Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Upacara Penti dan NIlai_Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya.
1. FLORES-MANGGARAI-NTT
OLEH :
MARIO SUDIANTO CHIEN (170323749)
PASKALIS SUKUTO GULTOM (170323753)
GLENNLARENZA ORCHADERA TIODANDI (170423745)
AGUSTINA WIDIA KRISTIANINGSIH (170423755)
VENI CHRISTI BR TARIGAN (170323735)
2. Pengertian
Upacara penti adalah upacara syukur. Ketika seseorang menyebut
kata "penti" dalam budaya Manggarai, orang-orang Manggarai akan mengarahkan
pikirannya pada suatu upacara syukuran meriah. Penti dilakukan sebagai tanda
syukur kepada Mori Jari Dedek (Tuhan Pencipta) dan kepada arwah nenek moyang
atas semua hasil jerih payah yang telah diperoleh dan dinikmati, juga sebagai
tanda celung cekeng wali ntaung (musim yang berganti dan tahun yang beralih).
Upacara ini biasa dilakukan setelah semua panenan rampung (sekitar Juni-
September). Jikalau sanggup, acara ini dilakukan setiap tahun tetapi seringkali tiga
atau lima tahun sekali. Ada keyakinan bahwa jika acara ini tidak dilakukan, akan
membuat Mori Jari Dedek marah. Kalau hal itu terjadi, akan ada bencana-bencana
yang menimpa masyarakat Manggarai.
3. Upacara penti terbagi atas lima babak/tahap, yaitu :
1. Barong Wae Teku ( upacaradikali atau dimata air yang dipakai
sebagai air minum oleh warga kampung )
2. Barong Compang ( upacara persembahan dimegalithik/batu
persembahan yang berada di tengah kampung )
3. Libur Kilo ( upacara persembahan umum dalam gendang, karena
arwah nenek moyang sudah diajak masuk di rumah gendang ).
4 Wae Owak ( upacara persembahan pada masing-masing keluarga,
yang letak sesajiannya ditempatkan pada tempat-tempat khusus
sesuai kebiasaan, ada yang bertempat di dalam rumah ada yang
diluar rumah pada batu tertentu atau pohon tertentu).
5 Tudak Penti (upacara puncak syukur )
4. Pada acara penti ini juga terdapat lagu sanda lima,
Lagu sanda lima Sanda lima adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh
manusia. Lima kebutuhan itu adalah sebagai berikut
a. Mbaru tara kaeng (rumah tinggal)
b. Natas tara labar (halaman tempat bermain)
c. Wae tara teku (air minum/air timba)
d. Uma bate duat (kebun garapan sebagai sumber makanan dan hasil
lainnya)
e. Compang (batu berundak-undak tempat meletakkan persembahan
yang terletak di tengah-tengah kampung). Compang merupakan tempat
warga kampung berkomunikasi dengan Tuhan secara umum. Kelima
kebutuhan tersebut saling berkaitan.
5. Lima nilai dasar pancasila yang terkandung dalam acara “penti “
Ketuhanan Yang Maha Esa : di tandai dengan adanya Podo Tenggeng,
baro wae teku.., Barong compang dan biasanya ada misa syukur..
Yang didalamnya terkandung sebuah nilai ketuhanan yang merupakan
sebuah keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan yang menjadi
pencipta alam semesta
Kemanusiaan yang adil dan beradab : ditandaai dengan adanya
peradaban pada natas ( tempat perkampungan ) yang kemudian
adanya libur kilo ( semua ambil bagian dalam upacara; dan semua
dapat bagian nuru ( daging sembelihan biasanya kerbau/babi tanpa
terkecuali). Di dalamnya terkandung nilai untuk menjunjung tinggi
harkat dan matrabat manusia yang merupakan makhluk yang beradab.
Sebuah nilai kesadaran moral serta perilaku yang berdasarkan pada
budi pekerti maupun nurani individu, yang berhubungan dengan nilai
dan norma kebudayaan yang memiliki adab
6. Persatuan Indonesia : upacara penti mengharuskan semua elemen untuk turutt
ambil bagian di dalamnya yang berunjung pada permainan caci sebagai wujud
persatuan...dengan kaum hawa mengiringi permainan caci sembari memainkan
gendang.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan : adanya tudak penti , mengandaikan semua elemen berusaha
bermusyawarah untuk mufakat..dengan tua adat sebagai tonggak yang
memimpin serta menjadi sumber wejangan, dimana semua menjunjung tinggi
azas musyawarah dan diwujudkan serta menjadikan asas tersebut sebagai dasar
suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya sebuah tujuan
bersama.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : acara penti tidak hanya adil
tetapi sungguh-sungguh mengambil andil dalam menciptakan keadilan serta
menjamin hak dan eksistensi setiap warga , setiap peribadi dengan tanpa
adanya diskriminasi pada arakan keberlangsungan acara.. Dengan ditandainya
inklusivitas saat perayaan, ada sebuah makna sebagai sebuah dasar yang
sekaligus menjadi tujuan. Yakni tercapainya sebuah tujuan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur secara lahir maupun batin