SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Imunisasi Dewasa dan
Geriatri
Vaksin Flu setiap tahun?  virus flu sangat bervariasi dan berubah dari waktu ke waktu.
Vaksin influenza trivalent
• Vaksin influenza trivalent adalah jenis vaksin yang
mengandung dua tipe virus influenza A (H1N1 dan H3N2)
serta satu tipe virus influenza B.
• Pembuatan vaksin ini dilakukan setiap tahun berdasarkan
tipe virus yang diperkirakan akan muncul pada musim
selanjutnya.
• Pemberian vaksin dilakukan melalui suntikan untuk usia 5
tahun ke atas, serta jet injector untuk orang dewasa
berusia 18-64 tahun.
• Lansia berusia 65 tahun ke atas umumnya perlu
mendapatkan vaksin influenza trivalent dengan dosis
tinggi.
Vaksin influenza quadrivalent
• Vaksin influenza quadrivalent adalah vaksin yang mengandung dua
subtipe virus influenza A dan dua subtipe virus influenza B.
• Vaksin ini dibuat untuk meningkatkan perlindungan terhadap virus
influenza B yang tidak tercakup oleh vaksin trivalent.
• Jalur dan waktu pemberian vaksin influenza quadrivalent dilakukan
berdasarkan jenis vaksin serta usia penerima.
• Suntikan vaksin dapat diberikan sejak usia 6 bulan atau 3 tahun,
sementara jet injector vaksin dapat digunakan pada individu berusia 18-
64 tahun.
• Vaksin influenza quadrivalent juga tersedia dalam bentuk semprotan
hidung dan aman bagi mereka yang berusia 2-49 tahun. Namun, wanita
hamil dan orang-orang dengan masalah medis tidak disarankan
menggunakannya.
Jenis vaksin influenza yang paling sesuai untuk lansia
• Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, vaksin influenza yang paling sesuai untuk lansia adalah
vaksin trivalent dengan dosis tinggi  mengandung empat kali lebih banyak antigen dibandingkan vaksin
influenza biasa.
• Vaksin ini telah memiliki lisensi khusus untuk individu berusia 65 tahun ke atas.
Cara pemebrian dengan Intramuskular (IM) daerah deltoid
dengan dosis 0,5mL.
difteri, tetanus, pertusis whole-cell (DTwP)
difteri, tetanus, pertusis aselular (DTaP)
Jadwal pemberian:
• pada orang dewasa dengan riwayat vaksinasi yang tidak mendapatkan vaksinasi primer sejumlah tiga dosis.
• Dua dosis pertama vaksinasi diberikan dengan jarak 4 minggu,
• Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua.
• Tdap digunakan pada salah satu dosis dari vaksinasi primer tersebut,
• Dua dosis yang lain menggunakan Td.
• Setelah vaksinasi primer , dosis penguat diberikan setiap 10 tahun sekali.
Virus Varicella dapat menyebar secra airborne melalui batuk dan
bersin, serta melalui kontak langsung terhadap cairan didalam
vesikel. Penularannya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi
varisela.
Kontraindikasi: reaksi alergi, wanita hamil atau akan hamil pada 1
bulan kemudian
Kewaspadaan: individu yang baru mendapar donor darah, pasien
dengan penyakit akut sedang atau berat
Cara pemberian: Subkutan (SC) dosis 0.5mL
Jadwal pemberian: diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4-8
minggu antara kedua dosis.
Jenis vaksin: live-attenuated : sediaan : Varivax®
Jadwal pemberian : diberikan dalam tiga dosis, dengan jadwal pemberian bulan ke-
0,1 atau 2 dan 6 tergantung jenis vaksinnya
Cara pemberian: Intramuskular (IM)
Jenis vaksin: vaksin quadrivalen (Gardasil®), Bivalen (Cervarix®)
Merupakan bentuk reaktivasi virus varicella-zoster di ganglion
radiks dorsalis.
Jenis Vaksin: Virus hidup, Sediaan : Zostavax®
Jadwal pemberian: diberikan dosis tungal secara subkutan pada
region deltoid.
Kontraindikasi: adanya riwayat anafilaksis terhadap gelatine,
