SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
+
BAB I
MATERI UNIT KOMPETENSI
MODUL RODA & BAN BY SUKARDI, S.Pd Page 1
MODUL MEMPERBAIKI RODA & BAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Disusun Oleh :
NAMA GURU : NADHIRIN
NIP : 197406032006041005
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK NEGERI 4 KENDAL
Page 2
Uraian Materi 1:
1. 1 PELEK DAN BAN
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada
gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini
pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur
disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam
kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan
mencegah kejutan ini berpindah ke body.
Gambar 1. Pelek dan Ban
4.1.1 PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi
dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel).
Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut
keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk
menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan
dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu
pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan
pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian
dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus
dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
Page 3
Gambar 2. Penampang pelek roda
1.2 TIPE PELEK RODA
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang
banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada
yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak
digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk
tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling
roda untuk memungkinkan pemasangan ban.
Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft)
dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam
(hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center
secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat
pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut
yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan
tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel
drop).
Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan
dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan
sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast
light alloy).
Page 4
Uraian 2 :
4.2 Pemeriksaan Roda
4.2.1 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR
Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator).
Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya
empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm
dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah
mencapai TWI harus diganti.
New Tread Worn Tread
TREAD WEAR INCICATOR
Location marks
Gambar 3. Indikator Keausan Ban (T.W.I)
Hydroplanning
Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan
permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road
holding).
Faktor yang mempengaruhi hydroplanning :
Aman Berbahaya
1). Kecepatan : Rendah Tinggi
2). Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Page 5
Pengendaraan di Jalan Basah
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per
detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak
terpenuhi, maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
1). Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban,
2). Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas
air (terjadi Aquaplane / Hydroplane),
3). Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik
(ada resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.
Pengendalian di Jalan Basah
Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang /
mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban
dengan permukaan jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :
1). Kedalaman alur telapak
2). Kelebaran alur telapak
3). Jumlah alur telapak
4). Jenis pola telapak
5). Kecepatan kendaraan
Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan :
1). Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
2). Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek.
3). Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4). Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih
sempit.
5). Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak
lentur), sehingga pengendaraan menjadi keras.
PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA
Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar
Gambar 4. Posisi Ban Terhadap Pelek
Page 6
PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI
1). Ban luar radial harus memakai ban dalam radial.
2). Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam.
3). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
4). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless.
5). Mengemudi dengan cara yang wajar.
4.2.2 PEMERIKSAAN BAN LUAR
Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai
dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat
ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran
pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut.
Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti
telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5. Memeriksa Run Out Pelek
4.2.2.1 Pemeriksaan keausan ban.
Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban
pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini
menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti.
New Tread Worn Tread
TREAD WEAR INCICATOR
Location marks
Gambar 6. Pemeriksaan Keausan Ban
4.2.2.2 Tekanan angin.
Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan
kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya :
Page 7
keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban,
dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga
dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini.
(keolengan roda : 1,0 mm)
Gambar 7. Pemeriksaan run-out ban
4.2.2.3 Kerusakan ban luar.
Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati
secara visual.
Gantilah ban Anda
Bila tanda slip sudah terlihat
Gambar 8. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban
Rib Tear
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear
Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan
jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya
bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai
dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi
kerusakan.
Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang
menggelembung) terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini
disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang
disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan
tinggi.
Page 8
C.B.U
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari
sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat
kurang, sehingga terjadi defleksi (pergerakan-pergerakan) yang
besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang
menyebabkan ply-cord putus.
Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar
Tabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar
Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan
Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya
Retak alur Mencapai benang /
kanvas
Berbahaya
Belum mencapai
benang
Hati-hati
Rusak luar telapak Mencapai benang /
kanvas
Berbahaya
Belum mencapai
benang
Hati-hati
Retak dinding
samping
Mencapai benang /
kanvas
Berbahaya
Belum mencapai
benang
Hati-hati
Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna
pada ban tubeless
Berbahaya
4.2.2.4 Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena
umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus
secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena
umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread
sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada
ban.
4.2.2.5 Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di
tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu
rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan
tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada
bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama.
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi
cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah
sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder.
Page 9
Keausan
Keausan Keausan
Gambar 9. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder
4.2.2.6 Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar
(1) Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang
disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan.
Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini
adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara
pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan
pada saat membelok.
(2) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi
akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan
keausan ban tidak normal.
(3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain,
penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena
besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada
besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah
luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian
luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama
untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan
yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber
negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.
Keausan
Gambar10. Aus Sebelah Dalam dan Luar
4.2.2.7 Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu)
Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan
toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa
roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian
dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan
toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu
seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui
dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam
ke bagian luar ban.
Page 10
Keausan Keausan
Gambar 11. Keausan Ban Akibat Toe – in
Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke
dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada
permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti
gambar di bawah.
Keausan Keausan
Gambar 12. Keausan Ban Akibat Toe – out
PENTING !
Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front
end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti
itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini
mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya.
4.2.2.8 Keausan Toe-and-Heel
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi
pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread
berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang.
Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya
penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung
membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan
terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang
mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.
Gambar 13. Keausan Toe – and – Heel
4.2.2.9 Keausan Spot/Spot Wear (Cupping)
Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa
bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada
kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda
mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di
bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain
mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok,
ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan
menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah
berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya
pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan
terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar
pada ban.
Keausan
Gambar 14. Keausan Spot
PENTING !
 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran
atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot.
 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga
menyebabkan keausan spot.
 Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya
keausan spot.
4.2.3 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR
Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan
ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam
di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila
keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan
ban dan saatnya ban harus diganti.
New Worn
MODUL RODA & BAN BY SUKARDI, S.Pd TREAD WEAR INCICATOR
Location marks
Page 11
Page 12
4.2.3.1 PELEK BAJA PRESS
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang
dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
4.2.3.2 PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan
campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada
umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek
aluminium adalah
 Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi
ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada
kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah
kekerasan mur rodanya.
 Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
 Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
 Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
 Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.
4.2.3.3 SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri.
Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.
Gambar 15. Kode Spesifikasi Pelek
Page 13
Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
a). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam
mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS),
pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
 Divide Type Rim
Gambar 16. Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan
kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling
cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi,
menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan
“taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan
menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
 Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil.
Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian).
Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk
memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper”
untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
Page 14
Gambar 17. Drop Center Rim
 Wide Drop Center Rim
Gambar 18 Wide Drop Center Rim
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan
untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-
ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena
itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
 Semi Drop Center Rim
Gambar 19. Semi Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil.
Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan
penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan
adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh
jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian
untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara
flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii
dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih
sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping
(Side Ring).
Page 15
 Flat Base Rim
Gambar 20. Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus.
Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan
beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim,
pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat
kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping
berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik,
karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
 Interim Rim
Gambar 21. Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim
yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah
disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang
bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap
pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek
(dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57
% dari lebar ban).
4.2.3.4. Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Page 16
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
F.B.
(Flat Base Rim)
Gambar 22. Bentuk Dasar Pelek
Page 17
RADIA
4.2.4 Macam-Macam Ban
Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa
ban dalam).
4.2.4.1 Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak
(tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga
memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan
terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
4.2.4.2. Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan
sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat
baja. Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih
tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun
kurang nyaman pada jalan tidak rata.
BREAKER BELT
BIAS
CORD
L CORD
LINER
CHAMFER
BEAD TIRE
RIM VALVE
Gambar 23. Roda dengan Ban Bias dan Ban Radial
Page 18
TIRE
TUBE
FLAP
WHEEL SIDE RING
Gambar 24. Roda Dengan Ban Dalam
4.2.4.3. Ban Tubeless
Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya
tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam
untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk
menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk,
sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban
Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya,
tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat
mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis.
Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim,
transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban
dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.
TREAD
SHOULDER
LINER
SIDEWALL
CARCASS
(CORD)
BEAD WIRE
CHAMFER
BEAD
BEAD WIRE
Page 19
RIM VALVE
+
TIRE
HEIGHTRIMDIAMETER
OUTERDIAMETER
BEAD BASE
TIRE
WHEEL DISK
Gambar 25. Roda Dengan Ban Tubeless
4.2.4.4. Kode ukuran ban dan roda
Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan,
ketebalan, serta sifat lainnya.
Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda
Jenis ban Contoh nominasi ban
Dengan
Ban Dalam
Ban bias 10.00 – 20 – 14PR
Ban radial 10.00 – 20 – 14PR
Tubeless Ban bias 11-22.5 – 14PR
Ban radial 11R22.5 – 14PR
Ban radial ultra flat 225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J
4.2.4.5 Membaca Kode Ban
a). Ban dengan ban dalam
10.0 – R – 20 – 14PR
Keterangan :
10.0 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
20 : Diameter rim (inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
TIRE WIDTH
b). Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 26 . Kode Ban
Page 20
TIRE
HEIGHT(H)
4.2.4.6 Metode ISO
a). Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi)
70 : Rasio Ketebalan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan
1). PR (Play Rating)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan
kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang
ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin
tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan
berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk
kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban
mempunyai 14 lapisan serat katun.
2). Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan
TIRE WIDTH (W)
W
Ratio Ketebalan :
H
W
Tingkat Kerataan :
H
x 100
Gambar 27. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan
Page 21
3). Pola tapak ban (Tread pattern)
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain
kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi
pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban diklasifikasikan
menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.
RIB
BLOCK
LUG LURUS LUG MIRING
COMPOSITE / KOMBINASI
Uraian Materi 3.
Gambar 28. Pola Dasar Tread Pattern
4.3 Membalans Roda / Ban
4.3.1 Balance (keseimbangan) Roda
Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau
untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir.
Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan
ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin
menguat saat rotasi roda semakin cepat
Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik
berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki
efek hambatan (gambar 29). Jika ban memiliki titik berat maka ban akan
tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada
salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban
berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke
bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).
Gambar 29 : Keseimbangan dan ketidak seimbangan roda (Balance &
Unbalance)
Page 22
4.3.2 Efek ketidakseimbangan (unbalance)
Ada dua jenis balance dan unbalance; statis dan dinamis. Efek
keseimbangan dan ketidakseimbangan tersebut sperti pada gambar 30
di bawah dimana unbalance disebabkan oleh adanya titik berat pada
ban dimana posisi titik berat akan menentukan jenisnya, statis atau
dinamis.
Gambar 30 : Effek dari Ketidakseimbangan (Unbalance) Roda
Titik berat di tengah tapak ban akan membuat unbalance/
ketidakseimbangan statis, roda akan bergerak ke atas dan ke bawah,
sedangkan titik berat pada salah satu sisi ban akan membuat
unbalance /ketidakseimbangan dinamis dimana ban akan bergerak
dari satu sisi ke sisi yang lainnya (oblak). Perbedaan keduanya
dijelaskan pada gambar 31
Gambar 31: Unbalance Dynamic/ Ketidakseimbangan Dinamis Roda
Page 23
4.3.3 Balance Statis
Roda dan ban dengan balance statis, dapat bebas bergerak pada
porosnya, posisinya tetap saat diputar. Jika tidak seimbang, titik berat
akan selalu berada dibawah.
Gambar 32 menunjukkan sebuah ban dengan titik berat di tengah
tapak ban. Ini memiliki unbalance statis atau dapat dibalancekan
dengan memasang pemberat di pelek tepat di sisi yang berlawanan
dengan titik berat. Dua pemberat diperlukan, masing-masing setengah
massa titik berat. Jika hanya satu pemberat maka dapat dibuat
menjadi balance dinamis.
Tanpa pemberat, roda akan tampak bergerak ke atas dan ke
bawah saat berputar ini biasanya disebut tramp. Gaya yang berputar
dengan roda akan berusaha menarik roda ke depan dan ke belakang
namun hal itu dapat dicegah dengan adanya suspensi.
4.3.4 Unbalance dinamis
Gambar 34 di atas menjelaskan ban dengan titik berat pada salah
satu sisinya. Pada diagram, gaya akan menarik bagian depan ban
dan berusaha berputar pada poros stir. Saat roda berputar, ia akan
menarik dari sisi satu ke sisi yang lainnya karena gaya tersebut
mengubah arahnya pada tiap setengah putaran roda. Ini biasanya
disebut ban goyang atau oblak.
Efek dari gaya ini dilihat hanya pada saat gaya tersebut berada di
roda depan atau roda belakang dimana stir memungkinkan roda
untuk pivot dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Saat gaya itu berada di
atas atau di bawah, roda tertahan dan tidak oleng meskipun ada
tramp.
Ban pada gambar 32 memiliki dua titik berat yang terletak secara
diagonal. Ban berada tersebut pada balance statis dan akan tetap
