SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 1/8
Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 membagikan kiriman Muhammad
Adhi Maretnas.
Baru saja ·
Muhammad Adhi Maretnas menambahkan 7 foto baru. 9 jam ·
+3
REKONSTRUKSI KHILAFAH DAN MASA DEPAN CERAH PERADABAN ISLAM
(Mengenang Keruntuhan Khilafah 3 Maret 1924)
Oleh: Arief B. Iskandar
"Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan
peradabannya yang tinggi." (Jacques C. Reister).
"Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi
mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa."
(Montgomery Watt).
"Peradaban berhutang besar pada Islam. "(Presiden AS, Barack Obama).
*****
Pernyataan dari dua cendekiawan Barat dan satu dari mantan orang nomor satu Amerika Serikat ini sengaja
saya kutip sekadar ingin menunjukkan, bahwa siapapun yang jujur melihat sejarah tak akan bisa mengelak
untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk
dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban
Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.
Tulisan berikut tidak bermaksud membangkitkan romantisme sejarah Islam masa lalu yang gemilang, yang
memang merupakan sebuah realitas sejarah. Kalaupun secuil gambaran masa lalu peradaban Islam yang
cemerlang sengaja ditampilkan di sini, itu tidak lain sebagai bentuk restrospeksi sekaligus instrospeksi, yang
tentu amat diperlukan oleh kaum Muslim saat ini.
Dengan itu, kaum Muslim secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam
masa lalu sekaligus potensinya untuk kembali hadir pada masa depan untuk yang kedua kalinya. Karena itu,
selain merestrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, tulisan ini juga lebih dimaksudkan sebagai
upaya untuk memproyeksi sekaligus merekontruksi kembali masa depan perabadan Islam di tengah-tengah
hegemoni perabadan Barat sekular saat ini, yang sesungguhnya mulai tampak jompo, rapuh dan makin
kelihatan tanda-tanda kemundurannya.
Peradaban Islam: Peradaban Emas
1. Tingginya Kemampuan Literasi.
Sebuah peradaban maju, termasuk peradaban Islam, tentu mencakup ruang-lingkup yang sangat luas.
Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun demikian. Jika buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah
Buka GratisAnda dalam Mode Data
9+
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 2/8
j p p gg p g
peradaban yang gilang-gemilang maka peradaban Islam menjadi peradaban garda depan yang ditopang
oleh buku.
Di samping menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan sebuah peradaban, buku juga menjadi ukuran sejauh
mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah Islam pada masa lalu memahami benar hal ini.
Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia saja terdapat 20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya
adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini
termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu.
Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia, Perpustakaan Gereja Canterbury
saja, yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki 1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu
belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu,
yang mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku.
Perpustakaan Umum Tripoli di Syam—yang pernah dibakar oleh Pasukan Salib Eropa—bahkan mengoleksi
lebih dari 3 juta judul buku, termasuk 50 ribu eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Di Andalusia, pernah pula
terdapat Perpustakaan al-Hakim yang menyimpan buku-bukunya di dalam 40 ruangan. Setiap ruangan berisi
tidak kurang dari 18 ribu judul buku. Artinya, perpustakaan tersebut menyimpan sekitar 720 ribu judul buku.
Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, khususnya masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah,
perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas di berbagai wilayah Kekhilafahan, antara lain:
Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy (Raghes), Merv (daerah Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam al-
Bukhari), Ghazni, dsb. Lebih dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap masjid pasti terdapat perpustakaan
yang terbuka untuk umum.
Menggambarkan hal ini, Bloom dan Blair menyatakan, “Rata-rata tingkat kemampuan literasi (kemampuan
melek huruf membaca dan menulis) Dunia Islam di abad pertengahan lebih tinggi daripada Byzantium dan
Eropa. Karya tulis ditemukan di setiap tempat dalam peradaban ini.” (Jonathan Bloom & Sheila Blair, Islam –
A Thousand Years of Faith and Power, Yale University Press, London, 2002, p-105).
2. Lahirnya Banyak Ilmuwan Besar dan Karya-karya Fenomenal Mereka.
Dari perpustakaan-perpustakaan itulah dimulainya penerjemahan buku-buku, yang dilanjutkan dengan
pengkajian dan pengembangan atas isi buku-buku tersebut. Dari sini pula sesungguhnya dimulainya
kelahiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang kemudian melahirkan karya-karya yang amat
mengagumkan, yang mereka sumbangkan demi kemajuan peradaban Islam saat itu.
Bahkan tokoh-tokoh seperti Ibn Sina (terkenal di Barat sebagai Aveciena), Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti dan
beberapa nama lain mengawali karirnya—sebagai cendekiawan dan ilmuwan Muslim—dari ‘profesi’-nya
sebagai penjaga dan pengawas perpustakaan. Ibn Sina, misalnya, adalah seorang pakar kedokteran. Ia
meninggalkan sekitar 267 buku karyanya. Al-Qanun fi al-Thibb adalah bukunya yang terkenal di bidang
kedokteran.
Beberapa nama lain adalah Ibn Rusyd (terkenal di Barat sebagai Averous); seorang filosof, dokter sekaligus
pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyat, salah satu bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran, berisi
kajian ilmiah pertama mengenai fungsi jaringan-jaringan dalam kelopak mata.
Ada juga az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan teknik pembedahan
organ tubuh manusia. Karyanya berupa eksiklopedia pembedahan dijadikan referensi dasar dunia
kedokteran dalam bidang pembedahan selama ratusan tahun.
Sejumlah universitas Barat juga menjadikannya sebagai acuan. Lalu ada az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia
adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe, yakni istrumen yang
digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner
karena dapat membantu navigasi laut yang kemudian mendorong berkembangnya dunia pelayaran secara
pesat.
Kemudian ada al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah satu cabang
ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn
Musa al-Khwarizmi (770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan)
tahun 770 masehi. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan
lagi dalam catatan sejarah.
Beberapa bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada awal abad ke-12 oleh dua orang penerjemah
terkemuka, yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmatikanya, seperti Kitab al-Jam’a wa
at-Tafriq bi al-Hisab al-Hindi, Algebra dan Al-Maqal fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabilah hanya dikenal dari
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 3/8
translasi berbahasa Latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh
universitas-universitas di Eropa.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris.
Selanjutnya ada al-Idrisi, pakar geografi. Orang Barat menyebutnya Dreses. Al-Idris (1099-1166) dikenal oleh
orang-orang Barat sebagai seorang ahli geografi. Ia pernah membuat bola dunia dari bahan perak seberat
400 kilogram untuk Raja Roger II dari Sicilia.
Globe buatan al-Idrisi ini secara cermat memuat pula ketujuh benua dengan rute perdagangannya, danau-
danau dan sungai, kota-kota besar, dataran serta pegunungan. Beliau memasukkan pula beberapa informasi
tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Bola dunianya itu, oleh Idris sengaja dilengkapi pula
dengan Kitâb ar-Rujari (Roger’s Book).
Dialah yang pertama kali memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang
baru dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian.
Selain beliau, masih ada nama yang patut disebut sebagai penyumbang peradaban untuk dunia. Dialah
Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia. Ide-ide eksperimen Jabir sekarang lebih
dikenal sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, non-metal
dan penguraian zat kimia.
Pada abad pertengahan karya-karya beliau di bidang ilmu kimia—termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab al-
Kimya dan Kitab as-Sab’în—sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Terjemahan Kitab al-Kimya
bahkan telah diterbitkan oleh orang Inggris bernama Robert Chester tahun 1444, dengan judul The Book of
the Composition of Alchemy.
Buku kedua (Kitab as-Sab’în) diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona. Lalu tak ketinggalan Berthelot pun
menerjemahkan beberapa buku Jabir, yang di antaranya dikenal dengan judul Book of Kingdom, Book of the
Balances dan Book of Eastern Mercury.
Masih ada ilmuwan lainnya. Dia adalah Nashiruddin ath-Thusi, masternya ilmu astronomi dan perbintangan.
Ada Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti. Beliau menulis buku berjudul Al-Manazhir yang
berisi tentang ilmu optik. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Frederick Reysnar, dan
diterbitkan di kota Pazel, Swiss, pada tahun 1572 dengan judul Opticae Thesaurus.
Ada lagi seorang ahli geografi ulung bernama Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi. Bukunya, Ahsan at-
Taqasim, merupakan buku geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi. Buku tersebut menguraikan
