendaraanlingkungandanpergerakanpejalankaki,perhentianbis,tepi-tepi pencapaian tapak,pembangkit-pembangkitlalulintas,pencapaiantrukservis,danlalulintasyang terjadi sewaktu-waktu(seperti parade agustusan,jalurtrukkebakaran,penyelenggaraan konserpadaauditoriumyangberdekatan). Analisislalu-lintasharusmeliputi proyeksi masadepansejauhyangdapatdibuat. PerhitunganKapasitasRuasjalandilakukandenganmenggunakanmetode Indonesian HighwayCapacityManual (IHCM1997 : III-12) untukdaerahperkotaan,dengan formulasi sebagai berikut: C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Keterangan : C : Kapasitas ( smp / jam ) Co : Kapasitas Dasar ( smp /jam) FCw : Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan FCsp : Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku untuk jalan satu arah ) FCsf : Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping FCcs : Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk) Rincian dari masing-masing variabel pada formula di atas, diuraikan sebagai berikut : a. Kapasitas Dasar (Co) Kapasitas dasar Co ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai yang tertera pada Tabel di bawah ini. Dimana : Lj = Luas Jalan Vo = Luas Jalur Hijau Xo = Koefisien Liputan Vegetasi
  • 34. IV - 34RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV.3 KAPASITAS DASAR (Co) TIPE JALAN KAPASITAS DASAR (SMP/JAM) KETERANGAN Jalan4 lajurberpembatasmedian atau 1,650 perlajur jalan satu arah Jalan 4 lajur tanpa pembatas median 1,500 perlajur Jalan 2 jalur tanpa pembatas median 2,900 total dua arah b. Sistem Perparkiran  Tempat parkir yang baik harus berdasarkan standar terkait dengan pola kontruksi, lokasi dan tingkat pelayanan.  Tidak mengurangi daya tarik area sekitarnya. Melainkan senantiasa menciptakan keseimbangan dengan perkembangan lahan yang berbatasan.  Harus memilikiutilitas atau “kemungkinan dilaksanakannya aktivitas” dan mampu menarikpembeli.Jikatempatparkirdilayani oleh tukang parkir, pengendara harus sopan sehingga pelayanan menjadi efisien. Jika tempat parkir melebihi parkir perorangan, maka tempat parkir harus dirancang dengan ukuran yang lebih besar dan nyaman, sederhana, dengan akses yang baik.  Harus dirancang dengan koordinasi menggunakan pendekatan pergerakan lalu lintas pintu masuk dan keluar untuk jalan kecil atau gang. Dengan standar Direktorat Tata Kota dan Daerah dan Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan setiap60 m2 (untukperdagangangan) dan100 m2 (untukperkatoran dan kegiatanlain) di areaperbelanjaan harus menyediakan parkir 1 mobil dan satandar untu1 parkirmobil 12 m2, maka kebutuhanparkirberdasarkan fungsi kegiatan adalah : Kebutuhan Parkir Perdagangan Kapasitas tampung kendaraan Luas Fungsi Kegiatan (m2 ) : 60 m2 Kebutuhan ruang berdasarkan kapasitas tampung kendaraan Kapasitas Tampung Kendaraan x 12 m2 Kebutuhan Parkir Perkantoran dan Kegiatan Lain Kapasitas tampung kendaraan Luas Fungsi Kegiatan (m2 ) : 100 m2 Kebutuhan ruang berdasarkan kapasitas tampung kendaraan Kapasitas Tampung Kendaraan x 12 m2
