DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
KEKERASAN ANAK
1. KEKERASAN TERHADAP ANAK JALANAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen. Ibu Irma M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok I
1. CICI PRADITAWATI
2. HENY INDRIYANI
3. NINA RAHMAWATI
4. RITA AGUSTIN
Kelas : PGSD-3B
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG
Tahun Akademik 2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami panjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah Yang Maha Pengasih atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan bagi kita semua. Berkat rahmat-Nya juga, akhirnya kami sebagai
penulis dapat menyesaikan makalah yang berjudul “Kekerasan terhadap Anak
Jalanan”.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti Pembelajaran Mata
Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Prodi PGSD Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Sebelas April Sumedang Tahun Akademik 2013/2014. Selain
itu, makalah ini juga dijadikan sebagai sarana pelatihan bagi kami sebagai penulis
dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diterima selama belajar di STKIP Sebelas
April Sumedang, dapat pula dijadikan sebagai bahan perbandingan dan penunjang
pelaksanaan perkuliahan.
Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami
gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami
ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Akhirnya, kami berharap semoga
3. makalah ini dapat bermanfat bagi kami sebagai penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Sumedang, September 2014
Penulis
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual,
penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Di Amerika Serikat,
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan
penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau
kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat
membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang
berbahaya kepada anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah
anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan
atau organisasi tempat anak berinteraksi. Ada empat kategori utama tindak
kekerasan terhadap anak : pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan
emosional/psikologis, dan pelecehan seksual anak.
Anak sering menjadi korban dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan
orang dewasa, baik itu orang tua atau keluarga terdekatnya. Terdapat 4 tipe utama
child abuse yaitu kekerasan fisik, sexual, psikis dan penelantaran. Angka kejadian
Child Abuse (CA) sendiri memang belum terungkap semua. Biasanya kejahatan
ini tersembunyi dimana ketika ayah, ibu atau anggota keluarga di rumah
melakukan kekerasan dan menganggap ini hal biasa, atau takut akan melapor
karena dianggap membuka aib.
5. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak jalanan ?
2. Faktor penyebab apa saja yang mempengaruhi kekerasan terhadap anak
jalanan ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekerasan terhadap anak jalanan ?
1.3 Tujuan Masalah
1. untuk mengetahui pengertian kekerasan terhadap anak jalanan;
2. untuk mengetahui penyebab yang mempengaruhi kekerasan terhadap anak
jalanan;
3. untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kekerasan terhadap anak jalanan.
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kekerasan Terhadap Anak
Menurut Sutanto (2006), kekerasan anak adalah perlakuan orang
dewasa/anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap
anak yang tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab/pengasuhnya,
yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian. Kekerasan anak
lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau
luka pada tubuh sang anak. Jika kekerasan terhadap anak didalam rumah tangga
dilakukan oleh orang tua, maka hal tersebut dapat disebut kekerasan dalam rumah
tangga.
Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar.
Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka
lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam
mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup,
dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya.
Wikipedia Indonesia (2006) memberikan pengertian bahwa kekerasan
merujuk pada tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan,
pemukulan, dll.). Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak. Kekerasan terjadi ketika seseorang
menggunakan kekuatan, kekuasaan, dan posisi nya untuk menyakiti orang lain
7. dengan sengaja, bukan karena kebetulan (Andez, 2006). Kekerasan juga meliputi
ancaman, dan tindakan yang bisa mengakibatkan luka dan kerugian.
Sifat Psikologi Anak Jalanan
Anak jalanan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai sarana. untuk ekspresi.
Pada tingkat permukaan ditunjukkan perbedaan-perbedaan oleh mereka sekaligus
menegaskan pertentangan dengan negara dan masyarakat sekitarnya ( Hebdige,
1979). Tubuh dijadikan sumber produksi dan aktivitas komunikasi dan menjadi
lokasi pengetahuan bagi komunitas.. Melalui pencarian dan tingkah laku yang
berbeda itu secara sengaja anak jalanan menolak.
