Makalah ini membahas tentang penerapan metode pendidikan pemakai di perpustakaan. Pendidikan pemakai bertujuan untuk memperkenalkan berbagai layanan dan informasi yang tersedia di perpustakaan kepada pengguna agar dapat dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan."
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Dian lia mas (f0271141007)
1. PENERAPAN METODE PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN
MAKALAH
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah
PENDIDIKAN PEMAKAI
Oleh:
Dian Lia Mas F0271141007
PRODI D-3 PERPUSTAKAAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
2. i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul Penerapan
Metode Pendidikan Pemakai di Perpustakaan dapat diselesaikan. Secara garis
besar makalah ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan pendidikan
pemakai (user education) yang dilakukan di pepustakaan untuk meningkatkan
layanan dan citra perpustakaan serta pengetahuan pemustaka yang masih baru.
Penulis mengucapkan rasa yang terima kasih sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan tugas makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih
tersebut kami sampaikan kepada Bapak Slamet Widodo selaku dosen pengampu
pada mata kuliah Pendidikan Pemakai yang telah memberikan dorongan dan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan tugas makalah ini kedepannya. Terakhir
penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca dan khusunya bagi penulis juga.
Pontianak, 15 November 2016
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Defenisi Pendidikan Pemakai...........................................................................4
B. Tujuan Pendidikan Pemakai..............................................................................5
C. Tingkatan Pendidikan Pemakai.........................................................................7
D. Materi Pendidikan Pemakai..............................................................................9
E. Metode Dan Strategi Pendidikan Pemakai ....................................................... 12
F. Evaluasi program pendidikan pemakai perpustakaan........................................ 14
G. Hambatan Pendidikan Pemakai....................................................................... 16
BAB III PENUTUP ..................................................................................................18
A. Kesimpulan ...................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak berkembangnya
pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan
perpustakaan diseluruh dunia kebanjiran informasi. Untuk mengantisipasi
gejala tersebut perpustakaan harus selalu meningkatkan perannya, tidak hanya
dalam arti mengolah, menyajikan, mencari dan menyebarluaskan informasi,
tetapi harus bisa mendorong terhadap penemuan-penemuan baru dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan membludaknya informasi ini
menandakan bertambahnya sejumlah literature di bidang ilmu pengetahuan
dan subject lainnya dalam berbagai format. fasilitas teknologi dan informasi
yang semakin berkembang seperti catalog online, CD-ROM dan komputer
dalam lingkungan perpustakaan menuntut perlunya peningkatan fungsi
perpustakaan. Karena perpustakaan selalu dituntuk untuk mencari informasi
dengan cepat dan alat aksesnya yang akurat, agar pemustaka dapat
menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam dunia ilmu perpustakaan, semua mengetahui bahwa yang paling
sering menggunakan perpustakaan perguruan tinggi adalah staff pengajar,
mahasiswa dan para peneliti, dan juga tenaga administrasi yang ingin mencari
informasi untuk mendukung tugas sehari-hari. Sekalipun jumlah tenaga
administrasi terlalu kecil jika dibandingkan dengan pengguna yang lain.
Pengguna perpustakan, terutama mahasiswa dan tenaga pengajar baru, sering
belum mengenal perpustakaan. Mereka tidak tahu letak koleksi, bagaimana
cara menggunakannya, dan layanan-layanan apa yang tersedia di
perpustakannya.
