SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Ida Ariani, M.Kep., Sp.Kep.An
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Irma Susrini (108114023)
2. Riski Sefriyanto (108114024)
3. Iqbal Aziz D. (108114025)
4. Rizki Noorfia M. (108114026)
5. Indra Hartono (108114027)
6. Luciana Rahmawati (108114028)
7. Safitri Dewi (108114029)
8. Eka Mailina I. (108114030)
9. Laelatul Mahmudah (108114031)
10. Alfiani D. (108114032)
11. Syarah E (108114033)
12. Tri Puji R. (108114034)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
A. Pengertian
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat
vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan
kejadian hemodinamik darah dalam jantung.
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua
corong yang dapat dipakai bergantian.
1. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan
suara dengan frekuensi tinggi (apeks)
Bell :
Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4, bising
mid diastole mitral / tricuspid.Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja
pada dinding dada.
2. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah
Diapragma
Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan suara
yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening snap), bunyi
ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan awal sistolik.
B. Auskultasi Jantung
Auskultasi pada jantung dilakukan dengan mendengarkan mulai dari apeks, ke
tepi kiri sternum pada bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum,
tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan / kiri, lekuk suprasternal
daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. Pemeriksaan auskultasi
secara tradisional dapat dilakukan di daerah mitral, yaitu di apeks untuk
trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga kedua tepi
kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum.
Pada auskultasi harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
a. BJ I
 Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang
terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
 Daerah auskultasi untuk BJ I :
 Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
 Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub
trikuspidalis terdengar disini
 Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat
yang baik pula untuk mendengar katub mitral.
 Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
 stenosis mitral
 interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
 pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya
pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
 Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
 shock hebat
 interval PR yang memanjang
 decompensasi hebat.
b. BJ II
 Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonalis pada dinding toraks.Terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
 BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I
 Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
 Hipertensi
 arterisklerosis aorta yang sangat.
 Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
 kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik
kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital
 BJ I dan II akan melemah pada :
 orang yang gemuk
 emfisema paru-paru
 perikarditis eksudatif
 penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
2. Bising jantung / cardiac murmur
Adalah bunyi jantung (bergemuruh) yang dibangkitkan oleh aliran
turbulensi (pusaran abnormal) dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh
darah.
 Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah
bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk
menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka
bising itu adalah bising systole.
 Tentukan lokasi bising yang terkeras.
 Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu
dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik,
dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.
 Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising :
a. Derajat (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini
hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan
apakah besar-benar merupakan suara bising.
b. Derajat (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.
c. Derajat (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga
mempunyai intensitas diantara (2) dan (5).
d. Derajat (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila
stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada.
e. Dderajat (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan
stetoskop.
 Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek,
bising yang meniup, bising yang melagu.
3. Irama Gallop ( gallop ritme )
Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase
Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar
dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel
 Normal : tidak terdapat gallop ritme
 Abnormal :
 Gallop ventrikuler ( gallop S3 )
 Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 )
 Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop )
C. Lokasi Auskultasi
1. area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum
2. area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat sternum
3. titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat sternum
4. area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis midklavikuler kiri
(ruang intercostal ketiga sampai keempat dan lateral pada garis midklavikular
kiri pada bayi)
D. Cara Kerja
Cara auskultasi jantung pada anak yaitu :
1. Usahakan anak tidak menangis
2. Gunakan diafragma maupun bell dari stetoskop
3. Posisi anak berbaring dan duduk
4. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke
daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2.
5. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke
daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop.
6. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas.
7. Geser ke daerah ephigastrik
8. Catat bila terdapat variasi suara jantung waktu bernafas
9. Suara satu paling baik di dengar di daerah apek mempergunakan bell, suara dua
di daerah basal.
10. Pada bayi suara satu terdengar lebih keras dari suara dua.
11. Pada karditis suara satu terdegar lebih lemah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.healthyenthusiast.com/pemeriksaan-fisik-pada-anak.html
http://www.academia.edu/8744092/Pemeriksaan_auskultasi_jantung_meliputi_pemeriksaan
https://doktertipis.wordpress.com/2010/04/06/pemeriksaan-fisis-kardiovaskuler/
https://books.google.co.id/books?id=6stbuzueEQ8C&pg=PA297&lpg=PA297&d
q=bunyi+jantung+1+apeks+jantung&source=bl&ots=5Fc9xam8sm&sig=1hAj7k
AH1_pv2KBroDYa6mCFNMw&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=buny
i%20jantung%201%20apeks%20jantung&f=false

More Related Content

What's hot

Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi pjj_kemenkes
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 

What's hot (20)

kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
CTG
CTGCTG
CTG
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 

Similar to PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerocto zulkarnain
 
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxBST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxLiyaAnjelina2
 