tentang semenanjung Arabia, Irak, Syam, Mesir, Maroko, Khurasan, Armenia, Azerbaijan, Chozistan, Persia
dan Karman. Kemudian ada al-Kindi.
Beliau adalah simbol kedigdayaan ilmuwan Muslim. Jempolan dalam ilmu fisika dan filsafat. Beliau bahkan
mewariskan sekitar 256 jilid buku. Lima belas buku di antaranya khusus mengenai meteorologi, anemologi,
udara (iklim), kelautan, mata dan cahaya; juga dua buah buku mengenai musik. Muhammad, Ahmad dan
Hasan—tiga keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika.
Lalu mengenai dunia sejarah, filsafat dan sosiologi, ada sang maestronya, yaitu Ibnu Khaldun. Selain
mereka, masih banyak lagi ilmuwan dan cendekiawan Muslim lainnya dengan keunggulan dan
kepakarannya di bidangnya masing-masing. Orang-orang seperti merekalah yang kemudian memberikan
banyak sekali sumbangsihnya bagi kemajuan peradaban Islam pada masa lalu yang masih terasa denyutnya
hingga kini, justru pada saat orang-orang Eropa masih bergulat dengan masa kegelapannya yang panjang.
Tanpa kehadiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan peradaban yang sangat
agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin terjadi. Sebab, merekalah sesungguhnya yang
menjadi penghubung peradaban Yunani dan Romawi dengan peradaban Eropa saat ini. Secara jujur, hal ini
diakui oleh salah seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman itu.
Ia mengatakan, “Semua ini (yakni kemajuan peradaban Islam) telah memberikan kesempatan baik bagi kami
untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Karena itu, sewajarnyalah
kami senantiasa mencucurkan airmata tatkala kami teringat akan saat-saat jatuhnya Granada.” (Granada
adalah benteng terakhir Kekhilafahan Islam di Andalusia yang jatuh ke tangan orang-orang Eropa).
Hal senada diungkapkan oleh Montgomery Watt, ketika ia menyatakan, “Cukup beralasan jika kita
menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa
dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.”
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 4/8
Jacques C. Reister juga berkomentar, “Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan
kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi.”
Bahkan yang menarik sekaligus mengejutkan, sumbangsih peradaban Islam terhadap dunia, termasuk dunia
Barat, juga diakui oleh Presiden Amerika Serikat saat ini, Barack Obama. Hal itu terungkap saat dia
berpidato tanggal 5 Juli 2009. Dia antara lain menyatakan:
"Peradaban berhutang besar pada Islam. Islamlah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar—yang
mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era
Pencerahan di Eropa.
Inovasi dalam masyarakat Muslimlah yang mengembangkan urutan aljabar; kompas magnet dan alat
navigasi; keahlian dalam menggunakan pena dan percetakan; dan pemahaman mengenai penularan
penyakit serta pengobatannya.
Budaya Islam telah memberi kita gerbang-gerbang yang megah dan puncak-puncak menara yang
menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun
dan tempat-tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai. Sepanjang sejarah, Islam telah
menunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal-hal
yang mungkin."(http://jakarta.usembassy.gov.).
Sisi lain Keagungan Peradaban Islam
Selain itu, setidaknya berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada
beberapa hal berikut:
a. Jaminan atas keamanan dunia.
Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan:
"Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi
kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi
siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan
wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja
keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni
mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju
peradabannya selama lima abad." (Will Durant – The Story of Civilization).
b. Menyatukan umat manusia.
Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui:
"Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina,
Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun
telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan
harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam
telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan
ber¬pegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa.
Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hati¬nya walaupun ada perbedaan pendapat
maupun latar belakang politik di antara mereka." (Will Durant – The Story of Civilization).
c. Menciptakan kemajuan ekonomi.
Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur:
"Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas (lebih dari
Rp 24 triliun). Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi
Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi,
melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan
pesatnya aktivitas perdagangan." (Will Durant – The Story of Civilization).
d. Menjamin kesehatan masyarakat.
Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan:
"Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus
memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun
1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan
obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama
267 tahun." (Will Durant – The Story of Civilization).
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 5/8
Bukti-bukti Arkeologis Keagungan Peradaban Islam
Pada masa-masa ‘kemunduran’-nya pun, peradaban Islam tetaplah mengagumkan. Sejumlah dokumen di
sejumlah museum di Turki adalah di antara saksi bisu keagungan peradaban Islam masa lalu. Kita tahu,
Turki pada masa Khilafah Utsmaniah adalah saksi terakhir kemajuan peradaban Islam.
Di Turki hingga hari ini, misalnya, ada sebuah masjid/museum terkenal bernama Aya Sofia. Di Aya Sofia
dipamerkan surat-surat Khalifah (“Usmans Fermans”) yang menunjukkan kehebatan Khilafah Utsmaniyah
dalam memberikan jaminan, perlindungan dan kemakmuran kepada warganya maupun kepada orang asing
pencari suaka, tanpa pandang agama mereka.
Yang tertua adalah surat sertifikat tanah yang diberikan tahun 925 H (1519 M) kepada para pengungsi
Yahudi yang lari dari kekejaman Inquisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia.
Kemudian surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim
Khalifah ke Amerika Serikat yang sedang dilanda kelaparan (pasca perang dengan Inggris), abad 18.
Lalu surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke
Khalifah, 30 Jumadil Awal 1121 H (7 Agustus 1709). Selanjutnya ada surat tertanggal 13 Rabiul Akhir 1282 H
(5 September 1865 M) yang memberikan ijin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah beremigrasi
ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah Khilafah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera. Yang
paling mutakhir adalah peraturan yang membebaskan bea cukai barang bawaan orang-orang Rusia yang
mencari eksil ke wilayah Utsmani pasca Revolusi Bolschewik, tertanggal 25 Desember 1920.
Peradaban Islam juga tampak dari berbagai bangunan kuno yang saat ini masih bisa disaksikan di berbagai
penjuru dunia. Kordoba sebagai ibukota Khilafah Umayah di Spanyol dibangun pada tahun 750 M. Ia
menjadi pusat peradaban hingga 1258 M. Kota tua Kordoba masih bisa kita saksikan sekarang. Sejak
berdirinya, kota ini memiliki drainase yang bagus sehingga jalan-jalan tampak bersih dan asri. Ini adalah
suatu teknologi sanitasi—yang Jakarta hari ini perlu iri.
Masjid Agung Kordoba, yang saat ini hanya tinggal sebagai museum, memiliki arsitektur yang sangat indah;
sekaligus memiliki fungsi akustik sehingga meskipun saat itu belum ada alat pengeras suara elektronik,
suara khatib bisa terdengar jelas hingga pojok-pojok masjid yang cukup besar. Tata ruang masjid juga
ditambah dengan pola ventilasi yang luar biasa, yang menjamin cukupnya cahaya dan segarnya udara.
Tidak jauh dari masjid terdapat Taman Alcazar yang sangat indah. Mengingat Andalusia dikelilingi oleh
tanah-tanah yang gersang maka keberadaan taman itu membuktikan sistem irigasi yang baik. Irigasi
memang salah satu teknologi yang diwariskan Islam.
Di banyak negeri Timur Tengah, masih dijumpai kincir untuk menaikkan air yang dibangun berabad-abad
yang silam—dan kincir ini masih berfungsi! Di beberapa kota gurun pasir juga masih dijumpai sistem
distribusi air bawah tanah, yang disebut Qanat.
Dari sekian banyak bangunan fisik berusia tua di Istanbul, yang paling menarik tentu saja adalah masjid-
masjid yang indah. Ikon Istanbul adalah masjid Sultan Ahmet, yang berhadapan dengan Aya Sofia. Masjid ini
dibangun pada Abad 16 dan satu-satunya masjid yang punya enam minaret.
Ketahanan bangunan ini terhadap gempa telah teruji. Harus diingat bahwa Turki adalah wilayah pertemuan
tiga lempeng tektonik, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika-Mediteran. Wilayah ini sangat sering diguncang gempa
hingga data pertanahan di sana harus terus-menerus di-update karena titik-titiknya akan selalu bergeser
oleh dinamika bumi. Namun, masjid-masjid di Turki yang dibangun berabad-abad yang lalu terbukti bertahan
hingga kini.
Bangunan bersejarah semacam ini berserakan di seluruh dunia, di tempat Islam pernah berkuasa. Di Cina
juga terdapat banyak masjid berusia minimal 1000 tahun. Di India, meski sejak masa penjajahan Inggris
didominasi oleh warga beragama Hindu, sebagian besar bangunannya berarsitektur Islam; termasuk
Tajmahal, sebuah bangunan mirip masjid yang sangat indah, padahal sebenarnya hanya makam.
