SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
Disusun oleh :
Dra. Fathmi, SS
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2012
MILIK
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Dilarang mempublikasikan, menggandakan, mencetak sebagian atau seluruh
isi Modul/Bahan Ajar ini tanpa izin dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran
dalam penerbitan Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Kepala
Perpustakaan Sekolah sebagai acuan nasional dalam penyelenggaraan Diklat Kepala
Perpustakaan Sekolah.
Bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan
Nasional RI. Penerbitan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan penyelenggaraan diklat
yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/madrasah.
Terbitnya bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah dan
sekaligus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah di tanah
air.
Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun, tim penyunting, dan seluruh pihak terkait
yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian bahan ajar diklat ini. Kritik maupun
saran untuk penyempurnaan bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini sangat
kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya pada terbitan yang akan datang.
Jakarta, Januari 2019
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perpustakaan Nasional RI
Drs Widiyanto, M.Si.
NIP. 19600412 198703 1 001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Deskripsi Singkat......................................................................... 1
1.3 Kompetensi Dasar....................................................................... 2
1.4 Indikator Keberhasilan................................................................. 2
BAB II JASA PERPUSTAKAAN DAN SUMBER INFORMASI ...................... 3
2.1 Jasa Perpustakaan Sekolah........................................................ 3
2.2 Pelayanan Prima ......................................................................... 9
2.3 Jasa Informasi dan Referensi...................................................... 10
2.4 Jasa Sirkulasi .............................................................................. 13
2.5 Sumber Referensi........................................................................ 25
2.6 Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas
Sekolah/Madrasah....................................................................... 34
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah
perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang
menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tetapi juga
merupakan bagian integral pembelajaran. Artinya penyelenggaraan perpustakaan sekolah
harus sejalan dengan visi dan misi sekolah. Misi perpustakaan sekolah yaitu: 1) menyediakan
informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat
masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan; 2) merupakan sarana bagi murid agar
terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat
hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, perpustakaan
sekolah dituntut untuk mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai dengan kurikulum,
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang
lainnya, misalnya kegiatan yang dikaitkan dengan peringatan peristiwa penting yang
diperingati di sekolah.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak
hanya menyediakan buku bacaan saja, namun juga perlu menyediakan sumber informasi
lainnya, seperti bahan audiovisual, dan multimedia, serta akses informasi ke internet.
Pendayagunaan sumber informasi di perpustakaan sangat bergantung pada citra
layanannya. Tolok ukur keberhasilan perpustakaan adalah banyaknya masyarakat sekolah
(pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah) yang menggunakan
jasa perpustakaan. Hal itu dapat dimungkinkan apabila jasa perpustakaan diselanggarakan
dengan baik. Oleh karena itu keberhasilan perpustakaan bergantung pada jasanya.
1.2. Deskripsi Singkat
Mata ajar ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang cara merancang dan
memberikan jasa informasi termasuk referensi, menyelenggarakan jasa sirkulasi, sumber
2
referensi, dan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah/madrasah. Mata
ajar ini disajikan dengan menggunakan metode pendidikan dan pelatihan yang meliputi
ceramah, tanya jawab, paparan dan diskusi.
1.3. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu merancang dan memberikan
jasa informasi termasuk referensi, menyelenggarakan jasa sirkulasi, menjelaskan sumber
referensi, dan memberikan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas
sekolah/madrasah.
1.4. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu:
a. Membedakan berbagai jenis jasa perpustakaan
b. Merumuskan layanan prima di perpustakaan
c. Merancang jasa informasi
d. Memberikan jasa informasi
e. Merancang jasa referensi
f. Memberikan jasa referensi
g. Menyelenggarakan jasa sirkulasi
h. Menyebutkan sumber referensi
i. Menjelaskan sumber referensi
j. Memberikan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah/madrasah
3
BAB II
JASA PERPUSTAKAAN DAN SUMBER INFORMASI
2.1 Jasa Perpustakaan Sekolah
2.1.1 Pengertian Jasa Perpustakaan
Pengertian jasa perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan
perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi yang terus meningkat. Pada awalnya,
yang dimaksud dengan jasa perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang
dimiliki perpustakaan kepada pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta
informasi yang dibutuhkannya. Pada masa itu, jasa perpustakaan bersifat pasif. Jasa
perpustakaan hanya menunggu jika ada pemustaka yang datang. Perpustakaan hanya
memberikan jasa informasi yang dibutuhkan pemustaka. Jika pemustaka tidak membutuhkan,
maka perpustakaan tidak akan memberikan jasa. Orientasi yang bersifat pasif ini mulai
banyak ditinggalkan oleh perpustakaan. Saat ini perpustakaan secara aktif dan bahkan
proaktif selalu menawarkan segala bentuk koleksi yang dimiliki kepada masyarakat yang
dilayaninya. Selain itu, perpustakaan juga berusaha selalu menyiapkan segala kemungkinan
bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka sampai pada penyiapan perangkat yang
diperlukan untuk mempermudah penemuan kembali koleksi yang dimilikinya. Penyiapan
sarana penelusuran informasi tadi dimaksudkan untuk memberikan layanan yang optimal
kepada pemustaka.
Dari uraian di atas dapat diketahui pengertian jasa perpustakaan adalah pemberian jasa
tentang:
a. Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemustaka, baik untuk dimanfaatkan di tempat
atau pun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar perpustakaan;
b. Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang
merujuk pada keberadaan sebuah informasi.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Jasa Perpustakaan
Tujuan dan fungsi jasa perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar, rekreasi bagi pemustaka (pendidik, tenaga
4
kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah) dengan menggunakan koleksi yang ada
di perpustakaan, serta bimbingan dan peningkatan minat baca siswa. Kegiatan jasa di
perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam
kelas, menyediakan sumber informasi, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan koleksi
perpustakaan.
2.1.3 Unsur jasa Perpustakaan
Berbagai sarana dan program dirancang dengan harapan agar pemustaka senang datang ke
perpustakaan. Dalam kaitannya menciptakan kegiatan jasa perpustakaan yang baik,
perpustakaan memerlukan unsur-unsur penunjang yang mendukung kelancaran kegiatan
jasa perpustakaan, antara lain fasilitas sarana dan prasarana, koleksi, petugas layanan, dan
pemustaka.
a. Fasilitas
Kegiatan layanan perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarana
yang memadai agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat terpenuhi. Sarana utama adalah
ruangan yang sesuai dengan jumlah koleksi dan jumlah pemustakanya. Selain itu,
diperlukan juga perabotan dan peralatan untuk jasa perpustakaan.
1) Ruang
Perpustakaan menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, tenaga perpustakaan,
dan pemustakanya. Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang-
kurangnya untuk SD/MI 56 m2, untuk SMP/MTS 126 m2, untuk SMA, MA, SMK, dan
MAK 168 m2.
Tata ruang perpustakaan harus diatur sebagai berikut:
a) Aktifitas layanan perpustakaan agar dapat berlangsung dengan lancar;
b) Para pemustaka tidak saling mengganggu waktu bergerak dan belajar;
c) Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dalam ruangan;
dan
d) Pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik.
5
2) Perabot dan peralatan perpustakaan
Perpustakaan menyediakan sekurang-kurangnya rak buku, meja dan kursi pemustaka,
meja dan kursi tenaga perpustakaan, lemari kartu katalog, meja sirkulasi dan meja
peminjaman, mesin tik/perangkat computer, dan papan pengumuman/pameran.
b. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah,
disimpan, ditemukembalikan dan didayagunakan bagi pemustaka untuk memenuhi
kebutuhan informasi untuk pembelajaran. Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama
dalam penyelenggaraan kegiatan jasa di perpustakaan. Keberadaan koleksi di perpustakaan
harus dibina, dirawat, diatur secara tepat sehingga memudahkan pemustaka dalam mencari
koleksinya. Isi koleksi harus disesuaikan dengan tujuan layanan. Jumlah koleksi harus selalu
dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, informasi
dalam koleksi tidak akan selalu ketinggalan zaman dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka
semaksimal mungkin.
c. Tenaga Perpustakaan Sekolah
Adalah tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah. Tenaga
perpustakaan sekolah minimal memiliki pendidikan menengah serta memperoleh pelatihan
kepustakawanan dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi.
Tenaga perpustakaan sekolah yang ditugaskan di bagian jasa perpustakaan diutamakan
seseorang yang cekatan, terampil, ramah, berwawasan luas, rajin, cepat tanggap, dan siap
membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
d. Pemustaka
Pemustaka merupakan unsur pendukung dan penentu dalam kegiatan jasa perpustakaan.
Pemustaka perpustakaan sekolah adalah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan
komunitas sekolah. Fungsi jasa perpustakaan ialah mempertemukan pemustaka dengan
koleksi yang mereka inginkan. pustakawan harus mau berupaya menemukan koleksi yang
dikehendaki oleh pemustaka.
6
2.1.4 Jenis Jasa
Berbagai jenis jasa perpustakaan yang dapat dilakukan yaitu jasa sirkulasi, jasa referensi,
jasa penelusuran informasi, jasa membaca di perpustakaan, story telling (layanan bercerita),
jasa pemutaran film dan video, jasa waktu perpustakaan, dan jasa bimbingan penggunaan
perpustakaan.
Kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada pemustaka di sekolah terdiri
atas jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa bimbingan penggunaan
perpustakaan.
a. Jasa sirkulasi
Jasa sirkulasi adalah jasa perpustakaan untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi
pemustaka sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan sirkulasi dapat dilaksanakan sesudah
buku-buku selesai diproses lengkap dengan labelnya seperti, kartu buku, kartu tanggal
kembali, kantong kartu buku, dan call number pada punggung buku.
b. Jasa referensi
Jasa referensi adalah jasa perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan
menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pemustaka
dengan mendayagunakan koleksi referensi.
c. Jasa membaca di perpustakaan
Jasa membaca di perpustakaan adalah Jasa kepada pemustaka yang belum menjadi
anggota perpustakaan atau pemustaka yang tidak berminat meminjam koleksi untuk dibawa
pulang. Untuk kepentingan Jasa ini, perpustakaan menyediakan ruangan khusus untuk
membaca/belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.
d. Story Telling (Layanan bercerita)
Story telling merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk
menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Story
telling merupakan suatu proses kreatif anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa
mengaktifkan bukan hanya aspek intelektual tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi,
emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
7
Manfaat layanan storytelling:
1) Meningkatkan minat baca anak;
2) Membantu anak dalam memahami bacaan bagi mereka yang kemampuan membacanya
kurang;
3) Memperkaya perbendaharaan kata;
4) Mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan bagi anak-anak.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar story telling dapat dilaksanakan dengan baik:
1) Memilih bahan cerita. Bahan cerita diambil dari koleksi yang dimiliki perpustakaan dan
dipilih sesuai dengan usia pemustaka;
2) Menguasai cerita dengan baik. Cerita dapat dikuasai dengan cara membaca berkali-kali
dan menghayati cerita yang akan dibawakan;
3) Menceritakan kembali dengan penuh penghayatan;
4) Menggunakan peralatan atau alat peraga yang mendukung;
5) Berusaha untuk berinteraksi dengan pendengar;
6) Berkonsentrasi dengan pendengar;
7) Memperhatikan suara, intonasi (tekanan), raut muka (mimik), dan gerak tubuh.
e. Jasa pemutaran film dan video
Berupa pemutaran film dan video juga slide atau filmstrip. Film-film diputar berupa film-film
cerita, film-film ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang studi, umum, maupun film-
film dokumenter. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan ruangan khusus serta penyediaan
sarana berupa film, video,VCD, DVD, slide, filmstrip, dan alat pemutarnya.
f. Waktu perpustakaan
Waktu perpustakan adalah saat kegiatan perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk
mengintensifkan penggunaan perpustakaan. Selain itu waktu perpustakaan memberikan
kesempatan kepada murid untuk membaca dengan tujuan belajar, untuk memperoleh
informasi, kesenangan, dan rekreasi.
Kegiatan waktu perpustakaan dapat dilakukan pada saat tertentu misalnya:
1) Secara terpadu, yaitu disatukan dalam bidang studi yang sesuai sebagai bentuk
kolaborasi antara guru dan pustakawan sekolah;
8
2) Pada waktu khusus yang diatur oleh kepala sekolah bersama pustakawan misalnya
seminggu sekali atau sebulan sekali (Kegiatan kurikuler).
g. Jasa penelusuran
Pemustaka datang ke perpustakaan tentunya untuk meminjam buku, majalah atau sekedar
membaca apa yang disediakan oleh perpustakaan. Namun demikian tidak sedikit pemustaka
sengaja datang untuk mencari informasi tertentu yang dibutuhkannya. Dalam pemanfaatan
perpustakaan, pemustaka seringkali tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkannya.
Pada umumnya penelusuran informasi di perpustakaan dilakukan kepada pemustaka yang
mengalami kesulitan dalam menemukan atau mencari informasi tertentu. Untuk perpustakaan
yang memiliki koleksi referensi yang cukup banyak dan ditangani oleh petugas tersendiri,
pada umumnya bagian referensi yang mendapat tugas untuk melakukan penelusuran
informasi. Penelusuran informasi akan sangat bergantung pada pertanyaan atau permintaan
pemustaka.
Alat bantu yang sering digunakan dalam penelusuran informasi adalah:
1) kartu katalog;
2) indeks artikel;
3) abstrak/sari karangan;
4) bibliografi;
5) penelusuran pada pangkalan data secara terpasang (On line data base); dan
6) penelusuran informasi melalui internet.
h. Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan penggunaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada
pemustaka bagaimana caranya memanfaatkan perpustakaan dengan optimal. Dengan
bimbingan penggunaan perpustakaan diharapkan pemustaka akan tertarik dan kemudian
memanfaatkan perpustakaan.
2.1.5 Jam Buka Perpustakaan
Waktu yang diberikan oleh perpustakaan sekolah untuk memberikan layanan kepada
pemustaka mininal delapan jam sehari.
9
10
2.2 Pelayanan Prima
Pelayanan prima adalah upaya maksimal yang mampu diberikan oleh petugas pelayanan dari
suatu jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pemustaka sehingga tercapai
suatu kepuasan. Tujuan dasar dari pelayanan prima adalah untuk meningkatkan keberhasilan
perpustakaan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a. Mampu melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi;
b. Mampu berkomunikasi secara verbal atau nonverbal;
c. Mampu bekerja dalam pelayanan secara individu atau kelompok; dan
d. Mampu berkomunikasi dalam konsep 3A: attitude (sikap dalam berkomunikasi), attention
(mampu memberikan perhatian pada saat berkomunikasi), dan action (mampu
melakukan tindakan dalam berkomunikasi).
Perpustakaan perlu menyadari bahwa dirinya dipengaruhi oleh situasi kompetitif. Model
pelayanan yang mementingkan kualitas layanan (service quality) berusaha
mengidentifikasikan kesenjangan antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima
oleh pemustaka. Dalam hal ini kualitas layanan terdiri atas:
a. Kualitas fungsional (functional quality) artinya perpustakaan dengan fungsinya sebagai
sumber informasi perlu melengkapi koleksinya secara terus-menerus dan terbaru.
b. Kualitas teknis (technical quality) artinya perpustakaan perlu memiliki sumber daya
dengan kualifikasi teknis yang baik, mengaplikasikan akses ke teknologi informasi yang
relevan, menunjukkan sikap melayani, dan terampil dalam melakukan pelayanan
berkualitas.
Prinsip pelayanan prima
Pedoman dalam mewujudkan pelayanan prima di masyarakat oleh instansi perpustakaan
