SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
1) Mahasiswa mampu menyadari alur pemikiran penemuan sains dari masa ke masa melalui studi literatur sejarah secara
komprehensif
2) Mahasiswa mampu menghargai kontribusi ilmuwan muslim dalam perkembangan sains dan teknologi dengan baik
3) Mahasiswa mampu menguraikan sejarah perkembangan sains dalam beberapa periode melalui diskusi dengan benar
4) Mahasiswa mampu membedakan sejarah perkembangan sains dunia barat dan Islam melalui studi literatur
LEMBAR KERJA MAHASISWA 1
DARTs 2. DIAGRAM COMPLETION
Pada Bagian 1 ini, mahasiswa diharapkan dapat membuat sebuah diagram berdasarkan bahan bacaan yang ada.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM ISLAM
Awal mula kemunculan dan perkembangan sains dalam dunia Islam beriringan dengan ekspansi Islam itu sendiri. Dalam kurang lebih
25 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW (632 M), kaum muslim pada waktu itu telah berhasil menaklukkan seluruh
jazirah Arabia dari selatan hingga utara. Belum sampai satu abad, pada 750 M, wilayah Islam telah meliputi hampir seluruh luas
jajahan di Asia dan Afrika Utara. Pembukaan negeri-negeri ini berlangsung sangat pesat dan tak terbendung. Satu persatu kerajaan
demi kerajaan berhasil ditaklukkan.
Pada abad ke-8 hingga dengan abad 12 M, umat Islam berada pada zaman keemasan. Zaman dimana ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam berkembang pesat mencapai puncaknya. Pada saat itu umat Islam menjadi pemimpin dunia karena perhatiannya
yang sangat besar tidak hanya dari sisi ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu umum, dan ilmu-ilmu murni. Pada masa ini bermunculan
tokoh-tokoh dan ilmuwan yang sangat cerdas, aktif dan handal, sebut saja misalnya: Al-Kindi (185 H /807 M – 260 H /873 M), Al-
Khawarizmi (w. 249 H /863 M), Al-Razi (2551 H /865 M – 313 H /925 M), Al-Farabi (258 H /870 M – 339 H /950 M), Ibn Sina (370 H
/980M – 428 H /1037 M), Al-Biruni (362 H /973 M – 442 H /1051 M), Al-Ghazali (450 H /1058 M – 505 H /1111 M) dan masih banyak
sederetan ilmuwan yang ide pikiranya mewarnai peradaban dunia.
Para ilmuwan tersebut oleh Sayyed Hossein Nasr, disebut sebagai figur-figur universal ilmu pengetahuan Islam. Hal tersebut tidak
terlepas dari peran pemerintahan dinasti Abbasiyah. Peralihan kekuasaan pemerintahan Islam dari Dinasti Umaiyah ke Dinasti
Abbasiyah (750 M) merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban Islam, yang tidak mungkin dapat dilupakan oleh insan
akademik khususnya para sejarawan muslim. Hal tersebut karena dikemudian hari tidak hanya mampu memunculkan sebuah zaman
keemasan, akan tetapi juga merupakan titik balik dalam perputaran sejarah dunia, yang mana dengan ditandai adanya penaklukan
wilayah Afrika pada tahun 710 M, dan wilayah Spanyol pada tahun 711 M. Masa pemerintahan Abbasiyah mencapai puncak
kejayaannya dibawah pemerintahan Raja Harun al-Rosyid yang cukup terkenal dalam sejarah peradaban Islam. Pemerintahan Dinasti
Abbasiyah dianggap sebagai pilar utama perkembangan sains dalam Islam, karena pada masa ini banyak bermunculan ilmuwan dan
berbagai karya dalam ilmu pengetahuan.
Kesuksesan itu berlangsung sekitar lima abad lamanya, ditandai dengan produktifitas yang tinggi. Sebagai contoh, al-Battani yang
mengoreksi dan memperbaiki sistem astronomi Ptolemy, mengamati mengkaji pergerakan matahari dan bulan, membuat kalkulasi
baru, mendesain katalog bintang, merancang pembuatan pelbagai instrumen observasi, termasuk desain jam matahari (sundial) dan
alat ukur mural quadrant. Seperti buku-buku lainnya, karya al-Battani pun diterjemahkan ke bahasa Latin, yaitu De scientia stellarum,
yang dipakai sebagai salah satu bahan rujukan oleh Kepler dan Copernicus. Kemudian dalam bidang fisika ada , Ibn Bajjah yang
mengantisipasi Galileo dengan kritiknya terhadap teori Aristoteles tentang daya gerak dan kecepatan. Demikian pula dalam bidang-
bidang lainnya. Bahkan dalam hal teknologi, pada sekitar tahun 800an M di Andalusia (Spanyol), Ibn Firnas telah merancang
pembuatan alat untuk terbang mirip dengan rekayasa yang dibuat Roger Bacon.
Seiring berjalannya waktu perjalanan sains dalam dunia islam seolah-olah mendadak berhenti. Menurut Al-Buthi, setidaknya ada dua
factor yang menjadikan kemunduran umat Islam saat itu. Pertama, terpesonanya umat Islam terhadap revolusi yang terjadi di Barat
sebagai tanda kebangkitan peradaban Barat pada waktu itu. Kedua, terpengaruh dengan keberhasilan Barat dalam melepaskan dirinya
dari cengkeraman doktrin-doktrin gereja. Lebih lanjut, ketertinggalan umat Islam di abad ini diakibatkan oleh penyakit kronis
kebanyakan umat Islam yaitu keterpikatan umat Islam terhadap peradaban Barat secara membabi buta. Dalam karyanya yang
berjudul Ala Thariqi Al-Audah Ila Islam; Rasm Li Manhaj Wa Hallu Li Musykilat dan Hiwar Haula Musykilat Hadhariyah, Al-Buthi
menolak sikap inferioritas peradaban Barat. Tetapi beliau menanamkan optimisme dan sikap superioritas Islam bagi kaum muda. Di
sisi lain, Al-Buthi juga mengakui adanya saling ketergantungan di era pasca modern antara Islam dan Barat. Oleh karenanya, umat
Islam mempunyai hak untuk mengadopsi peradaban barat yang terbukti baik dan bermanfaat secara selektif. Begitu juga dengan orang
Barat juga dapat mengadopsi dari Islam apa yang mereka butuhkan untuk bebas dari kehancuran spiritual.
Dibidang lain, seperti Ibnu al-Baitar (wafat 1248) meninggalkan risalah tentang obat-obatan, Ibnu al Awwan dan Sevilla menulis buku
yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman dan cara pembiakan, pengolahn serta menguraikan gejala-gejala penyakit tanaman
lengkap dengan cara pemberantasannya. Fakta tentang biologi telah disebut dalam Al-Qur’an lebih dari 1400 tahun lalu yang
dibuktikan oleh para ilmuwan saat ini.
Ilmuwan lain yang juga berperan dalam perkembangan biologi antara lain Al-Khazini mengemukakan bahwa teori evolusi dalam
peradaban Islam di abad ke-12 SM. Pada masa itu, sekolah-sekolah telah mengajarkan tentang teori evolusi. Tokoh muslim yang
pertama kali mengembangkan teori evolusi adalah Al-Jahiz (781 M – 869 M). Ilmuwan ini mengungkapkan dampak lingkungan
terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup atau survive. Al Jahiz dikenal dengan teori berjuang “struggle for
existence”
Salah seorang ahli biologi muslim lainnya yang mengkaji tentang teori evolusi adalah Al-Mashudi. Hasil pemikirannya dituangkan
dalam kita Al-tanbih wal Ishraq,
Al-Ashma’i yang mengarang kitab Asy-Sya’ (kambing), Al-Khoil (kuda), dan Al-Ibil (Unta). Ada pula Al-Jahidh yang mengarang kitab Al-
Hayawan (hewan) yang berbicara tingkah laku hewan, aspek biologisnya, kelahirannya, pertumbuhannya, tempat tinggalnya, pengasuhan,
pemberian makanan, dll. Ia juga yang mengenalkan konsep Al-Mukafahah Al-Hayawiyyah (Biological Control), pengaruh panas-dingin-
matahari-naungan terhadap hewan-hewan, dll.
Al-Mijrithi mengarang kitab At-Thobi’iyyat wa Ta’tsir An-Nasy-ah Wa Al-Bi-ah ‘Ala Al-Kainat Al-Hayyah yang membicarakan pengaruh
lingkungan pada hewan-hewan, mengenalkan konsep Marotib Al-Haimanah Lada Al-Hayawanat (Domi-nance Heirarchy) yang
menyimpulkan bahwa hewan juga punya pemimpin dan yang dipimpin.
Ibnu Sina dalam ensiklopedinya Asy-Syifa’ membahas hewan-hewan air dan amphibi. Beliau juga membahas apa yg dikenal di zaman
sekarang dengan sebutan ‘Ilmu Bi-ah Al-Mutahajjirot (Paleoecology) yakni menggunakan Al-Ahafir Al-Bahriyyah (Fossils) secara benar
sehingga bisa menunjukkan bahwa bagian-bagian bumi di masa prasejarah telah ditenggelamkan oleh laut. Beliau juga membahas tanaman-
tanaman yang bisa dijadikan sebagai obat, yang dalam pembahasannya lebih dikonsentrasikan pada lahan tumbuhnya tanaman dari segi
jenis tanah apakah asin ataukah manis.
Ibnu Al-Baithor dalam kitabnya Al-Jami’ Limufrodat Al-Adwiyah wa Al-Aghdziyah mencoba lebih detail meneliti berbagai tanaman dengan
beragam lingkungannya. Karyanya sangat mirip dengan sistem klasifikasi ilmuwan masa sekarang terhadap tumbuh-tumbuhan.
Al-Qozwini dalam kitabnya ‘Aja-ib Al-Makhluqot Wa Ghoro-ib Al-Maujudat mencoba memberi tekanan pembahasan pada pengaruh
lingkungan terhadap hewan-hewan, lalu membahas hubungan-hubungan persahabatan atau permusuhan antar hewan yang dikenal di
zaman sekarang dengan istilah At-Tadakhulat Al-Hayawiyyah (Biological Intertionships. Ia juga punya karya yang berjudul Atsar Al-Bilad wa
Akhbar Al-‘Ibad yang membahas lingkungan hidup hewan-hewan.
Ad-Damiri dalam Kitabnya Hayatu Al-Hayawan Al-Kubro menyebut sekitar 900 macam hewan dengan menjelaskan nama, spesies, tabiat,
karakter-karekter dan riwayat-riwayat terkait dengannya. Karyanya telah diterjemahkan dalam bahasa Turki, Inggris, Prancis. Beliau juga
punya karya berjudul Hawi Al-Hisan Fi Hayati Al-Hayawan.
Selanjutnya, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana ilmuwan muslim membahas topik biologi yang kental dengan nuansa
dan suasana nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan peradaban Islam, berikut ini disajikan salah satu pembahasan ilmuwan
biologi sekaligus ahli fikih yang bernama Kamaluddin Ad-Damiri dalam kitabnya yang berjudul Hayatu Al-Hayawan Al-Kubro. Terlepas dari
kontroversi nilai kitab ini dalam pandangan biologi dari sisi keakurasian informasi-informasi ilmiahnya, namun cukup bermanfaat menampilkan
isinya sebagai salah satu kekayaan peradaban Islam dalam bidang sains yang cukup kental upayanya mengaitkan dengan konsep-konsep
dan sudut pandang Islam. Topik yang dibahas adalah deskripsi salah satu hewan, yaitu Khuffasy (kelelawar).
Pertama-tama Ad-Damiri membahas pengertian Khuffasy (kelelawar) disertai penjelasan cara melafalkannya menurut ilmu bahasa. Setelah
itu, Ad-Damiri menjelaskan secara lebih mendalam asal kata Khuffasy dari sisi analisis kebahasaan, sehingga kajiannya menonjolkan aspek
linguistiknya. Kajian jenis ini tidak mungkin dilakukan jika seseorang tidak punya pengetahuan bahasa Arab yang luas, dan kajian mendalam
atas kamus-kamus bahasa Arab kuno termasuk tulisan-tulisan ahli bahasa tentangnya.
TUGAS!
Buatlah diagram / peta konsep dari bacaan diatas tentang ilmuwan-ilmuwan muslim yang berperan dalam perkembangan sains sesuai
dengan kelompok ilmunya (Fisika, biologi dan Kimia)!
Tipe 2. Analysis DARTs
LEMBAR KERJA MAHASISWA 2
DARTs 5. Diagramatic Representation ( Membuat Diagram)
Bacalah cerita tentang Sejarah perkembangan sains berikut ini! Diskusikan dengan temanmu sekelompok, setelah membaca
buatlah diagram yang menggambarkan sejarah perkembangan sains tersebut pada kolom yang telah disediakan
Sejarah Perkembangan Sains
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya. Ilmu pengetahuan alam
mempunyai bentuk yang mantap sebagai ilmu baru terjadi menjelang abad XVI. Sebelumnya masih merupakan kumpulan
pengetahuan alam yang cara memperolehnya belum menggunakan cara yang dapat diandalkan.
Awal dari Ilmu Pengetahuan Alam dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya dan
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam
yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari
peningkatan kemampuan daya Selanjutnya dan peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian
diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini
lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap
Untuk memberikan gambaran tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, berikut ini dibahas berbagai
pengetahuan yang dikenal manusia dan cara berpikirnya sejak zaman kuno sampai dengan akhir abad XVI.
1) Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-
bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and eror. Semua pengetahuan yang diperoleh
diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang
terkumpul di catat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan
peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu
dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit
sama dengan 1 derajat dan satu lingkaran penuh adalah 360°. Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan
terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah sepuluh atau sebelas hari. Ini terJadi kira-kira 3. 000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM. telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi
bahaya banjir di Sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa Pengetahuan teknik bangunan dan
matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM. orang Mesir telah
menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua
belas kuadrat kelilingnya.
2) Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan
berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana
adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebabakibat dari segala sesuatu.
Beberapa pandangan dan pendapat itu adalah sebagai berikut:
Thales (624-548)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air:
dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Di samping itu dia juga menyatakan bahwa bintang
mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
Anaximenes (588-526 SM.)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat
ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernapasan.
Anaximander (610-546 SM.)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya
separohnya.
Heraklitos (535-475 SM.)
Menyatakan bahwa apixadalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam
semesta. yang berubah-ubah sifatnya di dalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan., segala sesuatu
adalah mengalir.
Pythagoras (580-499 SM.)
Mengemukakan empat unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang
terkenal itu yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang
kedua sisi siku-sikunya.
Empedokles (495-435 SM.)
Menerima empat unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari
percampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin,
basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan
dingin, udara dari basah dan panas.
Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan akan tolak
menolak.
Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut:
Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat
diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam bentuk dan ukurannya. Segala zat berbeda dalam jumlah dan susunan
atom.
Semua perubahan adalah akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut hukum sebab-akibat. Tidak ada
masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan.
Plato (427-347 SM.)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik.
Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau
alam ide. Apa yang nampak oleh pencaindera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah
yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib.
Aristoteles (384-322 SM.)
Menerima empat unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint
essentia”. Ia menganggap bahwa unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang lain, kecuali eter yang tak
dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak
mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timbah putih dan besi, pada dasarnya mengandung banyak tanah.
Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari usaha alkimia untuk mengubah
logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar
adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan
dengan pancaindera.
Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagad raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet
beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan
diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu
perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang
zaman modem, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme di ganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat
jagat raya).
3) Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu : air raksa, belerang
dan garam. Di sini pengertian unsur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belereng = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Tokohnya Paracelsus (1439-1541), menerima tiga unsur : air raksa, belerang dan garam yang dipandang bahwa:
Air raksa & mengandung roh, jiwa.
Belerang = mengandung semangat.
Garam = merupakan tubuhnya.
Misalnya kayu dapat terbakar karena mengandung belerang dan garamnya tinggal sebagai abu.
Sampai dengan tahun 1400, perkembangan ilmu pengetahuan alam hampir tidak berarti, karena semuanya masih
didasarkan atas pengetahuan Yunani terutama paham Aristoteles.
Perkembangan yang lebih penting dilakukan di Arab. Pada zaman keemasan Islam, pengaruh bangsa Arab sangat
menonjol.
Daerah kekuasaan Islam mulai dari India ke barat sampai Spanyol dan Portugal. Karya-karya Yunani diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Oleh cendikiawan Islam buku-buku Yunani dipelajari, dikembangkan dan diperkaya. Jasa
orang Arab (orang Islam) adalah memelihara pengetahuan dan memperkaya karya Yunani, yang kemudian dipelajari
oleh orang-orang Eropa. Beberapa cendikiawan Islam antaranya: Al Khowarisni (825) Menyusun buku aljabar dan
aritmatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem desimal. Menurut catatan sejarah karya Al-Khowarismi
merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628).
Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980-1137)
menulis buku tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
(a) Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan
selanjutnya dikembangkan di Eropa.
(b) Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-
obatan, astronomi, kimia dan biologi.
(c) Memantapkan penggunaan sistem penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya. Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut ke belakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua
ribuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan bangsa Arab.
4) Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan memang sudah banyak, tetapi
belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Kalau ada kesimpulan yang
didapat, biasanya masih diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah diketemukan
alat yang semakin sempurna, di tambah dengan meningkatnya kemampuan berpikir, mulailah dikembangkan metode
eksperimen. Beberapa tokoh yang memelopori metode eksperimen adalah:
Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada
kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar
untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
Leonardo da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa : Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan
kita.
Francis Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berpikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran : Hanya
penyelidikan dan percobaan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan
eksperimen ditingkatkan sehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkah-langkah:
1) Observasi dan pengumpulan data.
2) Menyusun model atau ramalan generalisasi.
3) Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum
yang lebih mantap.
Beberapa pandangan atau hasil yang merupakan dasar untuk perkembangan ilmu pengetahuan alam modern
adalah sebagai berikut:
Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astonomi, matematika dan pengobatan. Karyanya antara lain sebagai berikut: 1. Matahari adalah pusat dari
sistem tatasurya (heliosentrisme). 2. Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
Johannes Keppler (1571-1630)
Mengemukakan tiga buah hukum tentang peredaran planet mengelilingi matahari sebagai berikut:
1) Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2) Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang
luasnya sama.
3) Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
Gelileo Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari
Copernicus dan hukumnya Keppler. Ia juga menegaskan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet
Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan empat buah bulan pada planet
Jupiter. Penemuannya ini di dasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Semua penemuan dan pendapat yang telah disebutkan di atas disusun berdasarkan hasil percobaan. Mulai saat itu
dianggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modem. Dianggap demikian karena pengetahuan yang
diperoleh tidak hanya menggunakan cara berpikir deduktif saja tetapi juga bertumpu pada pengetahuan yang sudah
diakui kebenarannya dengan eksperimen. Dengan kata lain setelah manusia memadukan kemampuan penalaran
dengan eksperimen lahirlah IPA sebagai ilmu yang mantap (Margono, 1988:9).
Referensi
Pustaka: Ahmadi, Abu dkk. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 6-14.
LEMBAR KERJA MAHASISWA 3
DARTs 3. Question ( Membuat pertanyaan-pertanyan)
Bacalah bahan bacaan yang tertera pada kolom di bawah ini. Buatlah pertanyaan-pertanyaan (Minimal 5 pertanyaan) yang berkaitan
dengan isi bahan bacaan dengan memperhatikan aspek high order thingking Skill
Tantangan Moral dalam Ilmu Biologi
Berbicara tentang ilmu biologi, hal yang mungkin akan muncul di otak kita adalah ilmu tentang organisme hidup, genetik, pertumbuhan,
evolusi dan lain-lain. Seperti yang kita tahu, tantangan biologi molekuler terhadap konsep kemanusiaan tradisional dan agama dari
kehidupan manusia perlu dipikirkan secara serius.
Mengingat campur tangan genetik dalam permasalahan manusia yang semakin hari semakin meningkat, maka dalam hal ini tidak
dapat dipungkiri bahwa biologi memiliki peranan penting. Namun seiring berjalannya waktu muncullah kekhawatiran mengenai
pengaruh biologi terhadap nilai-nilai manusiawi yang membahayakan.
Salah satunya, jika disiplin biologi mendorong pencarian karakter moral dan penelitian moral tidak melalui medium ideologis, namun
mengambil paradigma naturalistik yang berakar dalam pandangan biologi. Bahkan para ahli sosiobiologi mengatakan bahwa zaman
manapun dalam bidang sejarah manusia, moralitas kini telah jatuh ke dalam bidang biologi.
Dengan tegas Islam menolak paradigma biologis sebagai alasan sebuah keberadaan bagi moral manusia. Sebagaimana tercantum
dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 35:
“Sesungguhnya lelaki dan perempuan yang muslim, lelaki dan perempuan yang mukmin, lelaki dan perempuan yang patuh dalam
beramal, lelaki dan perempuan yang jujur dalam perkataan dan perbuatan, lelaki dan perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan
yang khusyuk kepada Tuhan, lelaki dan perempuan yang dermawan dalam harta dan kebaikan, lelaki dan perempuan yang berpuasa,
lelaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut dan mengingat Allah, kepada
mereka telah disediakan Allah ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35).
Dalam ayat ini disebutkan secara spesifik sebagian dari kebaikan utama yang ingin ditanamkan oleh Sang Pencipta terhadap
manusia. Penyampaiannya digambarkan dengan jelas menggunakan gender spesifik, yakni pria dan wanita.
Dengan kata lain, bukan hanya wanita saja yang harus mempertahankan kesuciannya sementara pria bebas. Namun pria juga
memiliki moral yang sama dalam menjaga perilaku seksualnya. Pembahasan tersebut dijelaskan lebih rinci dalam Surat An-Nur ayat
30-31:
“Katakanlah kepada kaum lelaki yang beriman, bahwa mereka hendaknya menundukkan pandangan matanya dan memelihara
kehormatan dirinya. Itulah yang lebih bersih untuk mereka (dan) sesungguhnya Allah Maha Waspada terhadap apa yang mereka
lakukan. Katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka pun menundukkan pandangan pula dan memelihara anggota
kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30-31).
Tidak ada ketentuan dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa pria memiliki hak istimewa untuk meminta kesucian moral dari wanita.
Namun Al-Qur’an menganjurkan terhadap pria dan wanita untuk saling percaya yang diwujudkan dalam kesucian dan kerendahan
hati.
Pertanyaan
1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………….
2. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………….
4. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………….
5. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………….
6. ……………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………….
LEMBAR KERJA MAHASISWA 4
DARTs 8. Summary (Membuat Rangkuman)
Buatlah rangkuman dari bahan bacaan yang tersedia.
Bacaan 1
Perkembangan Ilmu Fisika Dalam Islam
Selain ilmu biologi, iIlmu fisika juga termasuk salah satu ilmu yang dikembangkan oleh ilmuan muslim di mana ada tiga bidang
utamanya yang sangat menarik perhatian kaum muslimin.
Bidang fisika yang pertama adalah optik. Pada abad ketujuh, ilmuan besar Ibnu Al-Haytham yang terkenal sebagai Al-Hazen menulis
kitab Al-Manazhir yang menjadi salah satu karya terkemuka di bidang optik. Ibnu Al-Haytham menerapkan metode eksperimental
dengan mempelajari beberapa fenomena cahaya dan melakukan riset secara rinci.
Lalu dua abad kemudian di Persia oleh Qhutib Al-Din Asy-Syurazi dan muridnya yaitu Kamal Al-Din Al-Farri menulis penafsiran
tentang kitab Al-Manazhir. Untuk pertama kalinya dalam sejarah ilmu pengetahuan, mereka menjelaskan alasan yang tepat tentang
pembentukan pelagi yang disebabkan oleh fraksidan refleksi.
Bidang fisika yang kedua adalah masalah pergerakan. Dalam bidang, ini ilmuan Islam yang terkenal adalah Ibnu Sina. Ia
mengemukakan gagasan perkembangan doktrin baru mengenai inklinasi dan juga gagasan tentang pentingnya momentum. Terdapat
juga fisikawan muslim lain yang cenderung mempelajari gerak proyeksi menurut aturan kuantitatif dan menerapkan rumus matematika
untuk mempelajari gerak.
Pada awal 1069, Pisan Dialogue, Galileo merujuk kepada teori gerak proyeksiIbnu Bajjah yang dikutip Ibnu Rusyd.Studi fisika kaum
muslim dalam aspek ini merupakan salah satu yang terpenting dalam sejarah sains secara umum.
Bidang fisika yang ketiga adalah masalah berat ukuran, serta tradisi Archimedes yang menyangkut penentuan berat spesifik
pengukuran berat, dan volume. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan sehingga muncul sejumlah karangan dalam jumlah besar
dan yang paling terkenal adalah karya Al-Biruni dan Al-Khazini.
Nawawi, Nurnaningsih. 2017. Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat. Makasar. Pusaka Almaida Makassar
RANGKUMAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Bacaan 2
Sejarah Perkembangan Ilmu Biologi
Sejarah Biologi dalam peradaban dunia memberikan gambaran tentang semakin pesatnya perkembangan ilmu biologi di dunia. Petunjuk tentang
sejarah perkembangan biologi dapat diperoleh dari situs Assyria dan Babilonia (tahun 3500 SM). Dari sisa-sisa peninggalan sejarah menunjukkan
bahwa penduduk Assyria dan Babilonia telah melakukan aktivitas bercocok tanam dan menerapkan ilmu pengobatan. Juga telah mengenal tentang
reproduksi tanaman palem dan dapat menjelaskan bahwa pollen berasal dari tanaman jantan yang digunakan untuk menyerbuki tanaman betina.
Mereka juga mulai mempelajari anatomi untuk tujuan pengobatan. Bangsa Mesir mulai mempraktikkan biologi dan ilmu pengobatan sejak tahun 2000
SM yaitu kebudayaan dan kebiasaan bangsa ini mengawetkan mayat (mumi) dengan ramuan sejenis balsam yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan.
Bagaimana mungkin mereka dapat melakukannya tanpa pengetahuan yang baik mengenai tumbuh-tumbuhan.
Sebuah dokumen yang ditemukan pada situs peninggalan bersejarah itu menunjukkan bahwa mereka telah memanfaatkan sekitar 960 jenis
tanaman untuk pengobatan. Dokumen ini juga berisi berbagai informasi tentang anatomi, fisiologi, patologi, dan ilmu bedah. Bangsa Babilonia, Assyria,
Mesir, Cina, dan India kuno telah mengenal biologi, kebanyakan pengetahuan itu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural.
Contohnya adalah mereka membedah hewan bukan untuk mengetahui struktur organ, tetapi untuk meramal massa depan atau memberi persembahan
kepada dewa.
Ilmuwan Yunani kuno yang berjasa dalam mengembangkan biologi antara lain Thales, Anaximander, Hippocrates, Aristoteles, dan Theophrastus.
Aristoteles yang hidup pada pertengahan abad ke-4 SM memberi perhatian yang besar terhadap berbagai ilmu termasuk biologi. Di wilayah Arab,
biologi mengalami kemajuan pesat berkat sumbangan pemikiran para ahli seperti Al Jahiz yang menuliskan pengetahuannya 5 6 tentang binatang
dan Ibnu Sina yang banyak berjasa mengembangkan ilmu kedokteran, obat, dan pengobatan. Pada abad ke-12 pengetahuan tentang tumbuhan
disatukan menjadi botani dan dipisahkan dari pengetahuan yang mempelajari hewan, perburuan, dan ilmu bedah (zoologi). Perkembangan biologi
selanjutnya terjadi di berbagai bangsa dan melahirkan tokoh-tokoh seperti Leonardo da Vinci, Otto Brunfels, Leonhard Fuchs, Pierre Belon, dan
sebagainya.
Ketika mikroskop ditemukan oleh Leeuwenhoek pada abad ke-17, dimulailah kajian biologi dengan objek yang berukuran mikroskopis yaitu sel
dan mikroorganisme. Sejak saat itu perkembangan biologi mengalami kemajuan yang pesat, ditunjukkan dengan berkembangnya teori-teori kehidupan
yang baru dan munculnya cabang-cabang biologi yang baru seperti embriologi dan mikrobiologi. Tokoh-tokoh yang berjasa mengembangkan biologi
pada saat itu adalah Roobert Hooke, Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Akibat makin banyaknya makhluk hidup yang ditemukan,
John Ray dan Carolus Linnaeus pada abad ke-17 dan 18 mengusulkan suatu sistem klasifikasi yang bersifat universal, dapat berlaku baik untuk
hewan maupun tumbuhan. Mereka memperkenalkan sistem klasifikasi baru berdasarkan takson- takson. Sistem klasifikasi inilah yang digunakan
sebagai rujukan sistem klasifikasi modern. Ketekunan dan keuletan para ahli telah mengembangkan biologi menjadi ilmu modern yang maju dan
cakupan yang luas.
Perkembangan biologi tidak terlepas dari perkembangan ilmu yang lain seperti kimia dan fisika. Ketika ditemukan peralatan yang lebih canggih
seperti mikroskop elektron dan metode analisis yang lebih sensitif pada abad ke-19, kajian biologi menjadi semakin luas karena objek biologi mulai
dikaji secara molekuler. Sejarah perkembangan Biologi sebagaimana diuraikan di atas memberikan gambaran perjalanan ilmu yang sangat ditopang
oleh pengetahuan. Dalam tahap awal, semua ilmuwan mengembangkan ilmu berdasarkan 7 pengamatan. Dan pengamatan yang paling mudah adalah
dengan melihat hal yang tampak, maka berkembanglah cabang Biologi yang disebut Morfologi. Selanjutnya makin detail pengamatan berkembanglah
Anatomi, Fisiologi sampai pada kajian seluler (Biologi Sel dan Molekular). Pemfokusan (reduksionis) ini sangat penting dalam rangka pengembangan
ilmu.
A. Telaah Islam dengan Ilmu Zoologi
Di dalam Agama Islam, banyak sekali peneliti yang secara eksplisit ataupun implisit memandang buruk binatang melalui interpretasi ayat-
ayat di dalam Al-Qur‟an. Sebagai contoh adalah kasus yang penulis jadikan objek penelitian dalam artikel, yaitu binatang zoomorfik al-farasy
dalam Surat al-Qari‟ah ayat 4. Perlu diketahui bahwa zoomorfik adalah atribusi sifat binatang pada diri manusia. Perilaku al-farasy sebagai
binatang yang sering bertebaran di sekitar cahaya, baik api ataupaun cahaya lampu sering disalahartikan oleh para ulama sebagai bentuk
pembakaran diri. Para ulama klasik tidak memperhatikan perilaku binatang tersebut secara detail. Akibatnya adalah ayat tersebut dianggap
sebagai taqbih halihi (menghinakan keadaan) manusia pada saat hari kiamat datang yang disamakan dengan al-farasy. Taqbih tersebut
diindikasikan dengan kata dza‟fin (lemah) dan dzillu (hina) yang disematkan pada al-farasy. Penulis memandang bahwa perlu kajian yang holistik
terhadap binatang tersebut, sehingga ditemukan apa makna proporsional dari perilaku binatang (etologi) al-farasy yang bertebaran, dan apa
hubungannya dengan permisalan manusia pada hari kiamat kelak.
Kajian tentang binatang di dalam Al-Qur‟an perspektif zoologi sastra, khususnya dalam kaitannya dengan seni kisah zoomorfik al-farasy
Surat Al-Qari‟ah belum dilakukan oleh peneliti lain. Akan tetapi beberapa kajian dengan perspektif lain yang memiliki relevansi sudah banyak
dilakukan. Di antaranya adalah penelitian Zaglul an-Najar dengan perspektif tafsir „ilmy mengungkap kemukjizatan Al-Qur‟an baik dari segi i‟jaz
ilmy ataupun i‟jaz lughawy. Dia berargumen bahwa kemukjizatan AlQur‟an tidak hanya terletak pada keagungan struktur bahasa saja, akan
tetapi juga pada ayat-ayat kauniyah yang dapat dianalisis melalui ilmu sains. Salah satu ayat yang dikaji oleh Zaglul adalah ayat ke-41 Surat al-
„Ankabut terkait rumah laba-laba. Tahapan analisis yang dilakukan Zaglul adalah Pertama, Eksplorasi penafsiran para mufassir seperti Ibn Katsir,
Imam Jalalain dan lain sebagainya terhadap ayat ke-41. Kedua, kajian secara intensif binatang labalaba (al-„Ankabut) tersebut dengan kajian
ilmiah. Ketiga, fokus analisis pada kata yang dibidik yaitu (auhana) yang menunjukkan makna „lemah‟ pada ayat tersebut dan
menghubungkannya dengan temuan ilmiah. Keempat, simpulan hasil bacaan terhadap interpretasi para mufassir dan temuan hasil penelitian
ilmiah tentang sarang laba-laba bahwa ia lemah baik secara haqiqy ataupun ma‟nawy.
Penelitian yang dilakukan oleh Asep dengan menganalisis ayat-ayat terkait serangga di dalam Al-Qur‟an dengan teori Hermeneutika „Abid
al-Jabiri. Teori Hermeneutika „Abid al-Jabiri yang digunakan adalah al-fasl dan al-wasl. Al-Fasl mewakili kajian tradisi, sedangkan al-wasl mewakili
tinjauan modern kontekstual. Dia mengkaji sebelas ayat yang memuat gambaran sembilan serangga di dalam Al-Qur‟an, yaitu lebah, semut,
belalang, kutu, laron, laba-laba. rayap, lalat dan nyamuk. Dalam penelitiannya tersebut menyimpulkan bahwa diksi dalam Al-Qur‟an memiliki
makna kedua yang tersembunyi, contohnya adalah keahlian lalat dalam hal penerbangan. Hal ini belum diketahui pada zaman dahulu.
Selanjutnya serangga dalam AlQur‟an memuat makna filosofis yang tinggi dan pesan teologis. Terdapat rangakaian cerita serangga yang
harmonis ketika dikaji melalui tartib nuzul ayat. Perbedaan antara tulisan ini dengan penelitian yang dilakukan Asep terletak pada teori dan
pendekatan yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa tinjauan tentang zoologi sastra dalam Al-Qur‟an dan aplikasinya dalam
analisis ayat tentang binatang belum dilakukan oleh penulis lain. untuk mengulas urgensi zoologi sastra sebagai pendekatan dalam analisis ayat-
ayat terkait binatang dalam Al-Qur‟an dan memberi contoh aplikatif analisis sastra binatang perspektif zoologi sastra, khususnya pada ayat
zoomorfik al-Farasy yang menggambarkan manusia pada hari kiamat kelak. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, penulis menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dan interpretatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi urgensi pendekatan atau
perspektif zoologi sastra dalam kajian binatang di dalam Al-Qur‟an. Sedangkan analisis interpretatif digunakan peneliti untuk menemukan makna
mitos pada ayat zoomorfik al-farasy di dalam Al-Qur‟an melalui teori Semiotika Roland Barthes dan Tasybih dalam Ilm Balaghah.
B. Telaah Islam dengan Ilmu Evolusi
Charles Darwin pada (12 februari 1809-19 April 1882) melalukan perjalanan mengelilingi dunia bersama kapal H.M.S. Beagle selama lima
tahun mulai dari tahun 1831. Buku teori evolusi Charles Darwin yang pertama berjudul “On The Origin of Spesies” terbit pada tahun 1859. Buku
yang kedua berjudul The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex terbit pada tahun 1871, di buku kedua inilah muncul kontroversi teori
evolusi manusia. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa secara evolusi manusia dan kera Afrika memiliki leluhur yang sama, namun tidak
mengatakan manusia berasal dari kera. Meskipun demikian tetap saja banyak yang menolak teori tersebut, terutama dari pihak agamawan. Di
dalam buku tersebut juga belum ditemukannya fosil transisi antara kera dan manusia, yang sering disebut dengan istilah missing-link (mata rantai
yang hilang).
Walaupun para ahli falsafah pada zaman tersebut masih lagi menerima perpsektif mistik mengenai tuhan. Mereka masih mempercayai jika
