SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah
                           Harry Azhar Azis



Oleh : Dr. Harry Azhar Azis,MA




A. Pendahaluan




Desentralisasi sebagai alat mencapai tujuan bernegara, khususnya mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada rakyat (public services closer
to the people). Hal ini dimaksudkan memberi pelayanan umum yang lebih baik dan proses keputusan publik lebih demokratis dirasakan
langsung oleh rakyat. Desentralisasi diwujudkan dengan pelimpahan kewenangan kepada tingkat pemerintahan di bawahnya untuk melakukan
pengeluaran, memungut pajak (taxing power), dan Dewan Perwakilan dipilih rakyat, Kepala Daerah dipilih langsung rakyat, dan dalam hal
tertentu transfer fiskal dari Pemerintah Pusat. Desentralisasi fiskal di Indonesia diatur dalam UU 33/ 2004 (sebelumnya UU No. 25 Tahun 1999)
tentang Perimbangan Keuangan antar Pusat dan daerah. Undang-undang ini memberikan kepastian hukum bagi sistem perimbangan keuangan
tentang sumber-sumber pendanaan daerah guna mendukung penyelenggaraan Desentralisasi.




Dari keuangan Negara, kebijaksanaan pelaksanaan desentralisasi fiskal membawa konsekuensi perubahan peta pengelolaan fiskal yang
mendasar. Ini ditandai dengan makin tingginya transfer dana dari APBN ke daerah.Transfer ini dalam bentuk Dana Perimbangan, yang
menagkibatkan berkurangnya porsi dana yang dikelola Pemerintah Pusat.




 



Perubahan peta pengelolaan fiskal ini juga disertai fleksibilitas yang cukup tinggi, atau bahkan diskresi penuh dalam pemanfaatan
sumber-sumber utama pembiayaan tersebut. Shah dan Qureshi (1994) menyebut enam tujuan yang dicapai oleh sistem perimbangan
yaitu,pertama, mengurangi fiscal gap.Kedua, mengatasi ketidaksamaan kemampuan fiskal (fiscal inequities) dan ketidaksamaam tingkat
efisiensi fiskal (fiscal inefficiences) suatu daerah.Ketiga,kompensasi benefit spillover.Keempat, mendukung penerapan standar pelayanan
minimum (national minimum standar).Kelima, mendukung pencapaian prioritas nasional danKeenam, untuk mencapai tujuan tertentu.




 



Devas (1988) mengemukakan tujuh kreteria yang perlu diperhitungkan dalam merancang sistem perimbangan keuangan yaitu :simplicity
(kesederhanaan formula), adequacy (kecukupan untuk mebiayai kebutuhan dasar daerah), elasticity (penyesuaian terhadap inflasi), stability
and predictability (jumlah alokasi relatif stabil dan dapat diprediksi), equity (adanya aspek pemerataan antar daerah/tingkatan pemerintahan),
economic efficiency (mampu menjamin efisiensi penggunaan dana), decentralization and local accountability (menjamin otonomi daerah dan
akuntabilitas lokal).




Untuk itu, perlu analisis lebih dalam menyangkut skema transfer pusat ke daerah dalam sistem perimbangan keuangan terutama perhatian
pada upaya pencapain tujuan-tujuan nasional sesuai dengan fungsi utama keuangan Negara yakni fungsi efisiensi, fungsi distribusi dan alokasi.
Pertanyaan mendasar menyangkut model transfer pusat ke daerah adalah apakah model transfer sudah cukup untuk daerah memenuhi standar
pelayanan minimum. Kedua, apakah skema transfer memenuhi rasa keadilan antar daerah mengatasi horizontal imbalances. Ketiga, apakah
skema transfer menstumulasi kinerja daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.




B. Skema Transfer Pusat ke Daerah Di Indonesia




                                                                                                                                  page 1 / 5
Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah
                            Harry Azhar Azis




Ada dua sistem dalam perimbangan yaitu sistem pembagian hasil (revenue sharing) dan sistem hibah (grants). Bagi hasil berupa bagi hasil
pajak dan bagi hasil sumber daya alam. Hibah merupakan transfer pusat ke daerah dengan tidak mendasarkan pada pembagian atas
pendapatan.




Gambar 1 Ruang Lingkup Transfer ke daerah di Indonesia (2009)




Sumber : Departemen Keuangan, diolah,2009




Dasar hukum dalam sistem transfer ke daerah diatur dalam UU No. 32 dan 33 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,PP No. 55/2005 tentang
Dana Perimbangan,serta UU 17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU APBN. Sebagaimana pada gambar 1, transfer pusat ke daerah terdiri
atas Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus/Penyesuaian.




