Dokumen tersebut merupakan bagian dari perencanaan alinyemen horizontal untuk pembuatan jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yang direncanakan yaitu dengan sudut 15°, 10°, dan 24° serta menerangkan perhitungan geometrik lengkung untuk masing-masing tikungan berdasarkan standar dan persyaratan.
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
1. 51
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB IV
PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL
Direncanakan pembuatan jalan kelas III untuk jalan penghubung,
Peraturan Perencanaan Jalan Raya (PPJR) N0.13/1970 standar geometrik adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi Jalan : Kelas III
Kecepatan Rencana : 60 km/jam
Lebar perkerasan : 2 x 3,75 m
Lebar Bahu jalan : 2 x 1,5 m
Miring Melintang Jalan (Transversal) : 2 %
Miring Melintang Bahu Jalan : 4 %
Miring memanjang jalan (longitudinal) maksimal : 10 %
Kemiringan Talud : 1 : 2
Berdasarkan perhitungan pada Bab III, pada trase jalan yang direncanakan
terdapat tiga tikungan horizontal yaitu :
1. Lengkung horizontal RI1 , β = 15°
2. Lengkung horizontal RI2 , β = 10°
3. Lengkung horizontal RI3 , β = 24°
Untuk mencari lengkung horizontal pada masing-masing tikungan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
emaks (superelevasi maksimum) = 10% = 0,10
fmaks (koefisien gesekan melintang), dan
Rmin (jari-jari minimum)
Menurut Sukirman (1999), untuk kecepatan rencana < 80 km/jam, berlaku:
fmaks = -0,00065v + 0,192
= -0,00065(60) + 0,192
= 0,153
2. 52
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Menurut Sukirman(1999), besarnya jari-jari minimum ditentukan dengan
rumus:
Rmin = m
fe
v
maksmaks
041,112
)153,01,0(127
60
)(127
22
4.1 Perencanaan Tikungan
4.1. Lengkung Horizontal PI1
β = 15o
V = 60 km/jam
emaks = 10 %
karena β < 20°,
maka tikungan yang digunakan adalah jenis full circle (F-C) Direncanakan
jari-jari Rc = 716 m > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7 Sukirman
(1999),diperoleh:e= 0,029 < e maks= 0,1 dan Ls= 50 m.(Pedoman Bina
Marga)
TC = 2
1tgRC
= )15(1
2
1
716 o
tg
= 93,08 m
EC = 4
1tgTC
= )15(
4
193,08 o
tg
= 6,0502 m
LC = 0,01745 x β x RC
= 0,01745 x 15° x 716
= 187,413 m
3. 53
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
Vr = 60 km/jam
β = 15o
RC = 716 m
TC = 93,08 m
EC = 6,0502 m
LC = 187,413 m
e = 0,029 % = 2,9 %
en = 0,02 % = 2 %
Ls’ = 50 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI1, secara
grafis seperti Gambar 4.1 dan Diagram Superelevasi untuk FC (PI1) Gambar 4.2
dibawah ini:
Gambar 4.1 Lengkung Horizontal PI1
4. 54
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Gambar 4.2 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI1
Superelevasi untuk TC1 adalah:
)29,2(
)2(
Ls
Ls3/4
x
)29,2(
)2(
50
053/4
x
x = 1,675 %
Gambar 4.3 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI2
Landai relatif = [(0,029 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,003675
3,75m 3,75m
-2%
+2.9%
h
37,5 m
12,5 m 12,5 m 37,5 m
Ls=50 m Ls=50 m
e = -2,9%
e = +2,9 %
kanan
kiri
en = -2%en = -2%
Sumbu jalanx x
-2%-2%
2,9%
bagian lurus
bagian lengkung
bagian lurus
Lc=187,143 m
-2% 0%
-2%
+1,675% -2%-2%
-2% 0%
-2% +1,675%
2,9%
TC CT
5. 55
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
4.1.2 Lengkung Horizontal PI2
β = 10o
V = 60 km/jam
emaks = 10 %
karena β < 20°,
maka tikungan yang digunakan adalah jenis full circle (F-C)
Direncanakan jari-jari Rc = 819 m > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7
Sukirman (1999), diperoleh: e = 0,026 < e maks = 0,1 dan Ls = 50 m
(Pedoman Bina Marga).
