SlideShare a Scribd company logo
1 of 87
PRINSIP JALAN
YANG BERKESELAMATAN
Jany Agustin
Jalan yang Berkeselamatan
 Menjaga kendaraan tetap berada pada
jalurnya dengan selamat.
 Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang
direncanakan dan tidak ada yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
Definisi Jalan yang Berkeselamatan
 menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan yang
aman
 memperingatkan pengemudi akan adanya elemen-
elemen jalan yang dibawah standar atau yang tidak biasa
 menginformasikan pengemudi akan berbagai kondisi
yang akan dijumpai
 memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang
memiliki elemen jalan yang tidak umum
 mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat
ada percabangan jalan
 memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas
dari pengemudi pada saat mengemudikan kendaraannya
Definisi Jalan yang Berkeselamatan
Juga:
 tidak memberikan kejutan pada pengemudi
dalam hal pengendalian lalu lintas jalan
 memberikan informasi yang sesuai dengan
kapasitas mencerna informasi dari manusia
 memberikan informasi yang berulang, jika
diperlukan, untuk menekankan adanya potensi
bahaya yang akan ditemui pengemudi
3 Prinsip Utama Jalan Berkeselamatan
 Self explaining: infrastruktur jalan yang mampu
memandu pengguna jalan – tanpa komunikasi
 Self enforcement: infrastruktur jalan yang mampu
menciptakan kepatuhan – tanpa peringatan
 Forgiving road: infrastruktur jalan yang mampu
meminimalisir kesalahan pengguna jalan –
meminimalisir tingkat keparahan korban
Self-explaining
 Perancang menggunakan aspek keselamatan yang
maksimal pada geometrik
 Desain jalan berikut elemen jalan yang mudah
dicerna sehingga dapat membantu pengguna jalan
mengetahui situasi dan kondisi segmen jalan
berikutnya
 Rambu, marka, dan sinyal mampu menuntun
pengguna jalan untuk mengetahui situasi dan kondisi
segmen jalan berikutnya
Self-enforcing
 Perancang jalan memenuhi desain perlengkapan
jalan yang maksimal
 Rambu, marka, dan sinyal mampu mengendalikan
pengguna jalan untuk tetap pada jalurnya
 Rambu, marka, dan sinyal / isyarat lalu lintas
mampu mengendalikan pengguna jalan untuk
memenuhi kecepatan yang aman dan jarak
kendaraan
Forgiving road
 Perancang jalan tidak hanya memenuhi aspek
geometrik serta perlengkapan jalan akan tetapi juga
bangunan pelengkap jalan serta perangkat lainnya
berkeselamatan
 Desain pagar keselamatan jalan serta perangkat
keselamatan jalan lainnya mampu mengarahkan
pengguna jalan agar tetap berada pada jalurnya
dan kalaupun terjadi kecelakaan tidak menimbulkan
korban fatal
 Desain perangkat keselamatan jalan yang mampu
mengingatkan pengguna jalan/meminimalisir
kesalahan pengguna jalan
Dengan demikian …
Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya →
 Delineasi
 Desain elemen jalan yang berkeselamatan
2. memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang
dapat ‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan →
 Area bebas sisi jalan
 Manajemen hazard sisi jalan
 Pagar keselamatan
Delineasi
Fungsi: memandu, memberikan informasi, dan
memperingatkan pengendara akan kondisi jalan yang
ada di depannya, termasuk diantaranya:
 Lajur yang harus dilalui
 Perubahan alinyemen jalan
 Adanya tikungan dan ketajaman dari tikungan
 Perubahan sementara pada kondisi jalan akibat
pekerjaan jalan
Delineasi
 Delineasi dapat berupa:
 Marka garis
 Marka berprofil
 RRPM (mata kucing)
 Patok pengarah
 Chevron
 Rambu peringatan
 Kondisi rambu dan marka yang buruk dapat
menjadikan tanda peringatan itu tidak informatif, maka
potensi kecelakaan menjadi lebih tinggi.
Patok Pengarah dan Chevron
 Patok pengarah untuk menandai batas jalan guna membantu
pengendara mengetahui alinyemen jalan di depannya.
 Patok pengarah pada jalan sebaiknya terbuat dari bahan
tidak berbahaya jika ditabrak oleh kendaraan yang keluar
lajur.
 Patok pengarah harus dilengkapi dengan material retro-
reflektif agar dapat memandu pengendara pada malam hari.
Umumnya, material retro-reflektif yang digunakan berwarna
merah untuk bahu luar dan berwarna putih pada
median/kanan jalan.
 Chevron juga harus menggunakan material retro-reflektif
 Patok pengarah dan chevron perlu dipelihara..
Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik
Patok Pengarah
Rambu Peringatan
 Untuk memperingatkan pengguna jalan akan adanya
kondisi yang berpotensi membahayakan pada jalan atau
di dekat jalan.
 Prinsip perambuan jalan:
 Rambu harus terlihat
 Rambu harus mudah dibaca
 Rambu harus mudah dimengerti