Bahkan banyak jumpai, seorang mahasiswa yang tampaknya angkatan
lama belum tahu apa itu katalog. Melihat kenyataaan yang demikian
menyedihkan, mereka harus diberi arahan, diberikan petunjuk tentang
5. 2
bagaimana memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di perpustakaan. Mereka
harus diajarkan bagaimana menggunakan alat-alat itu untuk mengakses
informasi, bagaimana memanfatkan layanan yang disediakan oleh
perpustakaan, diajarkan pula di mana mereka bisa menanyakan apabila
mereka menemui kesulitan atau mereka tidak menemukan koleksi yang
diinginkan sedangkan perpustakaan tidak memilikinya. Hal ini juga
merupakan tanggungjawab pustakawan untuk memberikan mereka
ketarampilan menggunakan sumber-sumber informasi, termasuk journals,
indexes, abstracts, dan sebagainya. Sumber-sumber informasi dan teknologi
tersebut, dimasa mendatang mereka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan
mudah, cepat dan percaya diri. Inilah salah satu segi dari misi perpustakan
untuk turut mensukseskan tujuan pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah
ini yaitu :
1. Apa pengertian pendidikan pemakai?
2. Apa tujuan dari pendidikan pemakai?
3. Bagaimana tingkatan pendidikan pemakai?
4. Materi apa saja yang diberikan pada saat pendidikan pemakai?
5. Apa metode dan strategi pendidikan pemakai?
6. Bagaimana evaluasi pendidikan pemakai?
7. Apa hambatan dari pendidikan pemakai?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu :
1. Mendefinisikan dari pendidikan pemakai
2. Mendefinisikan tujuan pendidikan pemakai
3. Mendeskripsikan tingkata pendidikan pemakai
4. Mendeskripsikan materi pendidikan pemakai
5. Mendeskripsikan metode dan strategi pendidikan pemakai
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Pendidikan Pemakai
Perpustakaan mempunyai arti penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, melalui perpustakaan masyarakat dapat
belajar dan mengembangkan ilmunya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi karena perpustakaan merupakan tempat
menyimpan bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dapat
digunakan sebagai sumber informasi, ilmu pengetahuan, penelitian,
rekreasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional. Pencerdasan masyarakat tidak dapat terealisasi
apabila tidak ada sumber informasi atau sumber belajar, sumber belajar
yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat adalah
perpustakaan.
Dalam era globalisasi, masyarakat membutuhkan informasi yang
serba cepat, tepat dan akurat. Melalui berbagai layanan yang disediakan di
perpustakaan, berbagai informasi dapat diperoleh lebih banyak, beragam
atau variatif baik bentuk maupun isi informasi yang terkandung. Akan
tetapi masyarakat masih banyak yang belum mengenal dan belum bisa
memanfaatakan informasi yang tersedia di perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan mengadakan pendidikan pemakai untuk memperkenalkan
kepada masyarakat tentang berbagai layanan dan informasi yang terdapat
di perpustakaan.
Dalam bahasa Inggris ada bermacam-macam istilah yang dipakai
untuk mendefinisikan pendidikan pengguna diantaranya user education
(pendidikan pengguna, bimbingan pengguna), library orientation
(orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan), library instruction
(pengajaran perpustakaan), bibliographic instruction, library use
instruction, dan user guidance.
8. 5
Sulistyo-Basuki (2006) menyatakan bahwa kajian pemakai dapat di
bedakan dalam tiga kajian, yaitu menganalisis kebutuhan dengan ranah
kajian jenis dan sifat informasi yang dicari dan terima; menganalisis
perilaku informasi dengan ranah kajian bagaimana kebutuhan informasi
dipenuhi; dan menganalisis motivasi dan sikap dengan ranah kajian nilai-
nilai yang dinyatakan pemakai, baik yang dinyatakan secara terbuka
maupun tersembunyi. 1
Rice (1981 : 3) berpendapat bahwa “education always has included
a commitment to strong library collection and some instruction in its use.
Moreover, in recent years more and more educators and librarians at all
levels have decided that every citizen should have basic skill in library
research. The need for quick and current information is becoming
perpasive in every human endeavor. Students how don’t acquire essential
library use competencies are now more like to consider it major
shortcoming in their education”.2
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa ada banyak
istilah untuk pendidikan pemakai tetapi memiliki maksud dan tujuan yang
sama. Pendidikan pemakai adalah sebuah kegiatan perpustakaan yang
bertujuan untuk memberikan bimbingan atau petunjuk mengenai semua
informasi yang ada di perpustakaan kepada para calon pengguna
perpustakaan sehingga diharapkan pengguna akan mengetahui tentang
perpustakaan dan mudah dalam memperoleh informasi.
