Pasien laki-laki berusia 33 tahun dibawa ke IGD akibat fraktur femur setelah gedung runtuh akibat gempa bumi. Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri dan sulit bergerak. Pemeriksaan menunjukkan kesadaran delirium dan luka serta memar pada kaki kiri dengan laseras pada femur.
2. Dinda Febri Putri Anjarwati 131911133040
Intan Sulistyorini 131911133002
Febriana Dwi Indriani 131911133056
Kharisma Nuur Lutfiyah 131911133161
Khoirunnisa Suhandarini 131911133151
Rosula Ridly Nur F. 131911133162
Habib Aditya Afrianto 131911133071
Fahrisa Agusningtyas 131911133072
Eva Febrianty 502210010095
Nama Anggota Kelompok 3
3. Sistem Pengelolaan atau Kebijakan
Yaitu serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis. Bencana di rumah sakit adalah
bencana yang terjadi di dalam dan/atau di luar rumah
sakit yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan.
Bencana
4. Yaitu rangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijikan risiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Penanggulangan bencana di rumah sakit
dilaksanakan dengan tujuan mencegah timbulnya
korban yang lebih banyak, melindungi semua
pasien dan petugas kesehatan dan mengembalikan
fungsi normal rumah sakit secepat mungkin.
Penanggulangan Bencana
5. Prinsip Penanggulangan
Bencana di Rumah Sakit
1. Respon cepat, tepat,
dan aman
2. Kemanusiaan, netral,
dan tidak diskriminatif
3. Kesatuan arah,
keseragaman, serta
efektif dan efisien
4. Kepentingan
pertahanan Negara
Kebijakan mengenai
penanggulangan bencana
di rumah sakit diatur pada
Peraturan Menteri Pertahanan
Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Bencana di
Rumah Sakit Kementerian
Pertahanan dan Tentara
Nasional Indonesia.
Kebijakan
6. Penanganan Bencana di Rumah Sakit
Prosedur Pengelolaan di Lapangan:
1. Melakukan triage sesuai dengan berat ringannya
kasus (Hijau, Kuning, Merah).
2. Menentukan prioritas penanganan.
3. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
4. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
5. Transportasi korban ke IGD.
Penanganan Korban
Penanganan Korban
7. 1. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
2. Bila ada keluarga, maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga
korban dengan menandatangani formulir catatan.
3. Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan di
lemari atau loker terkunci.
4. Bila sudah 1 minggu barang korban belum diambil baik oleh pasien
sendiri maupun keluarganya, maka barang-barang tersebut
diserahkan kepada Kasubag Humas dengan menandatangani
dokumen serah terima, selanjutnya Kasubag Humas menghubungi
pasien maupun keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang
belum diambil juga, maka barang tersebut diserahkan oleh Kasubag
Hukum dan Humas ke Polsek terdekat
Pengelolaan Barang Milik Korban
8. Manajemen Sumber Daya Manusia
Yaitu bagian dari manajemen keorganisasian yang
memfokuskan diri pada unsur Sumber Daya
Manusia, dimana tugas dari Manajemen Sumber
Daya Manusia adalah mengelola unsur manusia
secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas
akan pekerjaannya. Tim SDM Intra Hospital yaitu :
Tim Penanganan Emergency, Tim Kamar Operasi,
Tim ICU, Tim Ruang Rawat, Tim Rawat Jalan, Tim
Forensik, dan Tim Evakuasi
Pengertian
9. Yaitu untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual
dan moral serta untuk meningkatkan keterampilan teknis
pelaksanaan pekerjaan. Tujuan pengembangan
hakikatnya menyangkut hal-hal berikut: Produktivitas
kerja, Efisiensi, Kerusakan, Kecelakaan, Pelayanan,
Moral, Karier, Konseptual, Kepemimpinan, Balas jasa,
dan Konsumen
Tujuan Manajemen SDM
10. 1. Komandan Rumah Sakit: Direktur
Bertanggung Jawab Kepada: Gubernur, berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan
Bertanggung Jawab Untuk: Mengatur pengelolaan penanganan
bencana dan korban bencana di rumah sakit.
2. Komandan Bencana: Wakil Direktur Pelayanan
Bertanggung Jawab Kepada: Komandan Rumah sakit
Bertanggung jawab Untuk: Mengkoordinir pelaksanaan
pelayanan medical support dan management support
Manajemen SDM Intra Hospital
11. 3. Ketua Management Support : Wakil Administrasi
Bertanggung Jawab Kepada: Komandan Bencana
Bertanggung Jawab Untuk : Memastikan ketersediaan sumber
pendukung untuk pelaksanaan penanganan korban
4. Ketua Medical Support: Kepala Bidang Pelayanan Medis
Bertanggung Jawab Kepada: Komandan Bencana
Bertanggung Jawab Untuk: Pengendalian penanganan korban
bencana hidup dan mati.
5. Ketua tim MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) : senior
bedah
Bertanggungjawab kepada : Ketua Medical Support
Bertanggungjawab untuk : melakukan penanganan di rumah sakit.
