SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi
pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian,
selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD UPT Puskesmas
Ketawang khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat
darurat di UGD UPT Puskesmas Ketawangharus berdasarkan standar pelayanan Gawat
Darurat UPT Puskesmas Ketawang.
Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
2
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
B. Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera
diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
3
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
4
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water
and electrolit )
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
C. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 856 / MENKES / SK / XI / 2009
Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 129 / MENKES / SK / II / 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi
Formal
Keterangan
1 Perawat Koordinator D III
Keperawatan/
Ners
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
2 PJ UGD D III
Keperawatan/
Ners
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
4 Perawat Pelaksana UGD D III
Keperawatan/
Ners
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
5 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS
6 Admin SMU -
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Koordinator
1 orang Anggota
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
6
c. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
1 orang Pelaksana
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Perawat UGD
 Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh PJ UGD dan disetujui oleh Perawat Koordinator
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana UGD setiap satu bulan..
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
 Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan.
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas piket.
 Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatuhal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Perawat Koordinator : satu hari sebelum
jadwal jaga. Sebelum memberitahu Perawat Koordinator , diharapkan perawat
yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang
bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka Perawat
Koordinator akan mencari tenaga perawat pengganti yang bias
direkomendasikan pada jadwal tersebut.
II. Pengaturan Jaga Dokter UGD
 Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab Dokter Umum
Puskesmas.
 Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
7
 Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan
ke PJ UGD paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga.
III. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen
 Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Dokter
Puskesmas.
 Jadwal jaga dokter konsulan dibuat oleh Dokter Puskesmas.
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruang Maternal
Neonatal
Emergency
Bed triase P1 Bed triase P2 Bed triase P3
Kotak Obat UGD Pintu masuk
Pintu keluar
Alat medis dan obat-
obatan
injeksi/emergency
Dokumen
Administrasi
Administrasi
B. STANDAR FASILITAS
I. Fasilitas & Sarana
UGD UPT Puskesmas Ketawang berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri
dari ruangan triase, ruang maternal neonatal emergency.
Ruangan triase terdiri dari 3 ( tiga ) tempat tidur , ruangan tindakan maternal
neonatal emergency terdiri dari satu (1 ) tempat tidur.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan
terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti Defribilator.
a. Alat – alat untuk ruang tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3. Vena seksi set ( 1 set )
4. Extraksi kuku set ( 2 set )
9
5. Hecting set ( 5 set )
6. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
7. Lampu sorot ( 1 buah )
8. Kassa ( 1 tromel )
9. Bidan kit ( 1 set)
10. Ganti verban set ( 3 set )
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 3 buah )
- Nomer 16 ( 3 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
12. Spekulum hidung ( 2 buah )
13. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
14. Infus set ( 1 buah )
15. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
16. Emergency lamp ( 1 buah )
17. Stetoskop ( 1 buah )
18. Tensimeter ( 1 buah )
19. Thermometer ( 1 buah )
20. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah )
- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah )
21. Tiang infus ( 2 buah )
b. Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah :
1. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
10
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Tabung Oksigen
7. Tensimeter ( 1 buah )
8. Stetoskop ( 1 buah )
9. Thermometer ( 1 buah )
c. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien saatini memiliki 2 ( dua unit) yaitu
mobil ambulance dan mobil puskesmas keliling.
III. Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Stretcher ( 1 buah )
3. Tas Emergency yang berisi :
-Obat – obat untuk life saving
- Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
- Senter ( 2 buah )
- Stetoskop ( 3 buah )
- Tensimeter ( 1 buah )
- Gunting verban ( 2 buah )
- Tongue Spatel ( 1 buah )
- Reflex hummer ( 2 buah )
- Infus set ( 1 buah )
- IV chateter ( semua ukuran, masing-masing 2 buah)
- Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
11
IV. Standar Obat UGD
I. Obat Live Saving
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Adona AC 10 ml Ampul 6 Haemostatic
2. Alupent Ampul 2 Anti asthmatic dan COPD
preparations
3. Aminophilin Ampul 14 Anti asmatic dan COPD
preparations
4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics
5. Buscopan Ampul 14 Anti spasmodics
6 Catapres Ampul 3 Other Anti hypertensives
7 Cedation Ampul 5 Anti emetics
8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones
9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics
11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives
12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general
13 Lasik Ampul 16 Diuretics
14 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal
15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik
16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector
18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector
19 Novalgin Ampul 5 Analgetik
20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi
21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
22 Pethidine Ampul 2 Sedatif
23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator
24 Ranitidine Ampul 5 Antacida
25 Remopain Ampul 5 Analgetik
26 Renatoc Ampul 2 Antacida
27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik
28 Panadol Ampul 5 Analgetik
29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
12
30 Valium Ampul 14 Sedatif
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik
33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
34 Vaksin Engerik B-In-1 Tube 3 Vaksinasi hepatitis
35 Vaccin Engerik o,5 ml Tube 2 Vaksinasi hepatitis
36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit
37 Meylon 25 ml Flacon 9
38 Meylon 100 ml Flacon 1
b. Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Adalat 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti angina
4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida
c. Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Asering Kolf 4
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10. Manitol 250 cc Kolf 2
11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
13. Nacl 3 % Kolf 1
14. Ringer Dextrose Kolf 6
13
15 Ringer Lactat Kolf 13
16. Ringer Solution Kolf 2
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6
d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetic
2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetic
3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetic
4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
6. Proris Sup Supp 6 Anti piretik ,
Analgetik
7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif
8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik
2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)
3. Zantadin Ampul 5 Antasida
4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics
7. Sotatik Ampul 8 Anti emetic
8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik
10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik
14
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans, anti
trombotics
2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers
3. Inopamil Tablet 5
4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo
6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
7. Strocain Tablet 5 Antacid& Antiulcerant
8. Norit Tablet 15
9. Ponstan Tablet 2 Analgetic& Antipiretic
15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat UGD
 Petugas Administrasi
II. Perangkat Kerja
 Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien / keluarga
dibagian administrasi.
2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan pengantar untuk
mencari data dalam mengkaji pasien.
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian administrasi, maka akan ada
status yang harus diisi oleh dokter UGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung jawab pasien yang
melakukan pendaftaran di bagian administrasi melalui pengantar pasien cito
UGD.
16
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter / perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Pesawat telpon
 Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam puskesmas melalui pengantar rujukan
internal.
2. Antara UGD dengan dokter konsulan / rumah sakit lain / yang terkait dengan
pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone.
3. Antara IGD dengan petugas ambulan menggunakan pesawat telephone dan
handphone.
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status Rawat Jalan dan Rawat Inap
III. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
1. Dokter UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan
menentukan prioritas penanganan.
2. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam
fungsi vital, pasien ditempatkan di bed P1.
3. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi
vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed P2.
17
4. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien
ditempatkan di bed P3.
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
I. Petugas Penangung Jawab
- Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir pelayanan UGD (inform concent, rujukan, penolakan/persetujuan
tindakan, pernyataan pulang atas permintaan sendiri)
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter UGD menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada
pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat.
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status rawat jalan/rawat inap pasien.
E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
- Petugas Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Buku monitoring pasien
III. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
1. Perawat UGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan.
2. Perawat UGD menghubungi petugas ambulan untuk menyiapkan kendaraan
3. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
18
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat jaga
 Dokter UGD
II. Perangkat Kerja
 Stetoscope
 Tensi meter
 Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian administrasi.
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien.
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter UGD.
4. Dokter UGD menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung
jawab.
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan mengisi inform concent.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan obat dan bisa langsung pulang.
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter.
G. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter UGD
 Perawat jaga
II. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoscope
 EKG
 Surat Kematian
19
III. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA)
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter UGD.
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah.
3. Dokter UGD membuat surat keterangan kematian.
4. Jenazah diserah terimakan dengan keluarga/penanggung jawab.
H. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter UGD
 Perawat jaga
II. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD
1. Alih Rawat
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk.
- Dokter UGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan
mengenai keadaan umum pasein.
- Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD menghubungi
petugas ambulan untuk merujuk pasien pada rumah sakit yang dituju.
2. Pemeriksaan Diagnostik
- Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter UGD mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent.
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit tujuan.
- Perawat UGD menghubungi petugas ambulan.
20
3. Spesimen
- Pasien / keluarga dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen.
- Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent.
 Dokter UGD mengisi formulir pengantar pemeriksan, dan diserahkan kepetugas
laboratoriu.
 Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel pada pasien.
21
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita, tatalaksana pengobatan dan
pencegahan penyakit kepada pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Memberikan pelatihan tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi yang baik merupakan kunci mencapai keselamatan pasien
22
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
Adverse Event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”
Kesalahan Medis
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian Sentinel
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti
: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
23
D. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Perawat melaporkan pada dokter UGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter UGD
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
24
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi
HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus
secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi
penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit :
tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08%
pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis
karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
25
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
26
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di UPT Puskesmas Ketawang dalam memberikan
pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel
jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat
darurat hari yang sama.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format
tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan kepada tim mutu.
27
BAB VIII
PENUTUP
Standar pelayanan ruang pemeriksaan umum UPT Puskesmas Ketawang
ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan ruang pemeriksaan umum puskesmas.
Untuk keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas ini
diperlukan komitmen dan kerja samasemuapetugas kepentingan terkait. Hal tersebut akan
menjadikan pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas semakin optimal dan adapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu layanan puskesmas dan kepuasan pasien dan masyarakat.