antibiotic neomisin, imunodefisiensi, kehamilan.
diberikan dalam 2 dosis,
dosis ke-2 diberikan minimal 28 hari dari dosis pertama
Jadwal pemberian:
• vaksinasi diberikan sebanyak 1dosis dan diulang dalam jangka waktu 5 tahun,
• pada splenektomi elektif vaksinasi diberikan setidaknya 2 minggu sebelum
pembedahan.
Cara pemberian: Intramuskular/Subkutan (IM/SC), Dosis : 0,5mL
Jenis vaksin: Polisakarida , sediaan: Pneumo-23®
Jadwal pemberian:
• pemberian dapat diulang dengan jarak 3 tahun bila memiliki resiko
tinggi infeksi meningokok.
Cara pemberian: intramuscular (IM) dosis 0.5mL
Jenis Vaksin:
• Virus dilemahkan,
 terdapat dua jenis vaksin polisakarida:
1. plain polysaccharide vaccines, Monovalent (A or C),
bivalent (A/C) and tetravalent
2. Conjugated vaccines, serogroup Conjugated Sediaan
:Menactra®, Menveo
TWINRIX (Vaksin Hepatitis Combo A & B)
Vaksin Hepatitis B Rekombinan
• Vaksin Hepatitis B rekombinan mengandung antigen virus
Hepatitis B, HBsAg, yang tidak menginfeksi yang dihasilkan
dari biakan sel ragi dengan teknologi rekayasa DNA.
Vaksin Hepatitis
A
Vaksin Hepatitis A & Typhoid
Indikasi: pekerja jasa boga, wistawan yang berkunjung kedaerah
endemik
Kontraindikasi:
• injeksi ( demam >38.50C),
• oral ( peradangan saluran cerna )
Kewaspadaan:
• individu yang mendapat terapi antimalaria, antibiotic dan
vaksin kolera oral.
Diberikan secara IM/SC dengan dosis 0.5mL
Jenis vaksin: Virus dilemahkan dan virus mati ,
Sediaan: Typherix®, Typhim Vi®
• merupakan penyakit infeksi virus akut dengan masa inkubasi yang
singkat dalam berbagai stadium, ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti dan haemogogus sp atau sabethes sp.
• Indikasi:
 wajib bagi wisatawan yang bepergian ke afrika dan Amerika
Selatan, petugas laboratorium.
• Kontraindikasi: alergi terhadap telur, ayam atau gelatine, sakit berat
• Kewaspadaan: wanita hamil dan menyusui.
• Diberikan subkutan 0.5mL dosis tunggal dan ulangan dapat diberikan
dengan interval 10tahun,
• pasien yang sudah di-booster mendapat kekebalan menetap 30-35tahun
atau seumur hidup.
• Jenis vaksin: live-attenuated,
• Sediaan : Arilvax®, YF-VaX®
Japanese Encephalitis (belum memiliki izin edar di Indonseia)
• Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Flavivirus dan ditularkan melalui nyamuk
Culex tritaeniorhynchus.
• Indikasi : Wisatawan yang aakan bepergian kedaerah endemis (Asia), yang tinggal
lebih 30 hari atau tinggal ala terutama di pedesaan.
• Kontraindikasi: alergi timerosal
• Cara pemberian pada anak lebih dari 3tahun dan dewasa ,
 dosis primer diberikan 1ml subkutan diberikan pada hari-0,7,30
 dan booster 1mL diberikan dengan interval 2tahun
• Jenis Vaksin: Live-attenuated.
• Sediaan JE-Vax® ( belum tersedia di Indonesia)
• Sediaan vaksin rabies diIndonesia adalah Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV).
• Indikasi: petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium, peneliti gua,
wisatawan yang bepergian ke daerah endemis, individu yang tergigit, tercakar
atau terpapar mukosa binatang tersangka rabies.
• Diberikan secara intramuscular atau intradermal.
 Intramuscular di daerah deltoid atau paha anterolateral, dengan metode
Zagreb 2-1-1 ( 2 dosis@ 0.5cc pada hari ke-0; 1 dosis @0.5cc pada hari ke-7;
dan 1 dosis @0.5cc pada hari ke-21 ).
 Intradermal dengan dosis 0.1ml berupa twoside intradermal regimen (2-2-
20-1-1) pada hari ke-0, ke-3, ke-7, ke-28 dan hari ke-90.
• Jenis vaksin: Live-attenuated,
• Sediaan: RabAvert®
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx

More Related Content

Similar to Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx

Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
Ira Rosita
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
Ferdiansah Umar
 
Imunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilanImunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilan
spiderind2
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
kenggi
 

Similar to Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx (20)

Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
Jadwal Imunisasi Dewasa PAPDI 2017
Jadwal Imunisasi Dewasa PAPDI 2017Jadwal Imunisasi Dewasa PAPDI 2017
Jadwal Imunisasi Dewasa PAPDI 2017
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Imunisasi bcg dan polio
Imunisasi bcg dan polioImunisasi bcg dan polio
Imunisasi bcg dan polio
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
Imunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilanImunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilan
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
jadwal-imunisasi-2023-270523.pdf
jadwal-imunisasi-2023-270523.pdfjadwal-imunisasi-2023-270523.pdf
jadwal-imunisasi-2023-270523.pdf
 
Jadwal Imunisasi 2023.pdf
Jadwal Imunisasi 2023.pdfJadwal Imunisasi 2023.pdf
Jadwal Imunisasi 2023.pdf
 
Jadwal Imunisasi 2023.pdf
Jadwal Imunisasi 2023.pdfJadwal Imunisasi 2023.pdf
Jadwal Imunisasi 2023.pdf
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
(udpate) Jadwal Imunisasi Dewasa.pdf
(udpate) Jadwal Imunisasi Dewasa.pdf(udpate) Jadwal Imunisasi Dewasa.pdf
(udpate) Jadwal Imunisasi Dewasa.pdf
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
 

