Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas bagaimana buku mampu mengubah pandangan pembaca dengan menyajikan perspektif baru seperti yang dilakukan Howard Zinn dalam bukunya, serta menunjukkan bukti bahwa umat Islam mungkin telah menginjakkan kaki di Amerika jauh sebelum kedatangan Columbus. Dokumen tersebut juga mempertanyakan pengangkatan Columbus sebagai penemu Amerika
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Speaking Truth to Power with Books
1. Epidevii’s writing pg. 1
Critical Review 2 (Speaking Truth to Power with Books)
KECERDIKAN ITU MEMBUTUHKAN KEJUJURAN
By : Devi Risnawati
“Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai juga oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba
selalu jujur terhadap pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar
mengajarkan 'obyektivitas'; aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan
saja sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan
kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan ketidakadilan di mana
pun mereka temukan itu. Hal tersebut, tentunya, merupakan resep untuk mengatasi berbagai
masalah."
-Oto-Biography Howard Zinn-
“Tidak ada yang menang atau kalah, sebab kebenaran selalu ada satu”
-Sir Arthur Conan Doyle-
Buku adalah jendela dunia. Jendela yang bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun,
yang sangat berperan penting dalam mensejarahkan sejarah agar tidak punah begitu saja.
Buku adalah sebagai pengikat dokumenter ilmu dan pengetahuan. Oleh karenanya, orang-
orang membaca buku, artikel atau pun lainnya biasanya memiliki 3 tujuan, yaitu: mencari
jawaban atas rasa penasaran dan ketidaktahuan, sebagai pencerah karena tulisan yang
dibacanya mampu memberikan informasi penjelasan dan yang terakhir sebagai penguat
jawaban atas ketidaktahuan. Tapi buku juga bisa disebut sebagai pemantik. Ia memberikan
sebuah perspektif baru, yang sering sekali mampu mengoyak tatanan sebelumnya.
Sebuah buku yang baik selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam
benak pembacanya. Ia akan meninggikan jiwa dan pemikirannya. Ia juga akan memperbesar
khazanah pengetahuan sang pembaca. Membaca buku merupakan pencarian sumber yang
paling baik untuk memperoleh pengetahuan karena tersimpan rapih. Buku memiliki dampak
yang lebih dalam bagi pembacanya ketimbang sumber-sumber lain dalam memperoleh
pengetahuan. Adakalanya, kegiatan membaca buku membawa perubahan yang revolusioner
bagi pandangan seseorang. Seperti cara pandang terhadap Columbus yang berbeda antara
sudut pandangan Howard Zinn dan Samuel Elliot Morrison, yang mana menurut Morrison
walaupun Columbus seorang yang kejam yang telah melakukan genosida pada Indian
2. Epidevii’s writing pg. 2
Arawaks namun ia tetap mengagungkan kebesaran sang pelaut. Morrison mengabaikan fakta
kecil kekejaman Columbus dengan jasa dan kepahlawanannya. Lain halnya Zinn yang
memandang dari versi yang berbeda, memandang dari sudut pandang kaum Arawaks yang
kalah. Zinn bercerita bahwa penemu benua Amerika adalah suku Arawaks (karena melihat
suku Arawaks terlebih dahulu tinggal disana). Dalam kasus ini, pembaca harus cermat
memilah dan memilih mana yang akan ia jadikan kiblatnya. Pada dasarnya buku tidak ada
yang salah, hanya kebenaranya tidak terjamin 100%.
Dalam artikel “Speaking Truth to Power with Books” di paparkan sang penulis,
Howard Zinn, menyatakan bahwa buku mampu merubah hidup seseorang. Seperti kisah
ketika ia bertemu seorang pelajar yang membaca buku The Color Purple by Alice Walker
(salah satu mahasiswinya) dan pelajar itu berpendapat bahwa buku itu merubah hidupnya
setelah membacanya. Dari sinilah Zinn berfikir bahwa buku bisa merubah kesadaran sang
pembacanya, buku memiliki efek untuk bisa merubah dunia cepat atau lambat dengan cara
yang tak terduga. Salah satu cara untuk mengubah dunia lewat buku adalah dengan
memperkenalkan sebuah ide yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya oleh pembaca.
