SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
APBN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
Dezgy Rizky T A10140513
Pradita Oktavira A10140514
M. Ikbar A10140529
Rizqi Fauzia A10140555
Yogie Guntur A10150169
Nadya Laudita A10150170
PENGERTIAN APBN
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR – RI). APBN
berisi dafatr sistematis dan terperinci yang memuat renaca
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
APBN, perubahan dan pertanggung jawaban APBN setiap
tahunnya ditetapkan dengan Undang – Undang.
DASAR HUKUM APBN
 Undang – Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang
paling tertinggi dalam struktur perundang – undangan di
Indonesia. Oleh karena itu, pengaturan mengenai keuangan
negara selalu didasarkan pada undang – undang ini,
khusunya dlam BAB VIII Undang – Undang Dasar 1945
Amandemen IV pasal 23 yang mengatur tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
FUNGSI DAN PERAN APBN
 APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan
pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan pemerintah
dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan nasional, mencapai stabilitas ekonomi dan menentukan arah
serta prioritas pembangunan secara umum.
 APBN memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan
pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggran
harus dimasukan dalam APBN. Surplus penerimaan dapat digunakan
untuk membiayaai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
1. APBN Sebagai Alat Mobilisasi Dana Investasi
 APBN di negara – negara berkembang adalah sebagai alat untuk
memobilisasi dana investasi dan bukannya sebagai alat untuk
mencapai sasaran stabilitas jangka pendek. Oleh karena itu besarnya
tabungan pemerintah pada suatu tahun sering dianggap sebagai
ukuran keberhasilan kebijakan fiskal baik pengeluaran maupun
penerimaan. Pemerintah memiliki pengaruh atas pendapatan
nasional. Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan
nasional (expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat
mengurangi pendapatan nasional (contractionary).
2. APBN Sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi
 1. Pemerintah menentukan beberapa kebijaksanaan di
bidang anggaran belanja dengan tujuan mempertahankan
stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam arti
bahwa pengeluaran total tidak melebihi penerimaan total.
 2. Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke
waktu dengan tujuan agar mampu menghilangkan
ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pembangunan.
LANJUTAN…
 3. Basis perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur –
angsur dengan cara mengintensifkan penaksiran pajak dan
prosedur pengumpulannya.
 4. Prioritas harus diberikan pada pengeluaran – pengeluaran
produktif pembangunan, sedangkan pengeluaran –
pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi pada perusahaan –
perusahaan negara dibatasi
 5. Kebijaksanaan anggaran diarahkan pada sasaran untuk
mendorong pemanfaatan secara maksimal sumber – sumber
dalam negeri.
3. Dampak APBN Terhadap Perekonomian
 Cara untuk menggolongkan pos – pos penerimaan dan
pengeluaran yang masing – masing menghasilkan tolak ukur
yang berbeda mengenai dampak APBN. Ada empat tolak
ukur dampak APBN terhadap perekonomian, yaitu :
1. Saldo Anggaran Keseluruhan
2. Konsep Nilai Bersih
3. Defisit Domestik
4. Defisit Moneter
1. SALDO ANGGARAN KESELURUHAN
 Konsep ini ingin mengukur besarnya pinjaman bersih pemerintah
dan didefinisikan sebagai :
 G – T = B = Bn + Bb + BF
 Keterangan :
G = seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar negeri),
pembiayaan transfer dan pemberian pinjaman bersih.
T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan
pajak
B = Pinjaman total pemerintah
Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor perbankan
Bb = pinjaman pemerintah dari sektor perbankan
Bf = pinjaman pemerintah dari luar negeri
LANJUTAN…
Jika pemerintah tidak mengeluarkan obligasi pada masyarakat,
maka saldo anggaran keseluruhan menjadi :
G – T – B = Bb + Bf