Beberapa bangunan tua masih memegang fungsi seperti saat didirikan dulu, sekalipun mengalami renovasi
berkali-kali. Contohnya adalah berbagai masjid dan universitas di Mesir, Damaskus, atau Istanbul.
Universitas al-Azhar di Mesir faktanya adalah universitas tertua di dunia!
Pengaruh Peradaban Islam di Indonesia
Sesungguhnya pengaruh peradaban Islam di Nusantara nyaris merata, mewarnai sebagian besar wilayah,
dari ujung barat hingga ke ujung timur. Aceh, yang dijuluki sebagai ‘Serambi Makah’ hanyalah salah satunya.
Sejak sebelum kadatangan penjajah Belanda, Aceh telah menerapkan syariah Islam sebagai patokan
kahidupan bermasyarakat dan bernegara.
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 6/8
Aceh juga banyak didatangi para ulama dari berbagai belahan dunia Islam lainnya. Syarif Makkah
mengirimkan utusannya ke Aceh seorang ulama bernama Syaikh Abdullah Kan’an sebagai guru dan
mubalig. Sekitar tahun 1582, datang dua orang ulama besar dari negeri Arab, yakni Syaikh Abdul Khayr dan
Syekh Muhammad Yamani. Selain itu, di Aceh sendiri lahir sejumlah ulama besar, seperti Syamsuddin Al-
Sumatrani dan Abdul Rauf al-Singkeli.
Abdul Rauf Singkel mendapat tawaran dari Sultan Aceh, Safiyat al-Din Shah, untuk menduduki jabatan Kadi
dengan sebutan Qadi al-Malik al- Adil yang sudah lowong beberapa lama karena Nur al-Din Al-Raniri
kembali ke Ranir (Gujarat). Setelah melakukan berbagai pertimbangan, Abdul Rauf menerima tawaran
tersebut.
Karena itu, ia resmi menjadi qadi dengan sebutan Qadi al-Malik al- Adil. Selanjutnya, sebagai seorang kadi
Abd Rauf diminta Sultan untuk menulis sebuah kitab sebagai patokan (qanun) penerapan syariah Islam.
Buku tersebut kemudian diberi judul Mir’at al-Tullab.
Menurut Abd Rauf, naskah Mir’at al-Tullab mengacu pada kitab Fath al-Wahhab karya Abi Yahya Zakariyya
al-Ansari (825-925 H). Sumber lain yang digunakan untuk menulis buku ini ialah: Fath-al-Jawwad, Tuhfat al-
Muhtaaj, Nihayat al-Muhtaj, Tafsir Baydawi, al-Irsyad, dan Sharh Sahih Muslim. Mir’at al-Tullab mengandung
semua hukum fiqh Imam Syafii, kecuali masalah ibadah. Walhasil, Aceh sesungguhnya sejak lama telah
memiliki qanun penerapan syariah Islam yang ditulis oleh Abd Rauf al-Singkeli.
Bahkan banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara Aceh dan Khilafah Turki
Utsmani, sebagai pusat peradaban Islam saat itu.
Peran Sentral Khilafah
Dengan secuil gambaran historis mengenai kehebatan peradaban Islam di atas, tentu wajar jika muncul
sejumlah pengakuan dari para cendekiawan yang jujur, sebagaimana terpapar di awal. Pengakuan jujur ini
penting dicatat untuk membantah pandangan beberapa pihak yang mengidap Islamophobia akut seakan-
akan Islam tidak pernah memberikan sumbangan apapun terhadap peradaban dunia.
Namun, ada satu hal yang belum secara jujur diakui atau paling tidak sering ditutupi, bahwa peradaban
Islam yang memberikan sumbangan besar bagi dunia ini terjadi di era Kekhilafahan Islam. Bahkan boleh
dikatakan, semua pencapaian kemajuan peradaan Islam itu tidak lepas dari peran sentral Khilafah.
Kecemerlangan sejarah itu terjadi ketika umat Islam menerapkan sistem negara Khilafah yang menjadikan
Islam sebagai dasar ideologi dan syariah Islam sebagai dasar hukum yang mengatur segenap aspek
kehidupan manusia.
Karena itu, sebuah kepicikan atau kedustaan yang fatal jika di satu sisi memuji peradaban Islam, tetapi di
sisi lain melepaskan seluruh kemajuan itu dari peran sentral Khilafah, selain karena faktor akidah dan
syariah Islam. Ketiga hal inilah (akidah, syariah dan Khilafah) yang paling menentukan kemunculan
peradaban Islam yang agung.
Sayang, ketiga hal ini sering ditutup-tutupi bahkan menjadi obyek penyesatan dengan membangun stigma
negatif terhadapnya. Pada tanggal 5 September 2006 Presiden George W. Bush, misalnya, mengatakan,
“They hope establish a violent political utopia across the Middle East, which they call Caliphate, where all
would be ruled according to their hateful ideology (Mereka berangan-angan untuk membangun utopia-politik
kekerasan di sepanjang Timur Tengah, yang mereka sebut dengan Khilafah, dimana semua akan diatur
berdasar pada ideologi yang penuh kebencian).”
Senada dengan itu Tony Blair saat menjadi perdana menteri Inggris menyatakan bahwa salah satu ciri dari
‘ideolog iblis’ (evil ideology) adalah keinginan menegakkan syariah dan Khilafah. Tentu menggelikan
sekaligus tidak masuk akal, bagaimana sebuah ideologi kebenciaan, utopis dan penuh kekerasan—ada juga
yang menyebutkan sebagai sistem zaman batu—bisa menghasilkan peradaban agung yang diakui
cemerlang oleh dunia; bagaimana sistem zaman batu bisa menyatukan berbagai bangsa, warna kulit dan ras
di seluruh dunia; bagaimana mungkin pula ‘ideolog setan’ bisa diyakini bahkan diperjuangkan oleh
pemeluknya dan bertahanan selama 13 abad. Padahal masa kecemerlangan itu terjadi di bawah naungan
sistem Khilafah, yang sering oleh para sejarahwan Barat sering secara kurang pas disebut peradaban Arab,
dinasti atau imperium.
Para ahli sejarah pun mengakui, Kekhilafahan itu memang ada dan menjadi kekuatan politik real umat Islam.
Setelah masa Khulafaur Rasyidin, di belahan Barat Asia muncul kekuatan politik yang mempersatukan umat
Islam dari Spanyol sampai al-Sind di bawah Kekhilafahan Bani Umayyah (660-749 M), dilanjutkan Khalifah
Abbasiyyah kurang lebih satu abad (750-870 M), serta Khilafah Utsmani sampai 1924 M.
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 7/8
Adanya kekuatan politik di Asia Barat yang berhadapan dengan Cina telah mendorong tumbuh dan
berkembangnya perdagangan di Laut Cina Selatan, Selat Malaka dan Samudra Hindia. Hal ini dengan
sendirinya memberikan dampak bagi penyebaran Islam dan tumbuhnya kekuatan ekonomi, karena banyak
pendakwah Islam sekaligus sebagai pedagang.
Khilafah dan Kembalinya Peradaban Islam: Pasti!
Di tengah hegemoni peradaban Barat yang tampak mulai jompo saat ini, bahkan sedang menuju titik balik ke
arah kehancurannya, bagaimana dengan masa depan peradaban Islam? Adakah peradaban Islam memiliki
peluang untuk kembali tampil ke permukaan? Mampukah peradaban Islam menjadi tantangan baru bagi
hegemoni peradaban Barat saat ini?
Jawabannya: pasti! Tentu jawaban ini bukan sekadar sebuah apologia. Pasalnya, sumber inspirasi bahkan
rahasia hidup peradaban Islam adalah al-Quran yang diturunkan empat belas abad lalu, yang
keberadaannya akan terpelihara hingga Hari Kiamat. Artinya, selama al-Quran ada, potensi kebangkitan
kembali peradaban Islam juga tetap ada. Sebab, sekali lagi, al-Quranlah sumber inspirasi sekaligus rahasia
hidup peradaban Islam, baik pada masa lalu maupun pada masa depan. Kenyataan ini diakui pula oleh
sejumlah cendekiawan Barat berikut ini:
"Hendaklah diingat, al-Quran memegang peranan yang lebih besar bagi kaum Muslim daripada Bibel dalam
agama Kristen. Ia bukan saja kitab suci dari kepercayaan mereka, tetapi juga merupakan text-book dari
upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum kemasyarakatan…Demikianlah, setelah melintasi masa
selama 13 abad al-Quran tetap merupakan kitab suci bagi seluruh Turki, Iran, dan hampir seperempat
penduduk India. Sungguh, sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di Barat, terutama di masa
kini…" (E. Denisen Ross, seperti dikutip dalam buku Kekaguman Dunia Terhadap Islam).
Prof. G. Margoliouth dalam De Karacht van den Islam juga menulis:
"Penyelidikan telah menunjukkan, bahwa yang diketahui oleh sarjana-sarjana Eropa tentang falsafah,
astronomi, ilmu pasti, dan ilmu pengetahuan semacam itu, selama beberapa abad sebelum Renaissance,
secara garis besar datang dari buku-buku Latin yang berasal dari bahasa Arab dan al-Quranlah yang—
walaupun tidak secara langsung— memberikan dorongan pertama untuk studi-studi itu di antara orang-
orang Arab dan kawan-kawan mereka."
Itu sebabnya, W.E. Hocking berkomentar:
"Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al-Quran mengandung banyak prinsip
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan
abad ke tigabelas, Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat."
(The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461).
Persoalannya tinggal berpulang pada kaum Muslim saat ini sebagai pewaris hakiki peradaban Islam yang
gemilang: Maukah kita kembali pada al-Quran? Berminatkah kita kembali menjadikan al-Quran sebagai
rujukan hidup? Terpanggilkah kita untuk menjadikan kembali al-Quran sebagai sumber inspirasi sekaligus
rahasia hidup peradaban Islam masa depan?
Pertanyaan di atas tampaknya mulai terjawab dengan munculnya antusiasme kaum Muslim di seluruh dunia
untuk kembali pada al-Quran dan Islam. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kerinduan kaum Muslim
terhadap akidah, syariah, juga Khilafah—sebagai tiga pilar peradaban Islam—mulia menggeliat sejak
beberapa tahun lalu.
Karena itu, pada saat peradaban Barat saat ini hampir-hampir tersungkur, masa depan peradaban Islam
sesungguhnya amatlah cerah. Sebentar lagi, kebangkitan kembali peradaban Islam--yang diawali dengan
kebangkitan kembali Khilafah 'ala minhaj an-Nubuwwah, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh
Rasulullah saw.--bukan lagi sekadar mimpi, tetapi pasti akan mewujud dalam kenyataan.
Alhasil, rekonstruksi Khilafah adalah niscaya demi masa depan cerah peradaban Islam.
Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. []
Suka Komentari Bagikan
Promosi Tidak Tersedia
3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini
https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 8/8
KirimKomentari sebagai Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571...

