2. Tujuan
Dapat mengetahui kriteria infeksi daerah
operasi dan dapat melaksanakan tatalaksana
pencegahan dan pengendaliannya.
3. Pokok Bahasan
Pendahuluan
Kriteria Infeksi Daerah Operasi
Stratifikasi Risiko
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Kesimpulan
4. Pendahuluan
Tahun 2010 diperkirakan 16 juta dilakukan operasi
di acute care US ,sebuah study menemukan bahwa
31% terjadi SSI dari keseluruhan HAIs.
NHSN ( National Healthcare Safety Network)
tahun 2006 – 2008, dari 849.659 prosedur operasi
kejadian infeksi 16.147 ( 1.9%)
CDC,Prosedur Associated Module SSI, January 2014
5. Pendahuluan
Menurut NHS (National Health
Scotland,Canadian Infection Control Surveilans)
angka SSI untuk operasi CABG 8 % ,untuk
operasi katup ( CARD) 4 %
Lama perawatan meningkat,60% stay in ICU
Biaya meningkat 30 %
CDC /NHSN Surveillance definition, January 2014
6. DATA INFEKSI DAERAH OPERASI RUMAH SAKIT
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
HARAPAN KITA
PERIODE TAHUN 2001 S/D TAHUN 2013
7. Pengertian
• Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang
terjadi pada tempat atau daerah insisi akibat suatu
tindakan pembedahan yang di dapatkan dalam 30 –
90 hari setelah operasi, pada luka terbuka dan
tertutup, Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional
superficial, insisional dalam dan insisional rongga
CDC/NHSN Protocol Clasifications, July 2013
9. Superficial incisional SSI
Infeksi yang terjadi 30 hari setelah prosedur operasi ( dimana hari
prosedur dianggap hari ke 1) dan
melibatkan hanya kulit dan subkutan
dan
Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :
Keluar cairan purulen dari luka insisi
Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau sengaja
dibuka oleh ahli bedah dengan cultur positif atau tanpa cultur
Dan
Pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda dan gejala:
demam (>38ºc), tanda infeksi lokal ( sakit, merah dan lunak),
Hasil kultur negative tidak termasuk kriteria.
Dokter menyatakan infeksi
10. Deep Incisional
Infeksi yang terjadi 30 atau 90 hari setelah prosedur operasi
Dan
termasuk insisi jaringan lunak ( lapisan otot dan fascia)
Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :
Keluar cairan purulen dari luka insisi
Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau sengaja
dibuka oleh ahli bedah dengan cultur positif atau tanpa cultur
Dan
Pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda dan gejala:
demam (> 38ºc), tanda infeksi lokal ( sakit, merah dan lunak),
Hasil kultur negative tidak termasuk kriteria.
Bukti abses atau infeksi lain selama prosedur atau dengan
histopatologi maupun pencitraan
CDC/NHSN Surveillance Definition of Healthcare-Associated Infection and
Criteria for Specific Types of Infections in the Acute Care Setting, Januari 2014
11. Organ/ Space SSI
Infeksi yang terjadi 30 atau 90 hari setelah
prosedur operasi
Dan
Infeksi yang melibatkan setiap bagian dari tubuh
termasuk insisi kulit, fasia, atau lapisan otot yang
dibuka atau di manipulasi selama prosedur.
Adanya organisme yang diperoleh dari cairan atau
jaringan
Bukti abses atau infeksi lain selama prosedur
atau dengan histopatologi maupun pencitraan
CDC/NHSN Surveillance Definition of Healthcare-Associated Infection and
Criteria for Specific Types of Infections in the Acute Care Setting, Januari 2014
14. 14
Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut
National Nosocomial Infection Surveilance ( NNIS )
Berdasarkan :
Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
Bersih
Bersih tercemar
Tercemar
Kotor}
Klasifikasi kondisi pasien
ASA : 1
ASA : 2
ASA : 3
ASA : 4
ASA : 5
Durasi operasi
Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
1
0
1
0
15. Kategori Operasi
1. Operasi Bersih :
Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada
kondisi pra bedah tidak terdapat peradangan dan
tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau
traktus biller
Operasi berencana dengan penutupan kulit primer,
dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup
16. Kategori operasi (lanjt)
2. Operasi Bersih Tercemar :
Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller,
traktus urinarius, traktus respiratorius sampai
dengan orofaring, atau traktus reproduksi kecuali
ovarium
Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage),
contohnya operasi pada traktus billier, apendiks,
vagina atau orofaring.