pusat dan daerah adalah SK Menpan nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Pelaksanan
Pelayanan Umum. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Umum harus diatur
dalam suatu tata laksana yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, artinya prosedur/tata cara pelayanan harus dilakukan secara mudah,
lancar, cepat, dan tidak berbelit-belit.
11
b. Kejelasan dan kepastian mengenai:
1) prosedur/tata cara pelayanan pembaca mulai dari prosedur keanggotaan, peminjaman,
penelusuran, dan pelayanan informasi;
2) unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan;
3) hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan, bukti penerimaan, dan
kelengkapan lainnya.
c. Keamanan
Proses dan hasil pelayanan penelusuran informasi harus dapat memberikan keamanan dan
kenyamanan serta memberikan kepastian hukum karena sumbernya dapat
dipertanggungjawabkan.
2.3 Jasa Informasi dan Referensi
2.3.1 Jasa Informasi
Perpustakaan sekolah bukanlah tempat tumpukan buku, tetapi secara prinsip perpustakaan
sekolah harus dapat dijadikan sumber informasi bagi setiap orang yang membutuhkannya.
Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah harus mampu memberikan jasa informasi. Bagi
perpustakaan sekolah yang sudah maju jasa informasi ini menjadi tanggung jawab petugas
referensi atau “reference librarians”, sedangkan pada perpustakaan sekolah yang baru dirintis
yang tenaganya sangat terbatas, jasa informasi ini langsung ditangani oleh kepala
perpustakaan sekolah.
Jasa informasi ditujukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pemustaka
yang membutuhkan keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu
yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi. Misalnya, membantu murid-murid
mecari bahan pelajaran, membantu murid-murid mengerjakan tugas-tugas sekolah,
membantu murid-murid menemukan informasi-informasi tertentu, membantu guru-guru
mencari sumber-sumber pelajaran, dan sebagainya.
Jasa informasi ini akan dapat terselenggara dengan baik bila ditunjang oleh dua faktor, yaitu
faktor kelengkapan koleksi dan faktor kemampuan tenaga perpustakaan sekolah.
12
a. Kelengkapan Koleksi
Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi jasa
informasi. Bagaimana akan dapat menunjukkan bahan-bahan tertentu sementara buku
yang tersedia belum memadai? Oleh sebab itu, pengadaan bahan perpustakaan harus
diusahakan secara terus menerus. Apabila perpustakaan sekolah belum mampu membeli
buku-buku, usahakanlah untuk menambah koleksi dengan cara lain seperti tukar
menukar atau meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya.
Dalam rangka memberikan jasa informasi ini, koleksi referensi tidak diizinkan untuk
dibawa pulang dan hanya untuk dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Koleksi
referensi antara lain kamus, ensiklopedi, buku pegangan (handbook), buku tahunan
(yearbook), almanak, laporan penelitian ilmiah, laporan pertemuan ilmiah, bibliografi,
katalog induk, buku petunjuk, direktori, dan biografi. Selain koleksi referensi, buku-buku
yang jumlahnya hanya satu eksemplar dan koleksi khusus seperti majalah, surat kabar,
buletin, film, slide, peta, dan globe juga tidak diizinkan dibawa pulang tetapi hanya untuk
dibaca di ruang baca atau ruang referensi.
b. Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah yang sudah maju, khususnya di sekolah menengah, mempunyai
tenaga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang menjabat sebagai kepala
perpustakaan sekolah. Ada tenaga yang bertugas di bagian sirkulasi, dan ada pula yang
bertugas di bagian referensi. Perpustakaan sekolah yang masih pada tahap perintisan
petugasnya sedikit atau mungkin hanya satu orang. Oleh karena itu, kepala perpustakaan
juga mengerjakan tugas di bagian sirkulasi dan bagian referensi. Petugas referensi, baik
itu dirangkap oleh kepala sekolah atau pun petugas khusus referensi harus mempunyai
pengetahuan yang luas dan mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi seperti
kamus, ensiklopedi, dan almanak.
13
2.3.2 Jasa Referensi
a. Pengertian
Kata referens berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang
artinya menunjuk kepada. Jasa referensi memberikan penjelasan, jawaban, maupun
informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya. Mungkin masalah
itu berupa subjek, nama orang, arti kata, data angka, dan sebagainya. Oleh karena itu koleksi
sumber ini tidak harus dipelajari secara keseluruhan karena memang dipersiapkan untuk
menjawab persolan. Untuk itu perlu dijelaskan penggunaan katalog manual maupun
computer, penggunaan sumber-sumber rujukan sampai pada orientasi perpustakaan.
Keberhasilan pencarian informasi melalui jasa ini ditentukan oleh kelengkapan koleksi
referensi dan keterampilan pemustaka. Oleh karena itu, tenaga perpustakaan sekolah harus
memberikan pertolongan kepada pemustaka untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Untuk mengatisipasi tugas-tugas tersebut, diperlukan tenaga perpustakaan sekolah yang
memiliki wawasan yang luas, terampil dalam menggunakan sumber-sumber referensi
maupun dalam pengoperasian teknologi mutakhir.
b. Jenis Pertanyaan Referensi
Dalam jasa referensi seringkali petugas dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dari
pemustaka. Pertanyaan sangat bervariasi mulai dari pertanyaan sederhana sampai pada
pertanyaan yang kompleks. Berikut ini matriks kelompok pertanyaan untuk memudahkan
petugas referens memetakan pertanyaan dari pemustaka, dan sumber informasi yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan.
14
Matriks Kelompok Pertanyaan dan Tipe Pertanyaan di Bagian
Referensi dan Sumber Informasi yang Digunakan
Kelompok
Pertanyaan
Tipe Pertanyaan Yang Diajukan Sumber
Informasi
1 2 3
Bahasa
Definisi, ejaan, lafal, ucapan, singkatan,
penggunaan istilah, istilah asing,
sinomin, antonim, homonim, isyarat,
simbol, dialek
Kamus
Latar belakang
Informasi umum, pendidikan mandiri,
kejadian, informasi tentang sesuatu
Ensiklopedia,
handbook,
brosur, pamflet,
buku pengangan
Orang
Tokoh masyarakat, spesialis,
profesional, pengarang, tokoh yang
kurang dikenal masyarakat
Sumber biografi,
direktori,
ensiklopedia,
kamus biografi
Gejala
Kejadian yang tengah berlangsung,
perkembangan menonjol tahun-tahun
lalu
Buku tahunan
Tempat Lokasi, deskripsi, jarak, identifikasi
geografi
Ensiklopedia,
sumber direktori
Organisasi
termasuk
perhimpunan
dan badan
Alamat, tujuan, keanggotaan, publikasi,
sejarah, struktur organisasi, nama dan
susunan pengurus
Ensiklopedia,
direktori,
almanak, buku
tahunan
Fakta dan
aktivitas
Peristiwa, statistik, rumus, kebiasaan,
tradisi, kepercayaan, kiasan, tamzil,
peribahasa, plot, pelaku suatu kejadian,
kutipan terkenal, catatan kegiatan
Almanak, buku
tahunan
Daftar
dokumen
Buku terbaik, buku yang memperoleh
penghargaan, dokumen tentang hal
tertentu, timbangan buku, lokasi sebuah
dokumen, biografi umum atau khusus
Buku tahunan,
risalah buku,
bibliografi
Ilustrasi
Diagram, gambar, foto, slide, rekaman Ensiklopedia,
kamus, sumber
biografi, pamflet
2.4 Jasa Sirkulasi
Jasa sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku
perpustakaan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani pemustaka yang
akan meminjam buku-buku perpustakaan sekolah, melayani pemustaka yang akan
mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam dan membuat statistik pengunjung.
15
2.4.1 Administrasi Keanggotaan
Untuk menjadi anggota perpustakaan sekolah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Merupakan komunitas sekolah/madrasah
• Memiliki kartu anggota
• Membayar biaya atas kartu anggota yang hilang untuk mendapatkan kartu anggota yang
baru.
• Mengisi formulir rangkap 2 yang telah disediakan oleh petugas. Lembar pertama
diberikan kepada anggota yang berfungsi sebagai tanda anggota sementara. Lembar
kedua dipegang oleh petugas sebagai data untuk pembuatan kartu anggota. Apabila
kartu anggota telah selesai dibuat, kartu anggota sementara (lembar pertama yang
dipegang anggota) diambil oleh petugas dan diganti dengan kartu anggota. Kartu
anggota asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas.
• Menggunakan kartu pelajar atau KTP miliknya sendiri, atau menggunakan KTP milik
orang tua bagi calon anggota di bawah umur untuk membuktikan identitasnya.
• Pasfoto sebanyak 2 lembar
• Setiap anggota hanya boleh meminjam 3 buah buku (bergantung pada kondisi)
• Lama peminjaman satu minggu (bergantung pada kondisi) dan dapat diperpanjang
kembali setelah peminjam melaporkan kepada petugas perpustakaan. Apabila buku
tersebut banyak diminati, sebaiknya setiap anggota boleh memperpanjang waktu
peminjaman, cukup untuk satu buku saja.
• Keterlambatan pengembalian dapat dikenakan denda per hari. Denda ini bertujuan untuk
membiasakan setiap anggota bersikap disiplin mengembalikan buku. Uang denda
tersebut dimaksudkan bukan sebagai sumber pemasukan, melainkan untuk menegakkan
disiplin bagi peminjam koleksi. Uang denda ditentukan berdasarkan pada lamanya
keterlambatan pengembalian buku.
• Buku hilang atau rusak harus diganti dengan buku sejenis.
• Cara pencatatan denda yaitu anggota yang terkena denda dicatat dalam buku kuitansi
rangkap dua yang telah disedikan petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota
dan lembar kedua disimpan oleh petugas. Selain pada kuitansi, denda pun dicatat pada
buku harian petugas. Kuitansi asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas.
2.4.2
16
2.4.3 Peminjaman Buku
Ada dua sistem penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda dalam
proses peminjaman buku-buku. Kedua sistem tersebut adalah sistem terbuka dan sistem
tertutup.
a. Sistem terbuka (open acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem terbuka, murid-murid
diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Jadi, pada
sistem ini murid-murid boleh masuk ke ruang penyimpanan buku. Apabila akan
meminjam buku, maka buku yang telah ditemukan dibawa ke bagian sirkulasi untuk
dicatat seperlunya.
Misalnya ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid
tersebut melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dipinjamnya tersedia
atau tidak. Apabila tersedia, carilah buku tersebut di ruang penyimpanan buku dan
setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya oleh
petugas sirkulasi. Penyerahan buku ke bagian sirkulasi harus menunjukkan kartu anggota
atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu peminjaman di laci kartu.
Pada kartu peminjaman dicatat nomor buku yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya.
Pada slip tanggal yang ditempel pada halaman belakang buku dicatat tanggal
pengembalian, sedangkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku dan catatlah nomor
siswa yang meminjam dan tanggal pengembaliannya pada kartu buku tersebut.
Setelah selesai semuanya, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya di file
di laci kartu buku, sedangkan kartu peminjamnya di file kembali di laci kartu peminjam.
b. Sistem tertutup (closed acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem tertutup, murid-murid tidak
diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Apabila ingin
mencari buku harus melalui petugas. Jadi, pada sistem ini murid-murid tidak
diperbolehkan masuk ke ruang penyimpanan buku.
17
Misalnya ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid
tersebut melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dibutuhkan tersebut
ada atau tidak. Apabila ada, mintalah kartu pesanan yang biasanya terbuat dari kertas
tipis. Pada kartu pesanan tersebut tulislah nama pemesan dan buku yang akan
dipesannya, lalu serahkan kembali kepada petugas. Setelah ditemukan buku tersebut
dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Mengenai tata cara pencatatannya
sama seperti sistem terbuka.
2.4.4 Pengembalian Buku
Tugas yang kedua bagian sirkulasi adalah melayani murid-murid yang akan mengembalikan
buku-buku yang telah dipinjamnya. Pada setiap perpustakaan tentu ada peraturan tentang
lamanya peminjaman, misalnya satu atau dua minggu. Adakalanya murid-murid
mengembalikan buku yang telah dipinjamnya sebelum waktunya, ada pula yang tepat pada
waktunya, bahkan ada yang terlambat.
Tata cara pengembalian buku antara sistem terbuka dan sistem tertutup sama saja. Pertama-
tama buku yang akan dikembalikan diserahkan kepada bagian sirkulasi. Petugas meneliti
tanggal pengembalian yang tertera pada slip tanggal untuk mengetahui apakah
pengembalian buku tersebut terlambat atau tidak. Jika terlambat, peminjam harus diberi
sanksi menurut peraturan yang berlaku. Kemudian petugas mengambil kartu peminjam.
Keterangan peminjaman pada kartu tersebut dicoret atau distempel tanggal kembali.
Akhirnya kartu peminjam di file lagi di tempatnya, kartu buku dimasukkan lagi ke kantongnya,
dan buku disimpan lagi di rak atau lemari semula.
Agar jasa peminjaman dan pengembalian buku-buku berjalan dengan lancar perlu
dipersiapkan kartu anggota, kartu peminjam, dan kartu pesanan. Kartu anggota perpustakaan
sekolah diberikan kepada setiap warga sekolah yang mendaftarkan diri sebagai anggota
perpustakaan sekolah. Kegunaannya adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan
masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu jika akan pinjam buku.
Salah satu contoh kartu anggota perpustakaan sekolah seperti berikut:
18
NAMA PERPUSTAKAAN
KARTU ANGGOTA
No. :
Nama :
Alamat :
Ka. Perpustakaan
______________
NIP.
Gambar 1 Contoh Kartu Anggota
Selain memiliki kartu anggota, setiap anggota memiliki kartu peminjam yang dapat dibuat dari
kertas manila. Kartu ini digunakan untuk mencatat buku-buku yang dipinjam oleh yang
bersangkutan. Mengenai contoh kartu peminjam dapat dilihat gambar berikut ini:
KARTU PEMINJAMAN
No. :
Nama :
Kelas :
Alamat :
Call
No.
Tanggal
kemballi
Paraf Call
No.
Tanggal
kemballi
Paraf
Gambar 2 Contoh Kartu Peminjaman
Pemustaka yang ingin mendapatkan buku yang sedang dipinjam oleh pemustaka lainnya
dapat mengisi form kartu pesanan yang telah disediakan. Kartu pesanan bisa dibuat dari
Foto
3x3
Foto
3x3
19
kertas biasa. Pada kartu pesanan ini harus tercantum nama pemesan, kelas, buku yang
dipesan, dan nomor buku. Mengenai contoh kartu pesanan dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
NAMA PERPUSTAKAAN
Dipesan:
Judul:
Pengarang:
Call No:
Oleh
Nama:
Kelas:
Gambar 3 Kartu Pesanan
2.4.5 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan
Agar jasa sirkulasi dan jasa referensi berjalan lancar dan teratur perlu dibuatkan peraturan
berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik oleh pemustaka maupun oleh
tenaga perpustakaan sekolah.
Tata tertib ini sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru,
dan tenaga perpustakaan perpustakaan sekolah. Tata tertib harus dibuat secara singkat,
jelas, dan sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh semua pemustaka. Informasi yang
harus dicantumkan di dalam tata tertib meliputi:
a. Sifat dan status perpustakaan sekolah;
b. Kenggotaan perpustakaan sekolah;
c. Koleksi yang tersedia;
d. Hak anggota;
e. Sanksi dan hukuman bagi pelanggar;
20
f. Iuran (jika ada);
g. Sistem penyelenggaraan; dan
h. Jam buka perpustakaan.
Rumusan tata tertib yang dibuat harus diumumkan kepada anggota perpustakaan sekolah
agar diikuti dan ditaati. Cara mengumumkannya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
rumusan tata tertib yang telah dibuat itu dituliskan pada selembar kertas manila. Usahakan
ditulis/diketik dengan baik, indah, bersih, dan dapat dibaca dengan jelas. Setelah itu, tata
tertib ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dibaca oleh pemustaka. Cara kedua
adalah setiap anggota baru diberikan selembar tata tertib. Jadi rumusan tata tertib tersebut
diketik dan diperbanyak lalu diberikan kepada setiap anggota baru.
Pada setiap tata tertib perpustakaan sekolah dicantumkan sanksi-sanksi tertentu bagi
pemustaka yang melanggar larangan atau melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan,
antara lain:
a. Merokok, makan, dan minum di ruang perpustakaan;
b. Gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau di dalam
ruang perpustakaan;
c. Merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
d. Mencoret-coret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
e. Memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang
berlaku;
f. Membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif;
g. Membuang sampah di sembarang tempat; dan
h. Terlambat mengembalikan buku yang dipinjam.
Pemustaka yang melanggar larangan-larangan tersebut di atas diberi sanksi atau hukuman
tertentu yang bersifat mendidik, misalnya:
a. pemustaka yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang
dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari;
b. pemustaka yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali;
c. pemustaka yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama
atau hampir sama atau dengan subjek yang sama; dan
21
d. pemustaka yang membawa keluar perpustakaan buku-buku tertentu tanpa melalui
prosedur peminjaman yang berlaku harus dicabut haknya sebagai anggota perpustakaan
dalam waktu tertentu.
Sanksi-sanksi tersebut harus benar-benar diterapkan tanpa memandang siapa pelanggarnya,
apakah yang bersangkutan itu anak guru, kepala sekolah, atau bukan.
Berikut ini adalah sebuat contoh tata tertib perpustakaan sekolah.
TATA TERTIB PERPUSTAKAAN
SEKOLAH NEGERI 216 JAKARTA
A. Jam Buka Layanan
Senin – Jum’at , 07.00 – 14.30
B. Keanggotaan