More Related Content

What's hot

Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliMasa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliمحمد Rydoe
 
Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam LBB. Mr. Q
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisQosim Nursheha
 
Sejarah bab 1
Sejarah bab 1Sejarah bab 1
Sejarah bab 1elllya
 
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunan
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:KetamadunanTopik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunan
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunanfiro HAR
 
Sumbangan tamadun cina
Sumbangan tamadun cinaSumbangan tamadun cina
Sumbangan tamadun cinaOmy Hong
 
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islamHaidar Bashofi
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamAndi Uli
 

What's hot (12)

Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliMasa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam
 
Membangun Peradaban Islam
Membangun Peradaban IslamMembangun Peradaban Islam
Membangun Peradaban Islam
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi Orientalis
 
Sejarah bab 1
Sejarah bab 1Sejarah bab 1
Sejarah bab 1
 
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunan
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:KetamadunanTopik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunan
Topik Pembelajaran Kursus SJH 1105:Ketamadunan
 
Sumbangan tamadun cina
Sumbangan tamadun cinaSumbangan tamadun cina
Sumbangan tamadun cina
 
Peradaban Cina Kuno
Peradaban Cina KunoPeradaban Cina Kuno
Peradaban Cina Kuno
 
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam
01 pengertian-sejarah-dan-metode-sejarah-peradaban-islam
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
Sejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islamSejarah peradaban islam
Sejarah peradaban islam
 

Similar to Masa depan cerah peradaban islam

Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islamSejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islamKodogg Kritingg
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfRiyamaraAulia
 
Iptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islamIptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islamAjeng Faiza
 
Zaman kegemilangan islam
Zaman kegemilangan islamZaman kegemilangan islam
Zaman kegemilangan islamZetty Dasham
 
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)Abdul Khaliq
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuKodogg Kritingg
 
Kecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaKecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaErman Hidayat
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Kodogg Kritingg
 
(9) cendikiawan muslim
(9) cendikiawan muslim(9) cendikiawan muslim
(9) cendikiawan muslimAnis Hamizah
 
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxFauzan109911
 
Barat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordobaBarat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordobaHuda Cinta Umy
 
Sejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropaSejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropamuhamad novida
 
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikanFaktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikandeded94
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...juniska efendi
 
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by AbdillahPengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillahabdillahmandar
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 

Similar to Masa depan cerah peradaban islam (20)

Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islamSejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
 
Iptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islamIptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islam
 
Zaman kegemilangan islam
Zaman kegemilangan islamZaman kegemilangan islam
Zaman kegemilangan islam
 
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)
UICI 2022 - Bab 02 perpindahan ilmu (nota)
 
Al Khawarizmi.ppt
Al Khawarizmi.pptAl Khawarizmi.ppt
Al Khawarizmi.ppt
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmu
 
biografi
biografibiografi
biografi
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
Inspired by islam
Inspired by islamInspired by islam
Inspired by islam
 
Kecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaKecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui dunia
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
 
(9) cendikiawan muslim
(9) cendikiawan muslim(9) cendikiawan muslim
(9) cendikiawan muslim
 
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
 
Barat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordobaBarat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordoba
 
Sejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropaSejarah islam di eropa
Sejarah islam di eropa
 
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikanFaktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
Faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
 
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by AbdillahPengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 

