3. LATAR BELAKANGYankes
strata
pertama
PUSKESMAS
WHO: 4 jt jiwa
meninggal/tahun
Indonesia: 10% masyarakat ISPA
Kematian: 4-15jt/thn (anak usia
<5thn)
RISKESDAS 2011: Jawa Tengah
prevalensi ISPA 29,1%
Semarang: 27,9%
Peny Infeksi yang
sangat mudah
menular,
ISPA
SO
P
PELAYANAN
ISPA di Pusk. Mijen:
2013: penyakit
terbanyak (2580
kasus)
Mutu
pelayana
n
PEN
ELITI
AN
5. Tujuan Umum :
Mengetahui, menganalisa
dan mendeskripsikan
pelaksanaan manajemen
mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas
Mijen serta memberikan
alternatif pemecahan
masalah dalam rangka
upaya perbaikan mutu
pelayanaan kesehatan
Puskesmas.
•Tujuan Khusus :
• mampu mengidentifikasi masalah
manajemen mutu pelayanan
penatalaksanaan ISPA Puskesmas
Mijen.
• mampu menentukan prioritas masalah
yang ditemukan
• mampu menganalisis penyebab
masalah dari prioritas masalah yang
telahditemukan di Puskesmas Mijen.
• mampu membuat alternatif
pemecahan masalah dari masalah-
masalah yang ditemukan
• mampu menentukan pengambilan
keputusan dari alternatif masalah
• mampu menyusun rencana kegiatan
dari pemecahan masalah yang terpilih
6. MANFAAT PENELITIAN
• Memberi masukan, pengetahuan, dan
pengalaman mengenai menejemen
mutu pelayanan kesehatan terutama
dalam penanganan penyakit ISPA.
Bagi
mahasiswa
• dapat memberikan informasi untuk
proses evaluasi guna meningkatkan
menejemen mutu pelayanan
kesehatan khususnya di Puskesmas
Mijen.
Bagi
puskesmas
• sebagai tambahan informasi dan
refrensi untuk pengkajian yang lebih
mendalam terhadap menejemen
mutu pelayanan kesehatan.
Bagi peneliti
selanjutnya
10. RUANG LINGKUP PENGAMATAN
Waktu
• 26-30 Agustus
2013
• Pengambilan data
dilakukan selama
dua hari pada
tanggal 27-28
Agustus 2013.
Lokasi
• Puskesmas Mijen,
Kecamatan Mijen,
Kota Semarang
Sasaran
•petugas
puskesmas yang
bertanggungjawab
terhadap pelayanan
penanganan ISPA
sesuai dengan
Standard Operation
Procedure (SOP)
• dokter
• perawat
• bidan
• tenaga analis
• radiografer
12. BAHAN DAN ALAT
PENGUMPULAN DATA
Data primer : wawancara
pengamatan denngan
check list
Data sekunder: Laporan puskesmas
Mijen bulan Januari 2013
tentang sepuluh penyakit
teratas
13. CARA KERJA PENGAMATAN
BP&MTBS
Lab&Radiologi
(indikasi)
Check list
Masalah
(CR<80%)
Kepatuhan
petugas
terhadap
SOP ISPA
kurang
Analisis
Penyebab
masalah
(analisis
pendekatan
sistem)
Konfirmasi ke
kepala
puskesmas
Prioritas
penyebab
masalah
(paired
comparis
on)
Alternatif
pemecaha
n masalah
(brainstorm
ing)
Penagm
bilan
keputus
an (uji
kriteria)
POA
14. Konsep Mutu QA.Gn.Kd. 14
-Letak di pinggir jl.raya
-Kompleks industri (+)
Lingkungan
Input
SOP ISPA,
SOP
MTBS
Out-Put Outcome
Penyakit ISPA
menempati urutan
teratas dari 10 besar
penyakit di
Puskesmas Mijen
yaitu sebanyak 2604
kasus dari Bulan
Januari hingga Juli
tahun 2013.
Tingkat kepatuhan petugas kesehatan
dalam melaksanakan SOP ISPA masih
rendah sehingga mutu pelayanan
penanganan ISPA masih kurang.
Jumlah Angka
kesakitan
ISPA tinggi
yaitu sebesar
2604 kasus.
Impact
Petugas kesehatan,
dana APBD &
BOK, stetoskop,
senter, timer,
thermometer,
timbangan, midline,
lab, rontgent
Complex Problem
BAB IV
GAMBARAN UMUM MUTU PELAYANAN PENANGANAN
PASIEN ISPA DI PUSKESMAS MIJEN
Enviroment
MutuCakpn Dampak
Simpel
Problem
15.
