1. NAMA : JAINAL ILMI
NIM : 201310230311049
KELAS : A PSIKOLOGI 2013
LET’S THINK ABOUT “DERMATOLOGYPHIC”...
2. Sejarah ilmu sidik jari?
1. John Evangelist Purkinje (1823)
Seorang profesor di Universitas Breslau, Jerman. Beliau
mengklasifikasikan pola sidik jari kedalam 9 kategori dan memberi
nama pada masing-masing kategori, yaitu : arch, tented arch,
ulnar loop, radial loop, peacock’s eye/compound, spiral whorl,
elliptical whorl, circular whorl, and double loop/composite.
Meskipun beliau hanya bisa mengklasifikasikan sidik jari kedalam 9
kategori, tetapi kontibusi beliau sangat penting untuk penelitian
selanjutnya.
2. Hermann Welcker (1856)
Seorang antropolog asal Jerman dan profesor di Univesitas Halle.
Beliau memulai penelitiannya dengan membuat cetakan tangan
kanannya sendiri pada tahun 1856 dan kemudian pada tahun
1897.
3. Sir William Herschel James (1858)
Pegawai Pemerintah Inggris yang bekerja di Bengal. Mengamati
bahwa permukaan tangan itu bergaris-garis, dan bahwa sidik jari
tiap orang itu khas, serta tak berubah.
3. 4. Dr Henry Faulds (1880)
Dr Faulds menerbitkan sebuah artikel dalam Journal Ilmiah, "nautre"
(alam). Dia membahas sidik jari sebagai alat identifikasi pribadi, dan
penggunaan printer tinta sebagai metode untuk mendapatkan sidik
jari tersebut.
5. Sir Francis Galton (1893)
Seorang penulis buku pertama tentang sidik jari. Selain itu dia juga
mampu menerapkan metode statistik untuk mempelajari perbedaan
manusia dan warisan kecerdasan. Sebagai penyidik dari pikiran
manusia, Sir Galton mendirikan psikometri (ilmu tentang pengukuran
kemampuan mental) & diferensial psikologi bersama dengan
hipotesis leksikal kepribadian. Dia menemukan cara untuk
mengklasifikasi sidik jari yang memberikan kontribusi baik dalam ilmu
forensik.
6. Sir Edward Richard Henry (1894)
Inspektur Jenderal Polisi untuk Provinsi Bawah, Bengal, berkolaborasi
dengan Galton pada metode klasifikasi sidik jari. Ketika sistem
klasifikasi dikembangkan dan terbukti efektif itu diverifikasi untuk
dilakukan review komparatif antropometri dan sidik jari. Sistem ini
bernama Henry Classification System dan itu terbukti menjadi
tonggak awal dalam pemetaan sidik jari.
4. Perkembangan Ilmu Sidik Jari?
- Dactyloscopy, diambil dari bahasa yunani, dactylos yang berarti jari
jemari/garis jari dan scopein artinya mengamati atau meneliti. Dari
pengertian tersebut kemudian diambillah sebuah istilah dari bahasa
inggris Dactyloscopy yaitu ilmu penggunaan sidik jari sebagai alat
identifikasi yang diperlukan dalam pelaksana hukum modern.
- Dermatoglyphic berasal dari bahasa yunani yang dibagi menjadi
dua kata, yakni derma yang berarti kulit dan glyph yang berarti
ukiran. Ilmu ini mendasarkan pada teori epidermal atau garis-garisan
pada permukaan kulit, ilmu ini meyakini bahwa garis-garis atau
gelombang-gelombang yang ada pada permukaan kulit (jari
tangan, jari kaki, telapak tangan dan telapak kaki) mengisyaratkan
DNA dari sel otak atau kondisi genetis seseorang dan potensi
kecerdasan seseorang.
- Hingga sekarang lahir tes DMI (Dermatoglyphic Multiple
Intellegence) dan Fingerprint Analysis.
6. NURTURE
1.Sampai sekarang ilmu tentang sidik jari terus
berkembang, dari teknik analisis Sidik Jari yang awalnya
hanya untuk identifkasi fisik, berkembang menjadi teknik
identifikasi psikis (kejiwaan) juga,
2.Mengutip pendapat dari Pak Sarlito Wirawan Sarwono
bahwa dari sejumlah 40.000 jurnal psikologi yang
tersimpan di Asosiasi Psikologi Amerika (APA) tidak
ditemukan adanya hubungan sidik jari dengan bakat,
kepribadian atau kecerdasan anak.
3.Adanya faktor mencari keuntungan yang membuat stimulus
yang berlebihan seolah-olah tes sidik jari adalah 100%
ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan karena berdasarkan
penelitian dengan jangka waktu yang panjang. Bahkan ada
beberapa yang mengklaim tingkat akurasi kebenaran
mencapai 87%. Padahal ada faktor lingkungan yang
mempengaruhi perilaku seseorang bukan dari faktor genetis
melulu.
7. KESIMPULAN
100 % Fenotip = 20% Genetik + 80% Lingkungan
Pak Sarlito dan para
Psikolog Barat
lainnya
Fingerprint ; 20% aktif
untuk mencari
lingkungan yang
mendukung faktor
genetiknya.
8. REFERENSI :
http://sidikjariindonesia.com/sejarah-dermatoglyphics-analisa-sidikjari.html
http://mydna-jaktim.com/2013/06/sejarah-ilmu-dermatoglyphics/
http://www.uniquefingerprint.com/2010/11/sejarah-erkembangan-ilmu.html
http://maisaromanis.wordpress.com/2010/01/08/penemuan-sidik-jari/
http://primagamabogor.blogspot.com/2011/11/penjelasan-dermatoglyphics-multiple.
html
http://widhihandoko.com/?p=380
http://gabohong.blogspot.com/2011/12/sejarah-ditemukannya-sidik-jari.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Dermatoglyphics
http://www.iami-india.com/dermatoglyphics.php
http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/19/analisis-minat-dan-potensi-anak-dengan-
tes-sidik-jari-mungkinkah-364038.html
http://jojimmy.net/2012/05/14/dermatoglyphics-facts/
http://mushikutsuka.blogspot.com/2013/01/tes-sidik-jari-menggunakan-dmi.
html
http://fingerprinttest.blogspot.com/
http://lihatsidikjarimu.wordpress.com/2011/02/12/apa-itu-fingerprint-analysis-
analisa-sidikjari-2/
http://stifinlamongan.blogspot.com/2012/01/tes-sidik-jari-stifin-penipuan.
html