SlideShare a Scribd company logo
1 of 264
Download to read offline
i
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki
berbagai program dan kegiatan yang ditujukan untuk memerangi
penyakit menular, mencegah penyebaran penyakit tidak menular, dan
penyehatan lingkungan yang ditunjang dengan upaya surveilans,
imunisasi, laboratorium dan pengendalian vektor. Kami dengan bangga
mempersembahkan profil Ditjen P2P, yang mencerminkan dedikasi,
semangat, dan keuletan Ditjen P2P dalam menjalankan tugas mulia
dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
Indonesia.
Profil ini disusun berdasarkan data rutin maupun data survei dari unit teknis di lingkungan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan serta
institusi lain terkait. Informasi yang disajikan meliputi data dan narasi tentang program
pencegahan dan pengendalian penyakit. Profil ini menyajikan gambaran nasional,
perbandingan antar provinsi, tren dari tahun ke tahun dan narasi lainnya yang dipandang perlu
disampaikan. Capaian program ini tidak lepas dari dukungan lintas sektor maupun lintas
program yang berada di pusat dan daerah.
Buku Profil Kesehatan ini selain dalam bentuk cetakan juga tersedia dalam bentuk soft copy
yang dapat diunduh melalui website http://p2p.kemkes.go.id/laporan-profil/. Kritik dan saran
dapat disampaikan kepada kami sebagai masukan untuk penyempurnaan profil kesehatan
yang akan datang.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit tahun 2022 ini.
Jakarta, Agustus 2023
Sekretaris Ditjen P2P
dr. Yudhi Pramono, MARS
ii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
KATA SAMBUTAN
Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai sebagai
salah satu program utama di Kementerian kesehatan Republik
Indonesia memiliki berbagai program prioritas, baik prioritas nasional
maupun prioritas bidang. Untuk menilai capaian program prioritas ini,
telah ditetapkan beberapa indikator yang terdokumentasi dalam
dokumen RPJMN dan Renstra.
Profil ini diharapkan dapat menyediakan data dan informasi yang akurat sekaligus menjadi
parameter keberhasilan pembangunan kesehatan setiap tahunnya. Melalui profil ini juga
dapat diketahui keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dicapai sampai tahun 2022.
Profil ini juga dapat mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan di setiap proses
manajemen Kesehatan ditingkat pusat dan daerah.
Profil ini semoga dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak baik di pusat dan daerah.
Kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas semua yang kita capai di tahun
2022 ini, semoga tahun depan pencapaian kita lebih baik lagi.
Jakarta, Agustus 2023
Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
iii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
KATA SAMBUTAN ....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................v
DAFTAR GRAFIK....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
A. Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................................................1
B. Struktur Organisasi......................................................................................................1
C. Sumber Daya Manusia ................................................................................................2
D. Satuan Kerja ................................................................................................................6
E. Anggaran .....................................................................................................................6
1. Realisasi Anggaran Ditjen P2P ............................................................................6
2. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi ......................................................................8
BAB II CAPAIAN PROGRAM DAN KINERJA.......................................................................10
A. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan ............................................10
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin, tercapai
74.9% dari target 75% dengan capaian kinerja sebesar 99.9%........................10
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA on ART)
tercapai 42% dari target 45% dengan capaian kinerja sebesar 93%................16
3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC, tercapai 68.3% dari target
90% dengan capaian kinerja sebesar 76%........................................................21
4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000 penduduk, telah mencapai
455 Kab/Kota dari target 484 Kab/Kota dengan capaian kinerja sebesar 94% 29
5. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat, tercapai 82.9% dari target 89% atau
dengan capaian kinerja sebesar 92.7%.............................................................41
6. Persentase pengobatan penyakit menular pada balita, tercapai 71.9% dari target
50% atau dengan capaian kinerja sebesar 144% .............................................47
7. Persentase skreening penyakit menular pada kelompok berisiko, tercapai 94%
dari target 95% atau dengan capaian kinerja sebesar 99%..............................51
iv
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
8. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit tropis terabaikan,
tercapai 203 Kab/Kota dari target 166 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja
sebesar 122%.....................................................................................................56
9. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM, tercapai
514 Kab/Kota dari target 514 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja sebesar
100%...................................................................................................................63
10. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian faktor risiko, tercapai 46
Kab/Kota dari target 43 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja sebesar 107%
............................................................................................................................72
11. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan,
tercapai 53.11% dari target 40% atau dengan capaian kinerja sebesar 133%.79
12. Persentase kabupaten/kota yang memiliki laboratorium kesehatan masyarakat
dengan kemampuan surveilans, tercapai 32.5% dari target 39% atau dengan
capaian kinerja sebesar 83% .............................................................................86
13. Persentase fasyankes yang telah terintegrasi dalam sistem informasi surveillans
berbasis digital, tercapai 61.04% dari target 60% atau dengan capaian kinerja
sebesar 102%.....................................................................................................88
14. Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan, tercapai
99.9% dari target 93% atau dengan capaian kinerja sebesar 107% ................91
15. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko penyakit berbasis
laboratorium yang dimanfaatkan, tercapai 85% dari target 90% atau dengan
capaian kinerja sebesar 94% .............................................................................95
16. Nilai Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, tercapai 35.24 dari target 35.3 atau dengan capaian kinerja sebesar
99.8%..................................................................................................................97
B. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ................................................................................103
1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ...............103
2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.........................137
3. Direktorat Pengelolaan Imunisasi ....................................................................194
4. Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan......................................207
5. Direktorat Penyehatan Lingkungan..................................................................224
6. Sekretariat Direktorat Jenderal.........................................................................237
TIM PENYUSUN....................................................................................................................248
v
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit................................................................................................................
............................................................................................................................2
Gambar 2.1. Penemuan Kasus Melalui Skrining (Mobile Clinic)..........................................20
Gambar 2.2. Bimbingan Teknis ke Layanan .........................................................................21
Gambar 2.3. Pelatihan Penggunaan TCM............................................................................27
Gambar 2.4. Pertemuan Advokasi Perpres No 67 tahun 2021 antara Tim Pusat dengan
Sekda dan perwakilan daerah di Provinsi Jawa Barat ....................................28
Gambar 2.5. Active Case Finding TBC.................................................................................29
Gambar 2.6. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2022 .......................................30
Gambar 2.7. Pemeriksaan uji silang di lab RSUD Wates dan diskusi dengan tim di
Puskesmas Samigaluh I...................................................................................36
Gambar 2.8. Surveilans dan Pengendalian Faktor Risiko Malaria di Kab. Pesawaran dan
Kab. Sorong Tahun 2022 .................................................................................38
Gambar 2.9. Peta Sebaran Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat.................................42
Gambar 2.10. Sosialisasi ISPA pada kegiatan Germas di Sulawesi Selatan ........................51
Gambar 2.11. Seminar dan deteksi dini Hepatitis ..................................................................55
Gambar 2.12. Advokasi Kepala Daerah untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi ........76
Gambar 2.13. Advokasi kepada pemangku kepentingan melalui deklarasi SBS yang
disinergikan dengan kegiatan Sail Wakatobi dan Program Intervensi Kesling di
Desa .................................................................................................................78
Gambar 2.14. Advokasi dan membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan agar
penyelenggaraan kesehatan lingkungan RS merata di Indonesia..................79
Gambar 2.15. Peta Endemisitas Indonesia Tahun 2022 per 20 Januari 2023* ...................149
Gambar 2.16. Pemeriksaan uji silang di lab RSUD Wates dan diskusi dengan tim di
Puskesmas Samigaluh I saat Pendampingan Diagnosis dan Tatalaksana
Malaria............................................................................................................154
Gambar 2.17. Kegiatan Surveilans dan Pengendalian Faktor Risiko Malaria di Kab.
Pesawaran dan Kab. Sorong.........................................................................157
Gambar 2.18. Kegiatan Pemantauan Resistensi Insektisida pada Vektor Malaria di Kab.
Batanghari, Prov Jambi..................................................................................159
vi
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Gambar 2.19. Kegiatan Uji Coba Pengembangan Media KIE Tatalaksana Malaria di Sumba
Timur.....................................................................................................................
........................................................................................................................159
Gambar 2.20. Peta Indonesia tentang Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan
Pengobatan Kusta Tepat Waktu Tahun 2022 di 34 provinsi..........................160
Gambar 2.21. Launching Roadmap Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Roadmap Cuci
Tangan Pakai Sabun......................................................................................234
vii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2022..............3
Grafik 1.2. Jumlah Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 ...............3
Grafik 1.3. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2022 ..................................................................4
Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2022 ..........................................................4
Grafik 1.5. Distribusi Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Berdasarkan Jabatan Tahun 2022 .......................................................................5
Grafik 1.6. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen P2P Berdasarkan Jabatan Fungsional
Tahun 2022 ...........................................................................................................5
Grafik 1.7. Distribusi Pagu Anggaran Berdasarkan Sumber Dana, Tahun 2022 ..................6
Grafik 1.8. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen P2P Tahun 2019-2021 ..............................7
Grafik 2.1. Target dan Capaian Persentase Kab/Kota yang mencapai imunisasi rutin Tahun
2022-2024...........................................................................................................11
Grafik 2.2. Target dan Capaian Indikator Komposit Imunisasi Rutin Tahun 2022...............12
Grafik 2.3. Persentase Kab/Kota dengan 80% Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapat Imunisasi
Dasar Lengkap Tahun 2020-2022......................................................................12
Grafik 2.4. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Anak Usia 12-23 Bulan Mendapat
Imunisasi Lanjutan Campak Rubela Tahun 2020-2022.....................................13
Grafik 2.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Td
WUS Tahun 2020-2022 ......................................................................................14
Grafik 2.6. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahun 2020-2022............................................15
Grafik 2.7. Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024...................17
Grafik 2.8. Cascade HIV dan ART sampai desember 2022 ................................................18
Grafik 2.9. Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95 Tahun 2018–2022 ..19
Grafik 2.10. Target dan Capaian Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2020-
2024 ....................................................................................................................22
Grafik 2.11. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Kasus TB per Provinsi Tahun 2022......23
Grafik 2.12. Sepuluh Negara dengan Penurunan Jumlah Kasus TB....................................24
viii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.13. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai API Malaria < 1/1000 penduduk
Tahun 2018-2022................................................................................................32
Grafik 2.14. Target dan Capaian Kab/Kota mencapai API < 1/1000 penduduk Tahun 2020-
2024 ........................................................................................................................
........................................................................................................................32
Grafik 2.15. Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah..........................................................33
Grafik 2.16. Persentasi Malaria Positif diobati sesuai standar ..............................................34
Grafik 2.17. Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat Tahun 2020-2024 .............................44
Grafik 2.18. Persentase Kasus Pneumonia Balita yang diberikan antibiotik ........................48
Grafik 2.19. Persentase Kasus Diare yang diberikan oralit dan zinc Tahun 2022 ................49
Grafik 2.20. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Penyakit Menular pada Balita
Tahun 2022-2024................................................................................................50
Grafik 2.21. Target dan Capaian Persentase skrining Penyakit Menular Pada kelompok
Berisiko Tahun 2020 – 2024...............................................................................52
Grafik 2.22. Persentase skrining Penyakit Menular Pada kelompok Berisiko Berdasarkan
Provinsi Tahun 2022 ...........................................................................................53
Grafik 2.23. Persentase Ibu Hamil diskrining Penyakit Menular (Hepatitis B) Berdasarkan
Provinsi Tahun 2022 ...........................................................................................54
Grafik 2.24. Target dan Capaian Jumlah kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi
penyakit infeksi tropis terabaikan Tahun 2022–2024.........................................57
Grafik 2.25. Jumlah Kab/Kota berhasil mencapai eliminasi penyakit Infeksi Tropis Terabaikan
per Provinsi Tahun 2022.....................................................................................58
Grafik 2.26. Capaian Kab/Kota Eradikasi Frambusia Tahun 2021-2022...............................59
Grafik 2.27. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun
2018-2022...........................................................................................................60
Grafik 2.28. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun
2022-2024...........................................................................................................60
Grafik 2.29. Target dan Capaian Kabupaten/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko
PTM Tahun 2020-2024.......................................................................................63
Grafik 2.30. Capaian Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini FR PTM Tahun 2022
............................................................................................................................64
Grafik 2.31. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Hipertensi
Tahun 2022 .........................................................................................................65
ix
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.32. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Diabetes
Mellitus Tahun 2022............................................................................................66
Grafik 2.33. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Obesitas
Tahun 2022 .........................................................................................................67
Grafik 2.34. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim Tahun 2022..............................................................................................68
Grafik 2.35. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Kanker
Payudara Tahun 2022 ........................................................................................69
Grafik 2.36. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Gangguan
Indera Tahun 2022..............................................................................................70
Grafik 2.37. Target dan Capaian Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas
Kesehatan Lingkungan Tahun 2020-2024 .........................................................72
Grafik 2.38. Proporsi Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan
Lingkungan Tahun 2022 .....................................................................................73
Grafik 2.39. Target dan Capaian Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas
Kesehatan Lingkungan Tahun 2020-2024 .........................................................80
Grafik 2.40. Proporsi Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan
Lingkungan Tahun 2022 .....................................................................................81
Grafik 2.41. Target dan Capaian Persentase Kabupaten Kota yang memiliki Labkesmas
dengan kemampuan surveilans Tahun 2022 .....................................................87
Grafik 2.42. Provinsi dengan 80% Kabupaten/Kota yang telah memiliki labkesmas dengan
mempunyai kemampuan surveilans Tahun 2022 ..............................................87
Grafik 2.43. Target dan Capaian Persentase Fasyankes terintegrasi sistem surveilans
berbasis digital Tahun 2022-2024 ......................................................................89
Grafik 2.44. Fasyankes Yang Menggunakan Aplikasi NAR Dan SKDR Tahun 2022............90
Grafik 2.45. Fasyankes Yang Terintegrasi Terdiri dari Puskesmas dan Klinik ......................90
Grafik 2.46. Target dan Capaian Persentase faktor risiko di pintu masuk yang dikendalikan
Tahun 2020-2024................................................................................................93
Grafik 2.47. Capaian Persentase faktor risiko di pintu masuk yang dikendalikan oleh KKP
Tahun 2022 .............................................................................................................
........................................................................................................................94
Grafik 2.48. Target dan Capaian Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan
penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan Tahun 2020 - 2024...........96
Grafik 2.49. Persentase capaian rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit
berbasis laboratorium yang dimanfaatkan Tahun 2022.....................................97
x
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.50. Target Dan Realisasi Nilai Reformasi Birokrasi Ditjen P2P Tahun 2020-2024 ....
..........................................................................................................................101
Grafik 2.51. Target dan Capaian persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan
skrining prioritas tahun 2022 ............................................................................104
Grafik 2.52. Target dan Capaian persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan
skrining prioritas tahun 2022 dibandingkan dengan Target Jangka Menengah
104
Grafik 2.53. Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM di
≥ 80% Puskesmas Tahun 2022........................................................................106
Grafik 2.54. Kab/kota yang melaksanakan PANDU di ≥ 80% Puskesmas berdasarkan
provinsi, Tahun 2022 .......................................................................................107
Grafik 2.55. Perbandingan Capaian Indikator Kab/Kota yang Melaksanakan PANDU PTM
Tahun 2022 dengan Tahun 2020, 2021 ...........................................................108
Grafik 2.56. Perbandingan Capaian Indikator Kab/Kota yang Melaksanakan PANDU PTM
Tahun 2022 dengan Target Jangka Menengah RAK Dit. P2PTM 2020-2024.108
Grafik 2.57. Capaian dan Target Indikator Persentase penyandang diabetes melitus yang
gula darahnya terkendali di puskesmas/FKTP Tahun 2022 ............................130
Grafik 2.58. Target dan Realisasi jumlah Kab/ Kota Menerapkan KTR Tahun 2022 ..........131
Grafik 2.59. Target dan Realisasi Jumlah Kab/Kota Menerapkan KTR periode Tahun 2020-
2022 ..................................................................................................................132
Grafik 2.60. Jumlah Kab/Kota yang ≥40% Puskesmasnya Menyelenggarakan Layanan UBM
Tahun 2022 .......................................................................................................135
Grafik 2.61. Jumlah Kab/Kota yang ≥40% Puskesmasnya Menyelenggarakan Layanan UBM
Periode 2020-2022...........................................................................................135
Grafik 2.62. Capaian Indikator Pertahun Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang
Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining
