2. Jalan yang Berkeselamatan
Menjaga kendaraan tetap berada pada
jalurnya dengan selamat.
Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang
direncanakan dan tidak ada yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
3. Definisi Jalan yang Berkeselamatan
menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan yang
aman
memperingatkan pengemudi akan adanya elemen-
elemen jalan yang dibawah standar atau yang tidak biasa
menginformasikan pengemudi akan berbagai kondisi
yang akan dijumpai
memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang
memiliki elemen jalan yang tidak umum
mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat
ada percabangan jalan
memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas
dari pengemudi pada saat mengemudikan kendaraannya
4. Definisi Jalan yang Berkeselamatan
Juga:
tidak memberikan kejutan pada pengemudi
dalam hal pengendalian lalu lintas jalan
memberikan informasi yang sesuai dengan
kapasitas mencerna informasi dari manusia
memberikan informasi yang berulang, jika
diperlukan, untuk menekankan adanya potensi
bahaya yang akan ditemui pengemudi
5.
6. 3 Prinsip Utama Jalan Berkeselamatan
Self explaining: infrastruktur jalan yang mampu
memandu pengguna jalan – tanpa komunikasi
Self enforcement: infrastruktur jalan yang mampu
menciptakan kepatuhan – tanpa peringatan
Forgiving road: infrastruktur jalan yang mampu
meminimalisir kesalahan pengguna jalan –
meminimalisir tingkat keparahan korban
7. Self-explaining
Perancang menggunakan aspek keselamatan yang
maksimal pada geometrik
Desain jalan berikut elemen jalan yang mudah
dicerna sehingga dapat membantu pengguna jalan
mengetahui situasi dan kondisi segmen jalan
berikutnya
Rambu, marka, dan sinyal mampu menuntun
pengguna jalan untuk mengetahui situasi dan kondisi
segmen jalan berikutnya
8. Self-enforcing
Perancang jalan memenuhi desain perlengkapan
jalan yang maksimal
Rambu, marka, dan sinyal mampu mengendalikan
pengguna jalan untuk tetap pada jalurnya
Rambu, marka, dan sinyal / isyarat lalu lintas
mampu mengendalikan pengguna jalan untuk
memenuhi kecepatan yang aman dan jarak
kendaraan
9. Forgiving road
Perancang jalan tidak hanya memenuhi aspek
geometrik serta perlengkapan jalan akan tetapi juga
bangunan pelengkap jalan serta perangkat lainnya
berkeselamatan
Desain pagar keselamatan jalan serta perangkat
keselamatan jalan lainnya mampu mengarahkan
pengguna jalan agar tetap berada pada jalurnya
dan kalaupun terjadi kecelakaan tidak menimbulkan
korban fatal
Desain perangkat keselamatan jalan yang mampu
mengingatkan pengguna jalan/meminimalisir
kesalahan pengguna jalan
10. Dengan demikian …
Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya →
Delineasi
Desain elemen jalan yang berkeselamatan
2. memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang
dapat ‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan →
Area bebas sisi jalan
Manajemen hazard sisi jalan
Pagar keselamatan
11. Delineasi
Fungsi: memandu, memberikan informasi, dan
memperingatkan pengendara akan kondisi jalan yang
ada di depannya, termasuk diantaranya:
Lajur yang harus dilalui
Perubahan alinyemen jalan
Adanya tikungan dan ketajaman dari tikungan
Perubahan sementara pada kondisi jalan akibat
pekerjaan jalan
12. Delineasi
Delineasi dapat berupa:
Marka garis
Marka berprofil
RRPM (mata kucing)
Patok pengarah
Chevron
Rambu peringatan
Kondisi rambu dan marka yang buruk dapat
menjadikan tanda peringatan itu tidak informatif, maka
potensi kecelakaan menjadi lebih tinggi.
13.
14.
15. Patok Pengarah dan Chevron
Patok pengarah untuk menandai batas jalan guna membantu
pengendara mengetahui alinyemen jalan di depannya.
Patok pengarah pada jalan sebaiknya terbuat dari bahan
tidak berbahaya jika ditabrak oleh kendaraan yang keluar
lajur.
Patok pengarah harus dilengkapi dengan material retro-
reflektif agar dapat memandu pengendara pada malam hari.
Umumnya, material retro-reflektif yang digunakan berwarna
merah untuk bahu luar dan berwarna putih pada
median/kanan jalan.
Chevron juga harus menggunakan material retro-reflektif
Patok pengarah dan chevron perlu dipelihara..
19. Rambu Peringatan
Untuk memperingatkan pengguna jalan akan adanya
kondisi yang berpotensi membahayakan pada jalan atau
di dekat jalan.