Dana transfer yang pertama adalah Dana Perimbangan yang terdiri dari :




1. Dana Bagi Hasil adalah transfer ke daerah berdasar bagi Hasil Pajak, Bagi hasil Sumber daya alama (Migas, Pertambangan Umum,
Kehutanan, Perikanan) sebagai kompensasi dampak eksplorasi, formula bagi hasil ini diatur UU No. 33/ 2004 dan aturan lain.




2. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan sumber utama penerimaan daerah untuk mengatasi vertical equalization dan                fiscal horizontal
equalization.




Gambar 2 : Formula DAU




Sebagaimana gambar 2, Formula DAU dialokasikan berdasarkan alokasi dasar ditambah dengan celah Fiskal (Fiscal Gap). Alokasi Dasar
merupakan fungsi dari rata-rata belanja PNSD. Celah Fiskal merupakan selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal. Formula kebutuhan
fiskal terdiri dari indeks jumlah penduduk, indeks luas wilayah, indeks kemahalan kontruksi, indeks pembagunan manusia dan Indeks PDRB
perkapita. Sedangkan formula kapasitas fiskal adalah PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber daya alam.




Gambar 3 : Perbedaan Formula DAU 2008-2009




Sumber ; Departemen Keuangan,diolah,2009




Gambar 3 menunjukkan terjadi perbaikan formula dalam penghitungan DAU agar jumlah DAU makin mengatasi masalah fiscal vertical dan
horizontal in equalities.




                                                                                                                                 page 2 / 5
Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah
                          Harry Azhar Azis




Implikasi dari perubahan formula DAU 2009 ini menyebabkan :




• 96 daerah (4 prov dan 92 kab/kota) dari 484 daerah mengalami penurunan DAU




• Total DAU 2009 turun dari 61,39% menjadi 58,13% dari Pagu Transfer, meskipun nominal naik Rp6,9 T dari Rp179,5T menjadi Rp186,4T atau
3,8% dari DAU 2008




• Penuruanan DAU dimungkinkan karena Peningkatan Kapasitas Fiskal meliputi PAD, DBH Pajak & SDA dan Koreksi pencatatan data luas
wilayah dan jumlah penduduk menjadi lebih kecil di beberapa daerah sebagai akibat pemekaran daerah.




• Pengalokasian DAU secara mandiri kepada 17 daerah pemekaran




• Pengalokasian DAU secara proporsional kepada 26 daerah pemekaran




• Koreksi data Belanja Gaji PNSD (Standar Nasional)




3. Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK 2009 alami perbaikan dalam kreteria umum, khusus dan teknis penyalurannya. DAK untuk pencapaian
tujuan prioritas nasional. Dalam APBN 2009 terjadi penambahan bidang DAK yakni Sarana parasaran pedesaan dan Perdagangan dibandingkan
tahun 2008. Bidang mendapatkan DAK : Pendidikan, Kesehatan, Kependudukan, Prasarana Jalan, Prasarana Irigasi, Prasarana Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Prasarana Pemerintahan Daerah, Lingkungan hidup, Kehutanan, Sarana &
Prasarana Perdesaan, Perdagangan.




Dana transfer kedua adalah dana Otonomi Khusus dan Dana penyesuaian. Dana Otonomi khsusus untuk NAD dan Papua sebagai otonomi
khusus. Dana penyesuaian adalah dana tambahan DAU untuk peningkatan pendapatan guru PNSD dan alokasi yang disepakati Badan Anggaran
DPR dan Depkeu. Perbaikan formula dan jenis transfer dan penguatan penerimaan daerah melalui UU 28/2009 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah makin mendukung pelaksanaan otonomi.




Gambar 4. Perkembangan transfer ke Daerah 2001-2009




Sumber : Departemen Keuangan,2009




                                                                                                                           page 3 / 5
Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah
                          Harry Azhar Azis




C. Dana Insentif Bagi Daerah yang Berkinerja Baik




APBN 2010 memberi dana insentif bagi Daerah berkinerja baik. Kebijakan dalam bentuk pemberian Award atau uang (competitive budget) atas
kinerja ekonomi serta kesejahteraan daerah dalam kurun waktu tiga tahun sebelumnya. Sembilan provinsi dan 44 daerah kabupaten/kota,
termasuk Kota Makassa mendapatkannya. Penilaian kriteria kinerja keuangan meliputi :




(1) penetapan APBD tepat waktu,




(2) kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) diatas rata-rata nasional,




(3) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dengan kualifikasi wajar dengan pengecualian
(WDP) atau wajar tanpa pengecualian (WTP), dan




(4) kapasitas fiskal dibawa rata-rata nasional namun indeks pembangunan IPM diatas rata-rata nasional.