Keanggotaan meliputi :
• Siswa
• Pengajar
• Tata usaha
Syarat Keanggotaan:
• Menyerahakan foto 2×3 sebanyak 2 lembar
• Tidak dikenakan biaya administrasi
• Masa berlaku kartu anggota selama 1 tahun dan dapat diperpanjang
secara otomatis.
• Kartu anggota tidak boleh dipinjamkan pada orang lain
C. Fasilitas
• Ruang baca dan ruang koleksi referensi
• Area hotspot/Wi-Fi
D. Sistem layanan
Sistem layanan terbuka
E. Jenis Jasa Perpustakaan
• Jasa Keanggotaan
• Jasa Sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku)
• Jasa referensi;
• Jasa penelusuran informasi; dan
• Jasa bimbingan penggunaan perpustakaan.
F. Peminjaman
22
• Jumlah peminjaman maksimal 3 buku
• Lama peminjaman 1 minggu (6 hari) dan dapat diperpanjang selama
1 minggu (6 hari).
G. Sanksi
• Anggota yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan
buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari.
• Anggota yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali
• Anggota yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan
judul yang sama atau hampir sama atau dengan subyek yang sama.
H. Tata Tertib Umum
• Pengunjung harap mengisi buku tamu
• Pengunjung dilarang:
❖ Makan dan minum di ruang perpustakaan;
❖ gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan
bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan;
❖ merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
❖ mencoret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
❖ memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem
penempatan yang berlaku;
❖ membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara
administratif; dan
❖ membuang sampah di sembarang tempat.
2.4.6 Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan jasa sirkulasi:
a. Alat tulis kantor
b. Komputer/mesin ketik dan kelengkapannya
c. Borang/ formulir peminjaman koleksi perpustakaan
d. Borang/ formulir penyusunan statistik sirkulasi
2.4.7 Statistik pengunjung/peminjaman
Tugas yang ketiga bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan peminjaman
untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah telah dilaksanakan,
misalnya berapa jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya, atau setiap
tahunnya; berapa jumlah buku yang dipinjam; buku-buku golongan apa saja yang dipinjam
oleh murid-murid, dan sebagainya.
Statistik pengunjung dan peminjam harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sebab hasilnya
selain dapat dijadikan dasar pembuatan laporan, juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
membuat perencanaan pengadaan buku-buku.
23
Contoh statistik bulanan:
STATISTIK BULANAN
BULAN:
TAHUN:
GOLONGAN BUKU TANGGAL
JUMLA
H
YANG DIPINJAM 1 2 3 4 5
2
8
2
9
3
0 31
000
Karya
Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu Murni
600
Ilmu
Terapan
700 Kesenian,
Olah Raga
800
Kesusastra
an
900
Geografi
dan Sejarah
Jumlah Peminjaman
Jumlah Pengunjung
Gambar 4 Contoh Model Statistik Bulanan
Contoh statistik tahunan
STATISTIK TAHUNAN
TAHUN:
GOLONGAN BUKU
BULAN JUMLAH
Petugas
24
YANG DIPINJAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Karya Umum
Filsafat
Agama
Ilmu Sosial
Bahasa
Ilmu Murni
Ilmu Terapan
Kesenian, Olah
Raga
Kesusastraan
Geografi dan
Sejarah
Gambar 5 Contoh Model Statistik Tahunan
Untuk mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dengan cara menghitung jumlah kartu buku yang dikelompok menurut nomor
golongannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa buku yang akan dipinjam
kartu bukunya harus diambil dari kantongnya dan difile di laci kartu buku. Sebelum
perpustakaan sekolah ditutup kartu buku tersebut dihitung sehingga jumlahnya dapat
diketahui. Jumlah kartu buku menunjukkan jumlah peminjaman pada hari tersebut. Kedua,
dengan cara menggunakan lembar peminjaman tersendiri yang dapat dibuat dari kertas tipis.
Setiap buku yang dipinjam ditulis pada lembar peminjaman, dan sebelum perpustakaan
ditutup dihitung jumlahnya sehingga hasilnya menunjukkan jumlah peminjaman. Sedangkan
untuk menghitung jumlah pemustaka dapat dilihat pada daftar hadir perpustakaan sekolah
yang seharusnya disediakan di pintu masuk perpustakaan sekolah. Sekali-kali jangan
menghitung jumlah pemustaka berdasarkan jumlah peminjaman, sebab tidak semua
pemustaka itu meminjam buku. Selain itu kadang-kadang pemustaka meminjam buku lebih
dari satu sehingga jumlah pemustaka tidak sama dengan jumlah peminjaman.
25
Dari hasil penghitungan statistik pemustaka dan peminjaman bulanan dimasukkan ke dalam
statistik pemustaka dan peminjaman tahunan sehingga dapat diketahui perkembangan
pemustaka dan peminjamannya, apakah semakin lama semakin meningkat atau semakin
berkurang. Semua ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan pengembangan
perpustakaan sekolah.
Hasil perhitungan statistik seperti dijelaskan di atas dapat ditunjukkan kepada siapa saja
dengan cara dibuatkan grafik peminjaman dan grafik pemustaka. Penyajian dengan grafik ini
akan mudah dimengerti orang. Untuk keperluan ini, grafik bisa dibuat dari kertas manila putih
dengan menggunakan alat tulis berupa spidol atau dibuat dengan chart. Setelah dibuat,
grafik tersebut ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dilihat orang. Sebagai contoh
pembuatan grafik pemustaka misalnya Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 126 Jakarta
pemustakanya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2011 berturut-turut 490 orang,
600 orang, 550 orang, 700 orang,720 orang, dan 650 orang. Maka hasil grafiknya sebagai
berikut:
Gambar 6 Statistik Pemustaka
0
200
400
600
800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Statistik Pemustaka
Tahun: 2011
26
2.4.8 Jasa Sirkulasi Berbasis Teknologi Informasi
Penerapan teknologi informasi dalam bidang jasa sirkulasi dapat meliputi banyak hal
diantaranya adalah jasa peminjaman dan pengembalian, statistik pemanfaatan perpustakaan,
administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan silang layan antar
perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian
dari jasa sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam
jasa sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification).
Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS,
faksimili dan internet.
2.5 Sumber Referensi
2.5.1 Pengertian
Buku yang disusun untuk memberikan informasi berbagai macam hal dan dimaksudkan
sebagai acuan buka untuk dibaca secara keseluruhan, seperti kamus, ensiklopedi, atlas,
bibliografi, buku tahunan, direktori, dan indeks.
Buku referensi memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, peristiwa, data
statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, dan lain sebagainya.
Di perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut “Koleksi
Referensi ”,sedangkan ruang penyimpanannya disebut “Ruang Referensi”. Buku-buku
referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan
sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat. Buku-buku referensi tidak boleh
dipinjam atau dibawa pulang. Pemustaka yang memerlukan harus datang dan membaca di
perpustakaan. Pada umumnya orang belum mengenal buku referensi baik arti maupun
gunanya. Tenaga perpustakaan sekolah perlu memperkenalkan buku referensi dan
kegunaannya kepada pemustaka.
Buku referensi disebut juga buku rujukan atau buku acuan. Disebut buku rujukan karena buku
itu didesain untuk dijadikan sumber pengetahuan atau diacu dari masa ke masa. Lazimnya
buku referensi tidak didesain untuk dibaca terus menerus seperti halnya dengan buku cerita
atau buku pelajaran.
27
Pada hakikatnya, setiap buku bisa disebut buku referensi asal saja informasi yang tercantum
di dalamnya disusun sedemikian rupa sehingga mudah diakses. Bila dirinci lebih lanjut,
karakteristik buku referensi sangat spesifik dan berbeda dengan buku pada umumnya. Buku
biasanya dibuat dalam bentuk eksposisi berkesinambungan artinya dikembangkan kalimat
demi kalimat, paragraf demi paragraf, bab demi bab. Masing-masing bagian dikaitkan pada
setiap tingkat, artinya dari satu bab ke bab lain, jadi ada unsur kesinambungan.
Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan khusus. Dengan
demikian, buku referensi memiliki ciri sebagai berikut:
a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya bagian tertentu saja
yang digunakan untuk suatu kepentingan. Sudah tentu buku acuan semacam kamus,
ensiklopedi, buku tahunan, serta sejenisnya menyajikan informasi secara langsung.
Namun buku referensi lain seperti biografi, indeks, dan abstrak tidak menyajikan
informasi melainkan merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi yang dibutuhkan
pemustaka.
b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa. Novel ditulis supaya
dibaca sampai lengkap. Tidak demikian halnya dengan buku referensi. Sebagai contoh,
orang akan membaca buku kamus atau ensiklopedi atau direktori hanya pada halaman
yang ia perlukan.
c. Buku referensi seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong. Masing-masing entri
tidak sama panjangnya. Sebagai contoh, sebuah entri dalam ensiklopedia mungkin
berkaitan dengan entri lain. Entri tentang Taman Mini Indonesia Indah tidak sama
panjangnya dengan entri sejarah Indonesia. Mungkin saja entri menjadi satu karena
pengabjadan, misalnya entri Indonesia diikuti dengan entri Italia. Namun kedua entri tidak
ada kaitannya. Dengan kata lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan
yang tidak berkesinambungan.
d. Di perpustakaan, buku referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut
diperlukan setiap waktu untuk orang yang memerlukan informasi khusus. Tenaga
perpustakaan sekolah tidak dapat menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan
oleh penggunaannya. Peminjaman buku referensi terbatas pada ruang referensi saja.
28
Bila perpustakaan memiliki kopi ganda atau kopi yang sudah usang maka kopi tersebut
lazimnya dipinjamkan. Buku tahunan yang sudah usang dapat ditemukan di rak
peminjaman sementara buku tahunan mutakhir berada di ruang referensi.
e. Informasi disusun untuk mempermudah penelurusan secara cepat dan menyeluruh.
Susunan ini dapat menurut abjad, judul, subyek, atau kronologis disertai indeks untuk
keperluan temu balik.
2.5.2 Bentuk Penyajian Informasi
Informasi yang disusun dalam buku referensi lazimnya menggunakan pola tertentu dengan
tujuan memudahkan penggunaannya. Berikut ini uraian penyajian informasi buku referensi.
Judul sampul buku referens seringkali menyesatkan sehingga sukar dijadikan patokan.
Sebaliknya, “halaman judul” buku referensi mampu memberikan keterangan vital mengenai
buku referensi. Selanjutnya, daftar isi menunjukkan subjek yang dimuat disertai dengan
urutan penyajiannya. Lazimnya buku referensi menyertai indeks yang memuat daftar istilah
atau nama geografis disertai acuan halaman atau jilid yang memuat informasi tersebut.
Sebagian besar buku referensi menggunakan indeks menurut abjad. Sebaiknya penggunaan
indeks harus digabungkan dengan pemeriksaan daftar isi. Istilah yang digunakan dalam
indeks seringkali mencakup berbagai istilah sinonim.
Penyajian secara umum buku referensi disusun secara alfabetis per item masalah atau
persoalan. Dalam kamus, entri disusun per kata baru diikuti padanan kata atau makna kata.
Pada ensiklopedia pada umumnya juga disusun secara alfabetis per topik. Penyusunan ini
dimaksudkan untuk memudahkan penggunaan koleksi referensi, karena buku referensi
memang tidak perlu dibaca secara menyeluruh. Pemustaka biasanya hanya mencari
informasi per item atau per topik.
Dalam praktik sehari-hari, petugas referensi seringkali menerima pertanyaan referensi.
Umumnya, petugas referensi memberikan definisi pertanyaan referensi sebagai pertanyaan
yang memerlukan jawaban segera, mulai dari pertanyaan sederhana hingga pertanyaan
rumit. Pertanyaan sederhana termasuk pertanyaan mengenai lokasi unit tertentu, misalnya di
mana letak kamar kecil, koleksi sejarah, dan koleksi kamus. Ada pertanyaan yang dapat
29
segera dijawab seperti definisi dan istilah. Ada pula yang memerlukan penelusuran lanjutan
seperti tinjauan literatur mengenai subjek tertentu.
2.5.3 Jenis Buku Referensi
Jumlah serta jangkauan buku referensi sangatlah luas. Seorang tenaga perpustakaan
memerlukan belajar dan pengalaman bertahun-tahun sebelum mampu menguasainya.
Kemampuan tersebut akan menimbulkan sebutan baru sebagai pustakawan referensi.
Sungguh pun demikian, tenaga perpustakaan maupun pemustaka perlu memiliki
pengetahuan umum mengenai buku referensi beserta cakupannya. Buku referensi dapat
dibagi berdasarkan jenis, format, maupun kriteria lainnya.
a. Kamus
Kamus berisi kata atau istilah yang digunakan dalam suatu subjek atau profesi yang disusun
menurut tata susunan tertentu biasanya menurut abjad yang disertai dengan makna, ejaan,
ucapan, pemakaian, dan sejenisnya. Jadi, kamus berkaitan dengan kata. Ini berbeda dengan
ensiklopedia yang memberikan informasi mengenai suatu masalah yang diungkapkan dalam
kata. Perbedaan utama adalah kamus memberi definisi kata sedangkan ensiklopedia
memberikan informasi umum mengenai sebuah topik. Hal ini perlu dipahami walaupun garis
pemisah antara kamus dan ensiklopedia seringkali kabur. Sebagai contoh banyak buku
berjudul Encyclopedic Dictionary memberi definisi sebuah kata namun uraiannya mengarah
ke uraian ensiklopedia. Kamus dapat dibagi menjadi:
1) Kamus bahasa
a) Ekabahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi
definisi bahasa itu sendiri. Kamus bahasa Indonesia dengan definisi bahasa
Indonesia. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Inggris. Contoh :
• Kamus Besar Bahasa Indonesia
• Kamus Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary
b) Dwibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi
definisi dalam bahasa lain. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa
Indonesia. Kamus bahasa Jerman dengan definisi bahasa Inggris. Contoh :
• Kamus Inggris-Indonesia oleh Hassan Shadily dan John M. Echols.
30
c) Multibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi
definisi lebih dari dua bahasa. Lazimnya hanya memberikan padanannya saja
dan tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh:
• Kamus Inggris-Indonesia-Arab.
2) Kamus khusus
Kamus yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang
pengetahuan, atau disebut juga kamus bidang ilmu. Kamus semacam ini menyajikan
informasi mengenai definisi istilah yang digunakan di bidang khusus. Contoh:
• Kamus Fisika, Kamus Biologi, Kamus Komputer, Kamus Perpustakaan.
b. Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah buku atau serangkaian buku yang menghimpun keterangan atau uraian
tentang berbagai hal di bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau
menurut lingkungan ilmu. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia
(ἐγκύκλιος παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya
ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu
pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia-
ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan
ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma
dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja,
sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang
kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah
fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-
kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala
dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan.
Biasanya ensiklopedia terdiri dari bagian keterangan editor/kontributor, pendahuluan (berisi
penjelasan tentang isi dan cara bagaimana menggunakan ensiklopedia), daftar singkatan dan
simbol, bagan (entri yang disusun menurut abjad) beserta indeks (untuk memudahkan
penemuan entri suatu subjek dan entri yang berkaitan dengan subjek tersebut). Susunan
entri ensiklopedia biasanya menurut abjad di subjek. Subjek tersebut dapat bersifat luas
31
maupun spesifik. Kadang-kadang ada ensiklopedia yang mengelompokkan topik bersama-
sama di bawah bidang subjek yang sangat luas.
Contoh ensiklopedia:
1) Umum – satu jilid
• Ensiklopedi Umum dalam Bahasa Indonesia
2) Umum – lebih dari satu jilid
• Ensiklopedia Indonesia.
• Ensiklopedia Nasional Indonesia
3) Khusus
• McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology
• Ensiklopedia Islam
c. Sumber Biografi
Biografi adalah riwayat hidup orang. Ada dua jenis biografi yaitu biografi kolektif dan biografi
individual. Biografi kolektif merupakan salah satu jenis karya referensi yang sering disebut
Sumber Biografi (Biographical Reference Works). Sedangkan biografi individual bukan
merupakan karya referensi meskipun dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang
riwayat hidup seseorang.
Sumber biografi merupakan sumber informasi penting yang mempermudah pustakawan
referens dalam melaksanakan layanan referensi. Sumber tersebut memberikan keterangan
tentang orang, khususnya mengenai tanggal lahir (dan kematian apabila orang tersebut
sudah meninggal), alamat, kualifikasi, pendidikan, jabatan yang dipegang, dan sumbangan
dalam bidangnya kepada masyarakat. Informasi biografi dapat diambil dari berbagai
sumber seperti almanak, kamus biografi, direktori, ensiklopedia, buku panduan, kolom
obituari pada surat kabar, dan majalah. Sumber lain yang dapat digunakan, misalnya biografi
individual seperti biografi seorang tokoh misalnya Biografi Presiden Soeharto, buku sejarah,
buku esai, dan kritik.
Saat ini di Indonesia telah terbit berbagai buku referensi yang memuat nama tokoh-tokoh
Indonesia. Keadaan ini sangat menyenangkan pustakawan karena mereka lebih mudah