 Rambu harus dapat dipercaya
 Rambu harus konsisten
 Rambu harus benar – hanya ada satu rambu yang paling
tepat untuk suatu situasi tertentu.
Rambu Peringatan
 Satu tiang rambu maksimal hanya diperuntukkan
bagi dua daun rambu.
 Lokasi pemasangan rambu harus diperhatikan
sehingga tidak mengganggu pandangan.
 Keberadaan tanaman/tumbuhan di sekitar
rambu harus diperhatikan agar pertumbuhan
tanaman/tumbuhan tersebut tidak menghalangi
rambu.
 Rambu harus terlihat dalam keadaan gelap,
sehingga rambu harus terbuat dari material yang
refletif.
Desain Elemen Jalan
 Lebar lajur
 Bahu jalan
 Alinyemen horisontal dan pelebaran pada
tikungan
 Alinyemen vertikal
 Permukaan jalan
 Jarak pandang
 Drainase
VISIBILITY (Jarak Pandang) :
 Apakah pengguna jalan memiliki waktu yang
cukup (jarak) untuk melihat ?
VISIBILITY (Jarak Pandang)
LEGIBILITY (Keterbacaan) :
Berapa banyak
dari informasi ini,
yang dapat ambil
di dalam 2 detik ?
Overload rambu dapat menyebabkan
informasi penting dapat terabaikan
LEGIBILITY (Keterbacaan) :
ambiguous
?
Membingungkan?
?
Membingungkan?
?
Bisa membingungkan ?
?
Bisa membingungkan ?
COHERENCE (keterpaduan)
 Apakah semua unsur-unsur jalan (cross section, marka jalan,
batas kecepatan, rambu lalu lintas) koheren dengan fungsi
jalan?
COHERENCE (keterpaduan)
ACCOMMODATION : Accommodation of all road users
ACCOMMODATION : Accommodation of all road users
Konsep Area Bebas Sisi Jalan
 Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi
lajur lalu lintas terluar (atau dekat median) yang
harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang
berpotensi membahayakan kendaraan yang keluar
dari lajur lalu lintas.
 Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan
dapat melambat dan menghindari tabrakan
dengan objek tetap, serta tempat bagi
pengendara untuk dapat memulihkan kendali atas
kendaraannya.
Area Bebas Sisi Jalan
Bahaya pinggir jalan yang sering ditemui:
 Lereng timbunan tanah yang curam
 Saluran drainase yang terbuka
 Dinding penahan
 Pohon dan tiang listrik
Area Bebas
Area Bebas Sisi Jalan
Lebar area bebas pada sisi jalan ditentukan berdasarkan lebar dimana 85%
kendaraan yang keluar lajur dapat pulih sebelum menabrak obyek
berbahaya.
Lebar daerah bebas dasar, dengan asumsi jalan lurus dan
samping jalan rata, akan tetapi perlu dipertimbangkan kalau ada
timbunan dan tikungan horizontal.
Lebar Dasar Area Bebas
hanya berlaku untuk jalan yang lurus dan
memiliki kemiringan sisi jalan yang datar.
Pengaruh Kurva Horizontal pada
Daerah Bebas
Pengaruh Kemiringan Lereng Timbunan
pada Lebar Daerah Bebas
Case 1
Slope < 6:1
(Slope has no effect
on Clear Zone)
Case 2
3.5:1 < Slope < 6:1
(Vehicle travels twice as
far on batter)
Case 3
Slope > 3.5:1
(Vehicle will travel to
toe of batter at least)
Sumber: Austroads (2010)
Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan:
 Menghilangkan
 Mendesain ulang agar tidak membahayakan
 Merelokasi ke tempat yang tidak memungkinkan untuk
ditabrak
 Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap
tumbukan akibat tabrakan
 Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang
sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion)
 Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah
terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat.
Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
 Pohon
 Tiang utilitas
 Patok kilometer dan patok pengarah
 Pagar jembatan
 Lereng timbunan
 Tebing
 Saluran drainase terbuka
 Genangan air
a. Pohon
 Merupakan hazard jika terletak di dalam area bebas sisi jalan dan
memiliki diameter lebih besar dari 100 mm.
 Agar berkeselamatan:
 Jika dianggap membahayakan, maka harus ditebang.
 Jika tidak dapat ditebang, maka perlu ditutupi dengan pagar
keselamatan tergantung sejumlah faktor seperti lokasi,
kondisi lingkungan, data historis kecelakaan di lokasi
tersebut, dan juga pertimbangan ekonomi. Dan jika diyakini
bahwa tabrakan dengan pagar tersebut akan lebih tidak
membahayakan dibanding tabrakan dengan pohon yang
ditutupinya.
b. Tiang Utilitas
 Berpotensi bahaya jika tertabrak dan keberadaannya dapat
menghalangi pandangan.
 Bahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan tiang utilitas
berkaitan dengan lokasi, ukuran, dan jenis konstruksinya.
 Agar berkeselamatan:
 Sedapat mungkin, diletakan sedemikian rupa agar kendaraan
yang keluar jalur tidak akan menabrak. Jika tidak, perlu ditutupi
dengan pagar keselamatan atau didesain dapat patah atau
bengkok jika tertabrak oleh kendaraan.
 Lokasi tiang harus tidak mengganggu pandangan.