  • 35. IV - 35RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV.4 KAPASITAS TEMPAT PARKIR Lebar area parkir (feet) Rencana Parkir Jumlah dan lebar gang Kapasitas kendaraan/100 kaki dari panjang tempat parkir 40 1 baris dari 90 o 1-22 12 50 2 baris dari 45 o 1-12 14 60 2 baris dari 90 o 1-24 24 70 1 baris dari 90 o 1-24 23 2 baris dari 30 o 1-12 80 1 baris dari 60 o 2-12 24 2 baris dari 45 o 2-12 90 1 baris dari 45 o 2 baris dari 45 o 2-12 28 1 baris dari 45 o 100 2 baris dari 90 o 1-24 38 2 baris dari 45 o 1-12 1 baris dari 60 o 36 110 2 baris dari 60 o 2-14.5 36 1 baris dari 60 o 120 4 baris dari 90 o 2-24 48 TABEL IV.5 KEBUTUHAN LAHAN DILUAR PARKIR UNTUK PERDAGANGAN ATAU KOMERSIL TIPE BANGUNAN Bank dan Perkantoran Bisnis dan Pelayanan Profesional Fasilitas Rekreasi Komersil Permainan Bowling Toko Pedagang Eceran Kenyaman Pedagang Eceran Restoran Pelayanan dan Resparasi pribadi Resparasi dan pelayanan pribadi Syarat Ruang Per 100 Sq ft areal lantai Ruang per 100 Sq ft areal lantai Ruang per 100 Sq ft areal lantai Ruang Per Gang Ruang Per 100 Sq ft areal lantai Ruang per 100 Sq ft areal lantai Ruang per 100 Sq ft areal lantai Ruang Per tempat duduk Ruang Per 100 Sq ft areal lantai Minimum 0.08 0.08 0.16 0.33 0.06 0.10 0.06 0.08 0.08 Maksimum 1.33 1.33 2.00 10.00 3.00 1.33 2.00 0.50 1.00 Barang 0.25 0.33 1.00 5.00 0.50 0.50 1.00 0.25 0.50 Rata-rata 0.33 0.37 0.79 4.50 0.44 0.44 0.75 0.28 0.40
  • 36. IV - 36RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV.6 PERMUKAAN JALAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK PARKIR DALAM BERBAGAI KEDUDUKAN Lebar Petak M Kedudukan Kendaraan Terhadap Sisi Jalan Lebar Jalan Yang Digunakan Untuk Parkir Lebar Jalan yang Dibutuhkn Untuk Parkir plus Gerak (Manuevering) M Panjang Sisi Jalan per Kendaraan M Banyaknya Kendaraan Yang Bisa Dipakai per 30,5 M 2,13 Sejajar 2,13 5,18 6,70 4,5 2,43 45 o 5,60 9,26 3,44 8,2 60 o 5,97 11,76 2,80 9,5 90 o 5,48 14,02 2,43 12,5 2,59 45 o 5,69 9,05 3,65 7,8 60 o 6,03 11,52 2,98 9,5 90 o 5,97 13,10 2,59 11,5 2,74 45 o 5,82 9,17 3,87 7,37 60 o 6,69 11,27 3,16 9,0 90 o 5,97 12,49 2,74 11,1 KarakteristikKendaraan : Lebar 1,98 Panjang 5,48 JarakRoda 3,20 Radiusputaran 7,08 c. Ukuran Perparkiran Ukuran perparkiran disesuaikan dengan ukuran kendaraan, yang pada umumnya memiliki ukuran 25 sampai 500 atau lebih. Tempat parkir disesuaikan dari 100 sampai 200 kendaraan secara efisien dan praktis. Tempat parkir yang kecil dibuat secara strategis, biasanya melayani lebih dari satu ukuran tempat parkir. Kemudahan ruang parkir adalah :  Mempunyai jalan masuk sedikitnya lebar 0,1524 m dan panjang yang berbatasan 6 m, pararel dan mempunyai ruang untuk berdiri.  Mempunyai ruanganuntukberdiri danjalanmasuk dengan permukaan lantai tidak melebihi 1:48 disemua arah.
  • 37. IV - 37RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV. 7 KAPASITAS TEMPAT PARKIR Parkir Satu Garis Lebih Dari Satu Garis Sudut ( o ) Panjang pinggir jalan/kendaraan (feet) Lebar tempat parkir (feet) Lebar jalan/gang (feet) Luas daerah/ kendaraan (sq feet) Lebar unit parkir (feet) Jumlah kendaraan/ acre Lebar tempat parkir (feet) Luas daerah/ kendaraan (sq feet) Lebar unit parkir (feet) Jumlah kendaraan/ acre 0 22 8 12 308 28 141 8 308 28 141 20 24.9 14.2 12 502.9 40.4 87 10.1 400.9 32.2 109 25 20.1 15.4 12 430.1 42.8 101 11.4 349.7 34.8 125 30 17.0 16.4 12 380.8 44.8 114 12.7 309.8 37.4 141 35 14.8 17.3 12 344.8 47.6 126 13.7 291.6 39.4 149 40 13.2 18.1 12 318.8 48.2 137 14.8 274.6 41.6 159 45 12.0 18.7 12 296.4 49.4 147 15.8 261.6 43.6 167 50 11.1 19.2 12 279.7 50.4 156 16.6 250.9 45.2 174 55 10.4 19.6 12 266.2 51.2 164 17.2 241.3 46.4 181 60 9.8 19.8 14.5 265.1 54.1 164 17.8 245.5 49.6 177 65 9.4 19.9 17 267.0 56.8 163 18.2 250.9 53.4 174 70 9.0 19.8 20 268.2 59.6 162 18.4 255.6 56.8 170 75 8.8 19.6 23 273.7 62.2 159 18.6 264.9 60.2 164 80 8.6 19.2 24 268.3 62.4 162 18.4 261.4 60.8 167 85 8.6 18.7 24 260.9 61.4 167 18.3 257.6 60.6 169 90 8.5 18.0 24 255.0 60.0 