APBN dicatat sedemikian rupa sehingga menjadi anggaran
berimbang :
G – T – B = 0
2. KONSEP NILAI BERSIH
 Yang dimaksud defisit menurut konsep nilai bersih adalah
saldo dalam rekening lancar APBN. Konsep ini digunakan
untuk mengukur besarnya tabungan yang diciptakan oleh
sektor pemerintah, sehingga diketahui besarnya sumbangan
sektor pemerintah pada pembentukan modal masyarakat.
3. Defisit Domestik
 Saldo anggaran keseluruhan tidak merupakan tolak ukur
yang tepat bagi dampak APBN terhadap perekonomian dalam
negeri maupun pada neraca pembayaran
 Bila G dan T dipecah menjadi dua bagian (dalam negeri dan
luar negeri)
(G = Gd + Gf) DAN (T = Td + Tf)
maka persamaan (2) diatas menjadi
(Gd – Td) + (Df – Tf) = + Bf
(Gd – Td) = dampak langsung putaran pertama terhadap PDB
(Gf – Tf) = dampak langsung putaran pertama terhadap neraca
pembayaran
4. Defisit Moneter
 Konsep ini banyak digunakan dikalangan perbankan Indonesia terutama
angka – angka yang mengukur defisit anggaran belanja ini diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai data, mengenai “faktor – faktor yang mempengaruhi
jumlah uang beredar”. Defisit diukur sebagai posisi bersih (netto) pemerintah
terhadap sektor perbankan : G – T – Gf – Gb Karena Bn = 0
 Di dalam konsep ini bantuan luar negeri dianggap sebagai penerimaan,
diperlakukan sebagai pos yang tidak mempengaruhi posisi bersih. Bantuan
luar negeri tidak dilihat dari fungsinya sebagai sumber dana bagi kekurangan
pembiayaan pemerintah, namun sebagai pos pengeluaran yang langsung
dikaitkan dengan sumber pembiayaan
Struktur dan Susunan APBN
 Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah,
belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit dan
pembiayaan. Sejak tahun 2000, Indonesia telah mengubah
komposisi APBN dari T – account menjadi I – Account sesuai
dengan standar statistik keuangan pemerintah, Goverment
Finance Statisyic (GFS).
1. Pendapatan Negara dan Hibah
 Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara
umum yaitu :
1. Pajak penghasilan (PPh)
2. Pajak pertambahan nilai (PPN)
3. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
4. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
5. Cukai, dan pajak lainnya
2. Belanja Negara
 Belanja negara terdiri atas dua jenis :
1. Belanja pemerintah pusat
2. Belanja daerah
 Belanja pemerintah pusat,
adalah belanja yang digunakan
untuk membiayai kegiatan
pembangunan pemerintah
pusat, baik yang dilaksanakan di
pusat maupun di daerah.
Belanja pemerintah pusat dapat
dikelompokan menjadi
A. Belanja pegawai
B. Belanja barang
C. Belanja modal
D. Pembiayaan bunga utang
E. Subsidi BBM dan subsidi non –
BBM
F. Belanja hibah
G. Belanja sosial
 Belanja daerah, adalah belanja
yang dibagi – bagi ke
pemerintah daeah, untuk
kemudian masuk dalam
pendapatan APBD daerah
yang bersangkutan. Belanja
daerah meliputi :
A. Dana bagi hasil
B. Dana alokasi umum
C. Dana alokasi khusus
D. Dana otonomi khusus
3. Defisit dan Surplus
 Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan
pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut
defisit. Sedangakan penerimaan yang melebihi pengeluaran
disebut surplus. Sejak tahun 2000, Indonesia menerapkan
anggaran berimbang dan dinamois yang telah digunakan
selama lebih dari tuga puluh tahun. Dalam tampilan APBN,
dikenal dua istilah defisit anggaran yaitu, keseimbangan
primer (primary balance) dann keseimbangan umum (overall
balance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan
dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga.
Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi
belanja termasuk pembayaran bunga.
4. PEMBIAYAAN
 Pembayaran meliputi ;
1.Pembayaran dalam negeri, meliputi pembiayaan perbankan,
privatisasi, surat utang negara, serta penyertaan modal negara
2.Pembiayaan luar negeri, meliputi penarikan pinjaman luar
negeri, terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek
Prinsip – Prinsip dalam APBN
 Sejak Orde Baru mulai membangun, APBN kita disusun atas
dasar tiga prinsip, yaitu prinsip anggaran berimbang, prinsip
anggaran dinamis dan prinsip anggaran fungsional.