manusia diciptakan oleh dewa-dewa namun melalui pemahaman yang berbeda. Misalnya Plato yang berpendapat di dalam karyanya yang
bertajuk Republic, bahawasanya dewa-dewa telah bereksperimen dengan logam bermula dari emas berakhir dengan besi dalam penciptaan
manusia, maka keturunan manusia berasal dari besi. Sedangkan Pendapat Aristotle yang terkenal dan kontroversi pada zaman ini mengenai
penciptaan manusia adalah dengan embriologi. Menurut Aristoteles manusia diciptakan dari sperma lelaki bercampur dengan darah haid
perempuan yang bergumpal. Sperma manusia dikatakan mengandung homunculus atau manusia mikroskopik yang lengkap dan kemudiannya
akan berkembang di dalam rahim seperti tumbuhnya pohon kecil.
Dari Qs. Al-Baqarah ayat 30 dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia yang lain sebelum nabi Adam, karena para malaikat telah mengira
bahwa Allah akan menciptakan manusia yang sama dengan sebelumnya, yang mempunyai kebiasaan merusak dan menumpahkan darah. Pada
ayat tersebut Allah berkata “Sesungguhnya Kami akan menjadikan khalifah di muka bumi”, Khalifah atau pemimpin, yang artinya sebelum sudah
adanya manusia namun belum ada sebelumnya seorang khalifah atau pemimpin, dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil manusia purba yang
diperkirakan ada lebih dahulu sebelum nabi Adam (bukan manusia kera). Menurut Muhammad Quraish Shihab bahwa ayat Al-Qur‟an yang
pertama kali menerangkan tentang kejadian manusia adalah pada surat Al-Hijr ayat 28 dan AshShaad ayat 71. Dalam ayat ini manusia disebut
sebagai yang dalam terminologinya yang dimaksud adalah manusia sebagai makhluk biologis.
Selanjutnya pada ayat 29 dijelaskan bahwa jika Allah telah menyempurnakan kejadian dalam proses penciptaan manusia, maka Allah
akan meniupkan Ruhnya, kalau dihubungkan dengan surat Al-Baqarah ayat 30, maka yang dimaksud di sini adalah Ruh manusia sebagai
Khalifah, dalam hal ini berarti manusia sebagai makhluk ruhani. Dalam Al-Baqarah ayat 30 manusia disebut sebagai ‫خ‬ ‫ل‬ ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ي‬ , َْْ jadi dapat
diartikan yang dimaksud di sini adalah ruh kekhalifahan.Jadi dalam ayat diatas, manusia disebut dengan dua sebutan), khalifahَْْ ( ‫يف‬َ‫ح‬ ْ ْ‫خل‬
dan) basyar (َ‫ب‬ َْ‫ش‬ ‫را‬ yaitu sebutan yang lain yang terdapat di Al-Qur‟an yang berarti manusia adalah insan, annas dan bani adam. Sebutan
tersebut juga menggambarkan tingkatan manusia dari basyar, insan, annas, bani adam sampai ke khalifah. Jika tingkat tertinggi dalam penciptaan
manusia pertama adalah nabi Adam sebagai khalifah maka tingkat terendah manusia sebagai al-basyar, manusia secara biologis adalah Homo
erectus, yang dalam Al-Qur‟an disebut di Al-Baqarah ayat 30 sebagai makhluk mirip manusia yang belum mempunyai kesempurnaan fisik dan
kecerdasan seperti pada manusia sekarang (Homo sapiens). Dari sudut pandang ilmu biologi manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(manusia yang cerdas) yang memiliki ciri-ciri antara lain: berdiri dan berjalan menggunakan dua kaki secara tegak, dan memiliki otak di atas
1000cc.
C. Telaah Islam dengan Ilmu Ekologi
Ekologi termasuk dalam cabang ilmu Biologi yang mempelajari cara-cara berhubungan antar organisme di dalam lingkungan sekitarnya
dan telah berkembang sesuai perjalanan sejarah manusia hidup dan berkembang biak. Para biologiwan yang terkenal di abad ke-18 dan ke-19
sebenarnya telah banyak bermunculan yang telah memberikan sumbangsih pikiran dalam bidang ini, sekalipun pada saat itu belum menggunakan
kata ”ekologi”. Misalnya, Antony Van Leeuwenhoek yang lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop pada tahun 1700-an, memprakarsai pula
pengkajian rantai makanan dan pengaturan populasi. ekologi dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan
sesamanya dan dengan bendabenda tidak hidup di sekitarnya, sebagaimana dijelasakan bahwa makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tumbuh-tumbuhan, sedangkan lingkungannya dapat berupa udara, tanah, air, unsureunsur hara, dan lain-lain.
Ruang lingkup ekologi sangat luas yang sebelumnya hanya mempelajari tentang makhluk hidup yang memiliki tingkat organisasi paling
sederhana (rendah) sampai ke level organisasi paling kompleks (tinggi). Makna fasada yang berati bencana selain akibat perbuatan syirik, juga
dapat berbentuk bencana bersifat fisik akibat perbuatan tangan-tangan manusia merubah ekosistem alam sebagaimana dapat disimak pada Qs.
Al-Rum Ayat 41. Kerusakan di muka bumi (fasad fi al-ardh) adalah terjadinya peperangan dan berkembangnya syahwat binatang yang
mengakibatkan merosotnya kehidupan dan timbulnya dekadensi akhlak. Hal ini tentunya perlu dicarikan solusi memperbaiki dan mengiṣlah seraya
mendekatkan diri, bertaubat dan beriman kepada Allah secara benar, beramal sholih dan meninggalkan perbuatan maksiat dan munkarat, akan
tetapi kebanyak mereka tidak mengetahui dan tidak memahami. Larangan dalam ayat tersebut, biasa juga dimaksudkan untuk halhal yang akan
menyebabkan kerusakan seperti membuka rahasia umat muslim kepada kaum kafir, kemudian menyuruh kaum kafir itu membujuk umat Islam
agar tidak mengikuti nabi Muhammad, firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 11-12.
Al-Qur‟an memiliki konsep yang sangat jelas tentang hubungan manusia dengan lingkungan alam ini. Dalam pandangan Al-Qur‟an
lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari nilai-nilai tauhid (keimanan) seseorang terhadap Tuhan. Artinya, perilaku manusia terhadap alam
dan lingkungannya merupakan manifestasi dari ketauhidannya kepada Allah yang membebaskan manusia dari ketundukan kepada hawa nafsu
dan penghambaan diri kepada makkluk. Nilai-nilai Tauhid menjadikan setiap individu selalu merasa aman dan optimis, dan hal ini dapat
mengantarkannya pada kondisi hidup tenang, damai dan selalu dapat berkonsentrasi dalam segala usaha yang dilakukannya. Oleh sebab itulah
nilai-nilai tauhid selalu ditekankan dalam segala hal, yang dapat menumbuh kembangkan kesadaran bertanggung jawab dan memelihara manusia
dari kecerobohan, ketidakadilan dan keangkuhan. Ketauhidan menjadi pendorong gerak dan dan aktivitas individu agar hidup lebih berhati-hati,
tidak bertindak sewenang-wenang, dan tidak melampaui batas. Ketauhidan menjadikan penduduk suatu negeri dapat bekerja sama dalam
kebaikan dan saling tolong-menolong untuk mengelola bumi serta menikmati hasilnya secara bersamasama. Karena itu, semakin kokoh kerja
sama yang dibangun dan ketenangan jiwa yang bersemayam dalam hati, maka semakin banyak pula hasil yang diraih dari alam raya ini, dan
kedamaian yang selalu dirasakannya.
D. Telaah Islam dengan Ilmu Botani
Pembahasan tentang ilmu botani terdapat dalam salah satu ayat Al-Qur’an yang artinya : “Dan kami turunkan dari langit air yang banyak
manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang ditekam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang
mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati
(kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.”
Allah memerintahkan manusia supaya memerhatikan kejadian langit dan bumi. Kemudian dalam ayat diatas Allah memerintahkan supaya
memperhatikan hujan dan tanaman pokok buah-buahan dan padi, gandum dan jagung. Selain dari pada itu pohon kurma disebut secara khusus,
kerana buah kurma memberi kenyang seperti nasi, sehingga bagi tentara Arab di padang pasir, buah kurma sudah cukup menjadi bekal dalam
peperang, dan mudah dibawa ke mana-mana. Selain itu, anggur merupakan buah yang mempunyai keistimewaan tersendiri yang tidak ada pada
buah-buahan lain, begitu juga dengan pohonya yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan pohon lain. Buah-buahan yang disebut secara
khusus di dalam Al-Qur‟an mempunyai khasiat yang banyak untuk kesehatan tubuh badan manusia. Khasiat ini telah terbukti dengan kajian
pemakanan. Kajian pertanian modern mendapati tanaman sejenis (monoculture) menyebabkan kerusakan yang parah kepada tanah seperti
kurangnya mineral, timbulnya penyakit tumbuh-tumbuhan dan banyaknya serangga perusak. Satu lagi i„jaz „ilmi dalam ayat ini ialah mengenai
ilmu botani yaitu pembagaian tanaman dalam satu ladang. Dalam Qs. AlKahfi ayat 22-23, Ayat ini menjelaskan cara menyusun tiga jenis tanaman
yaitu anggur mewakili tanaman melata dikelilingi oleh pohon kurma yang mewakili pohon tinggi dan di antara pohon anggur hendaklah ditanam
sayuran dan bunga-bungaan. Cara penanaman ini akan membantu meningkatkan hasil pertanian.
E. Telaah Islam dengan Ilmu Taksonomi
Islam pada dasarnya juga menggenal taksonomi sejak lama, yaitu sejak zaman nabi adam as ketika diperkenalkan oleh allah SWT tentang
nama-nama benda, hewan dan tumbuhan dialam semesta. Hal ini tersirat dalam firman allah swt yaitu Qs Al-Baqarah Ayat 33:
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama
benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Ayat lain yang menggandung Taksonomi adalah Ketika allah swt
menggajarkan Adam as nama-nama benda yang ada di alam semesta. Firman Allah swt Qs. Al-Baqarah Ayat 31 :
Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Dua ayat diatas menyiratkan teori taksonomi yang ada didalam islam, dimana saat itu nabi adam as sudah diajarkan oleh allah swt
tentang klasifikasi benda, tumbuhan, hewan yang ada dialam semesta. Inilah ayat yang menjadi dasar bahwa islam juga menggenal teori
taksonomi. Makna taksonomi sangat beragam dan makna tersebut secara substansi mempunyai kesamaan, yaitu ilmu tentang klasifikasi.
Diantaranya diartikan sebagai klasifikasi bidang ilmu, kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek, klasifikasi unsur bahasa
menurut hubungan hirarki, rutan satuan fonologis atau gramatikal yang dimungkinkan disatuan bahasa.
Awalnya istilah taksonomi sudah ada sejak zaman sebelum masehi yang dikenal dengan taksonomi klasik (classical taxonomy) yang
dikemukakan oleh Artistoteles pada tahun 384-322 SM. Kemudian dikembangkan bidang biologi oleh Charles Darwin dengan cara
menggelompokan berbagai objek kedalam katagori dan hirarki kemudian muncul dan berkembang menjadi dasar taksonomi biologi. Pada
bidang biologi khususnya taksonomi tumbuhan dan hewan, sudah mulai maju dan berkembang pada tahun 1852 M, diantaranya dikemukakan
oleh G.C Wittstein yang berisi taksonomi botani. Tahun 1931 M J.C. Willia memakai istilah taksonomi dalam memetakan sel-sel tumbuhan.
Dan Taksonomi merupakan sebagai klasifikasi di dalam komponen pengetahuan, asas serta ajaran yang melingkupi pengkategorian bagian
bahasa yang sesuai dengan korelasi tingkatannya, runtunan dasar gramatikal ataupun fenologi kemudian dipertimbangkan dalam dasar
bahasa dan klasifikasi objek.
RANGKUMAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Referensi:
Ah. Zakki Fuad. Taksonomi Transeden (Paradigma Tujuan Pendidikan Islam). Jurnal Pendidikan Agama Islam 02. no. 01 (2014): 3–25. h. 5-6
Guessoum, Nidhal. 2020. Memahami Sains Modern : Bimbingan untuk Kaum Muda Muslim. Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa
Hamdani. 2011. Filsafat Sains. Bandung : Pustaka Setia
Ishaq, Usep Mohamad. 2020. Filsafat Sains menurut Ibn Al-Haytham. Jakarta : Kencana
Kamil, Sukron. 2022. Islam dan Sains Modern : Telaah Filsafat dan Integrasi Ilmu dari Alam, Sosial hingga Budaya. Jakarta : Kencana
L Sholehuddin. 2021. Ekologi Dan Kerusakan Lingkungan Dalam Persepektif AlQur’an. Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 4 (2): 113–
DOI: 10.33511/alfanar.v4n2.113-134
Nasr. Seyyed Hossein. 2022. Islam, Sains dan Muslim. Yogyakarta : IRCiSoD
Soedojo, Peter. 2004. Pengantar Sejarah dab Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Zin, Karimah Mat dan Bidin, Sharifah N.B.S. 2020. Ayat-Ayat Terpilih Berkaitan dengan Botani dan Geologi dalam Al-Qur’an dari Aspek I’jaz dan
Hubungannya dengan Akidah. JIMK: Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari. 21 (1). 149-160.
https://doi.org/10.37231/jimk.2020.21.1.384.
Zuhri, Misbah Khoirudin. 2017. Teologi Saintifik: Integrasi Spiritualitas, Etika dan Sains Modern. Semarang : Walisongo Press