171 18.0 255.0 60.0 171 TABEL IV.8 RENCANA PENGATURAN FASILITAS PARKIR TIAP JENIS KEGIATAN PENGGUNAAN STANDAR KEBUTUHAN SATUAN Wisma Bangunan flat/apartemen Luas Lantai 90 m 2 ke atas 1 unit/ 1 mobil Luas Lantai 90 – 70 m 2 2 unit/1mobil Luas Lantai 70 m 2 ke bawah 5 unit/ 1mobil Bangunanwisma bukanflat Harus menyediakantempatparkir 1 bgn/1 mobil Karya Industri & Pergudangan Ruang pabrik/gudang luas2000 m 2 setiap200 m 2 lantai 1 parkirtruk luas2000 - 5000 m 2 setiap300 m 2 lantai Minimal 10 parkir luas5000 m 2 ke atas Minimal 17 parkir Bangunankantor Ruang kantorsetiap100 m 2 1 mobil
  • 38. IV - 38RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Perkantoran setiap100 m 2 lantai 1 mobil Bangunan toko/perdagangan setiap100 m 2 lantai 1 mobil Bangunanapotik setiap100 m 2 lantai 1 mobil Bangunanpraktek dokter setiap20 – 60m 2 lantai 1 mobil Suka BangunanHotel Hotel bintang4 dan 5 setiap5 kamar 1 mobil Hotel bintang3 dan 2 setiap7 kamar 1 mobil Hotel bintangke bawahsetiap10 kmr 1 mobil Bioskop KelasA-1,setiap7 kursi 1 mobil KelasA-2,setiap10 kursi 1 mobil KelasA-3setiap15 kursi 1 mobil Restoran/nite-club KelasI,setiap7 kursi 1 mobil Amusement KelasII,setiap15 kursi 1 mobil BangunanPasar Pasar tingkatkota,setiap100 m 2 lantai 1 mobil Pasar tingkatwilayahsetiap200m 2 lantai 1 mobil Pasar tingkatlingk.Setiap 400 m2 lantai 1 mobil BangunanRumah Sakit VIP,setiap1 tempattidur 1 mobil KelasI,setiap5 tempattidur 1 mobil KelasII,setiap10 tempattidur 1 mobil BangunanPertemuan Padat,setiap4 m 2 lantai 1 mobil Nonpadat, setiap10 m 2 lantai 1 mobil BangunanOlahraga Setiap15 penonton 1 mobil BangunanPerguruan Tinggi Setiap200 m 2 lantai 1 mobil Sekolah Setiap100 m 2 lantai/kecuali sekolah Inpres 1 mobil Sumber: Pedoman Perencanaan Tata Bangunan DTKDKI 3. Analisis Komponen Pedestrian Penilaian kinerja pada dasarnya untuk mengetahui sejauh mana fasilitas pejalan mengakomodasi penggunanya. Tingkat pelayanan jalur pedestrian atau level of service (LOS) merupakansalahsatuukuranpenilaiansediaan.Konseppengukuranyangmenjadi dasar penilaian tingkat pelayanan jalur pedestrian adalah sebagai berikut ;
  • 39. IV - 39RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV.9 KONSEP PENGUKURAN LOS JALUR PEDESTRIAN Dasar pengukuran Definisi Satuan Rumus 1. Ruang pejalan Luas ruang rata-rata yang tersediauntuksetiap pejalan (m2/ped) Luas trotoar Rata-rata arus pejalan per- menit pada jam puncak 2. Kecepatan Pejalan Jarak yangditempuh pejalansetiapsatuanwaktu (m/menit) Jarak berjalan yang ditempuh Waktu yang dibutuhkan 3. Arus pejalan Jumlahpejalanyang melewati satutitiktertentu dalamsatu unitwaktu.Titik yang dilalui adalahtitikyang tegaklurusterhadaplebar trotoar Orang/menit (Rata-rata jumlah pejalan pada jam puncak) (Interval waktu penghitungan arus pejalan) 4. Volume pejalan Jumlahpejalanyang melewati suatutitikdalam satuanwaktu dandalam satuanpanjang Orang/menit/m P = P = volume (orang/m/menit) S = kecepatanrata-rata (m/menit) M = ruang yangtersediaper- orang (m2/orang) TABEL IV.10 KRITERIA TINGKAT PELAYANAN JALUR PEDESTRIAN (LOS) A Ruang pejalan : > 3,25 m 2 /orang. Tingkat Arus : ≤ 23 orang/m/menit Pejalanbergerakdalamjaluryangdiinginkan tanpa merubah pergerakannya dalam bereaksi dengan pejalan lain. Kecepatan berjalan dapat dipilih dan tidak ada konflik dengan pejalan lain. B Ruang pejalan : >2,3 – 3,25 m 2 /orang Tingkat arus : < 23-33 orang/m/menit Tersedia ruang yang cukup bagi pejalan untukmemilihkecepatanberjalannya untuk mendahului dan untuk menghindari konflik denganpejalanlain.Pada tingkat ini pejalan harus mulai memilih jalur berjalannya. C Ruang pejalan : 1,4 – 2,3 m 2 /orang Tingkat arus : 33 - 50 orang/m/menit Tersedia ruang yang cukup untuk memilih kecepatan berjalan yang normal dan mendahului pejalan lain dalam arus