12. 6. Ketua Tim Keuangan: Kepala Bagian Keuangan
Bertanggungjawab kepada: Ketua Management Keuangan
Bertanggungjawab untuk: Pengelolaan keuangan baik dari
sumber APBD, APBN maupun donator
7. Ketua TIM SDM: Kepala Bagian Umum
Bertanggungjawab kepada : Ketua Management Support
Bertanggungjawab untuk : Penyediaan SDM dari karyawan RS
maupun relawan sesuai kualifikasi yang diperlukan.
13. 8. Ketua Tim Logistik dan Operasional: Kepala Sub Bagian Rumah
Tangga
Bertanggungjawab kepada: Ketua Management Support
Bertanggungjawab untuk: Penyediaan logistik, penyediaan informasi
dan operasional penanganan bencana
9. Ketua Tim Medis dan Penunjang: Kepala Seksi Pelayanan
Rawat Jalan
Bertanggung jawab kepada: Ketua Management Support
Bertanggung jawab untuk: Penyediaan dan pelaksanaan pelayanan
medik, keperawatan, penunjang serta informasi tentang keberadaan
korban hidup selama di Rumah Sakit.
14. Manajemen Sarana dan Prasarana
Fasilitas dan sarana prasarana utama/inti
yang diperlukan dalam penanganan
bencana atau dalam situasi emergency
yang terdiri dari tiga komponen utama
15. Pos komando;diharapkan dalam ruangan ini terdapat :
• Peta RS
• Peta kota tersebut dan propinsi
• Alat komunikasi ( telepon dan radio frekuensi )
• Komputer, printer dan internet
• Televisi
• Nomer-nomer telepon penting (karyawan dan RS
terdekat)
• Peta bangunan sekitar untuk pelebaran ruangan
• Buku protap
• Alur sistem komando
Umum, yang meliputi:
16. Humas atau pusat informasi;diharapkan dalam
ruangan ini terdapat :
• Papan tulis utk laporan data korban
• Meja
• Kursi
• Telepon
• Komputer , printer dan internet
• Humas yang mampu berbahasa inggris
17. dapur umum
gudang logistik untuk penerimaan bantuan; dibedakan dengan
gudang logistik yang sehari-hari
tempat berkumpulnya relawan ; relawan disini adalah relawan
yang sudah siap untuk masuk tugas di rumah sakit. Yang
sudah tercatat dengan jelas oleh pihak pencatat relawan di
rumah sakit tersebut.
tempat berkumpulnya keluarga pasien; penting dipikirkan agar
tidak lalulalang tidak jelas sehingga membuat situasi rumah
sakit tambah kacau karena banyaknya keluarga pasien di
lorong-lorong rumah sakit.
18. PENANGANAN KORBAN, yang meliputi:
Triage ; dengan menempatkan pasien sesuai dengan kondisinya, seperti merah,
kuning, hijau dan hitam.
Ruang tindakan;
Ruang tindakan merah jika tidak mampu di terima di ruang gawat darurat maka
penting dicarikan dan disiapkan tempat lain yang berdekatan dengan ruang gawat
darurat, serta alur ke kamar operasi juga disiapkan agar lebih gampang dan tidak
berjauhan.
Ruang tindakan kuning diharapkan juga bisa berdekatan dengan ruang tindakan
merah
Ruang tindakan hijau jika tidak ada ruangan maka dapat dialokasikan di lapangan
parker
hitam sedapat mungkin alurnya tidak melalui ruangan dalam rumah sakit , jadi
melalui luar yang langsung menuju kamar jenazah
Kamar operasi; peralatan kamar operasi diharapkan selalu dalam keadaan baik dan
siap pakai
Ruang isolasi;
Ruang perawatan (intensive care, intermediate, bangsal); dan o kamar jenazah.
19. FASILITAS PENUNJANG, yang meliputi:
listrik (genset dan UPS);
sistem supply air bersih;
gas medis;
CSSD;
penyimpanan bahan bakar;
sistem komunikasi;
pengolahan limbah; dan
sistem tata udara di critical area.
20. Alat–alat medis dan penunjang yang diperlukan dalam penanganan
bencana atau dalam situasi emergency. Fasilitas medik yang
mobile/ bergerak, sebagai contoh jika Rumah Sakit mempunyai
mobil besar yang berisi peralatan operasi dan tempat tidur bagi
korban. Alat-alat medis portable atau alat yang dapat dibawa-bawa
kelapangan bila banyak korban yang diletakkan di halaman Rumah
Sakit. Keadaan diatas merupakan bencana yang terjadi diluar
rumah sakit (external disaster), sehingga kita hanya bertugas
menyiapkan dan membantu koraban. Tetapi penting disiapkan jika
rumah sakit itu sendiri terkena bencana (internal disaster).
21. Fasilitas yang perlu disiapkan jika rumah sakit itu sendiri yang
terkena bencana (internal disaster) adalah:
Tanda evakuasi
Jalur evakuasi cepat
Tempat berkumpul
Gudang logistik cadangan
Pintu darurat
Ramp
Jejaring dengan gedung yang berdekatan dengan rumah sakit.
