1. 1
BAB I
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM DAN PROFESIONALISME
A. PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia akan mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Kemampuan yang dimiliki
manusia mampu berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik,
maupun lingkungan sosial, menempatkan peranan, posisi, tugas dan
tanggung jawab sebagai makhluk sosial. 1
Pendidikan merupakan suatu wadah untuk menciptakan interaksi
antara pendidikan dan anak didik yang didalamnya mengandung nilai,
kedua-duanya mempunyai tugas, posisi dan tanggung jawab yang berbeda.
Pendidikan bertanggung jawab untuk mengantarkan anak didik kearah
kedewasaan susila yang cakap dengan memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan dan dengan bantuan dan bimbingan dari pendidik.2
Dalam dunia proses belajar mengajar yang disingkat menjadi
PBM, sebuah ungkapan popular kita kenal dengan "metode jauh lebih
penting dari materi” demikian urgennya metode dalam proses pendidikan
dan pendidikan.3
Urgensi metode pendidikan berasal dari kenyataan yang
menunjukan bahwa materi kurikulum pendidikan Islam tidak akan dapat
diajarkan melainkan di berikan dengan cara khusus. Ketidaktepatan dalam
1
. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : KALAM MULIA, 2008), h.19
2
. Ibid.
3
. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1997), h. 70
1
2. 2
penerapan metode ini, kiranya akan menghambat proses belajar mengajar
dan akan berakibat membuang waktu dan tenaga, maka dari itu seorang
pendidik dihimbau untuk selalu memberikan metode pendidikan yang
disyariatkan oleh al-Qur'an. Salah satu metode pendidikan yang perlu
dikembangkan termuat dalam surat An-Nahl ayat 125.4
Selanjutnya pendidikan dalam bahasa inggrisnya yaitu
EDUCATION yang berarti taransfer knowledge yang terus menerus dan
berkesinambungan. Dalam bahasa arab pendidikan itu adalah Tarbiyah
yang berarti didikan yang mengutamakan pembentukan karakter, akhlak
dan budi pekerti yang islmi.
Sedangkan Islam itu berarti secara umum yaitu selamat dari kata
aslama-yuslimu-islaman.
Jadi dapat dipahami bahawa pendidikan islam ialah pendidikan
yang bernapaskan islam yang di dalamnya sudah terukir dan tersirat nilai-
nilai islam yang sangat kental dan kokoh.
Kalau kita singgung kembali pengertian makna dasr pendidikan itu
sendiri maka asal kata pendidikan itu sebagai berikut;
Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa
arabnya adalah tarbiyah dengan kata kerja robba. Kata pengajaran dalam
bahasa arabnya adalah ta’lim, dengan kata kerejanya allama. Pendidikan
dan pengajaran dalam bahasa arabnya tarbiyah wa ta’lim sedangkan
pendidikan islam dalam bahsa arabnya adalah Tarbiyatul Islamiyah.5
Di dalam al-qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyat, namun
terdapat istilah lain yang seakar dengannya, yaitu al-robb, robbayani,
murobbiy, yurbiy dan robbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan
kata robbaniy. Menurut abdul mujib masing-masing tersebut sebenarnya
4
. Al-Qur’an Surah an-nahl ayat-125
5
Zakiah Drajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.19
3. 3
memiliki kesamaan makna, walaupun dalam konteks tertentu memiliki
perbedaan.6
Adapun konsep pendidikan islam itu, istilah pendidikan berasal
dari kata didik dengan memberikan awalan pe dan akhiran an,
mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya).7
Istilah pendidikan
ini semula besart dari bahas yunani yaitu paedagogie, yang berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan education yang berarti
pengembangan datau bimbingan.
Dari beberapa pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa
pengertian pendidikan Islam adalah; proses transformasi dan internalisasi
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui
penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai
keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Sehingga
dapat dijabarkan pada enam pokok pikiran hakekat pendidikan Islam
yaitu;
a. Proses tranformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Isla harus
dilakukan secara berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah,
penanaman nilai/ilmu, pengarahan, pengajaran dan pembimbingan
kepada anak didik dilakukan secara terencana, sistematis dan
terstuktur dengan menggunakan pola, pendekatan dan metode/sistem
tertentu.
b. Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada
pemberian dan pengahayatan, pengamalan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bercirikhas
Islam, dengan disandarkan kepada peran dia sebagai khalifah fil ardhi
dengan pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama
manusia (hablum minannas) dan hubungan dengan alam sekitas
(hablum min al-alam).
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : KALAM MULIA), h. 14
7
Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai Pustaka, 1976),
h.250
4. 4
c. Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam
praktek pendidikan harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah.