pada posisi porosnya. Ini karena titik berat yang ada saling
mengimbangi. Namun demikian, roda yang memiliki balance statis
akan memiliki unbalance dinamis. Ketika roda ini (tanpa pemberat)
berputar, gaya sentrifugal akan bergerak pada kedua titik berat.
Gaya akan menarik bagian depan dan belakang ban secara
bersamaan. Pemberat yang tampak pada gambar menjelaskan
balance dinamis.
Page 24
Gambar 32: Ban dengan dua titik berat secara diagonal
4.3.5 Memperbaiki unbalance
Pemberat balance dipasang pada tapak ban untuk mengimbangi titik
berat.
Gambar 33 menunjukkan ban dengan unbalance statis, dua
pemberat balance dipakai untuk memperbaikinya hingga massa-nya
merata pada seluruh ban.
Gambar 33: Ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance
Page 25
Gambar 34 menunjukkan roda dengan unbalance dinamis dimana
dua pemberat diperlukan untuk memperbaikinya dan ketika sudah
balance dinamis, massanya merata pada tiap-tiap bagian roda.
Pada kebanyakan hal, kasusnya tidak terbatas pada balance statis
atau dinamis.kebanyakan roda dan ban dibuat agar dapat dibalance
baik statis maupun dinamis saat roda itu sudah tidak balance lagi.
balance
Gambar 34: Ban dengan unbalance Dynamis, dua pemberat
4.3.6 Balancing roda
Mesin balancing roda digunakan untuk ketepatan balancing. Ada dua
jenis,yaitu
1). Memutar roda ketika roda tidak berada di kendaraan.
2). Memutar roda saat masih menyatu dengan kendaraan.
Keduanya menggunakan vibrasi yang terjadi saat roda berputar
untuk mengetahui posisi unbalance (baik statis maupun dinamis)
diroda dan ban.
Balancer (balancing roda) di luar kendaraan
Ini merupakan mesin yang membalance roda di luar kendaraannya.
Roda di pasang di kumparan mesin yang kemudian digerakkan oleh
Motor elektrik.
Balancer seperti ini ada pada gambar 35.yang ada alat
pendeteksi langsung. Dengan satu putaran pada mesin, mesin dapat
mengetahui apakah ban mengalami balance statis atau dinamis.
Instrument ini menunjukan berat balance yang diperlukan, letaknya
dan apakah unbalance/Ketidakseimbangan berada di dalam atau di
luar lingkaran roda
Pada dasarnya, mesin seperti ini terdiri dari kumparan yang
terpasang untuk roda dan sensor elektronik untuk mengukur vibrasi
Page 26
kumparan saat roda berputar. Kemudian sensor akan mengukur
tingkat balance yang ada. Roda yang balance tidak menghasilkan
vibrasi. Mesin balancing roda ini, memiliki komponen elektronik dan
sirkuit yang memudahkannya beroperasi.pada kebanyakan kasus,
ukuran ban dipilih oleh operator dan mesin secara otomatis
menjelaskan kesesuaian ukuran roda yang sedang dibalance.
Gambar 35 : Mesin Balans menggunakan Pengaman/Penutup
4.3.7. ALAT KESELAMATAN
Mesin balancing roda memiliki kap pengaman yang menutupi roda
saat berputar. Roda dapat berputar dalam kecepatan tinggi, kap
penutup ini akan melindungi operator dari roda yang bisa saja
terlepas dari kumparan. Pemberat yang ada harus dilepas dari
pelek sebelum memutar agar tidak terlepas dan mengenai operator
dan untuk lebih memperoleh balance yang tepat
Page 27
Gambar 36: Nama Komponen-komponen Balans
1. Operational Panel 9. Clamping nut
2. Wheel safety cover 10. Fixing template
3. Housing 11. Brake Pedal
4. Wheel fixing cup 12. Body
5. Large cone 13. Scale Bar
6. Medium cone 14. Work table
7. Small cone 15. Cone hanger
8. Shaft 16. Power Switch
Page 28
Gambar 37: Tombol pengoperasian Balans
4.3.8 Balancer (balancing roda) pada kendaraan
Balancer jenis ini, membalance roda, ban dan hub yang
terpasang pada kendaraan. Balancer memiliki motor elektrik
dengan logam pengendali roda yang bekerja pada bahu ban
(gambar 38). Pickup head di bawah suspensi digunakan untuk
mengetahui vibrasi dari unbalance sedangkan instrumennya
mencatat unbalance dan menunjukkan dimana letak pemberat
diperlukan
Untuk membalance sebuah roda, roda diletakkan di atas
tanah kemudian kapur penanda diletakkan di atas ban. Biasanya
pickup head merupakan bagian dari dongkrak atau stand, maka
letaknya di bawah suspensi untuk mengetahui vibrasi.
Mesin berputar ke sisi-sisi roda untuk dibalance dan
pengendali roda berfungsi untuk memutar roda pada kecepatan
tinggi. Vibrasi yang diterima kemudian diubah kegetaran elektrik
yang ditransmisikan ke mesin. Instrument mesin menunjukkan
jumlah unbalance dan perbaikan yang diperlukan.
Setelah memasang pembalance, roda diputar lagi untuk
mengetahui apakah roda sudah balance atau belum.
Page 29
Gambar 38: Membalan pada roda yang masih terpasang
4.3.9 Pemutar Roda
Ada balancer yang menggunakan pemutar roda secara terpisah
(gambar 39), khususnya untuk memutar roda yang berat pemutar
jenis ini digunakan pada tapak roda.
Gambar 39 : Balaner yang menggunakan pemutar roda
o PERHATIAN
Untuk balancing roda pada on-vehicle balancing, dapat
menggunakan mesin kendaraan tersebut untuk memutar roda. Ini
dapat dilakukan pada roda depan dan belakang
Page 30
Pemutaran roda harus dibatasi pada kecepatan 55 km/jam pada
speedometer, ini penting karena dengan satu roda di jalan,
speedometer hanya akan membaca ½ kecepatan roda sebenarnya.
Jika perhatian ini tidak diindahkan, akan menyebabkan roda melaju
pada kecepatan yang berbahaya, bahaya cedar bagi operator,
disintegrasi ban bahkan rusaknya kendaraan.
Saat batas slip-differential sudah diperoleh, kendaraan harus
dinaikkan dari lantai saat memutar roda depan dan belakang. Jangan
sampai masih ada satu roda yang masih menyentuh lantai agar
kendaran tidak lari dari dongkrak atau stand..
4.3.10 Memasang pembalance
Pemberat balance dijelaskan gambar 40. Pembalance memiliki kawat
penjepit yang mengait pada pelek roda, dipasang dengan
menancapkannya dengan palu. Sesudah terpasang dengan baik,
kemudian dengan rapi dimasukkan ke dalam pelek.
Berat yang berbeda digunakan pada roda alumunium dan roda baja,
karena keduanya memiliki bentuk yang berbeda begitu juga
pembalancenya.
Pembalance yang lebih ringan digunakan pada roda alumunium
memiliki sifat adhesif yang menempel pada bagian datar pelek.
Pembalance dibuat dalam berbagai ukuran; dalam massa, gram
ditunjukan dalam berat pembalance.
Gambar 40 : Timah Pemberat Balancer
 Ban dan pelek
Ban dengan pelek runout dapat dalam keadaan balance statis atau
unbalance dinamis. Untuk roda yang sulit untuk dibalance, roda dan
ban harus dicek lebih lama lagi. Runout diperiksa dengan
menggunakan alat ukur (Dial gauge) yang diletakan di bagian bawah
(gambar 41). Umumnya runout tidak lebih dari 2 mm.
Page 31
Sedangkan ban diperiksa di bagian tengah tapaknya untuk
diameter ban dan di bagian pinggirnya pada bagian
sampingnya.untuk memastikan bahwa semua bagian ban sudah
teperiksa. Untuk pemeriksan yang lebih akurat, ban dilepas dari
peleknya.
Sebelum memeriksa ban runout kendaraan harus dipanaskan agar
ban juga ikut panas.
Ban runout dan unbalance kadang dapat dikurangi dengan
melepas ban dari roda dan memutarnya 180 derajat sebelum
memasangnya lagi.
Gambar 41 : Membalans dengan menggunakan Dial Gauge).
4. 4 Memasang Roda
4.4.1. Prosedur Pemasangan Ban
a). Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal.
Gambar 42. Kondisi rata dan terganjal
b). Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan
peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge
Page 32
(alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan,
kunci roda dan jack stand.
Gambar 43. Menambah Tekanan Ban
Tabel 5. Standar Tekanan Ban
Ukuran ban Tekanan udara (kg/cm2
) (depan
& belakang)
10.0-20-14PR 6.75
10.0R20-14PR 7.25
11R22.5-14PR 7.00
11/70R22.5-14PR 8.00
11.1-20-16PR 7.00
c). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat
dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya.
Gambar 44. Tanda Pemasangan
d). Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah
kendaraan.
Gambar 45. Mendongkrak kendaraan
Page 33
e).Mengencangkan mur roda
Mur dan baut roda harus dikencangkan pada kecepatan tertentu.
Untuk memastikannya, roda didudukkan dengan benar dan tidak
didistorsi, kemudian dikencangkan dengan ketentuan yang sudah
ada seperti pada gambar 45.
Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar dibawah ini,
Torsi : 600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft).
Mur Hub
1
1
1 3
3 4 4 3
4 2 2 5
5 2
FOUR WHEEL NUTS FIVE WHEEL NUTS
Gambar 46. Urutan Pemasangan Baut
 Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika
ada yang kendor.
 Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang
ditentukan.
 Putaran untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm
4,000-4,800 kg.cm
Gambar 47. Pengencangan mur roda
Page 34
VARIASI KECIL
VARIASI TITIK
BESAR GETAS
TEKANANAKSIALBAUT
4.4.2 Metode pengencangan baut
Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region
(konvensional) dan metode plastic region (angle torque).
a). Metode elastic region
Pada metode ini momen pengencangan bertambah sesuai dengan
putaran sudut baut, bila baut dikeraskan melebihi elastic region hanya
sudut putaran yang bertambah tetapi momennya tetap.
b). Metode plastic region
Pada tipe mesin tertentu, baut cylinder head dan main cap bearing
dikencangkan dengan metode plastic region. Pada metode ini, pertama
baut dikencangkan pada momen yang mendekati yield point (titik
getas), kemudian diputar lagi sampai melewati yield point. Baut tipe ini
menghalangi tegangan aksial di daerah plastic region.
DAERAH ELASTIS DAERAH PLASTIS
PATAH
PEMANJANGAN BAUT
Grafik 1. Metode Pengencangan Baut
Page 35
BAB II
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETE NSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman.Peran Pelatih adalah untuk
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan
untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian
di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan
proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan
sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan
proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu
yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar
Anda.
Page 36
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman
Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan
sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain
yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan
dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Page 37
Judul :
Pengarang :
Brigestone Tire Maintenance
Tire Maintenance Bogor
Penerbit :
Tahun terbit :
PT. Brigestone Tire Indonesia
1992
Judul
:
New Step 1 Training Manual
Pengarang
:
Penerbit
:
Team Toyota Astra Motor
PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Tahun terbit
:
1995
Judul
: Dasar-Dasar Automotive.
Pengarang
:
Penerbit
:
Team Toyota Astra Motor
PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Tahun terbit
: 1987
Judul :
Pengarang :
Materi Pelajaran Chassis Group Step
Team Astra Motor Jakarta
2
Penerbit :
PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Tahun terbit :
1995
Judul :
Pengarang :
Service Manual Tyre Changer
Pontecchio Marconi
Penerbit :
Tahun terbit :
Pontecchio Marconi Bologna Italia
2003
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
Automotive Encyyclopedia
:
William K. Tobolt & Larry Johnson
:
The Good Heart- Wilcox Copany Inc Publisher
:
1977
Page 38
5.3 Bahan Dan Alat Yang Digunakan
5.3.1 Bahan :
1). Ban mobil Luar 13 „
2). Pelk Mobil Ring 13“
3). Timah atau pembalans
4). Kain Lap/majun
5). Sabun Colek (Omo)
5.3.2. Alat :
1). Mesin Pelepas Ban (Tire changer)
2). Mesin pembalans
3). Palu
4). Gunting besar
5). Tang potong