Prinsip perambuan jalan:
Rambu harus terlihat
Rambu harus mudah dibaca
Rambu harus mudah dimengerti
Rambu harus dapat dipercaya
Rambu harus konsisten
Rambu harus benar – hanya ada satu rambu yang paling
tepat untuk suatu situasi tertentu.
20. Rambu Peringatan
Satu tiang rambu maksimal hanya diperuntukkan
bagi dua daun rambu.
Lokasi pemasangan rambu harus diperhatikan
sehingga tidak mengganggu pandangan.
Keberadaan tanaman/tumbuhan di sekitar
rambu harus diperhatikan agar pertumbuhan
tanaman/tumbuhan tersebut tidak menghalangi
rambu.
Rambu harus terlihat dalam keadaan gelap,
sehingga rambu harus terbuat dari material yang
refletif.
21.
22.
23.
24.
25.
26. Desain Elemen Jalan
Lebar lajur
Bahu jalan
Alinyemen horisontal dan pelebaran pada
tikungan
Alinyemen vertikal
Permukaan jalan
Jarak pandang
Drainase
44. COHERENCE (keterpaduan)
Apakah semua unsur-unsur jalan (cross section, marka jalan,
batas kecepatan, rambu lalu lintas) koheren dengan fungsi
jalan?
48. Konsep Area Bebas Sisi Jalan
Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi
lajur lalu lintas terluar (atau dekat median) yang
harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang
berpotensi membahayakan kendaraan yang keluar
dari lajur lalu lintas.
Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan
dapat melambat dan menghindari tabrakan
dengan objek tetap, serta tempat bagi
pengendara untuk dapat memulihkan kendali atas
kendaraannya.
49. Area Bebas Sisi Jalan
Bahaya pinggir jalan yang sering ditemui:
Lereng timbunan tanah yang curam
Saluran drainase yang terbuka
Dinding penahan
Pohon dan tiang listrik
Area Bebas
50. Area Bebas Sisi Jalan
Lebar area bebas pada sisi jalan ditentukan berdasarkan lebar dimana 85%
kendaraan yang keluar lajur dapat pulih sebelum menabrak obyek
berbahaya.
Lebar daerah bebas dasar, dengan asumsi jalan lurus dan
samping jalan rata, akan tetapi perlu dipertimbangkan kalau ada
timbunan dan tikungan horizontal.
51. Lebar Dasar Area Bebas
hanya berlaku untuk jalan yang lurus dan
memiliki kemiringan sisi jalan yang datar.
53. Pengaruh Kemiringan Lereng Timbunan
pada Lebar Daerah Bebas
Case 1
Slope < 6:1
(Slope has no effect
on Clear Zone)
Case 2
3.5:1 < Slope < 6:1
(Vehicle travels twice as
far on batter)
Case 3
Slope > 3.5:1
(Vehicle will travel to
toe of batter at least)
55. Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan:
Menghilangkan
Mendesain ulang agar tidak membahayakan
Merelokasi ke tempat yang tidak memungkinkan untuk
ditabrak
Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap
tumbukan akibat tabrakan
Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang
sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion)
Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah
terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat.
56. Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
Pohon
Tiang utilitas
Patok kilometer dan patok pengarah
Pagar jembatan
Lereng timbunan
Tebing
Saluran drainase terbuka
Genangan air
57. a. Pohon
Merupakan hazard jika terletak di dalam area bebas sisi jalan dan
memiliki diameter lebih besar dari 100 mm.
Agar berkeselamatan:
Jika dianggap membahayakan, maka harus ditebang.
Jika tidak dapat ditebang, maka perlu ditutupi dengan pagar
keselamatan tergantung sejumlah faktor seperti lokasi,
kondisi lingkungan, data historis kecelakaan di lokasi
tersebut, dan juga pertimbangan ekonomi. Dan jika diyakini
bahwa tabrakan dengan pagar tersebut akan lebih tidak
membahayakan dibanding tabrakan dengan pohon yang
ditutupinya.
58. b. Tiang Utilitas
Berpotensi bahaya jika tertabrak dan keberadaannya dapat
menghalangi pandangan.
Bahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan tiang utilitas
berkaitan dengan lokasi, ukuran, dan jenis konstruksinya.
Agar berkeselamatan:
Sedapat mungkin, diletakan sedemikian rupa agar kendaraan
yang keluar jalur tidak akan menabrak. Jika tidak, perlu ditutupi
dengan pagar keselamatan atau didesain dapat patah atau
bengkok jika tertabrak oleh kendaraan.
Lokasi tiang harus tidak mengganggu pandangan.