 Ganti tiang dengan yang lebih tipis dan mudah lepas jika
tertabrak. Jika tidak memungkinkan, tutupi tiang tersebut dengan
pagar keselamatan.
 Gunakan tiang lampu berdasar licin yang mudah lepas jika
tertabrak kendaraan.
c. Patok kilometer dan patok pengarah
 Merupakan obyek berbahaya karena umumnya
terbuat dari beton yang kaku dan terletak di dalam
area bebas sisi jalan.
 Agar berkeselamatan:
 Tempatkan patok kilometer di luar area bebas sisi jalan,
atau ganti material patok kilometer dengan material
yang kurang kaku, misal plastik.
 Jangan pernah menggunakan patok pengarah yang
terbuat dari beton. Selalu gunakan patok pengarah
plastik, kayu, atau besi tipis.
d. Pagar jembatan
 Posisi dari pilar jembatan.
 Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan
yang lepas kendali, baik di sisi bahu luar maupun di
median.
 Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan
pagar keselamatan.
 Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang
yang cukup (minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan
pagar keselamatan.
 Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan
(membentuk terowongan pada bagian bawah jembatan), maka
ujung dinding pilar jembatan yang berada pada sisi dan median
jalan harus ditutupi pagar keselamatan (dan/atau bantalan
tabrakan).
e. Lereng timbunan
Agar berkeselamatan:
 Upayakan kemiringan lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih
curam dari 1(V) : 4(H).
 Jika lalu lintas truk besar cukup dominan, maka kemiringan
lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) : 6(H).
 Jika kemiringan lereng tidak dapat dimodifikasi, perlu
dipertimbangkan untuk menutupi kemiringan lereng tersebut
dengan pagar keselamatan.
 Gambar berikut memberikan panduan dalam
mempertimbangkan perlu tidaknya dipasang pagar
keselamatan untuk menutupi kemiringan lereng sisi jalan.
f. Tebing
 Tebing tanah sisi jalan biasanya dilindungi dengan dinding penahan tanah
untuk mencegah terjadinya longsoran tanah dari tebing tersebut.
 Curam dan dalam area bebas jalan.
 Permukaan harus rata dan halus agar dapat berfungsi sebagai pagar
keselamatan kaku (rigid barrier).
 Agar dapat mengarahkan kendaraan kembali pada jalurnya jika sampai
tertabrak.
 Untuk tebing dari bebatuan alam.
 Upayakan tidak memiliki tonjolan bebatuan yang dapat menyebabkan
kendaraan terbalik atau tersangkut.
 Jika permukaan tidak rata dan halus, perlu harus ditutupi dengan pagar
keselamatan.
 Sebaiknya, pada dasar tebing tidak dibuat saluran drainase yang dalam dan
terbuka.
g. Saluran drainase terbuka
 Saluran drainase terbuka dalam di sisi jalan dapat membuat
kendaraan yang keluar jalur terperosok dan terjebak.
 Maka penempatan dan desain saluran drainase perlu
mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan:
 Saluran sebaiknya ditempatkan di luar area bebas sisi jalan.
 Jika memungkinkan, gunakan saluran bawah tanah.
 Hindari desain saluran drainase dengan tipe U atau V, gunakan bentuk
trapezoid.
 Kemiringan sisi saluran drainase sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) :
3(H) untuk menghindari kendaraan terperosok dan terjebak ke dalam
saluran.
 Jika tidak dapat dipindahkan atau dimodifikasi, beri penutup. Tetapi
penutup harus didesain agar tidak menghalangi masuknya air ke
saluran.
 Jika penutupan juga tidak dapat dilakukan, pasang pagar keselamatan.
h. Genangan air
 Genangan air disini adalah air yang tergenang dalam volume
banyak yang terdapat pada sisi jalan, misalnya: sungai, danau,
empang, dsb.
 Genangan air ini dapat menjadi potensi bahaya bagi kendaraan
yang keluar jalur, tergantung pada kedalaman dan aksesibilitas
genangan air tersebut.
 Air yang bergerak dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar
dibandingkan jika tergenang.
 Aksesibilitas genangan air tersebut juga menjadi faktor
pertimbangan bagi pemasangan pagar keselamatan untuk
melindungi kendaraan yang keluar jalur tercebur ke dalam
genangan air tersebut.
Contoh Obyek Berbahaya Lainnya
Contoh Obyek Berbahaya Lainnya
Contoh Obyek Berbahaya Lainnya
Slotted Breakaway Cable Terminal
(SBCT)
Bullnose Terminal
Contoh Obyek Berbahaya Lainnya
Contoh Obyek Berbahaya Lainnya
PEMERIKSAAN UNTUK
PRINSIP JALAN
BERKESELAMATAN:
 Informasi cukup ?
 Tidak dimengerti atau salahpaham ?
 Menimbulkan kebingungan (ambiguos)?
 Menyebabkan keraguan?
 Apakah memberikan visibilitas memadai atau
menghalangi pandangan pengguna jalan ?
 Apakah mengandung kondisi bahaya ?
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agusagus_mulyadi
 