B. Tujuan Pendidikan Pemakai
Perpustakaan peguruan tinggi harus dapat memberikan suatu
bimbingan kepada pemakainya dalam hal ini adalah mahasiswa,
1 Muhammad Tawaf dan Khaidir Alimin,“PENDIDIKAN PEMAKAI (USER EDUCATION) DAN
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UIN SUSKA RIAU),” 2011 Vol.
36, No. 1: 2, diakses 8 November 2016,http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/295.
2 Ade Abdul Hak, “Pendidikan pemakai :Perubahan prilaku pada siswa madrasah dalamsistem
pembelajaran berbasisperpustakaan,” 2004 Vol. 6, No. 1: 5, diakses 8 November 2016,
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1632/1371.
9. 6
sebagaimana dikatakan bahwa pendidikan pemakai adalah pusat dari
segala tujuan perpustakaan. Dengan diselenggarakannya pendidikan
pemakai, maka diharapkan pengguna perpustakaan dapat memperoleh
sebuah informasi dan mendayagunakannya secara efektif dan efisien.
Menurut Rahayuningsih (2005), ada bermacam-macam tujuan yang
hendak dicapai, diantaranya adalah :
1. Agar pemakai menggunakan perpustakaan secara efektif dan
efisien
2. Agar pemakai dapat menggunakan sumber-sumber literatur dan
dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang
dihadapi.
3. Memberi pengertian kepada mahasiswa akan tersedianya
informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak atau tidak.
4. Memperkenalkan kepada mahasiswa jenis-jenis koleksi dan ciri-
cirinya.
5. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan
perpustakaan dan sumber-sumber informasi agar pemakai mampu
meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan,
mempelajari dan memecahkan masalah.
6. Pengembangkan minat baca pemakainya
7. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya3
Program pengajaran dirancang untuk pendidikan pemakai dengan
kemampuan sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang jenis-jenis dasar dari materi yang
tersedia baik dicetak maupun tidak dan bagaimana materi-
materi tersebut ditata.
2. Pengetahuan tentang bibliografi dan cara penggunaannya.
3 Lailan Azizah Rangkuti,“Pentingnya Pendidikan Pemakai (User Educati on) di Perpustakaan
Perguruan inggi.pdf,” 2014 Vol.08, No. 01: 42–43, diakses 1 November 2016,
http://repository.uinsu.ac.id/813/1/Pentingnya%20Pendidikan%20Pemakai%20(User%20Educati
on)%20di%20Perpustakaan%20Perguruan%20inggi.pdf.
10. 7
3. Pengetahuan tentang subjek lain yang berhubungan dengan
lingkup minat dan bagaimana cara memperoleh rujukan
tentang materi tersebut.
4. Kemampuan untuk mendefinisikan permasalahan atau suatu
aspek dari permasalahan dalam lingkup minat tertentu
kemudian membatasiya dan memilih materi yang paling
cocok.
C. Tingkatan Pendidikan Pemakai
Adapun tingkatan pendidikan pemakai di perpustakaan yaitu :
1. Orientasi Perpustakaan
Orientasi perpustakaan bertujuan untuk mengenalkan
pengguna akan keberadaan perpustakaan dan layanan apa saja yang
tersedia di perpustakaan juga memungkinkan pengguna
mempelajari secara umum bagaimana menggunakan perpustakaan,
jam buka, letak koleksi tertentu dan cara meminjam koleksi
perpustakaan. Sedangkan Ratnaningsih (1994) memberikan tujuan
orientasi perpustakaan yaitu :
a. Mengetahui fasilitas yang tersedia di perpustakaan
b. Mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi
c. Mengetahui tata letak gedung, ruang koleksi serta layanan
yang tersedia.
d. Mengerti tata cara menggunakan catalog, computer dan
media teknologi lain.
e. Mampu memanfaatkan perpustakaan secara maksimal dengan
efektif dan efisien.
f. Mampu menemukan koleksi yang dibutuhkan dengan cepat
dan tepat.
g. Dapat menggunakan sumber-sumber penelusuran referensi,
baik secara tradisional maupun media elektronik yang ada.