1. Prinsip Anggaran Berimbang
 1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai
sumber pembiayaan
 2) Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + SUMBER
PEMBIAYAAN ln (Bersih)
Keterangan :
PNH = Pendapatan negara dan hibah
BN = Belanja negara
DA = Defisit anggaran
PbDN = Pembiayaan DN
PkDN = Perbankan DN
Non-PkDN = Non-perbankan DN
PbLN = Pembiayaan LN
PPLN = Penerimaan pinjaman LN
PCPULN = Pembayaran cicilan pokok utang luar
negeri
BLN = Bantuan luar negeri
 PNH – BN = DA
 DAP = AP – TP
 PbDN = PkDN +
Non-Pk DN
 PbLN = PPLN –
PC PULN
2. PRINSIP ANGGARAN DINAMIS
 Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
 Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun
ketahun terus meningkat.
 Anggran dinamis relatif apabila presentase kenaikan TP (DTP0 terus meningkat
atau presentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar
negeri terus menurun.
 Anggaran dinamis relatif dapat dihitung dengan cara ;
 Prosentase perubahan TP (DTP)
DTP= (TPx-TP(x-1))/(TP(x-1)) x100%
 Prosentase ketergantungan pembiayaan
Bi= BLN/DP X100%
 Keterangan :
TPz = tabungan pemerintah tahun x
TP(x-1) = tabungan pemerintah tahun sebelumnya
B1 = tingkat ketergantungan pembiayaan dari bantuan LN
3. PRINSIP ANGGARAN FUNGSIONAL
 Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini
sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap’ dalam pembiayaan
pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan/pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan
anggaran pembangunan, maka semakin besar fungsionalitas anggaran.
 Disini perlu kiranya diberi tolok ukur kuantitatif untuk menentukan samapai seberapa jauh
makna kata “sebagai pelengkap” misalnya:
1.Bila nilai R1 ; > 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber daya utama
2.Bila nilai R1 ; 20% - 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana penting
3.Bila nilai R1 ; < 20% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana pelengkap
Instrumen dan Analisis Kebijakan Fiskal
 Karena disadari adanya pengaruh – pengaruh penerimaan maupun
pengeluaran pemerintah terhadap besarnya pendapatan nasional, maka
timbul gagasan untuk dengan sengaja mengubah – ubah pengeluaran
dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik
mengubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah inilah yang kita kenal
dengan kebijakan fiskal.
 Bagaimana pemerintah melakukan kebijakan fiskal tergantung pada
kondisi ekonomi dan tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa kebijakan
fiskal yang masing – masing akan menentukan yang digunakan.
A. INSTRUMEN KEBIJAKAN
FISKAL :
1. Pembiayaan fungsional
2. Pengeluaran anggaran
B. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL :
1. Menciptakan Stimulus Fiskal
2. Memperkuat Basis Penerimaan
3. Mendukung Program
Rekapitalisasi Perbankan
4. Mempertahankan Prinsip
Pembiayaan Defisit
C. SURAT UTANG NEGARA (SUN) :
Surat Utang Negara (SUN) adalah
surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang yang dijamin
pembayaran bunga dan pokokna
oleh negara RI sesuai masa
berlakunya. SUN digunakan oleh
pemerintah antara lain untuk
membiayai defisit APBN serta
menutup kekurangan kas jangka
pendek dalam satu tahun anggaran.
INSTRUMEN ANALISIS DAN
KEBIJAKAN FISKAL
SIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi.adapun tujuan dari dilakukannya kebijakan fiskal itu untuk :
1. Untuk meningkatkan laju investasi
2. Untuk mendorong investasi optimal secara social
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja
4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional
5. Untuk menanggulangi inflasi
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).yang di tetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
diterapkan sacara terbuka dan bertanggung jawab demi untuk kemakmuran rakyat.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAPraktisiMadrasah
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraTri Rahayu Agustina
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016EnvaPya
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Magdalena Palma Renia
 
