SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BAB 6
KEPEMILIKAN YANG SAH
A. Kepemilikan
Secara bahasa, kata kepemilikan berarti memiliki sesuatu dan sanggup
bertindak sekehendak hati terhadapnya. Secara istilah, kepemilikan adalah suatu
ikhtisas yang menghalangi orang lain bertindak terhadap benda miliknya
sekehendaknya, kecuali ada penghalang. Menurut Jumhur ulama, kepemilikan
merupakan hak khusus seseorang terhadap suatu benda dan tercegahnya pihak lain
untuk ikut memanfaatkannya. Pemilik disahkan menggunakan hak miliknya
sejauh tidak melanggar ketentuan syariat.
1. Ketentuan Syariat Mengenai Hak Milik
Ketentuan mengenai hak-hak manusia untuk memiliki seisi alam ini
harus berlandaskan pada ketentuan yang dibuat Allah SWT. Syariat Islam
mempunyai aturan tertentu mengenai keinginan seseorang untuk memiliki
kekayaan alam ini menjadi milik pribadinya. Ketentuan Islam mengenai
kekayaan pribadi itu meliputi delapan pokok adalah sebagai berikut.
a. Pemanfaatan Kekayaan
Semua kekayaan harus memiliki manfaat dan dapat digunakan
manfaatnya untuk orang banyak. Nabi SAW bersabda yang artinya, “Orang
yang menguasai tanah yang tidak bertuan tidak lagi berhak atas tanah itu jika
setelah tiga tahun menguasainya, ia tidak menggarapnya dengan baik.”
Pemerintah Islam berhak mengatur dan mencabut izin hak kepemilikan
tanah seseorang apabila pemilik berlaku tidak sesuai dengan ajaran Islam,
yakni hanya mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan hak masyarakat
secara luas.
b. Membayar Zakat
Semua kekayaan, emas, perak, uang, hasil pertanian, usaha perdagangan,
dan apa saja yang dimiliki oleh seseorang selama hidupnya merupakan harta
benda yang wajib dizakati. Syariat zakat bertujuan untuk kemaslahatan
umum, kaum Muslimin secara keseluruhan,dan tidak untuk menumpuk
kekayaan pribadi, melainkan untuk berbakti kepada Allah SWT.
c. Penggunaan yang Berfaedah
Penggunaan harta benda harus dapat memberi manfaat dan faedah bagi
kepentingan umum, dapat menyejahterakan, menguntungkan, dan
memakmurkan. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,
akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu
membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan
apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah: 272)
d. Penggunaan yang Tidak Merugikan
Apabila Islam memberi tekanan pada pemakaian yang berfaedah, berarti
membebankan
kewajiban kepada pemilik harta benda untuk menggunakannya sedemikian
rupa sehingga tidak merugikan orang lain atau masyarakat. Oleh karena itu,
jika seandainya kerugian ditimpakan kepada orang lain, hal itu merupakan
pelanggaran. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-
Baqarah: 190)
e. Kepemilikan yang Sah
Tindakan untuk memperoleh harta benda dengan cara yang tidak sah
dilarang dalam
Islam. Demikian pula kepemilikan yang diperoleh dari penyuapan, sumpah
palsu, atau surat
palsu adalah perbuatan yang melanggar hukum.
f. Penggunaan Berimbang
Di samping syarat kepemilikan harus dilakukan dengan cara yang sah, asas
keseimbangan dalam menggunakan hak milik seseorang pun diatur dengan
jelas dalam Islam. Maksud keseimbangan di sini adalah tidak berlaku kikir
dan boros. Allah SWT sangat tidak menyukai orang-orang yang memiliki
sifat kikir dan sombong, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya berikut
ini.
Artinya: “…Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri, (yaitu) orang yang kikir, dan menyembunyikan karunia
yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang kafir azab yang menghinakan.” (Q.S. An-Nisaa: 36 - 37).
g. Pemanfaatan Sesuai Hak
Ketentuan etika bisnis Islami menekankan penggunaan harta dengan
menjamin manfaatnya bagi si pemilik. Harus diakui bahwa sangat banyak
orang memanfaatkan harta bendanya untuk kepentingan diri sendiri, baik di
bidang politik maupun di bidang ekonomi, dengan mengabaikan
kepentingan-kepentingan yang luas bagi masyarakat. Hal tersebut sangat
bertentangan dengan Islam.
h. Kepentingan Kehidupan
Persoalan pengawasan dan pembagian harta tidak timbul sebelum kematian
pemiliknya. Kepentingan bagi mereka yang masih hidup dengan
mempraktikkan hukum waris.
2. Sebab Kepemilikan
Sebab-sebab memiliki (tamalluk) yang ditetapkan syarak, sebagaimana
disebutkan dalam buku Pengantar Fikih Muamalat hanya terdiri atas empat
sebab, adalah sebagai berikut.
a. Ihrazul Mubahat