HIV ....................................................................................................................138
Grafik 2.63. Persentase Pertriwulan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang Melemahkan
Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining HIV Tahun 2022
138
Grafik 2.64. Persentase Per Propinsi Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang
Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining
HIV Tahun 2022................................................................................................139
Grafik 2.65. Target dan capaian Indikator Kinerja tahun 2021-2024 Persentase Orang
dengan HIV (ODHIV) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART.........140
xi
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.66. Target dan capaian Indikator Kinerja tahun 2022 Persentase Orang dengan HIV
(ODHIV) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART .............................141
Grafik 2.67. Target dan capaian Pertriwulan Indikator Kinerja ODHIV baru ditemukan
mendapatkan pengobatan ART Persentase Kasus ODHIV On ART periode 2022
..........................................................................................................................141
Grafik 2.68. Persentase orang dengan HIV (ODHIV) baru ditemukan mendapatkan
pengobatan ART Tahun 2022...........................................................................142
Grafik 2.69. Persentase Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024...
..........................................................................................................................142
Grafik 2.70. Progres Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95.................143
Grafik 2.71. Target dan Capaian Indikator Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC
..........................................................................................................................145
Grafik 2.72. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai Positivity Rate (PR) malaria < 5%
2020-2024.........................................................................................................152
Grafik 2.73. Capaian Persentase Konfirmasi Pemeriksaan Sediaan Darah.......................153
Grafik 2.74. Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat
Waktu Tahun 2022 di 34 provinsi .....................................................................161
Grafik 2.75. Perbandingan Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan ..................163
Grafik 2.76. Indikator dan Capaian Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan
Pengobatan Kusta Tepat Waktu dan Capaian Tahun 2020-2024....................164
Grafik 2.77. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar
Tahun 2022 .......................................................................................................167
Grafik 2.78. Target Capaian Indikator Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar 2022-
2022 ..................................................................................................................167
Grafik 2.79. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Diare sesuai Standar...............170
Grafik 2.80. Target dan Capaian Persentase kabupaten/kota melaksanakan Deteksi Dini
Hepatitis B dan atau C pada populasi berisiko Tahun 2020 – 2022................172
Grafik 2.81. Persentase Kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan atau C
pada populasi berisiko Berdasarkan Provinsi Tahun 2022..............................173
Grafik 2.82. Presentase Terget pasien sifilis yang diobati...................................................175
Grafik 2.83. Presentase Pasien Sifilis di Obati Per triwulan tahun 2022 ............................175
Grafik 2.84. Presentase pasien sifilis yang diobati tahun 2022...........................................176
xii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.85. Target dan Capaian Jumlah Desa Endemis Schistosomiasis yang Mencapai
Eliminasi Tahun 2020 – 2024 ...........................................................................178
Grafik 2.86. Prevalensi Schistosomiasis pada Manusia Tahun 2017 – 2022 .....................179
Grafik 2.87. Perbandingan target dan capaian per jumlah kabupaten/kota.......................181
Grafik 2.88. Jumlah Kabupaten/Kota Eliminasi Rabies per Provinsi tahun 2022 ...............181
Grafik 2.89. Target dan capaian indikator Persentase Kabupaten/ Kota yang mempunyai IR
≤ 49/100.000 penduduk Tahun 2017-2022 ......................................................183
Grafik 2.90. Persentase provinsi yang memiliki kab/kota IR ≤ 10/100.000 penduduk Di
Indonesia Tahun 2022 ......................................................................................184
Grafik 2.91. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Mf Rate <1%
Tahun 2018-2022..............................................................................................187
Grafik 2.92. Kabupaten/kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Angka Mikrofilaria
Rate <1% Per-Provinsi Tahun 2022.................................................................187
Grafik 2.93. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun
2018-2022.........................................................................................................191
Grafik 2.94. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Per
Provinsi Tahun 2022 .........................................................................................192
Grafik 2.95. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2022 ....................................................................195
Grafik 2.96. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2018 – 2022........................................................196
Grafik 2.97. Capaian Indikator Persentase Anak Usia 12-24 Bulan yang Mendapat Imunisasi
Lanjutan Baduta Tahun 2022 ...........................................................................197
Grafik 2.98. Capaian Indikator Persentase Anak Usia 12-24 Bulan yang Mendapat Imunisasi
Lanjutan Baduta Tahun 2018 – 2022 ...............................................................198
Grafik 2.99. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen baru
Tahun 2022 .......................................................................................................200
Grafik 2.100.Cakupan Imunisasi Campak Rubela BIAS Tahun 2018-2022.........................202
Grafik 2.101.Cakupan Imunisasi DT BIAS Tahun 2018-2022 ..............................................203
Grafik 2.102.Cakupan Imunisasi Td BIAS Kelas 2 Tahun 2018-2022..................................203
Grafik 2.103.Cakupan Imunisasi Td BIAS Kelas 5 Tahun 2018-2022..................................204
Grafik 2.104.Capaian Indikator Persentase WUS yang Memiliki Status Imunisasi T2+ Tahun
2022 ..................................................................................................................206
xiii
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.105.Capaian Indikator Persentase WUS yang Memiliki Status Imunisasi T2+ Tahun
2018 - 2022.......................................................................................................206
Grafik 2.106.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 1 Tahun 2022...........208
Grafik 2.107.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 2, Tahun 2022..........211
Grafik 2.108.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 2, Tahun 2022..........213
Grafik 2.109.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 3, Tahun 2022..........216
Grafik 2.110.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan Persentase Labkesmas
yang Terintegrasi dan Melaporkan Hasil Surveilans ke Sistem Informasi
Kemenkes, Tahun 2022....................................................................................221
Grafik 2.111. Labkesmas yang Terintegrasi dan Melaporkan Hasil Surveilans ke Sistem
Informasi Kemenkes, Tahun 2022....................................................................221
Grafik 2.112.Target capaian fasyankes yang terintegrasi terdiri dari puskesmas dan klinik.....
................................................................................................................................
..........................................................................................................................223
Grafik 2.113.Target capaian fasyankes yang menggunakan aplikasi NAR dan SKDR .......223
Grafik 2.114.Target dan Capaian Indikator Kab/Kota Sehat Tahun 2020-2024...................225
Grafik 2.115.Target dan Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan
Lingkungan Tahun 2020-2024..........................................................................226
Grafik 2.116.Target dan Capaian Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Tahun 2020-
2024 ..................................................................................................................232
Grafik 2.117.Capaian Pengawasan Kualitas Air Minum yang Diawasi/diperiksa Kualitas Air
Minumnya Sesuai Standar Tahun 2022-2024..................................................235
Grafik 2.118.Target Dan Realisasi Nilai Reformasi Birokrasi Ditjen P2P Tahun 2020-2024
..........................................................................................................................240
Grafik 2.119.Perbandingan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi Unit Eselon I Tahun 2022
..........................................................................................................................241
Grafik 2.120.Nilai Kinerja Anggaran Ditjen P2P Tahun 2022
..........................................................................................................................245
Grafik 2.121.Target Dan Realisasi Nilai Kinerja Penganggaran Ditjen P2P Tahun 2020-2024
..........................................................................................................................245
Grafik 2.122.Perbandingan Nilai Kinerja Anggaran Antar Eselon I Tahun 2022
..........................................................................................................................246
xiv
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Satuan Kerja di Ditjen P2P .....................................................................................6
Tabel 1.2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan Tahun 2022.................................7
Tabel 1.3. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2022 ................................8
Tabel 1.4. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2022..................................8
Tabel 2.1. Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2022.....................................25
Tabel 2.2. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas 2022 ...........................................30
Tabel 2.3. Jumlah Kab/Kota dengan API 1/1000 penduduk Tahun 2022 .............................31
Tabel 2.4. Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat Per Provinsi Tahun 2022 ....................42
Tabel 2.5. Proporsi Kasus Kusta Baru Cacat Tingkat 2 secara global .................................45
Tabel 2.6. Hasil Penilaian Mandiri RB Ditjen P2P Tahun 2020-2022 .................................99
Tabel 2.7. Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darahnya terkendali di
puskesmas/FKTP berdasarkan Kab/ Kota Tahun 2022..................................... 111
Tabel 2.8. Angka keberhasilan pengobatan di dunia Tahun 2020 - 2021...........................146
Tabel 2.9. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas Tahun 2022 per 20 Januari 2023* .
.............................................................................................................................150
Tabel 2.10. Capaian jumlah Kab/Kota dengan Positivity Rate (PR) Malaria <5% per Provinsi
Tahun 2022..........................................................................................................150
Tabel 2.11. Penderita PB, Penderita MB, Total Kasus PB dan MB, Penderita Kusta PB yang
RFT, Penderita Kusta MB yang RFT, RFT (PB+ MB), % RFT (PB + MB) Tahun
2022 di 34 provinsi..............................................................................................161
Tabel 2.12. Target Indikator Program ISPA berdasarkan RENSTRA Kemenkes 2022-2024.....
.............................................................................................................................166
Tabel 2.13. Data Capaian Indikator Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar Pada
Tahun 2022..........................................................................................................166
Tabel 2.14. Daftar Desa Eliminasi Schistosomiasis Tahun 2022..........................................178
Tabel 2.15. Jumlah Labkesmas Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Pemeriksaan Spesimen
Penyakit Menular, Tahun 2022 ...........................................................................209
Tabel 2.16. Jumlah provinsi yang memiliki rujukan spesimen penyakit berpotensi KLB/wabah,
Tahun 2022..........................................................................................................214
xv
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Tabel 2.17. Labkesmas dan KKP yang bisa Mendeteksi Peringatan Dini dan Merespon
Emerging Disease, New-Emerging Disease, Re-Emerging Disease, Tahun 2022
.............................................................................................................................217
1
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (Ditjen P2P) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam melaksanakan tugas
tersebut Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan,
dan penyehatan lingkungan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan,
dan penyehatan lingkungan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung,
surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan
kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan
kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen
P2P) mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor 5 Tahun
2022 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Dalam struktur organisasi Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
2
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
4. Direktorat Pengelolaan Imunisasi;
5. Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan; dan
6. Direktorat Penyehatan Lingkungan.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
C. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam melaksanakan urusan di bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit didukung oleh 4.514 orang pegawai (berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian Bulan Januari 2023) yang terbagi menjadi pegawai pusat dan Unit Pelaksana
Teknis.
1. Distribusi Pegawai berdasarkan Satuan Kerja
4.514 pegawai Ditjen P2P pada tahun 2022 tersebar di 67 Satuan Kerja/Unit Kerja
yang berada pada Unit Pusat (1 satuan kerja dan 5 unit kerja) maupun Unit Pelaksana
Teknis (61 satuan kerja). Pegawai Ditjen P2P paling banyak berada di Satuan Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II (1.656 pegawai) dan paling sedikit berada di
Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV (39 pegawai) seperti yang terlihat
pada grafik berikut:
3
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2022
Sumber Data: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023
2. Distribusi Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
Mayoritas pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
adalah perempuan (2.470 pegawai) sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
Grafik 1.2. Jumlah Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022
Sumber: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29
Januari 2023
3. Distribusi Pegawai berdasarkan Pendidikan
Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki
latar belakang pendidikan yang beragam (jenjang SD sampai S3). Sebagian besar
pegawai memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Latar belakang pendidikan terbanyak
adalah jenjang S1 (2.112 pegawai) dan paling sedikit jenjang SD (10 pegawai).
139
81
70
69
88
122
791
1656
711
39
373
321
54
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak…
Dit. Pengelolaan Imunisasi
Dit. Penyehatan Lingkungan
Dit. Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Sekretariat Ditjen P2P
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
BBTKL PP
BTKL PP Kelas I
BTKL PP Kelas II
Laki-laki;
2044
Perempuan
; 2470
4
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 1.3. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Berdasarkan Pendidikan Tahun 2022
Sumber: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023
4. Distribusi Pegawai berdasarkan Kelompok Umur
Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terbanyak
adalah kelompok umur 36-40 tahun (896 orang) dan paling sedikit kelompok umur ≥56
tahun (218 orang).
Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2022
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum
12
871
2112
1284
39 172 14 10
S3 S2/Spesialis S1/DIV DIII DI SLTA SLTP SD
494
799
896
858
703
546
218
0
200
400
600
800
1000
≤30 th 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 ≥56
5
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
5. Ditribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan
Pegawai Ditjen P2P terbagi menjadi kelompok jabatan pelaksana, jabatan
struktural, dan jabatan fungsional tertentu). Mayoritas pegawai termasuk dalam kelompok
jabatan fungsional tertentu (2.712 orang).
Grafik 1.5. Distribusi Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Berdasarkan Jabatan Tahun 2022
Sumber data : Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023
Jabatan fungsional di Ditjen P2P terdistribusi ke dalam 22 kelompok jabatan
fungsional yang merupakan jabatan fungsional kesehatan dan non kesehatan. Jabatan
fungsional terbanyak adalah Epidemiolog Kesehatan (774 orang) sebagaimana terlihat
dalam grafik berikut:
Grafik 1.6. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen P2P Berdasarkan Jabatan
Fungsional Tahun 2022
Sumber Data: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023
Struktural;
136
Jabatan
Fungsional;
2712
Jabatan
Pelaksana;
1666
4
4
3
81
85
54
7
204
2
299
774
22
4
1
7
332
39
4
103
13
230
439
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Analis Anggaran (JF)
Analis Hukum (JF)
Analis Kebijakan (JF)
Analis Kepegawaian (JF)
Analis Pengelolaan Keuangan APBN (JF)
Arsiparis (JF)
Asisten Apoteker (JF)
Dokter (JF)
Dokter Gigi (JF)
Entomolog Kesehatan (JF)
Epidemiolog Kesehatan (JF)
Pembimbing Kesehatan Kerja (JF)
Penata Laksana Barang (JF)
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (JF)
Perancang Peraturan Perundang-undangan (JF)
Perawat (JF)
Perencana (JF)
Pranata Hubungan Masyarakat (JF)
Pranata Keuangan APBN (JF)
Pranata Komputer (JF)
Pranata Laboratorium Kesehatan (JF)
Sanitarian (JF)
6
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
D. Satuan Kerja
Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Direktorat Jenderal P2P
adalah salah unit utama yang memiliki satuan kerja terbanyak dilingkungan Kementerian
Kesehatan pada tahun 2022, yakni terdapat 101 Satuan Kerja di Ditjen P2P, dengan rincian:
Tabel 1.1. Satuan Kerja di Ditjen P2P
No Satuan Kerja Jumlah
1 Kantor Pusat 6
2 Kantor Daerah
Kantor Kesehatan Pelabuhan 51
Balai/Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit
10
3 Dekonsentrasi 34
E. Anggaran
Pelaksanaan kegiatan Ditjen P2P didukung oleh anggaran yang bersumber Rupiah
Murni (80.56%), hibah langsung luar negeri (17.1%), PNBP (2.42%) dan hibah langsung
dalam negeri (0.02%) dengan alokasi anggaran tahun 2022 sebesar 4.043.641.889.000
rupiah.
1. Realisasi Anggaran Ditjen P2P
Pagu anggaran Ditjen P2P Tahun Anggaran 2022 adalah Rp 4.043.641.889.000.
Secara lengkap distribusi pagu anggaran Ditjen P2P berdasarkan sumber dana terlihat
dalam grafik di bawah ini:
Grafik 1.7. Distribusi Pagu Anggaran Berdasarkan Sumber Dana, Tahun 2022
Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023
3.257.418.185.000 ;
81%
97.712.567.000
; 2%
694.675.000 ; 0%
687.816.462.000 ; 17%
RUPIAH MURNI PNBP
HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI
7
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Realisasi anggaran Ditjen P2P tahun 2022 sebesar Rp 3.531.420.455.454
(87,3%), dari pagu total sebesar Rp 4.043.641.889.000. Realisasi tertinggi pada kantor
daerah sebesar 92,06% dan terendah pada dekonsentrasi 77,70%. Secara lengkap pada
tabel berikut ini:
Tabel 1.2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan Tahun 2022
No Kewenangan Pagu RealisasI %
1 KANTOR PUSAT 2,476,790,000,000 2,115,636,624,542 85.42
2 KANTOR DAERAH (UPT) 1,381,327,898,000 1,271,625,966,880 92.06
1). KKP 1,014,998,105,000 936,702,668,790 92.29
2). B/BTKL-PP 366,329,793,000 334,923,298,090 91.43
3 DEKONSENTRASI 185,523,991,000 144,157,864,032 77.70
4,043,641,889,000 3,531,420,455,454 87.33
Jumlah Total P2P
Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023
Bila dibandingkan dengan target realisasi anggaran yakni 95% maka realisasi
anggaran Ditjen P2P belum mencapai target. Bila dibandingkan realisasi anggaran Ditjen
P2P selama 3 tahun terakhir, maka dalam grafik dibawah ini terlihat bahwa anggaran
Ditjen P2P meningkat dari tahun 2019 ke 2022 sedangkan realisasi fluktuatif dengan
realisasi tertinggi pada tahun 2021 dan terendah pada tahun 2022
Grafik 1.8. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen P2P Tahun 2019-2021
Sumber : LAKIP Ditjen P2P, 2019-2021
2019 2020 2021 2022
Pagu 3.315.636.916 4.203.943.210 5.391.559.631 4.043.641.889
Realisasi 3.124.772.437 3.838.062.886 5.238.456.718 3.531.420.455
% 94,2% 91,3% 97,2% 87,3%
82,0%
84,0%
86,0%
88,0%
90,0%
92,0%
94,0%
96,0%
98,0%
-
1.000.000.000.000
2.000.000.000.000
3.000.000.000.000
4.000.000.000.000
5.000.000.000.000
6.000.000.000.000
8
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja terlihat bahwa realisasi tertinggi
pada belanja modal (93,40%) dan realisasi terendah pada belanja barang (85,93%),
seperti pada grafik berikut ini:
Tabel 1.3. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2022
No Jenis Belanja Pagu
Realisasi Sudah
SP2D
%
1 BELANJA PEGAWAI 631,623,373,000 575,641,554,729 91.14
2 BELANJA BARANG 3,091,061,190,000 2,656,019,368,569 85.93
3 BELANJA MODAL 320,927,626,000 299,759,532,156 93.40
4 BELANJA BANSOS 29,700,000 - -
4,043,641,889,000 3,531,420,455,454 87.33
Jumlah Total
Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023
Bila dilihat realisasi anggaran Ditjen P2P berdasarkan sumber dana maka terlihat
bahwa realisasi tertinggi pada Hibah Langsung Luar Negeri (99,21%) dan terendah
realisasi Rupiah Murni (84,78%), secara lengkap dalam tabel berikut ini:
2. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi
Dinas Kesehatan Provinsi sebagai satker penerima dana dekonsentrasi tahun
2022 telah melaksanakan kegiatan dengan total realisasi anggaran Rp. 144,157,864,032
dari pagu Rp. 185,523,991,000 atau sebesar 77.7%. Realisasi tertinggi pada satker Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (97.65%) dan terendah pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat (74,2%). Secara lengkap realisasi anggaran per Dinas
Kesehatan Provinsi terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1.4. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2022
Nama Satker
Realisasi Anggaran
Pagu Realisasi %
Dinkes Prov. Kepulauan Riau 4,099,972,000 4,003,537,893 97.65
Dinkes Prov. Sulawesi Tengah 4,848,120,000 4,670,454,000 96.34
Dinkes Prov. Dki Jakarta 4,798,955,000 4,536,258,820 94.53
Dinkes Prov. Kalimantan Utara 3,529,848,000 3,222,524,367 91.29
Dinkes Prov. Bengkulu 4,343,740,000 3,912,938,700 90.08
Dinkes Prov. Nusa Tenggara Timur 7,005,812,000 6,232,440,770 88.96
