Dokumen tersebut membahas 13 prinsip perkembangan pada anak, mulai dari pertumbuhan sebagai proses menjadi, pengaruh faktor genetik dan lingkungan, perbedaan individual, hingga proses pemulihan diri dan revisi kebiasaan. Prinsip-prinsip tersebut mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan kognitif perkembangan anak.
1. PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN
KELOMPOK VI :
1. Dimas Ibnu Wijanarko
2. Devy Kalkausari
3. Aziz Mugi Raharjo
4. Fitri Nur Hidayah
2. 1. Pertumbuhan sebagai Proses “Menjadi”
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organism
mempunyai prinsip: selalu berproses untuk menjadi. Oleh
karena itu, organism merupakan sistem yang hidup dan terbuka
karena selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang
sifatnya dinamis. Perkembangan yang dinamis didasari oleh:
` a. Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)
b. Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar
c. Diperlancar oleh usaha belajar.
Anak merupakan pelaku atau author yang leluasa memilih
satu pola hidup tertentu dan mengarah pada tujuan hidup
tertentu pula. Namun selanjutnya mereka akan menyadari
bahwa kebebasannya dibatasi oleh faktor-faktor kodrati dan
kondisi lingkungan hidupnya.
3. 2. Paduan antara Dorongan-Dorongan
Mempertahankan Diri dan Pengembangan Diri
Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis
untuk mempertahankan diri dan mempertahankan
hidupnya. Berkat dorongan mempertahankan diri
tersebut seseorang akan menyimpan segala pengalaman
yang berguna. Karena pengalaman-pengalaman itu
penghayatan hidupnya menjadi makin kaya dan
mendalam. Jadi ada tingkat perjuangan yang mengarah
pada taraf yang lebih tinggi atau orang Jerman
menyebutnya “Anspruchsniveau” (tingkat tuntutan).
Hakekat perjuangan anak manusia dan manusia itu
ialah “”I’homme passé infiniment I’homme” atau
manusia itu tidak habis-habisnya berusaha mengatasi
kemanusiaannya.
4. 3. Individualitas Anak dan Perbedaan
Individual
Sejak dilahirkan setiap bayi memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karena itu individu anak merupakan
pribadi yang khas dan unik yang berusaha
mengembangkan diri serta merealisasi diri. Ciri-ciri
karakteristik yang tampak sejak lahir cenderung tetap
bertahan sampai usia dewasa meskipun terdapat sedikit
perbedaan.
Anak akan menampilkan nilai dan martabat sendiri
yaitu memiliki sistem penilaian kanak-kanak menurut
criteria dan norma anak sendiri. Sistem penilaian kanak-
kanak ini melalui pendidikan harus bisa dikaitkan dengan
penilaian manusia dewasa. Oleh karena itu, tugas
pendidikan ialah melengkapkan martabat-manusiawi
anak, sehingga lambat laun anak mampu mencapai
martabat manusiawinya secara penuh.
5. 4. Anak sebagai Makhluk Sosial
Anak merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi
dan komunikasi dengan orang lain untuk memenusiakan
dirinya. Kondisi dan situasi sosial akan menguntungkan dan
positif bagi anak apabila kombinasi dari pengaruh lingkungan
sosial bisa membantu realisasi-diri serta proses sosialisasi
anak sebagai manusia. Kondisi ini bisa menjadi tidak
menguntungkan jika perkembangan anak terhambat akibat
pengaruh-pengaruh negatif dari luar.
Anak akan berkembang secara penuh apabila ia
mendapat tuntunan dan bantuan dari orang lain. Oleh karena
itu, tercapainya martabat manusiawi dan kedewasaan itu
akan berkembang dengan bantuan orang dewasa.
6. 5. Hukum Konvergensi dari William Stern
Konvergensi artinya: kerjasama atau bertemu pada satu
titik. Hukum konvergensi menyatakan adanya kerjasama
antara faktor kodrati dan faktor sosial. Maksudnya, dalam
setiap perkembangan anak, factor hereditas atau endogin
dan faktor eksogin atau faktor sosial itu harus bekerjasama.