Masa depan cerah peradaban islam

  • 1. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 1/8 Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 membagikan kiriman Muhammad Adhi Maretnas. Baru saja · Muhammad Adhi Maretnas menambahkan 7 foto baru. 9 jam · +3 REKONSTRUKSI KHILAFAH DAN MASA DEPAN CERAH PERADABAN ISLAM (Mengenang Keruntuhan Khilafah 3 Maret 1924) Oleh: Arief B. Iskandar "Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi." (Jacques C. Reister). "Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa." (Montgomery Watt). "Peradaban berhutang besar pada Islam. "(Presiden AS, Barack Obama). ***** Pernyataan dari dua cendekiawan Barat dan satu dari mantan orang nomor satu Amerika Serikat ini sengaja saya kutip sekadar ingin menunjukkan, bahwa siapapun yang jujur melihat sejarah tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata. Tulisan berikut tidak bermaksud membangkitkan romantisme sejarah Islam masa lalu yang gemilang, yang memang merupakan sebuah realitas sejarah. Kalaupun secuil gambaran masa lalu peradaban Islam yang cemerlang sengaja ditampilkan di sini, itu tidak lain sebagai bentuk restrospeksi sekaligus instrospeksi, yang tentu amat diperlukan oleh kaum Muslim saat ini. Dengan itu, kaum Muslim secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus potensinya untuk kembali hadir pada masa depan untuk yang kedua kalinya. Karena itu, selain merestrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, tulisan ini juga lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk memproyeksi sekaligus merekontruksi kembali masa depan perabadan Islam di tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekular saat ini, yang sesungguhnya mulai tampak jompo, rapuh dan makin kelihatan tanda-tanda kemundurannya. Peradaban Islam: Peradaban Emas 1. Tingginya Kemampuan Literasi. Sebuah peradaban maju, termasuk peradaban Islam, tentu mencakup ruang-lingkup yang sangat luas. Kemajuan peradaban Islam masa lalu pun demikian. Jika buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah Buka GratisAnda dalam Mode Data 9+
  • 2. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 2/8 j p p gg p g peradaban yang gilang-gemilang maka peradaban Islam menjadi peradaban garda depan yang ditopang oleh buku. Di samping menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan sebuah peradaban, buku juga menjadi ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah Islam pada masa lalu memahami benar hal ini. Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia saja terdapat 20 perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu. Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia, Perpustakaan Gereja Canterbury saja, yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki 1800 (1,8 ribu) judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu, yang mengoleksi tidak kurang 2 juta judul buku. Perpustakaan Umum Tripoli di Syam—yang pernah dibakar oleh Pasukan Salib Eropa—bahkan mengoleksi lebih dari 3 juta judul buku, termasuk 50 ribu eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Di Andalusia, pernah pula terdapat Perpustakaan al-Hakim yang menyimpan buku-bukunya di dalam 40 ruangan. Setiap ruangan berisi tidak kurang dari 18 ribu judul buku. Artinya, perpustakaan tersebut menyimpan sekitar 720 ribu judul buku. Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, khususnya masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah, perpustakaan-perpustakaan semacam itu tersebar luas di berbagai wilayah Kekhilafahan, antara lain: Baghdad, Ram Hurmuz, Rayy (Raghes), Merv (daerah Khurasan), Bulkh, Bukhara (kota kelahiran Imam al- Bukhari), Ghazni, dsb. Lebih dari itu, hal yang lazim saat itu, di setiap masjid pasti terdapat perpustakaan yang terbuka untuk umum. Menggambarkan hal ini, Bloom dan Blair menyatakan, “Rata-rata tingkat kemampuan literasi (kemampuan melek huruf membaca dan menulis) Dunia Islam di abad pertengahan lebih tinggi daripada Byzantium dan Eropa. Karya tulis ditemukan di setiap tempat dalam peradaban ini.” (Jonathan Bloom & Sheila Blair, Islam – A Thousand Years of Faith and Power, Yale University Press, London, 2002, p-105). 2. Lahirnya Banyak Ilmuwan Besar dan Karya-karya Fenomenal Mereka. Dari perpustakaan-perpustakaan itulah dimulainya penerjemahan buku-buku, yang dilanjutkan dengan pengkajian dan pengembangan atas isi buku-buku tersebut. Dari sini pula sesungguhnya dimulainya kelahiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang kemudian melahirkan karya-karya yang amat mengagumkan, yang mereka sumbangkan demi kemajuan peradaban Islam saat itu. Bahkan tokoh-tokoh seperti Ibn Sina (terkenal di Barat sebagai Aveciena), Ibn Miskawaih, Asy-Syabusti dan beberapa nama lain mengawali karirnya—sebagai cendekiawan dan ilmuwan Muslim—dari ‘profesi’-nya sebagai penjaga dan pengawas perpustakaan. Ibn Sina, misalnya, adalah seorang pakar kedokteran. Ia meninggalkan sekitar 267 buku karyanya. Al-Qanun fi al-Thibb adalah bukunya yang terkenal di bidang kedokteran. Beberapa nama lain adalah Ibn Rusyd (terkenal di Barat sebagai Averous); seorang filosof, dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia. Al-Kulliyat, salah satu bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran, berisi kajian ilmiah pertama mengenai fungsi jaringan-jaringan dalam kelopak mata. Ada juga az-Zahrawi, kelahiran Cordova. Ia adalah orang pertama yang mengenalkan teknik pembedahan organ tubuh manusia. Karyanya berupa eksiklopedia pembedahan dijadikan referensi dasar dunia kedokteran dalam bidang pembedahan selama ratusan tahun. Sejumlah universitas Barat juga menjadikannya sebagai acuan. Lalu ada az-Zarkalli, masih dari Cordova. Ia adalah salah seorang ahli astronomi yang pertama kali mengenalkan astrolobe, yakni istrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena dapat membantu navigasi laut yang kemudian mendorong berkembangnya dunia pelayaran secara pesat. Kemudian ada al-Khawarizmi, ahli matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah satu cabang ilmu matematika, Algoritma, yang diambil dari namanya. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan) tahun 770 masehi. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Beberapa bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada awal abad ke-12 oleh dua orang penerjemah terkemuka, yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmatikanya, seperti Kitab al-Jam’a wa at-Tafriq bi al-Hisab al-Hindi, Algebra dan Al-Maqal fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabilah hanya dikenal dari
  • 3. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 3/8 translasi berbahasa Latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Buku geografinya berjudul Kitab Surat al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Selanjutnya ada al-Idrisi, pakar geografi. Orang Barat menyebutnya Dreses. Al-Idris (1099-1166) dikenal oleh orang-orang Barat sebagai seorang ahli geografi. Ia pernah membuat bola dunia dari bahan perak seberat 400 kilogram untuk Raja Roger II dari Sicilia. Globe buatan al-Idrisi ini secara cermat memuat pula ketujuh benua dengan rute perdagangannya, danau- danau dan sungai, kota-kota besar, dataran serta pegunungan. Beliau memasukkan pula beberapa informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Bola dunianya itu, oleh Idris sengaja dilengkapi pula dengan Kitâb ar-Rujari (Roger’s Book). Dialah yang pertama kali memperkenalkan teknik pemetaan dengan metode proyeksi; suatu metode yang baru dikembangkan oleh ilmuwan Barat, Mercator, empat abad kemudian. Selain beliau, masih ada nama yang patut disebut sebagai penyumbang peradaban untuk dunia. Dialah Jabir Ibn Hayyan, masternya ilmu kimia yang diakui oleh dunia. Ide-ide eksperimen Jabir sekarang lebih dikenal sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, non-metal dan penguraian zat kimia. Pada abad pertengahan karya-karya beliau di bidang ilmu kimia—termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab al- Kimya dan Kitab as-Sab’în—sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Terjemahan Kitab al-Kimya bahkan telah diterbitkan oleh orang Inggris bernama Robert Chester tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Buku kedua (Kitab as-Sab’în) diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona. Lalu tak ketinggalan Berthelot pun menerjemahkan beberapa buku Jabir, yang di antaranya dikenal dengan judul Book of Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Masih ada ilmuwan lainnya. Dia adalah Nashiruddin ath-Thusi, masternya ilmu astronomi dan perbintangan. Ada Ibnu al-Haitsam, jagoannya ilmu alam dan ilmu pasti. Beliau menulis buku berjudul Al-Manazhir yang berisi tentang ilmu optik. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Frederick Reysnar, dan diterbitkan di kota Pazel, Swiss, pada tahun 1572 dengan judul Opticae Thesaurus. Ada lagi seorang ahli geografi ulung bernama Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi. Bukunya, Ahsan at- Taqasim, merupakan buku geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi. Buku tersebut menguraikan tentang semenanjung Arabia, Irak, Syam, Mesir, Maroko, Khurasan, Armenia, Azerbaijan, Chozistan, Persia dan Karman. Kemudian ada al-Kindi. Beliau adalah simbol kedigdayaan ilmuwan Muslim. Jempolan dalam ilmu fisika dan filsafat. Beliau bahkan mewariskan sekitar 256 jilid buku. Lima belas buku di antaranya khusus mengenai meteorologi, anemologi, udara (iklim), kelautan, mata dan cahaya; juga dua buah buku mengenai musik. Muhammad, Ahmad dan Hasan—tiga keturunan Musa Ibnu Syakir, menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika. Lalu mengenai dunia sejarah, filsafat dan sosiologi, ada sang maestronya, yaitu Ibnu Khaldun. Selain mereka, masih banyak lagi ilmuwan dan cendekiawan Muslim lainnya dengan keunggulan dan kepakarannya di bidangnya masing-masing. Orang-orang seperti merekalah yang kemudian memberikan banyak sekali sumbangsihnya bagi kemajuan peradaban Islam pada masa lalu yang masih terasa denyutnya hingga kini, justru pada saat orang-orang Eropa masih bergulat dengan masa kegelapannya yang panjang. Tanpa kehadiran para ilmuwan dan cendekiawan Muslim yang telah mewariskan peradaban yang sangat agung, kemajuan peradaban Barat saat ini tidak mungkin terjadi. Sebab, merekalah sesungguhnya yang menjadi penghubung peradaban Yunani dan Romawi dengan peradaban Eropa saat ini. Secara jujur, hal ini diakui oleh salah seorang cendekiawan Barat sendiri, yakni Emmanuel Deutscheu yang asal Jerman itu. Ia mengatakan, “Semua ini (yakni kemajuan peradaban Islam) telah memberikan kesempatan baik bagi kami untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Karena itu, sewajarnyalah kami senantiasa mencucurkan airmata tatkala kami teringat akan saat-saat jatuhnya Granada.” (Granada adalah benteng terakhir Kekhilafahan Islam di Andalusia yang jatuh ke tangan orang-orang Eropa). Hal senada diungkapkan oleh Montgomery Watt, ketika ia menyatakan, “Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.”
  • 4. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 4/8 Jacques C. Reister juga berkomentar, “Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi.” Bahkan yang menarik sekaligus mengejutkan, sumbangsih peradaban Islam terhadap dunia, termasuk dunia Barat, juga diakui oleh Presiden Amerika Serikat saat ini, Barack Obama. Hal itu terungkap saat dia berpidato tanggal 5 Juli 2009. Dia antara lain menyatakan: "Peradaban berhutang besar pada Islam. Islamlah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar—yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa. Inovasi dalam masyarakat Muslimlah yang mengembangkan urutan aljabar; kompas magnet dan alat navigasi; keahlian dalam menggunakan pena dan percetakan; dan pemahaman mengenai penularan penyakit serta pengobatannya. Budaya Islam telah memberi kita gerbang-gerbang yang megah dan puncak-puncak menara yang menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun dan tempat-tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai. Sepanjang sejarah, Islam telah menunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal-hal yang mungkin."(http://jakarta.usembassy.gov.). Sisi lain Keagungan Peradaban Islam Selain itu, setidaknya berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada beberapa hal berikut: a. Jaminan atas keamanan dunia. Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan: "Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad." (Will Durant – The Story of Civilization). b. Menyatukan umat manusia. Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui: "Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan ber¬pegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa. Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hati¬nya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik di antara mereka." (Will Durant – The Story of Civilization). c. Menciptakan kemajuan ekonomi. Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur: "Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas (lebih dari Rp 24 triliun). Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan." (Will Durant – The Story of Civilization). d. Menjamin kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan: "Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun." (Will Durant – The Story of Civilization).
  • 5. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 5/8 Bukti-bukti Arkeologis Keagungan Peradaban Islam Pada masa-masa ‘kemunduran’-nya pun, peradaban Islam tetaplah mengagumkan. Sejumlah dokumen di sejumlah museum di Turki adalah di antara saksi bisu keagungan peradaban Islam masa lalu. Kita tahu, Turki pada masa Khilafah Utsmaniah adalah saksi terakhir kemajuan peradaban Islam. Di Turki hingga hari ini, misalnya, ada sebuah masjid/museum terkenal bernama Aya Sofia. Di Aya Sofia dipamerkan surat-surat Khalifah (“Usmans Fermans”) yang menunjukkan kehebatan Khilafah Utsmaniyah dalam memberikan jaminan, perlindungan dan kemakmuran kepada warganya maupun kepada orang asing pencari suaka, tanpa pandang agama mereka. Yang tertua adalah surat sertifikat tanah yang diberikan tahun 925 H (1519 M) kepada para pengungsi Yahudi yang lari dari kekejaman Inquisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia. Kemudian surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim Khalifah ke Amerika Serikat yang sedang dilanda kelaparan (pasca perang dengan Inggris), abad 18. Lalu surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke Khalifah, 30 Jumadil Awal 1121 H (7 Agustus 1709). Selanjutnya ada surat tertanggal 13 Rabiul Akhir 1282 H (5 September 1865 M) yang memberikan ijin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah beremigrasi ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah Khilafah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera. Yang paling mutakhir adalah peraturan yang membebaskan bea cukai barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari eksil ke wilayah Utsmani pasca Revolusi Bolschewik, tertanggal 25 Desember 1920. Peradaban Islam juga tampak dari berbagai bangunan kuno yang saat ini masih bisa disaksikan di berbagai penjuru dunia. Kordoba sebagai ibukota Khilafah Umayah di Spanyol dibangun pada tahun 750 M. Ia menjadi pusat peradaban hingga 1258 M. Kota tua Kordoba masih bisa kita saksikan sekarang. Sejak berdirinya, kota ini memiliki drainase yang bagus sehingga jalan-jalan tampak bersih dan asri. Ini adalah suatu teknologi sanitasi—yang Jakarta hari ini perlu iri. Masjid Agung Kordoba, yang saat ini hanya tinggal sebagai museum, memiliki arsitektur yang sangat indah; sekaligus memiliki fungsi akustik sehingga meskipun saat itu belum ada alat pengeras suara elektronik, suara khatib bisa terdengar jelas hingga pojok-pojok masjid yang cukup besar. Tata ruang masjid juga ditambah dengan pola ventilasi yang luar biasa, yang menjamin cukupnya cahaya dan segarnya udara. Tidak jauh dari masjid terdapat Taman Alcazar yang sangat indah. Mengingat Andalusia dikelilingi oleh tanah-tanah yang gersang maka keberadaan taman itu membuktikan sistem irigasi yang baik. Irigasi memang salah satu teknologi yang diwariskan Islam. Di banyak negeri Timur Tengah, masih dijumpai kincir untuk menaikkan air yang dibangun berabad-abad yang silam—dan kincir ini masih berfungsi! Di beberapa kota gurun pasir juga masih dijumpai sistem distribusi air bawah tanah, yang disebut Qanat. Dari sekian banyak bangunan fisik berusia tua di Istanbul, yang paling menarik tentu saja adalah masjid- masjid yang indah. Ikon Istanbul adalah masjid Sultan Ahmet, yang berhadapan dengan Aya Sofia. Masjid ini dibangun pada Abad 16 dan satu-satunya masjid yang punya enam minaret. Ketahanan bangunan ini terhadap gempa telah teruji. Harus diingat bahwa Turki adalah wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika-Mediteran. Wilayah ini sangat sering diguncang gempa hingga data pertanahan di sana harus terus-menerus di-update karena titik-titiknya akan selalu bergeser oleh dinamika bumi. Namun, masjid-masjid di Turki yang dibangun berabad-abad yang lalu terbukti bertahan hingga kini. Bangunan bersejarah semacam ini berserakan di seluruh dunia, di tempat Islam pernah berkuasa. Di Cina juga terdapat banyak masjid berusia minimal 1000 tahun. Di India, meski sejak masa penjajahan Inggris didominasi oleh warga beragama Hindu, sebagian besar bangunannya berarsitektur Islam; termasuk Tajmahal, sebuah bangunan mirip masjid yang sangat indah, padahal sebenarnya hanya makam. Beberapa bangunan tua masih memegang fungsi seperti saat didirikan dulu, sekalipun mengalami renovasi berkali-kali. Contohnya adalah berbagai masjid dan universitas di Mesir, Damaskus, atau Istanbul. Universitas al-Azhar di Mesir faktanya adalah universitas tertua di dunia! Pengaruh Peradaban Islam di Indonesia Sesungguhnya pengaruh peradaban Islam di Nusantara nyaris merata, mewarnai sebagian besar wilayah, dari ujung barat hingga ke ujung timur. Aceh, yang dijuluki sebagai ‘Serambi Makah’ hanyalah salah satunya. Sejak sebelum kadatangan penjajah Belanda, Aceh telah menerapkan syariah Islam sebagai patokan kahidupan bermasyarakat dan bernegara.