Ihrazul mubahat adalah sebab timbul atau sifat memiliki atas benda oleh
seseorang. Yang dimaksud dengan mubah dalam ihrazul mubahat adalah
harta yang tidak masuk ke dalam milik yang dihormati (milik orang yang
sah) dan tidak ada pula suatu penghalang yang dibenarkan syarak dari
memilikinya. Contoh barang-barang mubah dan dapat dimiliki, seperti air
yang tidak dimiliki seseorang, rumput dan pepohonan di hutan belantara
yang tidak dimiliki oleh orang, binatang buruan, ikan-ikan di laut. Dalam
ketentuan milkiyah, semua jenis tersebut di atas adalah barang mubah. Siapa
pun berhak memiliki semua jenis barang tersebut. Apabila dia telah
menguasai dengan maksud memiliki, menjadilah miliknya. Tidak yang
termasuk mubah untuk dimiliki seorang pun yang dapat menghalangi karena
barang yang dimaksud adalah barang mati tak bertuan, melainkan milik
Allah SWT. Untuk memiliki benda-benda mubah dengan jalan ihrazul
memerlukan dua syarat.
1) Benda tersebut tidak diihrazkan orang lain terlebih dahulu. Misalkan,
seseorang telah
mengumpulkan rumput dalam sebuah keranjang dan dibiarkan tidak
diambil maka orang lain tidak berhak mengambil rumput tersebut karena
telah diihrazkan (dijaga) oleh seseorang. Oleh karena itu, ada kaidah
yang mengatakan bahwa barang siapa mendahului orang lain pada
sesuatu yang mubah bagi semua orang, maka sesungguhnya ia telah
memilikinya.
2) Ada maksud tamalluk, yakni jika seseorang memperoleh sesuatu benda
mubah dengan tidak bermaksud memilikinya, tidaklah benda itu menjadi
miliknya. Misalnya, seseorang memasang jaring penangkap, lalu
terjeratlah seekor binatang buruan. Jika ia meletakkan jaring penangkap
tadi sekadar mengeringkan jaring, tidaklah dia berhak memiliki binatang
buruan yang terjerat oleh jaringnya. Orang lain masih boleh mengambil
binatang terjerat itu. Orang yang mengambil itulah dipandang muhriz,
bukan pemilik jaring.
b. Al 'Uqud
Al 'uqud (akad) merupakan sebab terjadi kepemilikan, seperti akad jual beli
sepeda. Sepeda yang dibeli menjadi milik pembeli secara sah karena telah
terjadi akad jual beli sepeda. Artinya, penjual telah memindahtangankan hak
kepemilikan sepeda darinya (penjual) ke pihak kedua (pembeli). Akad ini
lazim disebut dengan transaksi pemindahan hak. Maksud akad dalam sistem
kepemilikan mengandung dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut.
1) 'Uqud jabariyah, yaitu akad-akad yang harus dilakukan berdasarkan pada
keputusan
hakim, seperti menjual harta orang yang berutang secara paksa.
Penjualan tersebut salah, walaupun dia menjual karena dipaksa oleh
hakim, dan hakim memaksa menjual barang itu untuk membayar utang
orang lain.
2) Istimlak untuk maslahat umum
Untuk memahami dengan mudah akad ini, perhatikan contoh berikut ini.
Misal tanah tanah di samping masjid apabila diperlukan untuk masjid
harus dimiliki oleh masjid dan pemilik harus menjualnya.
Kedua kategori di atas, baik 'uqud jabary maupun istimlak masuk dalam
bidang akad. Akad tersebut lazim disebut dengan transaksi pemindahan
hak dalam sistem ekonomi Islam.
c. Khalafiyah
Istilah khalafiyah dikenal dalam sistem ekonomi kontemporer dengan istilah
penggantian. Maksud khalafiyah (penggantian) adalah penggantian posisi
dari satu pihak ke pihak lain, yang dalam prosesnya tanpa ada persetujuan,
baik dari pihak pertama maupun pihak kedua. Misalnya, harta warisan.
Warisan berpindah ke ahli waris tanpa terlebih dahulu bersyarat persetujuan
karena ketentuan itu merupakan ketentuan syariat Islam.
d. Attawallud min Mamluk
Attawallud min mamluk adalah sebuah kepemilikan yang diperoleh dengan
jalan anak pinak, seperti pohon menghasilkan buah, buah ini otomatis
menjadi miliknya karena dia yang memiliki pohonnya. Seseorang memiliki
ternak kambing lalu diambil susunya, susu yang diperoleh dari kambing
tersebut menjadi miliknya.
3. Menghidupkan Tanah Mati
Ihya mawat al-ard adalah menghidupkan tanah mati. Maksud tanah mati
adalah tanah tak
bertuan, yaitu tidak dimiliki seseorang. Islam membolehkan umatnya
menghidupkan tanah mati, sekaligus menjadi milik dari yang
menghidupkannya. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati maka ia menjadi
pemiliknya, tidak ada bagi orang yang aniaya hak atas sesuatu." (H.R. Abu
Dawud dan Tirmidzi)
Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka ia memperoleh
pahala, dan apa-apa yang dimakan binatang, maka menjadi sedekah