TC = 2
1tgRC
= )10(
2
1819 o
tg
= 71,25 m
EC = 4
1tgTC
= )10(
4
171,25 o
tg
= 3,0637 m
LC = 0,01745 x β x RC
= 0,01745 x 10° x 819
= 142,915 m
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
Vr = 60 km/jam
β = 10o
RC = 819 m
TC = 71,25 m
EC = 3,0637 m
6. 56
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
LC = m
e = 2,3 %
en = 2 %
Ls’ = 50 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI2, secara
grafis seperti Gambar 4.4 dan Diagram Superelevasi untuk FC (PI2) Gambar 4.5
dibawah ini:
Gambar 4.4 Lengkung Horizontal PI2
L C = 1 4 2 , 9 1 5 M
T C = 7 1 , 2 5T C = 7 1 , 2 5
RC=819M
C T 2
T C 2
RC=819M
PI2
1 0 °
E C =
3,0637 m
7. 57
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
`
Gambar 4.5 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI2
Superelevasi untuk TC2 adalah:
)26,2(
)2(
Ls
Ls3/4
x
)26,2(
)2(
50
053/4
x
x = 1,450 %
Gambar 4.6 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI2
Landai relatif = [(0,026 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,00202
3,75m 3,75m
-2%
+2.6%
h
37,5 m
12,5 m 12,5 m 37,5 m
Ls=50 m Ls=50 m
e = -2,6%
e = +2,6 %
kanan
kiri
en = -2%en = -2%
Sumbu jalanx x
-2%-2%
2,6%
bagian lurus
bagian lengkung
bagian lurus
Lc=142,915 m
-2% 0%
-2%
+1,450% -2%-2%
-2% 0%
-2% +1,450%
2,6%
TC CT
8. 58
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
4.1.3 Lengkung Horizontal PI3
= 24 o
V = 60 Km/Jam
emaks = 10%
karena β > 20°, maka tikungan yang digunakan adalah jenis lengkung
busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral – Circle – Spiral)
Direncanakan jari-jari Rc = 409 > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7
Sukirman (1999) diperoleh: e = 0,073 > e maks = 0,1 dan Ls = 50
m.(Pedoman bina Marga)
Besar Sudut Spiral
503,3
4093,14
9005
Rπ
90Ls
s
Besar pusat busur lingkaran
sc 2β
= 24o
(2 503,3 )
= 16,994°
Panjang lengkung circle
248,121409(3,14)2
360
16,994°
πRc2
360
Lc
c
m >20m
L = Lc + 2 Ls
= 248,121 + (2 50)
= 221,248 m
)cos1(Rc
6Rc
Ls
p
2
s
)503.3cos1(409
4096
50
p
2
= 0,254 m
ssinRc
40Rc
Ls
Lsk 2
3
9. 59
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
=
503,3sin409
40940
50
50 2
3
= 24,991 m
Xs = Ls x
2
2
.40
1
cR
Ls
2
3
40Rc
Ls
1xLsXs
=
2
2
40940
50
1x50
= 49,98 m
6Rc
Ls
Ys
2
=
4096
502
= 1,01 m
Ts = ( Rc + p) tg ½β + k
= (409 + 0,254) tg ½ 24 + 24,991
= 111,758 m
Es = (Rc + p) sec ½ β - Rc
= (409 + 0,254) sec ½ 24 – 409
= 9,380 m
Kontrol :
L< 2 Ts
221,248 m < (2 111,758) m
221,248 m < 223,516 m ……………………(OK)
10. 60
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
V= 60 km/jam L = 221.248 m
β = 24 o
e = 0,048
s = 503,3 Ls’ = 50 m
Rc = 409 m Lc = 121,248 m
Es = 9,380 m p = 0,254 m
Ts = 111,758 m k = 24,991 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI3, secara
grafis seperti Gambar 4.7 dan Diagram Superelevasi untuk S-C-S (PI3) Gambar
4.8 dibawah ini:
T s = 1 1 1 , 7 5 8 m T s = 1 1 1 , 7 5 8 m
24°
E s = 9 , 8 3 0 m
P
S C 3
C S 3
P
L s = 1 2 1 , 2 4 8 m
L s = 5 0
Ls = 50
16,991
3,5033,503
PI3
