Mata uang Indonesia awalnya disebut Gulden karena pengaruh kolonial Belanda, tetapi sejak kemerdekaan dinamai Rupiah yang diresmikan oleh Soekarno pada 1949 untuk menggantikan Gulden sebagai mata uang tunggal Indonesia. Nama Rupiah diambil dari kata 'Rupee' mata uang India, meskipun keturunan Cina Indonesia masih sering menyebutnya Gulden.
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
Gulden 盾 atau rupiah 卢比 yang benar
1. Kebingungan bangsa Cina Indonesia dengan sebutan Rupiah 盧比
Mengapa mata uang Indonesia disebut Rupiah?
Sejarah singkat dari Gulden [盾 – merujuk pada Netherland Gulden 荷蘭盾]
sampai menjadi Rupiah [印尼盧比]
kata “Rupiah” diadopsi dari kata “Rupee” [盧比],
satuan mata uang India [印度貨幣 – 盧比].
Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda [荷蘭盾]
semenjak tahun 1610 hingga 1817, dan sekitar 1817, baru diperkenalkanlah satuan mata uang
Gulden yang kita kenal dengan sebutan Gulden Hindia Belanda [盾].
Mata uang Rupiah diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat untuk pertama kalinya adalah
pada saat penjajahan Jepang di Perang Dunia ke-2, dengan nama Rupiah Hindia Belanda [印尼盾],
yang terus berlaku sampai setelah berakhirnya invasi jepang secara besar besaran dengan dibomnya
hiroshima di Jepang.
Setelah perang usai, Bank Jawa [Javasche Bank – 爪哇銀行] ditutup
yang kemudian lahirlah Bank Negara Indonesia
yang didirikan pada 5 Juli 1946 [1946 年 7 月 5 日],
menggantikan Javasche Bank di Jogjakarta
dengan lahirnya mata uang Rupiah [盧比] sebagai pengganti.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, mata uang yang dipakai adalah
Mata uang gulden NICA
[Nederlansch Indische Civic Administration – Netherland administration for east India]
yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang
yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu.
Tapi sejak 2 November 1949,
empat tahun setelah merdeka,
Indonesia menetapkan Rupiah [盧比] sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.
Gulden [盾 dùn] sudah tidak berlaku sejak saat itu.
Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi Rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka
dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat.
Satuan di bawah Rupiah
Rupiah memiliki satuan di bawahnya.
Pada masa awal kemerdekaan,
Nilai Rupiah [印尼盧比] disamakan nilainya dengan gulden Hindia Belanda [印尼盾],
sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku di masa kolonial.
2. Dikalangan Keturunan Cina di Indonesia, sampai sekarang masih menyebut Rupiah [印尼盧比]
sebagai Gulden [印尼盾] dalam bahasa Chinese mereka, ini dikarenakan kebiasaan mereka
menyebut uang dengan sebutan Gulden [盾] sedari masa koloni Belanda sehingga sampai sekarang
terus mereka ‘pegang teguh’ bahwa mata uang Indonesia adalah Gulden [盾 – dùn, terbaca dalam
bahasa Indonesia sebagai Tun], seringnya terdengar dikalangan bangsa Cina Indonesia pada jaman
itu dengan sebutan cè tun [one Gulden 一盾] yang jelas merujuk pada Gulden, bukan pada
RUPIAH [盧比], karena saat itu penggunaan Gulden tersebar luas dalam kegiatan perekonomian di
nusantara.
Tapi mereka lupa bahwa Presiden Indonesia yang pertama Bapak Sukarno [tertulis dengan
ejaan lama sebagai Dr.(HC) Ir. Soekarno] telah meresmikan Rupiah[盧比] sebagai satu
satunya mata uang resmi yang berlaku di Indonesia, menggantikan Gulden [盾].
Secara resmi pada masa sekarang ini, lembaran uang Gulden [盾] Bank Java diIndonesia sudah
tidak pernah exist setelah berlakunya Rupiah [印尼盧比], bahkan Bank Java yang didirikan oleh
Belanda sendiri telah di tutup saat itu.
Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai namun tidak lagi dipakai karena penurunan nilai
Rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting.
* Sen, seperseratus Rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
* Cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa peser, setengah sen.
* Pincang, satu setengah sen.
* Gobang atau benggol, dua setengah sen.
* Ketip / kelip / stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya).
* Picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya).
* Tali, seperempat Rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
* Terdapat pula satuan uang, yang nilainya adalah sepertiga tali.
Satuan di atas Rupiah
Terdapat dua satuan di atas Rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi.
* Ringgit, dua setengah Rupiah (pernah ada koin pecahannya).
* Kupang, setengah ringgit.
Source:
1. http://www.uang-kuno.com/
2. Krause, Chester L., and Clifford Mishler (1991). Standard Catalog of World Coins: 1801–
1991 (18th ed. ed.). Krause Publications. ISBN 0873411501.
3. http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2748.htm
4. http://mudyshare.blogspot.com/2012/04/sejarah-rupiah-negara-indonesia-lambang.html
5. http://www.anneahira.com/sejarah-uang-indonesia.htm
6. http://artikel-terunik.blogspot.com/2012/07/sejarah-terbuatnya-lambang-rupiah-rp.html
7. http://en.wikipedia.org/wiki/Netherlands_Indies_gulden