  • 40. IV - 40RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan pergerakan satu arah. Namun bila berjalan berlawanan arus atau memotong arus pergerakan yang ada, akan muncul sedikit konflik dan kecepatan akan semakin berkurang D Ruang pejalan : 0,90 – 1,40 m 2 /orang Tingkat arus : 50 - 66 orang/m/menit Kebebasan untuk memilih kecepatan berjalan dan mendahului pejalan lain terbatasi. Pada saat memotong atau bergerak melawan arus, kemungkinan konflik akan tinggi. Untuk menghindari konflikharusmerubah kecepatan dan posisi berjalan.Konflikantarapejalan seringterjadi E Ruang pejalan 0,45 – 0,90 m 2 /orang Tingkat arus : 66 - 82 orang/m/menit Secara otomatiskecepatanberjalandibatasi. Pada rentang paling rendah tingkat pelayanan ini, pergerakan hanya mungkin dengan menyeret kaki. Tidak ada ruang untuk mendahului pejalan yang bergerak lambat. Arus pergerakan memotong/membalikmasihmungkinterjadi namun sangat sulit. F Ruang pejalan : ≤ 0,45 m 2 /orang Tingkat arus ≥ 82 orang/m/menit Semua kecepatan berjalan terhambat. Pergerakan hanya dapat dilakukan dengan menyeret kaki. Sering terjadi kontak yang tidakbisadihindari denganpejalanlain.Arus memotong/membaliktidakmungkinterjadi, tampak seperti antrian. TABEL IV.11 STANDAR ERGONOMIK KEBUTUHAN RUANG MINIMUM Posisi Kebutuhan Ruang Lebar Luas 1. Diam 0,27 m 2
  • 41. IV - 41RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 1. Bergerak 1,08 m 2 1. Bergerak membawabarang 1,35 – 1,62 m 2 1. Penggunakursi roda 2,25 m 2 a. PenentuanDimensi Jalur Pedestrian Dalam buku Petunjuk Perencanaan Trotoar (Dep. PU, 1990) kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan rencana. Volume pejalan rencana (V) adalahvolume rata-ratapermenit pada interval puncak, interval waktu yang dilkaukan adalah setiap 15 menit pada jam sibuk. Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dimana : W = lebar trotoar V = volume pejalan rencana/dua arah (orang/meter/menit) N = lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat Desain pedestrian berdasarkan standar ergonomik Kursi roda penyandang Cacat.
  • 42. IV - 42RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TABEL IV.12 LEBAR TAMBAHAN DALAM PENENTUAN DIMENSI TROTOAR Lokasi N (meter) Jalan di daerah pasar 1,5 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar 1,0 Jalan di daerah lain 0,5 b. Lebar EfektifTrotoar Pedestriantidakselalutetapberjalanpadajalurpedestrianyangterencana, zakibat perilakuini.Untukituperludirencanakanlebarefektif trotoaryangakantermanfaatkan. Menurut Buku Petunjuk Trotoar (Dep. PU, 1990), lebar trotoar disarankan tidak kurang dari 2 m. 2.1 (f) AnalisisKajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan Kaitankedudukan nilai historiskawasan pada konteksyanglebihbesar,misalnya sebagai asetpelestarianpadaskala kota/regional bahkanpadaskala nasional. 2.2 ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERAN MASYARAKAT Pembangunanberbasisperanmasyarakat(community-based development) adalahpembangunandenganorientasiyangoptimal pada pendayagunaanmasyarakat,baiksecaralangsungmaupuntidak langsung,masyarakat diberikankesempatanaktif beraspirasidan berkontribusiuntukmerumuskanprogram-programbangunandan lingkunganyangsesuai dengantingkatkebutuhannya.