Dinkes Prov. Lampung 5,451,421,000 4,820,556,800 88.43
Dinkes Prov. Gorontalo 3,284,251,000 2,892,958,029 88.09
Dinkes Prov. Sulawesi Tenggara 5,304,086,000 4,649,281,500 87.65
Dinkes Prov. Kalimantan Barat 4,908,035,000 4,292,183,689 87.45
9
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Nama Satker
Realisasi Anggaran
Pagu Realisasi %
Dinkes Prov. Sulawesi Barat 3,624,344,000 3,140,726,000 86.66
Dinkes Prov. Jambi 4,502,235,000 3,814,089,150 84.72
Dinkes Prov. Sumatera Utara 8,806,984,000 7,451,164,850 84.61
Dinkes Prov. Nusa Tenggara Barat 4,743,333,000 4,011,199,804 84.57
Dinkes Prov. Sulawesi Utara 4,970,710,000 4,190,831,100 84.31
Dinkes Prov. Kalimantan Selatan 4,916,072,000 4,137,480,978 84.16
Dinkes Prov. D.I. Yogyakarta 3,708,091,000 3,076,329,580 82.96
Dinkes Prov. Sumatera Selatan 5,635,176,000 4,654,191,600 82.59
Dinkes Prov. Sulawesi Selatan 6,656,929,000 5,403,428,500 81.17
Dinkes Prov. Riau 4,642,263,000 3,690,481,254 79.50
Dinkes Prov. Jawa Barat 8,586,596,000 6,822,940,000 79.46
Dinkes Prov. Maluku 4,500,980,000 3,570,973,226 79.34
Dinkes Prov. Maluku Utara 4,309,157,000 3,409,642,200 79.13
Dinkes Prov. Jawa Tengah 9,055,786,000 7,047,337,789 77.82
Dinkes Prov. Kalimantan Tengah 4,930,911,000 3,761,693,000 76.29
Dinkes Prov. Papua 9,836,863,000 7,277,254,111 73.98
Dinkes Prov. Kalimantan Timur 4,655,224,000 3,415,184,723 73.36
Dinkes Prov. Bali 4,278,383,000 2,919,261,700 68.23
Dinkes Prov. Banten 4,118,639,000 2,779,459,300 67.48
Dinkes Prov. Jawa Timur 9,829,015,000 6,529,403,781 66.43
Dinkes Prov. Bangka Belitung 3,779,741,000 2,287,641,231 60.52
Dinkes Prov. Nanggroe Aceh Darussalam 6,066,597,000 3,504,661,230 57.77
Dinkes Prov. Papua Barat 6,133,913,000 2,360,474,397 38.48
Dinkes Prov. Sumatera Barat 5,661,809,000 1,668,879,960 29.48
JUMLAH 185,523,991,000 144,157,864,032 77.70
Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023
Realisasi anggaran dana dekonsentrasi paling rendah dibandingkan realisasi
berdasarkan kewenangan lainnya, selain itu terjadi penurunan realisasi anggaran
dekonsentrasi pada tahun 2022 (77.7%) jika dibandingkan tahun 2021 (90.8%). Hal ini
disebabkan oleh terlambatnya pelaksanaan kegiatan satker dekonsentrasi dan adanya
simplifikasi kegiatan dekonsentrasi sehingga pelaksanaan kegiatan baru dimulai pada
bulan Agustus
10
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
BAB II
CAPAIAN PROGRAM DAN KINERJA
A. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian
Kesehatan dan Rencana Kerja Pemerintah.
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin, tercapai 74.9%
dari target 75% dengan capaian kinerja sebesar 99.9%
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan menjadi sakit, atau hanya akan mengalami sakit
ringan. Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan spesifik pada individu
yang bersangkutan, tetapi juga dapat membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Kekebalan kelompok di suatu daerah (dalam hal ini kabupaten/kota) dapat terbentuk
apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata. Indikator yang digunakan untuk mengukur
hal tersebut adalah persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin.
Indikator ini merupakan indikator komposit yang terpenuhi melalui pencapaian target satu
indikator utama yaitu cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), dan salah satu dari empat
indikator pendukung yaitu cakupan Imunisasi Lanjutan Baduta, Imunisasi Antigen Baru,
Imunisasi Lanjutan Usia Sekolah dan cakupan Status Imunisasi T2+ pada ibu hamil.
Berubahnya indikator ini sejalan dengan perubahan paradigma mengenai konsep
imunisasi lengkap, yang semula hanya imunisasi dasar lengkap, dimana kelengkapan
imunisasi cukup hanya imunisasi dasar yang harus dilengkapi sebelum anak berusia 1
tahun, menjadi imunisasi rutin lengkap. Paradigma imunisasi rutin lengkap ini merangkul
berbagai kelompok sasaran imunisasi rutin yang merupakan kelompok rentan yaitu bayi,
anak usia bawah dua tahun (baduta), dan anak usia sekolah, dan juga menegaskan
bahwa tidak cukup seorang anak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap saja akan
tetapi harus dilanjutkan hingga seorang anak menyelesaikan sekolah dasarnya.
Selanjutnya, penting untuk menjaga cakupan status imunisasi T2+ pada ibu hamil dalam
kategori tinggi di tingkat kabupaten/kota.
11
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Setiap indikator memiliki target pencapaian masing-masing untuk dapat
memastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan perlindungan yang optimal melalui
pemberian imunisasi. Dengan tercapainya target pada tingkat kabupaten/kota untuk
masing-masing indikator tersebut, maka diharapkan konsep kekebalan kelompok pada
sasaran imunisasi rutin dapat lebih menyeluruh.
Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai imunisasi rutin merupakan
indikator baru dalam Renstra Revisi Tahun 2022. Indikator ini menggambarkan kinerja
program imunisasi di Kabupaten/Kota. Indikator persentase kabupaten/kota mencapai
target imunisasi rutin merupakan komposit dari beberapa indikator dalam program
imunisasi yaitu Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), Imunisasi Lanjutan Baduta, Imunisasi
Antigen Baru, Imunisasi pada Anak Usia Sekolah dan Status Imunisasi T2+ pada Wanita
Usia Subur (WUS).
Berdasarkan data sampai dengan 10 April 2023, persentase kabupaten/kota
mencapai target imunisasi rutin tercapai 76,5% (393 kabupaten/kota) dari target 75% (386
kabupaten/kota), sehingga capaian kinerja tahun 2022 sebesar 99.9%, seperti yang
digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.1. Target dan Capaian Persentase Kab/Kota yang mencapai imunisasi
rutin Tahun 2022-2024
Sumber data : Laporan Direktorat Imunisasi per 10 April 2023
Dari grafik di atas terlihat bahwa tahun 2022 kabupaten/kota mencapai target
imunisasi rutin lebih dari 75%, dengan upaya yang lebih optimal maka diperkirakan target
indikator tahun 2023-2024 juga akan dapat tercapai. Faktor utama yang mempengaruhi
tercapainya indikator imunisasi rutin disebabkan oleh indikator Kab/Kota yang mencapai
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebagai indikator komposit utama capaiannya 79%.
Untuk dapat membandingkan pencapaian kinerja indikator komposit, maka
dilakukan pembandingan persentase kabupaten/kota dari masing-masing indikator
75
85
95
76,5
0
20
40
60
80
100
2022 2023 2024
Target Capaian
12
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
komposit tersebut selama tahun 2020-2022, kecuali indikator imunisasi antigen baru tidak
bisa dibandingkan karena baru mulai dilakukan pada tahun 2022. Adapun capaian setiap
indikator komposit digambarkan sebagai berikut:
Grafik 2.2. Target dan Capaian Indikator Komposit Imunisasi Rutin Tahun 2022
Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023
Dari grafik di atas terlihat bahwa semua indikator komposit imunisasi rutin tidak
mencapai target pada tahun 2022 dengan capaian terendah pada persentase Kab/Kota
yang mencapai target Imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 (49%) dan capaian tertinggi
pada persentase Kab/Kota yang mencapai 80% Imunisasi Dasar Lengkap (79%).
Indikator Imunisasi Dasar Lengkap sebagai indikator komposit utama tidak mencapai
target sehingga meskipun capaian indikator komposit pendukung mencapai target tetapi
tidak dapat mengungkit capaian imunisasi rutin. Adapun capaian indikator persentase
Kab/kota dengan 80% IDL tahun 2020-2022 digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.3. Persentase Kab/Kota dengan 80% Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapat
Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2020-2022
Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023
75 75 75 75 75
79
63
74 76
49
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
IDL (80%) IBL (80%) Antigen Baru
(80%)
BIAS (70%) Td WUS
(60%)
Target Capaian
79,3 83,9
75,0
56,2 60,3
79,4
0
20
40
60
80
100
2020 2021 2022
Target Capaian
13
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik di atas menunjukkan bahwa Persentase Kab/Kota dengan 80% bayi usia
0-11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap meningkat selama 3 tahun terakhir
yakni 56,2% atau 289 Kab/Kota pada tahun 2020, menjadi 60.3% atau 310 Kab/Kota
pada tahun 2021 dan 79,4% atau 393 Kab/Kota pada tahun 2022.
Sebagai bentuk monitoring dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan introduksi
imunisasi Campak Rubela dosis ke-2 bagi anak usia baduta, digambarkan melalui
indikator persentase anak usia 12-23 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan campak.
Dengan mempertimbangkan target global terhadap minimal kabupaten/kota yang
diharapkan dapat mencapai target cakupan imunisasi dosis kedua campak rubella yaitu
80%, maka target ini pula yang digunakan untuk menilai dan membandingkan capaian
pada indikator persentase kabupaten/kota yang mencapai target persentase anak usia
12-23 bulan mendapat imunisasi lanjutan campak tahun 2020-2022. Capaian indikator
komposit persentase Kab/Kota yang mencapai target anak usia 12-23 bulan mendapat
Imunisasi Lanjutan Campak Tahun 2020-2022 digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.4. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Anak Usia 12-23 Bulan
Mendapat Imunisasi Lanjutan Campak Rubela Tahun 2020-2022
Sumber data: Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023
Pada grafik di atas terlihat bahwa capaian indikator Kab/Kota yang mencapai 80%
anak usia 12-23 bulan mendapat imunisasi lanjutan campak tidak mencapai target setiap
tahunnya, dengan capaian tertinggi pada tahun 2022 (63%) dan terendah pada tahun
2020 (28.6%). Pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebab rendahnya capaian
target imunisasi lanjutan campak rubella.
Pemberian imunisasi Td pada WUS dan ibu hamil di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 2010 untuk menggantikan pemberian imunisasi TT yang telah dilakukan tahun
1990-an. Penggantian ini dilakukan sebagai upaya perlindungan dari infeksi penyakit
tetanus dan difteri bag WUS khususnya ibu hamil. Penapisan terhadap status yang belum
80 80 75
28,6
13,6
62,8
0
20
40
60
80
100
2020 2021 2022
Target Capaian
14
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
optimal mengakibatkan monitoring dan evaluasi hanya ditujukan pada persentase
cakupan, dengan target tahunan minimal 60%. Indonesia berkomitmen untuk melakukan
eliminasi tetanus maternal dan neonatal dengan pemerataan cakupan imunisasi Td pada
ibu hamil dan memastikan ibu hamil telah mendapatkan status imunisasi T2+ sebelum
persalinannya, agar bayi dan ibu terhindar dari penyakit tetanus pada saat proses
persalinan. Pemerataan ini ditujukan kepada minimal 80% kabupaten/kota, dan
menjadikannya target pada indikator persentase kabupaten/kota yang mencapai target
persentase imunisasi td WUS tahun 2020-2022. Capaian indikator Persentase Kab/Kota
yang mencapai target imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 digambarkan pada grafik
berikut ini:
Grafik 2.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase
Imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022
Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023
Pada grafik di atas, terlihat adanya gap yang sangat besar antara target
kabupaten/kota yang harus mencapai minimal cakupan 60% imunisasi Td2+ pada ibu
hamil dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berhasil mencapai target. Capaian
tertinggi pada tahun 2022 (49%) dan terendah pada tahun 2021 (20.8%). Capaian
persentase Kab/Kota yang mencapai target imunisasi Td WUS Tahun 2022 tidak tercapai
(49,2%)
Pemberian imunisasi pada anak sekolah dasar telah dilakukan sejak tahun 1980-
an melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Hingga saat ini telah
mengalami pengembangan baik usia sasaran/tingkat sekolah maupun vaksin yang
diberikan. Pemberian imunisasi pada BIAS ditujukan pada anak SD/sederajat kelas 1
yang mendapat imunisasi Campak Rubela dan DT, kelas 2 dan kelas 5 mendapatkan
80 80
75
30,5
20,8
49,2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2020 2021 2022
Target Capaian
15
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
imunisasi Td. Pada beberapa provinsi dan kabupaten/kota terpilih bahkan telah dilakukan
introduksi imunisasi HPV bagi siswi kelas 5 dan 6 SD/sederajat. Target program
ditetapkan dengan mempertimbangkan konsep kekebalan kelompok pada anak sekolah
yang rentan penularan PD3I karena berkumpul dalam satu waktu yang sama dan dalam
jumlah besar, serta kemudahan dalam menjangkau sasaran yang telah berkumpul
tersebut. Dalam upaya pemerataan cakupan imunisasi BIAS yang tinggi dan merata,
maka ditetapkan target 70%. Capaian indikator Kab/Kota yang mencapai target 70%
cakupan imunisasi BIAS digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.6. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase
Imunisasi Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahun 2020-2022
Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023
Pada grafik di atas, terlihat adanya gap yang sangat besar antara target
kabupaten/kota yang harus mencapai minimal cakupan 70% imunisasi BIAS
dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berhasil mencapai target. Selain itu, selama
3 tahun (2020-2022) capaian indikator ini mengalami peningkatan. Tahun 2020-2021, gap
yang sangat besar terjadi karena kondisi pandemi COVID mempengaruhi aktivitas
sekolah tetapi peningkatan cakupan dari 28.8% menjadi 75,9% pada tahun 2022 karena
aktvitas sekolah telah berjalan optimal.
Berbagai upaya telah dilakukan sepanjang tahun 2022 untuk target indikator
kabupaten/kota mencapai target imunisasi rutin antara lain:
1) Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi, melalui:
a) Menyusun petunjuk teknis antigen baru, buku saku dan pedoman imunisasi
tetanus pada WUS, dan petunjuk teknis mengenai imunisasi pada anak sekolah;
b) Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam melakukan
penapisan dan penentuan status imunisasi tetanus pada WUS;
c) Melakukan sosialisasi dan orientasi kepada petugas kesehatan mengenai
petunjuk teknis dan pedoman yang telah dibuat pada tahun yang sama maupun
80 80 75
24,3 28,8
75,9
0
20
40
60
80
100
2020 2021 2022
Target Capaian
16
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
tahun sebelumnya seperti Pedoman Praktis Manajemen Program Imunisasi di
Puskesmas, Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi di Fasyankes Swasta baik
yang dilakukan secara daring maupun luring;
d) Melakukan koordinasi dengan Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan
Kefarmasian Kementerian Kesehatan untuk percepatan penyediaan vaksin dan
logistik imunisasi serta distribusinya;
e) Melakukan supervisi dan monitoring serta on the job training melalui kunjungan
lapangan sebagai bentuk pengawasan dan pembinaan kepada daerah;
f) Melakukan desk review PWS dan data cakupan imunisasi rutin baik IDL,
imunisasi lanjutan baduta, imunisasi antigen baru, imunisasi pada WUS;
2) Peningkatan kesadaran masyarakat dan permintaan akan layanan imunisasi,
melalui:
a) Kegiatan webinar bagi masyarakat umum mengenai pentingnya melengkapi
imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia tahun 2022 dengan melibatkan
narasumber ahli;
b) Koordinasi dan penguatan sinergitas dengan berbagai organisasi keagamaan
dan organisasi profesi di Indonesia seperti MUI, Muhammadiyah, NU, IDAI, IBI,
PKK dan lainnya;
c) Penyebarluasan informasi dan pemberian edukasi mengenai imunisasi kepada
masyarakat melalui berbagai media informasi seperti pencetakan petunjuk
teknis antigen baru, spanduk, leaflet, penayangan iklan layanan masyarakat
mengenai imunisasi rutin dan imunisasi lanjutan baduta pada media luar ruang
(bandara, stasiun, dan commuterline), dan media sosial (Instagram, Youtube,
Facebook, dan TikTok);
3) Melakukan advokasi dan peningkatan koordinasi dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam hal pelayanan dan penggerakkan masyarakat seperti advokasi
dan koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang PMK, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan
Kementerian Agama.
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA on ART)
tercapai 42% dari target 45% dengan capaian kinerja sebesar 93%
Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) adalah orang yang secara positif didiagnosa
terinfeksi HIV/AIDS. Indikator ODHA on ART merupakan salah satu indikator dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS. Untuk memutuskan mata rantai
penularan HIV AIDS untuk mengakhiri AIDS pada tahun 2030, maka diharapkan setiap
17
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
ODHA yang ditemukan diobati, sehingga virus dapat tersupresi (jumlah virus didalam
tubuh sangat rendah) dan tidak lagi berpotensi menularkan kepada orang lain.
Indikator ODHA on ART menggambarkan sejauh mana program mampu
mengendalikan laju transmisi penyakit. Capaian indikator persentase ODHA on ART
tahun 2022 belum mencapai target yakni tercapai 42% dari target 45% atau sebesar
93,33%, meskipun demikian terdapat peningkatan capaian pada tahun 2022 bila
dibandingkan dengan tahun 2021. Secara lengkap digambarkan dalam grafik berkut ini:
Grafik 2.7. Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024
Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023
Dari grafik diatas terlihat selama 2 tahun berturut-turut yakni tahun 2021-2022
capaian ODHA on ART tidak mencapai target. Capaian terendah pada tahun 2021 yakni
sebesar 39% dan menurun dari tahun 2020, penurunan capaian ini terkait dengan
pandemic COVID-19 sehingga angka Lost to follow up diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan pertambahan ODHA baru pada tahun 2021 yang mendapatkan pengobatan
ARV. Kondisi pandemi yang melandai pada tahun 2022 menyebabkan terjadinya
peningkatan capaian pada tahun 2022. Dengan fluktuatifnya capaian ODHA on ART
selama 3 tahun terakhir maka diperkirakan capaian tahun 2023-2024 tidak berjalan on
track dan perlu upaya keras untuk mencapai target tersebut.
Data kaskade HIV dan ART sampai Desember 2022 menunjukkan dari estimasi
ODHIV sebanyak 526.841 orang, diketahui ODHIV yang masih hidup dan mengetahui
status sebesar 81% yaitu 429.215 orang. ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan
ARV sebanyak 179.659 (42%) dan yang di tes viral load pada tahun 2022 sebanyak
36.821 dimana 91,1% virusnya tersupresi. Secara lengkap dalam grafik berikut ini:
18
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.8. Cascade HIV dan ART sampai desember 2022
Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023
Berdasarkan data dari sistem informasi HIV, dari tahun 2018 – 2022, pertambahan
ODHIV baru terlihat menurun pada tahun 2020 – 2021 dan pada tahun 2022, tercatat
temuan kasus sebesar 42.005 menjadi 428.215 orang mengetahui status dan masih
hidup (81%). Jumlah perkiraan ODHIV pada tahun 2020 sebanyak 543.100 orang. Untuk
ODHIV yang mengetahui status dan mendapatkan pengobatan ARV, terjadi penurunan
pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 terdapat 42% ODHIV mendapatkan pengobatan.
Tahun 2020–2021, situasi pandemic Covid-19 mempengaruhi temuan kasus dan
pengobatan ARV bagi ODHIV yang telah terdiagnosa terinfeksi HIV. Untuk pemantauan
pengobatan ARV, dilakukan pemeriksaan viral load, pada ODHIV yang baru, pemeriksaan
ini dilakukan setelah minimal mendapatkan ARV selama 6 bulan, 12 bulan dan seterusnya
setiap tahunnya. Pada pemeriksaan ini diharapkan virus ODHIV yang dalam pengobatan
ARV tersupresi. Grafik berikut memberikan gambaran pemeriksaan Viral load pada
ODHIV yang mendapatkan pengobatan ARV masih rendah. Data menunjukkan baru 19%
(33.538 orang) ODHIV mengetahui virusnya tersupresi. Secara lengkap trend kasus
HIV/AIDS digambarkan dalam grafik berikut ini:
19
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Grafik 2.9. Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95 Tahun 2018–
2022
Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023
Bila dibandingkan dengan indikator RPJMN dan indikator sasaran strategis dalam
Renstra Kementerian Kesehatan yakni menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18 per 1.000
penduduk yang tidak terinfeksi HIV, maka indikator ODHA on ART akan mempengaruhi
insidensi HIV karena apabila ODHA teratur minum ART maka setelah 6 bulan virusnya
akan tersupresi dan potensi penularan kepada orang lain menjadi sangat rendah. Hal ini
tentu dapat menekan terjadinya infeksi baru.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator ODHA on ART antara lain:
1) Penemuan kasus dini melalui skrining yang dilakukan oleh komunitas
Upaya untuk penemuan kasus dini dilakukan dengan memperluas skrining kasus HIV
yang dilakukan oleh komunitas dengan menggunakan oral fluid. Skrining ini terutama
dilakukan pada populasi kunci yang sangat tersembunyi dan tidak pernah akses
fasyankes. Skrining terhadap semua orang berisiko lainnya telah dilakukan secara
pasif di fasyankes sejalan dengan Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan.
Skrining aktif juga dilakukan oleh fasyankes dan komunitas melalui kegiatan mobile
clinic.
20
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Gambar 2.1. Penemuan Kasus Melalui Skrining (Mobile Clinic)
2) Perluasan layanan komprehensif
Untuk memastikan semua kasus yang ditemukan mendapatkan pengobatan ARV
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, dilakukan perluasan penyediaan
fasyankes komprehensif dimana dapat melakukan upaya promosi kesehatan,
pencegahan dan upaya penanggulangan kasus. Percepatan pembentukan
fasyankes mampu tes dan pengobatan HIV dan PIMS ini dengan memanfaatkan
anggaran APBN, APBD maupun dukungan dana hibah.
3) Mentoring Klinis
Penguatan dan peningkatan kualitas layanan Kesehatan dalam memberikan layanan
tes dan pengobatan HIV dan PIMS juga dilakukan melalui mentoring. Mentoring ini
dilakukan oleh para mentor yang telah dibentuk baik di tingkat Pusat (kementerian
Kesehatan), Provinsi dan Kabupaten Kota. Prioritas mentoring diberikan kepada
layanan yang baru dikembangkan. Layanan yang telah berjalan namun terjadi
pergantian petugas dan layanan yang membutuhkan dukungan mentoring dengan
berbagai tantangan yang dihadapi.
4) Penguatan layanan mampu tes dan pengobatan yang telah tersedia
Semua layanan yang telah mampu melakukan tes dan pengobatan HIV dan PIMS
secara rutin dilakukan penguatan dan update terkait kebijakan pencegahan dan
pengendalian HIV dan PIMS di Indonesia. Penguatan ini juga dilakukan melalui
webinar serial dengan topik penguatan terkait berbagai upaya yang dilakukan.
5) Bimbingan teknis
Menjalankan tugas dan fungsi yang ada, dilakukan bimbingan teknis secara
berjenjang ke Dinas Kesehatan, fasyankes dan mitra terkait dalam penerapan
kebijakan pemerintah. Bimbingan ini dilaksanakan secara periodik dan terukur untuk
melihat progres implementasi Program.
21
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Gambar 2.2. Bimbingan Teknis ke Layanan
6) Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring dan evaluasi program perlu dilakukan pada berbagai kegiatan yang
dilaksanakan berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Hasil monitoring dan
evaluasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan inovasi dan
kebijakan yang harus ditetapkan untuk menutup semua kesenjangan yang
ditemukan baik di layanan maupun secara manajemen di dinas Kesehatan.
Monitoring Evaluasi pada tahun 2022 dilakukan secara online maupun dilakukan
kunjungan lapangan ke Provinsi/Kabupaten/Kota dan Fasilitas layanan Kesehatan
sesuai capaian dan kebutuhan program.
7) Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan
Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan salah satu tujuannya adalah untuk
meningkatkan kapasitas petugas tentang sistem informasi pencatatan dan pelaporan
program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sehingga diharapkan
informasi dan data yang didapat dari petugas layanan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC, tercapai 68.3% dari target 90%