Presentation fisik jantung
Presentation fisik jantungPresentation fisik jantung
Presentation fisik jantungDian Chiro
 
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppticha582186
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007WaQhyoe Arryee
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)HerwantoYusa
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkaprosmeni
 
Referat sttoskop
Referat sttoskopReferat sttoskop
Referat sttoskopRatkhi Aber
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)Sulistia Rini
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorakSofyan Dwi Nugroho
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
 
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan MagetanBasic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan MagetanTriana Septianti
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxFikaAinurRahmawati
 

Similar to PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK (20)

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxBST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
 
Presentation fisik jantung
Presentation fisik jantungPresentation fisik jantung
Presentation fisik jantung
 
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
 
Tinitus
Tinitus Tinitus
Tinitus
 
Stetoskop
StetoskopStetoskop
Stetoskop
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkap
 
Andini 92
Andini 92Andini 92
Andini 92
 
Indra Pendengaran
Indra PendengaranIndra Pendengaran
Indra Pendengaran
 
Referat sttoskop
Referat sttoskopReferat sttoskop
Referat sttoskop
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pe adult
Pe adultPe adult
Pe adult
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
 
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan MagetanBasic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK

  • 1. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK Dosen Pembimbing : Ida Ariani, M.Kep., Sp.Kep.An Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Irma Susrini (108114023) 2. Riski Sefriyanto (108114024) 3. Iqbal Aziz D. (108114025) 4. Rizki Noorfia M. (108114026) 5. Indra Hartono (108114027) 6. Luciana Rahmawati (108114028) 7. Safitri Dewi (108114029) 8. Eka Mailina I. (108114030) 9. Laelatul Mahmudah (108114031) 10. Alfiani D. (108114032) 11. Syarah E (108114033) 12. Tri Puji R. (108114034) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
  • 2. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK A. Pengertian Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodinamik darah dalam jantung. Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. 1. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks) Bell : Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4, bising mid diastole mitral / tricuspid.Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja pada dinding dada. 2. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan nada rendah Diapragma Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan suara yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening snap), bunyi ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan awal sistolik. B. Auskultasi Jantung Auskultasi pada jantung dilakukan dengan mendengarkan mulai dari apeks, ke tepi kiri sternum pada bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan / kiri, lekuk suprasternal daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. Pemeriksaan auskultasi secara tradisional dapat dilakukan di daerah mitral, yaitu di apeks untuk trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga kedua tepi kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum. Pada auskultasi harus diperhatikan beberapa hal, yaitu : 1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II a. BJ I  Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
  • 3.  Daerah auskultasi untuk BJ I :  Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.  Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini  Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang baik pula untuk mendengar katub mitral.  Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:  stenosis mitral  interval PR (pada EKG) yang begitu pendek  pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.  Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :  shock hebat  interval PR yang memanjang  decompensasi hebat. b. BJ II  Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan arteri pulmonalis pada dinding toraks.Terjadi kira-kira pada permulaan diastole.  BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I  Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :  Hipertensi  arterisklerosis aorta yang sangat.  Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :  kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital  BJ I dan II akan melemah pada :  orang yang gemuk  emfisema paru-paru  perikarditis eksudatif  penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung 2. Bising jantung / cardiac murmur Adalah bunyi jantung (bergemuruh) yang dibangkitkan oleh aliran turbulensi (pusaran abnormal) dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh darah.
  • 4.  Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole.  Tentukan lokasi bising yang terkeras.  Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.  Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising : a. Derajat (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-benar merupakan suara bising. b. Derajat (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera. c. Derajat (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas diantara (2) dan (5). d. Derajat (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada. e. Dderajat (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.  Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang meniup, bising yang melagu. 3. Irama Gallop ( gallop ritme ) Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel  Normal : tidak terdapat gallop ritme  Abnormal :  Gallop ventrikuler ( gallop S3 )  Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 )  Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop )
  • 5. C. Lokasi Auskultasi 1. area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum 2. area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat sternum 3. titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat sternum 4. area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis midklavikuler kiri (ruang intercostal ketiga sampai keempat dan lateral pada garis midklavikular kiri pada bayi) D. Cara Kerja Cara auskultasi jantung pada anak yaitu : 1. Usahakan anak tidak menangis 2. Gunakan diafragma maupun bell dari stetoskop 3. Posisi anak berbaring dan duduk 4. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2. 5. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop. 6. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas. 7. Geser ke daerah ephigastrik 8. Catat bila terdapat variasi suara jantung waktu bernafas 9. Suara satu paling baik di dengar di daerah apek mempergunakan bell, suara dua di daerah basal. 10. Pada bayi suara satu terdengar lebih keras dari suara dua. 11. Pada karditis suara satu terdegar lebih lemah.