11. 8
h. Termotivasi senang belajar di perpustakaan.4
2. Pengajaran Perpustakaan
Instruksi perpustakaan bertujuan agar para pemakai dapat
memperoleh informasi yang diperlukan dengan tujuan tertentu
dengan menggunakan semua sumber daya dan bahan yang tersedia
di perpustakaan. Instruksi perpustakaan berkaitan dengan temu
kembali informasi. Tujuan instruksi perpustakaan menurut
Ratnaningsih (1994) adalah memberikan bimbingan bagai pemakai
dengan tingkatan tertentu dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mampu memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan
efisien
b. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam penemuan
informasi yang mereka butuhkan
c. Mampu menelusur informasi melalui sarana-sarana
penelusuran informasi yang ada
d. Memahami penelusuran bibliografi baik secara manual
(catalog) maupun dengan media teknologi (computer, CD
ROM dan sebagainya).5
3. Pengajaran Bibliografi
Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah
persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka
menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan
melalui kuliah formal sebagai bagian dari perkuliahan, baik ada
nilai kreditnya atau tidak.
4 Ibid.,3.
5 Ibid.
12. 9
D. Materi Pendidikan Pemakai
Untuk mengetahui materi dan tujuan apa saja yang ingin dicapai
dalam proses pendidikan pemakai ini harus melihat tingkatan atau jenjang
pendidikan pemakai. Rice (1981 : 3) menguraikan beberapa jenjang atau
tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai
berikut :
1. Orientasi Perpustakaan
Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan
secara umum, biasanya diberikan ketika siswa/mahasiswa baru memasuki
suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya antara lain :
a. Pengenalan Gedung Perpustakaan.
b. Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran lainnya.
c. Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan
dasar.
Tujuan yang ingin dicapai :
a. Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.
b. Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara
tepat.
c. Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui
komputer, layanan peminjaman, dll.
d. Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur
menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dll.
e. Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk
mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahanbahan
yang dibutuhkan.
f. Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-
sumber yang ada di perpustakaan.
g. Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan
pustakawan. 6
6 Ade Abdul Hak, “Pendidikan pemakai :Perubahan prilaku pada siswa madrasah dalamsistem
pembelajaran berbasisperpustakaan,”117.
13. 10
2. Pengajaran Perpustakaan
Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi
mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara
lain:
a. Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan
alat-alat bibliografi.
b. Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan masing-
masing jurusan.
c. Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah
tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai :
a. Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahanbahan
artikel.
b. Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek
khusus melalui katalog.
c. Dapat menggunakan bentuk mikro dan alat-alat baca lainnya secara
tepat.
d. Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi
Britanica dan Who’s Who.
e. Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.
f. Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan
dapat melakukan permintaan peminjaman.
g. Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti
pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan
dan menggunakan hasil-hasil sitasi. 7
7 Ibid.,118.
14. 11
3. Pengajaran Bibliografi
Materi yang ingin dicapai antar lain :
a. Informasi dan pengorganisasiannya.
b. Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi
suatu topik penelitian.
c. Macam-macam sumber untuk penelitian.
d. Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya penelitian.
e. Teknik-teknik membuat catatan dalam penelitian.
f. Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.
g. Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian
yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.
h. Membuat/menulis karya ilmiah.8
Melalui materi pendidikan pemakai di atas maka dapat diketahui
bahwa penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus mampu
menginformasikan aspek-aspek penting. Dengan harapan melalui pendidikan
pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih
cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.