More Related Content

What's hot

Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakit
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakitPedoman pelayanan gawat darurat rumah sakit
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakitSangidYahya
 
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
 
Panduan akses ke pelayanan rs
Panduan akses ke pelayanan rsPanduan akses ke pelayanan rs
Panduan akses ke pelayanan rsEkaMeliyanti
 
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasien
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasienPedoman pelaporan insiden kejadian pasien
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasienRSIABudhiMulia
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangantitisdwina
 
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.doc
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.docSOP PERSIAPAN RUJUKAN.doc
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.docdayderby
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
 
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medis
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medisContoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medis
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medisAtal Tamara Setiawan
 
Kumpulan sop tindakan ponek
Kumpulan sop tindakan ponekKumpulan sop tindakan ponek
Kumpulan sop tindakan ponekKurniaTriarieni
 
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docxPkmtndMovie
 
form pemberian informasi dan edukasi.docx
form pemberian informasi dan edukasi.docxform pemberian informasi dan edukasi.docx
form pemberian informasi dan edukasi.docxAjengSaraswati1
 
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RS
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RSSOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RS
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RSPENDIDIKAN & KESEHATAN
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxIinUnique
 
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicuArmin Kobain
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakit
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakitPedoman pelayanan gawat darurat rumah sakit
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakit
 
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
Panduan akses ke pelayanan rs
Panduan akses ke pelayanan rsPanduan akses ke pelayanan rs
Panduan akses ke pelayanan rs
 
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasien
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasienPedoman pelaporan insiden kejadian pasien
Pedoman pelaporan insiden kejadian pasien
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
Spm rs
Spm rsSpm rs
Spm rs
 
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.doc
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.docSOP PERSIAPAN RUJUKAN.doc
SOP PERSIAPAN RUJUKAN.doc
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medis
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medisContoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medis
Contoh spk dan rkk serta rekomedasi k omite medis
 
Kumpulan sop tindakan ponek
Kumpulan sop tindakan ponekKumpulan sop tindakan ponek
Kumpulan sop tindakan ponek
 
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
 
form pemberian informasi dan edukasi.docx
form pemberian informasi dan edukasi.docxform pemberian informasi dan edukasi.docx
form pemberian informasi dan edukasi.docx
 
Bab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptxBab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptx
 
Sop rujukan
Sop rujukanSop rujukan
Sop rujukan
 
Spo dpjp
Spo dpjpSpo dpjp
Spo dpjp
 
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RS
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RSSOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RS
SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas / RS
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 

Similar to 372012721 pedoman-internal-pelayanan-igd-sukses

Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_darujohanadi2
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratdedy ari
 
Standar Pelayanan Unit Gawat Darurat
Standar Pelayanan Unit Gawat DaruratStandar Pelayanan Unit Gawat Darurat
Standar Pelayanan Unit Gawat DaruratLUCIANA PEPPY
 
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxKELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxanangkuniawan
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarQueen Lea
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxudayaniuda
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATTRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATatisetiawati
 
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptx
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptxBab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptx
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptxbismillah41
 
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptxPERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptxIwAn927910
 
Bab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdfBab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdfTriasMego
 
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdf
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdfBAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdf
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdfandiISPAJAYATI
 
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docxssuser9fa0b7
 

Similar to 372012721 pedoman-internal-pelayanan-igd-sukses (20)

PEDOMAN BP umum 2019.doc
PEDOMAN BP umum 2019.docPEDOMAN BP umum 2019.doc
PEDOMAN BP umum 2019.doc
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Standar Pelayanan Unit Gawat Darurat
Standar Pelayanan Unit Gawat DaruratStandar Pelayanan Unit Gawat Darurat
Standar Pelayanan Unit Gawat Darurat
 
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptxKELOMPOK_2_SPGDT  fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
KELOMPOK_2_SPGDT fixx.phhhhhhhhhhhhhhhhhhhptx
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang Gadar
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
 