Uu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranUu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranSei Enim
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptIskandar Kyoto
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) okeandangsadewa
 
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi daratDianIndaSari
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanahahmad fuadi
 
Parking management
Parking managementParking management
Parking managementbangkit bayu
 
Ppt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalanPpt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalandeliaupt
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Hapsari Safira
 
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdforlandosepulveda3
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
04. lapiran materi modul roda &amp; ban
04. lapiran materi modul roda &amp; ban04. lapiran materi modul roda &amp; ban
04. lapiran materi modul roda &amp; banNadh Nadhirin
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturHelny Lalan
 
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)Harsanty Seran
 
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apilla_agung_kartika
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptdpibskanida
 

What's hot (20)

Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agus
 
Legislação de trânsito
Legislação de trânsitoLegislação de trânsito
Legislação de trânsito
 
Uu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranUu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaran
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan ppt
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 
Terminal
TerminalTerminal
Terminal
 
Bab iv sistem transportasi darat
Bab iv   sistem transportasi daratBab iv   sistem transportasi darat
Bab iv sistem transportasi darat
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
Parking management
Parking managementParking management
Parking management
 
Ppt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalanPpt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalan
 
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
 
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf
567907016-Curso-de-Manejo-Defensivo-Mcp-final-ok.pdf
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
04. lapiran materi modul roda &amp; ban
04. lapiran materi modul roda &amp; ban04. lapiran materi modul roda &amp; ban
04. lapiran materi modul roda &amp; ban
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lentur
 
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
Rsni t 14-2004- geometrik jalan perkotaan (2)
 
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
 
Railway
RailwayRailway
Railway
 
2678441
26784412678441
2678441
 

Similar to 1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx

Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfMeicsyNajoan
 
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfc951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfecep nurali
 
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-pptBustamin Razak
 
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambanganSni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambanganDarmawan Saputra Setiawan
 
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxmeizajolanda3
 
Tugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxTugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxnickopratama6
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.pptcahyomeiyana
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.pptadiacahyapurnama
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.pptbrianaldio
 
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptx
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptx
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptxChristoRindorindo1
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaAbeng Yogta
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan1220120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12Indonesia Infrastructure Initiative
 

Similar to 1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx (20)

Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
 
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
 
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfc951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
 
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Pengantar rs-smg-19apr12
Pengantar rs-smg-19apr12Pengantar rs-smg-19apr12
Pengantar rs-smg-19apr12
 
Pt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-bPt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-b
 
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambanganSni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
 
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Tugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxTugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptx
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
 
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppteee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
eee64_8-Keselamatan_Pejalan_Kaki_dan_Pesepeda__AN_.ppt
 
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptx
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptx
Materi-Defensive-Drive-26 page.pptxMateri-Defensive-Drive-26 page.pptx
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan1220120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
 