Biografi dari sang penulis kritis: Dr. Zinn lahir di kota New York, 24 Agustus, 1922,
anak dari keluarga imigran Yahudi, Edward Zinn, seorang pelayan, dan Jennie (Rabinowitz)
Zinn, ibu rumah tangga. Ia murid sekolah negeri New York dan bekerja di Brooklyn Navy
Yard , sebelum bergabung di Angkatan Udara selama perang Dunia II. Ia bekerja sebagai
pembom di Angkatan Udara Divisi ke-18, dan dia "dianugerahi" tanda jasa dan pangkatnya
naik menjadi letnan dua.
Setelah perang, Dr. Zinn bekerja serabutan hingga akhirnya mendaftarkan diri ke
Universitas New York dalam usia 27 tahun. Ia, yang menikahi Roslyn Shechter pada tahu
1944, bekerja sebagai supir truk angkutan gudang untuk membiayai kuliahnya. Ia menerima
gelar sarjana mudanya dari uiversitas New York, kemudian mendaftarkan diri pada program
S1 dan doktoral bidang sejarah di Universitas Colombia. Dr Zinn adalah instruktur di Upsala
College dan dosen di Brooklyn College sebelum bergabung di fakultas Spelman College di
Atlanta, pada tahun1956. Dia juga bekerja untuk lembaga penelitian sejarah perempuan kulit
hitam sebagai ketua departemen sejarah. Di antara muridnya adalah novelis Alice Walker,
yang menyebutnya sebagai "guru terbaik yang pernah ia miliki," dan juga Marian Wright
Edelman, yang kemudian menjadi ketua lembaga bantuan pendanaan untuk anak-anak.
Dalam bukunya yang berjudul A People’s History of the United States, buku Zinn
berperan sebagai dissenting opinion yang mengancam tatanan mapan sebuah rezim atau
3. Epidevii’s writing pg. 3
peradaban. Buku A People’s History of the United States merupakan tamparan keras bahwa
sebuah peradaban yang terlihat mulia dan gagah dibangun dari kebengisan. Buku ini sempat
memincu perdebatan para sejarawan dan juga masyarakat. Surat-surat mulai berdatangan
manakala buku tersebut terbit. Kebanyakan isi dari surat itu adalah kritik dari masyarakat
tentang isi pada bab pertama bahwa Columbus seorang yang pembunuh, penyiksa, penculik,
munafik, penghancur kaum pribumi, perompak. Bagi mereka selaku warga Amerika yang
dibesarkan disana, Columbus adalah seorang pahlawan, penemu besar dan ahli.
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai "The New World" ketika pertama
kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di
era keemasan, Amerika bukanlah sebuah "Dunia Baru". Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah
Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah
membangun peradaban di Amerika. Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus
sebagai penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta
bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu
lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis umat Islam telah memberi
kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua Amerika. “Tak perlu
diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi
masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”
Fakta lainnya tentang kehadiran Islam dan adanya peradaban di Amerika jauh
sebelum Columbus datang dan mengklaim dirinyalah penemu benua Amerika juga
diungkapkan Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard.
Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba
sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah
peradaban di benua itu. Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia,
bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina,
perbendaharaankatanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga
menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California. Di Kabupaten Inyo,
negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi "Yasus bin
Maria" yang dalam bahasa Arab berarti "Yesus, anak Maria". "Ini bukan frase Kristen,'' cetus
Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran. Tulisan tua itu,
papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat. Arkeolog dan ahli bahasa
itu juga menemukan teks, diagram, serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk
kepentingan sekolah.Temuan itu bertarikh antara tahun 700 hingga 800 M. Teks serta
4. Epidevii’s writing pg. 4
diagram itu berisi mata pelajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi, dan
navigasi laut. Sejarawan seni berkebangsaan Jerman. Alexander Von Wuthenau, juga
menemukan bukti dan fakta keberadaan Islam di Amerika pada tahun 800 M hingga 900 M.
