Teks tersebut merupakan ringkasan dari ujian akhir semester mata kuliah Tasawuf dan Pendidikan Spiritual. Teks tersebut menjelaskan soal dan jawaban ujian tersebut, termasuk menjelaskan peran dan fungsi tasawuf dalam menciptakan masyarakat yang sehat, aman, makmur, dan bahagia dengan mengutip pendapat ulama dan dalil-dalil Alquran dan Hadist.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Uas muhen
1. UJIAN AKHIR SEMESTER
“TASAWUF DAN PENDIDIKAN SPIRITUAL”
Disusun Oleh:
Muhammad Hendri (18329198)
Dosen : Dr. Ahmad Rivauzi, S.PdI., MA.
2. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Soal dan Jawaban Ujian Akhir Semester (UAS)
Semester III (Juli-Desember 2019)
A. Soal
1. Identifikasi dan kemukakan satu permasalahan etos kerja yang ada di
lingkungan anda, dan jelaskan peran dan fungsi tashawuf dalam
mengatasi permasalahan etos kerja tersebut beserta dalil-dalilnya
dalam al-Quran dan Sunnah!
2. Jelaskan peran dan fungsi Tashawuf untuk mewujudkan masyarakat
sehat, aman, makmur, sejahtera dan bahagia!
3. Kemukakan pandangan saudara tentang bagaimana upaya
menginternalisasikan tashawuf dalam mata pelajaran dan
membangun budaya di sekolah terkait dengan upaya penguatan
pendidikan karakter masyarakat sekolah!
B. Jawaban
1. Permasalahan etos kerja yang ada dilingkungan kita salah
satunya yaitu,
Banyaknya orang yang mempunyai karakter tidak disiplin,
malas, dan kemauan bekerja yang rendah, merupakan karakter yang
tidak sejajar dengan ajaran Islam, karena Islam selalu memberikan
motivasi dalam bekerja dan bersikap menghargai waktu.
3. Islam mengajarkan padaumatnya agar senantiasa berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak dibenarkan seseorang muslim
berpangku tangan saja atau berdoa menghrapkan rezeki datang dari
langit tanpa mengiringinya dengan usaha. Namun demikian tidak
dibenarkan pula terlalu mengandalakan kemampuan diri sehingga
melupakan pertolongan Allah dan tidak mau berdoa kepada-Nya.
Islam sangat mencela orang yang mampu untuk berusaha dan
memiliki badan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, melainkan hanya
menggantungkan hidupnya pada orang lain. Misalnya dengan cara
meminta- minta. Keadaan seperti itu sangat tidak sesuai dengan sifat
umat islam yang mulia dan memiliki kekuatan.
Seorang mukmin harus berusaha untuk memanfaatkan
kesempatan terhadap segala sesuatu yang bermanfaat yaitu dengan
mengisi waktunya dengan aktivitas yang bermanfaat. Setelah berusaha
dengan baik, seorang mukmin harus bertawakal dan berdoa kepada
Allah. Jika ditimpa kegagalan seorang muslim tidak boleh berkata
“kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu.” Akan tetapi,
hendaknya ia berkata ”Allah swt. telah menentukan dan menghendaki
hal itu.” Karena pernyataan kalau berarti mendahului kehendak Allah
dan termasuk salah satu perbuatan setan.
Jika dikorelasikan dengan tasawuf maka, fungsi dan peranan
tasawuf ini membuat seseorang selalu dekat dengan Allah SWT, jika
seseorang sudah dekat dengan Allah SWT maka setiap melakukan
pekerjaan selalu berpedoman pada Al-Qur’an, hadits, dan keteladanan
yang pernah ditunjukkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
dalam membangun peradaban Islam. Hal ini berarti mengajarkan
kepada kita supaya kita sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan
bukan malah sebaliknya malas-malasan1. Selain itu Islam mengajarkan
kepada kita agar kita bermanfaat bagi orang lain bukan malah
sebaliknya2
1 Julkifli Marbun, Tasawuf dan Etos Kerja Dinilai Dapat Dikorelasikan,(Yogyakarta,2014).
2 Zakky Mubarak, Anjuran Islam tentang Etos Kerja dan Profesionalisme, (Jakarta: Nu Online,
2015).