dengan capaian kinerja sebesar 76%
Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC (TBC Treatment Coverage)
merupakan indikator yang sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran layanan
penemuan dan pengobatan pasien TBC dalam rangka memutus mata rantai penularan
dan mencegah terjadinya kebal obat. Angka ini menggambarkan jumlah kasus TBC yang
ditemukan dan mendapat layanan pengobatan yang dilaporkan ke program. Indikator ini
juga memberikan gambaran upaya dalam menemukan pasien TBC melalui serangkaian
kegiatan penjaringan terduga TBC, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi dan tipe pasien dan
dilanjutkan pengobatan yang adequat sampai sembuh sehingga tidak menular penyakit
TBC ke orang lain.
22
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Penanganan kasus dalam Penanggulangan TBC dilakukan melalui kegiatan
Penemuan dan Pengobatan TBC untuk memutus mata rantai penularan dengan
penemuan kasus melalui penegakan diagnosis, pengobatan dan pelaporan hasil
pengobatan. Indikator Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC merupakan indikator
yang baru menjadi Indikator Kinerja Program P2P pada Revisi Renstra Tahun 2022,
meskipun demikian pada Renstra awal tahun 2020-2024, indikator ini telah menjadi
Indikator Kinerja Kegiatan sehingga pembandingan target dan capaian dapat
dibandingkan dengan tahun 2020-2021. Capaian Indikator Penemuan dan Pengobatan
TBC secara lengkap dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2.10. Target dan Capaian Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC
Tahun 2020-2024
Sumber data: Laporan Tim Kerja Tuberkulosis, 23 Januari 2023
Dari grafik diatas terlihat bahwa capaian indikator cakupan penemuan dan
pengobatan TBC tidak mencapai target pada tahun 2022, yakni tercapai 68.3% dari target
90% atau dengan capaian kinerja sebesar 75.9%. Bila dibandingkan dengan capaian
target tahun 2020-2021, maka terlihat bahwa selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai target dan gap antara capaian dan target cukup besar, sehingga dapat
diperkirakan capaian tahun 2023-2024 juga tidak berjalan on track. Meskipun demikian,
dari grafik juga menunjukkan bahwa capaian indikator terus meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun 2022 berdasarkan Global TB Report tahun 2022, terjadi perubahan
estimasi insidensi TBC dari semula hanya 824.000 kasus per tahun menjadi 969.000
kasus. Jika jumlah kasus yang ditemukan dan diobati pada tahun 2022 dibandingkan
dengan estimasi kasus TBC awal tahun, yaitu 661.784 kasus dibagi 824.000 kasus dikali
100% maka persentase capaian sebesar 80,31%, lebih besar bila dibandingkan dengan
estimasi kasus pada akhir tahun 2022. Hal ini menunjukkan sudah terjadi peningkatan
23
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
capaian indikator yang signifikan walaupun belum mencapai target. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindakan perbaikan agar kinerja di masa yang akan datang dapat lebih baik lagi
dan mencapai target yang telah ditentukan.
Bila dibandingkan capaian cakupan penemuan dan pengobatan kasus TB per
Provinsi maka terlihat gap antar capaian Provinsi terlihat dalam grafik berikut:
Grafik 2.11. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Kasus TB per Provinsi
Tahun 2022
Sumber data: Laporan Tim Kerja Tuberkulosis, 23 Januari 2023
Grafik diatas menunjukkan bahwa:
a. Terdapat 4 provinsi dengan capaian melebihi target indikator, yaitu Provinsi Jawa
Barat (112,24%), Banten (98,33%), Gorontalo (94,84%) dan DKI Jakarta (92,25%).
b. Terdapat 5 Provinsi dengan beban kasus tinggi tapi belum mencapai target indikator
yakni Provinsi Jawa Tengah (76,31%), Jawa Timur (68,66%), Sulawesi Selatan
(66,00%), Sumatera Utara (51,59%) dan Provinsi Sumatera Selatan (49,70%).
c. Terdapat 5 Provinsi yang paling rendah capaiannya yakni Provinsi Bangka Belitung
(38,36%), Bengkulu (37,21%), Jambi (36,37%), Nusa Tenggara Timur (35,79%) dan
Provinsi Bali (30,47%).
Bila dibandingkan dengan Indikator Sasaran Strategis (ISS) pada Renstra
Kementerian Kesehatan dan RPJMN, yakni indikator Insidensi TB maka indikator
cakupan penemuan dan pengobatan pasien TBC dengan indikator insidensi TBC memiliki
hubungan negatif, yang artinya jika angka penemuan dan pengobatan pasien TBC
semakin tinggi maka diharapkan angka insiden TBC juga akan menurun. Peningkatan
indikator penemuan dan pengobatan pasien TBC juga harus diimbangi dengan angka
keberhasilan pengobatan yang tinggi sehingga semakin banyak pasien TBC yang
ditemukan dan diobati serta hasil pengobatan sembuh juga tinggi maka proses penularan
49,92%
51,59%
51,57%
38,90%
39,92%
36,37%
49,70%
38,36%
37,21%
49,63%
98,33%
92,25%
111,24%
76,31%
52,44%
68,66%
57,63%
38,94%
44,37%
52,08%
51,05%
75,67%
94,84%
53,70%
66,00%
57,11%
54,14%
30,47%
43,29%
35,79%
57,81%
62,03%
68,62%
38,43%
68,30%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
ACEH
SUMUT
SUMBAR
RIAU
KEPRI
JAMBI
SUMSEL
BABEL
BENGKULU
LAMPUNG
BANTEN
DKI
JAKARTA
JABAR
JATENG
DIY
JATIM
KALBAR
KALTENG
KALSEL
KALTIM
KALTARA
SULUT
GORONTALO
SULTENG
SULSEL
SULBAR
SULTRA
BALI
NTB
NTT
MALUKU
MALUT
PAPUA
PAPUA
BARAT
INDONESIA
24
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
penyakit TBC di masyarakat akan berkurang dan kasus TBC juga akan berkurang
sehingga angka insiden kasus TBC juga akan menurun. Data Global TB Report 2022,
menunjukkan bahwa insidensi TBC di Indonesia sebesar 354 per 100.000 penduduk pada
tahun 2021, meningkat bila dibandingkan dengan insidensi TBC tahun 2020 yakni 301
per 100.000 penduduk. Angka insidensi menggambarkan jumlah kasus TBC di populasi,
tidak hanya kasus TBC yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program.
Angka ini dipengaruhi oleh kondisi masyarakat termasuk kemiskinan, ketimpangan
pendapatan, akses terhadap layanan kesehatan, gaya hidup, dan buruknya sanitasi
lingkungan yang berakibat pada tingginya risiko masyarakat terjangkit TBC.
Meningkatnya insidensi dari tahun 2020 sebesar 301 per 100.000 penduduk menjadi 354
per 100.000 pada tahun 2021 dimungkinkan karena rendahnya penemuan dan
pengobatan TBC selama masa pandemi sehingga potensi penularan dari yang belum
ditemukan cukup besar.
Bila dibandingkan dengan kondisi penemuan dan pengobatan TBC secara global
maka negara-negara yang berkontribusi terhadap penurunan kasus global pada tahun
2020 dibandingkan tahun 2019, terlihat pada gambar di bawah ini:
Grafik 2.12. Sepuluh Negara dengan Penurunan Jumlah Kasus TB
Grafik diatas menunjukkan 10 negara dengan penurunan jumlah pelaporan TBC
yang berkontribusi terhadap ≥ 90% penurunan jumlah notifikasi kasus TBC baru secara
global pada tahun 2020 dan 2021 dibandingkan dengan tahun 2019. Grafik sebelah kiri
menunjukkan penurunan kasus yang dilaporkan tahun 2020 dibandingkan tahun 2019
sedangkan grafik sebelah kanan menunjukkan penurunan kasus yang dilaporkan tahun
2021 dibandingkan tahun 2019. Dari grafik diatas terlihat bahwa Negara-negara yang
berkontribusi terhadap penurunan global pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019
adalah India (41%), Indonesia (14%), Filipina (12%) dan China (8%); dan 6 negara
lainnya hingga total 90% dari penurunan global. Selain itu, grafik menunjukkan telah
25
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
terjadi penurunan besar-besaran notifikasi kasus TBC pada tahun 2020 dan 2021
dibandingkan tahun 2019. Hal ini berpotensi untuk terjadinya penularan besar-besaran
dari kasus TBC yang belum ditemukan di masyarakat (undetected/ under diagnosed)
maupun yang belum mendapatkan pengobatan (untreated). Dengan demikian
memungkinkan meningkatnya insidensi TBC.
Tabel 2.1. Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2022
Sumber data : Global TBC Report, 2022
Tabel diatas menunjukkan cakupan penemuan dan pengotan kasus TBC secara
global. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan capaian
penemuan dan pengobatan TBC secara global, yang semula dapat ditemukan sebanyak
7,1 juta pada tahun 2019 dengan angka notifikasi 71%, menjadi hanya 5,8 juta pada tahun
2020 dengan angka notifikasi 58,59%. Sudah terjadi peningkatan capaian pada tahun
2021, dengan penemuan dan pengobatan TBC sebanyak 6,4 juta kasus dan angka
notifikasi menjadi 60,38%.
Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target penemuan dan
pengobatan kasus TBC , antara lain:
1) Memberikan umpan balik hasil capaian tiap triwulan pada provinsi dan kabupaten/kota
yang belum melapor dan capaiannya masih rendah.
26
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
2) Upaya melakukan deteksi dini TB/kontak investigasi secara virtual atau dengan
memperhatikan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19.
3) Peningkatan kapasitas melalui virtual terkait pencatatan dan pelaporan untuk provinsi,
kabupaten/kota (khususnya Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, dan DPM/Klinik)
4) Berkolaborasi dengan mitra/ partner untuk menyusun kegiatan intervensi pelayanan
TBC pada masa COVID yang bersumber pembiayaan dari Hibah seperti pengiriman
obat pada pasien TBC melalui kurir, optimalisasi pengiriamn transport sputum,
invenstigasi kontak dan konseling TBC by phone, dukungan komunitas/kader untuk
APD dan transport dalam melakukan pelacakan kasus dan sebagai PMO
5) Melakukan supervisi ke Prov. Kab/kota dan faskes terpilih untuk monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam rangka meningkatkan capaian
indikator.
6) Melaksanakan Pelatihan Penggunaan TCM dan TBC RO
Strategi global WHO untuk pencegahan, perawatan dan pengendalian Tuberkulosis
(TB) tahun 2015-2035 yang dikenal sebagai End TB Strategy menyerukan diagnosis
dini TB dan uji kepekaan obat (DST) universal yang menggaris bawahi peran penting
laboratorium dalam strategi tersebut. Untuk memenuhi target End TB Strategy, alat tes
cepat TB yang direkomendasikan WHO (WHO-recommended rapid TB
diagnostic/WRD) harus tersedia untuk semua orang dengan gejala TB dan semua
pasien TB yang dikonfirmasi secara bakteriologis harus diperiksa uji kepekaan
setidaknya untuk rifampisin serta semua pasien TB yang resistan terhadap rifampisin
harus diperiksa uji kepekaan untuk fluorokuinolon dan obat suntik lini kedua (Second
Line Injectable Drugs=SLID). Hal ini memacu program TB nasional terus melakukan
intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program sebagai bentuk
pengendalian TB termasuk penggunaan alat laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM),
penggunaan alur pemeriksaan baru TCM dan perluasan akses penggunaan TCM TB.
Alat TCM yang saat ini ada di Indonesia adalah mesin TCM dengan modul 6 color
yang dapat digunakan untuk mendeteksi M. tuberculosis (MTB) dan resistensi
terhadap rifampisin. Pasien yang terkonfirmasi resistan terhadap rifampisin
memerlukan pemeriksaan lanjutan berupa uji kepekaan lini dua secara fenotipik yang
membutuhkan waktu 3 bulan. Sementara itu teknologi pemeriksaan TB terus
berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah dengan telah tersedianya mesin
TCM dengan modul 10 color dan kartrid XDR yang digunakan untuk mendeteksi MTB
dan resistensi terhadap INH, obat lini dua golongan fluorokuinolon dan SLID secara
bersamaan dalam waktu lebih cepat. Pada bulan September 2022 telah terdistribusi
27
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
sebanyak 1.812 alat TCM diseluruh Indonesia yang ditempatkan di 725 Rumah Sakit,
32 laboratorium, dan 925 Puskesmas.
Peningkatan jumlah layanan baik diagnosis maupun pengobatan harus diimbangi
dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehubungan dengan hal tersebut
diselenggarakan pelatihan pemeriksaan TCM, monitoring data TBC RO serta
penyegaran fasyankes mikroskopis untuk mendukung tatalaksana kasus TBC mulai
dari penegakan diagnosis sampai tatalaksana pengobatan pasien sebanyak 5
angkatan pada bulan November - Desember 2022.
Gambar 2.3. Pelatihan Penggunaan TCM
7) Advokasi dan Monitoring Tindak Lanjut Perpres No. 67 tahun 2021
Pada tahun 2022 dengan telah menurunnya pandemi COVID 19 di Indonsia, perhatian
sudah mulai kembali difokuskan pada program tuberculosis. Upaya yang telah
dilakukan dalam peningkatan penemuan kasus TBC baik sensitif obat maupun
resistan obat, angka keberhasilan pengobatan, investigasi kontak dan pemberian
terapi pencegahan tuberkulosis lebih diintensifkan lagi guna mencapai target indikator
program TBC.
Komitmen pemerintah dalam eliminasi TBC ditegaskan oleh Bapak Presiden Republik
Indonesia pada kegiatan “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC tahun 2030” dan
penerbitan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis. Penerbitan Perpres Nomor 67 Tahun 2021 adalah penegasan kembali
tentang komitmen presiden dan sebagai acuan bagi kementerian/lembaga,
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, pemerintah desa, serta pemangku
kepentingan lainnya dalam melaksanakan penanggulangan TBC.
Sebagaimana amanat pada Perpres No.67 Tahun 2021 bahwa dalam rangka
koordinasi percepatan Penanggulangan TBC, dibentuk Tim Percepatan
Penanggulangan TBC (TP2TB) di pemerintah pusat dan setiap daerah. TP2TB
28
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
memiliki tugas mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan percepatan eliminasi TBC secara efektif, menyeluruh, dan
terintegrasi. Dalam menjalankan amanah tersebut TP2TB di pusat perlu melakukan
supervisi program kesehatan yang merupakan kegiatan pembinaan untuk
memperbaiki faktor-faktor yang memengaruhi proses pelaksanaan program
kesehatan di lapangan. Supervisi di tingkat pusat ke tingkat di bawahnya merupakan
penerapan fungsi pengawasan dan pembinaan kepada pemerintah daerah
provinsi/kabupaten/kota dalam pelaksanaan program TBC nasional yang melibatkan
organisasi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan serta multisektor lainnya.
Kegiatan ini diharapkan akan memberikan rekomendasi dan langkah tindak lanjut
untuk mengatasi hambatan dalam penerapan amanat pada Perpres No. 67 Tahun
2021 di pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota.
Pada Triwulan IV tahun 2022 sudah dilaksanakan Advokasi dan Monitoring Tindak
Lanjut Perpres No. 67 tahun 2021 pada Provinsi dengan beban kasus TB yang tinggi
seperti: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara
dan Sulawesi Selatan, serta Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara
(IKN) yang baru. Kegiatan advokasi diikuti oleh Perwakilan Kemenko PMK, Kantor Staf
Presiden, Kemendes, Setkab, Kemendagri, Kemenkes dan Mitra.
Gambar 2.4. Pertemuan Advokasi Perpres No 67 tahun 2021 antara Tim Pusat
dengan Sekda dan perwakilan daerah di Provinsi Jawa Barat
8) Akselerasi penemuan kasus yang belum ditemukan (undetected cases) melalui
kegiatan active case finding (skrining gejala TBC dan X-ray) pada kontak serumah.
Pada tahun 2022 telah dilakukan skrining gejala pada populasi umum di 7
kabupaten/kota yakni Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota
Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, dan Kota Surabaya. Hasilnya
yakni ditemukan 125 kasus (0,3%) dari total 41.960 orang yang diskrining. Pada tahun
yang sama juga dilakukan skrining gejala dan X-ray di 3 kabupaten/kota yakni
Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor yang menghasilkan kasus
29
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
TBC yang terkonfirmasi bakteriologis sebesar 73 orang (2,2%) dan 238 (7,3%) kasus
TBC yang terdiagnosis klinis dari jumlah yang diskrining TBC sebesar 3.246 orang.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka dilakukan upaya akselerasi penemuan
kasus yang belum ditemukan (undetected cases) melalui kegiatan active case finding
yakni skrining gejala TBC dan X-ray pada kontak serumah di 8 provinsi prioritas yakni
Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sumatera Utara,
dan Sulawesi Selatan pada bulan November 2022 sampai April 2023. Pada kegiatan
skrining TBC yang dilakukan ini akan dipantau sampai pemberian TPT atau OAT.
Sehingga, harapannya juga dapat meningkatkan cakupan pemberian TPT di
Indonesia.
Gambar 2.5. Active Case Finding TBC
4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000 penduduk, telah mencapai
455 Kab/Kota dari target 484 Kab/Kota dengan capaian kinerja sebesar 94%
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 22 tahun 2022
tentang penanggulangan malaria serta dokumen rencana strategi (Renstra) 2020-2024
bahwa sampai tahun 2024, Indonesia harus mencapai API < 1 per 1000 penduduk
sebesar 500 kabupaten/kota. Annual Parasite Incidence (API) merupakan angka
kesakitan malaria per 1000 penduduk berisiko dalam satu tahun. Capaian indikator API <
1 merupakan salah indikator utama persyaratan eliminasi malaria, selain tidak ada kasus
indigenous selama 3 tahun berturut-turut dan positivity rate (PR) mencapai < 5 %.
Secara kumulatif pada tahun 2022 terdapat 455 kabupaten/kota dengan API <
1/1000 penduduk, dimana sekitar 89% penduduk Indonesia berada di wilayah bebas
malaria, sedangkan 11% penduduk masih berada pada daerah dengan endemis malaria,
seperti digambarkan berikut ini:
30
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Gambar 2.6. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2022
Tabel berikut ini menunjukkan capaian penduduk berdasarkan endemisitas di
Indonesia pada tahun 2022 yakni :
Tabel 2.2. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas 2022
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 372 Kab/Kota (72%) telah
bebas malaria sedangkan 142 Kab/Kota di Indonesia masih berada pada daerah endemis
malaria. Jumlah Kab/Kota pada tahun 2022 yang mencapai API < 1 per 1000 penduduk
sebanyak 455 kabupaten/kota dari target yang ditentukan sebesar 484 kab/kota atau
pencapaian kinerja sebesar 94%. Berikut jumlah Kab/Kota dengan API < 1/1000
penduduk:
No Endemisitas
Penduduk 2022 Kabupaten 2022
Jumlah % Jumlah %
1 Eliminasi (Bebas Malaria) 243,796,793 89% 372 72%
2 Endemis Rendah (API <1‰) 21,420,100 8% 83 16%
3 Endemis Sedang (API 1 - 5 ‰) 5,830,541 2% 30 6%
4 Endemis Tinggi (API > 5 ‰) 3,811,660 1% 29 6%
TOTAL 274,859,094 100% 514 100%
31
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Tabel 2.3. Jumlah Kab/Kota dengan API 1/1000 penduduk Tahun 2022
NO PROVINSI
JUMLAH
KAB/
KOTA
Kabupaten/Kota
API < 1 per 1000
penduduk
Kabupaten/
Kota
API > 1 per
1000
penduduk
% API < 1
per 1000
penduduk
1 Aceh 23 23 0 100%
2 Sumatera Utara 33 30 3 91%
3 Sumatera Barat 19 18 1 95%
4 Riau 12 12 0 100%
5 Jambi 11 11 0 100%
6 Sumatera Selatan 17 17 0 100%
7 Bengkulu 10 10 0 100%
8 Lampung 15 15 0 100%
9
Kepulauan Bangka
Belitung
7 7 0 100%
10 Kep. Riau 7 7 0 100%
11 Dki Jakarta 6 6 0 100%
12 Jawa Barat 27 27 0 100%
13 Jawa Tengah 35 35 0 100%
14 Di Yogyakarta 5 5 0 100%
15 Jawa Timur 38 38 0 100%
16 Banten 8 8 0 100%
17 Bali 9 9 0 100%
18
Nusa Tenggara
Barat
10 10 0 100%
19
Nusa Tenggara
Timur
22 13 9 59%
20 Kalimantan Barat 14 14 0 100%
21 Kalimantan Tengah 14 13 1 93%
22 Kalimantan Selatan 13 13 0 100%
23 Kalimantan Timur 10 6 4 60%
24 Kalimantan Utara 5 5 0 100%
25 Sulawesi Utara 15 14 1 93%
26 Sulawesi Tengah 13 13 0 100%
27 Sulawesi Selatan 24 23 1 96%
28 Sulawesi Tenggara 17 17 0 100%
29 Gorontalo 6 6 0 100%
30 Sulawesi Barat 6 6 0 100%
31 Maluku 11 7 4 64%
32 Maluku Utara 10 9 1 90%
33 Papua Barat 13 3 10 23%
34 Papua 29 5 24 17%
Total 514 459 55 89%
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria
32
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas, sebanyak sebanyak 89% kabupaten/kota di Indonesia
telah mencapai API<1 per 1000 penduduk, dimana pada tahun 2022 terdapat 26 Provinsi
yang telah mencapai API < 1 per 1000 penduduk. Provinsi dengan Kab/Kota API <1/1000
penduduk adalah Provinsi Papua (17%) dan Papua Barat (23%). Tren capaian Kab/Kota
yang mencapai API <1/1000 penduduk digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.13. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai API Malaria < 1/1000
penduduk Tahun 2018-2022
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023
Grafik di atas menunjukkan tren capaian Kab/Kota mencapai API <1/1000
penduduk mengalami peningkatan selama tahun 2018 (453 Kab/Kota), tahun 2019 (460
Kab/Kota), tahun 2020 (467 Kab/Kota), tahun 2021 (471 Kab/Kota) dan menurun pada
tahun 2022 (459 Kab/Kota). Selain itu, selama 3 tahun berturut-turut yakni tahun 2020-
2022, indikator ini tidak mencapai target seperti dalam grafik berikut ini:
Grafik 2.14. Target dan Capaian Kab/Kota mencapai API < 1/1000 penduduk
Tahun 2020-2024
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023
2018 2019 2020 2021 2022
Target 390 400 466 475 484
Capaian 453 460 467 471 459
kinerja 116% 115% 101% 99% 95%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
0
100
200
300
400
500
600
33
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Dari grafik diatas terlihat bahwa pada gap target dan capaian cukup besar pada
tahun 2022 bila dibandingkan dengan tahun 2021 dan 2022, dengan kenaikan target
1.8% dari tahun 2021 ke 2022, capaian mengalami penurunan sebesar 2.5%. Hal ini
bukan berarti kinerja tahun 2022 lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya tetapi
karena adanya perubahan strategi penemuan yang dilakukan menjadi active case finding
di masyarakat.
Bila dibandingkan dengan Indikator Sasaran Strategis (ISS) dalam RPJMN dan
Renstra Kemenkes yakni eliminasi malaria maka API <1/1000 penduduk merupakan
salah satu kriteria utama untuk menilai eliminasi malaria selain Positivity Rate < 5% dan
tidak adanya penularan setempat malaria selama tiga tahun berturut-turut. Dengan
demikian semakin banyak Kab/Kota yang mencapai API <1/1000 penduduk maka
semakin banyak pula Kab/Kota yang mencapai eliminasi malaria. Untuk mencapai target
eliminasi malaria maka diperlukan indikator komposit untuk mendukung tercapainya
cakupan yaitu persentase konfirmasi sediaan darah serta persentase pengobatan
standar yang juga merupakan indikator Pemantauan Program Prioritas Janji Presiden
tahun 2022 oleh Kemenko PMK dan KSP (Kantor Staf Presiden). Persentase
pemeriksaan sediaan darah adalah persentasi suspek malaria yang dilakukan konfirmasi
laboratorium baik menggunakan mikroskop maupun Rapid Diagnostik Test (RDT) dari
semua suspek yang ditemukan. Target dan capaian indikator persentase pemeriksaan
darah adalah sebagai berikut:
Grafik 2.15. Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023
34
Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022
Target nasional adalah 95% dengan capaian tahun 2022 jumlah suspek sebanyak
3,395,811 dari jumlah suspek tersebut dikonfirmasi laboratorium sebanyak 3.358.447
(98%) baik menggunakan RDT atau mikroskop. Berdasarkan data masih terdapat 6
provinsi yang belum mencapai target 95% suspek yang dikonfirmasi dengan capaian
provinsi terendah yaitu Provinsi DI Yogyakarta sebesar 78% suspek yang diperiksa
laboratorium dari keseluruhan suspek yang ditemukan.
Pemberian terapi pengobatan pada pasien malaria saat ini telah diatur sesuai
Kepmenkes No. 556 tahun 2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Malaria, dimana pasien positif malaria (berdasarkan pemeriksaan lab) diobati
dengan menggunakan ACT dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan pasien.
ACT (Artemisinin based Combination Therapy) merupakan obat yang saat ini dianggap
paling efektif untuk membunuh parasit Malaria.
Persentase Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACT (Artemisinin
based Combination Therapy) adalah proporsi pasien Malaria yang diobati sesuai standar
tata laksana malaria dengan menggunakan ACT. Artemisinin based Combination Therapy
(ACT) saat ini merupakan obat yang paling efektif untuk membunuh parasit Malaria.
Pemberian ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Target dan capaian
indikator Persentasi Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACT adalah
sebagai berikut:
Grafik 2.16. Persentasi Malaria Positif diobati sesuai standar
Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022