17. Kategori operasi (lanjt)
3. Operasi Tercemar :
Operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi
masih dalam waktu emas (Golden periode )
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
18. Kategori operasi (lanjt)
4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi :
Perforasi traktus digestivus, traktus
urogenitalis atau traktus respiratorius yang
terinfeksi
Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)
Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian ,
terdapat jaringan luas atau kotor
Dokter yang melakukan operasi menyatakan
sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
19. 19
Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologists (ASA Score)
ASA 1 : Pasien sehat
ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan –
sedang
ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik berat
ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat yg
mengancam kehidupan
ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup walaupun
dioperasi atau tidak.
20. 3.T .Time ( T Point )
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
SC 1
22. Faktor – faktor yang berperan dalam
menimbulkan gangguan
penyembuhan luka
Faktor Internal
• Usia
• Tipe tubuh
• Penyakit kronis
• Imunosupresi dan terapi radiasi
• Status gizi
• Nilai laboratorium (fungsi hati,
ginjal dan tiroid)
• Kepatuhan pasien
• Penurunan supply darah
(penyakit kardiovaskular dan
iskemik)
• Kandungan zat-zat seperti alkohol
dan nikotin
• Stress psikologis dan kurang tidur
Faktor Eksternal
25. Pencegahan IDO Pre Operasi
Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi, sembuhkan terlebih dahulu
infeksinya
Sarankan pasien untuk berhenti merokok 30 hari sebelum operasi
elektif.
Masa rawat inap sesingkat mungkin dan cukup waktu untuk persiapan
operasi yang memadai
• Tidak direkomendasi mengenai penghentian dan pengurangan steroid
sistemik sebelum operasi.
• Tidak direkomendasikan pakai mupirocin melalui hidung untuk
mencegah IDO
• Tidak ada rekomendasi untuk mengusahakan oksigenisasi pada luka untuk
mencegah IDO
Preoperative showering
Hair removal
26. Preoperative showering
Preoperative showering or have a bath (or help
patients to shower, bath or bed bath) using soap,
either the day before, or on the day of, surgery.
Recommendation antiseptic chlorhexidine 4%
27. Hair Removal
Do not use hair removal routinely to reduce the risk
of SSI
If hair has to be removed, use electric clippers with
single-use head on the day of surgery. Do not use
razors for hair removal.
There is evidence that shaving using razors increases the risk
of SSI
29. Clinical Study
Studies done by Seropian & Reynolds
Time of shaving vs Infection rate
The longer the time between the shave & the
operation, the greater the infection rate
Seropian & Reynolds: “Wound infection after preoperative depilatory
vs razor preparation,” American Journal of Surgery 121 (March 1971) 251-254
30. Operating Theatre
Use standardized sterile instrument
Ventilation in operating theatre:
Positive air pressure
Circulating air 15x/ 1 hour
Temperature 19-24 °C
Air humidity 40-60%
Room surface desinfected periodically with
desinfectan
31. operating theatre
Tidak banyak petugas dalam ruang operasi dan
batasi/minimalkan keluar masuk petugas
32. Pencegahan IDO Intra OPERASI
Petugas kamar bedah :
• Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah
• Tidak memakai kutek,berkuku panjang,memakai perhiasan
di tangan ( cincin,gelang,jam tangan )
• Bekerja dengan tehnik aseptik
• Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan
sarung tangan
• Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah
• Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah
33. Baju Bedah dan Drepes
3. Gunakan baju bedah dan Drepes yang kedap
air.Segera ganti baju atau Drepes yang
terkontaminasi atau tembus darah atau
cairan infeksius.