22. Protap pengadaan dan penyediaan
barang
Protap manajemen bantuan
Protap dapur umum
Protap manajemen media
Protap transportasi (medis dan non
medis)
Protap pemulangan pasien
Protap ambulans
Protap keamanan
Protap sistem komunikasi
Protap pencatatan dan plaporan
(rekam medik)
Protap logistic
Protap manajemen relawan
• Prosedur tetap yang perlu ada dalam
tiap rumah sakit seperti :
o External Disaster:
Protap musibah massal dan bencana
alam
Protap bencana kimia
Protap KLB ( flu burung, flu babi,
demam berdarah/DBD)
Protap kamar operasi
Protap aktivasi bencana
Protap pelimpahan wewenang
Protap triase ( hijau, kuning, merah,
biru , hitam )
Protap critical care
Protap isolasi
23. Protap mobilisasi internal (SDM, sarana, rasarana)
Protap administrasi dan keuangan
Protap rujukan -> berdasarkan kasus dan kelebihan kapasitas
Protap kamar jenazah
Protap extensi kapasitas ruangan
Protap jejaring utk extensi kapasitas
Protap pemakaman jenazah masal (infeksius dan non infeksius) termasuk
prosesi keyakinan
Protap expatriot
Protap mobilisasi SDM internal dan external RS
o Internal Disaster :
Protap Jalur Evakuasi
Protap aktivasi
Protap critical care
24. Tn. Y, umur 33 tahun, merupakan salah satu pasien yang dibawa ke IGD Rumah
Sakit Seotomo dikarenakan fraktur femur akibat terkena reruntuhan material
bangunan gedung runtuh akibat gempa bumi pada 30 Agustus 2020 pukul 17.00
WIB. Korban merupakan pekerja di kawasan perumahan yang sedang dibangun.
Seteah berhasil di evakuasi korban dibawa kerumah sakit, dan segera setelah
sampai dilakukan penanganan. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan
nyeri pada kaki sebelah kiri. Pasien juga mengatakan bahwa ia sulit mengerakkan
kaki kirinya. Terdapat luka, memar dan nyeri tekan pada kaki kiri pasien. Pasien
dalam keadaan delirium dan terus menerus mengeluh kesakitan bila sedikit saja
kaki kirinya digerakkan. Pemeriksaan fisik keadaan umum saat pengkajian pasien
berbaring, kesadaran delirium, GCS : 10 (Eye: 2 = reaksi spontan, verbal: 4 =
orientasi baik, Motorik: 4 = gerakan motorik menurut), tekanan darah : 154/80
mmHg, respiratory rate : 20 kali/mnt, N : 84 kali/ menit. TB : 176 cm. BB: 65 kg.
Pada femur kiri pasien terdapat laserasi panjang kurang lebih 2 cm dan dalam 0,5
cm, luka bersih, berwarna kemerahan, tidak dibalut kassa, terdapat edema,
deformitas, krepitasi, spasme otot dan nyeri tekan. Thorak/ Paru: Ekspansi dada
kanan dan kiri simetris, pernafasan lambat dan dalam, vokal fremitus paru kanan
dan kiri sama, perkusi sonor, tidak terdengar suara nafas tambahan.
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32. D.0054 Gangguan Mobilitas
Fisik b.d penurunan
kekuatan otot d.d klien
mengeluh sulit
menggerakkan kaki kirinya,
klien mengeluh nyeri saat
menggerakkan kaki kirinya,
kekuatan otot menurun,
ROM menurun.
D.0142 Risiko
Infeksi d.d
trauma
(fraktur).
D.0077 Nyeri Akut b.d agen
pencederan fisik (trauma)
d.d klien mengeluh nyeri
pada kaki sebelah kiri
dengan skala 7, tampak
meringis, bersikap protektif
(menghindari nyeri),
tampak gelisah.
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
40. REFERENSI
Delima, M., & Putra, A. Y. M. (2021). Hospital Disaster Plan Dalam Perencanaan Kesiapsiagaan
Bencana. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal), 8(1), 54-
66.Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pertahanan
Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Nomor 188/11.077/2020 Tentang
Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana (Hospital Doisaster Plan) Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moerwardi.
Rahman, S., Silvalila, M., & Pratama, R. (2021). Analisis Waktu Respon Bencana Staf Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Sebagai Rumah Sakit Tangguh
Bencana. Journal of Medical Science, 2(1), 38-43.
RSUD dr. Soeselo Slawi. (2021). Pedoman Rencana Penanggulangan Bencana (Hospital
Disaster Plan). RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal
Safri, Hendra. 2016. “Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan.” Kelola:
Journal of Islamic Education Management 1 (1): 102–12.
https://doi.org/10.24256/kelola.v1i1.433.
Wartatmo, H. (2011). Modul Peningkatan Kapasitas SDM dalam Penyusunan Rencana Rumah
Sakit dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, 1–13.