More Related Content

Similar to Profil Ditjen P2P Tahun 2022

Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Joy Irman
 
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risiko
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risikoFront side pedoman umum audit kinerja berbasis risiko
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risikoivhansofyan
 
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012ppidkemenkes
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPAD
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPADLaporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPAD
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPADEKPD
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Muh Saleh
 
1-416151-01-3tahunan-835.docx
1-416151-01-3tahunan-835.docx1-416151-01-3tahunan-835.docx
1-416151-01-3tahunan-835.docxMayaMaya592439
 
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffggggIlfaMardhia2
 
Pmdt laporan teknis ctb
Pmdt   laporan teknis ctbPmdt   laporan teknis ctb
Pmdt laporan teknis ctbIs Hindasah
 
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversi
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversiJuknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversi
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversitri mulyono
 
Riset kebijakan-jkn-realist-rev
Riset kebijakan-jkn-realist-revRiset kebijakan-jkn-realist-rev
Riset kebijakan-jkn-realist-revNuvaMaresfin1
 
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013delpielunk
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018ifulmoch
 
sk Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docx
sk  Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docxsk  Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docx
sk Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docxAnisaWidianti2
 
Rencana Kinerja Tahunan 2014
Rencana Kinerja Tahunan 2014Rencana Kinerja Tahunan 2014
Rencana Kinerja Tahunan 2014delpielunk
 
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 20116.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011Mansa Sudir
 
Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Ditjen P2P
 

Similar to Profil Ditjen P2P Tahun 2022 (20)

Pedoman gema cermat
Pedoman gema cermatPedoman gema cermat
Pedoman gema cermat
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
 
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risiko
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risikoFront side pedoman umum audit kinerja berbasis risiko
Front side pedoman umum audit kinerja berbasis risiko
 
Gd
GdGd
Gd
 
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPAD
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPADLaporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPAD
Laporan Akhir EKPD 2009 Jawa Barat - UNPAD
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
 
Ipkm
IpkmIpkm
Ipkm
 
1-416151-01-3tahunan-835.docx
1-416151-01-3tahunan-835.docx1-416151-01-3tahunan-835.docx
1-416151-01-3tahunan-835.docx
 
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg
1-416151-01-3tahunan-835.pdf ddddfffgggg
 
Pmdt laporan teknis ctb
Pmdt   laporan teknis ctbPmdt   laporan teknis ctb
Pmdt laporan teknis ctb
 
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversi
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversiJuknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversi
Juknis vaksinasi covid 19 111220 f1 (1)-dikonversi
 
Riset kebijakan-jkn-realist-rev
Riset kebijakan-jkn-realist-revRiset kebijakan-jkn-realist-rev
Riset kebijakan-jkn-realist-rev
 
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
 
sk Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docx
sk  Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docxsk  Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docx
sk Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.docx
 
Rencana Kinerja Tahunan 2014
Rencana Kinerja Tahunan 2014Rencana Kinerja Tahunan 2014
Rencana Kinerja Tahunan 2014
 
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 20116.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
6.0. pedum apbn 2012 29 des 2011
 
Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013
 

More from Ditjen P2P

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Ditjen P2P
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenDitjen P2P
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Ditjen P2P
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Ditjen P2P
 
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Ditjen P2P
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Ditjen P2P
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Ditjen P2P
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Ditjen P2P
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012Ditjen P2P
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012Ditjen P2P
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalDitjen P2P
 
Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012Ditjen P2P
 

More from Ditjen P2P (20)

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
 
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
 
Komik Rabies
Komik RabiesKomik Rabies
Komik Rabies
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir final
 
Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012
 

Recently uploaded

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (12)