Sedangkan Kinerja ekonomi dan kesejahteraan meliputi :




(1) peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal diatas rata-rata nasional,




(2) penurunan angka inflasi daerah,




(3) penurunan angka kemiskinan, dan




(4) penurunan angka pengangguran lebih baik dari rata-rata nasional. Model dana ini untuk motivasi kinerja dan kompetisi antar daerah.




Model competitive budget dalam skema transfer perlu direformulasi :




                                                                                                                               page 4 / 5
Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah
                          Harry Azhar Azis



• Penyerdehanaan kreteria fokus pada dua hal: Pertama, tertib admisnitrasi (ketepatan waktu penetapan APBD dan hasil audit BPK). Kedua,
Kinerja daerah dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan




• Penentuan bobot daerah berdasarkan formula tersebut diatas mengkombinasikan pada output dan outcome yang dicapai daerah yang
disesuaikan dengan siklus APBN.




• Faktor benefit spillover. Daerah yang memberi manfaat masyarakat luar daerah seperti arus perpindahan penduduk perlu diberi kompensasi
dana insentif.




• Jumlah Transfer dana insnetif perlu lebih ditingkatkan. APBN 2010 aloakasikan Rp. 1,387 T perlu ditingkat tahun-tahun mendatang.




D. Kesimpulan




• Penyempurnaan yang terus dilakukan dalam skema transfer ke daerah telah menunjukan on the right track terutama bila merujuk pada
kerangka teoritis dan pengalaman international dalam alokasi transfer ke daerah




• Perlu penyempurnaan mekanisme dan formulai transfer dana insentif ke daerah sehingga dapat mempengaruhi perilaku daerah dalam
menentukan alokasi pengeluaran dalam APBD yang lebih berorientasi pada peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.




                                                                                                                                page 5 / 5

More Related Content

What's hot

Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014
Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014
Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014Mhd. Abdullah Hamid
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahHerry Prananto
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahEndi Nugroho
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahAditya Arisandi
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANLetifa Wahyuni
 
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...Siti Aziza
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Jogo Hera
 
Laporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahLaporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahRatna Raissa
 
Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019La Salle
 
bab.1 (1).pdf
bab.1 (1).pdfbab.1 (1).pdf
bab.1 (1).pdfHaniRainn
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahfarums
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalAry Efendi
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahharthy_sweet
 

What's hot (20)

Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjmPenyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
Penyusunan kerangka pengeluaran jangka menengah kpjm
 
Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014
Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014
Makalah analisa laporan keuangan pemerintah tahun 2009-2014
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
AKUNTANSI PEMERINTHAN
AKUNTANSI PEMERINTHANAKUNTANSI PEMERINTHAN
AKUNTANSI PEMERINTHAN
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
 
Ppt bab 4 fix
Ppt bab 4 fixPpt bab 4 fix
Ppt bab 4 fix
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA TRANSFER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOM...
 
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN)
 
Laporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahLaporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah
 
Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019Pp nomor 12 tahun 2019
Pp nomor 12 tahun 2019
 
bab.1 (1).pdf
bab.1 (1).pdfbab.1 (1).pdf
bab.1 (1).pdf
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Bab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbdBab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbd
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
 

Viewers also liked

Sekrety Salsy / Jacek Perduta
 Sekrety Salsy / Jacek Perduta  Sekrety Salsy / Jacek Perduta
Sekrety Salsy / Jacek Perduta Darmowe Ebooki
 
Uploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualUploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualiasdoc
 
Iaf article design
Iaf article designIaf article design
Iaf article designSpark cph
 
Uploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualUploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualiasdoc
 
Spark zakiaelvang.oplæg
Spark zakiaelvang.oplægSpark zakiaelvang.oplæg
Spark zakiaelvang.oplægSpark cph
 
ÖĞRENEN ORGANİZASYON
ÖĞRENEN ORGANİZASYONÖĞRENEN ORGANİZASYON
ÖĞRENEN ORGANİZASYONpinaryurek
 
Créer un site internet efficace aujourd'hui !
Créer un site internet efficace aujourd'hui !Créer un site internet efficace aujourd'hui !
Créer un site internet efficace aujourd'hui !Odomia
 