baginya.” (H.R. Ahmad)
Menghidupkan tanah mati yang diperbolehkan menurut syarak adalah
mempersiapkan tanah itu untuk keperluan yang diinginkan. Dalam
penggunaannya, dianjurkan untuk memberi tanda batas dengan tembok atau
parit yang menunjukkan pembatas atas tanah yang dihidupkan. Pembatasan itu
diperlukan agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari.
B. Akad
1. Pengertian Akad
Secara bahasa, akad artinya ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara
nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi.
Sedangkan secara istilah, ulama fikih membaginya menjadi dua ketentuan,
umum dan khusus.
a. Akad secara Umum
Secara umum, akad adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang
berdasarkan keinginannya sendiri, seperti: wakaf, talak, dan pembebasan
atau sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang,
seperti: jual beli, perwakilan, dan gadai.
b. Akad secara Khusus
Untuk pengertian ini, para ulama berbeda pendapat, antara lain:
1) Perikatan yang ditetapkan dengan ijab kabul berdasarkan ketentuan
syarak yang
berdampak pada objeknya;
2) Pengaitan ucapan salah seorang yang akad dengan yang lainnya secara
syarak pada segi yang tampak dan berdampak pada objeknya.
2. Hukum Akad
Ketentuan dasar dari akad adalah firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…”
(Q.S.Al-Maidah: 1)
3. Syarat Akad
Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau
lebih, berdasarkan keadaan masing-masing. Akad dapat terjadi apabila
terdapat unsur-unsur, yaitu sigat akad, akad dengan perbuatan, akad dengan
isyarat, dan akad dengan tulisan.
Syarat-syarat terjadinya akad ada dua macam, yaitu syarat umum dan syarat
khusus.
a. Syarat Umum
Adalah syarat-syarat yang harus ada pada setiap akad, yaitu:
1) kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak;
2) yang dijadikan objek akad dapat menerima hukumnya;
3) akad itu diizinkan oleh syarak;
4) akad yang dilakukan tidak dilarang oleh syarak;
5) akad dapat memberikan manfaat;
6) ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi kabul;
7) ijab dan kabul harus bersambung. Apabila seseorang yang berijab
sudah berpisah
sebelum adanya kabul, ijab tersebut menjadi batal.
b. Syarat Khusus
Adalah syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad.
Syarat khusus ini biasa disebut syarat idhafi (tambahan) yang harus ada
di samping syarat-syarat yang umum, seperti syarat saksi dalam
pernikahan.
4. Rukun Akad
1) Pihak-pihak yang akan melaksanakan akad adalah orang-orang yang
cakap hukum.
2) Adanya ijab kabul.
3) Tidak adanya unsur paksaan.
4) Objek akadnya jelas.
5. Syarat Sah Akad
Akad dianggap sah jika terhindar dari enam perkara, yaitu kebodohan,
paksaan, pembatasan waktu, perkiraan, ada unsur kemudaratan, dan syarat-
syarat jual beli yang rusak (fasid).
6. Pembagian Akad
a. Akad Sahih
Adalah akad yang memenuhi unsur dan syarat yang telah ditetapkan oleh
syarak, baik asal maupun sifatnya.
b. Akad Tidak Sahih
Adalah akad yang tidak memenuhi unsur syarak. Artinya tidak sahih
adalah tidak memenuhi rukun dan tidak ada objek akad. Misal, orang gila
mengadakan akad adalah batil karena orang gila bukan ahli akad. Akad
dianggap fasid apabila objek akad tidak diketahui, meskipun telah
memenuhi rukun dan syarat, artinya barangnya tidak kelihatan atau tidak
berada di tempat.
7. Makna Sigat (Ijab Kabul) dalam Akad
Ijab dan kabul sangat penting karena keduanya merupakan syarat yang
harus dipenuhi oleh kelompok yang mengadakan akad. Ijab artinya ucapan
tanda penyerahan dari pihak yang menyerahkan dalam suatu akad. Kabul
adalah ucapan tanda setuju (terima) dari pihak yang menerima dalam suatu
akad. Syarat ijab kabul adalah sebagai berikut.
a. Harus jelas maksudnya sehingga dipahami oleh pihak yang
melangsungkan akad.
b. Antara ijab dan kabul harus sesuai.
c. Antara ijab dan kabul harus bersambung dan berada di tempat yang sama
atau berada di tempat yang sama-sama diketahui oleh keduanya.
8. Hikmah Akad
Adapun hikmah yang didapat dari akad adalah kepemilikan terhadap barang
tidak hanya memiliki saja, tetapi terdapat ketentuan-ketentuan hukum yang
jelas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan atau pengalihan hak
dengan cara yang tidak benar. Kepemilikan barang yang didapat dengan
cara tidak benar sangat berdosa dan akan menjauhkan rahmat dan berkah
dari Allah SWT.