Sementara itu, kemungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan
pemakai antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya sangat
mungkin terjadi.
Hal ini sudah lumrah karena pada dasarnya peraturan mengenai
pendidikan pemakai belum diatur dalam undang-undang pendidikan. Selain
itu tingkat kualifikasi (level) antara satu perpustakaan dengan perpustakaan
lainnya juga banyak yang memiliki perbedaan atau dengan kata lain belum
seragam. Namun materi yang menyangkut keadaan umum perpustakaan
biasanya disertakan pada setiap pendidikan pemakai di seluruh perpustakaan.
8 Ibid.,118–19.
15. 12
E. Metode Dan Strategi Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada
dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah suatu cara atau jalan
untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah. Jadi
dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai
adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan
secara sistematis. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan
dalam pendidikan pemakai , untuk keperluan penelitian kali ini peneliti
membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik
tersebut antara lain: Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, Wisata
Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri,
Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet.
1. Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas
Penjelasan mengenai pengenalan dan pelayanan
perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan
ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi.
Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta
diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang
memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara
mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan
dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami
dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.
2 Wisata Perpustakaan Beberapa teknik yang bisa
dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :
a. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal
serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.
b. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif
terhadap kebingungan yang dialami pemakai.
c. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu
yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog
16. 13
d. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba
menggunakan fasilitas yang ada.
e. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45
menit.
f. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka
selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.
3. Penggunaan Audio Visual
Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri
perindividual (perorangan), di antaranya adalah
penggunaan kaset, televisi, slide, dan lain-lain. Pemakai
perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan
mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka
dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai
dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang
terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga
dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat
menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai
berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan
perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat
digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan
pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-
keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman
suara.
4. Permainan dan Tugas Mandiri
Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup
efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan
informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai
diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak Sekolah
Dasar dan Menengah. Permainan sangat berguna dalam
meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih
dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya
17. 14
metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk
menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses
pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet
Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk
mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui
berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau
pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta
melaksanakan wisata perpustakaan.9
Teknik atau model pengajaran telah mengalami banyak inovasi. Hal
tersebut bertujuan untuk membawa siswa ke dalam proses pendidikan mereka
sendiri. Berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan
pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pengguna perpustakaan itu sendiri.
F. Evaluasi program pendidikan pemakai perpustakaan
Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia
sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik
terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sosialnya atau lingkungan
fisiknya. Pada pokoknya penilaian / evaluasi selalu dilakukan oleh
seseorang, mulai dari hal-hal yang sangat sederhana sampai pada hal-hal
yang sangat rumit. Hal ini dilakukan, supaya seseorang dapat menemukan
posisi yang sebenarnya dengan demikian dapat menentukan arah
pengembangan dirinya. 10
Program pengajaran di rancang dan di laksanakan untuk tujuan
tertentu. Tujuan itu ialah supaya siswa mengalami perubahan yang positif.
Penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah
terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur hasil program
9 Ibid.,120–22.
10 Rospita Delima,“URGENSI PENDIDIKAN PENGGUNA DALAM PENINGKATAN KUALITAS
LAYANAN DI PERPUSTAKAAN,” 2014 Vol. 08,No. 02 (n.d.): 195, oaji.net/articles/2015/1937-
1430103576.pdf.