Ganti tiang dengan yang lebih tipis dan mudah lepas jika
tertabrak. Jika tidak memungkinkan, tutupi tiang tersebut dengan
pagar keselamatan.
Gunakan tiang lampu berdasar licin yang mudah lepas jika
tertabrak kendaraan.
59.
60.
61. c. Patok kilometer dan patok pengarah
Merupakan obyek berbahaya karena umumnya
terbuat dari beton yang kaku dan terletak di dalam
area bebas sisi jalan.
Agar berkeselamatan:
Tempatkan patok kilometer di luar area bebas sisi jalan,
atau ganti material patok kilometer dengan material
yang kurang kaku, misal plastik.
Jangan pernah menggunakan patok pengarah yang
terbuat dari beton. Selalu gunakan patok pengarah
plastik, kayu, atau besi tipis.
62.
63.
64. d. Pagar jembatan
Posisi dari pilar jembatan.
Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan
yang lepas kendali, baik di sisi bahu luar maupun di
median.
Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan
pagar keselamatan.
Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang
yang cukup (minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan
pagar keselamatan.
Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan
(membentuk terowongan pada bagian bawah jembatan), maka
ujung dinding pilar jembatan yang berada pada sisi dan median
jalan harus ditutupi pagar keselamatan (dan/atau bantalan
tabrakan).
65.
66.
67.
68.
69. e. Lereng timbunan
Agar berkeselamatan:
Upayakan kemiringan lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih
curam dari 1(V) : 4(H).
Jika lalu lintas truk besar cukup dominan, maka kemiringan
lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) : 6(H).
Jika kemiringan lereng tidak dapat dimodifikasi, perlu
dipertimbangkan untuk menutupi kemiringan lereng tersebut
dengan pagar keselamatan.
Gambar berikut memberikan panduan dalam
mempertimbangkan perlu tidaknya dipasang pagar
keselamatan untuk menutupi kemiringan lereng sisi jalan.
70.
71.
72. f. Tebing
Tebing tanah sisi jalan biasanya dilindungi dengan dinding penahan tanah
untuk mencegah terjadinya longsoran tanah dari tebing tersebut.
Curam dan dalam area bebas jalan.
Permukaan harus rata dan halus agar dapat berfungsi sebagai pagar
keselamatan kaku (rigid barrier).
Agar dapat mengarahkan kendaraan kembali pada jalurnya jika sampai
tertabrak.
Untuk tebing dari bebatuan alam.
Upayakan tidak memiliki tonjolan bebatuan yang dapat menyebabkan
kendaraan terbalik atau tersangkut.
Jika permukaan tidak rata dan halus, perlu harus ditutupi dengan pagar
keselamatan.
Sebaiknya, pada dasar tebing tidak dibuat saluran drainase yang dalam dan
terbuka.
73.
74. g. Saluran drainase terbuka
Saluran drainase terbuka dalam di sisi jalan dapat membuat
kendaraan yang keluar jalur terperosok dan terjebak.
Maka penempatan dan desain saluran drainase perlu
mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan:
Saluran sebaiknya ditempatkan di luar area bebas sisi jalan.
Jika memungkinkan, gunakan saluran bawah tanah.
Hindari desain saluran drainase dengan tipe U atau V, gunakan bentuk
trapezoid.
Kemiringan sisi saluran drainase sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) :
3(H) untuk menghindari kendaraan terperosok dan terjebak ke dalam
saluran.
Jika tidak dapat dipindahkan atau dimodifikasi, beri penutup. Tetapi
penutup harus didesain agar tidak menghalangi masuknya air ke
saluran.
Jika penutupan juga tidak dapat dilakukan, pasang pagar keselamatan.
75.
76.
77. h. Genangan air
Genangan air disini adalah air yang tergenang dalam volume
banyak yang terdapat pada sisi jalan, misalnya: sungai, danau,
empang, dsb.
Genangan air ini dapat menjadi potensi bahaya bagi kendaraan
yang keluar jalur, tergantung pada kedalaman dan aksesibilitas
genangan air tersebut.
Air yang bergerak dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar
dibandingkan jika tergenang.
Aksesibilitas genangan air tersebut juga menjadi faktor
pertimbangan bagi pemasangan pagar keselamatan untuk
melindungi kendaraan yang keluar jalur tercebur ke dalam
genangan air tersebut.
86. PEMERIKSAAN UNTUK
PRINSIP JALAN
BERKESELAMATAN:
Informasi cukup ?
Tidak dimengerti atau salahpaham ?
Menimbulkan kebingungan (ambiguos)?
Menyebabkan keraguan?
Apakah memberikan visibilitas memadai atau
menghalangi pandangan pengguna jalan ?
Apakah mengandung kondisi bahaya ?