More Related Content

What's hot

Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2
Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2
Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2Aulia Mala
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA Johan Setiawan
 
Teori Pemilikan
Teori PemilikanTeori Pemilikan
Teori Pemilikansalmy1001
 
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHMENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHUlfah Nur Islami
 
Pengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafPengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafBayu Adi
 
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islam
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islamPower point wakaf tunai di tinjau dari hukum islam
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islamMaya Ismaya Turohim
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakafMulyanah
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurfina fitrilitha
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAMfissilmikaffah1
 
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 201402 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014Encep Bahauddin
 
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islamEncep Bahauddin
 

What's hot (20)

Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2
Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2
Wakaf " PAI kelas 10 " semester 2
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
 
Teori Pemilikan
Teori PemilikanTeori Pemilikan
Teori Pemilikan
 
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHMENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
 
Wakaf111
Wakaf111Wakaf111
Wakaf111
 
Pengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafPengelolaan Wakaf
Pengelolaan Wakaf
 
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islam
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islamPower point wakaf tunai di tinjau dari hukum islam
Power point wakaf tunai di tinjau dari hukum islam
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Penjelasan Wakaf
Penjelasan WakafPenjelasan Wakaf
Penjelasan Wakaf
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujur
 
FIQIH KELAS 10 LENGKAP
FIQIH KELAS 10 LENGKAP FIQIH KELAS 10 LENGKAP
FIQIH KELAS 10 LENGKAP
 
Pengelolaan wakaf
Pengelolaan wakafPengelolaan wakaf
Pengelolaan wakaf
 
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
Bab 8 pengelolaan wakaf
Bab 8 pengelolaan wakafBab 8 pengelolaan wakaf
Bab 8 pengelolaan wakaf
 
Materi bab 7
Materi bab 7Materi bab 7
Materi bab 7
 
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 201402 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014
02 konsep harta dan kepemilikan dalam islam 2014
 
Materi ii hukum wakaf
Materi ii hukum wakafMateri ii hukum wakaf
Materi ii hukum wakaf
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam
001 konsep harta dan kepemilikan dalam islam
 

Similar to Materi bab 6

IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAM
IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAMIBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAM
IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAMAlma Pramadanti
 
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp021sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02Hamzah Robbani
 
Sistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamSistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamMuhammad Jamhuri
 
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdf
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdfkuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdf
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdfRiyanto44
 
Teori hak (fiqh muammalah 1)
Teori hak (fiqh muammalah 1)Teori hak (fiqh muammalah 1)
Teori hak (fiqh muammalah 1)Abdul Aziz
 
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.ppt
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.pptHukum Benda semster 3 universitas tebuka.ppt
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.pptDianaanggraini30
 
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islam
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islamBab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islam
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islamwahyudinia112
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Early Ridho Kismawadi
 
HARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMHARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMNurul Husna
 
Bahanajar_1609920355 (3).pdf
Bahanajar_1609920355 (3).pdfBahanajar_1609920355 (3).pdf
Bahanajar_1609920355 (3).pdfrizkihapiz
 
Teori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamTeori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamEkonomiIslam
 
Telaah kritis konsep haki
Telaah kritis konsep hakiTelaah kritis konsep haki
Telaah kritis konsep hakiaaean
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatRazma
 

Similar to Materi bab 6 (20)

IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAM
IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAMIBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAM
IBADAH DAN MUAMALAH - KONSEP HAK MILIK DALAM ISLAM
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
Konsep kepemilikan
Konsep kepemilikanKonsep kepemilikan
Konsep kepemilikan
 
Konsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam IslamKonsep Harta Dalam Islam
Konsep Harta Dalam Islam
 
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp021sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02
1sistemkepemilikandalamislam 100428030444-phpapp02
 
Sistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamSistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islam
 
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdf
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdfkuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdf
kuliah 5 per 11 (hak dan kepemilikan).pdf
 
Teori hak (fiqh muammalah 1)
Teori hak (fiqh muammalah 1)Teori hak (fiqh muammalah 1)
Teori hak (fiqh muammalah 1)
 
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.ppt
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.pptHukum Benda semster 3 universitas tebuka.ppt
Hukum Benda semster 3 universitas tebuka.ppt
 
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islam
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islamBab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islam
Bab 7 kepemilikan (milkiyah) dalam islam
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
 
HARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAMHARTA DALAM ISLAM
HARTA DALAM ISLAM
 
PPT MAQASHID KEL 9.pptx
PPT MAQASHID KEL 9.pptxPPT MAQASHID KEL 9.pptx
PPT MAQASHID KEL 9.pptx
 
Bahanajar_1609920355 (3).pdf
Bahanajar_1609920355 (3).pdfBahanajar_1609920355 (3).pdf
Bahanajar_1609920355 (3).pdf
 
subyek obyek_hukum
subyek obyek_hukumsubyek obyek_hukum
subyek obyek_hukum
 
Teori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam IslamTeori Harta Dalam Islam
Teori Harta Dalam Islam
 
Telaah kritis konsep haki
Telaah kritis konsep hakiTelaah kritis konsep haki
Telaah kritis konsep haki
 
Muamalat harta dalam islam
Muamalat harta dalam islamMuamalat harta dalam islam
Muamalat harta dalam islam
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh Muamalat
 

More from dinanurfadhilah (20)

Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Silabus fiqih ma kelas x, 1 2
Silabus fiqih ma kelas x, 1 2Silabus fiqih ma kelas x, 1 2
Silabus fiqih ma kelas x, 1 2
 
Rpp fiqih ma kelas x, 1 2
Rpp fiqih ma kelas x, 1 2Rpp fiqih ma kelas x, 1 2
Rpp fiqih ma kelas x, 1 2
 
Rpp bab 11
Rpp bab 11Rpp bab 11
Rpp bab 11
 
Rpp bab 10
Rpp bab 10Rpp bab 10
Rpp bab 10
 
Rpp bab 9
Rpp bab 9Rpp bab 9
Rpp bab 9
 
Rpp bab 8
Rpp bab 8Rpp bab 8
Rpp bab 8
 
Rpp bab 7
Rpp bab 7Rpp bab 7
Rpp bab 7
 
Rpp bab 6
Rpp bab 6Rpp bab 6
Rpp bab 6
 
Rpp bab 5
Rpp bab 5Rpp bab 5
Rpp bab 5
 
Rpp bab 3
Rpp bab 3Rpp bab 3
Rpp bab 3
 
Rpp bab 2
Rpp bab 2Rpp bab 2
Rpp bab 2
 
Rpp bab 1
Rpp bab 1Rpp bab 1
Rpp bab 1
 
Protah fiqih ma kelas x, 1 2
Protah fiqih  ma kelas x, 1 2Protah fiqih  ma kelas x, 1 2
Protah fiqih ma kelas x, 1 2
 
Promes fiqih ma kelas x, 1 2
Promes fiqih ma kelas x, 1 2Promes fiqih ma kelas x, 1 2
Promes fiqih ma kelas x, 1 2
 
Materi bab 11
Materi bab 11Materi bab 11
Materi bab 11
 
Materi bab 10
Materi bab 10Materi bab 10
Materi bab 10
 
Materi bab 9
Materi bab 9Materi bab 9
Materi bab 9
 
Materi bab 8
Materi bab 8Materi bab 8
Materi bab 8
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Materi bab 6