Yaitu: a) nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang
tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni nama-nama yang indah yang
sebenarnya karakter idealitas manusia yang selanjutnya disebut fitrah,
inilah yang harus dikembangkan. b) Nilai yang bersumber dari hukum-
hukum Allah, yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai
ini merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa
manusia yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.
d. Pada diri peserta didik, maksudnya pendidikan ini diberikian kepada
peserta didik yang mempunyai potensi-potensi rohani. Potensi ini
memmungkinkan manusia untuk dididik dan selanjutnya juga bisa
mendidik.
e. Melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, tugas
pokok pendidikan Islam adalah menumbuhkan, mengembangkan,
memelihara, dan menjaga potensi manusia, sehingga tercipta dan
terbentuklah kualitas generasi Islam yang cerdas, kreatif dan produktif.
f. Menciptakan keseimbangan dan kesempurnaan hidup, dengan kata lain
‘insan kamil’ yaitu manusia yang mampu mengoptimalkan potensinya
dan mampu menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani, dunia
dan akherat. Proses pendidikan yang telah dijalani menjadikan peserta
didik bahagia dan sejahtera, berpredikat khalifah fil ardhi.8
2. Tujuan Pendidikan Islam
a) Pengertian Tujuan
Istilah tujuan atau sasaran atau maksud dalam bahasa arab
dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan
dalam bahasa inggris, istilah tujuan dinyatakan dengan goal atau
purpose atau objective atau aim. Secara am isyilah-istilah itu
mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perbuatan
atau yang hendak dicapai melalui uapaya atau aktivitas.9
Menurut Zakiah Drajat dalam Ramayulis tujuan adalah suatu
yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.
8
Al-Munawwar Aqil Said Husein, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani: Dalam Sistem
Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Press, 2005.)h.20
9
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aklsara, 1991,), h.222
5. 5
Sedangakan menurut Arifin dalam Ramayulis mendefinisikan
tujuan itu menujjukan kepada futuritas (masa depan) yang terletak
suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha
melaui proses tertentu.10
Jadi tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu
kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak
yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu
tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education.)
Adapun tujuan pendidikan secara umum yaitu merupakan
perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalamai proses
pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya
maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu
hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan,
juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan
proses pendidikan.11
Sebagai pendidikan yang nota beninya Islam, maka tentunya dalam
merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan
tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah;
a. Ahmad D Marimba; tujuan pendidikan Islam adalah; identik
dengan tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia
munurut Islam adalah untuk menjadi hamba allah. Hal ini
mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-
Nya
b. Dr. Ali Ashraf; ‘tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia
yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat
individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umunya” .
c. Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the fist and highest goal of
Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan
10
Ibid, h.3
11
. Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengatar Ilmu Manajemen,buku paduan Mahasiswa, (
Jakarta : Gramedia Pustaka, 1996), h.260
6. 6
pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan
budi pekerti dan pendidikan jiwa)”
d. Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk
manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak
cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta
mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan
berpendirian teguh”.12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpul bahwa
tujuan dari pendidikan secara umumnya yaitu membentuk kepribadian
masing-masing individu (personal).
B. METODE PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi,
kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan
hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan” atau “cara”13
.
Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang
berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan.14
Sedangkan dalam bahasa Inggris
metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.15
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan
definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah
disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
12
. Al-Munawwar Aqil Said Husein, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani: Dalam Sistem
Pendidikan Islam, ( Ciputat Press. Ciputat, 2005),h.25
13
Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta : Kalam mulia, 2009) hlm. 209
14
Shalih Abd. Al Aziz, at tarbiyah wa thuriq al tadris, (Kairo, maarif, 119 H), hal. 196
dalam Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2008), hal. 2-3.
15
John M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1995) hal. 379.
7. 7
1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah
cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan..
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
oleh seorang guru atau instruktur.
3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk
menciptakan proses pembelajaran.
4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar
bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh
guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang
diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana
alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk
mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka.16
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai
pengertian metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode
adalah :
1. Adanya tujuan yang hendak dicapai
2. Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
3. Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
4. Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.
Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna
berdekatan dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi.
Pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang
harus diajarkan dapat juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang
bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau
16
Omar Mohammad, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hal.
553
8. 8
cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran
dapat dipahami dan digunakan dengan baik.
2. Asas Metode Pendidikan Islam
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut
permasalahan individual atau social peserta didik dan pendidik itu
sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus
memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab
metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan
pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik
haruslah mengacu pada asas-asas/dasar-dasar metode pendidikan
tersebut. Asas metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah Azas
Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan
Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam
merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya
berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi
nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
3. Karakteristik Metode Pendidikan Islam
Diantara karakteristik metode pendidikan Islam:
1. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari
pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya
tetap didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang
universal.
2. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak
dapat dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan
tertinggi dari pendidikan Islam
3. Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam artian
senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang melingkupi proses kependidikan
9. 9
Islam tersebut, baik dari segi peserta didik, pendidik, materi
pelajaran dan lain-lain.
4. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi
terciptanya interaksi edukatif yang kondusif .
5. Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan
proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien.17
6. Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran
yang lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan
dan bersifat universal sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam
pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits.
Diantara metode- metode tersebut adalah Metode Ceramah, Metode
Tanya jawab, Metode diskusi, Metode Pemberian Tugas, Metode
Demontrasi, Metode eksperimen, Metode Amsal/perumpamaan, Metode
Targhib dan Tarhib, Metode pengulangan (tikror)
C. PROFESIONALISME
1. Pengertian Profesi, Profesional dan Profesionalisme
Profesi merupakan suatu jabatan atau keahlian atau
keterampilan dari pelakunya.
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai
dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat
dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan
“siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan
yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
17
Samsu Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm. 70-71
10. 10
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk
pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal
dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan
yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan
adanya tingkatan dalam masyarakat.
Sedangkan Profesional adalah orang yang menyandang suatu
jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan
atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya,
dan Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap
profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan
dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk
mengembangkan kemampuan professional.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai
makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya18
Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau
kualitas dan seseorang yang professional. Profesionalisme adalah
sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
18
www.http://kamus besar Bahasa Indonesia, diakses tanggal 20 November 2013
11. 11
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.19
2. Ciri-ciri Profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa
mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional.
Kualitas profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:
a) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai
ideal. Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu
berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah
ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang
dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan
“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling
sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
b) Meningkatkan dan memelihara imej profesion. Profesionalisme yang
tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan
dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku
profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara
misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap
tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
c) Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan
profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti
pengetahuan dan keterampiannya.
d) Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion.20
Profesionalisme ditandai dengan kualitas derajat rasa bangga
akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar
seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya.
19
http://www.Alhanifiah.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-dan-ciri-ciri-
profesionalisme-serta-kode-etik-profesi
20
.Syaful Sagala, Administrsi Pendidikan, (Jakarta : CV. Kalam Mulia, 2008), h.25
12. 12
BAB II
KESIMPULAN
Berdasarkan dari wacana yang berkenaan dengan pendidikan Islam dan
profesionalisme dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pendidikan Islam adalah; proses transformasi dan internalisasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui penumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan
kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Sehingga dapat dijabarkan pada
enam pokok pikiran hakekat pendidikan Islam yaitu;
A. Proses tranformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Isla harus
dilakukan secara berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah,
penanaman nilai/ilmu, pengarahan, pengajaran dan pembimbingan
kepada anak didik dilakukan secara terencana, sistematis dan terstuktur
dengan menggunakan pola, pendekatan dan metode/sistem tertentu.
B. Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada
pemberian dan pengahayatan, pengamalan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bercirikhas Islam,
dengan disandarkan kepada peran dia sebagai khalifah fil ardhi dengan
pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama manusia
(hablum minannas) dan hubungan dengan alam sekitas (hablum min al-
alam).
C. Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam
praktek pendidikan harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah.
Yaitu: a) nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang
tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni nama-nama yang indah yang
sebenarnya karakter idealitas manusia yang selanjutnya disebut fitrah,
inilah yang harus dikembangkan. b) Nilai yang bersumber dari hukum-
12
13. 13
hukum Allah, yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai
ini merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa
manusia yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.
D. Pada diri peserta didik, maksudnya pendidikan ini diberikian kepada
peserta didik yang mempunyai potensi-potensi rohani. Potensi ini
memmungkinkan manusia untuk dididik dan selanjutnya juga bisa
mendidik.
E. Melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, tugas pokok
pendidikan Islam adalah menumbuhkan, mengembangkan, memelihara,
dan menjaga potensi manusia, sehingga tercipta dan terbentuklah
kualitas generasi Islam yang cerdas, kreatif dan produktif.
Adapun profesi dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan
dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut
keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan
atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang,
akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang
dikembangkan khusus untuk itu.
Dan profesionalisme itu sendiri profesionalisme merupakan "roh" yang
menggerakkan, mendorong, mendinamisasi dan membentengi TNO dari
tendensi penyimpangan serta penyalahgunaannya baik secara internal maupun
eksternal, dan setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme
karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian
dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya,
serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Karim
Abu ahmadi nur uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Rineka Cipta,
Media, 1992
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengjaran Islam, Bnadung, PT. Remaja Rosdakarya,
cet. 3 1996
Depag RI. Al-Qur'an Dan Terjemahnya, (Semarang : C.V. Toha Putra, 1989)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : KALAM MULIA, 2008
Shalih Abd. Al Aziz, at tarbiyah wa thuriq al tadris, (Kairo, maarif, 119 H),
dalam Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta :
Kalam Mulia, 2008)
Syaibani Oemar Muhammad At-Taomi, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Dr.
Hasan Langgulung dan Dr. A.S. Broto, Bulan Bintang, 1979
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.