Gambar 4.7 Lengkung Horizontal PI3
11. 61
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Gambar 4.8 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI3
Gambar 4.9 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI3
Landai relatif = [(0,048 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,0051
3,75 m 3,75 m
h
-2%
+4,8%
-2%
-4,8%
Ls= 50 m Lc=121,248 m Ls= 50 m
e =-4,8%
e = +4,8%
kanan
kiri
en = -2%en = -2%
Sumbu jalan
-2%-2% -2%
-2%0% 74,8%
bagian peralihan bagian lengkung bagian peralihan
-2%-2%
-2%0%
-2%
4,8%
bagian lurus
TS SC CS ST
12. 62
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Tabel 4.1 Data Geometrik untuk Perencanaan Lengkung Horizontal
No. Lengkung (PI1) Lengkung (PI2) Lengkung (PI3)
PI STA 320,924 m 344,140 m 470,952 m
X 3424 3740 4064
Y 1448 1504 1620
15 o
10o
24 o
VR 60 km/jam 60 km/jam 60 km/jam
RC 716 m 819 m 409 m
LS 50 m 50 m 50 m
θ S - o
- o
3,503
θ C - o
-o
16,994o
TS - m - m 111,758
TC 93,08 71,25 -
ES - - 9,380
EC 6,0502 3,0637 -
LC 187,143 142,915 m 121,248
L - - 221,248
E 0,029 0,026 0,048
Jenis lengkung F – C F – C S – C– S
4.2 Perhitungan Stasioning Horizontal
Dalam menghitung panjang horizontal, perlu dibuat piel-piel stasiun
sehingga dengan panjang tikungan yang telah dihitung akan didapatkan panjang
horizontal jalan.
A. Lengkung Horizontal PI1 (F-C)
Dari perhitungan lengkung horizontal I diperoleh:
STA P = 0 + 000 m
STA PI1 = STA P + d(P –P1)
= (0+000) + 467,953
= 0 + 467,953 m
STA TC1 = STA Pl1 – 1
/2 Tc
= (0 + 467,953) –93,08
= 0 + 374,873 m
13. 63
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
STA CT1 = STA TC1 + LC
= (0 +374,873) + 187,413
= 0+562,286 m
B. Lengkung Horizontal II (F-C)
Dari perhitungan lengkung horizontal II diperoleh:
STA Pl1 = 467,953 m
STA PI2 = STA PI1 + d(P1 –P2)
= (0+467,953) + 320,924
= 0 + 788,877 m
STA TC2 = STA Pl2 – TC2
= (0 + 788,877) –71,25
= 0 + 717,627 m
STA CT2 = STA TC2 + LC2
= (0 +717,627) + 142,915
= 0 + 860,542 m
c. Lengkung Horizontal III (S- C- S)
Dari perhitungan lengkung horizontal III diperoleh:
STA PI2 = 0 + 788,877 m
STA PI3 = STA Pl2 + (dPI2 - PI3)
= (0 + 788,877) + 344,140
= 1 + 1133,017 m
STA TS3 = STA Pl3 – TS3
= (1+ 1133,017) – 111,758
= 1 + 1021,259 m
STA SC3 = STA TS3 + LS3
= ( 1+ 1021,259 ) + 50
= 1 + 1071,259 m
14. 64
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
STA CS3 = STA SC3 + Lc3
= (1 + 1071,259) + 121,248
= 1 + 1192,507 m
STA ST3 = STA CS3 + Ls
= (1+1192,507) + 50
= 1+ 1242,507 m
STA 2 = STA PI3 + ( PI3 - 2 )
= ( 1 + 1133,017)+ 470,952
= 1 + 1603,969 m
Dari semua perhitungan stasioning horizontal dimuat di dalam tabel
seperti Tabel 4.2 di bawah ini:
Nomor Jalan (Sta) Panjang Horizontal Jalan
STA P 0 + 000 m
STA PI1 0 + 467,953 m
STA TC1 0 + 374,873 m
STA CT1 0 + 562,286 m
STA PI2 0 + 788,877 m
STA TC2 0 + 717,627 m
STA CT2 0 + 860,542 m
STA PI3 1 + 1133,017 m
STA TS3 1 + 1021,259 m
STA SC3 1 + 1071,259 m
STA CS3 1 + 1192,507 m
STA ST3 1 + 1242,507 m
STA 2 1 + 1603,969 m