  • 1. BAB 6 KEPEMILIKAN YANG SAH A. Kepemilikan Secara bahasa, kata kepemilikan berarti memiliki sesuatu dan sanggup bertindak sekehendak hati terhadapnya. Secara istilah, kepemilikan adalah suatu ikhtisas yang menghalangi orang lain bertindak terhadap benda miliknya sekehendaknya, kecuali ada penghalang. Menurut Jumhur ulama, kepemilikan merupakan hak khusus seseorang terhadap suatu benda dan tercegahnya pihak lain untuk ikut memanfaatkannya. Pemilik disahkan menggunakan hak miliknya sejauh tidak melanggar ketentuan syariat. 1. Ketentuan Syariat Mengenai Hak Milik Ketentuan mengenai hak-hak manusia untuk memiliki seisi alam ini harus berlandaskan pada ketentuan yang dibuat Allah SWT. Syariat Islam mempunyai aturan tertentu mengenai keinginan seseorang untuk memiliki kekayaan alam ini menjadi milik pribadinya. Ketentuan Islam mengenai kekayaan pribadi itu meliputi delapan pokok adalah sebagai berikut. a. Pemanfaatan Kekayaan Semua kekayaan harus memiliki manfaat dan dapat digunakan manfaatnya untuk orang banyak. Nabi SAW bersabda yang artinya, “Orang yang menguasai tanah yang tidak bertuan tidak lagi berhak atas tanah itu jika setelah tiga tahun menguasainya, ia tidak menggarapnya dengan baik.” Pemerintah Islam berhak mengatur dan mencabut izin hak kepemilikan tanah seseorang apabila pemilik berlaku tidak sesuai dengan ajaran Islam, yakni hanya mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan hak masyarakat secara luas. b. Membayar Zakat Semua kekayaan, emas, perak, uang, hasil pertanian, usaha perdagangan, dan apa saja yang dimiliki oleh seseorang selama hidupnya merupakan harta benda yang wajib dizakati. Syariat zakat bertujuan untuk kemaslahatan
  • 2. umum, kaum Muslimin secara keseluruhan,dan tidak untuk menumpuk kekayaan pribadi, melainkan untuk berbakti kepada Allah SWT. c. Penggunaan yang Berfaedah Penggunaan harta benda harus dapat memberi manfaat dan faedah bagi kepentingan umum, dapat menyejahterakan, menguntungkan, dan memakmurkan. Allah SWT berfirman: Artinya: “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah: 272) d. Penggunaan yang Tidak Merugikan Apabila Islam memberi tekanan pada pemakaian yang berfaedah, berarti membebankan kewajiban kepada pemilik harta benda untuk menggunakannya sedemikian rupa sehingga tidak merugikan orang lain atau masyarakat. Oleh karena itu, jika seandainya kerugian ditimpakan kepada orang lain, hal itu merupakan pelanggaran. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al- Baqarah: 190) e. Kepemilikan yang Sah Tindakan untuk memperoleh harta benda dengan cara yang tidak sah dilarang dalam Islam. Demikian pula kepemilikan yang diperoleh dari penyuapan, sumpah palsu, atau surat palsu adalah perbuatan yang melanggar hukum.
  • 3. f. Penggunaan Berimbang Di samping syarat kepemilikan harus dilakukan dengan cara yang sah, asas keseimbangan dalam menggunakan hak milik seseorang pun diatur dengan jelas dalam Islam. Maksud keseimbangan di sini adalah tidak berlaku kikir dan boros. Allah SWT sangat tidak menyukai orang-orang yang memiliki sifat kikir dan sombong, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya berikut ini. Artinya: “…Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (yaitu) orang yang kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.” (Q.S. An-Nisaa: 36 - 37). g. Pemanfaatan Sesuai Hak Ketentuan etika bisnis Islami menekankan penggunaan harta dengan menjamin manfaatnya bagi si pemilik. Harus diakui bahwa sangat banyak orang memanfaatkan harta bendanya untuk kepentingan diri sendiri, baik di bidang politik maupun di bidang ekonomi, dengan mengabaikan kepentingan-kepentingan yang luas bagi masyarakat. Hal tersebut sangat bertentangan dengan Islam. h. Kepentingan Kehidupan Persoalan pengawasan dan pembagian harta tidak timbul sebelum kematian pemiliknya. Kepentingan bagi mereka yang masih hidup dengan mempraktikkan hukum waris. 2. Sebab Kepemilikan Sebab-sebab memiliki (tamalluk) yang ditetapkan syarak, sebagaimana disebutkan dalam buku Pengantar Fikih Muamalat hanya terdiri atas empat sebab, adalah sebagai berikut. a. Ihrazul Mubahat Ihrazul mubahat adalah sebab timbul atau sifat memiliki atas benda oleh seseorang. Yang dimaksud dengan mubah dalam ihrazul mubahat adalah harta yang tidak masuk ke dalam milik yang dihormati (milik orang yang sah) dan tidak ada pula suatu penghalang yang dibenarkan syarak dari