Recently uploaded

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx

  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Vaksin Flu setiap tahun?  virus flu sangat bervariasi dan berubah dari waktu ke waktu.
  • 8. Vaksin influenza trivalent • Vaksin influenza trivalent adalah jenis vaksin yang mengandung dua tipe virus influenza A (H1N1 dan H3N2) serta satu tipe virus influenza B. • Pembuatan vaksin ini dilakukan setiap tahun berdasarkan tipe virus yang diperkirakan akan muncul pada musim selanjutnya. • Pemberian vaksin dilakukan melalui suntikan untuk usia 5 tahun ke atas, serta jet injector untuk orang dewasa berusia 18-64 tahun. • Lansia berusia 65 tahun ke atas umumnya perlu mendapatkan vaksin influenza trivalent dengan dosis tinggi. Vaksin influenza quadrivalent • Vaksin influenza quadrivalent adalah vaksin yang mengandung dua subtipe virus influenza A dan dua subtipe virus influenza B. • Vaksin ini dibuat untuk meningkatkan perlindungan terhadap virus influenza B yang tidak tercakup oleh vaksin trivalent. • Jalur dan waktu pemberian vaksin influenza quadrivalent dilakukan berdasarkan jenis vaksin serta usia penerima. • Suntikan vaksin dapat diberikan sejak usia 6 bulan atau 3 tahun, sementara jet injector vaksin dapat digunakan pada individu berusia 18- 64 tahun. • Vaksin influenza quadrivalent juga tersedia dalam bentuk semprotan hidung dan aman bagi mereka yang berusia 2-49 tahun. Namun, wanita hamil dan orang-orang dengan masalah medis tidak disarankan menggunakannya. Jenis vaksin influenza yang paling sesuai untuk lansia • Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, vaksin influenza yang paling sesuai untuk lansia adalah vaksin trivalent dengan dosis tinggi  mengandung empat kali lebih banyak antigen dibandingkan vaksin influenza biasa. • Vaksin ini telah memiliki lisensi khusus untuk individu berusia 65 tahun ke atas.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Cara pemebrian dengan Intramuskular (IM) daerah deltoid dengan dosis 0,5mL. difteri, tetanus, pertusis whole-cell (DTwP) difteri, tetanus, pertusis aselular (DTaP)
  • 13. Jadwal pemberian: • pada orang dewasa dengan riwayat vaksinasi yang tidak mendapatkan vaksinasi primer sejumlah tiga dosis. • Dua dosis pertama vaksinasi diberikan dengan jarak 4 minggu, • Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua. • Tdap digunakan pada salah satu dosis dari vaksinasi primer tersebut, • Dua dosis yang lain menggunakan Td. • Setelah vaksinasi primer , dosis penguat diberikan setiap 10 tahun sekali.
  • 14. Virus Varicella dapat menyebar secra airborne melalui batuk dan bersin, serta melalui kontak langsung terhadap cairan didalam vesikel. Penularannya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi varisela. Kontraindikasi: reaksi alergi, wanita hamil atau akan hamil pada 1 bulan kemudian Kewaspadaan: individu yang baru mendapar donor darah, pasien dengan penyakit akut sedang atau berat Cara pemberian: Subkutan (SC) dosis 0.5mL Jadwal pemberian: diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4-8 minggu antara kedua dosis. Jenis vaksin: live-attenuated : sediaan : Varivax®
  • 15. Jadwal pemberian : diberikan dalam tiga dosis, dengan jadwal pemberian bulan ke- 0,1 atau 2 dan 6 tergantung jenis vaksinnya Cara pemberian: Intramuskular (IM) Jenis vaksin: vaksin quadrivalen (Gardasil®), Bivalen (Cervarix®)
  • 16. Merupakan bentuk reaktivasi virus varicella-zoster di ganglion radiks dorsalis. Jenis Vaksin: Virus hidup, Sediaan : Zostavax® Jadwal pemberian: diberikan dosis tungal secara subkutan pada region deltoid. Kontraindikasi: adanya riwayat anafilaksis terhadap gelatine, antibiotic neomisin, imunodefisiensi, kehamilan.
  • 17. diberikan dalam 2 dosis, dosis ke-2 diberikan minimal 28 hari dari dosis pertama
  • 18. Jadwal pemberian: • vaksinasi diberikan sebanyak 1dosis dan diulang dalam jangka waktu 5 tahun, • pada splenektomi elektif vaksinasi diberikan setidaknya 2 minggu sebelum pembedahan. Cara pemberian: Intramuskular/Subkutan (IM/SC), Dosis : 0,5mL Jenis vaksin: Polisakarida , sediaan: Pneumo-23®
  • 19. Jadwal pemberian: • pemberian dapat diulang dengan jarak 3 tahun bila memiliki resiko tinggi infeksi meningokok. Cara pemberian: intramuscular (IM) dosis 0.5mL Jenis Vaksin: • Virus dilemahkan,  terdapat dua jenis vaksin polisakarida: 1. plain polysaccharide vaccines, Monovalent (A or C), bivalent (A/C) and tetravalent 2. Conjugated vaccines, serogroup Conjugated Sediaan :Menactra®, Menveo
  • 20.
  • 21. TWINRIX (Vaksin Hepatitis Combo A & B) Vaksin Hepatitis B Rekombinan • Vaksin Hepatitis B rekombinan mengandung antigen virus Hepatitis B, HBsAg, yang tidak menginfeksi yang dihasilkan dari biakan sel ragi dengan teknologi rekayasa DNA. Vaksin Hepatitis A Vaksin Hepatitis A & Typhoid
  • 22. Indikasi: pekerja jasa boga, wistawan yang berkunjung kedaerah endemik Kontraindikasi: • injeksi ( demam >38.50C), • oral ( peradangan saluran cerna ) Kewaspadaan: • individu yang mendapat terapi antimalaria, antibiotic dan vaksin kolera oral. Diberikan secara IM/SC dengan dosis 0.5mL Jenis vaksin: Virus dilemahkan dan virus mati , Sediaan: Typherix®, Typhim Vi®
  • 23. • merupakan penyakit infeksi virus akut dengan masa inkubasi yang singkat dalam berbagai stadium, ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan haemogogus sp atau sabethes sp. • Indikasi:  wajib bagi wisatawan yang bepergian ke afrika dan Amerika Selatan, petugas laboratorium. • Kontraindikasi: alergi terhadap telur, ayam atau gelatine, sakit berat • Kewaspadaan: wanita hamil dan menyusui. • Diberikan subkutan 0.5mL dosis tunggal dan ulangan dapat diberikan dengan interval 10tahun, • pasien yang sudah di-booster mendapat kekebalan menetap 30-35tahun atau seumur hidup. • Jenis vaksin: live-attenuated, • Sediaan : Arilvax®, YF-VaX®
  • 24. Japanese Encephalitis (belum memiliki izin edar di Indonseia) • Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Flavivirus dan ditularkan melalui nyamuk Culex tritaeniorhynchus. • Indikasi : Wisatawan yang aakan bepergian kedaerah endemis (Asia), yang tinggal lebih 30 hari atau tinggal ala terutama di pedesaan. • Kontraindikasi: alergi timerosal • Cara pemberian pada anak lebih dari 3tahun dan dewasa ,  dosis primer diberikan 1ml subkutan diberikan pada hari-0,7,30  dan booster 1mL diberikan dengan interval 2tahun • Jenis Vaksin: Live-attenuated. • Sediaan JE-Vax® ( belum tersedia di Indonesia)
  • 25. • Sediaan vaksin rabies diIndonesia adalah Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV). • Indikasi: petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium, peneliti gua, wisatawan yang bepergian ke daerah endemis, individu yang tergigit, tercakar atau terpapar mukosa binatang tersangka rabies. • Diberikan secara intramuscular atau intradermal.  Intramuscular di daerah deltoid atau paha anterolateral, dengan metode Zagreb 2-1-1 ( 2 dosis@ 0.5cc pada hari ke-0; 1 dosis @0.5cc pada hari ke-7; dan 1 dosis @0.5cc pada hari ke-21 ).  Intradermal dengan dosis 0.1ml berupa twoside intradermal regimen (2-2- 20-1-1) pada hari ke-0, ke-3, ke-7, ke-28 dan hari ke-90. • Jenis vaksin: Live-attenuated, • Sediaan: RabAvert®