anngara pendapatan dan belanja negara
anngara pendapatan dan belanja negaraanngara pendapatan dan belanja negara
anngara pendapatan dan belanja negaraHana Marcelina
 
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...aliya rahmawati
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Jogo Hera
 
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian (Ekonomi XI ...
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian  (Ekonomi XI ...Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian  (Ekonomi XI ...
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian (Ekonomi XI ...Nurul Khairani Firnia
 
Apbn dan apbd
Apbn dan apbdApbn dan apbd
Apbn dan apbdalfaii
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Rahayu Puspita Sari
 

What's hot (18)

APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
 
Apbd
Apbd  Apbd
Apbd
 
Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
anngara pendapatan dan belanja negara
anngara pendapatan dan belanja negaraanngara pendapatan dan belanja negara
anngara pendapatan dan belanja negara
 
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
TUGAS EKONOMI Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
 
Apbn apbd
Apbn apbdApbn apbd
Apbn apbd
 
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian (Ekonomi XI ...
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian  (Ekonomi XI ...Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian  (Ekonomi XI ...
Mekanisme penyusunan apbd & pengaruh apbd terhadap perekonomian (Ekonomi XI ...
 
Apbn dan apbd
Apbn dan apbdApbn dan apbd
Apbn dan apbd
 
Apbn dan apbd
Apbn dan apbdApbn dan apbd
Apbn dan apbd
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
 
APBN 2015
APBN 2015APBN 2015
APBN 2015
 
Bab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbdBab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbd
 

Similar to APBN DAN EKONOMI

PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxahenggtsas
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalAry Efendi
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnwandranatuna
 
Siklus 2 media xi_3.6_apbn
Siklus 2 media xi_3.6_apbnSiklus 2 media xi_3.6_apbn
Siklus 2 media xi_3.6_apbnakusajahebat
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.ppt
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.pptsk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.ppt
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.pptKambingwangiStore
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
Media APBN & APBD.pptx
Media APBN & APBD.pptxMedia APBN & APBD.pptx
Media APBN & APBD.pptxtiomasihite
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAMas CR
 

Similar to APBN DAN EKONOMI (20)

PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)Keuangan (anggaran)
Keuangan (anggaran)
 
Ekonomi APBN
Ekonomi APBNEkonomi APBN
Ekonomi APBN
 
Kd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbdKd 4 apbn dan apbd
Kd 4 apbn dan apbd
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Siklus 2 media xi_3.6_apbn
Siklus 2 media xi_3.6_apbnSiklus 2 media xi_3.6_apbn
Siklus 2 media xi_3.6_apbn
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Eko apbd apbn
Eko apbd apbnEko apbd apbn
Eko apbd apbn
 
Mengenal APBN.pdf
Mengenal APBN.pdfMengenal APBN.pdf
Mengenal APBN.pdf
 
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.ppt
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.pptsk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.ppt
sk2-kd2-12-2-apbn-dan-apbd.ppt
 
APBN dan APBD.ppt
APBN dan APBD.pptAPBN dan APBD.ppt
APBN dan APBD.ppt
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
Media APBN & APBD.pptx
Media APBN & APBD.pptxMedia APBN & APBD.pptx
Media APBN & APBD.pptx
 
Presentation media
Presentation mediaPresentation media
Presentation media
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