More from Di Prihantony

evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islam
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islamMateri Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islam
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islamDi Prihantony
 
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...Di Prihantony
 
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...Di Prihantony
 
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptMANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptDi Prihantony
 
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptx
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptxKONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptx
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptxDi Prihantony
 
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).ppt
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).pptteknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).ppt
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).pptDi Prihantony
 
pp uu 11 2020 ciptaker.pptx
pp uu 11 2020 ciptaker.pptxpp uu 11 2020 ciptaker.pptx
pp uu 11 2020 ciptaker.pptxDi Prihantony
 
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptx
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptxKebijakan Latsar BerAKHLAK.pptx
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptxDi Prihantony
 
PKB & Bakuan Kompetensi Okt 2016.ppt
PKB  & Bakuan Kompetensi Okt 2016.pptPKB  & Bakuan Kompetensi Okt 2016.ppt
PKB & Bakuan Kompetensi Okt 2016.pptDi Prihantony
 
2Hubungan kelembagaan1.pptx
2Hubungan kelembagaan1.pptx2Hubungan kelembagaan1.pptx
2Hubungan kelembagaan1.pptxDi Prihantony
 
gambaran-umum spip.pptx
gambaran-umum spip.pptxgambaran-umum spip.pptx
gambaran-umum spip.pptxDi Prihantony
 
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptx
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptxKomunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptx
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptxDi Prihantony
 
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdfDi Prihantony
 
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdfDi Prihantony
 

More from Di Prihantony (16)

evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islam
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islamMateri Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islam
Materi Puasa Wajib untuk smpit pendidikan agama islam
 
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...
4.a Membangun Komitmen Bersama (Taking Ownership)- Setia Budi -WAU-Bappenas 2...
 
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
ANALISA PENCAPAIAN KEMANTAPAN JALAN DENGAN SISTEM KONTRAK LONGSEGMENT PADA JA...
 
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.pptMANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
MANAJEMEN_PENANGGULANGAN_BENCANA.ppt
 
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptx
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptxKONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptx
KONSEP AKTUALISASI Latsar CPNS.pptx
 
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).ppt
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).pptteknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).ppt
teknik-fasilitasi-partisipatif1 (1).ppt
 
pp uu 11 2020 ciptaker.pptx
pp uu 11 2020 ciptaker.pptxpp uu 11 2020 ciptaker.pptx
pp uu 11 2020 ciptaker.pptx
 
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptx
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptxKebijakan Latsar BerAKHLAK.pptx
Kebijakan Latsar BerAKHLAK.pptx
 
PKB & Bakuan Kompetensi Okt 2016.ppt
PKB  & Bakuan Kompetensi Okt 2016.pptPKB  & Bakuan Kompetensi Okt 2016.ppt
PKB & Bakuan Kompetensi Okt 2016.ppt
 
2Hubungan kelembagaan1.pptx
2Hubungan kelembagaan1.pptx2Hubungan kelembagaan1.pptx
2Hubungan kelembagaan1.pptx
 
gambaran-umum spip.pptx
gambaran-umum spip.pptxgambaran-umum spip.pptx
gambaran-umum spip.pptx
 
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptx
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptxKomunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptx
Komunikasi dan Pembelajaran Orang Dewasa_Prof. Dr. Sufyarma M.M.Pd.pptx
 
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf
02. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8 Tahun 2021.pdf
 
2. AKUNTABEL.pptx
2. AKUNTABEL.pptx2. AKUNTABEL.pptx
2. AKUNTABEL.pptx
 
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf
1. BERORIENTASI PELAYANAN.pdf
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx

  • 2. Jalan yang Berkeselamatan  Menjaga kendaraan tetap berada pada jalurnya dengan selamat.  Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang direncanakan dan tidak ada yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
  • 3. Definisi Jalan yang Berkeselamatan  menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan yang aman  memperingatkan pengemudi akan adanya elemen- elemen jalan yang dibawah standar atau yang tidak biasa  menginformasikan pengemudi akan berbagai kondisi yang akan dijumpai  memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang memiliki elemen jalan yang tidak umum  mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat ada percabangan jalan  memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas dari pengemudi pada saat mengemudikan kendaraannya
  • 4. Definisi Jalan yang Berkeselamatan Juga:  tidak memberikan kejutan pada pengemudi dalam hal pengendalian lalu lintas jalan  memberikan informasi yang sesuai dengan kapasitas mencerna informasi dari manusia  memberikan informasi yang berulang, jika diperlukan, untuk menekankan adanya potensi bahaya yang akan ditemui pengemudi
  • 5.
  • 6. 3 Prinsip Utama Jalan Berkeselamatan  Self explaining: infrastruktur jalan yang mampu memandu pengguna jalan – tanpa komunikasi  Self enforcement: infrastruktur jalan yang mampu menciptakan kepatuhan – tanpa peringatan  Forgiving road: infrastruktur jalan yang mampu meminimalisir kesalahan pengguna jalan – meminimalisir tingkat keparahan korban
  • 7. Self-explaining  Perancang menggunakan aspek keselamatan yang maksimal pada geometrik  Desain jalan berikut elemen jalan yang mudah dicerna sehingga dapat membantu pengguna jalan mengetahui situasi dan kondisi segmen jalan berikutnya  Rambu, marka, dan sinyal mampu menuntun pengguna jalan untuk mengetahui situasi dan kondisi segmen jalan berikutnya
  • 8. Self-enforcing  Perancang jalan memenuhi desain perlengkapan jalan yang maksimal  Rambu, marka, dan sinyal mampu mengendalikan pengguna jalan untuk tetap pada jalurnya  Rambu, marka, dan sinyal / isyarat lalu lintas mampu mengendalikan pengguna jalan untuk memenuhi kecepatan yang aman dan jarak kendaraan
  • 9. Forgiving road  Perancang jalan tidak hanya memenuhi aspek geometrik serta perlengkapan jalan akan tetapi juga bangunan pelengkap jalan serta perangkat lainnya berkeselamatan  Desain pagar keselamatan jalan serta perangkat keselamatan jalan lainnya mampu mengarahkan pengguna jalan agar tetap berada pada jalurnya dan kalaupun terjadi kecelakaan tidak menimbulkan korban fatal  Desain perangkat keselamatan jalan yang mampu mengingatkan pengguna jalan/meminimalisir kesalahan pengguna jalan
  • 10. Dengan demikian … Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat: 1. menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya →  Delineasi  Desain elemen jalan yang berkeselamatan 2. memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang dapat ‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan →  Area bebas sisi jalan  Manajemen hazard sisi jalan  Pagar keselamatan
  • 11. Delineasi Fungsi: memandu, memberikan informasi, dan memperingatkan pengendara akan kondisi jalan yang ada di depannya, termasuk diantaranya:  Lajur yang harus dilalui  Perubahan alinyemen jalan  Adanya tikungan dan ketajaman dari tikungan  Perubahan sementara pada kondisi jalan akibat pekerjaan jalan
  • 12. Delineasi  Delineasi dapat berupa:  Marka garis  Marka berprofil  RRPM (mata kucing)  Patok pengarah  Chevron  Rambu peringatan  Kondisi rambu dan marka yang buruk dapat menjadikan tanda peringatan itu tidak informatif, maka potensi kecelakaan menjadi lebih tinggi.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Patok Pengarah dan Chevron  Patok pengarah untuk menandai batas jalan guna membantu pengendara mengetahui alinyemen jalan di depannya.  Patok pengarah pada jalan sebaiknya terbuat dari bahan tidak berbahaya jika ditabrak oleh kendaraan yang keluar lajur.  Patok pengarah harus dilengkapi dengan material retro- reflektif agar dapat memandu pengendara pada malam hari. Umumnya, material retro-reflektif yang digunakan berwarna merah untuk bahu luar dan berwarna putih pada median/kanan jalan.  Chevron juga harus menggunakan material retro-reflektif  Patok pengarah dan chevron perlu dipelihara..
  • 16. Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik Patok Pengarah
  • 17.
  • 18.