mencari data mengenai orang Indonesia.
32
Contoh:
• Apa dan Siapa : Sejumlah Orang Indonesia
d. Buku Tahunan
Buku tahunan merupakan terbitan tahunan yang berisi informasi mutakhir dalam bentuk
deskriptif dan atau data statistik yang kadang-kadang terbatas pada sebuah subjek saja.
Buku tahunan bertujuan meliput kegiatan yang telah berlangsung dalam periode tertentu,
biasanya dari tahun lampau. Misalnya buku tahunan 2011 mencakup kegiatan tahun 2010.
Adakalanya buku tahunan terbatas pada sebuah kawasan atau negara. Walaupun buku
tahunan berisi informasi mutakhir, pustakawan hendaknya mengecek isinya dengan publikasi
yang lebih mutakhir lagi, misalnya dengan indeks surat kabar karena mungkin saja terjadi
peristiwa yang mengubah isi informasi. Misalnya, perubahan nama sebuah negara atau
susunan pemerintahan yang mungkin terjadi karena adanya pergolakan politik dan
pemerintahan dari negara tersebut.
Contoh:
• Kaleidoskop Indonesia tahun 2011.
e. Almanak
Almanak hampir sama dengan buku tahunan tetapi memiliki perbedaan tertentu. Pengertian
almanak mencakup dua:
1) Terbitan tahunan berisi kalender atau penanggalan, kadang-kadang disertai dengan data
astronomi dan informasi lain;
2) Buku tahunan berisi statistik dan informasi lain kadang-kadang terbatas pada sebuah
bidang saja.
Definisi kedua lebih cocok untuk definisi almanak yang terbit dewasa ini. Almanak yang terbit
dewasa ini cenderung kompendium informasi faktual dan statistik, cakupannya retrospektif
maupun mutakhir, dan mencakup peristiwa lokal, nasional, regional, dan internasional.
Seringkali almanak mengutamakan isi negara tempat almanak diterbitkan.
Contoh:
• Whitaker’s Almanak
33
f. Sumber Geografis
Sumber referens ini merupakan sumber yang dirancang khusus untuk informasi geografis.
Termasuk dalam sumber geografis ialah gazetir, buku perjalanan, atlas, peta, dan globe (bola
dunia). Gazetir merupakan kamus geografi mengenai tempat-tempat disusun menurut abjad.
Contoh:
• Webster’s New Geographical Dictionary
Buku perjalanan adalah buku panduan untuk wisatawan/turis yang memberikan informasi
mengenai kota, negara, atau kawasan. Juga buku sejenis mengenai sebuah gedung,
monumen bersejarah, museum, dan sebagainya. Tujuan penerbitan buku ini untuk
menceritakan kepada wisatawan apa yang harus dilihat, di mana menginap, berapa harga
suatu barang, di mana membeli makanan dan minuman, bagaimana cara mencapai tujuan,
dan sebagainya.
Contoh:
• Panduan Wisata Bali
Peta, atlas, dan bola dunia merupakan sumber penting untuk informasi geografi. Peta dan
atlas dapat bersubjek umum dan khusus, misalnya peta sejarah, curah hujan, dan ekonomi.
Contoh:
• Atlas Indonesia
• Atlas Dunia
g. Direktori
Direktori adalah daftar tokoh atau organisasi atau lembaga yang disusun secara sistematik.
Biasanya isi buku itu disusun menurut abjad atau susunan kelas/subjek dan memberikan data
mengenai nama, alamat, afiliasi, kegiatan, dan sebagainya
Contoh:
• Directory of Special Libraries in Indonesia
h. Sumber Rujukan Mutakhir
Sumber rujukan mutakhir banyak dimanfatkan untuk mencari informasi mengenai peristiwa
mutakhir, baik mengenai negara maupun perkembangan sebuah bidang ilmu pengetahuan.
34
Contoh:
• Fact on File: a Weekly World New Digest
i. Sumber Statistik
Banyak terbitan luar negeri mengenai statistik, namun yang menyangkut Indonesia masih
terbatas. Selama ini terbitan statistik Indonesia didominasi terbitan Biro Pusat Statistik. Oleh
karena itu, perpustakaan sebaiknya mengoleksi terbitan Biro Pusat Statistik mengingat
langkanya terbitan lain mengenai statistik Indonesia.
Contoh:
• Statistik Indonesia
j. Buku Panduan (Handbook) dan Pedoman (Manual)
Buku panduan merupakan kumpulan berbagai jenis informasi yang disusun secara padat dan
siap pakai khusus dalam sebuah bidang. Buku panduan lazimnya digunakan sebagai sarana
memeriksa atau menguji data untuk membantu pemustaka dalam tugasnya. Kadang-kadang
buku panduan dirancukan dengan ensiklopedia khusus. Penekanan ensiklopedia khusus
pada informasi latar belakang agar pembaca dapat merumuskan sebuah tugas dan uraiannya
lebih panjang dari buku panduan. Buku panduan dapat dibagi menjadi buku panduan umum
dan khusus.
Contoh:
• Guiness Book of World Record
Pedoman merupakan buku petunjuk bagaimana melakukan tugas atau bagaimana
mengoperasikan sebuah alat yang disertai dengan penjelasan.
Contoh:
• Pedoman penulisan soal bentuk ganda akuntansi
k. Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar tersusun rapi yang memuat sumber primer atau sumber lain
mengenai subjek atau tokoh tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurut abjad pengarang
atau kronologis atau per topik; cakupannya banyak komprehensif atau selektif. Kadang-
kadang bibliografi disertai dengan anotasi, disebut bibliografi beranotasi. Bibliografi
35
diterbitkan sebagai bagian sebuah karya atau terbit secara terpisah. Tujuan menyusun atau
menerbitkan bibliografi ialah membantu pemustaka mengetahui eksistensi sebuah dokumen
atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan perpustakaan lain sesuai dengan
keperluan.
Contoh:
• Bibliografi Nasional Indonesia
2.6 Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas Sekolah/Madrasah
2.6.1 Pengertian Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan penggunaan perpustakaan merupakan salah satu bentuk jasa perpustakaan
yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan jasa ini adalah untuk
membantu pemustaka agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan
perpustakaan dengan mudah. Pada umumnya bimbingan penggunaan perpustakaan
diberikan terhadap anggota baru. Di lingkungan sekolah bimbingan penggunaan
perpustakaan diberikan kepada siswa baru. Bimbingan penggunaan perpustakaan tidak
dilakukan terhadap perorangan, tetapi dilakukan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan
untuk menghemat waktu tenaga dan dana.
2.6.2 Manfaat Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
a. Manfaat jangka pendek:
1) Dapat menggunakan perpustakaan secara efektif
2) Dapat menggunakan perpustakaan untuk menunjang keperluan studi;
3) Dapat menemukan kembali informasi (mencakup penelusuran literature untuk
keperluan studi dan penelitian)
4) Dapat mengorganisasi informasi yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan/makalah
b. Manfaat jangka panjang
1) Dasar pendidikan seumur hidup (belajar mandiri)
2) Dapat menggunakan perpustakaan di manapun
3) Dapat menelusur literatur untuk keperluan pendidikan yang lebih tinggi
36
2.6.3 Materi Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Materi bimbingan penggunaan perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan denah perpustakaan
Pengenalan denah perpustakaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada
anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan sampai pada
penggunaan ruangan tersebut. Gambaran ini sangat penting bagi anggota perpustakaan
sebagai calon pemustaka. Gambaran denah perlu dijelaskan secara lengkap mulai dari
tempat penitipan tas, bagian jasa peminjaman, bagian katalog, bagian ruang baca, dan
bagian referensi.
b. Peraturan perpustakaan
Peraturan perpustakaan harus diketahui oleh semua anggota. Peraturan perpustakaan
biasanya berisi peraturan umum, hak dan kewajiban anggota perpustakaan, serta sanksi
bagi anggota yang melanggar peraturan tersebut. Peraturan umum biasanya terdiri atas
syarat menjadi anggota, waktu layanan perpustakaan. Hak anggota meliputi hak untuk
mendapat penjelasan, hak untuk memanfaatkan sarana layanan perpustakaan, hak
meminjam koleksi, hak batasan jumlah pinjaman, dan hak membaca di tempat.
Kewajiban yang harus dipenuhi anggota perpustakaan, misalnya menjaga ketenangan,
mengembalikan buku tepat waktunya, tidak merusak, tidak mengotori, tidak mencoret
buku, dan mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan perpustakaan. Sanksi
diberikan kepada anggota yang melanggar tata tertib atau peraturan perpustakaan.
c. Alat penelusuran koleksi
Alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan. Biasanya yang
harus diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini merupakan wakil
koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan sampai pada cara-cara penggunaan
katalog sebagai alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan.
d. Pengenalan bagian-bagian layanan perpustakaan
Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan sangat penting dilakukan
karena layanan merupakan bagian terdepan dari perpustakaan yang berhubungan
langsung dengan pemustaka. Anggota perpustakaan perlu mengetahui layanan apa saja
yang diberikan oleh perpustakaan dan peraturan-peraturan khusus pada jenis jasa
37
tertentu. Misalnya, untuk jasa referensi, pada bagian ini biasanya koleksi hanya untuk
dibaca di tempat, demikian juga untuk jasa majalah atau serial.
e. Pengenalan terhadap penempatan koleksi
Pengenalan terhadap penempatan koleksi akan sangat membatu pemustaka dalam
memanfaatkan koleksi yang ada. Untuk perpustakaan yang besar, penempatan koleksi
biasanya tidak di satu ruangan atau satu gedung. Jika keadaannya demikian, maka
informasi itu perlu disampaikan kepada anggota perpustakaan.
f. Pengenalan ruang baca
Pengenalan terhadap ruang baca perlu disampaikan kepada anggota baru. Pengaturan
ruang baca tidak selalu harus menyatu dengan jajaran penempatan koleksi. Jika ada
ruangan yang terpisah dengan jajaran koleksi, maka petugas perpustakaan harus
menginformasikan kepada anggota perpustakaan. Demikian juga untuk ruangan-ruangan
lainnya seperti ruang diskusi. Untuk menjaga ketenangan suasana perpustakaan,
biasanya perpustakaan yang besar menyediakan ruang diskusi secara tersendiri dan
tidak menyatu dengan ruang baca secara umum. Jika ada fasislitas semacam ini, maka
perlu diinformasikan kepada anggota perpustakaan.
Materi berdasarkan tingkat pendidikan kelompok pemustaka
a. Sekolah Dasar (SD)
Kepada murid-murid sekolah dasar perlu ditanamkan cinta buku dan perpustakaan
dengan pemberian materi tentang:
1) Cara membawa buku dan majalah yang baik;
2) Cara membaca yang baik, misalnya jarak buku dan mata, arah sinar, dan tidak
membaca dengan tiduran;
3) Pengenalan cara meminjam buku di perpustakaan;
4) Cara penggunaan kartu katalog; dan
5) Cara menggunakan kamus bahasa asing.
b. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Kepada murid sekolah lanjutan pertama diberi materi:
1) Penggunaan dan fungsi katalog;
2) Fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, pendidikan, dan rekreasi;
38
3) Pengenalan koleksi referensi;
4) Cara meringkas buku fiksi dan nonfiksi;
5) Pengenalan cara membaca cepat;
6) Pemanfaatan terbitan berkala, majalah, jurnal, surat kabar, dan lain-lainnya untuk
menambah wawasan keilmuan.
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Para siswa lanjutan tingkat atas perlu diberi materi perpustakaan yang mencakup:
1) Jenis-jenis dan cara penggunaan katalog, kartu buku, maupun bentuk elektronik;
2) Penggunaan koleksi referensi: kamus, manual, handbook, sumber-sumber biografi,
dan lain-lain;
3) Fungsi majalah dan pengembangan ilmu pengetahuan;
4) Dasar-dasar komputer dalampengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai
pada pengenalan internet;
5) Fungsi dan jenis-jenis perpustakaan; dan
6) Jenis-jenis sitem informasi perpustakaan.
2.6.4 Bentuk penyampaian bimbingan penggunaan perpustakaan
a. Pengajaran
Bimbingan penggunaan perpustakaan dilakukan dengan memberikan materi
perpustakaan dalam jangka waktu tertentu. Pengajaran ini dapat diberikan di
kelas, dengan kurikulum, jumlah jam, dan pengajarnya yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
Sebagaimana diketahui bahwa bentuk pengajaran ini, baru disampaikan pada
siswa-siswa SMEA. Itu pun masih digabungkan dengan pelajaran bahasa
Indonesia atau materi lain. Kiranya akan lebih baik lagi kalau materinya berdiri
sendiri dan diasuh oleh tenaga perpustakaan sekolah yang betul-betul menguasai
materi perpustakaan.
39
b. Pemutaran Film Maupun Slide
Dalam film yang diputar ini diperagakan cara-cara menjadi anggota, mencari daftar
pustaka pada katalog, memesan artikel majalah sampai pada penggunaan
komputer untuk akses informasi. Pembuatan film ini memang memerlukan biaya
banyak dan perlu direvisi setiap kali terjadi perubahan sistem maupun tata ruang.
c. Bimbingan Penggunaan Koleksi Referensi
Bimbingan ini ditujukan kepada kelompok maupun perorangan dengan
memberikan penjelasan tentang penggunaan buku-buku referensi seperti kamus,
ensiklopedia, atau buku tahunan. Hal ini dilakukan karena ternyata masih banyak
pemustaka yang belum terampil menggunakan koleksi ini. Mereka berulang kali
membolak balik halaman buku yang seharusnya tidak perlu terjadi andaikan lebih
dahulu mengetahui petunjuk penggunaannya.
d. Ceramah
Kegiatan ceramah adalah kegiatan dengan bentuk penyajian informasi oleh
pembicara kepada sekelompok besar pendengar secara verbal.
Bentuk ceramah ini sangat tepat untuk calon pemustaka yang berkelompok atau
jumlah banyak. Cara ini biasanya diselenggarakan oleh sekolah-sekolah pada saat
penerimaan siswa baru ketika ada acara perkenalan, dan orientasi studi. Pada
ceramah ini baik juga diperagakan cara meminjam buku, pengembaliannya, dan
bentuk-bentuk kartu katalog. Lebih baik lagi apabila juga diselenggarakan tanya
jawab.
Metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dapat
menyampaikan isi materi dalam waktu yang sama untuk jumlah yang banyak.
Kekurangannya antara lain, audiens cepat jemu, dan mudah hilang
konsentrasinya.
e. Orientasi Perpustakaan (Library Orientation)
Program ini dapat direncanakan pada setiap waktu dengan melakukan pendaftaran
lebih dahulu. Untuk setiap kelompok dibatasi jumlahnya agar lebih mudah dalam
40
pembimbingan. Kepada mereka dijelaskan seluk beluk perpustakaan, lalu diajak
berkeliling ke bagian-bagian dan dijelaskan fungsi bagan maupun ruang-ruang itu.
Dengan demikian mereka akan lebih memahami segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelayanan informasi perpustakaan itu, sejak peminjaman sampai pada
penggunaan komputer untuk penelusuran literatur maupun pencarian koleksi
sendiri.
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam orientasi perpustakaan:
1) Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk
beberapa pertanyaan;
2) Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitive terhadap kebingungan
yang dihadapi pemustaka;
3) Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu didiskusikan, misalnya
menggunakan katalog;
4) Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas
yang ada;
5) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit;
6) Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti
orientasi perpustakaan.
f. Permainan dan Tugas Mandiri
Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan
bagaimana menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai
diterapkan untuk pemustaka usia anak SD dan sekolah menengah. Permainan
sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih
dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di
tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika
proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
41
BAB III
PENUTUP
Jasa perpustakaan merupakan layanan perpustakaan yang menawarkan semua bentuk
koleksi perpustakaan kepada pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta
informasi yang dibutuhkannya. Dengan layanan yang berkualitas maka pustakawan dapat
memberikan layanan bagi pemustaka dengan baik.
Perpustakaan perlu menyadari arti strategis layanan perpustakaan sebagai ujung tombak
perpustakaan. Jika layanannya tidak maksimal maka pemustaka akan memutuskan untuk
tidak datang ke perpustakaan. Model pelayanan yang mementingkan kualitas layanan
(service quality) berusaha mengidentifikasikan kesenjangan antara layanan yang diharapkan
dan layanan yang diterima.
Mudah-mudahan bahan ajar diklat ini dapat membantu pustakawan perpustakaan sekolah
dalam mengelola perpustakaanya terutama dalam memberikan layanan perpustakaan
sekolah.
42
DAFTAR PUSTAKA
Anita Nusantari. 2012. Strategi pengembangan perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo
Dina Nurcahyani Kusumastuti. 2010. Pengaruh kegiatan storytelling terhadap pertumbuhan
minat baca siswa di TK Bangun I Getas Kec. Pabelan Kab. Semarang. Skripsi. –
Semarang : Jurusan ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id. diunduh 27 Agustus 2012
Guidelines. 2006. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan
Departemen Pendidikan Nasional
Ibrahim Bafadal . 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah . Jakarta : Bumi Aksara
Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO = The IFLA/UNESCO School Library
Guidelines. 2006. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama
dengan Departemen Pendidikan Nasional
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. 2006. Jakarta : Perpustakaan
Nasional RI
Suherman. 2009. Perpustakaan sebagai jantung sekolah : referensi pengelola perpustakaan
sekolah. Bandung : MQS
Tri Septiyantono… [et al.] editor. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (IPI) Fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga
Upriyadi; A.M. Kalangie Pandey (penyunting). 2008. – Bimbingan pemustaka : bahan ajar
pendidikan dan pelatihan penyuluh minat dan gemar membaca. Jakarta : Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia
Wasis D. Dwiyogo, Lucya Dhamayanti. Editor. [2006?]. -- Dimensi-Dimensi Perpustakaan
Sekolah. [S.l. : s.n.]