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

Profil Ditjen P2P Tahun 2022

  • 1.
  • 2. i Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 KATA PENGANTAR Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki berbagai program dan kegiatan yang ditujukan untuk memerangi penyakit menular, mencegah penyebaran penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan yang ditunjang dengan upaya surveilans, imunisasi, laboratorium dan pengendalian vektor. Kami dengan bangga mempersembahkan profil Ditjen P2P, yang mencerminkan dedikasi, semangat, dan keuletan Ditjen P2P dalam menjalankan tugas mulia dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Profil ini disusun berdasarkan data rutin maupun data survei dari unit teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan serta institusi lain terkait. Informasi yang disajikan meliputi data dan narasi tentang program pencegahan dan pengendalian penyakit. Profil ini menyajikan gambaran nasional, perbandingan antar provinsi, tren dari tahun ke tahun dan narasi lainnya yang dipandang perlu disampaikan. Capaian program ini tidak lepas dari dukungan lintas sektor maupun lintas program yang berada di pusat dan daerah. Buku Profil Kesehatan ini selain dalam bentuk cetakan juga tersedia dalam bentuk soft copy yang dapat diunduh melalui website http://p2p.kemkes.go.id/laporan-profil/. Kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami sebagai masukan untuk penyempurnaan profil kesehatan yang akan datang. Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022 ini. Jakarta, Agustus 2023 Sekretaris Ditjen P2P dr. Yudhi Pramono, MARS
  • 3. ii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 KATA SAMBUTAN Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai sebagai salah satu program utama di Kementerian kesehatan Republik Indonesia memiliki berbagai program prioritas, baik prioritas nasional maupun prioritas bidang. Untuk menilai capaian program prioritas ini, telah ditetapkan beberapa indikator yang terdokumentasi dalam dokumen RPJMN dan Renstra. Profil ini diharapkan dapat menyediakan data dan informasi yang akurat sekaligus menjadi parameter keberhasilan pembangunan kesehatan setiap tahunnya. Melalui profil ini juga dapat diketahui keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dicapai sampai tahun 2022. Profil ini juga dapat mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan di setiap proses manajemen Kesehatan ditingkat pusat dan daerah. Profil ini semoga dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak baik di pusat dan daerah. Kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas semua yang kita capai di tahun 2022 ini, semoga tahun depan pencapaian kita lebih baik lagi. Jakarta, Agustus 2023 Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
  • 4. iii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................................i KATA SAMBUTAN ....................................................................................................................ii DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................v DAFTAR GRAFIK....................................................................................................................vii DAFTAR TABEL.....................................................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1 A. Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................................................1 B. Struktur Organisasi......................................................................................................1 C. Sumber Daya Manusia ................................................................................................2 D. Satuan Kerja ................................................................................................................6 E. Anggaran .....................................................................................................................6 1. Realisasi Anggaran Ditjen P2P ............................................................................6 2. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi ......................................................................8 BAB II CAPAIAN PROGRAM DAN KINERJA.......................................................................10 A. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan ............................................10 1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin, tercapai 74.9% dari target 75% dengan capaian kinerja sebesar 99.9%........................10 2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA on ART) tercapai 42% dari target 45% dengan capaian kinerja sebesar 93%................16 3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC, tercapai 68.3% dari target 90% dengan capaian kinerja sebesar 76%........................................................21 4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000 penduduk, telah mencapai 455 Kab/Kota dari target 484 Kab/Kota dengan capaian kinerja sebesar 94% 29 5. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat, tercapai 82.9% dari target 89% atau dengan capaian kinerja sebesar 92.7%.............................................................41 6. Persentase pengobatan penyakit menular pada balita, tercapai 71.9% dari target 50% atau dengan capaian kinerja sebesar 144% .............................................47 7. Persentase skreening penyakit menular pada kelompok berisiko, tercapai 94% dari target 95% atau dengan capaian kinerja sebesar 99%..............................51
  • 5. iv Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 8. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit tropis terabaikan, tercapai 203 Kab/Kota dari target 166 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja sebesar 122%.....................................................................................................56 9. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM, tercapai 514 Kab/Kota dari target 514 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja sebesar 100%...................................................................................................................63 10. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian faktor risiko, tercapai 46 Kab/Kota dari target 43 Kab/Kota atau dengan capaian kinerja sebesar 107% ............................................................................................................................72 11. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan, tercapai 53.11% dari target 40% atau dengan capaian kinerja sebesar 133%.79 12. Persentase kabupaten/kota yang memiliki laboratorium kesehatan masyarakat dengan kemampuan surveilans, tercapai 32.5% dari target 39% atau dengan capaian kinerja sebesar 83% .............................................................................86 13. Persentase fasyankes yang telah terintegrasi dalam sistem informasi surveillans berbasis digital, tercapai 61.04% dari target 60% atau dengan capaian kinerja sebesar 102%.....................................................................................................88 14. Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan, tercapai 99.9% dari target 93% atau dengan capaian kinerja sebesar 107% ................91 15. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan, tercapai 85% dari target 90% atau dengan capaian kinerja sebesar 94% .............................................................................95 16. Nilai Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, tercapai 35.24 dari target 35.3 atau dengan capaian kinerja sebesar 99.8%..................................................................................................................97 B. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) ................................................................................103 1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ...............103 2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.........................137 3. Direktorat Pengelolaan Imunisasi ....................................................................194 4. Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan......................................207 5. Direktorat Penyehatan Lingkungan..................................................................224 6. Sekretariat Direktorat Jenderal.........................................................................237 TIM PENYUSUN....................................................................................................................248
  • 6. v Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit................................................................................................................ ............................................................................................................................2 Gambar 2.1. Penemuan Kasus Melalui Skrining (Mobile Clinic)..........................................20 Gambar 2.2. Bimbingan Teknis ke Layanan .........................................................................21 Gambar 2.3. Pelatihan Penggunaan TCM............................................................................27 Gambar 2.4. Pertemuan Advokasi Perpres No 67 tahun 2021 antara Tim Pusat dengan Sekda dan perwakilan daerah di Provinsi Jawa Barat ....................................28 Gambar 2.5. Active Case Finding TBC.................................................................................29 Gambar 2.6. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2022 .......................................30 Gambar 2.7. Pemeriksaan uji silang di lab RSUD Wates dan diskusi dengan tim di Puskesmas Samigaluh I...................................................................................36 Gambar 2.8. Surveilans dan Pengendalian Faktor Risiko Malaria di Kab. Pesawaran dan Kab. Sorong Tahun 2022 .................................................................................38 Gambar 2.9. Peta Sebaran Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat.................................42 Gambar 2.10. Sosialisasi ISPA pada kegiatan Germas di Sulawesi Selatan ........................51 Gambar 2.11. Seminar dan deteksi dini Hepatitis ..................................................................55 Gambar 2.12. Advokasi Kepala Daerah untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi ........76 Gambar 2.13. Advokasi kepada pemangku kepentingan melalui deklarasi SBS yang disinergikan dengan kegiatan Sail Wakatobi dan Program Intervensi Kesling di Desa .................................................................................................................78 Gambar 2.14. Advokasi dan membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan agar penyelenggaraan kesehatan lingkungan RS merata di Indonesia..................79 Gambar 2.15. Peta Endemisitas Indonesia Tahun 2022 per 20 Januari 2023* ...................149 Gambar 2.16. Pemeriksaan uji silang di lab RSUD Wates dan diskusi dengan tim di Puskesmas Samigaluh I saat Pendampingan Diagnosis dan Tatalaksana Malaria............................................................................................................154 Gambar 2.17. Kegiatan Surveilans dan Pengendalian Faktor Risiko Malaria di Kab. Pesawaran dan Kab. Sorong.........................................................................157 Gambar 2.18. Kegiatan Pemantauan Resistensi Insektisida pada Vektor Malaria di Kab. Batanghari, Prov Jambi..................................................................................159
  • 7. vi Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Gambar 2.19. Kegiatan Uji Coba Pengembangan Media KIE Tatalaksana Malaria di Sumba Timur..................................................................................................................... ........................................................................................................................159 Gambar 2.20. Peta Indonesia tentang Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat Waktu Tahun 2022 di 34 provinsi..........................160 Gambar 2.21. Launching Roadmap Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Roadmap Cuci Tangan Pakai Sabun......................................................................................234
  • 8. vii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2022..............3 Grafik 1.2. Jumlah Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 ...............3 Grafik 1.3. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Pendidikan Tahun 2022 ..................................................................4 Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2022 ..........................................................4 Grafik 1.5. Distribusi Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Jabatan Tahun 2022 .......................................................................5 Grafik 1.6. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen P2P Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2022 ...........................................................................................................5 Grafik 1.7. Distribusi Pagu Anggaran Berdasarkan Sumber Dana, Tahun 2022 ..................6 Grafik 1.8. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen P2P Tahun 2019-2021 ..............................7 Grafik 2.1. Target dan Capaian Persentase Kab/Kota yang mencapai imunisasi rutin Tahun 2022-2024...........................................................................................................11 Grafik 2.2. Target dan Capaian Indikator Komposit Imunisasi Rutin Tahun 2022...............12 Grafik 2.3. Persentase Kab/Kota dengan 80% Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2020-2022......................................................................12 Grafik 2.4. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Anak Usia 12-23 Bulan Mendapat Imunisasi Lanjutan Campak Rubela Tahun 2020-2022.....................................13 Grafik 2.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 ......................................................................................14 Grafik 2.6. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahun 2020-2022............................................15 Grafik 2.7. Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024...................17 Grafik 2.8. Cascade HIV dan ART sampai desember 2022 ................................................18 Grafik 2.9. Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95 Tahun 2018–2022 ..19 Grafik 2.10. Target dan Capaian Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2020- 2024 ....................................................................................................................22 Grafik 2.11. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Kasus TB per Provinsi Tahun 2022......23 Grafik 2.12. Sepuluh Negara dengan Penurunan Jumlah Kasus TB....................................24
  • 9. viii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.13. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai API Malaria < 1/1000 penduduk Tahun 2018-2022................................................................................................32 Grafik 2.14. Target dan Capaian Kab/Kota mencapai API < 1/1000 penduduk Tahun 2020- 2024 ........................................................................................................................ ........................................................................................................................32 Grafik 2.15. Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah..........................................................33 Grafik 2.16. Persentasi Malaria Positif diobati sesuai standar ..............................................34 Grafik 2.17. Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat Tahun 2020-2024 .............................44 Grafik 2.18. Persentase Kasus Pneumonia Balita yang diberikan antibiotik ........................48 Grafik 2.19. Persentase Kasus Diare yang diberikan oralit dan zinc Tahun 2022 ................49 Grafik 2.20. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Penyakit Menular pada Balita Tahun 2022-2024................................................................................................50 Grafik 2.21. Target dan Capaian Persentase skrining Penyakit Menular Pada kelompok Berisiko Tahun 2020 – 2024...............................................................................52 Grafik 2.22. Persentase skrining Penyakit Menular Pada kelompok Berisiko Berdasarkan Provinsi Tahun 2022 ...........................................................................................53 Grafik 2.23. Persentase Ibu Hamil diskrining Penyakit Menular (Hepatitis B) Berdasarkan Provinsi Tahun 2022 ...........................................................................................54 Grafik 2.24. Target dan Capaian Jumlah kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan Tahun 2022–2024.........................................57 Grafik 2.25. Jumlah Kab/Kota berhasil mencapai eliminasi penyakit Infeksi Tropis Terabaikan per Provinsi Tahun 2022.....................................................................................58 Grafik 2.26. Capaian Kab/Kota Eradikasi Frambusia Tahun 2021-2022...............................59 Grafik 2.27. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun 2018-2022...........................................................................................................60 Grafik 2.28. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun 2022-2024...........................................................................................................60 Grafik 2.29. Target dan Capaian Kabupaten/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM Tahun 2020-2024.......................................................................................63 Grafik 2.30. Capaian Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini FR PTM Tahun 2022 ............................................................................................................................64 Grafik 2.31. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Hipertensi Tahun 2022 .........................................................................................................65
  • 10. ix Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.32. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Diabetes Mellitus Tahun 2022............................................................................................66 Grafik 2.33. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Obesitas Tahun 2022 .........................................................................................................67 Grafik 2.34. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Tahun 2022..............................................................................................68 Grafik 2.35. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Kanker Payudara Tahun 2022 ........................................................................................69 Grafik 2.36. Kabupaten/Kota melakukan deteksi dini dan cakupan Deteksi Dini Gangguan Indera Tahun 2022..............................................................................................70 Grafik 2.37. Target dan Capaian Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2020-2024 .........................................................72 Grafik 2.38. Proporsi Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2022 .....................................................................................73 Grafik 2.39. Target dan Capaian Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2020-2024 .........................................................80 Grafik 2.40. Proporsi Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2022 .....................................................................................81 Grafik 2.41. Target dan Capaian Persentase Kabupaten Kota yang memiliki Labkesmas dengan kemampuan surveilans Tahun 2022 .....................................................87 Grafik 2.42. Provinsi dengan 80% Kabupaten/Kota yang telah memiliki labkesmas dengan mempunyai kemampuan surveilans Tahun 2022 ..............................................87 Grafik 2.43. Target dan Capaian Persentase Fasyankes terintegrasi sistem surveilans berbasis digital Tahun 2022-2024 ......................................................................89 Grafik 2.44. Fasyankes Yang Menggunakan Aplikasi NAR Dan SKDR Tahun 2022............90 Grafik 2.45. Fasyankes Yang Terintegrasi Terdiri dari Puskesmas dan Klinik ......................90 Grafik 2.46. Target dan Capaian Persentase faktor risiko di pintu masuk yang dikendalikan Tahun 2020-2024................................................................................................93 Grafik 2.47. Capaian Persentase faktor risiko di pintu masuk yang dikendalikan oleh KKP Tahun 2022 ............................................................................................................. ........................................................................................................................94 Grafik 2.48. Target dan Capaian Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan Tahun 2020 - 2024...........96 Grafik 2.49. Persentase capaian rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan Tahun 2022.....................................97
  • 11. x Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.50. Target Dan Realisasi Nilai Reformasi Birokrasi Ditjen P2P Tahun 2020-2024 .... ..........................................................................................................................101 Grafik 2.51. Target dan Capaian persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan skrining prioritas tahun 2022 ............................................................................104 Grafik 2.52. Target dan Capaian persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan skrining prioritas tahun 2022 dibandingkan dengan Target Jangka Menengah 104 Grafik 2.53. Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM di ≥ 80% Puskesmas Tahun 2022........................................................................106 Grafik 2.54. Kab/kota yang melaksanakan PANDU di ≥ 80% Puskesmas berdasarkan provinsi, Tahun 2022 .......................................................................................107 Grafik 2.55. Perbandingan Capaian Indikator Kab/Kota yang Melaksanakan PANDU PTM Tahun 2022 dengan Tahun 2020, 2021 ...........................................................108 Grafik 2.56. Perbandingan Capaian Indikator Kab/Kota yang Melaksanakan PANDU PTM Tahun 2022 dengan Target Jangka Menengah RAK Dit. P2PTM 2020-2024.108 Grafik 2.57. Capaian dan Target Indikator Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darahnya terkendali di puskesmas/FKTP Tahun 2022 ............................130 Grafik 2.58. Target dan Realisasi jumlah Kab/ Kota Menerapkan KTR Tahun 2022 ..........131 Grafik 2.59. Target dan Realisasi Jumlah Kab/Kota Menerapkan KTR periode Tahun 2020- 2022 ..................................................................................................................132 Grafik 2.60. Jumlah Kab/Kota yang ≥40% Puskesmasnya Menyelenggarakan Layanan UBM Tahun 2022 .......................................................................................................135 Grafik 2.61. Jumlah Kab/Kota yang ≥40% Puskesmasnya Menyelenggarakan Layanan UBM Periode 2020-2022...........................................................................................135 Grafik 2.62. Capaian Indikator Pertahun Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining HIV ....................................................................................................................138 Grafik 2.63. Persentase Pertriwulan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining HIV Tahun 2022 138 Grafik 2.64. Persentase Per Propinsi Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus Yang Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Yang Mendapatkan Skrining HIV Tahun 2022................................................................................................139 Grafik 2.65. Target dan capaian Indikator Kinerja tahun 2021-2024 Persentase Orang dengan HIV (ODHIV) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART.........140
  • 12. xi Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.66. Target dan capaian Indikator Kinerja tahun 2022 Persentase Orang dengan HIV (ODHIV) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART .............................141 Grafik 2.67. Target dan capaian Pertriwulan Indikator Kinerja ODHIV baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART Persentase Kasus ODHIV On ART periode 2022 ..........................................................................................................................141 Grafik 2.68. Persentase orang dengan HIV (ODHIV) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ART Tahun 2022...........................................................................142 Grafik 2.69. Persentase Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024... ..........................................................................................................................142 Grafik 2.70. Progres Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95.................143 Grafik 2.71. Target dan Capaian Indikator Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC ..........................................................................................................................145 Grafik 2.72. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai Positivity Rate (PR) malaria < 5% 2020-2024.........................................................................................................152 Grafik 2.73. Capaian Persentase Konfirmasi Pemeriksaan Sediaan Darah.......................153 Grafik 2.74. Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat Waktu Tahun 2022 di 34 provinsi .....................................................................161 Grafik 2.75. Perbandingan Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan ..................163 Grafik 2.76. Indikator dan Capaian Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat Waktu dan Capaian Tahun 2020-2024....................164 Grafik 2.77. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar Tahun 2022 .......................................................................................................167 Grafik 2.78. Target Capaian Indikator Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar 2022- 2022 ..................................................................................................................167 Grafik 2.79. Target dan Capaian Persentase Pengobatan Diare sesuai Standar...............170 Grafik 2.80. Target dan Capaian Persentase kabupaten/kota melaksanakan Deteksi Dini Hepatitis B dan atau C pada populasi berisiko Tahun 2020 – 2022................172 Grafik 2.81. Persentase Kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan atau C pada populasi berisiko Berdasarkan Provinsi Tahun 2022..............................173 Grafik 2.82. Presentase Terget pasien sifilis yang diobati...................................................175 Grafik 2.83. Presentase Pasien Sifilis di Obati Per triwulan tahun 2022 ............................175 Grafik 2.84. Presentase pasien sifilis yang diobati tahun 2022...........................................176
  • 13. xii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.85. Target dan Capaian Jumlah Desa Endemis Schistosomiasis yang Mencapai Eliminasi Tahun 2020 – 2024 ...........................................................................178 Grafik 2.86. Prevalensi Schistosomiasis pada Manusia Tahun 2017 – 2022 .....................179 Grafik 2.87. Perbandingan target dan capaian per jumlah kabupaten/kota.......................181 Grafik 2.88. Jumlah Kabupaten/Kota Eliminasi Rabies per Provinsi tahun 2022 ...............181 Grafik 2.89. Target dan capaian indikator Persentase Kabupaten/ Kota yang mempunyai IR ≤ 49/100.000 penduduk Tahun 2017-2022 ......................................................183 Grafik 2.90. Persentase provinsi yang memiliki kab/kota IR ≤ 10/100.000 penduduk Di Indonesia Tahun 2022 ......................................................................................184 Grafik 2.91. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Mf Rate <1% Tahun 2018-2022..............................................................................................187 Grafik 2.92. Kabupaten/kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Angka Mikrofilaria Rate <1% Per-Provinsi Tahun 2022.................................................................187 Grafik 2.93. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Tahun 2018-2022.........................................................................................................191 Grafik 2.94. Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Mencapai Eliminasi Per Provinsi Tahun 2022 .........................................................................................192 Grafik 2.95. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2022 ....................................................................195 Grafik 2.96. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2018 – 2022........................................................196 Grafik 2.97. Capaian Indikator Persentase Anak Usia 12-24 Bulan yang Mendapat Imunisasi Lanjutan Baduta Tahun 2022 ...........................................................................197 Grafik 2.98. Capaian Indikator Persentase Anak Usia 12-24 Bulan yang Mendapat Imunisasi Lanjutan Baduta Tahun 2018 – 2022 ...............................................................198 Grafik 2.99. Capaian Indikator Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen baru Tahun 2022 .......................................................................................................200 Grafik 2.100.Cakupan Imunisasi Campak Rubela BIAS Tahun 2018-2022.........................202 Grafik 2.101.Cakupan Imunisasi DT BIAS Tahun 2018-2022 ..............................................203 Grafik 2.102.Cakupan Imunisasi Td BIAS Kelas 2 Tahun 2018-2022..................................203 Grafik 2.103.Cakupan Imunisasi Td BIAS Kelas 5 Tahun 2018-2022..................................204 Grafik 2.104.Capaian Indikator Persentase WUS yang Memiliki Status Imunisasi T2+ Tahun 2022 ..................................................................................................................206