APBN DAN EKONOMI

  • 1. APBN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Dezgy Rizky T A10140513 Pradita Oktavira A10140514 M. Ikbar A10140529 Rizqi Fauzia A10140555 Yogie Guntur A10150169 Nadya Laudita A10150170
  • 2. PENGERTIAN APBN  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR – RI). APBN berisi dafatr sistematis dan terperinci yang memuat renaca penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. APBN, perubahan dan pertanggung jawaban APBN setiap tahunnya ditetapkan dengan Undang – Undang.
  • 3. DASAR HUKUM APBN  Undang – Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tertinggi dalam struktur perundang – undangan di Indonesia. Oleh karena itu, pengaturan mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang – undang ini, khusunya dlam BAB VIII Undang – Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 yang mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
  • 4. FUNGSI DAN PERAN APBN  APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan pemerintah dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas ekonomi dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.  APBN memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggran harus dimasukan dalam APBN. Surplus penerimaan dapat digunakan untuk membiayaai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
  • 5. 1. APBN Sebagai Alat Mobilisasi Dana Investasi  APBN di negara – negara berkembang adalah sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan bukannya sebagai alat untuk mencapai sasaran stabilitas jangka pendek. Oleh karena itu besarnya tabungan pemerintah pada suatu tahun sering dianggap sebagai ukuran keberhasilan kebijakan fiskal baik pengeluaran maupun penerimaan. Pemerintah memiliki pengaruh atas pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan nasional (expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat mengurangi pendapatan nasional (contractionary).
  • 6. 2. APBN Sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi  1. Pemerintah menentukan beberapa kebijaksanaan di bidang anggaran belanja dengan tujuan mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam arti bahwa pengeluaran total tidak melebihi penerimaan total.  2. Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke waktu dengan tujuan agar mampu menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
  • 7. LANJUTAN…  3. Basis perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur – angsur dengan cara mengintensifkan penaksiran pajak dan prosedur pengumpulannya.  4. Prioritas harus diberikan pada pengeluaran – pengeluaran produktif pembangunan, sedangkan pengeluaran – pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi pada perusahaan – perusahaan negara dibatasi  5. Kebijaksanaan anggaran diarahkan pada sasaran untuk mendorong pemanfaatan secara maksimal sumber – sumber dalam negeri.
  • 8. 3. Dampak APBN Terhadap Perekonomian  Cara untuk menggolongkan pos – pos penerimaan dan pengeluaran yang masing – masing menghasilkan tolak ukur yang berbeda mengenai dampak APBN. Ada empat tolak ukur dampak APBN terhadap perekonomian, yaitu : 1. Saldo Anggaran Keseluruhan 2. Konsep Nilai Bersih 3. Defisit Domestik 4. Defisit Moneter
  • 9. 1. SALDO ANGGARAN KESELURUHAN  Konsep ini ingin mengukur besarnya pinjaman bersih pemerintah dan didefinisikan sebagai :  G – T = B = Bn + Bb + BF  Keterangan : G = seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar negeri), pembiayaan transfer dan pemberian pinjaman bersih. T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan pajak B = Pinjaman total pemerintah Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor perbankan Bb = pinjaman pemerintah dari sektor perbankan Bf = pinjaman pemerintah dari luar negeri
  • 10. LANJUTAN… Jika pemerintah tidak mengeluarkan obligasi pada masyarakat, maka saldo anggaran keseluruhan menjadi : G – T – B = Bb + Bf APBN dicatat sedemikian rupa sehingga menjadi anggaran berimbang : G – T – B = 0
  • 11. 2. KONSEP NILAI BERSIH  Yang dimaksud defisit menurut konsep nilai bersih adalah saldo dalam rekening lancar APBN. Konsep ini digunakan untuk mengukur besarnya tabungan yang diciptakan oleh sektor pemerintah, sehingga diketahui besarnya sumbangan sektor pemerintah pada pembentukan modal masyarakat.
  • 12. 3. Defisit Domestik  Saldo anggaran keseluruhan tidak merupakan tolak ukur yang tepat bagi dampak APBN terhadap perekonomian dalam negeri maupun pada neraca pembayaran  Bila G dan T dipecah menjadi dua bagian (dalam negeri dan luar negeri) (G = Gd + Gf) DAN (T = Td + Tf) maka persamaan (2) diatas menjadi (Gd – Td) + (Df – Tf) = + Bf (Gd – Td) = dampak langsung putaran pertama terhadap PDB (Gf – Tf) = dampak langsung putaran pertama terhadap neraca pembayaran
  • 13. 4. Defisit Moneter  Konsep ini banyak digunakan dikalangan perbankan Indonesia terutama angka – angka yang mengukur defisit anggaran belanja ini diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai data, mengenai “faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar”. Defisit diukur sebagai posisi bersih (netto) pemerintah terhadap sektor perbankan : G – T – Gf – Gb Karena Bn = 0  Di dalam konsep ini bantuan luar negeri dianggap sebagai penerimaan, diperlakukan sebagai pos yang tidak mempengaruhi posisi bersih. Bantuan luar negeri tidak dilihat dari fungsinya sebagai sumber dana bagi kekurangan pembiayaan pemerintah, namun sebagai pos pengeluaran yang langsung dikaitkan dengan sumber pembiayaan
  • 14. Struktur dan Susunan APBN  Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit dan pembiayaan. Sejak tahun 2000, Indonesia telah mengubah komposisi APBN dari T – account menjadi I – Account sesuai dengan standar statistik keuangan pemerintah, Goverment Finance Statisyic (GFS).