More Related Content

Similar to 06 - Layanan Jasa dan Sumber Informasi (1).pdf

Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Program kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolahProgram kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolahJajang Sulaeman
 
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.ppt
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.pptCopy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.ppt
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.pptAbdulKadir4267
 
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolah
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolahManajemen Pemasaran Perpustakaan sekolah
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolahArifAtpusilampung
 
Konssep dasar layanan referensi
Konssep dasar layanan referensiKonssep dasar layanan referensi
Konssep dasar layanan referensirani rizka
 
Dian lia mas (f0271141007)
Dian lia mas (f0271141007)Dian lia mas (f0271141007)
Dian lia mas (f0271141007)Dian lia mas
 
Modul Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
Modul Perpustakaan sebagai Media PembelajaranModul Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
Modul Perpustakaan sebagai Media PembelajaranMujiAyuRachmawati
 
Bab i Contoh Penulisan KTI
Bab i Contoh Penulisan KTIBab i Contoh Penulisan KTI
Bab i Contoh Penulisan KTINur Ilmansyah
 
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdfRahmatBatubara2
 
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinTugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinapotek agam farma
 
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptx
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptxKONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptx
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptxMonicaElisabeth4
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalahEsaRiolyta
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalahEsaRiolyta
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalahEsaRiolyta
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalahEsaRiolyta
 
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Mohammad Harfano Arrasyid
 
Kel. 11 media pembelajaran maman
Kel. 11 media pembelajaran mamanKel. 11 media pembelajaran maman
Kel. 11 media pembelajaran mamanmamanrohman17
 
Wawasan dan Kepemimpinan Perpustakaan
Wawasan dan Kepemimpinan PerpustakaanWawasan dan Kepemimpinan Perpustakaan
Wawasan dan Kepemimpinan PerpustakaanIndraWulan3
 
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...Bachrul Ilmi
 

Similar to 06 - Layanan Jasa dan Sumber Informasi (1).pdf (20)

Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Program kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolahProgram kerja perpustakaan sekolah
Program kerja perpustakaan sekolah
 
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.ppt
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.pptCopy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.ppt
Copy-of-MANAJEMEN-PERPUSTAKAAN-SEKOLAH.ppt
 
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolah
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolahManajemen Pemasaran Perpustakaan sekolah
Manajemen Pemasaran Perpustakaan sekolah
 
Konssep dasar layanan referensi
Konssep dasar layanan referensiKonssep dasar layanan referensi
Konssep dasar layanan referensi
 
Dian lia mas (f0271141007)
Dian lia mas (f0271141007)Dian lia mas (f0271141007)
Dian lia mas (f0271141007)
 
Modul Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
Modul Perpustakaan sebagai Media PembelajaranModul Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
Modul Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
 
Bab i Contoh Penulisan KTI
Bab i Contoh Penulisan KTIBab i Contoh Penulisan KTI
Bab i Contoh Penulisan KTI
 
Tutyyyyyy
TutyyyyyyTutyyyyyy
Tutyyyyyy
 
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf
08 - Manajemen Pemasaran Perpustakaan (3).pdf
 
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titinTugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
Tugas mata kuliah pendidikan pancasila ibu titin
 
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptx
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptxKONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptx
KONSEP LAYANAN PERPUSTAKAAN.pptx
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
 
Kel. 11 media pembelajaran maman
Kel. 11 media pembelajaran mamanKel. 11 media pembelajaran maman
Kel. 11 media pembelajaran maman
 
Wawasan dan Kepemimpinan Perpustakaan
Wawasan dan Kepemimpinan PerpustakaanWawasan dan Kepemimpinan Perpustakaan
Wawasan dan Kepemimpinan Perpustakaan
 
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...
Artikel: Analisis Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Web Pada Lay...
 