4. َّنَا ٍعِفا َر نْب ٍةَعَف ِر ْنَعِلُجَّالر ُلَمَع : َالَق ؟ ُبَيْطَا ِبَسَكلْا ُّىَا َلِئُس َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص َىِبَّنال
) مْيِكَالح ُهَحَحَص َو ار َزَبلْا ُها َوَر ( ٌرْوُرْبَم ٍعِيَب ُّلُكَو ِهِدَيِب
. Terjemahan hadits
“Rifa’ah bin Rafi’berkata bahwa NabiMuhammad SAW ditanya :apa
mata pencaharian yang paling baik?. Nabi menjawab: seseorang
bekerja dengan tangannya dan tiap-tiap jual beli yang bersih.” (HR.
Al-Bazzar dan ditashihkan Hakim).3
Penjelasan Hadits
Islam mengajarkan padaumatnya agar senantiasa berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak dibenarkan seseorang muslim
berpangku tangan saja atau berdoa mengahrapkan rezeki datang dari
langit tanpa mengiringinya dengan usaha. Namun demikian tidak
dibenarkan pula terlalu mengandalakan kemampuan diri sehingga
melupakan pertolongan Allah dan tidak mau berdoa kepada-Nya.
Telah menjadi sunatullah di dunia bahwa kemakmuran akan
dicapai oleh mereka yang bekerja keras dan memanfaatkan segala
potensinya untuk mencapai keinginannya. Tidak heran jika banyak
orang yang tidak beriman kepada Allah,tetapi mau bekerja untuk
mendapatkan kemakmuran di dunia walaupun di akhirat ia tetap
celaka.Sebaliknya ada pula yang beriman kepada Allah, tetapi tidak
mau bekerja dan berusaha sehingga sulit untuk mencapai kemakmuran.
Selain itu, islam pun menjamin dan melindungi mereka ysng mau
bekerja keras danmenyuruh paramajikan untuk menghargai kerja keras
orang yang bekerja padanya.
Diantara hikmah dari rezeki yang di hasilkan melalui tangan
sendiri adalah terasa lebih nikmat dari hasil kerja orang lain. Juga akan
menumbuhkan hidup hemat karna merasakan bagaimana payahnya
mencari rezeki.
Menurut Imam Al-ghazali, manusia dalam hubungannya dengan
kehidupan dunia dan akhirat terbagi pada tiga golongan:
a. Orang-orang yang sukses atau menang
b. Orang-orang yang celaka
c. Orang yang berada diantara keduanya
3 Rahmat syafe’i,Prof.DR.H. Buku Al-Hadis, Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum : pustaka setia.
5. Menurut Al-Faqih Abu Laits Samarqandi. Orang yang
menginginkan usaha,harta yang halal,ia harus memelihara 5 perkara,
yaitu:
a. Tidak menunda kewajiban terhadap Allah swt. tidak menghambat
apalagi mengalangi kewajiban sebagai hamba Allah.
b. Tidak ada seorang pun yang merasa dirugikan atau atau di ganggu
akibat usahanya.
c. Memelihara kehormatan diri dan keluarga
d. Tidak membinasakan diri dalam usaha, dan
e. Tidak beranggapan bahwa rezekinya diproleh dari usahanya,
melainkan dating langsung dari Allah, sedangkan usaha semata hanya
factor penyebab datangnyab rezeki.
Setiap orang islam hendaknya menggunakan waktunya untuk
bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalma islam, mata
pencagarian yang di anggap paling baik adalah pekerjaan yang
menggunakan tangan sendiri dan jual beli yang bersih dan halal.
2. Peran dan fungsi tasawuf
a. Pengertian masyarakat Sehat
Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Kesehatan fisik biasanya
tergantung pada makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang
dikonsumsi harus sehat danhalal. Maka diperlukan makanan yang sehat
dan halal, makanan dan minuman yang tidak sehat dapat menyebabkan
penyakit dan yang haram dapat membentuk karakter yang buruk, dan
karakter yang buruk merupakan cermin dari jiwa yang tidak sehat.
Dalam tasawuf makanan dianjurkan lebih banyak sayur-sayuran
dan buah-buahan, serta sebaiknya tidak boleh terlalu banyak makan
daging, karena daging dapat membentuk karakter yang keras.