  • 19. Rambu Peringatan  Untuk memperingatkan pengguna jalan akan adanya kondisi yang berpotensi membahayakan pada jalan atau di dekat jalan.  Prinsip perambuan jalan:  Rambu harus terlihat  Rambu harus mudah dibaca  Rambu harus mudah dimengerti  Rambu harus dapat dipercaya  Rambu harus konsisten  Rambu harus benar – hanya ada satu rambu yang paling tepat untuk suatu situasi tertentu.
  • 20. Rambu Peringatan  Satu tiang rambu maksimal hanya diperuntukkan bagi dua daun rambu.  Lokasi pemasangan rambu harus diperhatikan sehingga tidak mengganggu pandangan.  Keberadaan tanaman/tumbuhan di sekitar rambu harus diperhatikan agar pertumbuhan tanaman/tumbuhan tersebut tidak menghalangi rambu.  Rambu harus terlihat dalam keadaan gelap, sehingga rambu harus terbuat dari material yang refletif.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Desain Elemen Jalan  Lebar lajur  Bahu jalan  Alinyemen horisontal dan pelebaran pada tikungan  Alinyemen vertikal  Permukaan jalan  Jarak pandang  Drainase
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. VISIBILITY (Jarak Pandang) :  Apakah pengguna jalan memiliki waktu yang cukup (jarak) untuk melihat ?
  • 36. LEGIBILITY (Keterbacaan) : Berapa banyak dari informasi ini, yang dapat ambil di dalam 2 detik ?
  • 37. Overload rambu dapat menyebabkan informasi penting dapat terabaikan
  • 38.
  • 44. COHERENCE (keterpaduan)  Apakah semua unsur-unsur jalan (cross section, marka jalan, batas kecepatan, rambu lalu lintas) koheren dengan fungsi jalan?
  • 46. ACCOMMODATION : Accommodation of all road users
  • 47. ACCOMMODATION : Accommodation of all road users
  • 48. Konsep Area Bebas Sisi Jalan  Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi lajur lalu lintas terluar (atau dekat median) yang harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang berpotensi membahayakan kendaraan yang keluar dari lajur lalu lintas.  Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan dapat melambat dan menghindari tabrakan dengan objek tetap, serta tempat bagi pengendara untuk dapat memulihkan kendali atas kendaraannya.
  • 49. Area Bebas Sisi Jalan Bahaya pinggir jalan yang sering ditemui:  Lereng timbunan tanah yang curam  Saluran drainase yang terbuka  Dinding penahan  Pohon dan tiang listrik Area Bebas
  • 50. Area Bebas Sisi Jalan Lebar area bebas pada sisi jalan ditentukan berdasarkan lebar dimana 85% kendaraan yang keluar lajur dapat pulih sebelum menabrak obyek berbahaya. Lebar daerah bebas dasar, dengan asumsi jalan lurus dan samping jalan rata, akan tetapi perlu dipertimbangkan kalau ada timbunan dan tikungan horizontal.
  • 51. Lebar Dasar Area Bebas hanya berlaku untuk jalan yang lurus dan memiliki kemiringan sisi jalan yang datar.
  • 52. Pengaruh Kurva Horizontal pada Daerah Bebas
  • 53. Pengaruh Kemiringan Lereng Timbunan pada Lebar Daerah Bebas Case 1 Slope < 6:1 (Slope has no effect on Clear Zone) Case 2 3.5:1 < Slope < 6:1 (Vehicle travels twice as far on batter) Case 3 Slope > 3.5:1 (Vehicle will travel to toe of batter at least)
  • 55. Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan:  Menghilangkan  Mendesain ulang agar tidak membahayakan  Merelokasi ke tempat yang tidak memungkinkan untuk ditabrak  Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap tumbukan akibat tabrakan  Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion)  Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat.
  • 56. Obyek Berbahaya di Sisi Jalan  Pohon  Tiang utilitas  Patok kilometer dan patok pengarah  Pagar jembatan  Lereng timbunan  Tebing  Saluran drainase terbuka  Genangan air
  • 57. a. Pohon  Merupakan hazard jika terletak di dalam area bebas sisi jalan dan memiliki diameter lebih besar dari 100 mm.  Agar berkeselamatan:  Jika dianggap membahayakan, maka harus ditebang.  Jika tidak dapat ditebang, maka perlu ditutupi dengan pagar keselamatan tergantung sejumlah faktor seperti lokasi, kondisi lingkungan, data historis kecelakaan di lokasi tersebut, dan juga pertimbangan ekonomi. Dan jika diyakini bahwa tabrakan dengan pagar tersebut akan lebih tidak membahayakan dibanding tabrakan dengan pohon yang ditutupinya.
  • 58. b. Tiang Utilitas  Berpotensi bahaya jika tertabrak dan keberadaannya dapat menghalangi pandangan.  Bahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan tiang utilitas berkaitan dengan lokasi, ukuran, dan jenis konstruksinya.  Agar berkeselamatan:  Sedapat mungkin, diletakan sedemikian rupa agar kendaraan yang keluar jalur tidak akan menabrak. Jika tidak, perlu ditutupi dengan pagar keselamatan atau didesain dapat patah atau bengkok jika tertabrak oleh kendaraan.  Lokasi tiang harus tidak mengganggu pandangan.  Ganti tiang dengan yang lebih tipis dan mudah lepas jika tertabrak. Jika tidak memungkinkan, tutupi tiang tersebut dengan pagar keselamatan.  Gunakan tiang lampu berdasar licin yang mudah lepas jika tertabrak kendaraan.