06 - Layanan Jasa dan Sumber Informasi (1).pdf

  • 1.
  • 2. Disusun oleh : Dra. Fathmi, SS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI 2012
  • 3. MILIK PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Dilarang mempublikasikan, menggandakan, mencetak sebagian atau seluruh isi Modul/Bahan Ajar ini tanpa izin dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan
  • 4.
  • 5. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dalam penerbitan Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Kepala Perpustakaan Sekolah sebagai acuan nasional dalam penyelenggaraan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah. Bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI. Penerbitan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan penyelenggaraan diklat yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/madrasah. Terbitnya bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah dan sekaligus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah di tanah air. Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun, tim penyunting, dan seluruh pihak terkait yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian bahan ajar diklat ini. Kritik maupun saran untuk penyempurnaan bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya pada terbitan yang akan datang. Jakarta, Januari 2019 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI Drs Widiyanto, M.Si. NIP. 19600412 198703 1 001
  • 6.
  • 7. ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Deskripsi Singkat......................................................................... 1 1.3 Kompetensi Dasar....................................................................... 2 1.4 Indikator Keberhasilan................................................................. 2 BAB II JASA PERPUSTAKAAN DAN SUMBER INFORMASI ...................... 3 2.1 Jasa Perpustakaan Sekolah........................................................ 3 2.2 Pelayanan Prima ......................................................................... 9 2.3 Jasa Informasi dan Referensi...................................................... 10 2.4 Jasa Sirkulasi .............................................................................. 13 2.5 Sumber Referensi........................................................................ 25 2.6 Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas Sekolah/Madrasah....................................................................... 34 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 42
  • 8.
  • 9. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tetapi juga merupakan bagian integral pembelajaran. Artinya penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah. Misi perpustakaan sekolah yaitu: 1) menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan; 2) merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah dituntut untuk mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai dengan kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lainnya, misalnya kegiatan yang dikaitkan dengan peringatan peristiwa penting yang diperingati di sekolah. Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja, namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audiovisual, dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Pendayagunaan sumber informasi di perpustakaan sangat bergantung pada citra layanannya. Tolok ukur keberhasilan perpustakaan adalah banyaknya masyarakat sekolah (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah) yang menggunakan jasa perpustakaan. Hal itu dapat dimungkinkan apabila jasa perpustakaan diselanggarakan dengan baik. Oleh karena itu keberhasilan perpustakaan bergantung pada jasanya. 1.2. Deskripsi Singkat Mata ajar ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang cara merancang dan memberikan jasa informasi termasuk referensi, menyelenggarakan jasa sirkulasi, sumber
  • 10. 2 referensi, dan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah/madrasah. Mata ajar ini disajikan dengan menggunakan metode pendidikan dan pelatihan yang meliputi ceramah, tanya jawab, paparan dan diskusi. 1.3. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu merancang dan memberikan jasa informasi termasuk referensi, menyelenggarakan jasa sirkulasi, menjelaskan sumber referensi, dan memberikan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah/madrasah. 1.4. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta diharapkan mampu: a. Membedakan berbagai jenis jasa perpustakaan b. Merumuskan layanan prima di perpustakaan c. Merancang jasa informasi d. Memberikan jasa informasi e. Merancang jasa referensi f. Memberikan jasa referensi g. Menyelenggarakan jasa sirkulasi h. Menyebutkan sumber referensi i. Menjelaskan sumber referensi j. Memberikan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah/madrasah
  • 11. 3 BAB II JASA PERPUSTAKAAN DAN SUMBER INFORMASI 2.1 Jasa Perpustakaan Sekolah 2.1.1 Pengertian Jasa Perpustakaan Pengertian jasa perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi yang terus meningkat. Pada awalnya, yang dimaksud dengan jasa perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya. Pada masa itu, jasa perpustakaan bersifat pasif. Jasa perpustakaan hanya menunggu jika ada pemustaka yang datang. Perpustakaan hanya memberikan jasa informasi yang dibutuhkan pemustaka. Jika pemustaka tidak membutuhkan, maka perpustakaan tidak akan memberikan jasa. Orientasi yang bersifat pasif ini mulai banyak ditinggalkan oleh perpustakaan. Saat ini perpustakaan secara aktif dan bahkan proaktif selalu menawarkan segala bentuk koleksi yang dimiliki kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu, perpustakaan juga berusaha selalu menyiapkan segala kemungkinan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka sampai pada penyiapan perangkat yang diperlukan untuk mempermudah penemuan kembali koleksi yang dimilikinya. Penyiapan sarana penelusuran informasi tadi dimaksudkan untuk memberikan layanan yang optimal kepada pemustaka. Dari uraian di atas dapat diketahui pengertian jasa perpustakaan adalah pemberian jasa tentang: a. Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemustaka, baik untuk dimanfaatkan di tempat atau pun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar perpustakaan; b. Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi. 2.1.2 Tujuan dan Fungsi Jasa Perpustakaan Tujuan dan fungsi jasa perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar, rekreasi bagi pemustaka (pendidik, tenaga
  • 12. 4 kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah) dengan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan, serta bimbingan dan peningkatan minat baca siswa. Kegiatan jasa di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber informasi, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan koleksi perpustakaan. 2.1.3 Unsur jasa Perpustakaan Berbagai sarana dan program dirancang dengan harapan agar pemustaka senang datang ke perpustakaan. Dalam kaitannya menciptakan kegiatan jasa perpustakaan yang baik, perpustakaan memerlukan unsur-unsur penunjang yang mendukung kelancaran kegiatan jasa perpustakaan, antara lain fasilitas sarana dan prasarana, koleksi, petugas layanan, dan pemustaka. a. Fasilitas Kegiatan layanan perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarana yang memadai agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat terpenuhi. Sarana utama adalah ruangan yang sesuai dengan jumlah koleksi dan jumlah pemustakanya. Selain itu, diperlukan juga perabotan dan peralatan untuk jasa perpustakaan. 1) Ruang Perpustakaan menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, tenaga perpustakaan, dan pemustakanya. Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang- kurangnya untuk SD/MI 56 m2, untuk SMP/MTS 126 m2, untuk SMA, MA, SMK, dan MAK 168 m2. Tata ruang perpustakaan harus diatur sebagai berikut: a) Aktifitas layanan perpustakaan agar dapat berlangsung dengan lancar; b) Para pemustaka tidak saling mengganggu waktu bergerak dan belajar; c) Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dalam ruangan; dan d) Pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik.
  • 13. 5 2) Perabot dan peralatan perpustakaan Perpustakaan menyediakan sekurang-kurangnya rak buku, meja dan kursi pemustaka, meja dan kursi tenaga perpustakaan, lemari kartu katalog, meja sirkulasi dan meja peminjaman, mesin tik/perangkat computer, dan papan pengumuman/pameran. b. Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembalikan dan didayagunakan bagi pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan kegiatan jasa di perpustakaan. Keberadaan koleksi di perpustakaan harus dibina, dirawat, diatur secara tepat sehingga memudahkan pemustaka dalam mencari koleksinya. Isi koleksi harus disesuaikan dengan tujuan layanan. Jumlah koleksi harus selalu dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, informasi dalam koleksi tidak akan selalu ketinggalan zaman dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka semaksimal mungkin. c. Tenaga Perpustakaan Sekolah Adalah tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah. Tenaga perpustakaan sekolah minimal memiliki pendidikan menengah serta memperoleh pelatihan kepustakawanan dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi. Tenaga perpustakaan sekolah yang ditugaskan di bagian jasa perpustakaan diutamakan seseorang yang cekatan, terampil, ramah, berwawasan luas, rajin, cepat tanggap, dan siap membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. d. Pemustaka Pemustaka merupakan unsur pendukung dan penentu dalam kegiatan jasa perpustakaan. Pemustaka perpustakaan sekolah adalah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah. Fungsi jasa perpustakaan ialah mempertemukan pemustaka dengan koleksi yang mereka inginkan. pustakawan harus mau berupaya menemukan koleksi yang dikehendaki oleh pemustaka.
  • 14. 6 2.1.4 Jenis Jasa Berbagai jenis jasa perpustakaan yang dapat dilakukan yaitu jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa membaca di perpustakaan, story telling (layanan bercerita), jasa pemutaran film dan video, jasa waktu perpustakaan, dan jasa bimbingan penggunaan perpustakaan. Kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada pemustaka di sekolah terdiri atas jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa bimbingan penggunaan perpustakaan. a. Jasa sirkulasi Jasa sirkulasi adalah jasa perpustakaan untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi pemustaka sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan sirkulasi dapat dilaksanakan sesudah buku-buku selesai diproses lengkap dengan labelnya seperti, kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, dan call number pada punggung buku. b. Jasa referensi Jasa referensi adalah jasa perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pemustaka dengan mendayagunakan koleksi referensi. c. Jasa membaca di perpustakaan Jasa membaca di perpustakaan adalah Jasa kepada pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan atau pemustaka yang tidak berminat meminjam koleksi untuk dibawa pulang. Untuk kepentingan Jasa ini, perpustakaan menyediakan ruangan khusus untuk membaca/belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca. d. Story Telling (Layanan bercerita) Story telling merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Story telling merupakan suatu proses kreatif anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan hanya aspek intelektual tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
  • 15. 7 Manfaat layanan storytelling: 1) Meningkatkan minat baca anak; 2) Membantu anak dalam memahami bacaan bagi mereka yang kemampuan membacanya kurang; 3) Memperkaya perbendaharaan kata; 4) Mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan bagi anak-anak. Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar story telling dapat dilaksanakan dengan baik: 1) Memilih bahan cerita. Bahan cerita diambil dari koleksi yang dimiliki perpustakaan dan dipilih sesuai dengan usia pemustaka; 2) Menguasai cerita dengan baik. Cerita dapat dikuasai dengan cara membaca berkali-kali dan menghayati cerita yang akan dibawakan; 3) Menceritakan kembali dengan penuh penghayatan; 4) Menggunakan peralatan atau alat peraga yang mendukung; 5) Berusaha untuk berinteraksi dengan pendengar; 6) Berkonsentrasi dengan pendengar; 7) Memperhatikan suara, intonasi (tekanan), raut muka (mimik), dan gerak tubuh. e. Jasa pemutaran film dan video Berupa pemutaran film dan video juga slide atau filmstrip. Film-film diputar berupa film-film cerita, film-film ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang studi, umum, maupun film- film dokumenter. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan ruangan khusus serta penyediaan sarana berupa film, video,VCD, DVD, slide, filmstrip, dan alat pemutarnya. f. Waktu perpustakaan Waktu perpustakan adalah saat kegiatan perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk mengintensifkan penggunaan perpustakaan. Selain itu waktu perpustakaan memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dengan tujuan belajar, untuk memperoleh informasi, kesenangan, dan rekreasi. Kegiatan waktu perpustakaan dapat dilakukan pada saat tertentu misalnya: 1) Secara terpadu, yaitu disatukan dalam bidang studi yang sesuai sebagai bentuk kolaborasi antara guru dan pustakawan sekolah;
  • 16. 8 2) Pada waktu khusus yang diatur oleh kepala sekolah bersama pustakawan misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali (Kegiatan kurikuler). g. Jasa penelusuran Pemustaka datang ke perpustakaan tentunya untuk meminjam buku, majalah atau sekedar membaca apa yang disediakan oleh perpustakaan. Namun demikian tidak sedikit pemustaka sengaja datang untuk mencari informasi tertentu yang dibutuhkannya. Dalam pemanfaatan perpustakaan, pemustaka seringkali tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkannya. Pada umumnya penelusuran informasi di perpustakaan dilakukan kepada pemustaka yang mengalami kesulitan dalam menemukan atau mencari informasi tertentu. Untuk perpustakaan yang memiliki koleksi referensi yang cukup banyak dan ditangani oleh petugas tersendiri, pada umumnya bagian referensi yang mendapat tugas untuk melakukan penelusuran informasi. Penelusuran informasi akan sangat bergantung pada pertanyaan atau permintaan pemustaka. Alat bantu yang sering digunakan dalam penelusuran informasi adalah: 1) kartu katalog; 2) indeks artikel; 3) abstrak/sari karangan; 4) bibliografi; 5) penelusuran pada pangkalan data secara terpasang (On line data base); dan 6) penelusuran informasi melalui internet. h. Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bimbingan penggunaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada pemustaka bagaimana caranya memanfaatkan perpustakaan dengan optimal. Dengan bimbingan penggunaan perpustakaan diharapkan pemustaka akan tertarik dan kemudian memanfaatkan perpustakaan. 2.1.5 Jam Buka Perpustakaan Waktu yang diberikan oleh perpustakaan sekolah untuk memberikan layanan kepada pemustaka mininal delapan jam sehari.
  • 17. 9
  • 18. 10 2.2 Pelayanan Prima Pelayanan prima adalah upaya maksimal yang mampu diberikan oleh petugas pelayanan dari suatu jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pemustaka sehingga tercapai suatu kepuasan. Tujuan dasar dari pelayanan prima adalah untuk meningkatkan keberhasilan perpustakaan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan prima adalah sebagai berikut: a. Mampu melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi; b. Mampu berkomunikasi secara verbal atau nonverbal; c. Mampu bekerja dalam pelayanan secara individu atau kelompok; dan d. Mampu berkomunikasi dalam konsep 3A: attitude (sikap dalam berkomunikasi), attention (mampu memberikan perhatian pada saat berkomunikasi), dan action (mampu melakukan tindakan dalam berkomunikasi). Perpustakaan perlu menyadari bahwa dirinya dipengaruhi oleh situasi kompetitif. Model pelayanan yang mementingkan kualitas layanan (service quality) berusaha mengidentifikasikan kesenjangan antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima oleh pemustaka. Dalam hal ini kualitas layanan terdiri atas: a. Kualitas fungsional (functional quality) artinya perpustakaan dengan fungsinya sebagai sumber informasi perlu melengkapi koleksinya secara terus-menerus dan terbaru. b. Kualitas teknis (technical quality) artinya perpustakaan perlu memiliki sumber daya dengan kualifikasi teknis yang baik, mengaplikasikan akses ke teknologi informasi yang relevan, menunjukkan sikap melayani, dan terampil dalam melakukan pelayanan berkualitas. Prinsip pelayanan prima Pedoman dalam mewujudkan pelayanan prima di masyarakat oleh instansi perpustakaan pusat dan daerah adalah SK Menpan nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Pelaksanan Pelayanan Umum. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Umum harus diatur dalam suatu tata laksana yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Kesederhanaan, artinya prosedur/tata cara pelayanan harus dilakukan secara mudah, lancar, cepat, dan tidak berbelit-belit.
  • 19. 11 b. Kejelasan dan kepastian mengenai: 1) prosedur/tata cara pelayanan pembaca mulai dari prosedur keanggotaan, peminjaman, penelusuran, dan pelayanan informasi; 2) unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan; 3) hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan, bukti penerimaan, dan kelengkapan lainnya. c. Keamanan Proses dan hasil pelayanan penelusuran informasi harus dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta memberikan kepastian hukum karena sumbernya dapat dipertanggungjawabkan. 2.3 Jasa Informasi dan Referensi 2.3.1 Jasa Informasi Perpustakaan sekolah bukanlah tempat tumpukan buku, tetapi secara prinsip perpustakaan sekolah harus dapat dijadikan sumber informasi bagi setiap orang yang membutuhkannya. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah harus mampu memberikan jasa informasi. Bagi perpustakaan sekolah yang sudah maju jasa informasi ini menjadi tanggung jawab petugas referensi atau “reference librarians”, sedangkan pada perpustakaan sekolah yang baru dirintis yang tenaganya sangat terbatas, jasa informasi ini langsung ditangani oleh kepala perpustakaan sekolah. Jasa informasi ditujukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pemustaka yang membutuhkan keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi. Misalnya, membantu murid-murid mecari bahan pelajaran, membantu murid-murid mengerjakan tugas-tugas sekolah, membantu murid-murid menemukan informasi-informasi tertentu, membantu guru-guru mencari sumber-sumber pelajaran, dan sebagainya. Jasa informasi ini akan dapat terselenggara dengan baik bila ditunjang oleh dua faktor, yaitu faktor kelengkapan koleksi dan faktor kemampuan tenaga perpustakaan sekolah.
  • 20. 12 a. Kelengkapan Koleksi Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi jasa informasi. Bagaimana akan dapat menunjukkan bahan-bahan tertentu sementara buku yang tersedia belum memadai? Oleh sebab itu, pengadaan bahan perpustakaan harus diusahakan secara terus menerus. Apabila perpustakaan sekolah belum mampu membeli buku-buku, usahakanlah untuk menambah koleksi dengan cara lain seperti tukar menukar atau meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya. Dalam rangka memberikan jasa informasi ini, koleksi referensi tidak diizinkan untuk dibawa pulang dan hanya untuk dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Koleksi referensi antara lain kamus, ensiklopedi, buku pegangan (handbook), buku tahunan (yearbook), almanak, laporan penelitian ilmiah, laporan pertemuan ilmiah, bibliografi, katalog induk, buku petunjuk, direktori, dan biografi. Selain koleksi referensi, buku-buku yang jumlahnya hanya satu eksemplar dan koleksi khusus seperti majalah, surat kabar, buletin, film, slide, peta, dan globe juga tidak diizinkan dibawa pulang tetapi hanya untuk dibaca di ruang baca atau ruang referensi. b. Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah yang sudah maju, khususnya di sekolah menengah, mempunyai tenaga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang menjabat sebagai kepala perpustakaan sekolah. Ada tenaga yang bertugas di bagian sirkulasi, dan ada pula yang bertugas di bagian referensi. Perpustakaan sekolah yang masih pada tahap perintisan petugasnya sedikit atau mungkin hanya satu orang. Oleh karena itu, kepala perpustakaan juga mengerjakan tugas di bagian sirkulasi dan bagian referensi. Petugas referensi, baik itu dirangkap oleh kepala sekolah atau pun petugas khusus referensi harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi seperti kamus, ensiklopedi, dan almanak.
  • 21. 13 2.3.2 Jasa Referensi a. Pengertian Kata referens berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjuk kepada. Jasa referensi memberikan penjelasan, jawaban, maupun informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya. Mungkin masalah itu berupa subjek, nama orang, arti kata, data angka, dan sebagainya. Oleh karena itu koleksi sumber ini tidak harus dipelajari secara keseluruhan karena memang dipersiapkan untuk menjawab persolan. Untuk itu perlu dijelaskan penggunaan katalog manual maupun computer, penggunaan sumber-sumber rujukan sampai pada orientasi perpustakaan. Keberhasilan pencarian informasi melalui jasa ini ditentukan oleh kelengkapan koleksi referensi dan keterampilan pemustaka. Oleh karena itu, tenaga perpustakaan sekolah harus memberikan pertolongan kepada pemustaka untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Untuk mengatisipasi tugas-tugas tersebut, diperlukan tenaga perpustakaan sekolah yang memiliki wawasan yang luas, terampil dalam menggunakan sumber-sumber referensi maupun dalam pengoperasian teknologi mutakhir. b. Jenis Pertanyaan Referensi Dalam jasa referensi seringkali petugas dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dari pemustaka. Pertanyaan sangat bervariasi mulai dari pertanyaan sederhana sampai pada pertanyaan yang kompleks. Berikut ini matriks kelompok pertanyaan untuk memudahkan petugas referens memetakan pertanyaan dari pemustaka, dan sumber informasi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan.