Makanan haram bukan hanya babi, minuman haram bukan hanya
minuman keras, tetapi yang dimaksud makanan dan minuman haram
yang dihasilkan dengan cara yang haram seperti curian, korupsi, dll.
Menurut Syekh Hakim Mu’inuddin Chisyti, dikalangan sufi ada
daftar menu makanan Nabi Muhammad SAW yang patut diperhatikan
dalam memelihara kesehatan yaitu:
6. 1. Apel, khasiatnya memperkuat jantung
2. Pisang, memperlancar buang air
3. Sereal, bermanfaat bagi orang demam
4. Kemangi, dapat memperkuat jantung
5. Wortel, dapat memperlancar menstruasi
6. Kopi, dapat menyembuhkan desentri
7. Jeruk, baik untuk jantung dan kulit
8. Madu, dapat menyembuhkan diare
9. Bayam, dapat melembutkan usus besar
10. Jahe, dapat meperbaiki pencernaan, dll. 4
b. Pengertian Masyarakat Aman
Rasa aman adalah sesuatu yang mutlak dibutuhkan. Karena itu,
tidak heran jika ditemukan sekian banyak firman Allah dan beraneka
kosakata yang digunakan oleh Al-Qur’an dan Sunnah untuk mengajak
semua pihak agar menciptakan keamanan dan perdamaian di bumi ini.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Siapa di antara kamu yang telah merasa aman hatinya, sehat
badannya dan memiliki makanan sehari-harinya maka ia bagaikan
telah dianugerahi dunia.” (HR. at-Tirmidzi)
Sedemikian berharga rasa aman bagi manusia, sampai-sampai
balasan didunia yang dijanjikan Allah kepada mereka yang menyambut
ajakan-Nya antara lain adalah rasa aman itu. Allah berfirman:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguhakan menjadikan mereka berkuasa dibumi, sebagaimanaDia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguhuntukmereka, dan Dia benar-benarakan menukar(keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS.
an-Nur [24]:55)5
c. Pengertian Masyarakat Makmur dan Sejahtera
4 Sudirman Tebba. Manfaat Tasawuf dalam Kehidupan Sehari-hari.(ciputat:pustaka
irVan.2008).hal 23-27.
5 https://alkhilafahmuslim.wordpress.com/2013/04/26/agama -dan-rasa-aman/
7. Dilihat dari pengertiannya, sejahtera sebagaimana dikemukakan
dalam Kamus Besar Indonesia adalah aman, sentosa, damai, makmur,
dan selamat (terlepas) dari segala macam gangguan, kesukaran, dan
sebagainya. Pengertian ini sejalan dengan pengertian “Islam” yang
berarti selamat, sentosa, aman, dan damai. Dari pengertiannya ini dapat
dipahami bahwa masalah kesejahteraan sosial sejalan dengan misi
Islam itu sendiri. Misi inilah yang sekaligus menjadi misi kerasulan
Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang
berbunyi:
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. al-anbiyâ’ [21]: 107).
Terlihat bahwa seluruh aspek ajaran Islam ternyata selalu terkait
dengan masalah kesejahteraan sosial. Hubungan dengan Allah
misalnya, harus dibarengi dengan hubungan dengan sesama manusia
(habl min Allâh wa habl min an-nâs). Demikian pula anjuran beriman
selalu diiringi dengan anjuran melakukan amal saleh, yang di dalamnya
termasuk mewujudkan kesejahteraan sosial.
d. Pengertian Masyarakat Hidup Bahagia
Hidup sehat merupakan salah satu syarat untuk hidup bahagia.
Orang yang tidak sehat mungkin sekali tidak bahagia. Selain itu, rasa
bahagia muncul dari dalam diri sendiri berupa sikap hidup, bukan dari
luar seperti kekayaan, kekuasaan, popularitas, dan sebagainya. Sikap
hidup itu adalah merasa cukup dan mensyukuri apa yang di peroleh,
bersabar dan senang dengan kehidupannya meski kurang beruntung.
Optimistis dan mencintai kehidupannya.