Faktor Pribadi endogin, misalnya kemampuan berbicara
dan berjalan. Faktor eksogin merupakan faktor yang yang
memberikan kesempatan dan persyaratan yang
menguntungkan bagi perkembangan fungsi berjalan dan
berbicara yang wajar bagi potensi endogin anak.
Orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya
pada pembentukan pribadi anak. Selain itu kualitas kodrati
anak dan kemauan anak sendiri juga ikut menentukan proses
perkembangannya. Jika terdapat abnormalitas dan
kelemahan pada anak, hendaknya orang tua memahami betul
kekurangan tersebut, bersedia melindungi dan berusaha
meringankan beban anak.
7. 6. Pemenuhan Kebutuhan sebagai Sumber Dinamika
Aktivitas Anak
Setiap individu anak mempunyai kebutuhan tertentu. Kebutuhan-
kebutuhan itu menuntut agar dipenuhi, sehingga tidak terjadi
ketegangan batin, konflik-konflik batin dan frustasi.
Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari
kondisi keseimbangan dengan jalan mengatasi kesulitan-kesulitan
berupa iritasi, frustasi dalam pemenuhan kebutuhannya.
Prinsip perkembangan menyatakan: motif utama dari hidup ialah
meniadakan dan melepaskan diri dari semua rintangan, rasa tegang
dan disequilibrium batin untuk mencapai kepuasan dan equilibrium
batin.
Teori disequilibrium: sehubungan dengan adanya dinamika
manusia, maka anak tidak mencari keseimbangan, akan tetapi
dengan sengaja mencari dan menantang timbulnya ketidakimbangan
dengan jalan mencobakan semua potensinya dalam macam-macam
aktivitas dan eksperimen. Unsur dinamisme merupakan ciri pokok
pada individu anak yang sehat.
8. 7. Penggunaan Fungsi-Fungsi Secara Spontan
sebagai Tanda Kemampuan Tumbuh
Jika kapasitas-kapasitas untuk berbuat, berfikir dan
merasakan pada anak sudah matang, maka anak akan di
dorong oleh impuls-impuls yang kuat untuk menggunakannya.
Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha
untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan
psikisnya, untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan baru
yang terletak di depannya.
Ciri khas dari perkembangan kemampuan/kapasitas anak
ialah:
1) Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas,
kemungkinan, kekuatan, dan kemampuannya secara spontan
dan aktif.
2) Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula
dilengkapi dengan self-starter yang dinamis.
9. 8. Tempo Dan Ritme Perkembangan yang Khas
Perkembangan setiap anak itu berlangsung
menurut tempo atau kecepatan dan ritme/irama
tertentu, sesuai dengan pembawaan kodrati sendiri.
Jadi, pada setiap anak terdapat impuls untuk
berkembang dengan caranya sendiri dalam melatih
semua bakat serta kemampuannya.
Segala sesuatu yang sudah dicapai oleh anak,
dijadikan persiapan atau titik-tolak baru bagi
pengalaman dan kemampuan berikutnya.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin
jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi.
Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat
dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih
tetap konstan sifatnya. Inilah yang disebut sebagai
irama perkembangan.
10. 9. Kematangan dan Masa Peka
Manusia yang baru dilahirkan itu dalam
banyak hal keadaannya lebih miskin
dibandingkan dengan anak binatang yang
manapun. Sebabnya ialah: semua fungsi
jasmaniahnya dan rohaniah anak baru
merupakan lembaga yang belum mekar. Maka
faktor waktu dan usaha belajarlah yang
memupuk perkembangannya.
Hampir semua fungsi jiwani memerlukan
periode berlatih atau periode belajar. Kadang
kala periode tersebut berlangsung pendek,
tetapi ada kalanya berlaku agak lama, misalnya
pada proses belajar bercakap-cakap.
11. Proses kematangan (maturation)
ditandai oleh kematangan potensi-
potensi dari organisme, baik yang fisik
maupun yang psikis, untuk terus maju
menuju pemekaran/perkembangan
secara maksimal. Maka prestasi dari
itu bergantung pada derajat
kematangan tadi, sebab kematangan
ini mempengaruhi kualitas hasil usaha
belajar anak.