More Related Content

What's hot

11. Velg dan Ban-TKRO.ppt
11. Velg dan Ban-TKRO.ppt11. Velg dan Ban-TKRO.ppt
11. Velg dan Ban-TKRO.pptsandirustandi8
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAdiPutro15
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckKhalida Aulia
 
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptMateri Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptAchmadSafii4
 
Transmisi otomatis
Transmisi otomatisTransmisi otomatis
Transmisi otomatisaduyarpnamor
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancingRohmat Syahrin
 
Komponen mesin guru 1020 0101
Komponen mesin guru 1020 0101Komponen mesin guru 1020 0101
Komponen mesin guru 1020 0101Eko Supriyadi
 
New step 1 training manual i
New step 1 training manual iNew step 1 training manual i
New step 1 training manual iaduyarpnamor
 
Jobsheet pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisian
Jobsheet  pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisianJobsheet  pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisian
Jobsheet pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisiansriagunggb
 
Job sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunJob sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunGudang Bahan Ajar
 

What's hot (20)

11. Velg dan Ban-TKRO.ppt
11. Velg dan Ban-TKRO.ppt11. Velg dan Ban-TKRO.ppt
11. Velg dan Ban-TKRO.ppt
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
 
Sistem rem tromol sepeda motor
Sistem rem tromol sepeda motorSistem rem tromol sepeda motor
Sistem rem tromol sepeda motor
 
Sistem kemudi guru
Sistem kemudi guruSistem kemudi guru
Sistem kemudi guru
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truck
 
Pelek roda
Pelek rodaPelek roda
Pelek roda
 
Ppt smk
Ppt smkPpt smk
Ppt smk
 
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptMateri Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
 
Transmisi otomatis
Transmisi otomatisTransmisi otomatis
Transmisi otomatis
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancing
 
Sistem suspensi
Sistem suspensiSistem suspensi
Sistem suspensi
 
Presentasi Kopling
Presentasi KoplingPresentasi Kopling
Presentasi Kopling
 
Kopling guru
Kopling guruKopling guru
Kopling guru
 
Komponen mesin guru 1020 0101
Komponen mesin guru 1020 0101Komponen mesin guru 1020 0101
Komponen mesin guru 1020 0101
 