  • 43. IV - 43RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Memupukpemahamandankesadaranmasyarakatakanhak, kewajiban,danperanannyadi dalamprosespembangunan, sehinggatumbuhrasamemilikidantanggungjawabyangkuat terhadaphasil-hasilnya.  Meminimalkankonflik,sehinggamempercepatproseskegiatan secara keseluruhan,sertaterbangunnyasuatuikatandi masyarakat.  Efisiensi danefektivitas. Keputusanyangdiambil akanbersifat efisiendanefektif jikasesuaidengankondisi yangada,baik kebutuhan,keinginan,maupunsumberdayadi masyarakat.  Memberdayakanmasyarakatsetempat,terutamadalamhal membentukdanmembangunkepercayaandiri,kemampuan bermasyarakatdanbekerjasama.
  • 44. IV - 44RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan METODE  Identifikasi Aspirasi danAnalisisPermasalahan  AnalisisdanPerilakuLingkungan  RencanaPengembangan  Strategi PengembangandanPublikasi  PenerapanRencana LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama 2.2 (a) Identifikasi Aspirasi dan Analisis Permasalahan Penyusunan tujuan,kebutuhan,dan kepentingansemuapihak,pelibatan seluruh pemangkukepentingan (stakeholders), penciptaandan sosialisasi mekanisme,sertaanalisis kebutuhandansumberdaya pengembangankawasan. 2.2 (b) Analisis Perilaku Lingkungan Interaksi kawasanperkotaanyangsudah memilikistrukturkotayangsolid pada kawasanperencanaan. 2.2 (c) Rencana Pengembangan pedomanutama,arahan pengembangan,kepentinganprioritas, identifikasihambatan, identifikasi sumberdaya,dan visi pengembangan kawasan.
  • 45. IV - 45RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 2.2 (d) Strategi Pengembangan dan Publikasi Perencanaantahapan, monitoringdan evaluasi,persetujuanlegal,strategi kerjasama denganwakil-wakil komunitas,penyebaraninformasi dan publikasi program. 2.2 (e) Penerapan Rencana publikasi rencanapelaksanaan,adaptasi perubahan,peninjauandankaji ulang (review)berkalabersamadengan komunitasdanseluruhmasyarakat. 2.3 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PENANGANAN
  • 46. IV - 46RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Untuk menyerapdanfokusgunamemilihrancanganyangtepat dalammenyelesaikanpermasalahanyangadadi kawasanstudi METODE  Diskusi LANGKAH  OUTPUT  DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertama bulanpertama 2.4 KONSEP DASAR PERANCANGAN merupakanhasil tahapananalisisprogrambangunandan lingkungan, memuatgambarandasarpenataanpadalahan perencanaanyangselanjutnyaditindaklanjuti dengan penjabarangagasandesainsecara lebihdetail dari masing- masingelemendesain.
  • 47. IV - 47RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Mengarahkanpenyusunanvisi dankarakterperancangan.  Mengendalikansuatuintervensi desainlingkungansehingga berdampakbaik,terarahdanterukurterhadapsuatukawasanyang direncanakan.  Mengintegrasikandesainelemen-elemenkotayangberpengaruh pada suatuperencanaankawasan.  Mengarahkanindikasi programdandesainpenataanyangtepat pada tiapsubbagiankawasanyangdirencanakan. DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamapadabulanketiga 2.4 (a) Kriteria PenetapanIsi dari Visi Pembangunan: i. Spesifikmengacupadakontekssetempat; ii. Memiliki spirituntuk membentuk/memperkuatkarakterdan identitassuatutempat; iii. Memperkuat/memperjelasstrukturruang lingkungan/kawasandalam konteks makro; iv. Realistisdanrasional:penetapanvisiyang memungkinkandicapai padakurunwaktu penataandan secararasional memungkinkanuntukdicapai berdasarkan konteksdanpotensi yangada; v. Kinerjadansasaranterukur; vi. Mempertimbangkanberbagaisumber daya dukunglingkungan; vii. Memperhatikankepentinganmasyarakat pengguna/masyarakatlokal. 2.4 (b) Kriteria PenyusunanKonsepPerancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan: i. Merupakanperwujudanrealistisdari Visi Pembangunan. ii. Merupakansintesadari identifikasi permasalahan,potensidan prospek kawasanperencanaanyangdilakukan pada tahapan analisis. iii. Membentuk/memperkuatkarakterdan identitassuatutempat. iv. Memperhatikanketerkaitanmakro denganstrukturruang kota,dan