More Related Content

Similar to SEJARAH ILMUWAN ISLAM

Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02
Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02
Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02MarchiAnggi65
 
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu PengetahuanIIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuanfarhanmaulana916953
 
Merajut kembali peradaban muslim
Merajut kembali peradaban muslimMerajut kembali peradaban muslim
Merajut kembali peradaban muslimBKIM IPB
 
null.pptx
null.pptxnull.pptx
null.pptxScHardi
 
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxFauzan109911
 
Periodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah IslamPeriodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah Islamizzulislam_id
 
Masa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islamMasa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islamSheno Maos
 
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam Islam
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam IslamTokoh Pemikir Ilmu Kalam Islam
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam Islamdr2200s
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliMasa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliمحمد Rydoe
 
Fikih kel 5
Fikih kel 5Fikih kel 5
Fikih kel 5Ltfltf
 
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamKajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamAzman Ariffin
 
Bukti dan Argumentasi Kebenaran Islam
Bukti dan Argumentasi Kebenaran IslamBukti dan Argumentasi Kebenaran Islam
Bukti dan Argumentasi Kebenaran IslamRainidyh
 
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptx
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptxSEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptx
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptxJimatul Arrobi
 

Similar to SEJARAH ILMUWAN ISLAM (20)

Sumbangan Tamadun Islam
Sumbangan Tamadun IslamSumbangan Tamadun Islam
Sumbangan Tamadun Islam
 
Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02
Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02
Masakejayaanislamyangdinantikankembali 141202141317-conversion-gate02
 
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu PengetahuanIIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
 
Merajut kembali peradaban muslim
Merajut kembali peradaban muslimMerajut kembali peradaban muslim
Merajut kembali peradaban muslim
 
null.pptx
null.pptxnull.pptx
null.pptx
 
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
biografi
biografibiografi
biografi
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
Periodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah IslamPeriodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah Islam
 
Masa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islamMasa depan cerah peradaban islam
Masa depan cerah peradaban islam
 
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam Islam
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam IslamTokoh Pemikir Ilmu Kalam Islam
Tokoh Pemikir Ilmu Kalam Islam
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 
Presentasi Agama
Presentasi Agama Presentasi Agama
Presentasi Agama
 
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembaliMasa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
Masa Kejayaan Islam Yang dinantikan kembali
 
Fikih kel 5
Fikih kel 5Fikih kel 5
Fikih kel 5
 
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamKajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
 
Bukti dan Argumentasi Kebenaran Islam
Bukti dan Argumentasi Kebenaran IslamBukti dan Argumentasi Kebenaran Islam
Bukti dan Argumentasi Kebenaran Islam
 
Tokoh tokoh islam
Tokoh tokoh islamTokoh tokoh islam
Tokoh tokoh islam
 
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptx
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptxSEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptx
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.pptx
 

More from RiyamaraAulia

ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdfppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdfRiyamaraAulia
 
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdfPeralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdfRiyamaraAulia
 
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdfppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdfRiyamaraAulia
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxRiyamaraAulia
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...RiyamaraAulia
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...RiyamaraAulia
 
Makalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxMakalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxRiyamaraAulia
 
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdfFisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdfRiyamaraAulia
 
Fisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdfFisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdfRiyamaraAulia
 

More from RiyamaraAulia (9)

ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdfppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
 
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdfPeralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
 
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdfppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
 
Makalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxMakalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docx
 
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdfFisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
 
Fisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdfFisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdf
 