3. Penguatan pendidikan karakter di sekolah harus disesuaikan
dengan fungsi pendidikan karakter itu sendiri, yaitu
membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik agar
berpikir baik dan berhati baik. Untuk itu, diperlukannya
internalisasi tasawuf dalam pembelajaran. Metode yang saya
gunakan untuk proses pembentukan akhlak melalui pengembangan
kecerdasan spiritual adalah:
A. metode uswah al-hasanah. Langkah kongkrit dalam
pembelajaran adalah adanya integrasi antara ilmu
8. pengetahuan umum dengan nilai-nilai religius dan ilmu
agama. Membiasakan anak untuk selalu membaca
Bismillah sebelum pembelajaran dimulai atau pun ketika
akan mengerjakan sesuatu. Membiasakan untuk selalu
bersyukur atas apa yang didapatkan hari ini,
melaksanakan sholat berjamaah,
B. Menggunakan metode diskusi yakni mengajarkan anak
untuk bisa memecahkan masalah, sehingga dapat
mengaktifkan siswa dalam mengeluarkan pendapat.
Metode ini juga termasuk dalam pembiasaan akhlakul
karimah karena disini diajari untuk saling menghormati
dan menghargai pendapat orang lain
Cara mengontrol kegiatan anak dalam pembentukan akhlak melalui
pengembangan kecerdasan spiritual adalah setiap guru mempunyai
buku rekam data, sehingga dari buku tersebut akan diketahui
bagaimana prestasi anak setiap harinya dan juga perilaku siswa
ketika berada disekolah. Metode uswatun hasanah adalah
memberikan teladan kepada siswa, dari metode ini saya dapat
mengontrol sikap anak, guru memberikan contoh bagaimana
berperilaku yang baik sehingga anak bisa membedakan mana
perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Selain itu saya
juga mengontol anak dari pengamatan, mengamati setiap kagiatan
yang dilakukan siswa, mengamati prestasinya meningkat atau malah
menurun, mengamati akhlaknya dari sikap yang ditunjukkan kepada
guru, orang yang lebih tua, maupun kepada teman-temannya. Ketika
anak mendapatkan suatu masalah maka saya sebagai guru akidah
akhlak wajib memberikan konseling atau memberikan solusi
9. sehingga masalah anak tersebut tidak menjadi berlarut-larut yang
pada akhirnya akan menghancurkan masa depan anak itu sendiri
Proses pembentukanakhlak anak itu sangat banyak macamnya dan
banyak faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya akhlak
anak diantaranya adalah:
A. faktor dari luar dirinya (lingkungan, keluarga, sekolah,
pergaulan teman, dan pemimpin), dan faktor dari dalam
dirinya (kepercayaan, keinginan, hati nurani, dan hawa
nafsu). Faktor dari luar dapat dibentuk dari lingkungan
yang mendukung sehingga akan menghasilkan akhlak yang
baik.
B. faktor dari dalam diri dibutuhkan kesadaran diri sendiri
dan juga kecerdasan spiritual yang tinggi agar
menghasilkan akhlak yang mulia. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan dapat merangsang peserta didik
agar mempunyai keinginan tinggi untuk menggali
kecerdasan spiritual mereka, mengaktifkan hati nurani
mereka.
Membangun budaya disekolahterkaitdengan upaya penguatan
pendidikan karakte masyarakat sekolah
10. Dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mempunyai banyak
bidang, dalam meningkatkan kecerdasan spiritual salah satunya
mempunyai bidang keagamaan, melaksanakan sholat berjamaah di
sekolah setiap waktu dhuhur dan ashar, mengkaji segala sesuatu
tentang agama islam seperti baca tulis Al-Qur’an, sholawatan,
khitobah, kaligrafi, qosidah, dan lain sebagainya. Tujuan dari
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah khususnya bidang keagamaan
dalam mengembangkan kecerdasan spiritualnya adalah melaui
berbagai cara, yaitu Pendalaman, yaitu pengayaan materi, teori, dan
membuka wawasan baru sesuai dengan tema. Penguatan, yaitu
peningkatan keimanan dan ketaqwaan. pembiasaan, yaitu
pengamalan dan pembudayaan ajaran agama serta perilaku akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dan perluasan, yaitu penggalian
potensi, bakat, minat, keterampilan dan kemampuan peserta didik