12. 10. Perkembangan sebagai Proses Diferensiasi
Seorang anak sejak bayi sudah mempunyai
gambaran meskipun gambaran itu belum jelas terlihat.
Oleh karena perkembangan, gambaran yang belum
jelas tersebut menjadi sedikit lebih jelas.
Semakin cepat perkembangan berjalan, semakin
cepat pula proses diferensiasi (prinsip totalitas pada
anak) mempunyai struktur yang semakin lengkap,
strukur itu misalnya gerak, bentuk, komunikasi, watak
dan sifat pada anak.
Struktur yang mulai berkembang itu merupakan
bagian dari totalitas yang disebut proses diferensiasi
sekunder, sedangkan pada totalitas (mencakup semua
bagian) disebut proses diferensiasi primer.
13. 11. Masa Trotzalter
Masa Trotzalter adalah masa pembangkangan
anak yang terjadi pada usia 3-4 tahun dan akan terjadi
lagi pada usia 12-15 tahun.
Pada saat masa ini berlangsung pembangkangan
ini di picu dengan dimana anak dalam fase
menemukan dirinya sendiri, ia beranggapan bahwa ia
tidak lagi memerlukan bantuan orang di sekitarnya lagi
dan mau berbuat semaunya sendiri. Anak mulai tegar
dan keras kepala, juga tidak patuh terhadap perintah
orang tua maupun gurunya. Anak tidak suka diperintah
dan tidak suka aturan-aturan yang mengikat.
14. Anak yang berusia 12 -15 berada dalam
pertumbuhan masa remaja.
Masa remaja termasuk masa yang sangat
menentukan karena pada masa ini anak-anak
mengalami banyak perubahan pada psikis dan
fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan
menimbulkan kebingungan di kalangan remaja
sehingga masa ini disebut oleh orang Barat sebagai
perode strum und drong. Sebabnya karena mereka
mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa
sehingga mudah menyimpang dari aturan dan
norma-norma sosial yang berlaku di kalangan
masyarakat.
Ada pula ahli psikologi yang menganggap masa
remaja sebagai peralihan dari masa anak ke masa
dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi
diperlakukan sebagai anak-anak.
15. 12. Perjuangan sebagai Ciri Perkembangan
Anak dalam perkembangan adalah perjuangan
mencari kedewasaan. Dimana saat anak sedang
mempunyai rintangan , kegagalan,kekecewaan,
ataupun masalah dalam hidupnya . Karena itu anak
tersebut harus belajar menerima risiko dan mengatasi
semua dengan kedewasaan.
Dari suatu masalah yang di miliki anak tersebut ,
maka sang anak beruaha memperjuangkan apa yang
ada pada diri anak tersebut dan cenderung sekali
anak menggunakan kemampuan dan melatih
fungsinya sehingga anak beruaha dengan spontan
akan terus berjuang dan beruaha.
Dalam perkembangannya anak akan mempelajari
macam-macam kesanggupan baru yang akan di awali
dengan kegairahan. Dan dalam perkembangan
pertumbuhannya anak akan semakin memikul
masalahdalam perjuangannya.
16. 13. Pemulihan Diri dan Revisi Kebiasaan
Proses pemulihan diri merupakan kemampuan
yang membantu proses perkembangan. Pada anak
penderitaan batin bisa di sembuhkan dan jika sudah
parah akan menimbulkan ganguan mental. Pada
saat itu di namakan sebagai titik patah dan
penderita tidak akan bisa di sembuhkan lagi
mentalnya.
Tingkah laku juga mempengaruhi
perkembangannya yang mungkin anak tersebut
memperoleh luka ataupun pengalaman yang cukup
pahit, maka luka tersebut akan meninggalkan bekas
yang sulit hilang. Namun, pada proses tingkah laku
tersebut semakin lama fungsi lain pada anak juga
akan semakin matang sehingga prestasi anak
tersebut bisa saja lebih baik.