  • 4. memilikinya. Contoh barang-barang mubah dan dapat dimiliki, seperti air yang tidak dimiliki seseorang, rumput dan pepohonan di hutan belantara yang tidak dimiliki oleh orang, binatang buruan, ikan-ikan di laut. Dalam ketentuan milkiyah, semua jenis tersebut di atas adalah barang mubah. Siapa pun berhak memiliki semua jenis barang tersebut. Apabila dia telah menguasai dengan maksud memiliki, menjadilah miliknya. Tidak yang termasuk mubah untuk dimiliki seorang pun yang dapat menghalangi karena barang yang dimaksud adalah barang mati tak bertuan, melainkan milik Allah SWT. Untuk memiliki benda-benda mubah dengan jalan ihrazul memerlukan dua syarat. 1) Benda tersebut tidak diihrazkan orang lain terlebih dahulu. Misalkan, seseorang telah mengumpulkan rumput dalam sebuah keranjang dan dibiarkan tidak diambil maka orang lain tidak berhak mengambil rumput tersebut karena telah diihrazkan (dijaga) oleh seseorang. Oleh karena itu, ada kaidah yang mengatakan bahwa barang siapa mendahului orang lain pada sesuatu yang mubah bagi semua orang, maka sesungguhnya ia telah memilikinya. 2) Ada maksud tamalluk, yakni jika seseorang memperoleh sesuatu benda mubah dengan tidak bermaksud memilikinya, tidaklah benda itu menjadi miliknya. Misalnya, seseorang memasang jaring penangkap, lalu terjeratlah seekor binatang buruan. Jika ia meletakkan jaring penangkap tadi sekadar mengeringkan jaring, tidaklah dia berhak memiliki binatang buruan yang terjerat oleh jaringnya. Orang lain masih boleh mengambil binatang terjerat itu. Orang yang mengambil itulah dipandang muhriz, bukan pemilik jaring. b. Al 'Uqud Al 'uqud (akad) merupakan sebab terjadi kepemilikan, seperti akad jual beli sepeda. Sepeda yang dibeli menjadi milik pembeli secara sah karena telah terjadi akad jual beli sepeda. Artinya, penjual telah memindahtangankan hak kepemilikan sepeda darinya (penjual) ke pihak kedua (pembeli). Akad ini
  • 5. lazim disebut dengan transaksi pemindahan hak. Maksud akad dalam sistem kepemilikan mengandung dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut. 1) 'Uqud jabariyah, yaitu akad-akad yang harus dilakukan berdasarkan pada keputusan hakim, seperti menjual harta orang yang berutang secara paksa. Penjualan tersebut salah, walaupun dia menjual karena dipaksa oleh hakim, dan hakim memaksa menjual barang itu untuk membayar utang orang lain. 2) Istimlak untuk maslahat umum Untuk memahami dengan mudah akad ini, perhatikan contoh berikut ini. Misal tanah tanah di samping masjid apabila diperlukan untuk masjid harus dimiliki oleh masjid dan pemilik harus menjualnya. Kedua kategori di atas, baik 'uqud jabary maupun istimlak masuk dalam bidang akad. Akad tersebut lazim disebut dengan transaksi pemindahan hak dalam sistem ekonomi Islam. c. Khalafiyah Istilah khalafiyah dikenal dalam sistem ekonomi kontemporer dengan istilah penggantian. Maksud khalafiyah (penggantian) adalah penggantian posisi dari satu pihak ke pihak lain, yang dalam prosesnya tanpa ada persetujuan, baik dari pihak pertama maupun pihak kedua. Misalnya, harta warisan. Warisan berpindah ke ahli waris tanpa terlebih dahulu bersyarat persetujuan karena ketentuan itu merupakan ketentuan syariat Islam. d. Attawallud min Mamluk Attawallud min mamluk adalah sebuah kepemilikan yang diperoleh dengan jalan anak pinak, seperti pohon menghasilkan buah, buah ini otomatis menjadi miliknya karena dia yang memiliki pohonnya. Seseorang memiliki ternak kambing lalu diambil susunya, susu yang diperoleh dari kambing tersebut menjadi miliknya.