18. 15
pendidikan pengguna pustaka perlu diadakan evaluasi kegiatan dalam
bentuk :
1. Tes Tertulis
Dalam bentuk tes ini pertanyaan dan jawabannya disampaikan
secara tertulis. Tes Tertulis ada dua jenis, yaitu :
a. Tes essay (karangan), yaitu berupa soal-soal yang masing-
masing mengandung permasalahan, dan menuntut penguraian
jawabannya. Kemudian Tes essay ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu Tes essay jawaban singkat dan Tes essay
jawaban panjang / luar.
b. Tes obyektif, yaitu : memilih beberapa kemungkinan jawaban
yang telah tersedia dan atau memberi jawaban singkat atau
mengisi titik-titik ditempat yang tersedia. Tes obyektif ini terdiri
dari tiga jenis, yaitu :
a. Tes benar salah (true false test)
b. Tes pilihan berganda (multiple choice test)
c. Tes isian atau tes melengkapi (complition test)
2. Tes Lisan (oral test)
Di dalam tes lisan ini, guru / pendidik mengajukan pertanyaan
lisan dan siswa memberikan jawaban lisan pula.
Bentuk Tes Tertulis, dan Tes Lisan ini di laksanakan pada waktu Tes
ulangan / unit semester dan sewaktu akan berakhir kegiatan program
pendidikan pengguna pustaka.
3. Tes Bentuk Observasi (pengamatan)
Tes ini mengadakan pengamatan langsung kelapangan untuk
melihat, memperhatikan dan wawancara dengan mereka (peserta
didik / pengguna) tentang objek dan permasalahan yang timbul.
4. Tes Bentuk Analisa (evaluasi) data kegiatan
19. 16
Analisa data di lakukan setelah program pendidikan pengguna
selesai, dan hasil data kegiatan perpustakaan terkumpul. Data yang
diperlukan dalam evaluasi ini, antara lain data peminjaman bahan
pustaka, data peserta pembaca di tempat, ruangan baca, data daftar
pertanyaan referensi dan informasi, dan data pengunjung / pemakai
perpustakaan.
5. Kemudian lebih lanjut membuat data dalam bentuk statistik untuk
dilaporkan / sampaikan kepada pimpinan pembuat kebijakan
Instansi.11
G. Hambatan Pendidikan Pemakai
Masih dijumpai ungkapan pustakawan yang mengatakan bahwa,
para pengguna harus secara otomatis tahu dan bisa menggunakan
perpustakaan. Mereka berasumsi bahwa, pengguna perpustakaan telah
dewasa dan tentunya mampu mandiri dengan sendirinya harus tahu banyak
bagaimana seharusnya menggunakan perpustakaan. Anggapan semacam
ini masih dijumpai di perustakaan Perguruan Tinggi. Kenyataan
menyadarkan kita bahwa, pelaksanaan pendidikan pemakai di beberapa
perpustakaan perguruan tinggi belumlah berkembang atau belumlah
dilaksanakan secara professional seperti yang kita diharapkan, atau bahkan
belum dilaksanakan oleh sejumlah perpustakaan.
Mungkin telah terjadi salah penafsiran terhadap usaha
perpustakaan yang telah dilaksanakan. Disisi perpustakaan, sebenarnya
telah melaksanakan bimbingan pemakai, sekalipun masih dalam taraf
dasar sekali (misalnya: pemasangan rambu-rambu atau tanda-tanda di
perpustakaan), namun dari sisi pemakai , hal tersebut belumlah dianggap
sebagai bimbingan pemakai. Ini yang perlu diterjemahkan oleh
pustakawan, sehingga sekalipun masih berskala kecil tetapi merupakan
usaha pustakawan untuk membimbing penggunanya. Hal belum
berkembangnya pendidikan pemakai dimungkinkan karena masih
11 Ibid.,195–96.
20. 17
terbatasnya pengertian akan arti dan pentingnya pendidikan pemakai dari
sejumlah rekan pustakawan sendiri. Alasan ini sangat mendasar sekali,
karena masih sangat minimnya literatur dan informasi mengenai
pendidikan pengguna.