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations Presse
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations PresseInstants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations Presse
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations PresseStéphanie De Lyon Tourisme
 
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competiticCOMPETITIC
 
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...YOODx
 
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017MONA
 
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITES
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITESTOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITES
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITESHays France
 

Viewers also liked (13)

Sekrety Salsy / Jacek Perduta
 Sekrety Salsy / Jacek Perduta  Sekrety Salsy / Jacek Perduta
Sekrety Salsy / Jacek Perduta
 
Uploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualUploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manual
 
Iaf article design
Iaf article designIaf article design
Iaf article design
 
Uploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manualUploadify v2.1.0 manual
Uploadify v2.1.0 manual
 
Spark zakiaelvang.oplæg
Spark zakiaelvang.oplægSpark zakiaelvang.oplæg
Spark zakiaelvang.oplæg
 
My india yash
My india  yashMy india  yash
My india yash
 
ÖĞRENEN ORGANİZASYON
ÖĞRENEN ORGANİZASYONÖĞRENEN ORGANİZASYON
ÖĞRENEN ORGANİZASYON
 
Créer un site internet efficace aujourd'hui !
Créer un site internet efficace aujourd'hui !Créer un site internet efficace aujourd'hui !
Créer un site internet efficace aujourd'hui !
 
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations Presse
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations PresseInstants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations Presse
Instants T de Rhône Tourisme : Atelier Relations Presse
 
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic
2011 06 23 aspects juridiques ecommerce by competitic
 
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...
eTourisme : des contenus pour générer de l’enthousiasme - François Houste - Y...
 
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017
Webséminaire Droit du travail et du transfert MONA février 2017
 
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITES
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITESTOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITES
TOP 7 DES METIERS LES PLUS INSOLITES
 

Similar to MENDORONG KINERJA

Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahDian Herdiana
 
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerahHubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerahPriyo Hari Adi
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahArie Maulana
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Mulyadi Yusuf
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfimanfirmansyah69
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontangMuhammad Amri
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatOperator Warnet Vast Raha
 
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfBahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfGreJr
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxAnggreineTamboto
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal mergerBeta Uliansyah
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 

Similar to MENDORONG KINERJA (20)

Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerah
 
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerahHubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
 
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptxPAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
 
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfBahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
 
Belanja daerah
Belanja daerah Belanja daerah
Belanja daerah
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 