  • 14. xiii Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.105.Capaian Indikator Persentase WUS yang Memiliki Status Imunisasi T2+ Tahun 2018 - 2022.......................................................................................................206 Grafik 2.106.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 1 Tahun 2022...........208 Grafik 2.107.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 2, Tahun 2022..........211 Grafik 2.108.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 2, Tahun 2022..........213 Grafik 2.109.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 3, Tahun 2022..........216 Grafik 2.110.Target, Capaian dan Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan Persentase Labkesmas yang Terintegrasi dan Melaporkan Hasil Surveilans ke Sistem Informasi Kemenkes, Tahun 2022....................................................................................221 Grafik 2.111. Labkesmas yang Terintegrasi dan Melaporkan Hasil Surveilans ke Sistem Informasi Kemenkes, Tahun 2022....................................................................221 Grafik 2.112.Target capaian fasyankes yang terintegrasi terdiri dari puskesmas dan klinik..... ................................................................................................................................ ..........................................................................................................................223 Grafik 2.113.Target capaian fasyankes yang menggunakan aplikasi NAR dan SKDR .......223 Grafik 2.114.Target dan Capaian Indikator Kab/Kota Sehat Tahun 2020-2024...................225 Grafik 2.115.Target dan Capaian Kabupaten/Kota yang memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2020-2024..........................................................................226 Grafik 2.116.Target dan Capaian Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Tahun 2020- 2024 ..................................................................................................................232 Grafik 2.117.Capaian Pengawasan Kualitas Air Minum yang Diawasi/diperiksa Kualitas Air Minumnya Sesuai Standar Tahun 2022-2024..................................................235 Grafik 2.118.Target Dan Realisasi Nilai Reformasi Birokrasi Ditjen P2P Tahun 2020-2024 ..........................................................................................................................240 Grafik 2.119.Perbandingan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi Unit Eselon I Tahun 2022 ..........................................................................................................................241 Grafik 2.120.Nilai Kinerja Anggaran Ditjen P2P Tahun 2022 ..........................................................................................................................245 Grafik 2.121.Target Dan Realisasi Nilai Kinerja Penganggaran Ditjen P2P Tahun 2020-2024 ..........................................................................................................................245 Grafik 2.122.Perbandingan Nilai Kinerja Anggaran Antar Eselon I Tahun 2022 ..........................................................................................................................246
  • 15. xiv Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Satuan Kerja di Ditjen P2P .....................................................................................6 Tabel 1.2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan Tahun 2022.................................7 Tabel 1.3. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2022 ................................8 Tabel 1.4. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2022..................................8 Tabel 2.1. Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2022.....................................25 Tabel 2.2. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas 2022 ...........................................30 Tabel 2.3. Jumlah Kab/Kota dengan API 1/1000 penduduk Tahun 2022 .............................31 Tabel 2.4. Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat Per Provinsi Tahun 2022 ....................42 Tabel 2.5. Proporsi Kasus Kusta Baru Cacat Tingkat 2 secara global .................................45 Tabel 2.6. Hasil Penilaian Mandiri RB Ditjen P2P Tahun 2020-2022 .................................99 Tabel 2.7. Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darahnya terkendali di puskesmas/FKTP berdasarkan Kab/ Kota Tahun 2022..................................... 111 Tabel 2.8. Angka keberhasilan pengobatan di dunia Tahun 2020 - 2021...........................146 Tabel 2.9. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas Tahun 2022 per 20 Januari 2023* . .............................................................................................................................150 Tabel 2.10. Capaian jumlah Kab/Kota dengan Positivity Rate (PR) Malaria <5% per Provinsi Tahun 2022..........................................................................................................150 Tabel 2.11. Penderita PB, Penderita MB, Total Kasus PB dan MB, Penderita Kusta PB yang RFT, Penderita Kusta MB yang RFT, RFT (PB+ MB), % RFT (PB + MB) Tahun 2022 di 34 provinsi..............................................................................................161 Tabel 2.12. Target Indikator Program ISPA berdasarkan RENSTRA Kemenkes 2022-2024..... .............................................................................................................................166 Tabel 2.13. Data Capaian Indikator Pengobatan Kasus Pneumonia Sesuai Standar Pada Tahun 2022..........................................................................................................166 Tabel 2.14. Daftar Desa Eliminasi Schistosomiasis Tahun 2022..........................................178 Tabel 2.15. Jumlah Labkesmas Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Pemeriksaan Spesimen Penyakit Menular, Tahun 2022 ...........................................................................209 Tabel 2.16. Jumlah provinsi yang memiliki rujukan spesimen penyakit berpotensi KLB/wabah, Tahun 2022..........................................................................................................214
  • 16. xv Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Tabel 2.17. Labkesmas dan KKP yang bisa Mendeteksi Peringatan Dini dan Merespon Emerging Disease, New-Emerging Disease, Re-Emerging Disease, Tahun 2022 .............................................................................................................................217
  • 17. 1 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 BAB I PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam melaksanakan tugas tersebut Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan; 5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular langsung dan tidak langsung, surveilans dan kekarantinaan kesehatan, dan penyehatan lingkungan; 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. B. Struktur Organisasi Struktur organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Dalam struktur organisasi Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) terdiri atas: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal; 2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
  • 18. 2 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; 4. Direktorat Pengelolaan Imunisasi; 5. Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan; dan 6. Direktorat Penyehatan Lingkungan. Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit C. Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam melaksanakan urusan di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit didukung oleh 4.514 orang pegawai (berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Bulan Januari 2023) yang terbagi menjadi pegawai pusat dan Unit Pelaksana Teknis. 1. Distribusi Pegawai berdasarkan Satuan Kerja 4.514 pegawai Ditjen P2P pada tahun 2022 tersebar di 67 Satuan Kerja/Unit Kerja yang berada pada Unit Pusat (1 satuan kerja dan 5 unit kerja) maupun Unit Pelaksana Teknis (61 satuan kerja). Pegawai Ditjen P2P paling banyak berada di Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II (1.656 pegawai) dan paling sedikit berada di Satuan Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV (39 pegawai) seperti yang terlihat pada grafik berikut:
  • 19. 3 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Satuan Kerja Tahun 2022 Sumber Data: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 2. Distribusi Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin Mayoritas pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah perempuan (2.470 pegawai) sebagaimana terlihat dalam gambar berikut: Grafik 1.2. Jumlah Pegawai Ditjen P2P Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 Sumber: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 3. Distribusi Pegawai berdasarkan Pendidikan Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki latar belakang pendidikan yang beragam (jenjang SD sampai S3). Sebagian besar pegawai memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Latar belakang pendidikan terbanyak adalah jenjang S1 (2.112 pegawai) dan paling sedikit jenjang SD (10 pegawai). 139 81 70 69 88 122 791 1656 711 39 373 321 54 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak… Dit. Pengelolaan Imunisasi Dit. Penyehatan Lingkungan Dit. Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Sekretariat Ditjen P2P Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV BBTKL PP BTKL PP Kelas I BTKL PP Kelas II Laki-laki; 2044 Perempuan ; 2470
  • 20. 4 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 1.3. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Pendidikan Tahun 2022 Sumber: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 4. Distribusi Pegawai berdasarkan Kelompok Umur Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terbanyak adalah kelompok umur 36-40 tahun (896 orang) dan paling sedikit kelompok umur ≥56 tahun (218 orang). Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2022 Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum 12 871 2112 1284 39 172 14 10 S3 S2/Spesialis S1/DIV DIII DI SLTA SLTP SD 494 799 896 858 703 546 218 0 200 400 600 800 1000 ≤30 th 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 ≥56
  • 21. 5 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 5. Ditribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Pegawai Ditjen P2P terbagi menjadi kelompok jabatan pelaksana, jabatan struktural, dan jabatan fungsional tertentu). Mayoritas pegawai termasuk dalam kelompok jabatan fungsional tertentu (2.712 orang). Grafik 1.5. Distribusi Pegawai Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Berdasarkan Jabatan Tahun 2022 Sumber data : Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 Jabatan fungsional di Ditjen P2P terdistribusi ke dalam 22 kelompok jabatan fungsional yang merupakan jabatan fungsional kesehatan dan non kesehatan. Jabatan fungsional terbanyak adalah Epidemiolog Kesehatan (774 orang) sebagaimana terlihat dalam grafik berikut: Grafik 1.6. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen P2P Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2022 Sumber Data: Tim Kerja Kepegawaian dan Umum, 29 Januari 2023 Struktural; 136 Jabatan Fungsional; 2712 Jabatan Pelaksana; 1666 4 4 3 81 85 54 7 204 2 299 774 22 4 1 7 332 39 4 103 13 230 439 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Analis Anggaran (JF) Analis Hukum (JF) Analis Kebijakan (JF) Analis Kepegawaian (JF) Analis Pengelolaan Keuangan APBN (JF) Arsiparis (JF) Asisten Apoteker (JF) Dokter (JF) Dokter Gigi (JF) Entomolog Kesehatan (JF) Epidemiolog Kesehatan (JF) Pembimbing Kesehatan Kerja (JF) Penata Laksana Barang (JF) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (JF) Perancang Peraturan Perundang-undangan (JF) Perawat (JF) Perencana (JF) Pranata Hubungan Masyarakat (JF) Pranata Keuangan APBN (JF) Pranata Komputer (JF) Pranata Laboratorium Kesehatan (JF) Sanitarian (JF)
  • 22. 6 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 D. Satuan Kerja Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Direktorat Jenderal P2P adalah salah unit utama yang memiliki satuan kerja terbanyak dilingkungan Kementerian Kesehatan pada tahun 2022, yakni terdapat 101 Satuan Kerja di Ditjen P2P, dengan rincian: Tabel 1.1. Satuan Kerja di Ditjen P2P No Satuan Kerja Jumlah 1 Kantor Pusat 6 2 Kantor Daerah Kantor Kesehatan Pelabuhan 51 Balai/Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit 10 3 Dekonsentrasi 34 E. Anggaran Pelaksanaan kegiatan Ditjen P2P didukung oleh anggaran yang bersumber Rupiah Murni (80.56%), hibah langsung luar negeri (17.1%), PNBP (2.42%) dan hibah langsung dalam negeri (0.02%) dengan alokasi anggaran tahun 2022 sebesar 4.043.641.889.000 rupiah. 1. Realisasi Anggaran Ditjen P2P Pagu anggaran Ditjen P2P Tahun Anggaran 2022 adalah Rp 4.043.641.889.000. Secara lengkap distribusi pagu anggaran Ditjen P2P berdasarkan sumber dana terlihat dalam grafik di bawah ini: Grafik 1.7. Distribusi Pagu Anggaran Berdasarkan Sumber Dana, Tahun 2022 Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023 3.257.418.185.000 ; 81% 97.712.567.000 ; 2% 694.675.000 ; 0% 687.816.462.000 ; 17% RUPIAH MURNI PNBP HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI
  • 23. 7 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Realisasi anggaran Ditjen P2P tahun 2022 sebesar Rp 3.531.420.455.454 (87,3%), dari pagu total sebesar Rp 4.043.641.889.000. Realisasi tertinggi pada kantor daerah sebesar 92,06% dan terendah pada dekonsentrasi 77,70%. Secara lengkap pada tabel berikut ini: Tabel 1.2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan Tahun 2022 No Kewenangan Pagu RealisasI % 1 KANTOR PUSAT 2,476,790,000,000 2,115,636,624,542 85.42 2 KANTOR DAERAH (UPT) 1,381,327,898,000 1,271,625,966,880 92.06 1). KKP 1,014,998,105,000 936,702,668,790 92.29 2). B/BTKL-PP 366,329,793,000 334,923,298,090 91.43 3 DEKONSENTRASI 185,523,991,000 144,157,864,032 77.70 4,043,641,889,000 3,531,420,455,454 87.33 Jumlah Total P2P Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023 Bila dibandingkan dengan target realisasi anggaran yakni 95% maka realisasi anggaran Ditjen P2P belum mencapai target. Bila dibandingkan realisasi anggaran Ditjen P2P selama 3 tahun terakhir, maka dalam grafik dibawah ini terlihat bahwa anggaran Ditjen P2P meningkat dari tahun 2019 ke 2022 sedangkan realisasi fluktuatif dengan realisasi tertinggi pada tahun 2021 dan terendah pada tahun 2022 Grafik 1.8. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen P2P Tahun 2019-2021 Sumber : LAKIP Ditjen P2P, 2019-2021 2019 2020 2021 2022 Pagu 3.315.636.916 4.203.943.210 5.391.559.631 4.043.641.889 Realisasi 3.124.772.437 3.838.062.886 5.238.456.718 3.531.420.455 % 94,2% 91,3% 97,2% 87,3% 82,0% 84,0% 86,0% 88,0% 90,0% 92,0% 94,0% 96,0% 98,0% - 1.000.000.000.000 2.000.000.000.000 3.000.000.000.000 4.000.000.000.000 5.000.000.000.000 6.000.000.000.000
  • 24. 8 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja terlihat bahwa realisasi tertinggi pada belanja modal (93,40%) dan realisasi terendah pada belanja barang (85,93%), seperti pada grafik berikut ini: Tabel 1.3. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2022 No Jenis Belanja Pagu Realisasi Sudah SP2D % 1 BELANJA PEGAWAI 631,623,373,000 575,641,554,729 91.14 2 BELANJA BARANG 3,091,061,190,000 2,656,019,368,569 85.93 3 BELANJA MODAL 320,927,626,000 299,759,532,156 93.40 4 BELANJA BANSOS 29,700,000 - - 4,043,641,889,000 3,531,420,455,454 87.33 Jumlah Total Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023 Bila dilihat realisasi anggaran Ditjen P2P berdasarkan sumber dana maka terlihat bahwa realisasi tertinggi pada Hibah Langsung Luar Negeri (99,21%) dan terendah realisasi Rupiah Murni (84,78%), secara lengkap dalam tabel berikut ini: 2. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi sebagai satker penerima dana dekonsentrasi tahun 2022 telah melaksanakan kegiatan dengan total realisasi anggaran Rp. 144,157,864,032 dari pagu Rp. 185,523,991,000 atau sebesar 77.7%. Realisasi tertinggi pada satker Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (97.65%) dan terendah pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (74,2%). Secara lengkap realisasi anggaran per Dinas Kesehatan Provinsi terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.4. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2022 Nama Satker Realisasi Anggaran Pagu Realisasi % Dinkes Prov. Kepulauan Riau 4,099,972,000 4,003,537,893 97.65 Dinkes Prov. Sulawesi Tengah 4,848,120,000 4,670,454,000 96.34 Dinkes Prov. Dki Jakarta 4,798,955,000 4,536,258,820 94.53 Dinkes Prov. Kalimantan Utara 3,529,848,000 3,222,524,367 91.29 Dinkes Prov. Bengkulu 4,343,740,000 3,912,938,700 90.08 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Timur 7,005,812,000 6,232,440,770 88.96 Dinkes Prov. Lampung 5,451,421,000 4,820,556,800 88.43 Dinkes Prov. Gorontalo 3,284,251,000 2,892,958,029 88.09 Dinkes Prov. Sulawesi Tenggara 5,304,086,000 4,649,281,500 87.65 Dinkes Prov. Kalimantan Barat 4,908,035,000 4,292,183,689 87.45
  • 25. 9 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Nama Satker Realisasi Anggaran Pagu Realisasi % Dinkes Prov. Sulawesi Barat 3,624,344,000 3,140,726,000 86.66 Dinkes Prov. Jambi 4,502,235,000 3,814,089,150 84.72 Dinkes Prov. Sumatera Utara 8,806,984,000 7,451,164,850 84.61 Dinkes Prov. Nusa Tenggara Barat 4,743,333,000 4,011,199,804 84.57 Dinkes Prov. Sulawesi Utara 4,970,710,000 4,190,831,100 84.31 Dinkes Prov. Kalimantan Selatan 4,916,072,000 4,137,480,978 84.16 Dinkes Prov. D.I. Yogyakarta 3,708,091,000 3,076,329,580 82.96 Dinkes Prov. Sumatera Selatan 5,635,176,000 4,654,191,600 82.59 Dinkes Prov. Sulawesi Selatan 6,656,929,000 5,403,428,500 81.17 Dinkes Prov. Riau 4,642,263,000 3,690,481,254 79.50 Dinkes Prov. Jawa Barat 8,586,596,000 6,822,940,000 79.46 Dinkes Prov. Maluku 4,500,980,000 3,570,973,226 79.34 Dinkes Prov. Maluku Utara 4,309,157,000 3,409,642,200 79.13 Dinkes Prov. Jawa Tengah 9,055,786,000 7,047,337,789 77.82 Dinkes Prov. Kalimantan Tengah 4,930,911,000 3,761,693,000 76.29 Dinkes Prov. Papua 9,836,863,000 7,277,254,111 73.98 Dinkes Prov. Kalimantan Timur 4,655,224,000 3,415,184,723 73.36 Dinkes Prov. Bali 4,278,383,000 2,919,261,700 68.23 Dinkes Prov. Banten 4,118,639,000 2,779,459,300 67.48 Dinkes Prov. Jawa Timur 9,829,015,000 6,529,403,781 66.43 Dinkes Prov. Bangka Belitung 3,779,741,000 2,287,641,231 60.52 Dinkes Prov. Nanggroe Aceh Darussalam 6,066,597,000 3,504,661,230 57.77 Dinkes Prov. Papua Barat 6,133,913,000 2,360,474,397 38.48 Dinkes Prov. Sumatera Barat 5,661,809,000 1,668,879,960 29.48 JUMLAH 185,523,991,000 144,157,864,032 77.70 Sumber data : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara Kemenkeu per 23 Januari 2023 Realisasi anggaran dana dekonsentrasi paling rendah dibandingkan realisasi berdasarkan kewenangan lainnya, selain itu terjadi penurunan realisasi anggaran dekonsentrasi pada tahun 2022 (77.7%) jika dibandingkan tahun 2021 (90.8%). Hal ini disebabkan oleh terlambatnya pelaksanaan kegiatan satker dekonsentrasi dan adanya simplifikasi kegiatan dekonsentrasi sehingga pelaksanaan kegiatan baru dimulai pada bulan Agustus
  • 26. 10 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 BAB II CAPAIAN PROGRAM DAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Kesehatan dan Rencana Kerja Pemerintah. 1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin, tercapai 74.9% dari target 75% dengan capaian kinerja sebesar 99.9% Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan menjadi sakit, atau hanya akan mengalami sakit ringan. Pemberian imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan spesifik pada individu yang bersangkutan, tetapi juga dapat membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok di suatu daerah (dalam hal ini kabupaten/kota) dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata. Indikator yang digunakan untuk mengukur hal tersebut adalah persentase kabupaten/kota yang mencapai target imunisasi rutin. Indikator ini merupakan indikator komposit yang terpenuhi melalui pencapaian target satu indikator utama yaitu cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), dan salah satu dari empat indikator pendukung yaitu cakupan Imunisasi Lanjutan Baduta, Imunisasi Antigen Baru, Imunisasi Lanjutan Usia Sekolah dan cakupan Status Imunisasi T2+ pada ibu hamil. Berubahnya indikator ini sejalan dengan perubahan paradigma mengenai konsep imunisasi lengkap, yang semula hanya imunisasi dasar lengkap, dimana kelengkapan imunisasi cukup hanya imunisasi dasar yang harus dilengkapi sebelum anak berusia 1 tahun, menjadi imunisasi rutin lengkap. Paradigma imunisasi rutin lengkap ini merangkul berbagai kelompok sasaran imunisasi rutin yang merupakan kelompok rentan yaitu bayi, anak usia bawah dua tahun (baduta), dan anak usia sekolah, dan juga menegaskan bahwa tidak cukup seorang anak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap saja akan tetapi harus dilanjutkan hingga seorang anak menyelesaikan sekolah dasarnya. Selanjutnya, penting untuk menjaga cakupan status imunisasi T2+ pada ibu hamil dalam kategori tinggi di tingkat kabupaten/kota.
  • 27. 11 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Setiap indikator memiliki target pencapaian masing-masing untuk dapat memastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan perlindungan yang optimal melalui pemberian imunisasi. Dengan tercapainya target pada tingkat kabupaten/kota untuk masing-masing indikator tersebut, maka diharapkan konsep kekebalan kelompok pada sasaran imunisasi rutin dapat lebih menyeluruh. Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai imunisasi rutin merupakan indikator baru dalam Renstra Revisi Tahun 2022. Indikator ini menggambarkan kinerja program imunisasi di Kabupaten/Kota. Indikator persentase kabupaten/kota mencapai target imunisasi rutin merupakan komposit dari beberapa indikator dalam program imunisasi yaitu Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), Imunisasi Lanjutan Baduta, Imunisasi Antigen Baru, Imunisasi pada Anak Usia Sekolah dan Status Imunisasi T2+ pada Wanita Usia Subur (WUS). Berdasarkan data sampai dengan 10 April 2023, persentase kabupaten/kota mencapai target imunisasi rutin tercapai 76,5% (393 kabupaten/kota) dari target 75% (386 kabupaten/kota), sehingga capaian kinerja tahun 2022 sebesar 99.9%, seperti yang digambarkan dalam grafik berikut ini: Grafik 2.1. Target dan Capaian Persentase Kab/Kota yang mencapai imunisasi rutin Tahun 2022-2024 Sumber data : Laporan Direktorat Imunisasi per 10 April 2023 Dari grafik di atas terlihat bahwa tahun 2022 kabupaten/kota mencapai target imunisasi rutin lebih dari 75%, dengan upaya yang lebih optimal maka diperkirakan target indikator tahun 2023-2024 juga akan dapat tercapai. Faktor utama yang mempengaruhi tercapainya indikator imunisasi rutin disebabkan oleh indikator Kab/Kota yang mencapai Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebagai indikator komposit utama capaiannya 79%. Untuk dapat membandingkan pencapaian kinerja indikator komposit, maka dilakukan pembandingan persentase kabupaten/kota dari masing-masing indikator 75 85 95 76,5 0 20 40 60 80 100 2022 2023 2024 Target Capaian
  • 28. 12 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 komposit tersebut selama tahun 2020-2022, kecuali indikator imunisasi antigen baru tidak bisa dibandingkan karena baru mulai dilakukan pada tahun 2022. Adapun capaian setiap indikator komposit digambarkan sebagai berikut: Grafik 2.2. Target dan Capaian Indikator Komposit Imunisasi Rutin Tahun 2022 Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023 Dari grafik di atas terlihat bahwa semua indikator komposit imunisasi rutin tidak mencapai target pada tahun 2022 dengan capaian terendah pada persentase Kab/Kota yang mencapai target Imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 (49%) dan capaian tertinggi pada persentase Kab/Kota yang mencapai 80% Imunisasi Dasar Lengkap (79%). Indikator Imunisasi Dasar Lengkap sebagai indikator komposit utama tidak mencapai target sehingga meskipun capaian indikator komposit pendukung mencapai target tetapi tidak dapat mengungkit capaian imunisasi rutin. Adapun capaian indikator persentase Kab/kota dengan 80% IDL tahun 2020-2022 digambarkan dalam grafik berikut ini: Grafik 2.3. Persentase Kab/Kota dengan 80% Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2020-2022 Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023 75 75 75 75 75 79 63 74 76 49 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 IDL (80%) IBL (80%) Antigen Baru (80%) BIAS (70%) Td WUS (60%) Target Capaian 79,3 83,9 75,0 56,2 60,3 79,4 0 20 40 60 80 100 2020 2021 2022 Target Capaian
  • 29. 13 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik di atas menunjukkan bahwa Persentase Kab/Kota dengan 80% bayi usia 0-11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap meningkat selama 3 tahun terakhir yakni 56,2% atau 289 Kab/Kota pada tahun 2020, menjadi 60.3% atau 310 Kab/Kota pada tahun 2021 dan 79,4% atau 393 Kab/Kota pada tahun 2022. Sebagai bentuk monitoring dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan introduksi imunisasi Campak Rubela dosis ke-2 bagi anak usia baduta, digambarkan melalui indikator persentase anak usia 12-23 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan campak. Dengan mempertimbangkan target global terhadap minimal kabupaten/kota yang diharapkan dapat mencapai target cakupan imunisasi dosis kedua campak rubella yaitu 80%, maka target ini pula yang digunakan untuk menilai dan membandingkan capaian pada indikator persentase kabupaten/kota yang mencapai target persentase anak usia 12-23 bulan mendapat imunisasi lanjutan campak tahun 2020-2022. Capaian indikator komposit persentase Kab/Kota yang mencapai target anak usia 12-23 bulan mendapat Imunisasi Lanjutan Campak Tahun 2020-2022 digambarkan dalam grafik berikut ini: Grafik 2.4. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Anak Usia 12-23 Bulan Mendapat Imunisasi Lanjutan Campak Rubela Tahun 2020-2022 Sumber data: Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023 Pada grafik di atas terlihat bahwa capaian indikator Kab/Kota yang mencapai 80% anak usia 12-23 bulan mendapat imunisasi lanjutan campak tidak mencapai target setiap tahunnya, dengan capaian tertinggi pada tahun 2022 (63%) dan terendah pada tahun 2020 (28.6%). Pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebab rendahnya capaian target imunisasi lanjutan campak rubella. Pemberian imunisasi Td pada WUS dan ibu hamil di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2010 untuk menggantikan pemberian imunisasi TT yang telah dilakukan tahun 1990-an. Penggantian ini dilakukan sebagai upaya perlindungan dari infeksi penyakit tetanus dan difteri bag WUS khususnya ibu hamil. Penapisan terhadap status yang belum 80 80 75 28,6 13,6 62,8 0 20 40 60 80 100 2020 2021 2022 Target Capaian
  • 30. 14 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 optimal mengakibatkan monitoring dan evaluasi hanya ditujukan pada persentase cakupan, dengan target tahunan minimal 60%. Indonesia berkomitmen untuk melakukan eliminasi tetanus maternal dan neonatal dengan pemerataan cakupan imunisasi Td pada ibu hamil dan memastikan ibu hamil telah mendapatkan status imunisasi T2+ sebelum persalinannya, agar bayi dan ibu terhindar dari penyakit tetanus pada saat proses persalinan. Pemerataan ini ditujukan kepada minimal 80% kabupaten/kota, dan menjadikannya target pada indikator persentase kabupaten/kota yang mencapai target persentase imunisasi td WUS tahun 2020-2022. Capaian indikator Persentase Kab/Kota yang mencapai target imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 digambarkan pada grafik berikut ini: Grafik 2.5. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Td WUS Tahun 2020-2022 Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023 Pada grafik di atas, terlihat adanya gap yang sangat besar antara target kabupaten/kota yang harus mencapai minimal cakupan 60% imunisasi Td2+ pada ibu hamil dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berhasil mencapai target. Capaian tertinggi pada tahun 2022 (49%) dan terendah pada tahun 2021 (20.8%). Capaian persentase Kab/Kota yang mencapai target imunisasi Td WUS Tahun 2022 tidak tercapai (49,2%) Pemberian imunisasi pada anak sekolah dasar telah dilakukan sejak tahun 1980- an melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Hingga saat ini telah mengalami pengembangan baik usia sasaran/tingkat sekolah maupun vaksin yang diberikan. Pemberian imunisasi pada BIAS ditujukan pada anak SD/sederajat kelas 1 yang mendapat imunisasi Campak Rubela dan DT, kelas 2 dan kelas 5 mendapatkan 80 80 75 30,5 20,8 49,2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2020 2021 2022 Target Capaian
  • 31. 15 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 imunisasi Td. Pada beberapa provinsi dan kabupaten/kota terpilih bahkan telah dilakukan introduksi imunisasi HPV bagi siswi kelas 5 dan 6 SD/sederajat. Target program ditetapkan dengan mempertimbangkan konsep kekebalan kelompok pada anak sekolah yang rentan penularan PD3I karena berkumpul dalam satu waktu yang sama dan dalam jumlah besar, serta kemudahan dalam menjangkau sasaran yang telah berkumpul tersebut. Dalam upaya pemerataan cakupan imunisasi BIAS yang tinggi dan merata, maka ditetapkan target 70%. Capaian indikator Kab/Kota yang mencapai target 70% cakupan imunisasi BIAS digambarkan dalam grafik berikut ini: Grafik 2.6. Persentase Kabupaten/Kota yang Mencapai Target Persentase Imunisasi Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahun 2020-2022 Sumber data : Laporan Direktorat Pengelolaan Imunisasi per 10 April 2023 Pada grafik di atas, terlihat adanya gap yang sangat besar antara target kabupaten/kota yang harus mencapai minimal cakupan 70% imunisasi BIAS dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berhasil mencapai target. Selain itu, selama 3 tahun (2020-2022) capaian indikator ini mengalami peningkatan. Tahun 2020-2021, gap yang sangat besar terjadi karena kondisi pandemi COVID mempengaruhi aktivitas sekolah tetapi peningkatan cakupan dari 28.8% menjadi 75,9% pada tahun 2022 karena aktvitas sekolah telah berjalan optimal. Berbagai upaya telah dilakukan sepanjang tahun 2022 untuk target indikator kabupaten/kota mencapai target imunisasi rutin antara lain: 1) Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi, melalui: a) Menyusun petunjuk teknis antigen baru, buku saku dan pedoman imunisasi tetanus pada WUS, dan petunjuk teknis mengenai imunisasi pada anak sekolah; b) Melakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam melakukan penapisan dan penentuan status imunisasi tetanus pada WUS; c) Melakukan sosialisasi dan orientasi kepada petugas kesehatan mengenai petunjuk teknis dan pedoman yang telah dibuat pada tahun yang sama maupun 80 80 75 24,3 28,8 75,9 0 20 40 60 80 100 2020 2021 2022 Target Capaian
  • 32. 16 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 tahun sebelumnya seperti Pedoman Praktis Manajemen Program Imunisasi di Puskesmas, Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi di Fasyankes Swasta baik yang dilakukan secara daring maupun luring; d) Melakukan koordinasi dengan Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan untuk percepatan penyediaan vaksin dan logistik imunisasi serta distribusinya; e) Melakukan supervisi dan monitoring serta on the job training melalui kunjungan lapangan sebagai bentuk pengawasan dan pembinaan kepada daerah; f) Melakukan desk review PWS dan data cakupan imunisasi rutin baik IDL, imunisasi lanjutan baduta, imunisasi antigen baru, imunisasi pada WUS; 2) Peningkatan kesadaran masyarakat dan permintaan akan layanan imunisasi, melalui: a) Kegiatan webinar bagi masyarakat umum mengenai pentingnya melengkapi imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia tahun 2022 dengan melibatkan narasumber ahli; b) Koordinasi dan penguatan sinergitas dengan berbagai organisasi keagamaan dan organisasi profesi di Indonesia seperti MUI, Muhammadiyah, NU, IDAI, IBI, PKK dan lainnya; c) Penyebarluasan informasi dan pemberian edukasi mengenai imunisasi kepada masyarakat melalui berbagai media informasi seperti pencetakan petunjuk teknis antigen baru, spanduk, leaflet, penayangan iklan layanan masyarakat mengenai imunisasi rutin dan imunisasi lanjutan baduta pada media luar ruang (bandara, stasiun, dan commuterline), dan media sosial (Instagram, Youtube, Facebook, dan TikTok); 3) Melakukan advokasi dan peningkatan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam hal pelayanan dan penggerakkan masyarakat seperti advokasi dan koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang PMK, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan Kementerian Agama. 2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA on ART) tercapai 42% dari target 45% dengan capaian kinerja sebesar 93% Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) adalah orang yang secara positif didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS. Indikator ODHA on ART merupakan salah satu indikator dalam pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS. Untuk memutuskan mata rantai penularan HIV AIDS untuk mengakhiri AIDS pada tahun 2030, maka diharapkan setiap