New step 1 training manual i
New step 1 training manual iNew step 1 training manual i
New step 1 training manual i
 
Job sheet starter
Job sheet starterJob sheet starter
Job sheet starter
 
Tayar
TayarTayar
Tayar
 
Kopling siswa
Kopling siswaKopling siswa
Kopling siswa
 
Jobsheet pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisian
Jobsheet  pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisianJobsheet  pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisian
Jobsheet pemeriksaan dan perbaikan sistem pengisian
 
Job sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daunJob sheet suspensi pegas daun
Job sheet suspensi pegas daun
 

Similar to 04. lapiran materi modul roda & ban

Makalah perawatan ban dan roda
Makalah perawatan ban dan rodaMakalah perawatan ban dan roda
Makalah perawatan ban dan rodaÀlvenda Ryan
 
Mengenal simbol informasi pada ban
Mengenal simbol informasi pada banMengenal simbol informasi pada ban
Mengenal simbol informasi pada banHairulKabri
 
BAN DAN PELEK.ppt
BAN DAN PELEK.pptBAN DAN PELEK.ppt
BAN DAN PELEK.pptalvia14
 
Analisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAnalisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAdiAdi385174
 
Analisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAnalisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAdiAdi385174
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptMuhammadRizki543854
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptSudiharjoDheDocTor
 
power poin rem cakram.pptx
power poin rem cakram.pptxpower poin rem cakram.pptx
power poin rem cakram.pptxALDhoven
 
Makalah sistem-rem-cbs-vario
Makalah sistem-rem-cbs-varioMakalah sistem-rem-cbs-vario
Makalah sistem-rem-cbs-variowarsono poetra
 
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdf
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdfbanpelek-150504025055-conversion-gate02.pdf
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdfsandi rustandi
 
makalah sistem suspensi dan rem
makalah sistem suspensi dan remmakalah sistem suspensi dan rem
makalah sistem suspensi dan remyusuf ahmad
 
Analisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiAnalisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiFathan Rosidi
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiAduyarp Namor
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiaduyarpnamor
 

Similar to 04. lapiran materi modul roda & ban (20)

modul tromol
modul tromolmodul tromol
modul tromol
 
Ban dan pelek
Ban dan pelekBan dan pelek
Ban dan pelek
 
Makalah perawatan ban dan roda
Makalah perawatan ban dan rodaMakalah perawatan ban dan roda
Makalah perawatan ban dan roda
 
Mengenal simbol informasi pada ban
Mengenal simbol informasi pada banMengenal simbol informasi pada ban
Mengenal simbol informasi pada ban
 
Materi PPT Roda dan Ban.pptx
Materi PPT Roda dan Ban.pptxMateri PPT Roda dan Ban.pptx
Materi PPT Roda dan Ban.pptx
 
Velg dan Ban.pptx
Velg dan Ban.pptxVelg dan Ban.pptx
Velg dan Ban.pptx
 
BAN DAN PELEK.ppt
BAN DAN PELEK.pptBAN DAN PELEK.ppt
BAN DAN PELEK.ppt
 
Analisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAnalisis roda.pptx
Analisis roda.pptx
 
Analisis roda.pptx
Analisis roda.pptxAnalisis roda.pptx
Analisis roda.pptx
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
 
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).pptPerawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
Perawatan & Perb Rangka-2 (1).ppt
 
power poin rem cakram.pptx
power poin rem cakram.pptxpower poin rem cakram.pptx
power poin rem cakram.pptx
 
Tire changer
 Tire changer Tire changer
Tire changer
 
Makalah sistem-rem-cbs-vario
Makalah sistem-rem-cbs-varioMakalah sistem-rem-cbs-vario
Makalah sistem-rem-cbs-vario
 
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdf
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdfbanpelek-150504025055-conversion-gate02.pdf
banpelek-150504025055-conversion-gate02.pdf
 
makalah sistem suspensi dan rem
makalah sistem suspensi dan remmakalah sistem suspensi dan rem
makalah sistem suspensi dan rem
 
Analisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudiAnalisis sistem kemudi
Analisis sistem kemudi
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual ii
 
New step 1 training manual ii
New step 1 training manual iiNew step 1 training manual ii
New step 1 training manual ii
 
rangka-dan-chasis.ppt
rangka-dan-chasis.pptrangka-dan-chasis.ppt
rangka-dan-chasis.ppt
 