  • 48. IV - 48RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan keterkaitanmikrodenganlingkungan eksistingsekitarnya. v. Mengintegrasikanseluruhelemenrancang lingkungan. 2.4 (c) KriteriaPenyusunanKonsep KomponenPerancangan Kawasan Secara sistematis, konsep harus mencakup gagasan yang komprehensif dan terintegrasi terhadap komponen-komponen perancangan kawasan, yang meliputi kriteria: i. Strukturperuntukanlahan; ii. Intensitaspemanfaatanlahan; iii. Tata bangunan; iv. Sistemsirkulasi danjalurpenghubung; v. Sistemruangterbukadantata hijau; vi. Tata kualitaslingkungan; vii. Sistemprasaranadan utilitaslingkungan; viii. Pelestarianbangunandanlingkungan. 2.4 (d) Kriteria PenetapanBlok-blokPengembanganKawasan dan Program Penanganan Penetapanataupunpembagianblokpengembangandapatdidasarkanpada: i. Secara fungsional: (1) Kesamaanfungsi,karaktereksisting atau punkarakter yangingin diciptakan; (2) Kesamaandanpotensi pengembangan; (3) Kebutuhanpemilahandanorganisasi pekerjaansertastrategi pengembangannya. ii. Secara fisik: (1) Morfologi blok; (2) Pola/patternblok; (3) Kemudahanimplementasi danprioritas strategi. iii. Dari sisi lingkungan(dayadukungdan kelestarianekologilingkungan): (1) Keseimbangandengandayadukunglingkungan,danperwujudansistemekologis yang berkelanjutan; (2) Peningkatankualitaskehidupanruangpublikmelalui penyediaanlingkunganyang aman,nyaman,sehatdan menariksertaberwawasanekologis. iv. Dari sisi pemangkukepentingan: Tercapainyakeseimbanganberbagai kepentinganyangadaantarpara pelaku.
  • 49. IV - 49RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Tahap Perancangan 3.1 RENCANA UMUMDAN PANDUAN RANCANGAN Ketentuan-ketentuantatabangunandanlingkunganpada suatulingkungan/kawasanyangmemuatrencana peruntukanlahanmakrodanmikro, rencanaperpetakan, rencanatapak, rencanasistempergerakan, rencana aksesibilitaslingkungan,rencanaprasaranadansarana lingkungan,rencanawujudvisual bangunan,danruang terbukahijau.
  • 50. IV - 50RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Rencana Umum ketentuan-ketentuanrancangantatabangunandan lingkungan yang bersifatumumdalammewujudkanlingkungan/kawasan perencanaanyanglayakhuni,berjati diri, produktif,dan berkelanjutan. TUJUAN  Memberi arahanlugasdan sistematisbagi implementasiketentuan dasar dari perancangantata bangunandan lingkungan.  Memberi gambaransimulasi bangunansecarakeruangan(3- dimensional) sebagai model penerapan seluruharahanmateri pokok rencanatata bangunandanlingkungan.  Memudahkanpengembangandesainsesuai denganvisi danarahan karakterlingkunganyangtelahditetapkan.  Memudahkanpengelolaan,pengendalianpelaksanaandan pengoperasiankawasansesuai denganvisi danarahankarakter lingkunganyangtelahditetapkan.  Mencapai intervensi desainkawasanyangberdampakbaik,terarah dan terukurpadasuatu kawasanyangdirencanakan.  Mencapai integrasi elemen-elemendesainyangberpengaruhpada suatuperancangan kawasan. DURASI 2 mingguterhitungdari minggukeduabulanketiga
  • 51. IV - 51RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan Tahap Pengembangan 4.1 RENCANA INVESTASI Merupakanrujukanbagi para pemangkukepentinganuntuk menghitungkelayakaninvestasi danpembiayaansuatu penataanatau punmenghitungtolokukurkeberhasilan investasi,sehinggatercapai kesinambunganpentahapan pelaksanaanpembangunan.