SEJARAH ILMUWAN ISLAM

  • 1. CAPAIAN PEMBELAJARAN: 1) Mahasiswa mampu menyadari alur pemikiran penemuan sains dari masa ke masa melalui studi literatur sejarah secara komprehensif 2) Mahasiswa mampu menghargai kontribusi ilmuwan muslim dalam perkembangan sains dan teknologi dengan baik 3) Mahasiswa mampu menguraikan sejarah perkembangan sains dalam beberapa periode melalui diskusi dengan benar 4) Mahasiswa mampu membedakan sejarah perkembangan sains dunia barat dan Islam melalui studi literatur LEMBAR KERJA MAHASISWA 1 DARTs 2. DIAGRAM COMPLETION Pada Bagian 1 ini, mahasiswa diharapkan dapat membuat sebuah diagram berdasarkan bahan bacaan yang ada. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM ISLAM Awal mula kemunculan dan perkembangan sains dalam dunia Islam beriringan dengan ekspansi Islam itu sendiri. Dalam kurang lebih 25 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW (632 M), kaum muslim pada waktu itu telah berhasil menaklukkan seluruh jazirah Arabia dari selatan hingga utara. Belum sampai satu abad, pada 750 M, wilayah Islam telah meliputi hampir seluruh luas jajahan di Asia dan Afrika Utara. Pembukaan negeri-negeri ini berlangsung sangat pesat dan tak terbendung. Satu persatu kerajaan demi kerajaan berhasil ditaklukkan.
  • 2. Pada abad ke-8 hingga dengan abad 12 M, umat Islam berada pada zaman keemasan. Zaman dimana ilmu pengetahuan dan peradaban Islam berkembang pesat mencapai puncaknya. Pada saat itu umat Islam menjadi pemimpin dunia karena perhatiannya yang sangat besar tidak hanya dari sisi ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu umum, dan ilmu-ilmu murni. Pada masa ini bermunculan tokoh-tokoh dan ilmuwan yang sangat cerdas, aktif dan handal, sebut saja misalnya: Al-Kindi (185 H /807 M – 260 H /873 M), Al- Khawarizmi (w. 249 H /863 M), Al-Razi (2551 H /865 M – 313 H /925 M), Al-Farabi (258 H /870 M – 339 H /950 M), Ibn Sina (370 H /980M – 428 H /1037 M), Al-Biruni (362 H /973 M – 442 H /1051 M), Al-Ghazali (450 H /1058 M – 505 H /1111 M) dan masih banyak sederetan ilmuwan yang ide pikiranya mewarnai peradaban dunia. Para ilmuwan tersebut oleh Sayyed Hossein Nasr, disebut sebagai figur-figur universal ilmu pengetahuan Islam. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintahan dinasti Abbasiyah. Peralihan kekuasaan pemerintahan Islam dari Dinasti Umaiyah ke Dinasti Abbasiyah (750 M) merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah peradaban Islam, yang tidak mungkin dapat dilupakan oleh insan akademik khususnya para sejarawan muslim. Hal tersebut karena dikemudian hari tidak hanya mampu memunculkan sebuah zaman keemasan, akan tetapi juga merupakan titik balik dalam perputaran sejarah dunia, yang mana dengan ditandai adanya penaklukan wilayah Afrika pada tahun 710 M, dan wilayah Spanyol pada tahun 711 M. Masa pemerintahan Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya dibawah pemerintahan Raja Harun al-Rosyid yang cukup terkenal dalam sejarah peradaban Islam. Pemerintahan Dinasti Abbasiyah dianggap sebagai pilar utama perkembangan sains dalam Islam, karena pada masa ini banyak bermunculan ilmuwan dan berbagai karya dalam ilmu pengetahuan. Kesuksesan itu berlangsung sekitar lima abad lamanya, ditandai dengan produktifitas yang tinggi. Sebagai contoh, al-Battani yang mengoreksi dan memperbaiki sistem astronomi Ptolemy, mengamati mengkaji pergerakan matahari dan bulan, membuat kalkulasi baru, mendesain katalog bintang, merancang pembuatan pelbagai instrumen observasi, termasuk desain jam matahari (sundial) dan alat ukur mural quadrant. Seperti buku-buku lainnya, karya al-Battani pun diterjemahkan ke bahasa Latin, yaitu De scientia stellarum, yang dipakai sebagai salah satu bahan rujukan oleh Kepler dan Copernicus. Kemudian dalam bidang fisika ada , Ibn Bajjah yang mengantisipasi Galileo dengan kritiknya terhadap teori Aristoteles tentang daya gerak dan kecepatan. Demikian pula dalam bidang- bidang lainnya. Bahkan dalam hal teknologi, pada sekitar tahun 800an M di Andalusia (Spanyol), Ibn Firnas telah merancang pembuatan alat untuk terbang mirip dengan rekayasa yang dibuat Roger Bacon. Seiring berjalannya waktu perjalanan sains dalam dunia islam seolah-olah mendadak berhenti. Menurut Al-Buthi, setidaknya ada dua factor yang menjadikan kemunduran umat Islam saat itu. Pertama, terpesonanya umat Islam terhadap revolusi yang terjadi di Barat sebagai tanda kebangkitan peradaban Barat pada waktu itu. Kedua, terpengaruh dengan keberhasilan Barat dalam melepaskan dirinya dari cengkeraman doktrin-doktrin gereja. Lebih lanjut, ketertinggalan umat Islam di abad ini diakibatkan oleh penyakit kronis kebanyakan umat Islam yaitu keterpikatan umat Islam terhadap peradaban Barat secara membabi buta. Dalam karyanya yang berjudul Ala Thariqi Al-Audah Ila Islam; Rasm Li Manhaj Wa Hallu Li Musykilat dan Hiwar Haula Musykilat Hadhariyah, Al-Buthi
  • 3. menolak sikap inferioritas peradaban Barat. Tetapi beliau menanamkan optimisme dan sikap superioritas Islam bagi kaum muda. Di sisi lain, Al-Buthi juga mengakui adanya saling ketergantungan di era pasca modern antara Islam dan Barat. Oleh karenanya, umat Islam mempunyai hak untuk mengadopsi peradaban barat yang terbukti baik dan bermanfaat secara selektif. Begitu juga dengan orang Barat juga dapat mengadopsi dari Islam apa yang mereka butuhkan untuk bebas dari kehancuran spiritual. Dibidang lain, seperti Ibnu al-Baitar (wafat 1248) meninggalkan risalah tentang obat-obatan, Ibnu al Awwan dan Sevilla menulis buku yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman dan cara pembiakan, pengolahn serta menguraikan gejala-gejala penyakit tanaman lengkap dengan cara pemberantasannya. Fakta tentang biologi telah disebut dalam Al-Qur’an lebih dari 1400 tahun lalu yang dibuktikan oleh para ilmuwan saat ini. Ilmuwan lain yang juga berperan dalam perkembangan biologi antara lain Al-Khazini mengemukakan bahwa teori evolusi dalam peradaban Islam di abad ke-12 SM. Pada masa itu, sekolah-sekolah telah mengajarkan tentang teori evolusi. Tokoh muslim yang pertama kali mengembangkan teori evolusi adalah Al-Jahiz (781 M – 869 M). Ilmuwan ini mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup atau survive. Al Jahiz dikenal dengan teori berjuang “struggle for existence” Salah seorang ahli biologi muslim lainnya yang mengkaji tentang teori evolusi adalah Al-Mashudi. Hasil pemikirannya dituangkan dalam kita Al-tanbih wal Ishraq, Al-Ashma’i yang mengarang kitab Asy-Sya’ (kambing), Al-Khoil (kuda), dan Al-Ibil (Unta). Ada pula Al-Jahidh yang mengarang kitab Al- Hayawan (hewan) yang berbicara tingkah laku hewan, aspek biologisnya, kelahirannya, pertumbuhannya, tempat tinggalnya, pengasuhan, pemberian makanan, dll. Ia juga yang mengenalkan konsep Al-Mukafahah Al-Hayawiyyah (Biological Control), pengaruh panas-dingin- matahari-naungan terhadap hewan-hewan, dll. Al-Mijrithi mengarang kitab At-Thobi’iyyat wa Ta’tsir An-Nasy-ah Wa Al-Bi-ah ‘Ala Al-Kainat Al-Hayyah yang membicarakan pengaruh lingkungan pada hewan-hewan, mengenalkan konsep Marotib Al-Haimanah Lada Al-Hayawanat (Domi-nance Heirarchy) yang menyimpulkan bahwa hewan juga punya pemimpin dan yang dipimpin. Ibnu Sina dalam ensiklopedinya Asy-Syifa’ membahas hewan-hewan air dan amphibi. Beliau juga membahas apa yg dikenal di zaman sekarang dengan sebutan ‘Ilmu Bi-ah Al-Mutahajjirot (Paleoecology) yakni menggunakan Al-Ahafir Al-Bahriyyah (Fossils) secara benar sehingga bisa menunjukkan bahwa bagian-bagian bumi di masa prasejarah telah ditenggelamkan oleh laut. Beliau juga membahas tanaman- tanaman yang bisa dijadikan sebagai obat, yang dalam pembahasannya lebih dikonsentrasikan pada lahan tumbuhnya tanaman dari segi jenis tanah apakah asin ataukah manis.
  • 4. Ibnu Al-Baithor dalam kitabnya Al-Jami’ Limufrodat Al-Adwiyah wa Al-Aghdziyah mencoba lebih detail meneliti berbagai tanaman dengan beragam lingkungannya. Karyanya sangat mirip dengan sistem klasifikasi ilmuwan masa sekarang terhadap tumbuh-tumbuhan. Al-Qozwini dalam kitabnya ‘Aja-ib Al-Makhluqot Wa Ghoro-ib Al-Maujudat mencoba memberi tekanan pembahasan pada pengaruh lingkungan terhadap hewan-hewan, lalu membahas hubungan-hubungan persahabatan atau permusuhan antar hewan yang dikenal di zaman sekarang dengan istilah At-Tadakhulat Al-Hayawiyyah (Biological Intertionships. Ia juga punya karya yang berjudul Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-‘Ibad yang membahas lingkungan hidup hewan-hewan. Ad-Damiri dalam Kitabnya Hayatu Al-Hayawan Al-Kubro menyebut sekitar 900 macam hewan dengan menjelaskan nama, spesies, tabiat, karakter-karekter dan riwayat-riwayat terkait dengannya. Karyanya telah diterjemahkan dalam bahasa Turki, Inggris, Prancis. Beliau juga punya karya berjudul Hawi Al-Hisan Fi Hayati Al-Hayawan. Selanjutnya, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana ilmuwan muslim membahas topik biologi yang kental dengan nuansa dan suasana nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan peradaban Islam, berikut ini disajikan salah satu pembahasan ilmuwan biologi sekaligus ahli fikih yang bernama Kamaluddin Ad-Damiri dalam kitabnya yang berjudul Hayatu Al-Hayawan Al-Kubro. Terlepas dari kontroversi nilai kitab ini dalam pandangan biologi dari sisi keakurasian informasi-informasi ilmiahnya, namun cukup bermanfaat menampilkan isinya sebagai salah satu kekayaan peradaban Islam dalam bidang sains yang cukup kental upayanya mengaitkan dengan konsep-konsep dan sudut pandang Islam. Topik yang dibahas adalah deskripsi salah satu hewan, yaitu Khuffasy (kelelawar). Pertama-tama Ad-Damiri membahas pengertian Khuffasy (kelelawar) disertai penjelasan cara melafalkannya menurut ilmu bahasa. Setelah itu, Ad-Damiri menjelaskan secara lebih mendalam asal kata Khuffasy dari sisi analisis kebahasaan, sehingga kajiannya menonjolkan aspek linguistiknya. Kajian jenis ini tidak mungkin dilakukan jika seseorang tidak punya pengetahuan bahasa Arab yang luas, dan kajian mendalam atas kamus-kamus bahasa Arab kuno termasuk tulisan-tulisan ahli bahasa tentangnya.
  • 5. TUGAS! Buatlah diagram / peta konsep dari bacaan diatas tentang ilmuwan-ilmuwan muslim yang berperan dalam perkembangan sains sesuai dengan kelompok ilmunya (Fisika, biologi dan Kimia)!
  • 6. Tipe 2. Analysis DARTs LEMBAR KERJA MAHASISWA 2 DARTs 5. Diagramatic Representation ( Membuat Diagram) Bacalah cerita tentang Sejarah perkembangan sains berikut ini! Diskusikan dengan temanmu sekelompok, setelah membaca buatlah diagram yang menggambarkan sejarah perkembangan sains tersebut pada kolom yang telah disediakan Sejarah Perkembangan Sains Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya. Ilmu pengetahuan alam mempunyai bentuk yang mantap sebagai ilmu baru terjadi menjelang abad XVI. Sebelumnya masih merupakan kumpulan pengetahuan alam yang cara memperolehnya belum menggunakan cara yang dapat diandalkan. Awal dari Ilmu Pengetahuan Alam dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya dan kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya Selanjutnya dan peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap Untuk memberikan gambaran tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, berikut ini dibahas berbagai pengetahuan yang dikenal manusia dan cara berpikirnya sejak zaman kuno sampai dengan akhir abad XVI.
  • 7. 1) Zaman Kuno Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda- bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and eror. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu. Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul di catat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajat dan satu lingkaran penuh adalah 360°. Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah sepuluh atau sebelas hari. Ini terJadi kira-kira 3. 000 SM. Pada tahun 2980-2950 SM. telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di Sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa Pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM. orang Mesir telah menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya. 2) Zaman Yunani Kuno Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebabakibat dari segala sesuatu. Beberapa pandangan dan pendapat itu adalah sebagai berikut: Thales (624-548) Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Di samping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari. Anaximenes (588-526 SM.)
  • 8. Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernapasan. Anaximander (610-546 SM.) Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya. Heraklitos (535-475 SM.) Menyatakan bahwa apixadalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta. yang berubah-ubah sifatnya di dalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan., segala sesuatu adalah mengalir. Pythagoras (580-499 SM.) Mengemukakan empat unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal itu yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya. Empedokles (495-435 SM.) Menerima empat unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari percampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan akan tolak menolak. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM) Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut: Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam bentuk dan ukurannya. Segala zat berbeda dalam jumlah dan susunan atom.
  • 9. Semua perubahan adalah akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut hukum sebab-akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan. Plato (427-347 SM.) Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pencaindera hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam yang gaib. Aristoteles (384-322 SM.) Menerima empat unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia menganggap bahwa unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timbah putih dan besi, pada dasarnya mengandung banyak tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari usaha alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera. Ptolomeus (127-151) Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagad raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang zaman modem, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme di ganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
  • 10. 3) Zaman Pertengahan Zaman Alkimia (abad 1-2) Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu : air raksa, belerang dan garam. Di sini pengertian unsur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri. Air raksa = logam yang mudah menjadi uap. Belereng = mudah terbakar dan memberi warna. Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah. Zaman Latrokimia (latros = Tabib) Tokohnya Paracelsus (1439-1541), menerima tiga unsur : air raksa, belerang dan garam yang dipandang bahwa: Air raksa & mengandung roh, jiwa. Belerang = mengandung semangat. Garam = merupakan tubuhnya. Misalnya kayu dapat terbakar karena mengandung belerang dan garamnya tinggal sebagai abu. Sampai dengan tahun 1400, perkembangan ilmu pengetahuan alam hampir tidak berarti, karena semuanya masih didasarkan atas pengetahuan Yunani terutama paham Aristoteles. Perkembangan yang lebih penting dilakukan di Arab. Pada zaman keemasan Islam, pengaruh bangsa Arab sangat menonjol. Daerah kekuasaan Islam mulai dari India ke barat sampai Spanyol dan Portugal. Karya-karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Oleh cendikiawan Islam buku-buku Yunani dipelajari, dikembangkan dan diperkaya. Jasa orang Arab (orang Islam) adalah memelihara pengetahuan dan memperkaya karya Yunani, yang kemudian dipelajari oleh orang-orang Eropa. Beberapa cendikiawan Islam antaranya: Al Khowarisni (825) Menyusun buku aljabar dan aritmatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem desimal. Menurut catatan sejarah karya Al-Khowarismi merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980-1137) menulis buku tentang kedokteran.