Ketika mulai tumbuh lebih besar, menampilkan nilai-nilai kejantanan
merupakan aspek yang vital bagi anak-anak jalanan. Mereka secara teratur mulai
berpartisipasi menyusun konstruksi kejantanan dengan mendiskusikan berbagai
peran yang dilakukan oleh anak lain serta mengomentari penampilarmya. Meski
secara sosial mereka dikategorikan sebagai anak (kecil), hampir semuanya
mengadopsi bentuk-bentuk kedewasaan sebagai tanda pernbangkangan dari
harapan-harapan yang ditentukan oleh masyarakat.
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan terhadap Anak Jalanan
1. Lingkaran kekerasan, seseorang yang mengalami kekerasan semasa kecilnya
mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal yang pernah dilakukan terhadap
dirinya pada orang lain.
2. Stres dan kurangnya dukungan. Menjadi orangtua maupun pengasuh dapat
menjadi sebuah pekerjaan yang menyita waktu dan sulit. Orangtua yang
mengasuh anak tanpa dukungan dari keluarga, teman atau masyarakat dapat
8. mengalami stress berat.
3. Pecandu alkohol atau narkoba. Para pecandu alkohol dan narkoba seringkali
tidak dapat mengontrol emosi dengan baik, sehingga kecenderungan melakukan
penyiksaan lebih besar.
4.. Menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga adalah sebuah bentuk
penyiksaan anak secara emosional dan mengakibatkan penyiksaan anak secara
fisik.
5. Kemiskinan dan akses yang terbatas ke pusat ekonomi dan sosial saat masa-
masa krisis.
6. Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan di lingkungan sekitar mereka.
2.3 Solusi untuk Mengatasi Masalah Kekerasan terhadap Anak Jalanan
Untuk mencegah dan menghentikan kekerasan pada anak dibutuhkan
beberapa pendekatan diantaranya, pendekatan individu, yaitu dengan cara
menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai
pemahaman agama yang kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasi yang
menjadi faktor terjadinya kekerasan.
Pendekatan sosial melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam
melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan. Pendekatan medis, untuk
memberikan pelayanan dan perawatan baik secara fisik atau kejiwaan, juga
memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang bagaimana mengasuh anak
dengan baik dan benar. Dan terakhir adalah pendekatan hukum, tentunya yang
bertanggung jawab masalah ini adalah pemerintah untuk selalu mencari dan
9. menanggapi secara sigap terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan
dan kejahatan serta menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Sejauh ini terdapat tiga model penanganan anak jalanan dengan pendekatan
yang berbeda agar tidak semakin marak kekerasan yang terjadi terhadap anak
jalanan :
Community Based adalah model penanganan yang berpusat di masyarakat
dengan menitik beratkan pada fungsi-fungsi keluarga dan potensi seluruh
masyarakat. Tujuan akhirnya adalah anak tidak menjadi anak jalanan / sekalipun
dijalan, mereka tetap berada dilingkungan keluarga. Kegiatannya biasanya
meliputi: pelatihan peningkatan pendapatan keluarga, penyuluhan dan bimbingan
pengasuhan anak, dan kesempatan anak untuk memperoleh pendidikan dan
kegiatan waktu luang.
Street Based adalah kegiatan dijalanan atau penjangkauan penanganan
terhadap anak langsung dilakukan ditempat anak tersebut sering berada, kegiatan
ini berupa pendamingan terhadap anak agar mendapatkan perlindungan dari orang
yang berperan sebagai pengganti orang tuanya.
Centre Based adalah kegiatan di panti, untuk anak-anak yang sudah utus
dengan keluarganya. panti menjadi lembaga pengganti keluarga untuk dan
memenuhi kebutuhan anak seperti kesehatan, pendidikan, keterampilan, waktu
luang, makan tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
Selther Based adalah model pendekatan dengan menggunakan rumah singgah
sebagai transit dari aktifitas sehari-hari anak jalanan, rumah singgah umumnya
sebagai sasaran antara bag! anak untuk kembali diperkenalkan pada norma-norma
keluarga.