  • 15. 1. Pendapatan Negara dan Hibah  Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu : 1. Pajak penghasilan (PPh) 2. Pajak pertambahan nilai (PPN) 3. Pajak bumi dan bangunan (PBB) 4. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5. Cukai, dan pajak lainnya
  • 16. 2. Belanja Negara  Belanja negara terdiri atas dua jenis : 1. Belanja pemerintah pusat 2. Belanja daerah
  • 17.  Belanja pemerintah pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja pemerintah pusat dapat dikelompokan menjadi A. Belanja pegawai B. Belanja barang C. Belanja modal D. Pembiayaan bunga utang E. Subsidi BBM dan subsidi non – BBM F. Belanja hibah G. Belanja sosial  Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi – bagi ke pemerintah daeah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja daerah meliputi : A. Dana bagi hasil B. Dana alokasi umum C. Dana alokasi khusus D. Dana otonomi khusus
  • 18. 3. Defisit dan Surplus  Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit. Sedangakan penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus. Sejak tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran berimbang dan dinamois yang telah digunakan selama lebih dari tuga puluh tahun. Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran yaitu, keseimbangan primer (primary balance) dann keseimbangan umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.
  • 19. 4. PEMBIAYAAN  Pembayaran meliputi ; 1.Pembayaran dalam negeri, meliputi pembiayaan perbankan, privatisasi, surat utang negara, serta penyertaan modal negara 2.Pembiayaan luar negeri, meliputi penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek
  • 20. Prinsip – Prinsip dalam APBN  Sejak Orde Baru mulai membangun, APBN kita disusun atas dasar tiga prinsip, yaitu prinsip anggaran berimbang, prinsip anggaran dinamis dan prinsip anggaran fungsional.
  • 21. 1. Prinsip Anggaran Berimbang  1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber pembiayaan  2) Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + SUMBER PEMBIAYAAN ln (Bersih) Keterangan : PNH = Pendapatan negara dan hibah BN = Belanja negara DA = Defisit anggaran PbDN = Pembiayaan DN PkDN = Perbankan DN Non-PkDN = Non-perbankan DN PbLN = Pembiayaan LN PPLN = Penerimaan pinjaman LN PCPULN = Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri BLN = Bantuan luar negeri  PNH – BN = DA  DAP = AP – TP  PbDN = PkDN + Non-Pk DN  PbLN = PPLN – PC PULN
  • 22. 2. PRINSIP ANGGARAN DINAMIS  Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.  Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ketahun terus meningkat.  Anggran dinamis relatif apabila presentase kenaikan TP (DTP0 terus meningkat atau presentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.  Anggaran dinamis relatif dapat dihitung dengan cara ;  Prosentase perubahan TP (DTP) DTP= (TPx-TP(x-1))/(TP(x-1)) x100%  Prosentase ketergantungan pembiayaan Bi= BLN/DP X100%  Keterangan : TPz = tabungan pemerintah tahun x TP(x-1) = tabungan pemerintah tahun sebelumnya B1 = tingkat ketergantungan pembiayaan dari bantuan LN
  • 23. 3. PRINSIP ANGGARAN FUNGSIONAL  Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap’ dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan/pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka semakin besar fungsionalitas anggaran.  Disini perlu kiranya diberi tolok ukur kuantitatif untuk menentukan samapai seberapa jauh makna kata “sebagai pelengkap” misalnya: 1.Bila nilai R1 ; > 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber daya utama 2.Bila nilai R1 ; 20% - 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana penting 3.Bila nilai R1 ; < 20% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana pelengkap
  • 24. Instrumen dan Analisis Kebijakan Fiskal  Karena disadari adanya pengaruh – pengaruh penerimaan maupun pengeluaran pemerintah terhadap besarnya pendapatan nasional, maka timbul gagasan untuk dengan sengaja mengubah – ubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik mengubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah inilah yang kita kenal dengan kebijakan fiskal.  Bagaimana pemerintah melakukan kebijakan fiskal tergantung pada kondisi ekonomi dan tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa kebijakan fiskal yang masing – masing akan menentukan yang digunakan.
  • 25. A. INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL : 1. Pembiayaan fungsional 2. Pengeluaran anggaran B. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL : 1. Menciptakan Stimulus Fiskal 2. Memperkuat Basis Penerimaan 3. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan 4. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit C. SURAT UTANG NEGARA (SUN) : Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokokna oleh negara RI sesuai masa berlakunya. SUN digunakan oleh pemerintah antara lain untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. INSTRUMEN ANALISIS DAN KEBIJAKAN FISKAL
  • 26. SIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah- masalah ekonomi yang dihadapi.adapun tujuan dari dilakukannya kebijakan fiskal itu untuk : 1. Untuk meningkatkan laju investasi 2. Untuk mendorong investasi optimal secara social 3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja 4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional 5. Untuk menanggulangi inflasi 6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).yang di tetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan diterapkan sacara terbuka dan bertanggung jawab demi untuk kemakmuran rakyat.