04. lapiran materi modul roda & ban

  • 1. + BAB I MATERI UNIT KOMPETENSI MODUL RODA & BAN BY SUKARDI, S.Pd Page 1 MODUL MEMPERBAIKI RODA & BAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Disusun Oleh : NAMA GURU : NADHIRIN NIP : 197406032006041005 TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 4 KENDAL
  • 2. Page 2 Uraian Materi 1: 1. 1 PELEK DAN BAN Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body. Gambar 1. Pelek dan Ban 4.1.1 PELEK RODA (DISC WHEEL) Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
  • 3. Page 3 Gambar 2. Penampang pelek roda 1.2 TIPE PELEK RODA Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
  • 4. Page 4 Uraian 2 : 4.2 Pemeriksaan Roda 4.2.1 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti. New Tread Worn Tread TREAD WEAR INCICATOR Location marks Gambar 3. Indikator Keausan Ban (T.W.I) Hydroplanning Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding). Faktor yang mempengaruhi hydroplanning : Aman Berbahaya 1). Kecepatan : Rendah Tinggi 2). Tekanan Angin : Tinggi Rendah 3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
  • 5. Page 5 Pengendaraan di Jalan Basah Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah : 1). Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban, 2). Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air (terjadi Aquaplane / Hydroplane), 3). Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman. Pengendalian di Jalan Basah Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air : 1). Kedalaman alur telapak 2). Kelebaran alur telapak 3). Jumlah alur telapak 4). Jenis pola telapak 5). Kecepatan kendaraan Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan : 1). Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik). 2). Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek. 3). Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna. 4). Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit. 5). Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur), sehingga pengendaraan menjadi keras. PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar Gambar 4. Posisi Ban Terhadap Pelek
  • 6. Page 6 PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI 1). Ban luar radial harus memakai ban dalam radial. 2). Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam. 3). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban. 4). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless. 5). Mengemudi dengan cara yang wajar. 4.2.2 PEMERIKSAAN BAN LUAR Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini. Gambar 5. Memeriksa Run Out Pelek 4.2.2.1 Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. New Tread Worn Tread TREAD WEAR INCICATOR Location marks Gambar 6. Pemeriksaan Keausan Ban 4.2.2.2 Tekanan angin. Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya :
  • 7. Page 7 keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda : 1,0 mm) Gambar 7. Pemeriksaan run-out ban 4.2.2.3 Kerusakan ban luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual. Gantilah ban Anda Bila tanda slip sudah terlihat Gambar 8. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi.
  • 8. Page 8 C.B.U Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Tabel 2. macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar Macam dan Kondisi kerusakan Penggolongan Ply-cord putus ( C.B.U ) Berbahaya Retak alur Mencapai benang / kanvas Berbahaya Belum mencapai benang Hati-hati Rusak luar telapak Mencapai benang / kanvas Berbahaya Belum mencapai benang Hati-hati Retak dinding samping Mencapai benang / kanvas Berbahaya Belum mencapai benang Hati-hati Kerusakan bead (Bead broken) Berbahaya Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless Berbahaya 4.2.2.4 Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. 4.2.2.5 Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder.
  • 9. Page 9 Keausan Keausan Keausan Gambar 9. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder 4.2.2.6 Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar (1) Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok. (2) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. (3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat. Keausan Gambar10. Aus Sebelah Dalam dan Luar 4.2.2.7 Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu) Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban.
  • 10. Page 10 Keausan Keausan Gambar 11. Keausan Ban Akibat Toe – in Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah. Keausan Keausan Gambar 12. Keausan Ban Akibat Toe – out PENTING ! Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini mengakibatkan toe-in atau toe-out sebelah ban lebih besar dari lainnya. 4.2.2.8 Keausan Toe-and-Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang. Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali. Gambar 13. Keausan Toe – and – Heel
  • 11. 4.2.2.9 Keausan Spot/Spot Wear (Cupping) Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Keausan Gambar 14. Keausan Spot PENTING !  Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyebabkan terjadinya keausan spot.  Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan spot.  Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot. 4.2.3 BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. New Worn MODUL RODA & BAN BY SUKARDI, S.Pd TREAD WEAR INCICATOR Location marks Page 11
  • 12. Page 12 4.2.3.1 PELEK BAJA PRESS Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata. 4.2.3.2 PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah  Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.  Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.  Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.  Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.  Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur. 4.2.3.3 SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek. Gambar 15. Kode Spesifikasi Pelek
  • 13. Page 13 Misalnya: 5.50 F x 15 SDC Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi) F : Bentuk flens pelek 15 : Diameter pelek (dalam inchi) SDC : Tipe rim a). Pelek (Rim) Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut : Nama Singkatan Divided Type Rim D.T. Drop Center Rim D.C. Wide Drop Center Rim W.D.C. Semi Drop Center Rim S.D.C. Flat Base Rim I.R.  Divide Type Rim Gambar 16. Divide Type Rim Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.  Drop Center Rim Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
  • 14. Page 14 Gambar 17. Drop Center Rim  Wide Drop Center Rim Gambar 18 Wide Drop Center Rim Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban- ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.  Semi Drop Center Rim Gambar 19. Semi Drop Center Rim Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
  • 15. Page 15  Flat Base Rim Gambar 20. Flat Base Rim Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.  Interim Rim Gambar 21. Interim Rim Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban). 4.2.3.4. Ukuran Pelek Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
  • 16. Page 16 Keterangan : 5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi. S = bentuk flens dari pelek. Ada 20 macam,dari A sampai V. 20 = diameter pelek dalam inchi. F.B. = Flat Base Rim. NAMA BENTUK DASAR PENGGUNAAN D.T. (Divided Type Rim) D.C. (Drop Center Rim) S.D.C. (Semi Drop Center Rim) F.B. (Flat Base Rim) Gambar 22. Bentuk Dasar Pelek
  • 17. Page 17 RADIA 4.2.4 Macam-Macam Ban Ban kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias, radial dan tubeless (tanpa ban dalam). 4.2.4.1 Ban Bias Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial. 4.2.4.2. Ban Radial Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata. BREAKER BELT BIAS CORD L CORD LINER CHAMFER BEAD TIRE RIM VALVE Gambar 23. Roda dengan Ban Bias dan Ban Radial