4. Gantilah gaun apabila tampak kotor,
terkontaminasi dengan percikan cairan tubuh
pasien.
5. Jangan menggunakan baju operasi di luar
kamar bedah
34. Sterilisasi alat bedah
1. Sterilkan semua alat bedah sesuai pedoman yang
direkomendasikan
2. Jangan lakukan sterilisasi cepat untuk kenyamanan atau
menghemat waktu. Sterilisasi cepat hanya untuk
perawatan pasien yang diperlukan segera
35. Antiseptic skin preparation
Prepare the skin before incision using antiseptic:
povidone-iodine or clorhexidine
If diathermy is to be used, ensure that antiseptic skin
preparation are dried by evaporation and pooling of
alcohol-based preparations is avoided
36. Alcohol Traditional Iodine /
Iodophors
CHG
Rapidity of action Most rapid Intermediate Intermediate
Gram +ve Bacteria Excellent Excellent Excellent
Gram –ve Bacteria Excellent Good Good
Mycobacterium TB Good Good Poor
Fungi Good Good Fair
Virus Good Good Good
Residual activity None Minimal*
Excellent**
Karakteristik 3 jenis cairan antiseptik
untuk kulit pasien pra operasi
• * if not washed away
• ** In repeat applications
Source: Guideline for Prevention of SSI
(1999)
38. Maintaining patient homeostasis
Maintain optimal oxygenation
give patients sufficient oxygen, ensure that haemoglobin
saturation more than 95%
Maintain patient temperature
Maintain core temperature more than 37⁰C
Maintain adequate perfusion
Do not give insulin routinely to patients who do not
have diabetes
Maintain glucose level below 200mg/dL in diabetic patient
39. Wound dressings
Cover surgical incisions with an appropriate
interactive dressing at the end of the operation
Use the dressings for 48 hours unless otherwise
clinically indicated
40. Postoperative cleansing
Use sterile saline for wound cleansing up to 48 hours
after surgery
Advise patients that they may shower safely 48 hours
after surgery
No evidence of difference between showering or not showering
to prevent SSI
41. Antibiotik Propilaktik
Pastikan pemberian antibiotika propilaksis dalam
60 menit sebelum operasi
Propilaksis dalam 24 jam setelah tindakan, khusus
jantung dalam 48 jam
Pastikan antibiotika propilaksis diberikan sesuai
pedoman antibiotika lokal, sesuai kategori operasi
spesifik.
42. Pendidikan & pelatihan
• Membrikan pendidikan & pelatihan
kepada petugas RS
• Memberikan Motivasi kepada petugas
43. 43
Surveilans
Populasi berisiko SSI → semua pasien yang
dilakukan tindakan pembedahan
Numerator → jumlah kasus terjadi SSI
Denominator → jumlah pasien yang dilakukan
operasi (Stratifikasi berdasarkan Indeks Risiko)
Angka infeksi : Jumlah kasus infeksi x 100 = 0/0
Jumlah kasus operasi
(berdasarkan Indeks Risiko)
44. KESIMPULAN
SSI adalah masalah yang sangat komplek
di pelayanan kesehatan samapi dengan saat
ini baik di indonesia maupun di dunia
Bencegahan dan pengendalian SSI dengan
menjalankan bundles sesuai dengan
standar
Pendidikan dan pelatihan terhadap petugas
45. References
Surgical Site Infection; Prevention and Treatment.
National Institute for Health and Clinical
Excellence. October 2008
Surgical Site Infection Event. Centers for Disease
Control and Prevention. January 2012
CDC Procedure Associated Module SSI, January
2014
CDC /NHSN Surveillance definition, January 2014