  • 6. 3. Menghidupkan Tanah Mati Ihya mawat al-ard adalah menghidupkan tanah mati. Maksud tanah mati adalah tanah tak bertuan, yaitu tidak dimiliki seseorang. Islam membolehkan umatnya menghidupkan tanah mati, sekaligus menjadi milik dari yang menghidupkannya. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati maka ia menjadi pemiliknya, tidak ada bagi orang yang aniaya hak atas sesuatu." (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi) Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka ia memperoleh pahala, dan apa-apa yang dimakan binatang, maka menjadi sedekah baginya.” (H.R. Ahmad) Menghidupkan tanah mati yang diperbolehkan menurut syarak adalah mempersiapkan tanah itu untuk keperluan yang diinginkan. Dalam penggunaannya, dianjurkan untuk memberi tanda batas dengan tembok atau parit yang menunjukkan pembatas atas tanah yang dihidupkan. Pembatasan itu diperlukan agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari. B. Akad 1. Pengertian Akad Secara bahasa, akad artinya ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi. Sedangkan secara istilah, ulama fikih membaginya menjadi dua ketentuan, umum dan khusus. a. Akad secara Umum Secara umum, akad adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan keinginannya sendiri, seperti: wakaf, talak, dan pembebasan atau sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang, seperti: jual beli, perwakilan, dan gadai. b. Akad secara Khusus Untuk pengertian ini, para ulama berbeda pendapat, antara lain:
  • 7. 1) Perikatan yang ditetapkan dengan ijab kabul berdasarkan ketentuan syarak yang berdampak pada objeknya; 2) Pengaitan ucapan salah seorang yang akad dengan yang lainnya secara syarak pada segi yang tampak dan berdampak pada objeknya. 2. Hukum Akad Ketentuan dasar dari akad adalah firman Allah SWT yang berbunyi: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” (Q.S.Al-Maidah: 1) 3. Syarat Akad Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih, berdasarkan keadaan masing-masing. Akad dapat terjadi apabila terdapat unsur-unsur, yaitu sigat akad, akad dengan perbuatan, akad dengan isyarat, dan akad dengan tulisan. Syarat-syarat terjadinya akad ada dua macam, yaitu syarat umum dan syarat khusus. a. Syarat Umum Adalah syarat-syarat yang harus ada pada setiap akad, yaitu: 1) kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak; 2) yang dijadikan objek akad dapat menerima hukumnya; 3) akad itu diizinkan oleh syarak; 4) akad yang dilakukan tidak dilarang oleh syarak; 5) akad dapat memberikan manfaat; 6) ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi kabul; 7) ijab dan kabul harus bersambung. Apabila seseorang yang berijab sudah berpisah sebelum adanya kabul, ijab tersebut menjadi batal. b. Syarat Khusus Adalah syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad. Syarat khusus ini biasa disebut syarat idhafi (tambahan) yang harus ada
  • 8. di samping syarat-syarat yang umum, seperti syarat saksi dalam pernikahan. 4. Rukun Akad 1) Pihak-pihak yang akan melaksanakan akad adalah orang-orang yang cakap hukum. 2) Adanya ijab kabul. 3) Tidak adanya unsur paksaan. 4) Objek akadnya jelas. 5. Syarat Sah Akad Akad dianggap sah jika terhindar dari enam perkara, yaitu kebodohan, paksaan, pembatasan waktu, perkiraan, ada unsur kemudaratan, dan syarat- syarat jual beli yang rusak (fasid). 6. Pembagian Akad a. Akad Sahih Adalah akad yang memenuhi unsur dan syarat yang telah ditetapkan oleh syarak, baik asal maupun sifatnya. b. Akad Tidak Sahih Adalah akad yang tidak memenuhi unsur syarak. Artinya tidak sahih adalah tidak memenuhi rukun dan tidak ada objek akad. Misal, orang gila mengadakan akad adalah batil karena orang gila bukan ahli akad. Akad dianggap fasid apabila objek akad tidak diketahui, meskipun telah memenuhi rukun dan syarat, artinya barangnya tidak kelihatan atau tidak berada di tempat. 7. Makna Sigat (Ijab Kabul) dalam Akad Ijab dan kabul sangat penting karena keduanya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh kelompok yang mengadakan akad. Ijab artinya ucapan tanda penyerahan dari pihak yang menyerahkan dalam suatu akad. Kabul adalah ucapan tanda setuju (terima) dari pihak yang menerima dalam suatu akad. Syarat ijab kabul adalah sebagai berikut. a. Harus jelas maksudnya sehingga dipahami oleh pihak yang melangsungkan akad.
  • 9. b. Antara ijab dan kabul harus sesuai. c. Antara ijab dan kabul harus bersambung dan berada di tempat yang sama atau berada di tempat yang sama-sama diketahui oleh keduanya. 8. Hikmah Akad Adapun hikmah yang didapat dari akad adalah kepemilikan terhadap barang tidak hanya memiliki saja, tetapi terdapat ketentuan-ketentuan hukum yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan atau pengalihan hak dengan cara yang tidak benar. Kepemilikan barang yang didapat dengan cara tidak benar sangat berdosa dan akan menjauhkan rahmat dan berkah dari Allah SWT.