16. SIKLUS PEMECAHAN MASALAH
SOP
PENATALAKSANAAN
ISPA
40 Daftar tilik
Kurangnnya kesadaran petugas kesehatan akan
pentingnya edukasi terhadap pasien tentang penyakit
ISPA.
pemberian nasihat/saran
oleh dokter tentang penyakit
Alternatif
Pemecahan
Masalah
9 Masalah
* Pengawasan
* Pengendalian
* Penilaian
menambahkan kolom tanda telah
memberikan edukasi dalam status pasien
yang harus diisi oleh petugas medis dan
paramedis.
POA
Pelaksanaan
17. A. IDENTIFIKASI MASALAH MUTU “SIMPLE PROBLEM”
(CHECK LIST) SIKLUS PROBLEM SOLVING (PMPK)
SOP ISPA
BP
UMUM
MTBS
LABORATORIUM
RONTGEN
40
MASALAH
CR: 75%
18. ASUMSI/PENYEBAB MASALAH DAN
KONFIRMASI KEPALA PUSKESMAS
ASUMSI / PENYEBAB MASALAH :
9 ASUMSI
KONFIRM
ASI
Nasihat/saran oleh petugas medis
dan paramedis tentang penyakit
ISPA dengan complient rate
sebesar 66,6%
19. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
PENDEKATAN SISTEM
INPUT
MAN
1. Kesadaran dokter akan pentingnya
edukasi
2. Pemahaman dokter terhadap SOP yang
kurang
MONEY
(-)
METHOD
3. Belum adanya petunjuk yang jelas dalam
SOP tentang poin-poin yang harus
disampaikan dokter dalam edukasi
terhadap pasien
4. Belum adanya system pencatatan
kegiatan edukasi yang dilakukan dokter
di dalam rekam medis (form edukasi)
MATERIAL
5. Media edukasi: flip chart,
poster, brosur, leaflet yang
kurang/tidak ada
MARKETING
6. Sosialisasi SOP yang kurang
LINGKUNGAN
7. Ruang periksa kurang kondusif
(sempit, tidak ada bed, privasi
terganggu) dikarenakan ada
tahap renovasi
21. Tabel paired comparation
Nilai tertinggi (4) yaitu : Kurangnnya kesadaran dokter akan
pentingnya edukasi terhadap pasien tentang penyakit ISPA.
22. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
(BRAIN STORMING)
TELL
JOB AID
Sosialisasi kepada dokter tentang
pentingnya edukasi terhadap
pasien. (1)
Menambahkan kolom tanda telah
memberikan edukasi dalam status
pasien yang harus diisi oleh petugas
medis dan paramedis. (2)
MAGANG
Kepala puskesmas bertugas mengawasi
petugas medis dan paramedis dalam
penanganan ISPA (3)
PEMBINAAN
Memberikan bimbingan kepada dokter
yang tidak melakukan edukasi
terhadap pasien. (4)
23.
24. KEPUTUSAN SEMENTARA
Menambahkan kolom tanda telah
memberikan edukasi dalam status pasien
yang harus diisi oleh petugas medis dan
paramedis. (Nilai :138)
KEPUTUSAN TETAP
Dengan menambahkan kolom tanda telah
memberikan edukasi dalam status pasien
yang harus diisi oleh petugas medis dan
paramedis diharapkan kepatuhan petugas
medis dan paramedis terhadap SOP
mengenai penanganan ISPA meningkat.
26. BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasar SOP dari pelayanan ISPA di
Puskesmas Mijen didapatkan 40 masakah.
setelah di analisis di dapatkan nilai CR kurang
dari 75% yang kemudian dikonfirmasi kepada
kepala puskesmas Mijen. Dan diputuskan
prioritas masalah yaitu pada dokter di BP .
Setelah dilakukan pendekatan sistem dan mutu,
dan Fishbone Analysis, didapatkan 7 penyebab
masalah, dilanjutkan dengan paired comparation
dan didapatkan prioritas penyebab masalah
27. Dari beberapa alternatif masalah dilakukan
pengambilan keputusan, didapatkan
keputusan tetap yaitu menambahkan kolom
tanda telah memberikan edukasi dalam status
pasien yang harus diisi oleh tenaga medis dan
paramedis.
28. Melakukan penyegaran dan pengingatan
kembali mengenai SOP pada petugas medis
dan paramedis seperti dokter, perawat,
bidan, tenaga analis, radiographer, dsb.
Melakukan evaluasi rutin terhadap jalannya
program agar diketahui cakupan pemberian
edukasi oleh para tenaga medis sehingga
kunjungan pasien ISPA berkurang dan angka
kejadian ISPA menurun.