  • 52. IV - 52RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Menjadi alatmobilisasi danainvestai masing-masingpemangku kepentingandalampengendalianpelaksanaansesuai dengan kapasitasdanperannyadalamsuatusistemwilayahyangdisepakati bersama,sehinggadapattercapai kerjasamauntukmengurangi berbagai konflikkepentingandalaminvestasi/pembiayaan.  mengaturupayapercepatanpenyediaandanpeningkatankualitas pelayananprasarana/saranadari suatulingkungan/kawasan. METODE  LANGKAH  DisusunberdasarkandokumenRTBLyangmemperhitungkan kebutuhannyatapara pemangkukepentingandalamproses pengendalianinvestasidanpembiayaandalampenataan lingkungan/kawasan. DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamabulankeempat 4.1 (a) Skenario Strategi Rencana Investasi 4.2 (b) Pola Kerjasama Operasional Investasi 1. Aspek-aspekPerencanaan a. Program bersifatjangka menengah,minimal untukkurun waktu5 (lima) tahun,serta mengindikasikan investasiuntuk berbagai macam kegiatan,yang meliputi:tolok ukur/kuantitas pekerjaan, besaranrencana pembiayaan, perkiraanwaktu pelaksanaandan kesepakatan sumberpendanaannya. b. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai olehpemerintah daerah/pusat(dari berbagai sektor),duniausaha/swasta,dan masyarakat. 1. KesepakatanbentukKerjaSama Operasional (KSO)yang menyangkut polainvestasi antaralaindapat berbentuk:Build Operateand Transfer(BOT),Build Own Operate and Transfer(BOOT),dan Build Own and Operate(BOO). 2. Pada prinsipnyapolaKerjaSama Operasional ini dapatdilakukan oleh3 (tiga) pihak,yaitupemerintah,swasta dan/ataumasyarakat(penghuni kawasan). 3. Pemilihanalternatif polaKSOdengan mempertimbangkanbeberapaaspek kesepakatankontrakdengan pemangkukepentingan,sebagai
  • 53. IV - 53RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan c. Menjelaskanpola-pola penggalanganpendanaan, kegiatanyangperludilakukan khususnyaolehPemdasetempat, sekaligus saran/alternatif waktu pelaksanaankegiatan-kegiatan tersebut. d. Menjelaskantatacara penyiapan dan penyepakataninvestasi dan pembiayaan,termasuk menjelaskanlangkah,pelaku,dan perhitunganteknisnya. e. Menuntunpara pemangku kepentingandalammemperoleh justifikasikelayakanekonomi dan usulanperencanaanlingkungan denganmemisahkan jenispaket berjenis costrecovery,noncost recovery,dan pelayananpublik. 2. Strategi perencanaaninvestasi denganskenariosebagai berikut: a. Langkah I : Penetapanpaket kegiatanpadatiapjangka waktu pentahapandanpenyiapanrincian sumberpembiayaan. b. Langkah II: Perencanaan pembiayaanmeliputiperhitungan prospekekonomi,besaran investasi yangdibutuhkan, keuntungansetiappaketdan perhitunganinvestasi publik. c. Langkah III: Penyiapanpelibatan dan pemasaranpaket pembangunanuntukmasing- masingpelakupembangunan. d. Langkah IV : Penyiapandetail investasi tahunansebagai pengendalianselamapelaksanaan. berikut: a. Jangkawaktukontrak haruscukup untukpengembalianhutang dan memberikankeuntunganyang disesuaikandenganrisiko kepada para investor. b. Permintaanakanlayanan dijamin olehotoritaspemerintah (badan yang mengontrak). c. Jaminankerjasamaberkaitan denganminimalisasi risiko pembangunan,risiko pengembanganlingkungan,risiko kreditpembiayaan,risiko operasional,risikopolitik,dan risikokeadaan pasar,serta pertimbangandukungan pemerintah. d. Fasilitasakanditransfer (diserahkan) kepadapemerintah— dan sebagai milikpemerintah— pada akhirperiode kontrak. Kontrak harus menyebutkan secara jelasbagaimanaproses pengalihan pemilikandilakukan dan keharusanpihakswastauntuk menyiapkanfasilitasyangakan diserahterimakan.Sektor pemerintahharusmenyiapkan unitkelembagaanuntuk menangani pemindahtangananini. e. Di saat pengakhirankontrak, seringkali terdapatpenyediaan layananuntukdilanjutkan.Hal ini dapat dilaksanakanuntuk memastikanterjadinyatransisi yang mulusdalammanajemen. 4.2 KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA sebagai bagianproses penyusunanRTBLyang melibatkan masyarakat,baiksecara langsung (individu) maupun secara tidaklangsungmelalui pihak yangdianggap dapatmewakili (misalnyaDewanKelurahan,Badan Keswadayaan Masyarakat/BKMdan ForumRembugDesa).