  • 11. Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah: (a) Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa. (b) Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat- obatan, astronomi, kimia dan biologi. (c) Memantapkan penggunaan sistem penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya. Contoh : Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut ke belakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua ribuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan bangsa Arab. 4) Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan memang sudah banyak, tetapi belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Kalau ada kesimpulan yang didapat, biasanya masih diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah diketemukan alat yang semakin sempurna, di tambah dengan meningkatnya kemampuan berpikir, mulailah dikembangkan metode eksperimen. Beberapa tokoh yang memelopori metode eksperimen adalah: Roger Bacon (1214-1294) Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Leonardo da Vinci (1452-1519) Pernah menyatakan bahwa : Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
  • 12. Francis Bacon (1561-1626) Berpendapat bahwa cara berpikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran : Hanya penyelidikan dan percobaan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkan sehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Observasi dan pengumpulan data. 2) Menyusun model atau ramalan generalisasi. 3) Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap. Beberapa pandangan atau hasil yang merupakan dasar untuk perkembangan ilmu pengetahuan alam modern adalah sebagai berikut: Nicolas Copernicus (1473-1543) Ahli astonomi, matematika dan pengobatan. Karyanya antara lain sebagai berikut: 1. Matahari adalah pusat dari sistem tatasurya (heliosentrisme). 2. Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi. Johannes Keppler (1571-1630) Mengemukakan tiga buah hukum tentang peredaran planet mengelilingi matahari sebagai berikut: 1) Orbit dari semua planet berbentuk elips. 2) Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama. 3) Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari. Gelileo Galilei (1546-1642) Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukumnya Keppler. Ia juga menegaskan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan empat buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini di dasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
  • 13. Semua penemuan dan pendapat yang telah disebutkan di atas disusun berdasarkan hasil percobaan. Mulai saat itu dianggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modem. Dianggap demikian karena pengetahuan yang diperoleh tidak hanya menggunakan cara berpikir deduktif saja tetapi juga bertumpu pada pengetahuan yang sudah diakui kebenarannya dengan eksperimen. Dengan kata lain setelah manusia memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen lahirlah IPA sebagai ilmu yang mantap (Margono, 1988:9). Referensi Pustaka: Ahmadi, Abu dkk. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 6-14.
  • 14. LEMBAR KERJA MAHASISWA 3 DARTs 3. Question ( Membuat pertanyaan-pertanyan) Bacalah bahan bacaan yang tertera pada kolom di bawah ini. Buatlah pertanyaan-pertanyaan (Minimal 5 pertanyaan) yang berkaitan dengan isi bahan bacaan dengan memperhatikan aspek high order thingking Skill Tantangan Moral dalam Ilmu Biologi Berbicara tentang ilmu biologi, hal yang mungkin akan muncul di otak kita adalah ilmu tentang organisme hidup, genetik, pertumbuhan, evolusi dan lain-lain. Seperti yang kita tahu, tantangan biologi molekuler terhadap konsep kemanusiaan tradisional dan agama dari kehidupan manusia perlu dipikirkan secara serius. Mengingat campur tangan genetik dalam permasalahan manusia yang semakin hari semakin meningkat, maka dalam hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa biologi memiliki peranan penting. Namun seiring berjalannya waktu muncullah kekhawatiran mengenai pengaruh biologi terhadap nilai-nilai manusiawi yang membahayakan. Salah satunya, jika disiplin biologi mendorong pencarian karakter moral dan penelitian moral tidak melalui medium ideologis, namun mengambil paradigma naturalistik yang berakar dalam pandangan biologi. Bahkan para ahli sosiobiologi mengatakan bahwa zaman manapun dalam bidang sejarah manusia, moralitas kini telah jatuh ke dalam bidang biologi. Dengan tegas Islam menolak paradigma biologis sebagai alasan sebuah keberadaan bagi moral manusia. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 35:
  • 15. “Sesungguhnya lelaki dan perempuan yang muslim, lelaki dan perempuan yang mukmin, lelaki dan perempuan yang patuh dalam beramal, lelaki dan perempuan yang jujur dalam perkataan dan perbuatan, lelaki dan perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusyuk kepada Tuhan, lelaki dan perempuan yang dermawan dalam harta dan kebaikan, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut dan mengingat Allah, kepada mereka telah disediakan Allah ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35). Dalam ayat ini disebutkan secara spesifik sebagian dari kebaikan utama yang ingin ditanamkan oleh Sang Pencipta terhadap manusia. Penyampaiannya digambarkan dengan jelas menggunakan gender spesifik, yakni pria dan wanita. Dengan kata lain, bukan hanya wanita saja yang harus mempertahankan kesuciannya sementara pria bebas. Namun pria juga memiliki moral yang sama dalam menjaga perilaku seksualnya. Pembahasan tersebut dijelaskan lebih rinci dalam Surat An-Nur ayat 30-31: “Katakanlah kepada kaum lelaki yang beriman, bahwa mereka hendaknya menundukkan pandangan matanya dan memelihara kehormatan dirinya. Itulah yang lebih bersih untuk mereka (dan) sesungguhnya Allah Maha Waspada terhadap apa yang mereka lakukan. Katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka pun menundukkan pandangan pula dan memelihara anggota kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30-31). Tidak ada ketentuan dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa pria memiliki hak istimewa untuk meminta kesucian moral dari wanita. Namun Al-Qur’an menganjurkan terhadap pria dan wanita untuk saling percaya yang diwujudkan dalam kesucian dan kerendahan hati.
  • 16. Pertanyaan 1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….………………………………. 2. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………. 3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….………………. 4. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………. 5. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………. 6. ……………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………….
  • 17. LEMBAR KERJA MAHASISWA 4 DARTs 8. Summary (Membuat Rangkuman) Buatlah rangkuman dari bahan bacaan yang tersedia. Bacaan 1 Perkembangan Ilmu Fisika Dalam Islam Selain ilmu biologi, iIlmu fisika juga termasuk salah satu ilmu yang dikembangkan oleh ilmuan muslim di mana ada tiga bidang utamanya yang sangat menarik perhatian kaum muslimin. Bidang fisika yang pertama adalah optik. Pada abad ketujuh, ilmuan besar Ibnu Al-Haytham yang terkenal sebagai Al-Hazen menulis kitab Al-Manazhir yang menjadi salah satu karya terkemuka di bidang optik. Ibnu Al-Haytham menerapkan metode eksperimental dengan mempelajari beberapa fenomena cahaya dan melakukan riset secara rinci. Lalu dua abad kemudian di Persia oleh Qhutib Al-Din Asy-Syurazi dan muridnya yaitu Kamal Al-Din Al-Farri menulis penafsiran tentang kitab Al-Manazhir. Untuk pertama kalinya dalam sejarah ilmu pengetahuan, mereka menjelaskan alasan yang tepat tentang pembentukan pelagi yang disebabkan oleh fraksidan refleksi. Bidang fisika yang kedua adalah masalah pergerakan. Dalam bidang, ini ilmuan Islam yang terkenal adalah Ibnu Sina. Ia mengemukakan gagasan perkembangan doktrin baru mengenai inklinasi dan juga gagasan tentang pentingnya momentum. Terdapat juga fisikawan muslim lain yang cenderung mempelajari gerak proyeksi menurut aturan kuantitatif dan menerapkan rumus matematika untuk mempelajari gerak. Pada awal 1069, Pisan Dialogue, Galileo merujuk kepada teori gerak proyeksiIbnu Bajjah yang dikutip Ibnu Rusyd.Studi fisika kaum muslim dalam aspek ini merupakan salah satu yang terpenting dalam sejarah sains secara umum.
  • 18. Bidang fisika yang ketiga adalah masalah berat ukuran, serta tradisi Archimedes yang menyangkut penentuan berat spesifik pengukuran berat, dan volume. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan sehingga muncul sejumlah karangan dalam jumlah besar dan yang paling terkenal adalah karya Al-Biruni dan Al-Khazini. Nawawi, Nurnaningsih. 2017. Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat. Makasar. Pusaka Almaida Makassar RANGKUMAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  • 19. Bacaan 2 Sejarah Perkembangan Ilmu Biologi Sejarah Biologi dalam peradaban dunia memberikan gambaran tentang semakin pesatnya perkembangan ilmu biologi di dunia. Petunjuk tentang sejarah perkembangan biologi dapat diperoleh dari situs Assyria dan Babilonia (tahun 3500 SM). Dari sisa-sisa peninggalan sejarah menunjukkan bahwa penduduk Assyria dan Babilonia telah melakukan aktivitas bercocok tanam dan menerapkan ilmu pengobatan. Juga telah mengenal tentang reproduksi tanaman palem dan dapat menjelaskan bahwa pollen berasal dari tanaman jantan yang digunakan untuk menyerbuki tanaman betina. Mereka juga mulai mempelajari anatomi untuk tujuan pengobatan. Bangsa Mesir mulai mempraktikkan biologi dan ilmu pengobatan sejak tahun 2000 SM yaitu kebudayaan dan kebiasaan bangsa ini mengawetkan mayat (mumi) dengan ramuan sejenis balsam yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Bagaimana mungkin mereka dapat melakukannya tanpa pengetahuan yang baik mengenai tumbuh-tumbuhan. Sebuah dokumen yang ditemukan pada situs peninggalan bersejarah itu menunjukkan bahwa mereka telah memanfaatkan sekitar 960 jenis tanaman untuk pengobatan. Dokumen ini juga berisi berbagai informasi tentang anatomi, fisiologi, patologi, dan ilmu bedah. Bangsa Babilonia, Assyria, Mesir, Cina, dan India kuno telah mengenal biologi, kebanyakan pengetahuan itu selalu dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural. Contohnya adalah mereka membedah hewan bukan untuk mengetahui struktur organ, tetapi untuk meramal massa depan atau memberi persembahan kepada dewa. Ilmuwan Yunani kuno yang berjasa dalam mengembangkan biologi antara lain Thales, Anaximander, Hippocrates, Aristoteles, dan Theophrastus. Aristoteles yang hidup pada pertengahan abad ke-4 SM memberi perhatian yang besar terhadap berbagai ilmu termasuk biologi. Di wilayah Arab, biologi mengalami kemajuan pesat berkat sumbangan pemikiran para ahli seperti Al Jahiz yang menuliskan pengetahuannya 5 6 tentang binatang dan Ibnu Sina yang banyak berjasa mengembangkan ilmu kedokteran, obat, dan pengobatan. Pada abad ke-12 pengetahuan tentang tumbuhan disatukan menjadi botani dan dipisahkan dari pengetahuan yang mempelajari hewan, perburuan, dan ilmu bedah (zoologi). Perkembangan biologi selanjutnya terjadi di berbagai bangsa dan melahirkan tokoh-tokoh seperti Leonardo da Vinci, Otto Brunfels, Leonhard Fuchs, Pierre Belon, dan sebagainya. Ketika mikroskop ditemukan oleh Leeuwenhoek pada abad ke-17, dimulailah kajian biologi dengan objek yang berukuran mikroskopis yaitu sel dan mikroorganisme. Sejak saat itu perkembangan biologi mengalami kemajuan yang pesat, ditunjukkan dengan berkembangnya teori-teori kehidupan yang baru dan munculnya cabang-cabang biologi yang baru seperti embriologi dan mikrobiologi. Tokoh-tokoh yang berjasa mengembangkan biologi pada saat itu adalah Roobert Hooke, Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Akibat makin banyaknya makhluk hidup yang ditemukan, John Ray dan Carolus Linnaeus pada abad ke-17 dan 18 mengusulkan suatu sistem klasifikasi yang bersifat universal, dapat berlaku baik untuk
  • 20. hewan maupun tumbuhan. Mereka memperkenalkan sistem klasifikasi baru berdasarkan takson- takson. Sistem klasifikasi inilah yang digunakan sebagai rujukan sistem klasifikasi modern. Ketekunan dan keuletan para ahli telah mengembangkan biologi menjadi ilmu modern yang maju dan cakupan yang luas. Perkembangan biologi tidak terlepas dari perkembangan ilmu yang lain seperti kimia dan fisika. Ketika ditemukan peralatan yang lebih canggih seperti mikroskop elektron dan metode analisis yang lebih sensitif pada abad ke-19, kajian biologi menjadi semakin luas karena objek biologi mulai dikaji secara molekuler. Sejarah perkembangan Biologi sebagaimana diuraikan di atas memberikan gambaran perjalanan ilmu yang sangat ditopang oleh pengetahuan. Dalam tahap awal, semua ilmuwan mengembangkan ilmu berdasarkan 7 pengamatan. Dan pengamatan yang paling mudah adalah dengan melihat hal yang tampak, maka berkembanglah cabang Biologi yang disebut Morfologi. Selanjutnya makin detail pengamatan berkembanglah Anatomi, Fisiologi sampai pada kajian seluler (Biologi Sel dan Molekular). Pemfokusan (reduksionis) ini sangat penting dalam rangka pengembangan ilmu. A. Telaah Islam dengan Ilmu Zoologi Di dalam Agama Islam, banyak sekali peneliti yang secara eksplisit ataupun implisit memandang buruk binatang melalui interpretasi ayat- ayat di dalam Al-Qur‟an. Sebagai contoh adalah kasus yang penulis jadikan objek penelitian dalam artikel, yaitu binatang zoomorfik al-farasy dalam Surat al-Qari‟ah ayat 4. Perlu diketahui bahwa zoomorfik adalah atribusi sifat binatang pada diri manusia. Perilaku al-farasy sebagai binatang yang sering bertebaran di sekitar cahaya, baik api ataupaun cahaya lampu sering disalahartikan oleh para ulama sebagai bentuk pembakaran diri. Para ulama klasik tidak memperhatikan perilaku binatang tersebut secara detail. Akibatnya adalah ayat tersebut dianggap sebagai taqbih halihi (menghinakan keadaan) manusia pada saat hari kiamat datang yang disamakan dengan al-farasy. Taqbih tersebut diindikasikan dengan kata dza‟fin (lemah) dan dzillu (hina) yang disematkan pada al-farasy. Penulis memandang bahwa perlu kajian yang holistik terhadap binatang tersebut, sehingga ditemukan apa makna proporsional dari perilaku binatang (etologi) al-farasy yang bertebaran, dan apa hubungannya dengan permisalan manusia pada hari kiamat kelak. Kajian tentang binatang di dalam Al-Qur‟an perspektif zoologi sastra, khususnya dalam kaitannya dengan seni kisah zoomorfik al-farasy Surat Al-Qari‟ah belum dilakukan oleh peneliti lain. Akan tetapi beberapa kajian dengan perspektif lain yang memiliki relevansi sudah banyak dilakukan. Di antaranya adalah penelitian Zaglul an-Najar dengan perspektif tafsir „ilmy mengungkap kemukjizatan Al-Qur‟an baik dari segi i‟jaz ilmy ataupun i‟jaz lughawy. Dia berargumen bahwa kemukjizatan AlQur‟an tidak hanya terletak pada keagungan struktur bahasa saja, akan tetapi juga pada ayat-ayat kauniyah yang dapat dianalisis melalui ilmu sains. Salah satu ayat yang dikaji oleh Zaglul adalah ayat ke-41 Surat al- „Ankabut terkait rumah laba-laba. Tahapan analisis yang dilakukan Zaglul adalah Pertama, Eksplorasi penafsiran para mufassir seperti Ibn Katsir, Imam Jalalain dan lain sebagainya terhadap ayat ke-41. Kedua, kajian secara intensif binatang labalaba (al-„Ankabut) tersebut dengan kajian ilmiah. Ketiga, fokus analisis pada kata yang dibidik yaitu (auhana) yang menunjukkan makna „lemah‟ pada ayat tersebut dan