  • 59.
  • 60.
  • 61. c. Patok kilometer dan patok pengarah  Merupakan obyek berbahaya karena umumnya terbuat dari beton yang kaku dan terletak di dalam area bebas sisi jalan.  Agar berkeselamatan:  Tempatkan patok kilometer di luar area bebas sisi jalan, atau ganti material patok kilometer dengan material yang kurang kaku, misal plastik.  Jangan pernah menggunakan patok pengarah yang terbuat dari beton. Selalu gunakan patok pengarah plastik, kayu, atau besi tipis.
  • 62.
  • 63.
  • 64. d. Pagar jembatan  Posisi dari pilar jembatan.  Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan yang lepas kendali, baik di sisi bahu luar maupun di median.  Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan pagar keselamatan.  Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang yang cukup (minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan pagar keselamatan.  Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan (membentuk terowongan pada bagian bawah jembatan), maka ujung dinding pilar jembatan yang berada pada sisi dan median jalan harus ditutupi pagar keselamatan (dan/atau bantalan tabrakan).
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69. e. Lereng timbunan Agar berkeselamatan:  Upayakan kemiringan lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) : 4(H).  Jika lalu lintas truk besar cukup dominan, maka kemiringan lereng sisi jalan sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) : 6(H).  Jika kemiringan lereng tidak dapat dimodifikasi, perlu dipertimbangkan untuk menutupi kemiringan lereng tersebut dengan pagar keselamatan.  Gambar berikut memberikan panduan dalam mempertimbangkan perlu tidaknya dipasang pagar keselamatan untuk menutupi kemiringan lereng sisi jalan.
  • 70.
  • 71.
  • 72. f. Tebing  Tebing tanah sisi jalan biasanya dilindungi dengan dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsoran tanah dari tebing tersebut.  Curam dan dalam area bebas jalan.  Permukaan harus rata dan halus agar dapat berfungsi sebagai pagar keselamatan kaku (rigid barrier).  Agar dapat mengarahkan kendaraan kembali pada jalurnya jika sampai tertabrak.  Untuk tebing dari bebatuan alam.  Upayakan tidak memiliki tonjolan bebatuan yang dapat menyebabkan kendaraan terbalik atau tersangkut.  Jika permukaan tidak rata dan halus, perlu harus ditutupi dengan pagar keselamatan.  Sebaiknya, pada dasar tebing tidak dibuat saluran drainase yang dalam dan terbuka.
  • 73.
  • 74. g. Saluran drainase terbuka  Saluran drainase terbuka dalam di sisi jalan dapat membuat kendaraan yang keluar jalur terperosok dan terjebak.  Maka penempatan dan desain saluran drainase perlu mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan:  Saluran sebaiknya ditempatkan di luar area bebas sisi jalan.  Jika memungkinkan, gunakan saluran bawah tanah.  Hindari desain saluran drainase dengan tipe U atau V, gunakan bentuk trapezoid.  Kemiringan sisi saluran drainase sebaiknya tidak lebih curam dari 1(V) : 3(H) untuk menghindari kendaraan terperosok dan terjebak ke dalam saluran.  Jika tidak dapat dipindahkan atau dimodifikasi, beri penutup. Tetapi penutup harus didesain agar tidak menghalangi masuknya air ke saluran.  Jika penutupan juga tidak dapat dilakukan, pasang pagar keselamatan.
  • 75.
  • 76.
  • 77. h. Genangan air  Genangan air disini adalah air yang tergenang dalam volume banyak yang terdapat pada sisi jalan, misalnya: sungai, danau, empang, dsb.  Genangan air ini dapat menjadi potensi bahaya bagi kendaraan yang keluar jalur, tergantung pada kedalaman dan aksesibilitas genangan air tersebut.  Air yang bergerak dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar dibandingkan jika tergenang.  Aksesibilitas genangan air tersebut juga menjadi faktor pertimbangan bagi pemasangan pagar keselamatan untuk melindungi kendaraan yang keluar jalur tercebur ke dalam genangan air tersebut.
  • 78.
  • 82. Slotted Breakaway Cable Terminal (SBCT) Bullnose Terminal
  • 85.
  • 86. PEMERIKSAAN UNTUK PRINSIP JALAN BERKESELAMATAN:  Informasi cukup ?  Tidak dimengerti atau salahpaham ?  Menimbulkan kebingungan (ambiguos)?  Menyebabkan keraguan?  Apakah memberikan visibilitas memadai atau menghalangi pandangan pengguna jalan ?  Apakah mengandung kondisi bahaya ?