  • 54. IV - 54RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan TUJUAN  Mengendalikanberbagai rencanakerja,programkerjamaupun kelembagaankerjapadamasapemberlakuanaturandalamRTBL dan pelaksanaanpenataansuatukawasan.  Mengatur pertanggungjawabansemuapihakyangterlibatdalam mewujudkanRTBLpadatahap pelaksanaanpenataanbangunandan lingkungan. METODE  LANGKAH  DURASI 4 mingguterhitungdari minggupertamabulankeempat 4.2 (a) Strategi Pengendalian Rencana 4.2 (b) Arahan Pengendalian Rencana 1. Aspek-aspekPengendalian: a. Ketentuanadministratifuntuk mengendalikanpelaksanaan seluruh rencanadanprogram sertakelembagaanyang diperlukan pemerintahdaerah dalamrangka mendorong pelaksanaanmateri RTBLagar terlaksanasecaraefektif termasuk melalui mekanisme perizinan (terutamaIMB=IzinMendirikan Bangunan). b. Arahanyang bersifat mengantisipasi terjadinya 1. Penetapanrencanadanindikasi program pelaksanaandan pengendalianpelaksanaan,termasuk kesepakatanwewenangdan kelembagaan. 2. Penetapanpaketkegiatan pelaksanaandanpengendalianjangka menengah. 3. Penyiapanpelibatandanpemasaran paketpembangunanuntuk setiap pemangkukepentingan. 4. Identifikasi danpenyesuaianaspek fisik,sosial,danekonomi terhadap kepentingandantanggungjawabpara
  • 55. IV - 55RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan perubahanpadatahap pelaksanaan,yangdisebabkan olehberbagai hal,tetapi masih dapat memenuhi persyaratandaya dukungdandaya tampunglahan, kapasitasprasaranalingkungan binaan,masih sejalandengan rencanadan program penataan kota,serta masih dapat menampungaspirasi masyarakat. 2. Strategi Pengendalian: a. Strategi pengendalianrencana diaturdenganRencana Kelembagaan,yang mencantumkanorganisasi pelaksana,SDMyang terlibat,dan aturan tata laksana kelembagaannya. b. Untuk pengelolaanpelaksanaan RTBL dapatdisiapkansuatu organisasi pelaksanatersendiri, denganmenggambarkanpola koordinasi,alurdanpola pertanggungjawaban,sertaproses lainnya. pemangku kepentingan. 5. Penetapan persyaratanteknismasing- masingaspek(fisik,socialdan ekonomi), perencanaanpelaksanaan, dan pengendaliandi lapangan. 4.3 PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN Pedomansebagai pemandu perwujudanpelaksanaan penataanbangunandanlingkungan/kawasan yang berdasarkandokumenRTBL,danmemandupengelolaan kawasanagar dapat berkualitasmeningkatberkelanjutan. TUJUAN  MenjaminpelaksanaankegiatanberdasarkandokumenRTBL;  Menjaminpemanfaataninvestasidanoptimalisasinilai investasi;  Menghindari fenomenalahantidurataubangunanterbengkalai sebagai akibatinvestasi yangditanamkantidakberjalan
  • 56. IV - 56RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan semestinya;  Menarikinvestasi lanjutandalampengelolaanlingkungansetelah masa pascakonstruksi. METODE  LANGKAH Pengendalian pelaksanaandilakukanolehdinasteknissetempat atau unitpengelolateknis/UPT/badantertentusesuai kewenangan yang ditetapkanolehkelembagaanpemrakarsapenyusunanRTBL atau dapat ditetapkankemudianberdasarkankesepakatanpara pemangkukepentingan. DURASI 2 mingguterhitungdari minggupertamabulanpertama 4.3 (a) Aspek-aspek Pengendalian Pelaksanaan 4.2 (b) Arahan Pengelolaan Kawasan
  • 57. IV - 57RTBL Kawasan Koridor Jl. PrabuGajahAgung Kab.Sumedang LaporanPendahuluan 4.1 Pendekatan 1 Gambar4.1BaganMetodologiPelaksanaanRTBLJl.PrabuGajahAgung Kab. Sumedang 3 Gambar4.2BaganAnalisis Jarak BebasBangunan 29 Tabel IV.1 StandarHubunganAntara Tinggi Bangunan,JarakBebas,KDB Dan KLB Bagi BangunanRenggang(Type Tunggal) 29 Tabel IV.2 StandarHubunganAntara Tinggi Bangunan,JarakBebas,KDB Dan KLB Bagi BangunanRapa 30 TABEL IV.3KAPASITASDASAR(Co) 34 TABEL IV.4 KAPASITASTEMPATPARKIR 35 TABEL IV.5 KEBUTUHAN LAHAN DILUAR PARKIRUNTUK PERDAGANGAN ATAUKOMERSIL 35 TABEL IV.6 PERMUKAAN JALAN YANGDIBUTUHKAN UNTUK PARKIRDALAMBERBAGAI KEDUDUKAN 36 TABEL IV.7 KAPASITASTEMPATPARKIR 37 TABEL IV.8 RENCANA PENGATURAN FASILITASPARKIRTIAPJENISKEGIATAN 37 TABEL IV.9 KONSEPPENGUKURAN LOS JALUR PEDESTRIAN 39 TABEL IV.10 KRITERIA TINGKATPELAYANAN JALURPEDESTRIAN (LOS) 39 TABEL IV.11 STANDARERGONOMIKKEBUTUHAN RUANGMINIMUM 40 TABEL IV.12 LEBAR TAMBAHAN DALAMPENENTUAN DIMENSI TROTOAR42