  • 22. 14 Matriks Kelompok Pertanyaan dan Tipe Pertanyaan di Bagian Referensi dan Sumber Informasi yang Digunakan Kelompok Pertanyaan Tipe Pertanyaan Yang Diajukan Sumber Informasi 1 2 3 Bahasa Definisi, ejaan, lafal, ucapan, singkatan, penggunaan istilah, istilah asing, sinomin, antonim, homonim, isyarat, simbol, dialek Kamus Latar belakang Informasi umum, pendidikan mandiri, kejadian, informasi tentang sesuatu Ensiklopedia, handbook, brosur, pamflet, buku pengangan Orang Tokoh masyarakat, spesialis, profesional, pengarang, tokoh yang kurang dikenal masyarakat Sumber biografi, direktori, ensiklopedia, kamus biografi Gejala Kejadian yang tengah berlangsung, perkembangan menonjol tahun-tahun lalu Buku tahunan Tempat Lokasi, deskripsi, jarak, identifikasi geografi Ensiklopedia, sumber direktori Organisasi termasuk perhimpunan dan badan Alamat, tujuan, keanggotaan, publikasi, sejarah, struktur organisasi, nama dan susunan pengurus Ensiklopedia, direktori, almanak, buku tahunan Fakta dan aktivitas Peristiwa, statistik, rumus, kebiasaan, tradisi, kepercayaan, kiasan, tamzil, peribahasa, plot, pelaku suatu kejadian, kutipan terkenal, catatan kegiatan Almanak, buku tahunan Daftar dokumen Buku terbaik, buku yang memperoleh penghargaan, dokumen tentang hal tertentu, timbangan buku, lokasi sebuah dokumen, biografi umum atau khusus Buku tahunan, risalah buku, bibliografi Ilustrasi Diagram, gambar, foto, slide, rekaman Ensiklopedia, kamus, sumber biografi, pamflet 2.4 Jasa Sirkulasi Jasa sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani pemustaka yang akan meminjam buku-buku perpustakaan sekolah, melayani pemustaka yang akan mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam dan membuat statistik pengunjung.
  • 23. 15 2.4.1 Administrasi Keanggotaan Untuk menjadi anggota perpustakaan sekolah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: • Merupakan komunitas sekolah/madrasah • Memiliki kartu anggota • Membayar biaya atas kartu anggota yang hilang untuk mendapatkan kartu anggota yang baru. • Mengisi formulir rangkap 2 yang telah disediakan oleh petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota yang berfungsi sebagai tanda anggota sementara. Lembar kedua dipegang oleh petugas sebagai data untuk pembuatan kartu anggota. Apabila kartu anggota telah selesai dibuat, kartu anggota sementara (lembar pertama yang dipegang anggota) diambil oleh petugas dan diganti dengan kartu anggota. Kartu anggota asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas. • Menggunakan kartu pelajar atau KTP miliknya sendiri, atau menggunakan KTP milik orang tua bagi calon anggota di bawah umur untuk membuktikan identitasnya. • Pasfoto sebanyak 2 lembar • Setiap anggota hanya boleh meminjam 3 buah buku (bergantung pada kondisi) • Lama peminjaman satu minggu (bergantung pada kondisi) dan dapat diperpanjang kembali setelah peminjam melaporkan kepada petugas perpustakaan. Apabila buku tersebut banyak diminati, sebaiknya setiap anggota boleh memperpanjang waktu peminjaman, cukup untuk satu buku saja. • Keterlambatan pengembalian dapat dikenakan denda per hari. Denda ini bertujuan untuk membiasakan setiap anggota bersikap disiplin mengembalikan buku. Uang denda tersebut dimaksudkan bukan sebagai sumber pemasukan, melainkan untuk menegakkan disiplin bagi peminjam koleksi. Uang denda ditentukan berdasarkan pada lamanya keterlambatan pengembalian buku. • Buku hilang atau rusak harus diganti dengan buku sejenis. • Cara pencatatan denda yaitu anggota yang terkena denda dicatat dalam buku kuitansi rangkap dua yang telah disedikan petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota dan lembar kedua disimpan oleh petugas. Selain pada kuitansi, denda pun dicatat pada buku harian petugas. Kuitansi asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas. 2.4.2
  • 24. 16 2.4.3 Peminjaman Buku Ada dua sistem penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda dalam proses peminjaman buku-buku. Kedua sistem tersebut adalah sistem terbuka dan sistem tertutup. a. Sistem terbuka (open acces system) Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem terbuka, murid-murid diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Jadi, pada sistem ini murid-murid boleh masuk ke ruang penyimpanan buku. Apabila akan meminjam buku, maka buku yang telah ditemukan dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Misalnya ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid tersebut melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dipinjamnya tersedia atau tidak. Apabila tersedia, carilah buku tersebut di ruang penyimpanan buku dan setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya oleh petugas sirkulasi. Penyerahan buku ke bagian sirkulasi harus menunjukkan kartu anggota atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu peminjaman di laci kartu. Pada kartu peminjaman dicatat nomor buku yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal yang ditempel pada halaman belakang buku dicatat tanggal pengembalian, sedangkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku dan catatlah nomor siswa yang meminjam dan tanggal pengembaliannya pada kartu buku tersebut. Setelah selesai semuanya, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya di file di laci kartu buku, sedangkan kartu peminjamnya di file kembali di laci kartu peminjam. b. Sistem tertutup (closed acces system) Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem tertutup, murid-murid tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Apabila ingin mencari buku harus melalui petugas. Jadi, pada sistem ini murid-murid tidak diperbolehkan masuk ke ruang penyimpanan buku.
  • 25. 17 Misalnya ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid tersebut melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dibutuhkan tersebut ada atau tidak. Apabila ada, mintalah kartu pesanan yang biasanya terbuat dari kertas tipis. Pada kartu pesanan tersebut tulislah nama pemesan dan buku yang akan dipesannya, lalu serahkan kembali kepada petugas. Setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Mengenai tata cara pencatatannya sama seperti sistem terbuka. 2.4.4 Pengembalian Buku Tugas yang kedua bagian sirkulasi adalah melayani murid-murid yang akan mengembalikan buku-buku yang telah dipinjamnya. Pada setiap perpustakaan tentu ada peraturan tentang lamanya peminjaman, misalnya satu atau dua minggu. Adakalanya murid-murid mengembalikan buku yang telah dipinjamnya sebelum waktunya, ada pula yang tepat pada waktunya, bahkan ada yang terlambat. Tata cara pengembalian buku antara sistem terbuka dan sistem tertutup sama saja. Pertama- tama buku yang akan dikembalikan diserahkan kepada bagian sirkulasi. Petugas meneliti tanggal pengembalian yang tertera pada slip tanggal untuk mengetahui apakah pengembalian buku tersebut terlambat atau tidak. Jika terlambat, peminjam harus diberi sanksi menurut peraturan yang berlaku. Kemudian petugas mengambil kartu peminjam. Keterangan peminjaman pada kartu tersebut dicoret atau distempel tanggal kembali. Akhirnya kartu peminjam di file lagi di tempatnya, kartu buku dimasukkan lagi ke kantongnya, dan buku disimpan lagi di rak atau lemari semula. Agar jasa peminjaman dan pengembalian buku-buku berjalan dengan lancar perlu dipersiapkan kartu anggota, kartu peminjam, dan kartu pesanan. Kartu anggota perpustakaan sekolah diberikan kepada setiap warga sekolah yang mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan sekolah. Kegunaannya adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu jika akan pinjam buku. Salah satu contoh kartu anggota perpustakaan sekolah seperti berikut:
  • 26. 18 NAMA PERPUSTAKAAN KARTU ANGGOTA No. : Nama : Alamat : Ka. Perpustakaan ______________ NIP. Gambar 1 Contoh Kartu Anggota Selain memiliki kartu anggota, setiap anggota memiliki kartu peminjam yang dapat dibuat dari kertas manila. Kartu ini digunakan untuk mencatat buku-buku yang dipinjam oleh yang bersangkutan. Mengenai contoh kartu peminjam dapat dilihat gambar berikut ini: KARTU PEMINJAMAN No. : Nama : Kelas : Alamat : Call No. Tanggal kemballi Paraf Call No. Tanggal kemballi Paraf Gambar 2 Contoh Kartu Peminjaman Pemustaka yang ingin mendapatkan buku yang sedang dipinjam oleh pemustaka lainnya dapat mengisi form kartu pesanan yang telah disediakan. Kartu pesanan bisa dibuat dari Foto 3x3 Foto 3x3
  • 27. 19 kertas biasa. Pada kartu pesanan ini harus tercantum nama pemesan, kelas, buku yang dipesan, dan nomor buku. Mengenai contoh kartu pesanan dapat dilihat pada gambar berikut ini. NAMA PERPUSTAKAAN Dipesan: Judul: Pengarang: Call No: Oleh Nama: Kelas: Gambar 3 Kartu Pesanan 2.4.5 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan Agar jasa sirkulasi dan jasa referensi berjalan lancar dan teratur perlu dibuatkan peraturan berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik oleh pemustaka maupun oleh tenaga perpustakaan sekolah. Tata tertib ini sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga perpustakaan perpustakaan sekolah. Tata tertib harus dibuat secara singkat, jelas, dan sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh semua pemustaka. Informasi yang harus dicantumkan di dalam tata tertib meliputi: a. Sifat dan status perpustakaan sekolah; b. Kenggotaan perpustakaan sekolah; c. Koleksi yang tersedia; d. Hak anggota; e. Sanksi dan hukuman bagi pelanggar;
  • 28. 20 f. Iuran (jika ada); g. Sistem penyelenggaraan; dan h. Jam buka perpustakaan. Rumusan tata tertib yang dibuat harus diumumkan kepada anggota perpustakaan sekolah agar diikuti dan ditaati. Cara mengumumkannya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, rumusan tata tertib yang telah dibuat itu dituliskan pada selembar kertas manila. Usahakan ditulis/diketik dengan baik, indah, bersih, dan dapat dibaca dengan jelas. Setelah itu, tata tertib ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dibaca oleh pemustaka. Cara kedua adalah setiap anggota baru diberikan selembar tata tertib. Jadi rumusan tata tertib tersebut diketik dan diperbanyak lalu diberikan kepada setiap anggota baru. Pada setiap tata tertib perpustakaan sekolah dicantumkan sanksi-sanksi tertentu bagi pemustaka yang melanggar larangan atau melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan, antara lain: a. Merokok, makan, dan minum di ruang perpustakaan; b. Gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan; c. Merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan; d. Mencoret-coret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya; e. Memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang berlaku; f. Membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif; g. Membuang sampah di sembarang tempat; dan h. Terlambat mengembalikan buku yang dipinjam. Pemustaka yang melanggar larangan-larangan tersebut di atas diberi sanksi atau hukuman tertentu yang bersifat mendidik, misalnya: a. pemustaka yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari; b. pemustaka yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali; c. pemustaka yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama atau hampir sama atau dengan subjek yang sama; dan
  • 29. 21 d. pemustaka yang membawa keluar perpustakaan buku-buku tertentu tanpa melalui prosedur peminjaman yang berlaku harus dicabut haknya sebagai anggota perpustakaan dalam waktu tertentu. Sanksi-sanksi tersebut harus benar-benar diterapkan tanpa memandang siapa pelanggarnya, apakah yang bersangkutan itu anak guru, kepala sekolah, atau bukan. Berikut ini adalah sebuat contoh tata tertib perpustakaan sekolah. TATA TERTIB PERPUSTAKAAN SEKOLAH NEGERI 216 JAKARTA A. Jam Buka Layanan Senin – Jum’at , 07.00 – 14.30 B. Keanggotaan Keanggotaan meliputi : • Siswa • Pengajar • Tata usaha Syarat Keanggotaan: • Menyerahakan foto 2×3 sebanyak 2 lembar • Tidak dikenakan biaya administrasi • Masa berlaku kartu anggota selama 1 tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis. • Kartu anggota tidak boleh dipinjamkan pada orang lain C. Fasilitas • Ruang baca dan ruang koleksi referensi • Area hotspot/Wi-Fi D. Sistem layanan Sistem layanan terbuka E. Jenis Jasa Perpustakaan • Jasa Keanggotaan • Jasa Sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku) • Jasa referensi; • Jasa penelusuran informasi; dan • Jasa bimbingan penggunaan perpustakaan. F. Peminjaman
  • 30. 22 • Jumlah peminjaman maksimal 3 buku • Lama peminjaman 1 minggu (6 hari) dan dapat diperpanjang selama 1 minggu (6 hari). G. Sanksi • Anggota yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari. • Anggota yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali • Anggota yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama atau hampir sama atau dengan subyek yang sama. H. Tata Tertib Umum • Pengunjung harap mengisi buku tamu • Pengunjung dilarang: ❖ Makan dan minum di ruang perpustakaan; ❖ gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan; ❖ merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan; ❖ mencoret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya; ❖ memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang berlaku; ❖ membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif; dan ❖ membuang sampah di sembarang tempat. 2.4.6 Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan jasa sirkulasi: a. Alat tulis kantor b. Komputer/mesin ketik dan kelengkapannya c. Borang/ formulir peminjaman koleksi perpustakaan d. Borang/ formulir penyusunan statistik sirkulasi 2.4.7 Statistik pengunjung/peminjaman Tugas yang ketiga bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan peminjaman untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah telah dilaksanakan, misalnya berapa jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya, atau setiap tahunnya; berapa jumlah buku yang dipinjam; buku-buku golongan apa saja yang dipinjam oleh murid-murid, dan sebagainya. Statistik pengunjung dan peminjam harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sebab hasilnya selain dapat dijadikan dasar pembuatan laporan, juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat perencanaan pengadaan buku-buku.
  • 31. 23 Contoh statistik bulanan: STATISTIK BULANAN BULAN: TAHUN: GOLONGAN BUKU TANGGAL JUMLA H YANG DIPINJAM 1 2 3 4 5 2 8 2 9 3 0 31 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian, Olah Raga 800 Kesusastra an 900 Geografi dan Sejarah Jumlah Peminjaman Jumlah Pengunjung Gambar 4 Contoh Model Statistik Bulanan Contoh statistik tahunan STATISTIK TAHUNAN TAHUN: GOLONGAN BUKU BULAN JUMLAH Petugas
  • 32. 24 YANG DIPINJAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Karya Umum Filsafat Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Kesenian, Olah Raga Kesusastraan Geografi dan Sejarah Gambar 5 Contoh Model Statistik Tahunan Untuk mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara menghitung jumlah kartu buku yang dikelompok menurut nomor golongannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa buku yang akan dipinjam kartu bukunya harus diambil dari kantongnya dan difile di laci kartu buku. Sebelum perpustakaan sekolah ditutup kartu buku tersebut dihitung sehingga jumlahnya dapat diketahui. Jumlah kartu buku menunjukkan jumlah peminjaman pada hari tersebut. Kedua, dengan cara menggunakan lembar peminjaman tersendiri yang dapat dibuat dari kertas tipis. Setiap buku yang dipinjam ditulis pada lembar peminjaman, dan sebelum perpustakaan ditutup dihitung jumlahnya sehingga hasilnya menunjukkan jumlah peminjaman. Sedangkan untuk menghitung jumlah pemustaka dapat dilihat pada daftar hadir perpustakaan sekolah yang seharusnya disediakan di pintu masuk perpustakaan sekolah. Sekali-kali jangan menghitung jumlah pemustaka berdasarkan jumlah peminjaman, sebab tidak semua pemustaka itu meminjam buku. Selain itu kadang-kadang pemustaka meminjam buku lebih dari satu sehingga jumlah pemustaka tidak sama dengan jumlah peminjaman.
  • 33. 25 Dari hasil penghitungan statistik pemustaka dan peminjaman bulanan dimasukkan ke dalam statistik pemustaka dan peminjaman tahunan sehingga dapat diketahui perkembangan pemustaka dan peminjamannya, apakah semakin lama semakin meningkat atau semakin berkurang. Semua ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan pengembangan perpustakaan sekolah. Hasil perhitungan statistik seperti dijelaskan di atas dapat ditunjukkan kepada siapa saja dengan cara dibuatkan grafik peminjaman dan grafik pemustaka. Penyajian dengan grafik ini akan mudah dimengerti orang. Untuk keperluan ini, grafik bisa dibuat dari kertas manila putih dengan menggunakan alat tulis berupa spidol atau dibuat dengan chart. Setelah dibuat, grafik tersebut ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dilihat orang. Sebagai contoh pembuatan grafik pemustaka misalnya Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 126 Jakarta pemustakanya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2011 berturut-turut 490 orang, 600 orang, 550 orang, 700 orang,720 orang, dan 650 orang. Maka hasil grafiknya sebagai berikut: Gambar 6 Statistik Pemustaka 0 200 400 600 800 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Statistik Pemustaka Tahun: 2011
  • 34. 26 2.4.8 Jasa Sirkulasi Berbasis Teknologi Informasi Penerapan teknologi informasi dalam bidang jasa sirkulasi dapat meliputi banyak hal diantaranya adalah jasa peminjaman dan pengembalian, statistik pemanfaatan perpustakaan, administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan silang layan antar perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari jasa sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam jasa sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS, faksimili dan internet. 2.5 Sumber Referensi 2.5.1 Pengertian Buku yang disusun untuk memberikan informasi berbagai macam hal dan dimaksudkan sebagai acuan buka untuk dibaca secara keseluruhan, seperti kamus, ensiklopedi, atlas, bibliografi, buku tahunan, direktori, dan indeks. Buku referensi memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, dan lain sebagainya. Di perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut “Koleksi Referensi ”,sedangkan ruang penyimpanannya disebut “Ruang Referensi”. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat. Buku-buku referensi tidak boleh dipinjam atau dibawa pulang. Pemustaka yang memerlukan harus datang dan membaca di perpustakaan. Pada umumnya orang belum mengenal buku referensi baik arti maupun gunanya. Tenaga perpustakaan sekolah perlu memperkenalkan buku referensi dan kegunaannya kepada pemustaka. Buku referensi disebut juga buku rujukan atau buku acuan. Disebut buku rujukan karena buku itu didesain untuk dijadikan sumber pengetahuan atau diacu dari masa ke masa. Lazimnya buku referensi tidak didesain untuk dibaca terus menerus seperti halnya dengan buku cerita atau buku pelajaran.
  • 35. 27 Pada hakikatnya, setiap buku bisa disebut buku referensi asal saja informasi yang tercantum di dalamnya disusun sedemikian rupa sehingga mudah diakses. Bila dirinci lebih lanjut, karakteristik buku referensi sangat spesifik dan berbeda dengan buku pada umumnya. Buku biasanya dibuat dalam bentuk eksposisi berkesinambungan artinya dikembangkan kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, bab demi bab. Masing-masing bagian dikaitkan pada setiap tingkat, artinya dari satu bab ke bab lain, jadi ada unsur kesinambungan. Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan khusus. Dengan demikian, buku referensi memiliki ciri sebagai berikut: a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. Sudah tentu buku acuan semacam kamus, ensiklopedi, buku tahunan, serta sejenisnya menyajikan informasi secara langsung. Namun buku referensi lain seperti biografi, indeks, dan abstrak tidak menyajikan informasi melainkan merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi yang dibutuhkan pemustaka. b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa. Novel ditulis supaya dibaca sampai lengkap. Tidak demikian halnya dengan buku referensi. Sebagai contoh, orang akan membaca buku kamus atau ensiklopedi atau direktori hanya pada halaman yang ia perlukan. c. Buku referensi seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong. Masing-masing entri tidak sama panjangnya. Sebagai contoh, sebuah entri dalam ensiklopedia mungkin berkaitan dengan entri lain. Entri tentang Taman Mini Indonesia Indah tidak sama panjangnya dengan entri sejarah Indonesia. Mungkin saja entri menjadi satu karena pengabjadan, misalnya entri Indonesia diikuti dengan entri Italia. Namun kedua entri tidak ada kaitannya. Dengan kata lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan yang tidak berkesinambungan. d. Di perpustakaan, buku referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut diperlukan setiap waktu untuk orang yang memerlukan informasi khusus. Tenaga perpustakaan sekolah tidak dapat menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan oleh penggunaannya. Peminjaman buku referensi terbatas pada ruang referensi saja.
  • 36. 28 Bila perpustakaan memiliki kopi ganda atau kopi yang sudah usang maka kopi tersebut lazimnya dipinjamkan. Buku tahunan yang sudah usang dapat ditemukan di rak peminjaman sementara buku tahunan mutakhir berada di ruang referensi. e. Informasi disusun untuk mempermudah penelurusan secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini dapat menurut abjad, judul, subyek, atau kronologis disertai indeks untuk keperluan temu balik. 2.5.2 Bentuk Penyajian Informasi Informasi yang disusun dalam buku referensi lazimnya menggunakan pola tertentu dengan tujuan memudahkan penggunaannya. Berikut ini uraian penyajian informasi buku referensi. Judul sampul buku referens seringkali menyesatkan sehingga sukar dijadikan patokan. Sebaliknya, “halaman judul” buku referensi mampu memberikan keterangan vital mengenai buku referensi. Selanjutnya, daftar isi menunjukkan subjek yang dimuat disertai dengan urutan penyajiannya. Lazimnya buku referensi menyertai indeks yang memuat daftar istilah atau nama geografis disertai acuan halaman atau jilid yang memuat informasi tersebut. Sebagian besar buku referensi menggunakan indeks menurut abjad. Sebaiknya penggunaan indeks harus digabungkan dengan pemeriksaan daftar isi. Istilah yang digunakan dalam indeks seringkali mencakup berbagai istilah sinonim. Penyajian secara umum buku referensi disusun secara alfabetis per item masalah atau persoalan. Dalam kamus, entri disusun per kata baru diikuti padanan kata atau makna kata. Pada ensiklopedia pada umumnya juga disusun secara alfabetis per topik. Penyusunan ini dimaksudkan untuk memudahkan penggunaan koleksi referensi, karena buku referensi memang tidak perlu dibaca secara menyeluruh. Pemustaka biasanya hanya mencari informasi per item atau per topik. Dalam praktik sehari-hari, petugas referensi seringkali menerima pertanyaan referensi. Umumnya, petugas referensi memberikan definisi pertanyaan referensi sebagai pertanyaan yang memerlukan jawaban segera, mulai dari pertanyaan sederhana hingga pertanyaan rumit. Pertanyaan sederhana termasuk pertanyaan mengenai lokasi unit tertentu, misalnya di mana letak kamar kecil, koleksi sejarah, dan koleksi kamus. Ada pertanyaan yang dapat