Wuthenau menemukan ukiran kepala yang menggambarkan seperti bangsa Moor. Itu berarti,
Islam telah bersemi di Amerika sekitar separuh millennium sebelum Columbus lahir.
Bukti lain yang membeberkan fakta bahwa Columbus bukanlah penemu Amerika
pertama adalah hadirnya nama yang jauh lebih dulu menginjakkan kakinya di benua
tersebut.
- Khashshash bin Said bin Aswad
Ada banyak versi tentang siapakah yang pertama kali membawa agama Islam ke
Amerika. Salah satunya yang bisa disebut adalah Khashshah bin Said bin Aswad yang
tercatat dalam sejarah pada tahun 889 masehi telah mendarat di benua itu.Dia seorang
navigator muslim yang berasal dari Qordoba, Spanyol. Sebagaimana kita ketahui, Spanyol
saat itu merupakan pusat peradaban Islam di Barat, di bawah pimpinan Khilafah Bani
Umayah II.
Ini adalah analisa lumayan kuat untuk bisa dipercaya, lantaran kekuatan armada
Khilafah Bani Umayyah II di Spanyol saat itu memang sangat besar dan luar biasa luas
pengaruhnya. Adalah sangat tidak mustahil buat para pelaut di masa itu untuk mengarui
samudera Atlantik. Apalagi ada semangat juang yang sangat tinggi untuk menyebarkan
agama Islam seluruh penjuru dunia.
Dengan fakta ini, maka benua Amerika termasuk benua yang sudah sejak awal
mengenal ajaran Islam. Sungguh luar biasa kemampuan para pelaut muslim saat itu. Dengan
menyeberangi lautan Atlantic yang luas itu, mereka tercatat sebagai di antara pembawa
agama Islam ke Amerika. Dan jarak waktunya hanya terpaut 200-an tahun setelah Rasulullah
SAW wafat.
Mungkin ke depan kita akan mengatakan bahwa bangsa muslim lah yang
sesungguhnya berhak disebut sebagai penemu benua Amerika, bukan Amerigo Vespucci atau
Colombus, sebab:
1. Amerigo Vespucci baru menemukan benua itu di tahun 1499-1500 Masehi.
2. Leif Ericson (± 500 tahun sebelim Columbus)
3. Laksamana Ceng Ho (70 tahun sebelum Columbus datang )
4. Colombus baru tiba di tahun 1492 Masehi.
5. Khashshash bin Said bin Aswad yang sudah mendarat di benua itu di tahun 889
Masehi. Itu berarti 600 tahun lebih dulu dari kedatangan Columbus.
5. Epidevii’s writing pg. 5
- Laksamana Ceng Ho
Selain itu sejarah juga mencatat bahwa
Laksamana Ceng Ho yang beragama Islam, juga
pernah mendarat di benua Amerika. Yang
menarik, laksamana yang juga seorang da`i
muslim ini mendarat 70 tahun lebih awal dari
Colombus. Bahkan armada dan kapal Ceng Ho
jauh lebih besar dari kapal milik Colombus.
Namun karena sejarah dunia ditulis oleh orang
lain, maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat lebih
dahulu dari Colombus seolah lenyap di balik kebohongan nyata.
Gambar di atas menunjukkan bahwa kapal Cheng Ho memang jauh lebih besar
dibandingkan kapal Colombus. Kapal ini juga tercatat pernah mendarat di nusantara, selain
berdiplomasi dan berdagang, juga menyebarkan dakwah Islam. Cheng Ho punya nama arab,
yaitu Haji Mahmud Shams. Beliau adalah seorang muslim China yang lahir tahun 1371 dan
wafat tahun 1433. Terkenal sebagai pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan
beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.
