Dokumen tersebut membahas tentang auskultasi jantung pada anak, meliputi pengertian auskultasi, cara kerja auskultasi jantung yang meliputi pemeriksaan bunyi jantung, bising jantung, irama gallop, dan lokasi auskultasi yang umumnya dilakukan.
1. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Ida Ariani, M.Kep., Sp.Kep.An
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Irma Susrini (108114023)
2. Riski Sefriyanto (108114024)
3. Iqbal Aziz D. (108114025)
4. Rizki Noorfia M. (108114026)
5. Indra Hartono (108114027)
6. Luciana Rahmawati (108114028)
7. Safitri Dewi (108114029)
8. Eka Mailina I. (108114030)
9. Laelatul Mahmudah (108114031)
10. Alfiani D. (108114032)
11. Syarah E (108114033)
12. Tri Puji R. (108114034)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
A. Pengertian
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat
vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan
kejadian hemodinamik darah dalam jantung.
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua
corong yang dapat dipakai bergantian.
1. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan
suara dengan frekuensi tinggi (apeks)
Bell :
Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4, bising
mid diastole mitral / tricuspid.Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja
pada dinding dada.
2. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah
Diapragma
Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan suara
yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening snap), bunyi
ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan awal sistolik.
B. Auskultasi Jantung
Auskultasi pada jantung dilakukan dengan mendengarkan mulai dari apeks, ke
tepi kiri sternum pada bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum,
tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan / kiri, lekuk suprasternal
daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. Pemeriksaan auskultasi
secara tradisional dapat dilakukan di daerah mitral, yaitu di apeks untuk
trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga kedua tepi
kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum.
Pada auskultasi harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
a. BJ I
Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang
terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
3. Daerah auskultasi untuk BJ I :
Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub
trikuspidalis terdengar disini
Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat
yang baik pula untuk mendengar katub mitral.
Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
stenosis mitral
interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya
pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
shock hebat
interval PR yang memanjang
decompensasi hebat.
b. BJ II
Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonalis pada dinding toraks.Terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I
Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
Hipertensi
arterisklerosis aorta yang sangat.
Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik
kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital
BJ I dan II akan melemah pada :
orang yang gemuk
emfisema paru-paru
perikarditis eksudatif
penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
2. Bising jantung / cardiac murmur
Adalah bunyi jantung (bergemuruh) yang dibangkitkan oleh aliran
turbulensi (pusaran abnormal) dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh
darah.
4. Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah
bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk
menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka
bising itu adalah bising systole.
Tentukan lokasi bising yang terkeras.
Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu
dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik,
dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.
Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising :
a. Derajat (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini
hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan
apakah besar-benar merupakan suara bising.
b. Derajat (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.
c. Derajat (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga
mempunyai intensitas diantara (2) dan (5).
d. Derajat (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila
stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada.
e. Dderajat (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan
stetoskop.
Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek,
bising yang meniup, bising yang melagu.
3. Irama Gallop ( gallop ritme )
Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase
Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar
dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel
Normal : tidak terdapat gallop ritme
Abnormal :
Gallop ventrikuler ( gallop S3 )
Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 )
Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop )
5. C. Lokasi Auskultasi
1. area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum
2. area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat sternum
3. titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat sternum
4. area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis midklavikuler kiri
(ruang intercostal ketiga sampai keempat dan lateral pada garis midklavikular
kiri pada bayi)
D. Cara Kerja
Cara auskultasi jantung pada anak yaitu :
1. Usahakan anak tidak menangis
2. Gunakan diafragma maupun bell dari stetoskop
3. Posisi anak berbaring dan duduk
4. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke
daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2.
5. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke
daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop.
6. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas.
7. Geser ke daerah ephigastrik
8. Catat bila terdapat variasi suara jantung waktu bernafas
9. Suara satu paling baik di dengar di daerah apek mempergunakan bell, suara dua
di daerah basal.
10. Pada bayi suara satu terdengar lebih keras dari suara dua.
11. Pada karditis suara satu terdegar lebih lemah.