  • 37. 29 segera dijawab seperti definisi dan istilah. Ada pula yang memerlukan penelusuran lanjutan seperti tinjauan literatur mengenai subjek tertentu. 2.5.3 Jenis Buku Referensi Jumlah serta jangkauan buku referensi sangatlah luas. Seorang tenaga perpustakaan memerlukan belajar dan pengalaman bertahun-tahun sebelum mampu menguasainya. Kemampuan tersebut akan menimbulkan sebutan baru sebagai pustakawan referensi. Sungguh pun demikian, tenaga perpustakaan maupun pemustaka perlu memiliki pengetahuan umum mengenai buku referensi beserta cakupannya. Buku referensi dapat dibagi berdasarkan jenis, format, maupun kriteria lainnya. a. Kamus Kamus berisi kata atau istilah yang digunakan dalam suatu subjek atau profesi yang disusun menurut tata susunan tertentu biasanya menurut abjad yang disertai dengan makna, ejaan, ucapan, pemakaian, dan sejenisnya. Jadi, kamus berkaitan dengan kata. Ini berbeda dengan ensiklopedia yang memberikan informasi mengenai suatu masalah yang diungkapkan dalam kata. Perbedaan utama adalah kamus memberi definisi kata sedangkan ensiklopedia memberikan informasi umum mengenai sebuah topik. Hal ini perlu dipahami walaupun garis pemisah antara kamus dan ensiklopedia seringkali kabur. Sebagai contoh banyak buku berjudul Encyclopedic Dictionary memberi definisi sebuah kata namun uraiannya mengarah ke uraian ensiklopedia. Kamus dapat dibagi menjadi: 1) Kamus bahasa a) Ekabahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi bahasa itu sendiri. Kamus bahasa Indonesia dengan definisi bahasa Indonesia. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Inggris. Contoh : • Kamus Besar Bahasa Indonesia • Kamus Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary b) Dwibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi dalam bahasa lain. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Indonesia. Kamus bahasa Jerman dengan definisi bahasa Inggris. Contoh : • Kamus Inggris-Indonesia oleh Hassan Shadily dan John M. Echols.
  • 38. 30 c) Multibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi lebih dari dua bahasa. Lazimnya hanya memberikan padanannya saja dan tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh: • Kamus Inggris-Indonesia-Arab. 2) Kamus khusus Kamus yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang pengetahuan, atau disebut juga kamus bidang ilmu. Kamus semacam ini menyajikan informasi mengenai definisi istilah yang digunakan di bidang khusus. Contoh: • Kamus Fisika, Kamus Biologi, Kamus Komputer, Kamus Perpustakaan. b. Ensiklopedia Ensiklopedia adalah buku atau serangkaian buku yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal di bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia- ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata- kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan. Biasanya ensiklopedia terdiri dari bagian keterangan editor/kontributor, pendahuluan (berisi penjelasan tentang isi dan cara bagaimana menggunakan ensiklopedia), daftar singkatan dan simbol, bagan (entri yang disusun menurut abjad) beserta indeks (untuk memudahkan penemuan entri suatu subjek dan entri yang berkaitan dengan subjek tersebut). Susunan entri ensiklopedia biasanya menurut abjad di subjek. Subjek tersebut dapat bersifat luas
  • 39. 31 maupun spesifik. Kadang-kadang ada ensiklopedia yang mengelompokkan topik bersama- sama di bawah bidang subjek yang sangat luas. Contoh ensiklopedia: 1) Umum – satu jilid • Ensiklopedi Umum dalam Bahasa Indonesia 2) Umum – lebih dari satu jilid • Ensiklopedia Indonesia. • Ensiklopedia Nasional Indonesia 3) Khusus • McGraw-Hill Encyclopedia of Science and Technology • Ensiklopedia Islam c. Sumber Biografi Biografi adalah riwayat hidup orang. Ada dua jenis biografi yaitu biografi kolektif dan biografi individual. Biografi kolektif merupakan salah satu jenis karya referensi yang sering disebut Sumber Biografi (Biographical Reference Works). Sedangkan biografi individual bukan merupakan karya referensi meskipun dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang riwayat hidup seseorang. Sumber biografi merupakan sumber informasi penting yang mempermudah pustakawan referens dalam melaksanakan layanan referensi. Sumber tersebut memberikan keterangan tentang orang, khususnya mengenai tanggal lahir (dan kematian apabila orang tersebut sudah meninggal), alamat, kualifikasi, pendidikan, jabatan yang dipegang, dan sumbangan dalam bidangnya kepada masyarakat. Informasi biografi dapat diambil dari berbagai sumber seperti almanak, kamus biografi, direktori, ensiklopedia, buku panduan, kolom obituari pada surat kabar, dan majalah. Sumber lain yang dapat digunakan, misalnya biografi individual seperti biografi seorang tokoh misalnya Biografi Presiden Soeharto, buku sejarah, buku esai, dan kritik. Saat ini di Indonesia telah terbit berbagai buku referensi yang memuat nama tokoh-tokoh Indonesia. Keadaan ini sangat menyenangkan pustakawan karena mereka lebih mudah mencari data mengenai orang Indonesia.
  • 40. 32 Contoh: • Apa dan Siapa : Sejumlah Orang Indonesia d. Buku Tahunan Buku tahunan merupakan terbitan tahunan yang berisi informasi mutakhir dalam bentuk deskriptif dan atau data statistik yang kadang-kadang terbatas pada sebuah subjek saja. Buku tahunan bertujuan meliput kegiatan yang telah berlangsung dalam periode tertentu, biasanya dari tahun lampau. Misalnya buku tahunan 2011 mencakup kegiatan tahun 2010. Adakalanya buku tahunan terbatas pada sebuah kawasan atau negara. Walaupun buku tahunan berisi informasi mutakhir, pustakawan hendaknya mengecek isinya dengan publikasi yang lebih mutakhir lagi, misalnya dengan indeks surat kabar karena mungkin saja terjadi peristiwa yang mengubah isi informasi. Misalnya, perubahan nama sebuah negara atau susunan pemerintahan yang mungkin terjadi karena adanya pergolakan politik dan pemerintahan dari negara tersebut. Contoh: • Kaleidoskop Indonesia tahun 2011. e. Almanak Almanak hampir sama dengan buku tahunan tetapi memiliki perbedaan tertentu. Pengertian almanak mencakup dua: 1) Terbitan tahunan berisi kalender atau penanggalan, kadang-kadang disertai dengan data astronomi dan informasi lain; 2) Buku tahunan berisi statistik dan informasi lain kadang-kadang terbatas pada sebuah bidang saja. Definisi kedua lebih cocok untuk definisi almanak yang terbit dewasa ini. Almanak yang terbit dewasa ini cenderung kompendium informasi faktual dan statistik, cakupannya retrospektif maupun mutakhir, dan mencakup peristiwa lokal, nasional, regional, dan internasional. Seringkali almanak mengutamakan isi negara tempat almanak diterbitkan. Contoh: • Whitaker’s Almanak
  • 41. 33 f. Sumber Geografis Sumber referens ini merupakan sumber yang dirancang khusus untuk informasi geografis. Termasuk dalam sumber geografis ialah gazetir, buku perjalanan, atlas, peta, dan globe (bola dunia). Gazetir merupakan kamus geografi mengenai tempat-tempat disusun menurut abjad. Contoh: • Webster’s New Geographical Dictionary Buku perjalanan adalah buku panduan untuk wisatawan/turis yang memberikan informasi mengenai kota, negara, atau kawasan. Juga buku sejenis mengenai sebuah gedung, monumen bersejarah, museum, dan sebagainya. Tujuan penerbitan buku ini untuk menceritakan kepada wisatawan apa yang harus dilihat, di mana menginap, berapa harga suatu barang, di mana membeli makanan dan minuman, bagaimana cara mencapai tujuan, dan sebagainya. Contoh: • Panduan Wisata Bali Peta, atlas, dan bola dunia merupakan sumber penting untuk informasi geografi. Peta dan atlas dapat bersubjek umum dan khusus, misalnya peta sejarah, curah hujan, dan ekonomi. Contoh: • Atlas Indonesia • Atlas Dunia g. Direktori Direktori adalah daftar tokoh atau organisasi atau lembaga yang disusun secara sistematik. Biasanya isi buku itu disusun menurut abjad atau susunan kelas/subjek dan memberikan data mengenai nama, alamat, afiliasi, kegiatan, dan sebagainya Contoh: • Directory of Special Libraries in Indonesia h. Sumber Rujukan Mutakhir Sumber rujukan mutakhir banyak dimanfatkan untuk mencari informasi mengenai peristiwa mutakhir, baik mengenai negara maupun perkembangan sebuah bidang ilmu pengetahuan.
  • 42. 34 Contoh: • Fact on File: a Weekly World New Digest i. Sumber Statistik Banyak terbitan luar negeri mengenai statistik, namun yang menyangkut Indonesia masih terbatas. Selama ini terbitan statistik Indonesia didominasi terbitan Biro Pusat Statistik. Oleh karena itu, perpustakaan sebaiknya mengoleksi terbitan Biro Pusat Statistik mengingat langkanya terbitan lain mengenai statistik Indonesia. Contoh: • Statistik Indonesia j. Buku Panduan (Handbook) dan Pedoman (Manual) Buku panduan merupakan kumpulan berbagai jenis informasi yang disusun secara padat dan siap pakai khusus dalam sebuah bidang. Buku panduan lazimnya digunakan sebagai sarana memeriksa atau menguji data untuk membantu pemustaka dalam tugasnya. Kadang-kadang buku panduan dirancukan dengan ensiklopedia khusus. Penekanan ensiklopedia khusus pada informasi latar belakang agar pembaca dapat merumuskan sebuah tugas dan uraiannya lebih panjang dari buku panduan. Buku panduan dapat dibagi menjadi buku panduan umum dan khusus. Contoh: • Guiness Book of World Record Pedoman merupakan buku petunjuk bagaimana melakukan tugas atau bagaimana mengoperasikan sebuah alat yang disertai dengan penjelasan. Contoh: • Pedoman penulisan soal bentuk ganda akuntansi k. Bibliografi Bibliografi merupakan daftar tersusun rapi yang memuat sumber primer atau sumber lain mengenai subjek atau tokoh tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurut abjad pengarang atau kronologis atau per topik; cakupannya banyak komprehensif atau selektif. Kadang- kadang bibliografi disertai dengan anotasi, disebut bibliografi beranotasi. Bibliografi
  • 43. 35 diterbitkan sebagai bagian sebuah karya atau terbit secara terpisah. Tujuan menyusun atau menerbitkan bibliografi ialah membantu pemustaka mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan perpustakaan lain sesuai dengan keperluan. Contoh: • Bibliografi Nasional Indonesia 2.6 Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas Sekolah/Madrasah 2.6.1 Pengertian Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bimbingan penggunaan perpustakaan merupakan salah satu bentuk jasa perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan jasa ini adalah untuk membantu pemustaka agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. Pada umumnya bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan terhadap anggota baru. Di lingkungan sekolah bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan kepada siswa baru. Bimbingan penggunaan perpustakaan tidak dilakukan terhadap perorangan, tetapi dilakukan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat waktu tenaga dan dana. 2.6.2 Manfaat Bimbingan Penggunaan Perpustakaan a. Manfaat jangka pendek: 1) Dapat menggunakan perpustakaan secara efektif 2) Dapat menggunakan perpustakaan untuk menunjang keperluan studi; 3) Dapat menemukan kembali informasi (mencakup penelusuran literature untuk keperluan studi dan penelitian) 4) Dapat mengorganisasi informasi yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan/makalah b. Manfaat jangka panjang 1) Dasar pendidikan seumur hidup (belajar mandiri) 2) Dapat menggunakan perpustakaan di manapun 3) Dapat menelusur literatur untuk keperluan pendidikan yang lebih tinggi
  • 44. 36 2.6.3 Materi Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Materi bimbingan penggunaan perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Pengenalan denah perpustakaan Pengenalan denah perpustakaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan sampai pada penggunaan ruangan tersebut. Gambaran ini sangat penting bagi anggota perpustakaan sebagai calon pemustaka. Gambaran denah perlu dijelaskan secara lengkap mulai dari tempat penitipan tas, bagian jasa peminjaman, bagian katalog, bagian ruang baca, dan bagian referensi. b. Peraturan perpustakaan Peraturan perpustakaan harus diketahui oleh semua anggota. Peraturan perpustakaan biasanya berisi peraturan umum, hak dan kewajiban anggota perpustakaan, serta sanksi bagi anggota yang melanggar peraturan tersebut. Peraturan umum biasanya terdiri atas syarat menjadi anggota, waktu layanan perpustakaan. Hak anggota meliputi hak untuk mendapat penjelasan, hak untuk memanfaatkan sarana layanan perpustakaan, hak meminjam koleksi, hak batasan jumlah pinjaman, dan hak membaca di tempat. Kewajiban yang harus dipenuhi anggota perpustakaan, misalnya menjaga ketenangan, mengembalikan buku tepat waktunya, tidak merusak, tidak mengotori, tidak mencoret buku, dan mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan perpustakaan. Sanksi diberikan kepada anggota yang melanggar tata tertib atau peraturan perpustakaan. c. Alat penelusuran koleksi Alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan. Biasanya yang harus diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini merupakan wakil koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan sampai pada cara-cara penggunaan katalog sebagai alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan. d. Pengenalan bagian-bagian layanan perpustakaan Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan sangat penting dilakukan karena layanan merupakan bagian terdepan dari perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pemustaka. Anggota perpustakaan perlu mengetahui layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan dan peraturan-peraturan khusus pada jenis jasa
  • 45. 37 tertentu. Misalnya, untuk jasa referensi, pada bagian ini biasanya koleksi hanya untuk dibaca di tempat, demikian juga untuk jasa majalah atau serial. e. Pengenalan terhadap penempatan koleksi Pengenalan terhadap penempatan koleksi akan sangat membatu pemustaka dalam memanfaatkan koleksi yang ada. Untuk perpustakaan yang besar, penempatan koleksi biasanya tidak di satu ruangan atau satu gedung. Jika keadaannya demikian, maka informasi itu perlu disampaikan kepada anggota perpustakaan. f. Pengenalan ruang baca Pengenalan terhadap ruang baca perlu disampaikan kepada anggota baru. Pengaturan ruang baca tidak selalu harus menyatu dengan jajaran penempatan koleksi. Jika ada ruangan yang terpisah dengan jajaran koleksi, maka petugas perpustakaan harus menginformasikan kepada anggota perpustakaan. Demikian juga untuk ruangan-ruangan lainnya seperti ruang diskusi. Untuk menjaga ketenangan suasana perpustakaan, biasanya perpustakaan yang besar menyediakan ruang diskusi secara tersendiri dan tidak menyatu dengan ruang baca secara umum. Jika ada fasislitas semacam ini, maka perlu diinformasikan kepada anggota perpustakaan. Materi berdasarkan tingkat pendidikan kelompok pemustaka a. Sekolah Dasar (SD) Kepada murid-murid sekolah dasar perlu ditanamkan cinta buku dan perpustakaan dengan pemberian materi tentang: 1) Cara membawa buku dan majalah yang baik; 2) Cara membaca yang baik, misalnya jarak buku dan mata, arah sinar, dan tidak membaca dengan tiduran; 3) Pengenalan cara meminjam buku di perpustakaan; 4) Cara penggunaan kartu katalog; dan 5) Cara menggunakan kamus bahasa asing. b. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Kepada murid sekolah lanjutan pertama diberi materi: 1) Penggunaan dan fungsi katalog; 2) Fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, pendidikan, dan rekreasi;
  • 46. 38 3) Pengenalan koleksi referensi; 4) Cara meringkas buku fiksi dan nonfiksi; 5) Pengenalan cara membaca cepat; 6) Pemanfaatan terbitan berkala, majalah, jurnal, surat kabar, dan lain-lainnya untuk menambah wawasan keilmuan. c. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Para siswa lanjutan tingkat atas perlu diberi materi perpustakaan yang mencakup: 1) Jenis-jenis dan cara penggunaan katalog, kartu buku, maupun bentuk elektronik; 2) Penggunaan koleksi referensi: kamus, manual, handbook, sumber-sumber biografi, dan lain-lain; 3) Fungsi majalah dan pengembangan ilmu pengetahuan; 4) Dasar-dasar komputer dalampengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pada pengenalan internet; 5) Fungsi dan jenis-jenis perpustakaan; dan 6) Jenis-jenis sitem informasi perpustakaan. 2.6.4 Bentuk penyampaian bimbingan penggunaan perpustakaan a. Pengajaran Bimbingan penggunaan perpustakaan dilakukan dengan memberikan materi perpustakaan dalam jangka waktu tertentu. Pengajaran ini dapat diberikan di kelas, dengan kurikulum, jumlah jam, dan pengajarnya yang telah ditentukan terlebih dahulu. Sebagaimana diketahui bahwa bentuk pengajaran ini, baru disampaikan pada siswa-siswa SMEA. Itu pun masih digabungkan dengan pelajaran bahasa Indonesia atau materi lain. Kiranya akan lebih baik lagi kalau materinya berdiri sendiri dan diasuh oleh tenaga perpustakaan sekolah yang betul-betul menguasai materi perpustakaan.
  • 47. 39 b. Pemutaran Film Maupun Slide Dalam film yang diputar ini diperagakan cara-cara menjadi anggota, mencari daftar pustaka pada katalog, memesan artikel majalah sampai pada penggunaan komputer untuk akses informasi. Pembuatan film ini memang memerlukan biaya banyak dan perlu direvisi setiap kali terjadi perubahan sistem maupun tata ruang. c. Bimbingan Penggunaan Koleksi Referensi Bimbingan ini ditujukan kepada kelompok maupun perorangan dengan memberikan penjelasan tentang penggunaan buku-buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, atau buku tahunan. Hal ini dilakukan karena ternyata masih banyak pemustaka yang belum terampil menggunakan koleksi ini. Mereka berulang kali membolak balik halaman buku yang seharusnya tidak perlu terjadi andaikan lebih dahulu mengetahui petunjuk penggunaannya. d. Ceramah Kegiatan ceramah adalah kegiatan dengan bentuk penyajian informasi oleh pembicara kepada sekelompok besar pendengar secara verbal. Bentuk ceramah ini sangat tepat untuk calon pemustaka yang berkelompok atau jumlah banyak. Cara ini biasanya diselenggarakan oleh sekolah-sekolah pada saat penerimaan siswa baru ketika ada acara perkenalan, dan orientasi studi. Pada ceramah ini baik juga diperagakan cara meminjam buku, pengembaliannya, dan bentuk-bentuk kartu katalog. Lebih baik lagi apabila juga diselenggarakan tanya jawab. Metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dapat menyampaikan isi materi dalam waktu yang sama untuk jumlah yang banyak. Kekurangannya antara lain, audiens cepat jemu, dan mudah hilang konsentrasinya. e. Orientasi Perpustakaan (Library Orientation) Program ini dapat direncanakan pada setiap waktu dengan melakukan pendaftaran lebih dahulu. Untuk setiap kelompok dibatasi jumlahnya agar lebih mudah dalam
  • 48. 40 pembimbingan. Kepada mereka dijelaskan seluk beluk perpustakaan, lalu diajak berkeliling ke bagian-bagian dan dijelaskan fungsi bagan maupun ruang-ruang itu. Dengan demikian mereka akan lebih memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan informasi perpustakaan itu, sejak peminjaman sampai pada penggunaan komputer untuk penelusuran literatur maupun pencarian koleksi sendiri. Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam orientasi perpustakaan: 1) Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan; 2) Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitive terhadap kebingungan yang dihadapi pemustaka; 3) Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu didiskusikan, misalnya menggunakan katalog; 4) Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada; 5) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit; 6) Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti orientasi perpustakaan. f. Permainan dan Tugas Mandiri Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemustaka usia anak SD dan sekolah menengah. Permainan sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
  • 49. 41 BAB III PENUTUP Jasa perpustakaan merupakan layanan perpustakaan yang menawarkan semua bentuk koleksi perpustakaan kepada pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya. Dengan layanan yang berkualitas maka pustakawan dapat memberikan layanan bagi pemustaka dengan baik. Perpustakaan perlu menyadari arti strategis layanan perpustakaan sebagai ujung tombak perpustakaan. Jika layanannya tidak maksimal maka pemustaka akan memutuskan untuk tidak datang ke perpustakaan. Model pelayanan yang mementingkan kualitas layanan (service quality) berusaha mengidentifikasikan kesenjangan antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima. Mudah-mudahan bahan ajar diklat ini dapat membantu pustakawan perpustakaan sekolah dalam mengelola perpustakaanya terutama dalam memberikan layanan perpustakaan sekolah.
  • 50. 42 DAFTAR PUSTAKA Anita Nusantari. 2012. Strategi pengembangan perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo Dina Nurcahyani Kusumastuti. 2010. Pengaruh kegiatan storytelling terhadap pertumbuhan minat baca siswa di TK Bangun I Getas Kec. Pabelan Kab. Semarang. Skripsi. – Semarang : Jurusan ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id. diunduh 27 Agustus 2012 Guidelines. 2006. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional Ibrahim Bafadal . 2008. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah . Jakarta : Bumi Aksara Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO = The IFLA/UNESCO School Library Guidelines. 2006. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. 2006. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Suherman. 2009. Perpustakaan sebagai jantung sekolah : referensi pengelola perpustakaan sekolah. Bandung : MQS Tri Septiyantono… [et al.] editor. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (IPI) Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Upriyadi; A.M. Kalangie Pandey (penyunting). 2008. – Bimbingan pemustaka : bahan ajar pendidikan dan pelatihan penyuluh minat dan gemar membaca. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Wasis D. Dwiyogo, Lucya Dhamayanti. Editor. [2006?]. -- Dimensi-Dimensi Perpustakaan Sekolah. [S.l. : s.n.]