MENDORONG KINERJA

  • 1. Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah Harry Azhar Azis Oleh : Dr. Harry Azhar Azis,MA A. Pendahaluan Desentralisasi sebagai alat mencapai tujuan bernegara, khususnya mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada rakyat (public services closer to the people). Hal ini dimaksudkan memberi pelayanan umum yang lebih baik dan proses keputusan publik lebih demokratis dirasakan langsung oleh rakyat. Desentralisasi diwujudkan dengan pelimpahan kewenangan kepada tingkat pemerintahan di bawahnya untuk melakukan pengeluaran, memungut pajak (taxing power), dan Dewan Perwakilan dipilih rakyat, Kepala Daerah dipilih langsung rakyat, dan dalam hal tertentu transfer fiskal dari Pemerintah Pusat. Desentralisasi fiskal di Indonesia diatur dalam UU 33/ 2004 (sebelumnya UU No. 25 Tahun 1999) tentang Perimbangan Keuangan antar Pusat dan daerah. Undang-undang ini memberikan kepastian hukum bagi sistem perimbangan keuangan tentang sumber-sumber pendanaan daerah guna mendukung penyelenggaraan Desentralisasi. Dari keuangan Negara, kebijaksanaan pelaksanaan desentralisasi fiskal membawa konsekuensi perubahan peta pengelolaan fiskal yang mendasar. Ini ditandai dengan makin tingginya transfer dana dari APBN ke daerah.Transfer ini dalam bentuk Dana Perimbangan, yang menagkibatkan berkurangnya porsi dana yang dikelola Pemerintah Pusat.   Perubahan peta pengelolaan fiskal ini juga disertai fleksibilitas yang cukup tinggi, atau bahkan diskresi penuh dalam pemanfaatan sumber-sumber utama pembiayaan tersebut. Shah dan Qureshi (1994) menyebut enam tujuan yang dicapai oleh sistem perimbangan yaitu,pertama, mengurangi fiscal gap.Kedua, mengatasi ketidaksamaan kemampuan fiskal (fiscal inequities) dan ketidaksamaam tingkat efisiensi fiskal (fiscal inefficiences) suatu daerah.Ketiga,kompensasi benefit spillover.Keempat, mendukung penerapan standar pelayanan minimum (national minimum standar).Kelima, mendukung pencapaian prioritas nasional danKeenam, untuk mencapai tujuan tertentu.   Devas (1988) mengemukakan tujuh kreteria yang perlu diperhitungkan dalam merancang sistem perimbangan keuangan yaitu :simplicity (kesederhanaan formula), adequacy (kecukupan untuk mebiayai kebutuhan dasar daerah), elasticity (penyesuaian terhadap inflasi), stability and predictability (jumlah alokasi relatif stabil dan dapat diprediksi), equity (adanya aspek pemerataan antar daerah/tingkatan pemerintahan), economic efficiency (mampu menjamin efisiensi penggunaan dana), decentralization and local accountability (menjamin otonomi daerah dan akuntabilitas lokal). Untuk itu, perlu analisis lebih dalam menyangkut skema transfer pusat ke daerah dalam sistem perimbangan keuangan terutama perhatian pada upaya pencapain tujuan-tujuan nasional sesuai dengan fungsi utama keuangan Negara yakni fungsi efisiensi, fungsi distribusi dan alokasi. Pertanyaan mendasar menyangkut model transfer pusat ke daerah adalah apakah model transfer sudah cukup untuk daerah memenuhi standar pelayanan minimum. Kedua, apakah skema transfer memenuhi rasa keadilan antar daerah mengatasi horizontal imbalances. Ketiga, apakah skema transfer menstumulasi kinerja daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. B. Skema Transfer Pusat ke Daerah Di Indonesia page 1 / 5
  • 2. Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah Harry Azhar Azis Ada dua sistem dalam perimbangan yaitu sistem pembagian hasil (revenue sharing) dan sistem hibah (grants). Bagi hasil berupa bagi hasil pajak dan bagi hasil sumber daya alam. Hibah merupakan transfer pusat ke daerah dengan tidak mendasarkan pada pembagian atas pendapatan. Gambar 1 Ruang Lingkup Transfer ke daerah di Indonesia (2009) Sumber : Departemen Keuangan, diolah,2009 Dasar hukum dalam sistem transfer ke daerah diatur dalam UU No. 32 dan 33 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,PP No. 55/2005 tentang Dana Perimbangan,serta UU 17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU APBN. Sebagaimana pada gambar 1, transfer pusat ke daerah terdiri atas Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus/Penyesuaian. Dana transfer yang pertama adalah Dana Perimbangan yang terdiri dari : 1. Dana Bagi Hasil adalah transfer ke daerah berdasar bagi Hasil Pajak, Bagi hasil Sumber daya alama (Migas, Pertambangan Umum, Kehutanan, Perikanan) sebagai kompensasi dampak eksplorasi, formula bagi hasil ini diatur UU No. 33/ 2004 dan aturan lain. 2. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan sumber utama penerimaan daerah untuk mengatasi vertical equalization dan fiscal horizontal equalization. Gambar 2 : Formula DAU Sebagaimana gambar 2, Formula DAU dialokasikan berdasarkan alokasi dasar ditambah dengan celah Fiskal (Fiscal Gap). Alokasi Dasar merupakan fungsi dari rata-rata belanja PNSD. Celah Fiskal merupakan selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal. Formula kebutuhan fiskal terdiri dari indeks jumlah penduduk, indeks luas wilayah, indeks kemahalan kontruksi, indeks pembagunan manusia dan Indeks PDRB perkapita. Sedangkan formula kapasitas fiskal adalah PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber daya alam. Gambar 3 : Perbedaan Formula DAU 2008-2009 Sumber ; Departemen Keuangan,diolah,2009 Gambar 3 menunjukkan terjadi perbaikan formula dalam penghitungan DAU agar jumlah DAU makin mengatasi masalah fiscal vertical dan horizontal in equalities. page 2 / 5