  • 6. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 6/8 Aceh juga banyak didatangi para ulama dari berbagai belahan dunia Islam lainnya. Syarif Makkah mengirimkan utusannya ke Aceh seorang ulama bernama Syaikh Abdullah Kan’an sebagai guru dan mubalig. Sekitar tahun 1582, datang dua orang ulama besar dari negeri Arab, yakni Syaikh Abdul Khayr dan Syekh Muhammad Yamani. Selain itu, di Aceh sendiri lahir sejumlah ulama besar, seperti Syamsuddin Al- Sumatrani dan Abdul Rauf al-Singkeli. Abdul Rauf Singkel mendapat tawaran dari Sultan Aceh, Safiyat al-Din Shah, untuk menduduki jabatan Kadi dengan sebutan Qadi al-Malik al- Adil yang sudah lowong beberapa lama karena Nur al-Din Al-Raniri kembali ke Ranir (Gujarat). Setelah melakukan berbagai pertimbangan, Abdul Rauf menerima tawaran tersebut. Karena itu, ia resmi menjadi qadi dengan sebutan Qadi al-Malik al- Adil. Selanjutnya, sebagai seorang kadi Abd Rauf diminta Sultan untuk menulis sebuah kitab sebagai patokan (qanun) penerapan syariah Islam. Buku tersebut kemudian diberi judul Mir’at al-Tullab. Menurut Abd Rauf, naskah Mir’at al-Tullab mengacu pada kitab Fath al-Wahhab karya Abi Yahya Zakariyya al-Ansari (825-925 H). Sumber lain yang digunakan untuk menulis buku ini ialah: Fath-al-Jawwad, Tuhfat al- Muhtaaj, Nihayat al-Muhtaj, Tafsir Baydawi, al-Irsyad, dan Sharh Sahih Muslim. Mir’at al-Tullab mengandung semua hukum fiqh Imam Syafii, kecuali masalah ibadah. Walhasil, Aceh sesungguhnya sejak lama telah memiliki qanun penerapan syariah Islam yang ditulis oleh Abd Rauf al-Singkeli. Bahkan banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara Aceh dan Khilafah Turki Utsmani, sebagai pusat peradaban Islam saat itu. Peran Sentral Khilafah Dengan secuil gambaran historis mengenai kehebatan peradaban Islam di atas, tentu wajar jika muncul sejumlah pengakuan dari para cendekiawan yang jujur, sebagaimana terpapar di awal. Pengakuan jujur ini penting dicatat untuk membantah pandangan beberapa pihak yang mengidap Islamophobia akut seakan- akan Islam tidak pernah memberikan sumbangan apapun terhadap peradaban dunia. Namun, ada satu hal yang belum secara jujur diakui atau paling tidak sering ditutupi, bahwa peradaban Islam yang memberikan sumbangan besar bagi dunia ini terjadi di era Kekhilafahan Islam. Bahkan boleh dikatakan, semua pencapaian kemajuan peradaan Islam itu tidak lepas dari peran sentral Khilafah. Kecemerlangan sejarah itu terjadi ketika umat Islam menerapkan sistem negara Khilafah yang menjadikan Islam sebagai dasar ideologi dan syariah Islam sebagai dasar hukum yang mengatur segenap aspek kehidupan manusia. Karena itu, sebuah kepicikan atau kedustaan yang fatal jika di satu sisi memuji peradaban Islam, tetapi di sisi lain melepaskan seluruh kemajuan itu dari peran sentral Khilafah, selain karena faktor akidah dan syariah Islam. Ketiga hal inilah (akidah, syariah dan Khilafah) yang paling menentukan kemunculan peradaban Islam yang agung. Sayang, ketiga hal ini sering ditutup-tutupi bahkan menjadi obyek penyesatan dengan membangun stigma negatif terhadapnya. Pada tanggal 5 September 2006 Presiden George W. Bush, misalnya, mengatakan, “They hope establish a violent political utopia across the Middle East, which they call Caliphate, where all would be ruled according to their hateful ideology (Mereka berangan-angan untuk membangun utopia-politik kekerasan di sepanjang Timur Tengah, yang mereka sebut dengan Khilafah, dimana semua akan diatur berdasar pada ideologi yang penuh kebencian).” Senada dengan itu Tony Blair saat menjadi perdana menteri Inggris menyatakan bahwa salah satu ciri dari ‘ideolog iblis’ (evil ideology) adalah keinginan menegakkan syariah dan Khilafah. Tentu menggelikan sekaligus tidak masuk akal, bagaimana sebuah ideologi kebenciaan, utopis dan penuh kekerasan—ada juga yang menyebutkan sebagai sistem zaman batu—bisa menghasilkan peradaban agung yang diakui cemerlang oleh dunia; bagaimana sistem zaman batu bisa menyatukan berbagai bangsa, warna kulit dan ras di seluruh dunia; bagaimana mungkin pula ‘ideolog setan’ bisa diyakini bahkan diperjuangkan oleh pemeluknya dan bertahanan selama 13 abad. Padahal masa kecemerlangan itu terjadi di bawah naungan sistem Khilafah, yang sering oleh para sejarahwan Barat sering secara kurang pas disebut peradaban Arab, dinasti atau imperium. Para ahli sejarah pun mengakui, Kekhilafahan itu memang ada dan menjadi kekuatan politik real umat Islam. Setelah masa Khulafaur Rasyidin, di belahan Barat Asia muncul kekuatan politik yang mempersatukan umat Islam dari Spanyol sampai al-Sind di bawah Kekhilafahan Bani Umayyah (660-749 M), dilanjutkan Khalifah Abbasiyyah kurang lebih satu abad (750-870 M), serta Khilafah Utsmani sampai 1924 M.
  • 7. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 7/8 Adanya kekuatan politik di Asia Barat yang berhadapan dengan Cina telah mendorong tumbuh dan berkembangnya perdagangan di Laut Cina Selatan, Selat Malaka dan Samudra Hindia. Hal ini dengan sendirinya memberikan dampak bagi penyebaran Islam dan tumbuhnya kekuatan ekonomi, karena banyak pendakwah Islam sekaligus sebagai pedagang. Khilafah dan Kembalinya Peradaban Islam: Pasti! Di tengah hegemoni peradaban Barat yang tampak mulai jompo saat ini, bahkan sedang menuju titik balik ke arah kehancurannya, bagaimana dengan masa depan peradaban Islam? Adakah peradaban Islam memiliki peluang untuk kembali tampil ke permukaan? Mampukah peradaban Islam menjadi tantangan baru bagi hegemoni peradaban Barat saat ini? Jawabannya: pasti! Tentu jawaban ini bukan sekadar sebuah apologia. Pasalnya, sumber inspirasi bahkan rahasia hidup peradaban Islam adalah al-Quran yang diturunkan empat belas abad lalu, yang keberadaannya akan terpelihara hingga Hari Kiamat. Artinya, selama al-Quran ada, potensi kebangkitan kembali peradaban Islam juga tetap ada. Sebab, sekali lagi, al-Quranlah sumber inspirasi sekaligus rahasia hidup peradaban Islam, baik pada masa lalu maupun pada masa depan. Kenyataan ini diakui pula oleh sejumlah cendekiawan Barat berikut ini: "Hendaklah diingat, al-Quran memegang peranan yang lebih besar bagi kaum Muslim daripada Bibel dalam agama Kristen. Ia bukan saja kitab suci dari kepercayaan mereka, tetapi juga merupakan text-book dari upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum kemasyarakatan…Demikianlah, setelah melintasi masa selama 13 abad al-Quran tetap merupakan kitab suci bagi seluruh Turki, Iran, dan hampir seperempat penduduk India. Sungguh, sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di Barat, terutama di masa kini…" (E. Denisen Ross, seperti dikutip dalam buku Kekaguman Dunia Terhadap Islam). Prof. G. Margoliouth dalam De Karacht van den Islam juga menulis: "Penyelidikan telah menunjukkan, bahwa yang diketahui oleh sarjana-sarjana Eropa tentang falsafah, astronomi, ilmu pasti, dan ilmu pengetahuan semacam itu, selama beberapa abad sebelum Renaissance, secara garis besar datang dari buku-buku Latin yang berasal dari bahasa Arab dan al-Quranlah yang— walaupun tidak secara langsung— memberikan dorongan pertama untuk studi-studi itu di antara orang- orang Arab dan kawan-kawan mereka." Itu sebabnya, W.E. Hocking berkomentar: "Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al-Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ke tigabelas, Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat." (The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461). Persoalannya tinggal berpulang pada kaum Muslim saat ini sebagai pewaris hakiki peradaban Islam yang gemilang: Maukah kita kembali pada al-Quran? Berminatkah kita kembali menjadikan al-Quran sebagai rujukan hidup? Terpanggilkah kita untuk menjadikan kembali al-Quran sebagai sumber inspirasi sekaligus rahasia hidup peradaban Islam masa depan? Pertanyaan di atas tampaknya mulai terjawab dengan munculnya antusiasme kaum Muslim di seluruh dunia untuk kembali pada al-Quran dan Islam. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kerinduan kaum Muslim terhadap akidah, syariah, juga Khilafah—sebagai tiga pilar peradaban Islam—mulia menggeliat sejak beberapa tahun lalu. Karena itu, pada saat peradaban Barat saat ini hampir-hampir tersungkur, masa depan peradaban Islam sesungguhnya amatlah cerah. Sebentar lagi, kebangkitan kembali peradaban Islam--yang diawali dengan kebangkitan kembali Khilafah 'ala minhaj an-Nubuwwah, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw.--bukan lagi sekadar mimpi, tetapi pasti akan mewujud dalam kenyataan. Alhasil, rekonstruksi Khilafah adalah niscaya demi masa depan cerah peradaban Islam. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [] Suka Komentari Bagikan Promosi Tidak Tersedia
  • 8. 3/3/2018 Kiriman dari Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571 pada Hari Ini https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=541186199589895&id=430283647346818&_rdr 8/8 KirimKomentari sebagai Peternakan Kelinci Holland Lop Call/WA ke 081910500571...