2. PENGERTIAN DIURETIK
DIURETIKA adalah : obat yg
dapat menambah kecepatan
pembentukan &
memperbanyak pengeluaran
urin melalui kerja langsung
terhadap ginjal.
7. Penggunaan obat diuretiK
Gagal jantung kongestif
Cirinya : peredaran darah tak sempurna & terdapat cairan
berlebihan di jaringan. Akibatnya air tertimbun & terjadi
udem (misal : di paru-paru).
Penggunaan diuretik untuk mengurangi akumulasi udem
(di paru-paru) shg terjadi penurunan kongesti vaskular
paru-paruyg akan memperbaiki oksigenasi & fungsi
miokard.
Diuretik yg digunakan : diuretik kuat (furosemid) jika
fungsi ginjal normal; kombinasi diuretik kuat dg thiazid
bila terjadi gangguan ginjal. Diuretik hemat kalium,
digunakan bersama thiazid atau diuretik kuat bila ada
bahaya hipokalemia.
8. Penyakit ginjal
cirinya : udem akibat proteinurea karena permeabilitas
membran glomeruli meningkat.
Pemilihan diuretik untuk penyakit ginjal harus
diperhatikan hal-hal sbb :
a. asetazolamid (diuretik penghambat enzim
karbonik anhidrase) & diuretik hemat kalium
dihindari karena menyebabkan asidosis &
hiperkalemia.
b. diuretik thiazid tidak efektif bila GFR turun < 30
ml/menit.
c. diuretik kuat (furosemid) merupakan obat
pilihan terbaik pd pengobatan udem penyakit gagal
ginjal.
d. Penggunaan diuretik berlebihan menyebabkan
fungsi ginjal menurun, konsekuensinya lebih
serius.
9. Sirosis hepatik
Adalah penyakit hati yg mengeras (sirosis hati),
diikuti dg udem & asites (busung perut, air
tertumpuk di rongga perut).
Sebaiknya digunakan dahulu diuretik hemat kalium
(spironolakton), kemudian diuretik kuat atau
thiazid.
Batu ginjal
Penyakit batu ginjal karena ada kebocoran kalsium
ginjal shg menyebabkan hiperkalsiuria.
Pemberian thiazid untuk meningkatkan reabsorpsi
kalsium di tubuli proksimal shg menurunkan
konsentrasi kalsium urin.
10. Penyimpanan pengunaan obat
diuretik
Untuk melangsingkan tubuh bagi orang
gemuk (overweight) dengan jalan
mengeluarkan cairan tubuh karena
berlebihan air. Penyusutan BB hanya
sementara.
Penggunaan diuretika pada udem
kehamilan tidak dianjurkan karena
membahayakan penyaluran darah ke
janin.
11. HASIL PENGAMATAN EFEK DIURETIK DILABORATORIUM
Perlakuan Berat
mencit
(g)
Volume
air (ml)
Volume
perlakua
n (ml)
Mulai
berkemi
h (menit)
ml urin
tiap 10
menit
Kum
ulati
f(ml
)
1 2 3 4
Kontrol 29,919 0,5 0,2 - - - - - -
Obat
spironolakton
+Na cmc
24,673 0,5 0,2 - - - - - -
Obat
spironolakton
+Na cmc
26,17 0,5 0,2 4 0
,3
- - 0,3
Infusa daun
sambung
nyawa
24,673 0,5 0,2 - - - - - -
Infusa daun
sambung
nyawa
27,927 0,5 0,2 40 - - - 0
,1
0,1
12. Sampel obat spironolakton mempunyai daya diuretik lebih tinggi dan
dapat memberi efek diuretik yang lebih besar daripada infusa
sambung nyawa . Dilihat dari efek diuretik obat spironolakton
waktu lebih cepat merangsang urin dan volume yang lebih banyak.