  • 21. menghubungkannya dengan temuan ilmiah. Keempat, simpulan hasil bacaan terhadap interpretasi para mufassir dan temuan hasil penelitian ilmiah tentang sarang laba-laba bahwa ia lemah baik secara haqiqy ataupun ma‟nawy. Penelitian yang dilakukan oleh Asep dengan menganalisis ayat-ayat terkait serangga di dalam Al-Qur‟an dengan teori Hermeneutika „Abid al-Jabiri. Teori Hermeneutika „Abid al-Jabiri yang digunakan adalah al-fasl dan al-wasl. Al-Fasl mewakili kajian tradisi, sedangkan al-wasl mewakili tinjauan modern kontekstual. Dia mengkaji sebelas ayat yang memuat gambaran sembilan serangga di dalam Al-Qur‟an, yaitu lebah, semut, belalang, kutu, laron, laba-laba. rayap, lalat dan nyamuk. Dalam penelitiannya tersebut menyimpulkan bahwa diksi dalam Al-Qur‟an memiliki makna kedua yang tersembunyi, contohnya adalah keahlian lalat dalam hal penerbangan. Hal ini belum diketahui pada zaman dahulu. Selanjutnya serangga dalam AlQur‟an memuat makna filosofis yang tinggi dan pesan teologis. Terdapat rangakaian cerita serangga yang harmonis ketika dikaji melalui tartib nuzul ayat. Perbedaan antara tulisan ini dengan penelitian yang dilakukan Asep terletak pada teori dan pendekatan yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa tinjauan tentang zoologi sastra dalam Al-Qur‟an dan aplikasinya dalam analisis ayat tentang binatang belum dilakukan oleh penulis lain. untuk mengulas urgensi zoologi sastra sebagai pendekatan dalam analisis ayat- ayat terkait binatang dalam Al-Qur‟an dan memberi contoh aplikatif analisis sastra binatang perspektif zoologi sastra, khususnya pada ayat zoomorfik al-Farasy yang menggambarkan manusia pada hari kiamat kelak. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dan interpretatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi urgensi pendekatan atau perspektif zoologi sastra dalam kajian binatang di dalam Al-Qur‟an. Sedangkan analisis interpretatif digunakan peneliti untuk menemukan makna mitos pada ayat zoomorfik al-farasy di dalam Al-Qur‟an melalui teori Semiotika Roland Barthes dan Tasybih dalam Ilm Balaghah. B. Telaah Islam dengan Ilmu Evolusi Charles Darwin pada (12 februari 1809-19 April 1882) melalukan perjalanan mengelilingi dunia bersama kapal H.M.S. Beagle selama lima tahun mulai dari tahun 1831. Buku teori evolusi Charles Darwin yang pertama berjudul “On The Origin of Spesies” terbit pada tahun 1859. Buku yang kedua berjudul The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex terbit pada tahun 1871, di buku kedua inilah muncul kontroversi teori evolusi manusia. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa secara evolusi manusia dan kera Afrika memiliki leluhur yang sama, namun tidak mengatakan manusia berasal dari kera. Meskipun demikian tetap saja banyak yang menolak teori tersebut, terutama dari pihak agamawan. Di dalam buku tersebut juga belum ditemukannya fosil transisi antara kera dan manusia, yang sering disebut dengan istilah missing-link (mata rantai yang hilang). Walaupun para ahli falsafah pada zaman tersebut masih lagi menerima perpsektif mistik mengenai tuhan. Mereka masih mempercayai jika manusia diciptakan oleh dewa-dewa namun melalui pemahaman yang berbeda. Misalnya Plato yang berpendapat di dalam karyanya yang bertajuk Republic, bahawasanya dewa-dewa telah bereksperimen dengan logam bermula dari emas berakhir dengan besi dalam penciptaan
  • 22. manusia, maka keturunan manusia berasal dari besi. Sedangkan Pendapat Aristotle yang terkenal dan kontroversi pada zaman ini mengenai penciptaan manusia adalah dengan embriologi. Menurut Aristoteles manusia diciptakan dari sperma lelaki bercampur dengan darah haid perempuan yang bergumpal. Sperma manusia dikatakan mengandung homunculus atau manusia mikroskopik yang lengkap dan kemudiannya akan berkembang di dalam rahim seperti tumbuhnya pohon kecil. Dari Qs. Al-Baqarah ayat 30 dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia yang lain sebelum nabi Adam, karena para malaikat telah mengira bahwa Allah akan menciptakan manusia yang sama dengan sebelumnya, yang mempunyai kebiasaan merusak dan menumpahkan darah. Pada ayat tersebut Allah berkata “Sesungguhnya Kami akan menjadikan khalifah di muka bumi”, Khalifah atau pemimpin, yang artinya sebelum sudah adanya manusia namun belum ada sebelumnya seorang khalifah atau pemimpin, dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil manusia purba yang diperkirakan ada lebih dahulu sebelum nabi Adam (bukan manusia kera). Menurut Muhammad Quraish Shihab bahwa ayat Al-Qur‟an yang pertama kali menerangkan tentang kejadian manusia adalah pada surat Al-Hijr ayat 28 dan AshShaad ayat 71. Dalam ayat ini manusia disebut sebagai yang dalam terminologinya yang dimaksud adalah manusia sebagai makhluk biologis. Selanjutnya pada ayat 29 dijelaskan bahwa jika Allah telah menyempurnakan kejadian dalam proses penciptaan manusia, maka Allah akan meniupkan Ruhnya, kalau dihubungkan dengan surat Al-Baqarah ayat 30, maka yang dimaksud di sini adalah Ruh manusia sebagai Khalifah, dalam hal ini berarti manusia sebagai makhluk ruhani. Dalam Al-Baqarah ayat 30 manusia disebut sebagai ‫خ‬ ‫ل‬ ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ي‬ , َْْ jadi dapat diartikan yang dimaksud di sini adalah ruh kekhalifahan.Jadi dalam ayat diatas, manusia disebut dengan dua sebutan), khalifahَْْ ( ‫يف‬َ‫ح‬ ْ ْ‫خل‬ dan) basyar (َ‫ب‬ َْ‫ش‬ ‫را‬ yaitu sebutan yang lain yang terdapat di Al-Qur‟an yang berarti manusia adalah insan, annas dan bani adam. Sebutan tersebut juga menggambarkan tingkatan manusia dari basyar, insan, annas, bani adam sampai ke khalifah. Jika tingkat tertinggi dalam penciptaan manusia pertama adalah nabi Adam sebagai khalifah maka tingkat terendah manusia sebagai al-basyar, manusia secara biologis adalah Homo erectus, yang dalam Al-Qur‟an disebut di Al-Baqarah ayat 30 sebagai makhluk mirip manusia yang belum mempunyai kesempurnaan fisik dan kecerdasan seperti pada manusia sekarang (Homo sapiens). Dari sudut pandang ilmu biologi manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (manusia yang cerdas) yang memiliki ciri-ciri antara lain: berdiri dan berjalan menggunakan dua kaki secara tegak, dan memiliki otak di atas 1000cc. C. Telaah Islam dengan Ilmu Ekologi Ekologi termasuk dalam cabang ilmu Biologi yang mempelajari cara-cara berhubungan antar organisme di dalam lingkungan sekitarnya dan telah berkembang sesuai perjalanan sejarah manusia hidup dan berkembang biak. Para biologiwan yang terkenal di abad ke-18 dan ke-19 sebenarnya telah banyak bermunculan yang telah memberikan sumbangsih pikiran dalam bidang ini, sekalipun pada saat itu belum menggunakan kata ”ekologi”. Misalnya, Antony Van Leeuwenhoek yang lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop pada tahun 1700-an, memprakarsai pula pengkajian rantai makanan dan pengaturan populasi. ekologi dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan
  • 23. sesamanya dan dengan bendabenda tidak hidup di sekitarnya, sebagaimana dijelasakan bahwa makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tumbuh-tumbuhan, sedangkan lingkungannya dapat berupa udara, tanah, air, unsureunsur hara, dan lain-lain. Ruang lingkup ekologi sangat luas yang sebelumnya hanya mempelajari tentang makhluk hidup yang memiliki tingkat organisasi paling sederhana (rendah) sampai ke level organisasi paling kompleks (tinggi). Makna fasada yang berati bencana selain akibat perbuatan syirik, juga dapat berbentuk bencana bersifat fisik akibat perbuatan tangan-tangan manusia merubah ekosistem alam sebagaimana dapat disimak pada Qs. Al-Rum Ayat 41. Kerusakan di muka bumi (fasad fi al-ardh) adalah terjadinya peperangan dan berkembangnya syahwat binatang yang mengakibatkan merosotnya kehidupan dan timbulnya dekadensi akhlak. Hal ini tentunya perlu dicarikan solusi memperbaiki dan mengiṣlah seraya mendekatkan diri, bertaubat dan beriman kepada Allah secara benar, beramal sholih dan meninggalkan perbuatan maksiat dan munkarat, akan tetapi kebanyak mereka tidak mengetahui dan tidak memahami. Larangan dalam ayat tersebut, biasa juga dimaksudkan untuk halhal yang akan menyebabkan kerusakan seperti membuka rahasia umat muslim kepada kaum kafir, kemudian menyuruh kaum kafir itu membujuk umat Islam agar tidak mengikuti nabi Muhammad, firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 11-12. Al-Qur‟an memiliki konsep yang sangat jelas tentang hubungan manusia dengan lingkungan alam ini. Dalam pandangan Al-Qur‟an lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari nilai-nilai tauhid (keimanan) seseorang terhadap Tuhan. Artinya, perilaku manusia terhadap alam dan lingkungannya merupakan manifestasi dari ketauhidannya kepada Allah yang membebaskan manusia dari ketundukan kepada hawa nafsu dan penghambaan diri kepada makkluk. Nilai-nilai Tauhid menjadikan setiap individu selalu merasa aman dan optimis, dan hal ini dapat mengantarkannya pada kondisi hidup tenang, damai dan selalu dapat berkonsentrasi dalam segala usaha yang dilakukannya. Oleh sebab itulah nilai-nilai tauhid selalu ditekankan dalam segala hal, yang dapat menumbuh kembangkan kesadaran bertanggung jawab dan memelihara manusia dari kecerobohan, ketidakadilan dan keangkuhan. Ketauhidan menjadi pendorong gerak dan dan aktivitas individu agar hidup lebih berhati-hati, tidak bertindak sewenang-wenang, dan tidak melampaui batas. Ketauhidan menjadikan penduduk suatu negeri dapat bekerja sama dalam kebaikan dan saling tolong-menolong untuk mengelola bumi serta menikmati hasilnya secara bersamasama. Karena itu, semakin kokoh kerja sama yang dibangun dan ketenangan jiwa yang bersemayam dalam hati, maka semakin banyak pula hasil yang diraih dari alam raya ini, dan kedamaian yang selalu dirasakannya. D. Telaah Islam dengan Ilmu Botani Pembahasan tentang ilmu botani terdapat dalam salah satu ayat Al-Qur’an yang artinya : “Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang ditekam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.”
  • 24. Allah memerintahkan manusia supaya memerhatikan kejadian langit dan bumi. Kemudian dalam ayat diatas Allah memerintahkan supaya memperhatikan hujan dan tanaman pokok buah-buahan dan padi, gandum dan jagung. Selain dari pada itu pohon kurma disebut secara khusus, kerana buah kurma memberi kenyang seperti nasi, sehingga bagi tentara Arab di padang pasir, buah kurma sudah cukup menjadi bekal dalam peperang, dan mudah dibawa ke mana-mana. Selain itu, anggur merupakan buah yang mempunyai keistimewaan tersendiri yang tidak ada pada buah-buahan lain, begitu juga dengan pohonya yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan pohon lain. Buah-buahan yang disebut secara khusus di dalam Al-Qur‟an mempunyai khasiat yang banyak untuk kesehatan tubuh badan manusia. Khasiat ini telah terbukti dengan kajian pemakanan. Kajian pertanian modern mendapati tanaman sejenis (monoculture) menyebabkan kerusakan yang parah kepada tanah seperti kurangnya mineral, timbulnya penyakit tumbuh-tumbuhan dan banyaknya serangga perusak. Satu lagi i„jaz „ilmi dalam ayat ini ialah mengenai ilmu botani yaitu pembagaian tanaman dalam satu ladang. Dalam Qs. AlKahfi ayat 22-23, Ayat ini menjelaskan cara menyusun tiga jenis tanaman yaitu anggur mewakili tanaman melata dikelilingi oleh pohon kurma yang mewakili pohon tinggi dan di antara pohon anggur hendaklah ditanam sayuran dan bunga-bungaan. Cara penanaman ini akan membantu meningkatkan hasil pertanian. E. Telaah Islam dengan Ilmu Taksonomi Islam pada dasarnya juga menggenal taksonomi sejak lama, yaitu sejak zaman nabi adam as ketika diperkenalkan oleh allah SWT tentang nama-nama benda, hewan dan tumbuhan dialam semesta. Hal ini tersirat dalam firman allah swt yaitu Qs Al-Baqarah Ayat 33: Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Ayat lain yang menggandung Taksonomi adalah Ketika allah swt menggajarkan Adam as nama-nama benda yang ada di alam semesta. Firman Allah swt Qs. Al-Baqarah Ayat 31 :
  • 25. Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Dua ayat diatas menyiratkan teori taksonomi yang ada didalam islam, dimana saat itu nabi adam as sudah diajarkan oleh allah swt tentang klasifikasi benda, tumbuhan, hewan yang ada dialam semesta. Inilah ayat yang menjadi dasar bahwa islam juga menggenal teori taksonomi. Makna taksonomi sangat beragam dan makna tersebut secara substansi mempunyai kesamaan, yaitu ilmu tentang klasifikasi. Diantaranya diartikan sebagai klasifikasi bidang ilmu, kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek, klasifikasi unsur bahasa menurut hubungan hirarki, rutan satuan fonologis atau gramatikal yang dimungkinkan disatuan bahasa. Awalnya istilah taksonomi sudah ada sejak zaman sebelum masehi yang dikenal dengan taksonomi klasik (classical taxonomy) yang dikemukakan oleh Artistoteles pada tahun 384-322 SM. Kemudian dikembangkan bidang biologi oleh Charles Darwin dengan cara menggelompokan berbagai objek kedalam katagori dan hirarki kemudian muncul dan berkembang menjadi dasar taksonomi biologi. Pada bidang biologi khususnya taksonomi tumbuhan dan hewan, sudah mulai maju dan berkembang pada tahun 1852 M, diantaranya dikemukakan oleh G.C Wittstein yang berisi taksonomi botani. Tahun 1931 M J.C. Willia memakai istilah taksonomi dalam memetakan sel-sel tumbuhan. Dan Taksonomi merupakan sebagai klasifikasi di dalam komponen pengetahuan, asas serta ajaran yang melingkupi pengkategorian bagian bahasa yang sesuai dengan korelasi tingkatannya, runtunan dasar gramatikal ataupun fenologi kemudian dipertimbangkan dalam dasar bahasa dan klasifikasi objek. RANGKUMAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  • 26. Referensi: Ah. Zakki Fuad. Taksonomi Transeden (Paradigma Tujuan Pendidikan Islam). Jurnal Pendidikan Agama Islam 02. no. 01 (2014): 3–25. h. 5-6 Guessoum, Nidhal. 2020. Memahami Sains Modern : Bimbingan untuk Kaum Muda Muslim. Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa Hamdani. 2011. Filsafat Sains. Bandung : Pustaka Setia Ishaq, Usep Mohamad. 2020. Filsafat Sains menurut Ibn Al-Haytham. Jakarta : Kencana Kamil, Sukron. 2022. Islam dan Sains Modern : Telaah Filsafat dan Integrasi Ilmu dari Alam, Sosial hingga Budaya. Jakarta : Kencana L Sholehuddin. 2021. Ekologi Dan Kerusakan Lingkungan Dalam Persepektif AlQur’an. Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 4 (2): 113– DOI: 10.33511/alfanar.v4n2.113-134 Nasr. Seyyed Hossein. 2022. Islam, Sains dan Muslim. Yogyakarta : IRCiSoD Soedojo, Peter. 2004. Pengantar Sejarah dab Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Zin, Karimah Mat dan Bidin, Sharifah N.B.S. 2020. Ayat-Ayat Terpilih Berkaitan dengan Botani dan Geologi dalam Al-Qur’an dari Aspek I’jaz dan Hubungannya dengan Akidah. JIMK: Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari. 21 (1). 149-160. https://doi.org/10.37231/jimk.2020.21.1.384. Zuhri, Misbah Khoirudin. 2017. Teologi Saintifik: Integrasi Spiritualitas, Etika dan Sains Modern. Semarang : Walisongo Press