Ada beberapa faktor penghambat dala pelaksanaan pendidikan
pemakai yaitu:
1. adanya image yang kurang bagus tentang perpustakaan
2. Minimnya kemampuan untuk menelusur informasi
3. Minimnya kemauan untuk menelusur informasi
4. Minimnya pembuatan karya tulis ilmiah termasuk didalamnya
penelitian
5. Rendahnya minat baca
6. Adanya pustakawan yang kurang professional
7. Koleksi perpustakaan yang kurang lengkap, tua dan dalam
kondisi yang kurang baik.12
12 Lailan Azizah Rangkuti,“Pentingnya Pendidikan Pemakai (User Education) di Perpustakaan
Perguruan inggi.pdf,” 6.
21. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengguna perpustakaan masih banyak yang memiliki kemampun
yang terbatas keterampilan dalam pemanfaatan bahan Informasi di
perpustakaan. Hal ini terjadi kemungkinan karena terbatas kegiatan sarana
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mereka terima
terutama bidang perpustakaan. Kualitas kemampuan pengguna erat
hubungannya sejauh mana mereka memperoleh pendidikan dan pelatihan
perpustakaan. Apabila masih terbatas pendidikan pelatihan yang diterima,
berarti masih terbatas pula kemampuan. Sedangkan dalam pemanfaatan
pusat sumber informasi di perlukan kemampuan yang memadai, dan
strategis yang efektif, pas, dan terarah pada sasaran. Maksudnya setiap
pengguna dan pengunjung serta petugas perpustakaan harus memiliki
Outoritas kemampuan yang memadai tentang perpustakaan, seperti : Tata
Cara, Tekhnik-Tekhnik bahan pustaka, dan Tekhnologi informasi. Solusi,
dan upaya peningkatan kualitas layanan Pusat Sumber Informasi di
perpustakaan adalah melalui pendidikan pengguna bahan pustaka.
Karena pendidikan ini diprogram dan dirancang dengan cara
menarik, demokratis, dan di pandu oleh TUTOR, dan pendidik
profesional. Pendidikan pemakai dilaksanakan secara berkala dan terus
menerus akan sangat menunjang dalam usaha pengoptimalan pelayanan
perpustakaan perguruan tinggi. Bila tahapan-tahapan pendidikan pengguna
dilakukan sesuai prosedur diatas maka akan tercapailah tujuan pendidikan
pengguna.
B. Saran
1. Program pendidikan pemakai yang telah dilaksanakan di perpustakaan
kepada mahasiswa baru, perlu dilanjutkan.
2. Materi pendidikan pemakai perpustakaan sebaiknya disesuaikan
dengan jenis layanan perpustakaan yang semakin berkembang.
22. 19
3. Program pendidikan pemakai tidak hanya dilakukan pada saat
mahasiswa semester awal, tapi disarankan dapat pula dilakukan pada
saat mahasiswa sedang mengunjungi perpustakaan secara personal.
23. 20
DAFTAR PUSTAKA
Ade Abdul Hak. “Pendidikan pemakai : Perubahan prilaku pada siswa madrasah
dalam sistem pembelajaran berbasis perpustakaan.” 2004. Vol. 6, No. 1.
Diakses 8 November 2016. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-
maktabah/article/view/1632/1371.
Lailan Azizah Rangkuti. “Pentingnya Pendidikan Pemakai (User Education) di
Perpustakaan Perguruan inggi.pdf.” 2014. Vol.08, No. 01. Diakses 1
November 2016.
http://repository.uinsu.ac.id/813/1/Pentingnya%20Pendidikan%20Pemakai
%20(User%20Education)%20di%20Perpustakaan%20Perguruan%20inggi
.pdf.
Rospita Delima. “URGENSI PENDIDIKAN PENGGUNA DALAM
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN.”
2014. Vol. 08, No. 02 (n.d.). oaji.net/articles/2015/1937-1430103576.pdf.
Tawaf, Muhammad, dan Khaidir Alimin. “PENDIDIKAN PEMAKAI (USER
EDUCATION) DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN (STUDI
KASUS DI PERPUSTAKAAN UIN SUSKA RIAU).” 2011. Vol. 36, No.
1. Diakses 8 November 2016. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/295.