Pengagung-agungan Columbus merupakan bukti nyata sejarah yang salah. Orang
yang sebenarnya seorang penjahat besar dianggap sebagai seorang hero. Masyarakat Amerika
menganggap Columbus adalah penemu benua Amerika, bahkan mereka merayakan hari
Columbus dan menetapkannya sebagai hari libur nasional. Dalam essay
berjudul Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh
menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di
Amerika sekurang-kurangnya enam abad sebelum Colombus. Howard Zinn menuliskan
dalam bukunyaPeople’s History of the United States, bahwa Christopher Columbus adalah
seorang pembunuh, penyiksa, penculik, pemutilasi masyarakat Indian, dan orang yang
serakah.
Artikel yang saya pegang dengan judul “Speaking Truth to Power with Books”, jika
dibaca secara luas dan dipikirkan secara serius, akan menumbangkan nilai-nilai tertentu yang
berlaku secara global serta institusi yang membentuk nilai-nilai tersebut. Di antara nilai,
tujuan, preferensi, hasil yang diinginkan, kejadian, dan aksi, serta yang berkaitan dengannya,
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengambilalihan dan penggunaan kuasa, kuasa akan
6. Epidevii’s writing pg. 6
pemutar balikkan kebenaran atau fakta. "Kuasa" menunjukkan proses yang dengannya orang
berpartisipasi dalam berkeputusan bagi mereka sendiri dan orang lain, dan yang mengikat
mereka untuk patuh, bahkan dengan paksaan jika diperlukan (Lasswell and Kaplan 1950: 75).
Buku salah satu contoh yang sadar tidak sadar megajak pembaca telah menjadi pengikut.
Artikel dari buku “Anthropology off the self” ini dihadirkan untuk pertimbangan dan
refleksi kritis, terutama untuk manusia di seluruh dunia, mulai dari siswa pemula sampai
dengan profesor . Yang menyatakan bahwa kebenaran harus diungkap, jangan bungkam
dalam kebisuan tanpa tindakan. Diam dalam kesesatan yang nyata . Howard Zinn
menyumbangkan batu loncatan lebih lanjut dalam bentuk pemikiran dan aksi menuju masa
depan global yang bebas tipuan dan berbicara tentang kenyataan melalui bukunya. Seperti
yang ia tuliskan dalam biografinya:
“Sejak awal, apa yang aku ajarkan dimaknai juga oleh sejarah hidupku. Aku harus mencoba
selalu jujur terhadap pandangan-pandangan yang berbeda, tapi aku ingin lebih dari sekadar
mengajarkan 'obyektivitas'; aku ingin mahasiswa-mahasiswaku meninggalkan kelas bukan
saja sekadar mendapatkan informasi yang lebih baik, tapi lebih siap menghancurkan
kebisuan, lebih siap untuk berbicara, lebih siap bertindak melawan ketidakadilan di mana
pun mereka temukan itu. Hal tersebut, tentunya, merupakan resep untuk mengatasi berbagai
masalah."
Ketika Howard zinn menuliskan dalam bukunya People’s History of the United States
yang memaparkan kebenaran penemu Amerika, masyarakat banyak yang tidak menerima dan
malah menghujat dia. Padahal maksud dari tulisannya tersebut adalah untuk menceritakan
kebenaran dari ”hero” Amerika tersebut. Tulisannya yang dianggap radikal oleh sebagian
besar warga Amerika dikarenakan paradigma yang telah menancap di mindset mereka bahwa
Columbuslah sang penemu Amerika, doktrin secara berkelanjutan tanpa kesadaran.
Mereka kurang percaya bahkan tidak percaya tentang isi dari tulisan tersebut. Lantas, kenapa
sebagian besar masyarakat menolak kebenaran buku yang Zinn buat? Apakah Howard Zinn
memaparkan kekuatan buku itu secara gamblang atau tidak, masyarakat lah yang
menanggapi. Sebab kekuatan buku yang dapat menceritakan kebenaran yang sebenarnya ini
tergantung pada si penulisnya. Penulis yang baik menggunakan sumber-sumber bacaan dan
informasi yang terpercaya dengan berdasarkan bukti yang ada. Hal ini menekankan bahwa
membaca merupakan hal yang harus dilakukan sebelum orang tersebut dapat menulis dan
menceritakan hal yang sebenarnya. Penyamapaian informasi yang salah dapat membuat cara
pandang seseorang terhadap sesuatu akan salah pula.