  • 18. Page 18 TIRE TUBE FLAP WHEEL SIDE RING Gambar 24. Roda Dengan Ban Dalam 4.2.4.3. Ban Tubeless Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan. TREAD SHOULDER LINER SIDEWALL CARCASS (CORD) BEAD WIRE CHAMFER BEAD BEAD WIRE
  • 19. Page 19 RIM VALVE + TIRE HEIGHTRIMDIAMETER OUTERDIAMETER BEAD BASE TIRE WHEEL DISK Gambar 25. Roda Dengan Ban Tubeless 4.2.4.4. Kode ukuran ban dan roda Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya. Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda Jenis ban Contoh nominasi ban Dengan Ban Dalam Ban bias 10.00 – 20 – 14PR Ban radial 10.00 – 20 – 14PR Tubeless Ban bias 11-22.5 – 14PR Ban radial 11R22.5 – 14PR Ban radial ultra flat 225 / 70 R22.5 – 14 0 / 137J 4.2.4.5 Membaca Kode Ban a). Ban dengan ban dalam 10.0 – R – 20 – 14PR Keterangan : 10.0 : Lebar ban (inchi) R : Konstruksi radial 20 : Diameter rim (inchi) 14PR : Kekuatan ban (PR) TIRE WIDTH b). Ban tubeless 11 – R – 22.5 – 14PR Keterangan : 11 : Lebar ban (inchi) R : Konstruksi radial 22.5 : Diameter Rim (Inchi) 14PR : Kekuatan ban (PR) Gambar 26 . Kode Ban
  • 20. Page 20 TIRE HEIGHT(H) 4.2.4.6 Metode ISO a). Ban radial ultra flat 225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J Keterangan : 225 : Lebar ban (inchi) 70 : Rasio Ketebalan R : Konstruksi radial 22.5 : Diameter Rim (Inchi) 140 : Indek muatan (roda tunggal) 137 : Indek muatan (roda ganda) J : Simbol kecepatan 1). PR (Play Rating) Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun. 2). Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan TIRE WIDTH (W) W Ratio Ketebalan : H W Tingkat Kerataan : H x 100 Gambar 27. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan
  • 21. Page 21 3). Pola tapak ban (Tread pattern) Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut. RIB BLOCK LUG LURUS LUG MIRING COMPOSITE / KOMBINASI Uraian Materi 3. Gambar 28. Pola Dasar Tread Pattern 4.3 Membalans Roda / Ban 4.3.1 Balance (keseimbangan) Roda Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir. Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan (gambar 29). Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Gambar 29 : Keseimbangan dan ketidak seimbangan roda (Balance & Unbalance)
  • 22. Page 22 4.3.2 Efek ketidakseimbangan (unbalance) Ada dua jenis balance dan unbalance; statis dan dinamis. Efek keseimbangan dan ketidakseimbangan tersebut sperti pada gambar 30 di bawah dimana unbalance disebabkan oleh adanya titik berat pada ban dimana posisi titik berat akan menentukan jenisnya, statis atau dinamis. Gambar 30 : Effek dari Ketidakseimbangan (Unbalance) Roda Titik berat di tengah tapak ban akan membuat unbalance/ ketidakseimbangan statis, roda akan bergerak ke atas dan ke bawah, sedangkan titik berat pada salah satu sisi ban akan membuat unbalance /ketidakseimbangan dinamis dimana ban akan bergerak dari satu sisi ke sisi yang lainnya (oblak). Perbedaan keduanya dijelaskan pada gambar 31 Gambar 31: Unbalance Dynamic/ Ketidakseimbangan Dinamis Roda
  • 23. Page 23 4.3.3 Balance Statis Roda dan ban dengan balance statis, dapat bebas bergerak pada porosnya, posisinya tetap saat diputar. Jika tidak seimbang, titik berat akan selalu berada dibawah. Gambar 32 menunjukkan sebuah ban dengan titik berat di tengah tapak ban. Ini memiliki unbalance statis atau dapat dibalancekan dengan memasang pemberat di pelek tepat di sisi yang berlawanan dengan titik berat. Dua pemberat diperlukan, masing-masing setengah massa titik berat. Jika hanya satu pemberat maka dapat dibuat menjadi balance dinamis. Tanpa pemberat, roda akan tampak bergerak ke atas dan ke bawah saat berputar ini biasanya disebut tramp. Gaya yang berputar dengan roda akan berusaha menarik roda ke depan dan ke belakang namun hal itu dapat dicegah dengan adanya suspensi. 4.3.4 Unbalance dinamis Gambar 34 di atas menjelaskan ban dengan titik berat pada salah satu sisinya. Pada diagram, gaya akan menarik bagian depan ban dan berusaha berputar pada poros stir. Saat roda berputar, ia akan menarik dari sisi satu ke sisi yang lainnya karena gaya tersebut mengubah arahnya pada tiap setengah putaran roda. Ini biasanya disebut ban goyang atau oblak. Efek dari gaya ini dilihat hanya pada saat gaya tersebut berada di roda depan atau roda belakang dimana stir memungkinkan roda untuk pivot dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Saat gaya itu berada di atas atau di bawah, roda tertahan dan tidak oleng meskipun ada tramp. Ban pada gambar 32 memiliki dua titik berat yang terletak secara diagonal. Ban berada tersebut pada balance statis dan akan tetap pada posisi porosnya. Ini karena titik berat yang ada saling mengimbangi. Namun demikian, roda yang memiliki balance statis akan memiliki unbalance dinamis. Ketika roda ini (tanpa pemberat) berputar, gaya sentrifugal akan bergerak pada kedua titik berat. Gaya akan menarik bagian depan dan belakang ban secara bersamaan. Pemberat yang tampak pada gambar menjelaskan balance dinamis.
  • 24. Page 24 Gambar 32: Ban dengan dua titik berat secara diagonal 4.3.5 Memperbaiki unbalance Pemberat balance dipasang pada tapak ban untuk mengimbangi titik berat. Gambar 33 menunjukkan ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance dipakai untuk memperbaikinya hingga massa-nya merata pada seluruh ban. Gambar 33: Ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance
  • 25. Page 25 Gambar 34 menunjukkan roda dengan unbalance dinamis dimana dua pemberat diperlukan untuk memperbaikinya dan ketika sudah balance dinamis, massanya merata pada tiap-tiap bagian roda. Pada kebanyakan hal, kasusnya tidak terbatas pada balance statis atau dinamis.kebanyakan roda dan ban dibuat agar dapat dibalance baik statis maupun dinamis saat roda itu sudah tidak balance lagi. balance Gambar 34: Ban dengan unbalance Dynamis, dua pemberat 4.3.6 Balancing roda Mesin balancing roda digunakan untuk ketepatan balancing. Ada dua jenis,yaitu 1). Memutar roda ketika roda tidak berada di kendaraan. 2). Memutar roda saat masih menyatu dengan kendaraan. Keduanya menggunakan vibrasi yang terjadi saat roda berputar untuk mengetahui posisi unbalance (baik statis maupun dinamis) diroda dan ban. Balancer (balancing roda) di luar kendaraan Ini merupakan mesin yang membalance roda di luar kendaraannya. Roda di pasang di kumparan mesin yang kemudian digerakkan oleh Motor elektrik. Balancer seperti ini ada pada gambar 35.yang ada alat pendeteksi langsung. Dengan satu putaran pada mesin, mesin dapat mengetahui apakah ban mengalami balance statis atau dinamis. Instrument ini menunjukan berat balance yang diperlukan, letaknya dan apakah unbalance/Ketidakseimbangan berada di dalam atau di luar lingkaran roda Pada dasarnya, mesin seperti ini terdiri dari kumparan yang terpasang untuk roda dan sensor elektronik untuk mengukur vibrasi
  • 26. Page 26 kumparan saat roda berputar. Kemudian sensor akan mengukur tingkat balance yang ada. Roda yang balance tidak menghasilkan vibrasi. Mesin balancing roda ini, memiliki komponen elektronik dan sirkuit yang memudahkannya beroperasi.pada kebanyakan kasus, ukuran ban dipilih oleh operator dan mesin secara otomatis menjelaskan kesesuaian ukuran roda yang sedang dibalance. Gambar 35 : Mesin Balans menggunakan Pengaman/Penutup 4.3.7. ALAT KESELAMATAN Mesin balancing roda memiliki kap pengaman yang menutupi roda saat berputar. Roda dapat berputar dalam kecepatan tinggi, kap penutup ini akan melindungi operator dari roda yang bisa saja terlepas dari kumparan. Pemberat yang ada harus dilepas dari pelek sebelum memutar agar tidak terlepas dan mengenai operator dan untuk lebih memperoleh balance yang tepat