  • 33. 17 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 ODHA yang ditemukan diobati, sehingga virus dapat tersupresi (jumlah virus didalam tubuh sangat rendah) dan tidak lagi berpotensi menularkan kepada orang lain. Indikator ODHA on ART menggambarkan sejauh mana program mampu mengendalikan laju transmisi penyakit. Capaian indikator persentase ODHA on ART tahun 2022 belum mencapai target yakni tercapai 42% dari target 45% atau sebesar 93,33%, meskipun demikian terdapat peningkatan capaian pada tahun 2022 bila dibandingkan dengan tahun 2021. Secara lengkap digambarkan dalam grafik berkut ini: Grafik 2.7. Target dan Capaian Persentase ODHA on ART Tahun 2020-2024 Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023 Dari grafik diatas terlihat selama 2 tahun berturut-turut yakni tahun 2021-2022 capaian ODHA on ART tidak mencapai target. Capaian terendah pada tahun 2021 yakni sebesar 39% dan menurun dari tahun 2020, penurunan capaian ini terkait dengan pandemic COVID-19 sehingga angka Lost to follow up diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertambahan ODHA baru pada tahun 2021 yang mendapatkan pengobatan ARV. Kondisi pandemi yang melandai pada tahun 2022 menyebabkan terjadinya peningkatan capaian pada tahun 2022. Dengan fluktuatifnya capaian ODHA on ART selama 3 tahun terakhir maka diperkirakan capaian tahun 2023-2024 tidak berjalan on track dan perlu upaya keras untuk mencapai target tersebut. Data kaskade HIV dan ART sampai Desember 2022 menunjukkan dari estimasi ODHIV sebanyak 526.841 orang, diketahui ODHIV yang masih hidup dan mengetahui status sebesar 81% yaitu 429.215 orang. ODHIV yang sedang mendapatkan pengobatan ARV sebanyak 179.659 (42%) dan yang di tes viral load pada tahun 2022 sebanyak 36.821 dimana 91,1% virusnya tersupresi. Secara lengkap dalam grafik berikut ini:
  • 34. 18 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.8. Cascade HIV dan ART sampai desember 2022 Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023 Berdasarkan data dari sistem informasi HIV, dari tahun 2018 – 2022, pertambahan ODHIV baru terlihat menurun pada tahun 2020 – 2021 dan pada tahun 2022, tercatat temuan kasus sebesar 42.005 menjadi 428.215 orang mengetahui status dan masih hidup (81%). Jumlah perkiraan ODHIV pada tahun 2020 sebanyak 543.100 orang. Untuk ODHIV yang mengetahui status dan mendapatkan pengobatan ARV, terjadi penurunan pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 terdapat 42% ODHIV mendapatkan pengobatan. Tahun 2020–2021, situasi pandemic Covid-19 mempengaruhi temuan kasus dan pengobatan ARV bagi ODHIV yang telah terdiagnosa terinfeksi HIV. Untuk pemantauan pengobatan ARV, dilakukan pemeriksaan viral load, pada ODHIV yang baru, pemeriksaan ini dilakukan setelah minimal mendapatkan ARV selama 6 bulan, 12 bulan dan seterusnya setiap tahunnya. Pada pemeriksaan ini diharapkan virus ODHIV yang dalam pengobatan ARV tersupresi. Grafik berikut memberikan gambaran pemeriksaan Viral load pada ODHIV yang mendapatkan pengobatan ARV masih rendah. Data menunjukkan baru 19% (33.538 orang) ODHIV mengetahui virusnya tersupresi. Secara lengkap trend kasus HIV/AIDS digambarkan dalam grafik berikut ini:
  • 35. 19 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Grafik 2.9. Capaian Program HIV AIDS untuk indikator 95 – 95 – 95 Tahun 2018– 2022 Sumber data: Laporan Tim Kerja HIV dan PIMS, 23 Januari 2023 Bila dibandingkan dengan indikator RPJMN dan indikator sasaran strategis dalam Renstra Kementerian Kesehatan yakni menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18 per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV, maka indikator ODHA on ART akan mempengaruhi insidensi HIV karena apabila ODHA teratur minum ART maka setelah 6 bulan virusnya akan tersupresi dan potensi penularan kepada orang lain menjadi sangat rendah. Hal ini tentu dapat menekan terjadinya infeksi baru. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator ODHA on ART antara lain: 1) Penemuan kasus dini melalui skrining yang dilakukan oleh komunitas Upaya untuk penemuan kasus dini dilakukan dengan memperluas skrining kasus HIV yang dilakukan oleh komunitas dengan menggunakan oral fluid. Skrining ini terutama dilakukan pada populasi kunci yang sangat tersembunyi dan tidak pernah akses fasyankes. Skrining terhadap semua orang berisiko lainnya telah dilakukan secara pasif di fasyankes sejalan dengan Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. Skrining aktif juga dilakukan oleh fasyankes dan komunitas melalui kegiatan mobile clinic.
  • 36. 20 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Gambar 2.1. Penemuan Kasus Melalui Skrining (Mobile Clinic) 2) Perluasan layanan komprehensif Untuk memastikan semua kasus yang ditemukan mendapatkan pengobatan ARV sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, dilakukan perluasan penyediaan fasyankes komprehensif dimana dapat melakukan upaya promosi kesehatan, pencegahan dan upaya penanggulangan kasus. Percepatan pembentukan fasyankes mampu tes dan pengobatan HIV dan PIMS ini dengan memanfaatkan anggaran APBN, APBD maupun dukungan dana hibah. 3) Mentoring Klinis Penguatan dan peningkatan kualitas layanan Kesehatan dalam memberikan layanan tes dan pengobatan HIV dan PIMS juga dilakukan melalui mentoring. Mentoring ini dilakukan oleh para mentor yang telah dibentuk baik di tingkat Pusat (kementerian Kesehatan), Provinsi dan Kabupaten Kota. Prioritas mentoring diberikan kepada layanan yang baru dikembangkan. Layanan yang telah berjalan namun terjadi pergantian petugas dan layanan yang membutuhkan dukungan mentoring dengan berbagai tantangan yang dihadapi. 4) Penguatan layanan mampu tes dan pengobatan yang telah tersedia Semua layanan yang telah mampu melakukan tes dan pengobatan HIV dan PIMS secara rutin dilakukan penguatan dan update terkait kebijakan pencegahan dan pengendalian HIV dan PIMS di Indonesia. Penguatan ini juga dilakukan melalui webinar serial dengan topik penguatan terkait berbagai upaya yang dilakukan. 5) Bimbingan teknis Menjalankan tugas dan fungsi yang ada, dilakukan bimbingan teknis secara berjenjang ke Dinas Kesehatan, fasyankes dan mitra terkait dalam penerapan kebijakan pemerintah. Bimbingan ini dilaksanakan secara periodik dan terukur untuk melihat progres implementasi Program.
  • 37. 21 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Gambar 2.2. Bimbingan Teknis ke Layanan 6) Monitoring dan Evaluasi Program Monitoring dan evaluasi program perlu dilakukan pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Hasil monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan inovasi dan kebijakan yang harus ditetapkan untuk menutup semua kesenjangan yang ditemukan baik di layanan maupun secara manajemen di dinas Kesehatan. Monitoring Evaluasi pada tahun 2022 dilakukan secara online maupun dilakukan kunjungan lapangan ke Provinsi/Kabupaten/Kota dan Fasilitas layanan Kesehatan sesuai capaian dan kebutuhan program. 7) Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas petugas tentang sistem informasi pencatatan dan pelaporan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS sehingga diharapkan informasi dan data yang didapat dari petugas layanan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC, tercapai 68.3% dari target 90% dengan capaian kinerja sebesar 76% Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC (TBC Treatment Coverage) merupakan indikator yang sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran layanan penemuan dan pengobatan pasien TBC dalam rangka memutus mata rantai penularan dan mencegah terjadinya kebal obat. Angka ini menggambarkan jumlah kasus TBC yang ditemukan dan mendapat layanan pengobatan yang dilaporkan ke program. Indikator ini juga memberikan gambaran upaya dalam menemukan pasien TBC melalui serangkaian kegiatan penjaringan terduga TBC, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi dan tipe pasien dan dilanjutkan pengobatan yang adequat sampai sembuh sehingga tidak menular penyakit TBC ke orang lain.
  • 38. 22 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Penanganan kasus dalam Penanggulangan TBC dilakukan melalui kegiatan Penemuan dan Pengobatan TBC untuk memutus mata rantai penularan dengan penemuan kasus melalui penegakan diagnosis, pengobatan dan pelaporan hasil pengobatan. Indikator Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC merupakan indikator yang baru menjadi Indikator Kinerja Program P2P pada Revisi Renstra Tahun 2022, meskipun demikian pada Renstra awal tahun 2020-2024, indikator ini telah menjadi Indikator Kinerja Kegiatan sehingga pembandingan target dan capaian dapat dibandingkan dengan tahun 2020-2021. Capaian Indikator Penemuan dan Pengobatan TBC secara lengkap dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 2.10. Target dan Capaian Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2020-2024 Sumber data: Laporan Tim Kerja Tuberkulosis, 23 Januari 2023 Dari grafik diatas terlihat bahwa capaian indikator cakupan penemuan dan pengobatan TBC tidak mencapai target pada tahun 2022, yakni tercapai 68.3% dari target 90% atau dengan capaian kinerja sebesar 75.9%. Bila dibandingkan dengan capaian target tahun 2020-2021, maka terlihat bahwa selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target dan gap antara capaian dan target cukup besar, sehingga dapat diperkirakan capaian tahun 2023-2024 juga tidak berjalan on track. Meskipun demikian, dari grafik juga menunjukkan bahwa capaian indikator terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022 berdasarkan Global TB Report tahun 2022, terjadi perubahan estimasi insidensi TBC dari semula hanya 824.000 kasus per tahun menjadi 969.000 kasus. Jika jumlah kasus yang ditemukan dan diobati pada tahun 2022 dibandingkan dengan estimasi kasus TBC awal tahun, yaitu 661.784 kasus dibagi 824.000 kasus dikali 100% maka persentase capaian sebesar 80,31%, lebih besar bila dibandingkan dengan estimasi kasus pada akhir tahun 2022. Hal ini menunjukkan sudah terjadi peningkatan
  • 39. 23 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 capaian indikator yang signifikan walaupun belum mencapai target. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan agar kinerja di masa yang akan datang dapat lebih baik lagi dan mencapai target yang telah ditentukan. Bila dibandingkan capaian cakupan penemuan dan pengobatan kasus TB per Provinsi maka terlihat gap antar capaian Provinsi terlihat dalam grafik berikut: Grafik 2.11. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Kasus TB per Provinsi Tahun 2022 Sumber data: Laporan Tim Kerja Tuberkulosis, 23 Januari 2023 Grafik diatas menunjukkan bahwa: a. Terdapat 4 provinsi dengan capaian melebihi target indikator, yaitu Provinsi Jawa Barat (112,24%), Banten (98,33%), Gorontalo (94,84%) dan DKI Jakarta (92,25%). b. Terdapat 5 Provinsi dengan beban kasus tinggi tapi belum mencapai target indikator yakni Provinsi Jawa Tengah (76,31%), Jawa Timur (68,66%), Sulawesi Selatan (66,00%), Sumatera Utara (51,59%) dan Provinsi Sumatera Selatan (49,70%). c. Terdapat 5 Provinsi yang paling rendah capaiannya yakni Provinsi Bangka Belitung (38,36%), Bengkulu (37,21%), Jambi (36,37%), Nusa Tenggara Timur (35,79%) dan Provinsi Bali (30,47%). Bila dibandingkan dengan Indikator Sasaran Strategis (ISS) pada Renstra Kementerian Kesehatan dan RPJMN, yakni indikator Insidensi TB maka indikator cakupan penemuan dan pengobatan pasien TBC dengan indikator insidensi TBC memiliki hubungan negatif, yang artinya jika angka penemuan dan pengobatan pasien TBC semakin tinggi maka diharapkan angka insiden TBC juga akan menurun. Peningkatan indikator penemuan dan pengobatan pasien TBC juga harus diimbangi dengan angka keberhasilan pengobatan yang tinggi sehingga semakin banyak pasien TBC yang ditemukan dan diobati serta hasil pengobatan sembuh juga tinggi maka proses penularan 49,92% 51,59% 51,57% 38,90% 39,92% 36,37% 49,70% 38,36% 37,21% 49,63% 98,33% 92,25% 111,24% 76,31% 52,44% 68,66% 57,63% 38,94% 44,37% 52,08% 51,05% 75,67% 94,84% 53,70% 66,00% 57,11% 54,14% 30,47% 43,29% 35,79% 57,81% 62,03% 68,62% 38,43% 68,30% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% ACEH SUMUT SUMBAR RIAU KEPRI JAMBI SUMSEL BABEL BENGKULU LAMPUNG BANTEN DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT GORONTALO SULTENG SULSEL SULBAR SULTRA BALI NTB NTT MALUKU MALUT PAPUA PAPUA BARAT INDONESIA
  • 40. 24 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 penyakit TBC di masyarakat akan berkurang dan kasus TBC juga akan berkurang sehingga angka insiden kasus TBC juga akan menurun. Data Global TB Report 2022, menunjukkan bahwa insidensi TBC di Indonesia sebesar 354 per 100.000 penduduk pada tahun 2021, meningkat bila dibandingkan dengan insidensi TBC tahun 2020 yakni 301 per 100.000 penduduk. Angka insidensi menggambarkan jumlah kasus TBC di populasi, tidak hanya kasus TBC yang datang ke pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke program. Angka ini dipengaruhi oleh kondisi masyarakat termasuk kemiskinan, ketimpangan pendapatan, akses terhadap layanan kesehatan, gaya hidup, dan buruknya sanitasi lingkungan yang berakibat pada tingginya risiko masyarakat terjangkit TBC. Meningkatnya insidensi dari tahun 2020 sebesar 301 per 100.000 penduduk menjadi 354 per 100.000 pada tahun 2021 dimungkinkan karena rendahnya penemuan dan pengobatan TBC selama masa pandemi sehingga potensi penularan dari yang belum ditemukan cukup besar. Bila dibandingkan dengan kondisi penemuan dan pengobatan TBC secara global maka negara-negara yang berkontribusi terhadap penurunan kasus global pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, terlihat pada gambar di bawah ini: Grafik 2.12. Sepuluh Negara dengan Penurunan Jumlah Kasus TB Grafik diatas menunjukkan 10 negara dengan penurunan jumlah pelaporan TBC yang berkontribusi terhadap ≥ 90% penurunan jumlah notifikasi kasus TBC baru secara global pada tahun 2020 dan 2021 dibandingkan dengan tahun 2019. Grafik sebelah kiri menunjukkan penurunan kasus yang dilaporkan tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 sedangkan grafik sebelah kanan menunjukkan penurunan kasus yang dilaporkan tahun 2021 dibandingkan tahun 2019. Dari grafik diatas terlihat bahwa Negara-negara yang berkontribusi terhadap penurunan global pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 adalah India (41%), Indonesia (14%), Filipina (12%) dan China (8%); dan 6 negara lainnya hingga total 90% dari penurunan global. Selain itu, grafik menunjukkan telah
  • 41. 25 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 terjadi penurunan besar-besaran notifikasi kasus TBC pada tahun 2020 dan 2021 dibandingkan tahun 2019. Hal ini berpotensi untuk terjadinya penularan besar-besaran dari kasus TBC yang belum ditemukan di masyarakat (undetected/ under diagnosed) maupun yang belum mendapatkan pengobatan (untreated). Dengan demikian memungkinkan meningkatnya insidensi TBC. Tabel 2.1. Cakupan Penemuan dan Pengobatan TBC Tahun 2022 Sumber data : Global TBC Report, 2022 Tabel diatas menunjukkan cakupan penemuan dan pengotan kasus TBC secara global. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan capaian penemuan dan pengobatan TBC secara global, yang semula dapat ditemukan sebanyak 7,1 juta pada tahun 2019 dengan angka notifikasi 71%, menjadi hanya 5,8 juta pada tahun 2020 dengan angka notifikasi 58,59%. Sudah terjadi peningkatan capaian pada tahun 2021, dengan penemuan dan pengobatan TBC sebanyak 6,4 juta kasus dan angka notifikasi menjadi 60,38%. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target penemuan dan pengobatan kasus TBC , antara lain: 1) Memberikan umpan balik hasil capaian tiap triwulan pada provinsi dan kabupaten/kota yang belum melapor dan capaiannya masih rendah.
  • 42. 26 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 2) Upaya melakukan deteksi dini TB/kontak investigasi secara virtual atau dengan memperhatikan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. 3) Peningkatan kapasitas melalui virtual terkait pencatatan dan pelaporan untuk provinsi, kabupaten/kota (khususnya Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, dan DPM/Klinik) 4) Berkolaborasi dengan mitra/ partner untuk menyusun kegiatan intervensi pelayanan TBC pada masa COVID yang bersumber pembiayaan dari Hibah seperti pengiriman obat pada pasien TBC melalui kurir, optimalisasi pengiriamn transport sputum, invenstigasi kontak dan konseling TBC by phone, dukungan komunitas/kader untuk APD dan transport dalam melakukan pelacakan kasus dan sebagai PMO 5) Melakukan supervisi ke Prov. Kab/kota dan faskes terpilih untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam rangka meningkatkan capaian indikator. 6) Melaksanakan Pelatihan Penggunaan TCM dan TBC RO Strategi global WHO untuk pencegahan, perawatan dan pengendalian Tuberkulosis (TB) tahun 2015-2035 yang dikenal sebagai End TB Strategy menyerukan diagnosis dini TB dan uji kepekaan obat (DST) universal yang menggaris bawahi peran penting laboratorium dalam strategi tersebut. Untuk memenuhi target End TB Strategy, alat tes cepat TB yang direkomendasikan WHO (WHO-recommended rapid TB diagnostic/WRD) harus tersedia untuk semua orang dengan gejala TB dan semua pasien TB yang dikonfirmasi secara bakteriologis harus diperiksa uji kepekaan setidaknya untuk rifampisin serta semua pasien TB yang resistan terhadap rifampisin harus diperiksa uji kepekaan untuk fluorokuinolon dan obat suntik lini kedua (Second Line Injectable Drugs=SLID). Hal ini memacu program TB nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program sebagai bentuk pengendalian TB termasuk penggunaan alat laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM), penggunaan alur pemeriksaan baru TCM dan perluasan akses penggunaan TCM TB. Alat TCM yang saat ini ada di Indonesia adalah mesin TCM dengan modul 6 color yang dapat digunakan untuk mendeteksi M. tuberculosis (MTB) dan resistensi terhadap rifampisin. Pasien yang terkonfirmasi resistan terhadap rifampisin memerlukan pemeriksaan lanjutan berupa uji kepekaan lini dua secara fenotipik yang membutuhkan waktu 3 bulan. Sementara itu teknologi pemeriksaan TB terus berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah dengan telah tersedianya mesin TCM dengan modul 10 color dan kartrid XDR yang digunakan untuk mendeteksi MTB dan resistensi terhadap INH, obat lini dua golongan fluorokuinolon dan SLID secara bersamaan dalam waktu lebih cepat. Pada bulan September 2022 telah terdistribusi
  • 43. 27 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 sebanyak 1.812 alat TCM diseluruh Indonesia yang ditempatkan di 725 Rumah Sakit, 32 laboratorium, dan 925 Puskesmas. Peningkatan jumlah layanan baik diagnosis maupun pengobatan harus diimbangi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehubungan dengan hal tersebut diselenggarakan pelatihan pemeriksaan TCM, monitoring data TBC RO serta penyegaran fasyankes mikroskopis untuk mendukung tatalaksana kasus TBC mulai dari penegakan diagnosis sampai tatalaksana pengobatan pasien sebanyak 5 angkatan pada bulan November - Desember 2022. Gambar 2.3. Pelatihan Penggunaan TCM 7) Advokasi dan Monitoring Tindak Lanjut Perpres No. 67 tahun 2021 Pada tahun 2022 dengan telah menurunnya pandemi COVID 19 di Indonsia, perhatian sudah mulai kembali difokuskan pada program tuberculosis. Upaya yang telah dilakukan dalam peningkatan penemuan kasus TBC baik sensitif obat maupun resistan obat, angka keberhasilan pengobatan, investigasi kontak dan pemberian terapi pencegahan tuberkulosis lebih diintensifkan lagi guna mencapai target indikator program TBC. Komitmen pemerintah dalam eliminasi TBC ditegaskan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada kegiatan “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC tahun 2030” dan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Penerbitan Perpres Nomor 67 Tahun 2021 adalah penegasan kembali tentang komitmen presiden dan sebagai acuan bagi kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, pemerintah desa, serta pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan penanggulangan TBC. Sebagaimana amanat pada Perpres No.67 Tahun 2021 bahwa dalam rangka koordinasi percepatan Penanggulangan TBC, dibentuk Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) di pemerintah pusat dan setiap daerah. TP2TB
  • 44. 28 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 memiliki tugas mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan eliminasi TBC secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi. Dalam menjalankan amanah tersebut TP2TB di pusat perlu melakukan supervisi program kesehatan yang merupakan kegiatan pembinaan untuk memperbaiki faktor-faktor yang memengaruhi proses pelaksanaan program kesehatan di lapangan. Supervisi di tingkat pusat ke tingkat di bawahnya merupakan penerapan fungsi pengawasan dan pembinaan kepada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam pelaksanaan program TBC nasional yang melibatkan organisasi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan serta multisektor lainnya. Kegiatan ini diharapkan akan memberikan rekomendasi dan langkah tindak lanjut untuk mengatasi hambatan dalam penerapan amanat pada Perpres No. 67 Tahun 2021 di pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota. Pada Triwulan IV tahun 2022 sudah dilaksanakan Advokasi dan Monitoring Tindak Lanjut Perpres No. 67 tahun 2021 pada Provinsi dengan beban kasus TB yang tinggi seperti: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, serta Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Kegiatan advokasi diikuti oleh Perwakilan Kemenko PMK, Kantor Staf Presiden, Kemendes, Setkab, Kemendagri, Kemenkes dan Mitra. Gambar 2.4. Pertemuan Advokasi Perpres No 67 tahun 2021 antara Tim Pusat dengan Sekda dan perwakilan daerah di Provinsi Jawa Barat 8) Akselerasi penemuan kasus yang belum ditemukan (undetected cases) melalui kegiatan active case finding (skrining gejala TBC dan X-ray) pada kontak serumah. Pada tahun 2022 telah dilakukan skrining gejala pada populasi umum di 7 kabupaten/kota yakni Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, dan Kota Surabaya. Hasilnya yakni ditemukan 125 kasus (0,3%) dari total 41.960 orang yang diskrining. Pada tahun yang sama juga dilakukan skrining gejala dan X-ray di 3 kabupaten/kota yakni Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor yang menghasilkan kasus
  • 45. 29 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 TBC yang terkonfirmasi bakteriologis sebesar 73 orang (2,2%) dan 238 (7,3%) kasus TBC yang terdiagnosis klinis dari jumlah yang diskrining TBC sebesar 3.246 orang. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka dilakukan upaya akselerasi penemuan kasus yang belum ditemukan (undetected cases) melalui kegiatan active case finding yakni skrining gejala TBC dan X-ray pada kontak serumah di 8 provinsi prioritas yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan pada bulan November 2022 sampai April 2023. Pada kegiatan skrining TBC yang dilakukan ini akan dipantau sampai pemberian TPT atau OAT. Sehingga, harapannya juga dapat meningkatkan cakupan pemberian TPT di Indonesia. Gambar 2.5. Active Case Finding TBC 4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000 penduduk, telah mencapai 455 Kab/Kota dari target 484 Kab/Kota dengan capaian kinerja sebesar 94% Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 22 tahun 2022 tentang penanggulangan malaria serta dokumen rencana strategi (Renstra) 2020-2024 bahwa sampai tahun 2024, Indonesia harus mencapai API < 1 per 1000 penduduk sebesar 500 kabupaten/kota. Annual Parasite Incidence (API) merupakan angka kesakitan malaria per 1000 penduduk berisiko dalam satu tahun. Capaian indikator API < 1 merupakan salah indikator utama persyaratan eliminasi malaria, selain tidak ada kasus indigenous selama 3 tahun berturut-turut dan positivity rate (PR) mencapai < 5 %. Secara kumulatif pada tahun 2022 terdapat 455 kabupaten/kota dengan API < 1/1000 penduduk, dimana sekitar 89% penduduk Indonesia berada di wilayah bebas malaria, sedangkan 11% penduduk masih berada pada daerah dengan endemis malaria, seperti digambarkan berikut ini:
  • 46. 30 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Gambar 2.6. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2022 Tabel berikut ini menunjukkan capaian penduduk berdasarkan endemisitas di Indonesia pada tahun 2022 yakni : Tabel 2.2. Capaian Penduduk Berdasarkan Endemisitas 2022 Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 372 Kab/Kota (72%) telah bebas malaria sedangkan 142 Kab/Kota di Indonesia masih berada pada daerah endemis malaria. Jumlah Kab/Kota pada tahun 2022 yang mencapai API < 1 per 1000 penduduk sebanyak 455 kabupaten/kota dari target yang ditentukan sebesar 484 kab/kota atau pencapaian kinerja sebesar 94%. Berikut jumlah Kab/Kota dengan API < 1/1000 penduduk: No Endemisitas Penduduk 2022 Kabupaten 2022 Jumlah % Jumlah % 1 Eliminasi (Bebas Malaria) 243,796,793 89% 372 72% 2 Endemis Rendah (API <1‰) 21,420,100 8% 83 16% 3 Endemis Sedang (API 1 - 5 ‰) 5,830,541 2% 30 6% 4 Endemis Tinggi (API > 5 ‰) 3,811,660 1% 29 6% TOTAL 274,859,094 100% 514 100%
  • 47. 31 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Tabel 2.3. Jumlah Kab/Kota dengan API 1/1000 penduduk Tahun 2022 NO PROVINSI JUMLAH KAB/ KOTA Kabupaten/Kota API < 1 per 1000 penduduk Kabupaten/ Kota API > 1 per 1000 penduduk % API < 1 per 1000 penduduk 1 Aceh 23 23 0 100% 2 Sumatera Utara 33 30 3 91% 3 Sumatera Barat 19 18 1 95% 4 Riau 12 12 0 100% 5 Jambi 11 11 0 100% 6 Sumatera Selatan 17 17 0 100% 7 Bengkulu 10 10 0 100% 8 Lampung 15 15 0 100% 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 7 0 100% 10 Kep. Riau 7 7 0 100% 11 Dki Jakarta 6 6 0 100% 12 Jawa Barat 27 27 0 100% 13 Jawa Tengah 35 35 0 100% 14 Di Yogyakarta 5 5 0 100% 15 Jawa Timur 38 38 0 100% 16 Banten 8 8 0 100% 17 Bali 9 9 0 100% 18 Nusa Tenggara Barat 10 10 0 100% 19 Nusa Tenggara Timur 22 13 9 59% 20 Kalimantan Barat 14 14 0 100% 21 Kalimantan Tengah 14 13 1 93% 22 Kalimantan Selatan 13 13 0 100% 23 Kalimantan Timur 10 6 4 60% 24 Kalimantan Utara 5 5 0 100% 25 Sulawesi Utara 15 14 1 93% 26 Sulawesi Tengah 13 13 0 100% 27 Sulawesi Selatan 24 23 1 96% 28 Sulawesi Tenggara 17 17 0 100% 29 Gorontalo 6 6 0 100% 30 Sulawesi Barat 6 6 0 100% 31 Maluku 11 7 4 64% 32 Maluku Utara 10 9 1 90% 33 Papua Barat 13 3 10 23% 34 Papua 29 5 24 17% Total 514 459 55 89% Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria
  • 48. 32 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Berdasarkan tabel diatas, sebanyak sebanyak 89% kabupaten/kota di Indonesia telah mencapai API<1 per 1000 penduduk, dimana pada tahun 2022 terdapat 26 Provinsi yang telah mencapai API < 1 per 1000 penduduk. Provinsi dengan Kab/Kota API <1/1000 penduduk adalah Provinsi Papua (17%) dan Papua Barat (23%). Tren capaian Kab/Kota yang mencapai API <1/1000 penduduk digambarkan dalam grafik berikut ini: Grafik 2.13. Capaian Jumlah Kabupaten/Kota mencapai API Malaria < 1/1000 penduduk Tahun 2018-2022 Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023 Grafik di atas menunjukkan tren capaian Kab/Kota mencapai API <1/1000 penduduk mengalami peningkatan selama tahun 2018 (453 Kab/Kota), tahun 2019 (460 Kab/Kota), tahun 2020 (467 Kab/Kota), tahun 2021 (471 Kab/Kota) dan menurun pada tahun 2022 (459 Kab/Kota). Selain itu, selama 3 tahun berturut-turut yakni tahun 2020- 2022, indikator ini tidak mencapai target seperti dalam grafik berikut ini: Grafik 2.14. Target dan Capaian Kab/Kota mencapai API < 1/1000 penduduk Tahun 2020-2024 Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023 2018 2019 2020 2021 2022 Target 390 400 466 475 484 Capaian 453 460 467 471 459 kinerja 116% 115% 101% 99% 95% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 0 100 200 300 400 500 600
  • 49. 33 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Dari grafik diatas terlihat bahwa pada gap target dan capaian cukup besar pada tahun 2022 bila dibandingkan dengan tahun 2021 dan 2022, dengan kenaikan target 1.8% dari tahun 2021 ke 2022, capaian mengalami penurunan sebesar 2.5%. Hal ini bukan berarti kinerja tahun 2022 lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya tetapi karena adanya perubahan strategi penemuan yang dilakukan menjadi active case finding di masyarakat. Bila dibandingkan dengan Indikator Sasaran Strategis (ISS) dalam RPJMN dan Renstra Kemenkes yakni eliminasi malaria maka API <1/1000 penduduk merupakan salah satu kriteria utama untuk menilai eliminasi malaria selain Positivity Rate < 5% dan tidak adanya penularan setempat malaria selama tiga tahun berturut-turut. Dengan demikian semakin banyak Kab/Kota yang mencapai API <1/1000 penduduk maka semakin banyak pula Kab/Kota yang mencapai eliminasi malaria. Untuk mencapai target eliminasi malaria maka diperlukan indikator komposit untuk mendukung tercapainya cakupan yaitu persentase konfirmasi sediaan darah serta persentase pengobatan standar yang juga merupakan indikator Pemantauan Program Prioritas Janji Presiden tahun 2022 oleh Kemenko PMK dan KSP (Kantor Staf Presiden). Persentase pemeriksaan sediaan darah adalah persentasi suspek malaria yang dilakukan konfirmasi laboratorium baik menggunakan mikroskop maupun Rapid Diagnostik Test (RDT) dari semua suspek yang ditemukan. Target dan capaian indikator persentase pemeriksaan darah adalah sebagai berikut: Grafik 2.15. Persentase Pemeriksaan Sediaan Darah Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023
  • 50. 34 Profil Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2022 Target nasional adalah 95% dengan capaian tahun 2022 jumlah suspek sebanyak 3,395,811 dari jumlah suspek tersebut dikonfirmasi laboratorium sebanyak 3.358.447 (98%) baik menggunakan RDT atau mikroskop. Berdasarkan data masih terdapat 6 provinsi yang belum mencapai target 95% suspek yang dikonfirmasi dengan capaian provinsi terendah yaitu Provinsi DI Yogyakarta sebesar 78% suspek yang diperiksa laboratorium dari keseluruhan suspek yang ditemukan. Pemberian terapi pengobatan pada pasien malaria saat ini telah diatur sesuai Kepmenkes No. 556 tahun 2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Malaria, dimana pasien positif malaria (berdasarkan pemeriksaan lab) diobati dengan menggunakan ACT dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan pasien. ACT (Artemisinin based Combination Therapy) merupakan obat yang saat ini dianggap paling efektif untuk membunuh parasit Malaria. Persentase Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACT (Artemisinin based Combination Therapy) adalah proporsi pasien Malaria yang diobati sesuai standar tata laksana malaria dengan menggunakan ACT. Artemisinin based Combination Therapy (ACT) saat ini merupakan obat yang paling efektif untuk membunuh parasit Malaria. Pemberian ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Target dan capaian indikator Persentasi Pasien Malaria positif yang diobati sesuai standar ACT adalah sebagai berikut: Grafik 2.16. Persentasi Malaria Positif diobati sesuai standar Sumber data: Laporan Tim Kerja Malaria, 22 Januari 2023