7. Epidevii’s writing pg. 7
Jika benar bahwa Columbus bukanlah penemu Amerika, apakah Howard Zinn mampu
memaparkan siapa penemu Amerika sesungguhnya? Suku Arawaks kah? Orang akan percaya
sepenuhnya jika sanggahan itu disertai dengan alasan dan tentunya bukti yang kuat. Dengan
bukti yang kuat, mau tidak mau orang akan percaya, apalagi di dunia barat sana orang lebih
cenderung ke analitisnya (beda dengan dunia Timur). Jika itu rasional dan bisa masuk akal,
maka dapatlah mereka menerima. Harusnya ketika Howard mengasumsikan bahwa
Columbus hanyalah seorang penipu ulung, dia mampu menggantikan posisi siapakah yang
pantas sebagai sang penemu Amerika saat itu. Apakah itu Leif Ericson?; sang pelaut viking
yang pernah menginjakkan kakinya di benua Amerika sebelum Columbus datang. Namun,
karena Leif bukanlah tokoh terkenal, hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah
tersebar luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun terhadap Amerika maka dia
tidak patut di sebut sebagai tokoh penemu. Ataukah Cheng Ho? Atau memang tokoh islam
Khashshash bin Said bin Aswad? Atau tetap suku Arawaks? Mampukah menjawab kisah
sejarah ini sedang banyaknya bukti-bukti penemuan dari masing-masingnya sama-sama
mengutkan nama dari tokoh yang di gadang-gadang sebagai sang penemu? Namun,
sayangnya dalam penuturan historis, bias ini tidak seterang sebagaimana dalam penulisan
peta. Sejarawan menulis seakan setiap pembaca punya sebuah kepentingan bersama yang
tunggal. Para penulis tertentu seakan lupa bahwa produksi pengetahuan adalah alat tempur
dalam antagonisme antar kelas sosial, ras, ataupun bangsa bangsa.
Ihwal bahwa Columbus adalah orang yang kesekian kalinya yang menginjakkan kaki
di Amerika, seorang yang kejam, perompak, pemerkosa dan lainnya. Lalu bagaimana jika
yang dimaksud dengan sang penemu itu adalah bukan yang pertama hidup di sana, tapi yang
pertama membangun peradaban dan membawa perubahan dunia disana, yang merubah wajah
lama menjadi baru? Yang mana ketika Columbus datang ke barat, berbarengan dengan itu
juga bangsa Indian hancur. Dalam jangka panjang penemuan itu melahirkan satu bangsa baru
di benua belahan barat. Walhasil, Columbus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa
di Dunia Lama dan menciptakan Dunia Baru. Sama tidak dengan jika seorang tabib yang
menemukan obat herbal, lantas meninggal, kemudian datang dokter yang mengambil bahan-
bahan alami (yang hanya ada 1) tersebut dan mengolahnya dengan olahan yang canggih
namun berbahan baku sama. Hasil obat Dokter itu lebih terkenal di banding obat tabib. Nah,
hasil akhir yang diketahui orang adalah obat dari racikan sang dokter. Lantas, siapa yang
layak disebut sebagai penemu tanaman itu? Dengan dasar tanaman yang sama, namun
bentuk berbeda. Sang tabib yang pertama menemukan tanaman ataukah Dokter yang hanya
mengambil ulang tanaman tersebut namun berhasil membuat sebuah keyakinan bahwa itu
8. Epidevii’s writing pg. 8
adalah hasilnya? Tentu, dokter lah yang akan di katakan sebagai penemu obat tersebut.
