3. Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Self‐Directed
Learning pada Siswa SMA
Pembentukan Kemandirian
Belajar Siswa
Sumber Sosial Kemandirian Belajar
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan
yaitu ada hubungan positif antara dukungan sosial orang tua
dengan kemandirian belajar pada siswa sekolah menengah
atas.
Jika dukungan sosial = Tinggi, maka kemandirian belajar = Tinggi
Jka dukungan sosial = Rendah, maka kemandirian belajar = Rendah
4. Efektivitas Metode Problem-Based Learning
dalam Pembelajaran Mata Kuliah Teori
Berdasarkan evidensi jurnal tersebut tampak bahwa secara umum
pembelajaran dengan metode PBL oleh dosen yunior perempuan
easy-going lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang sama
oleh dosen senior-lelaki-demanding. Efektivitas itu khususnya
terletak pada kemampuannya mendorong mahasiswa
mengalokasikan waktu yang lebih panjang untuk belajar. Efektivitas
proses ini selanjutnya diduga menunjang efektivitas hasilnya juga,
terbukti dari prestasi belajar Subjek asuhan dosen yunior perempuan-
easy-going yang secara signifikan juga lebih tinggi dibandingkan
prestasi belajar Subjek asuhan dosen senior lelaki demanding.
Sehingga dapat di simpulkan menyangkut pengaruh perbedaan dosen
terhadap hasil dan proses pembelajaran baik dengan metode PBL
maupun tradisional pada mata kuliah teori seperti Psikologi,dan dalam
jurnal tersebut dapat di lihat metode pembelajaran PBL terbukti lebih
efektif dibandingkan metode pembelajaran tradisional untuk
pembelajaran mata kuliah teori seperti Psikologi.
5. Model Bimbingan Belajar Behavioristik Untuk Meningkatkan
Kreativitas Belajar Siswa
Pengertian model bimbingan
belajar behavioristik adalah
layanan bimbingan
konseling dalam bidang
pengembangan belajar
untuk meningkatkan
kreativitas belajar siswa.
Prinsip-prinsip :
(1) Reinforcement and Punishment
(2) Primary and Secondary
Reinforcement
(3) Schedules of Reinforcementt
(4) Contingency Management;
(5) Stimulus Control in Operant
Learning;
(6) The Elimination of Responses.
Tujuan model bimbingan belajar behavioristik
adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar
siswa, mencakup
(1) kemampuan berpikir kreatif (aptitude) yaitu
kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes
(fleksibel), berpikir rasional, keterampilan menilai
(mengevaluasi)
(2) kemampuan berpikir afektif (non-aptitude)
yaitu rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa
tertantang oleh kemajuan, berani mengambil
risiko, dan bersifat menghargai.
6. Efektivitas model bimbingan belajar behavioristik dalam
meningkatkan kreativitas belajar siswa SMA adalah dari
sebelumnya 70,17% menjadi 76,46%. Hal ini berarti
terjadi kenaikan sebesar 6,29%. Peningkatan tersebut
terjadi pada semua aspek kreativitas. Peningkatan yang
menonjol yaitu pada siswa dengan kreativitas tinggi
sebesar 38% dan munculnya kelompok siswa dengan
kreativitas sangat tinggi sebesar 6%.
Saran kepada pihak sekolah :
(1) Kepada para guru agara lebih memperhatikan prinsip-
prinsip pendekatan behavioral dalam memberikan
layanan kepada siswa
(2) Kepada kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan
dalam menciptakan kondisi lingkungan yang
kondusif bagi pengembangan kreativitas siswa.