Proses diuresis (berkemih) : darah mengalir ke dalam glomeruli di bagian luar ginjal, zat-zat seperti air, garam, glukosa, disaring secara pasif oleh dinding glomeruli, dihasilkan ultrafiltrat (air & elektrolit) yg ditampung dalam kapsul bowman kemudian disalurkan ke tubuli proksimal & distal (keduanya dihubungkan oleh lengkungan / Henle’s loop). Disini terjadi reabsorpsi secara aktif terhadap air & glukosa, garam, ion Na+. Zat tsb dikembalikan pd darah melalui kapiler, sisa yg tidak penting (ureum) tidak diserap kembali. Filtrat dari tubuli proksimal & distal ditampung di ductus colligens, air diserap kembali, filtrat disalurkan ke kandung kemih & ditimbun sebagai urin.
(nefronNefron adalah unit fungsional dan struktural dasar dari ginjal. Ginjal manusia (dalam keadaan normal) memiliki 800.000 hingga 1,5 juta nefron. Fungsi nefron adalah untuk menyaring darah dan memproses urine.
Glomerulus adalah kapiler yang terletak di bagian awal nefron. Glomerulus dibungkus oleh kapsula Bowman. Fungsi glomerulus adalah melakukan tahap filtrasi dalam proses penyaringan darah yaitu menyaring darah langsung dari arteri dan menghasilkan urine primer.
Tubulus kontortus proksimal adalah saluran nefron yang berada diantara glomerulus dan lengkung henle. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah melakukan tahap reabsorpsi dalam proses penyaringan darah yaitu menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti glukosa dan asam amino.
Lengkung Henle adalah bagian melengkung pada nefron yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Lengkung Henle bentuknya melengkung supaya urine yang sudah memasuki tubulus kontortus distal tidak kembali dan bercampur dengan urine pada tubulus kontortus proksimal.
Tubulus kontortus distal adalah bagian nefron yang berada diantara lengkung Henle dan tubulus kolektivus. Fungsi tubulus kontortus distal adalah melakukan tahap reabsorpsi yaitu penambahan beberapa jenis zat yang harus dibuang dari darah karena kadarnya berlebih misalnya potasium, sodium, dan kalsium. Selain itu, tubulus kontortus distal juga menerima pH darah. Hasilnya berupa urine sesungguhnya.
Tubulus kolektivus adalah sistem pengumpulan urine dari nefron menuju ureter. Disini semua urine yang dihasilkan oleh nefron dibawa menuju ureter untuk dikumpulkan.
Mekanisme kerja diuretik
Diuretika osmotik
Tempat kerja :
a. tubuli proksimal
b. ansa Henle desendens
Mekanisme kerja :
a. penghambatan reabsorpsi Na+ & air melalui daya osmotik.
b. penghambatan reabsorpsi Na+ & air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.
Contoh : manitol, sorbitol.
2. Diuretika kuat / diuretika lengkungan
Tempat kerja : ansa / lengkungan Henle bagian asendens yg tebal, shg disebut “ Loop diuretics”
Mekanisme kerja : menghambat transport Clֿ & reabsorpsi Na+ shg ekskresi K+ & air diperbanyak.
Contoh : furosemida, etakrinat.
3. Diuretika thiazida
Tempat kerja : di bagian pertama tubuli distal
Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi NaCl.
Contoh : senyawa thiazida & klortalidon.
. Diuretika Hemat Kalium
Tempat kerja : di bagian akhir tubuli distal & tubulus kolektivus kortikal.
Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi Na+ & sekresi K+ dg jalan antagonis kompetitif dari aldosteron (contoh : spironolakton) atau menghambat penukaran Na+ dg K+ dan H+ , shg ekskresi Na bertambah sedangkan ekskresi Kalium berkurang, (contoh : triamteren & amilorid).
5. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase
Tempat kerja : tubuli proksimal
Mekanisme kerja : menghambat enzim karbonik anhidrase shg karbonat, Na+ & K+ diekskresikan bersama air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah beberapa hari terjadi “ tachifilaxie” shg digunakan selang-seling (intermitten).
Contoh : asetazolamida.