Karena sang tabib sudah tidak dapat melakukan pembelaan, dia sudah meninggal/tidak ada
maka sang dokter lah yang berkuasa. Walau, tabiblah yang menemukan tanamannya jauh
lebih dahulu. Suku Indian jauh terlebih dulu hidup di Amerika, namun kemudian hancur dan
munculah perubahan besar Columbus yang tertanam di sana. Perubahan baru inilah yang
mungkin di klaim Columbus sebagai temuan. Dan dia sebagai penemunya.
Tidak sulit juga Columbus untuk melakukan “pengakuan” tersebut. Dilihat dari
akhlaknya yang pembunuh, perompak, pembohong, penipu, kejam dan lainnya sangatlah
mungkin ia melakukan pengklaiman. Dia menang di atas penghancuran bangsa Indian
(melakukan genosida), dia menang diatas kebohongan pembodohan atas ketidaktahuan, dia
menang diatas tipuan kabar keseluruh orang dengan hasil itu ia mendapat pengagungan dan
pujian. Dia menang diatas pengaplikasian akhlak buruknya terhadap dunia. Namun, seperti
yang dikatakan oleh Abraham Lincoln “Anda dapat membohongi sebagian orang untuk
waktu yg lama, anda juga dapat membohongi semua orang untuk beberapa saat, tapi anda
tidak bisa membohongi semua orang selamanya.”
Dari paparan diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa sejarah tidaklah
bersifat statis. Akan banyak perubahan manakala banyak ditemukan bukti-bukti yang lebih
menguatkannya. Seperti contoh diatas, ketika ditemukan bukti yang lebih jelas maka akan
tergeserlah sejarah yang sekarang ada menjadi hasil sejarah baru. Tidak hanya kasus
Columbus saja yang mungkin akan merubah paradigma sejarah, baru-baru ini pun banyak
kita lihat fakta-fakta baru bermunculan. Seperti candi Borobudur yang dikabarkan adalah
Istana nabi Sulaeman karena terdapat ukiran Basmallah di batunya. Atau pun tentang
Piramid yang katanya bukan dibangun oleh peradaban Mesir (masih dikaji oleh German). Ini
akan terus berlangsung seiring zaman yang semakin maju.
Buku sebagai salah satu alat penyebaran info pun akan terus diperbaharui seiring
perubahan sejarah yang tercipta. Mengenai kondisi Howard Zinn yang mendapat banyak
pertentangan dari masa pro Columbus terdapat di kendala kebenaran yang dihadapi saat ini,
orang seperti Howard Zinn, yang "tersesat" di jalan lurus tentang kejadian masa lalu,
mungkin dianggap berimajinasi, sementara orang orang yang berdiri di "jalan yang sesat" dan
meyakini jalan sesatnya sebagai jalan lurus, tentu akan mengatakan Zinn lah yang salah dan
merekalah benar karena apa yang mereka katakan sejalan dengan kelurusan yang disepakati
dunia.(Tetap menyatakan Columbussebagai sang hero,sang penemu)
9. Epidevii’s writing pg. 9
Kesepakatan dunia ini bisa saja bila suatu hari harus memaksa pemikiran Zinn (yang
tertuang dalam bukunya) yang tersesat di jalan yang lurus, untuk harus mengakui jalan sesat
mereka karena itulah kesepakatan lurus yang disepakati oleh Dunia. Apapun itu, Zinn
tetaplah seorang Howard Zinn. Penulis inspiratif dan aktivis yang teguh menerabas the road
less travelled by.
10. Epidevii’s writing pg. 10
REFERENSI
Hart, Michael H. 1989. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta:
PT. Dunia Pustaka Jaya
Howard Zinn. Speaking Truth to Power with Books
Paige, Gleen D. 2002. Ilmu Politik Global tanpa Pembunuhan. Center for Global
Nonkilling
Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky
http://www.amazon.com/Peoples-History-United-States-Present/dp/0060838655
http://ajaytao2010.wordpress.com/