  • 3. Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah Harry Azhar Azis Implikasi dari perubahan formula DAU 2009 ini menyebabkan : • 96 daerah (4 prov dan 92 kab/kota) dari 484 daerah mengalami penurunan DAU • Total DAU 2009 turun dari 61,39% menjadi 58,13% dari Pagu Transfer, meskipun nominal naik Rp6,9 T dari Rp179,5T menjadi Rp186,4T atau 3,8% dari DAU 2008 • Penuruanan DAU dimungkinkan karena Peningkatan Kapasitas Fiskal meliputi PAD, DBH Pajak & SDA dan Koreksi pencatatan data luas wilayah dan jumlah penduduk menjadi lebih kecil di beberapa daerah sebagai akibat pemekaran daerah. • Pengalokasian DAU secara mandiri kepada 17 daerah pemekaran • Pengalokasian DAU secara proporsional kepada 26 daerah pemekaran • Koreksi data Belanja Gaji PNSD (Standar Nasional) 3. Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK 2009 alami perbaikan dalam kreteria umum, khusus dan teknis penyalurannya. DAK untuk pencapaian tujuan prioritas nasional. Dalam APBN 2009 terjadi penambahan bidang DAK yakni Sarana parasaran pedesaan dan Perdagangan dibandingkan tahun 2008. Bidang mendapatkan DAK : Pendidikan, Kesehatan, Kependudukan, Prasarana Jalan, Prasarana Irigasi, Prasarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Prasarana Pemerintahan Daerah, Lingkungan hidup, Kehutanan, Sarana & Prasarana Perdesaan, Perdagangan. Dana transfer kedua adalah dana Otonomi Khusus dan Dana penyesuaian. Dana Otonomi khsusus untuk NAD dan Papua sebagai otonomi khusus. Dana penyesuaian adalah dana tambahan DAU untuk peningkatan pendapatan guru PNSD dan alokasi yang disepakati Badan Anggaran DPR dan Depkeu. Perbaikan formula dan jenis transfer dan penguatan penerimaan daerah melalui UU 28/2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah makin mendukung pelaksanaan otonomi. Gambar 4. Perkembangan transfer ke Daerah 2001-2009 Sumber : Departemen Keuangan,2009 page 3 / 5
  • 4. Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah Harry Azhar Azis C. Dana Insentif Bagi Daerah yang Berkinerja Baik APBN 2010 memberi dana insentif bagi Daerah berkinerja baik. Kebijakan dalam bentuk pemberian Award atau uang (competitive budget) atas kinerja ekonomi serta kesejahteraan daerah dalam kurun waktu tiga tahun sebelumnya. Sembilan provinsi dan 44 daerah kabupaten/kota, termasuk Kota Makassa mendapatkannya. Penilaian kriteria kinerja keuangan meliputi : (1) penetapan APBD tepat waktu, (2) kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) diatas rata-rata nasional, (3) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dengan kualifikasi wajar dengan pengecualian (WDP) atau wajar tanpa pengecualian (WTP), dan (4) kapasitas fiskal dibawa rata-rata nasional namun indeks pembangunan IPM diatas rata-rata nasional. Sedangkan Kinerja ekonomi dan kesejahteraan meliputi : (1) peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal diatas rata-rata nasional, (2) penurunan angka inflasi daerah, (3) penurunan angka kemiskinan, dan (4) penurunan angka pengangguran lebih baik dari rata-rata nasional. Model dana ini untuk motivasi kinerja dan kompetisi antar daerah. Model competitive budget dalam skema transfer perlu direformulasi : page 4 / 5
  • 5. Reformulasi Model Transfer Pusat ke Daerah dalam mendorong Kinerja Daerah Harry Azhar Azis • Penyerdehanaan kreteria fokus pada dua hal: Pertama, tertib admisnitrasi (ketepatan waktu penetapan APBD dan hasil audit BPK). Kedua, Kinerja daerah dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan • Penentuan bobot daerah berdasarkan formula tersebut diatas mengkombinasikan pada output dan outcome yang dicapai daerah yang disesuaikan dengan siklus APBN. • Faktor benefit spillover. Daerah yang memberi manfaat masyarakat luar daerah seperti arus perpindahan penduduk perlu diberi kompensasi dana insentif. • Jumlah Transfer dana insnetif perlu lebih ditingkatkan. APBN 2010 aloakasikan Rp. 1,387 T perlu ditingkat tahun-tahun mendatang. D. Kesimpulan • Penyempurnaan yang terus dilakukan dalam skema transfer ke daerah telah menunjukan on the right track terutama bila merujuk pada kerangka teoritis dan pengalaman international dalam alokasi transfer ke daerah • Perlu penyempurnaan mekanisme dan formulai transfer dana insentif ke daerah sehingga dapat mempengaruhi perilaku daerah dalam menentukan alokasi pengeluaran dalam APBD yang lebih berorientasi pada peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. page 5 / 5