  • 27. Page 27 Gambar 36: Nama Komponen-komponen Balans 1. Operational Panel 9. Clamping nut 2. Wheel safety cover 10. Fixing template 3. Housing 11. Brake Pedal 4. Wheel fixing cup 12. Body 5. Large cone 13. Scale Bar 6. Medium cone 14. Work table 7. Small cone 15. Cone hanger 8. Shaft 16. Power Switch
  • 28. Page 28 Gambar 37: Tombol pengoperasian Balans 4.3.8 Balancer (balancing roda) pada kendaraan Balancer jenis ini, membalance roda, ban dan hub yang terpasang pada kendaraan. Balancer memiliki motor elektrik dengan logam pengendali roda yang bekerja pada bahu ban (gambar 38). Pickup head di bawah suspensi digunakan untuk mengetahui vibrasi dari unbalance sedangkan instrumennya mencatat unbalance dan menunjukkan dimana letak pemberat diperlukan Untuk membalance sebuah roda, roda diletakkan di atas tanah kemudian kapur penanda diletakkan di atas ban. Biasanya pickup head merupakan bagian dari dongkrak atau stand, maka letaknya di bawah suspensi untuk mengetahui vibrasi. Mesin berputar ke sisi-sisi roda untuk dibalance dan pengendali roda berfungsi untuk memutar roda pada kecepatan tinggi. Vibrasi yang diterima kemudian diubah kegetaran elektrik yang ditransmisikan ke mesin. Instrument mesin menunjukkan jumlah unbalance dan perbaikan yang diperlukan. Setelah memasang pembalance, roda diputar lagi untuk mengetahui apakah roda sudah balance atau belum.
  • 29. Page 29 Gambar 38: Membalan pada roda yang masih terpasang 4.3.9 Pemutar Roda Ada balancer yang menggunakan pemutar roda secara terpisah (gambar 39), khususnya untuk memutar roda yang berat pemutar jenis ini digunakan pada tapak roda. Gambar 39 : Balaner yang menggunakan pemutar roda o PERHATIAN Untuk balancing roda pada on-vehicle balancing, dapat menggunakan mesin kendaraan tersebut untuk memutar roda. Ini dapat dilakukan pada roda depan dan belakang
  • 30. Page 30 Pemutaran roda harus dibatasi pada kecepatan 55 km/jam pada speedometer, ini penting karena dengan satu roda di jalan, speedometer hanya akan membaca ½ kecepatan roda sebenarnya. Jika perhatian ini tidak diindahkan, akan menyebabkan roda melaju pada kecepatan yang berbahaya, bahaya cedar bagi operator, disintegrasi ban bahkan rusaknya kendaraan. Saat batas slip-differential sudah diperoleh, kendaraan harus dinaikkan dari lantai saat memutar roda depan dan belakang. Jangan sampai masih ada satu roda yang masih menyentuh lantai agar kendaran tidak lari dari dongkrak atau stand.. 4.3.10 Memasang pembalance Pemberat balance dijelaskan gambar 40. Pembalance memiliki kawat penjepit yang mengait pada pelek roda, dipasang dengan menancapkannya dengan palu. Sesudah terpasang dengan baik, kemudian dengan rapi dimasukkan ke dalam pelek. Berat yang berbeda digunakan pada roda alumunium dan roda baja, karena keduanya memiliki bentuk yang berbeda begitu juga pembalancenya. Pembalance yang lebih ringan digunakan pada roda alumunium memiliki sifat adhesif yang menempel pada bagian datar pelek. Pembalance dibuat dalam berbagai ukuran; dalam massa, gram ditunjukan dalam berat pembalance. Gambar 40 : Timah Pemberat Balancer  Ban dan pelek Ban dengan pelek runout dapat dalam keadaan balance statis atau unbalance dinamis. Untuk roda yang sulit untuk dibalance, roda dan ban harus dicek lebih lama lagi. Runout diperiksa dengan menggunakan alat ukur (Dial gauge) yang diletakan di bagian bawah (gambar 41). Umumnya runout tidak lebih dari 2 mm.
  • 31. Page 31 Sedangkan ban diperiksa di bagian tengah tapaknya untuk diameter ban dan di bagian pinggirnya pada bagian sampingnya.untuk memastikan bahwa semua bagian ban sudah teperiksa. Untuk pemeriksan yang lebih akurat, ban dilepas dari peleknya. Sebelum memeriksa ban runout kendaraan harus dipanaskan agar ban juga ikut panas. Ban runout dan unbalance kadang dapat dikurangi dengan melepas ban dari roda dan memutarnya 180 derajat sebelum memasangnya lagi. Gambar 41 : Membalans dengan menggunakan Dial Gauge). 4. 4 Memasang Roda 4.4.1. Prosedur Pemasangan Ban a). Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal. Gambar 42. Kondisi rata dan terganjal b). Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge
  • 32. Page 32 (alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan jack stand. Gambar 43. Menambah Tekanan Ban Tabel 5. Standar Tekanan Ban Ukuran ban Tekanan udara (kg/cm2 ) (depan & belakang) 10.0-20-14PR 6.75 10.0R20-14PR 7.25 11R22.5-14PR 7.00 11/70R22.5-14PR 8.00 11.1-20-16PR 7.00 c). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya. Gambar 44. Tanda Pemasangan d). Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan. Gambar 45. Mendongkrak kendaraan
  • 33. Page 33 e).Mengencangkan mur roda Mur dan baut roda harus dikencangkan pada kecepatan tertentu. Untuk memastikannya, roda didudukkan dengan benar dan tidak didistorsi, kemudian dikencangkan dengan ketentuan yang sudah ada seperti pada gambar 45. Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar dibawah ini, Torsi : 600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft). Mur Hub 1 1 1 3 3 4 4 3 4 2 2 5 5 2 FOUR WHEEL NUTS FIVE WHEEL NUTS Gambar 46. Urutan Pemasangan Baut  Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika ada yang kendor.  Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.  Putaran untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm 4,000-4,800 kg.cm Gambar 47. Pengencangan mur roda
  • 34. Page 34 VARIASI KECIL VARIASI TITIK BESAR GETAS TEKANANAKSIALBAUT 4.4.2 Metode pengencangan baut Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region (konvensional) dan metode plastic region (angle torque). a). Metode elastic region Pada metode ini momen pengencangan bertambah sesuai dengan putaran sudut baut, bila baut dikeraskan melebihi elastic region hanya sudut putaran yang bertambah tetapi momennya tetap. b). Metode plastic region Pada tipe mesin tertentu, baut cylinder head dan main cap bearing dikencangkan dengan metode plastic region. Pada metode ini, pertama baut dikencangkan pada momen yang mendekati yield point (titik getas), kemudian diputar lagi sampai melewati yield point. Baut tipe ini menghalangi tegangan aksial di daerah plastic region. DAERAH ELASTIS DAERAH PLASTIS PATAH PEMANJANGAN BAUT Grafik 1. Metode Pengencangan Baut
  • 35. Page 35 BAB II SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETE NSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman.Peran Pelatih adalah untuk a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
  • 36. Page 36 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
  • 37. Page 37 Judul : Pengarang : Brigestone Tire Maintenance Tire Maintenance Bogor Penerbit : Tahun terbit : PT. Brigestone Tire Indonesia 1992 Judul : New Step 1 Training Manual Pengarang : Penerbit : Team Toyota Astra Motor PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Tahun terbit : 1995 Judul : Dasar-Dasar Automotive. Pengarang : Penerbit : Team Toyota Astra Motor PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Tahun terbit : 1987 Judul : Pengarang : Materi Pelajaran Chassis Group Step Team Astra Motor Jakarta 2 Penerbit : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Tahun terbit : 1995 Judul : Pengarang : Service Manual Tyre Changer Pontecchio Marconi Penerbit : Tahun terbit : Pontecchio Marconi Bologna Italia 2003 Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit : Automotive Encyyclopedia : William K. Tobolt & Larry Johnson : The Good Heart- Wilcox Copany Inc Publisher : 1977
  • 38. Page 38 5.3 Bahan Dan Alat Yang Digunakan 5.3.1 Bahan : 1). Ban mobil Luar 13 „ 2). Pelk Mobil Ring 13“ 3). Timah atau pembalans 4). Kain Lap/majun 5). Sabun Colek (Omo) 5.3.2. Alat : 1). Mesin Pelepas Ban (Tire changer) 2). Mesin pembalans 3). Palu 4). Gunting besar 5). Tang potong