Dokumen ini membahas prosedur operasional standar pelayanan kegawatdaruratan di Klinik Utama Maharatu. Terdapat penjelasan mengenai definisi pasien kegawatdaruratan, tujuan pelayanan, langkah-langkah pelayanan mulai dari penerimaan pasien hingga rujukan, serta unit terkait dan rekaman perubahan prosedur.
1. KLINIK UTAMA
MAHARATU
PELAYANAN KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen : SOP / MHR /
No Revisi : 00
Tgl.Terbit : 2022
Halaman : 1 / 4
SOP
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)
Ditetapkan :
( ............................................. )
1. PENGERTIAN Pelayanan Kegawatdaruratan dapat didefinisikan
sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan
jiwa/nyawa.
Pendefinisian kriteria pasien kegawatdaruratan;
a. Pasien Gawat Darurat.
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya dan atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Bisanya di
lambangkan dengan label merah.
Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat.
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di
lambangkan dengan label Biru.
Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba,
tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya. Bisanya di lambangkan dengan
label kuning.
Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa
pendarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat.
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan
kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan
label hijau.
Misalnya : pasien batuk, pilek.
e. Pasien Meninggal.
Label hitam (Pasien sudah meninggal)
merupakan prioritas terakhir.
2. 2. TUJUAN Berdasarkan definisi dari pelayanan gawat darurat
maka tujuan dari pelayanan tersebut yaitu untuk
memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang
datang dan menghindari berbagai resiko seperti
kematian, menanggulangi korban kecelakaan, atau
bencana lainnya yang langsung membutuhkan
tindakan.
Selain tujuan umum tersebut adapun tujuan utama
dari pelayanan gawat darurat yaitu :
a. Memberikan pelayanan komunikatif, cepat dan
tepat selama 24 jam terus menerus,
b. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang
optimal, terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam
keadaan gawat darurat,
c. Mencegah kematian dan cacat pada pasien
gawat darurat sehingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya,
d. Menerima dan merujuk pasien gawat darurat
melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih,
e. Menanggulangi korban bencana,
f. Menanggulangi
“ False Emergency “.
g. Mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu
Kedokteran Gawat Darurat (PPGD),
h. Mencegah kematian & cacat,
i. Merujuk ke tempat yang lebih memadai,
j. Pendekatan SPGDT → pelayanan optimal,
terarah dan terpadu.
3. LANGKAH -
LANGKAH
a. Perawat menerima pasien, kemudian mencatat
identitas lengkap dan jelas dan informed
concernt,
b. Perawat melakukan anamnesa (auto dan hetero
anamnesa),
c. Perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV
(T, N, RR, S) dan pemeriksaan fisik awal,
d. Pengelompokan pasien dan diagnosa awal
1) Gawat darurat : memerlukan tindakan segera
dan mengancam jiwa,
2) Gawat non darurat : memerlukan tindakan
segera tapi tidak mengancam jiwa
3) Non gawat darurat : tidak urgent tindakan
segera dan tidak mengancam jiwa.
3. Untuk penatalaksanaan pasien non gawat non
darurat boleh diberi terapi simptomatis
(berdasarkan gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat kembali keesokan harinya
ke IGD/ BP.
Untuk penatalaksanaan pasien gawat darurat
dan gawat non darurat, perawat menghubungi
dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan
kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan
tindakan awal pertolongan pertama/BLS.
Pertolongan pertama atau basic live support
(BLS) yang meliputi :
1) Air way ;
bebaskan jalan nafas
jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
bersihkan jalan nafas dari sumbatan
(secret, benda asing)
2) Breathing ‘
nafas buatan
pasang oksigen jika perlu.
3) Circulation
tensi dan nadi turun, pasang infuse
monitor produksi urine, pasang kateter
bila perlu
e. Bila diperlukan dokter jaga harus datang guna
pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut,
f. Pasien/keluarga melengkapi administrasi,
g. Semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan
dengan lengkap pada status pasien
4. DIAGRAM ALIR
Perawat menerima pasien,kemudian mencatat
identitas lengkap dan jelas dan informed concernt
Perawat melakukan anamnesa
Perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR,
S) dan pemeriksaan fisik awal
mengelompokkan pasien dan diagnosa awal :Gawat
darurat,Gawat non darurat,Non Gawat darurat.
Jika diperlukan,dokter jaga datangmelakukan
pemeriksaan dan tindakan
Pasien/ Keluarga pasien melengkapi administrasi
semua pemeriksaan,tindakan,terapi dan Rujukan
dengan lengkap pada status pasien.
4. 5. UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat (IGD)
6. REKAMAN
HISTORIS
NO
YANG
DIUBAH
ISI PERUBAHAN
TGL MULAI
DIBERLAKU