Bab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptxBab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptx
 
pedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdfpedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdf
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Ppt spgdt s b
Ppt spgdt s bPpt spgdt s b
Ppt spgdt s b
 
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATTRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
 
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptx
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptxBab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptx
Bab 3 UKP siap edit 3 juni-1.pptx
 
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptxPERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
PERAWAT DI MASA PANDEMI.pptx
 
Bab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdfBab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdf
 
Bab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdfBab 3 UKP.pdf
Bab 3 UKP.pdf
 
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdf
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdfBAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdf
BAB 3 UKP (revisi 16 Juni).pdf
 
Kolorectal ppk
Kolorectal ppkKolorectal ppk
Kolorectal ppk
 
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx
407540222-3-penilaian-sblm-dan-setelah-bencana-Copy-ppt.docx
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (18)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

372012721 pedoman-internal-pelayanan-igd-sukses

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana. Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD UPT Puskesmas Ketawang khususnya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di UGD UPT Puskesmas Ketawangharus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Ketawang. Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi : 1. Pasien dengan kasus True Emergency Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya 2. Pasien dengan kasus False Emergency Yaitu pasien dengan : - Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
  • 2. 2 - Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya - Keadaan tidak gawat dan tidak darurat B. Batasan Operasional 1. Unit Gawat Darurat Adalah unit pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin. 2. Triage Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya. 3. Prioritas Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul. 4. Survey Primer Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa. 5. Survey Sekunder Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi. 6. Pasien Gawat darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. 7. Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut 8. Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal. 9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
  • 3. 3 10. Kecelakaan ( Accident ) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial. Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut : 1. Tempat kejadian :  Kecelakaan lalu lintas  Kecelakaan di lingkungan rumah tangga  Kecelakaan di lingkungan pekerjaan  Kecelakaan di sekolah  Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain. 2. Mekanisme kejadian Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi. 3. Waktu kejadian a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time ) b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain. 11. Cidera Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan. 12. Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu : 1. Susunan saraf pusat 2. Pernafasan 3. Kardiovaskuler 4. Hati 5. Ginjal 6. Pancreas
  • 4. 4 Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh : 1. Trauma / cedera 2. Infeksi 3. Keracunan ( poisoning ) 4. Degerenerasi ( failure) 5. Asfiksi 6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and electrolit ) 7. Dan lain-lain. Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh : 1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat 2. Kecepatan meminta pertolongan 3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan a. Ditempat kejadian b. Dalam perjalanan ke rumah sakit c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit C. Landasan Hukum 1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 856 / MENKES / SK / XI / 2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 129 / MENKES / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
  • 5. 5 BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi SDM Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah : Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan 1 Perawat Koordinator D III Keperawatan/ Ners Bersertifikat BLS/BTCLS/PPGD 2 PJ UGD D III Keperawatan/ Ners Bersertifikat BLS/BTCLS/PPGD 4 Perawat Pelaksana UGD D III Keperawatan/ Ners Bersertifikat BLS/BTCLS/PPGD 5 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS 6 Admin SMU - B. Distribusi Ketenagaan Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat yaitu : a. Untuk Dinas Pagi : yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori : 1 orang Koordinator 1 orang Anggota b. Untuk Dinas Sore : yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift 1 orang Pelaksana
  • 6. 6 c. Untuk Dinas Sore : yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift 1 orang Pelaksana C. Pengaturan Jaga I. Pengaturan Jaga Perawat UGD  Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh PJ UGD dan disetujui oleh Perawat Koordinator  Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana UGD setiap satu bulan..  Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).  Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan.  Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas piket.  Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatuhal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Perawat Koordinator : satu hari sebelum jadwal jaga. Sebelum memberitahu Perawat Koordinator , diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka Perawat Koordinator akan mencari tenaga perawat pengganti yang bias direkomendasikan pada jadwal tersebut. II. Pengaturan Jaga Dokter UGD  Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab Dokter Umum Puskesmas.  Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
  • 7. 7  Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka : o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke PJ UGD paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga. III. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen  Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Dokter Puskesmas.  Jadwal jaga dokter konsulan dibuat oleh Dokter Puskesmas.
  • 8. 8 BAB III STANDAR FASILITAS A. DENAH RUANGAN Ruang Maternal Neonatal Emergency Bed triase P1 Bed triase P2 Bed triase P3 Kotak Obat UGD Pintu masuk Pintu keluar Alat medis dan obat- obatan injeksi/emergency Dokumen Administrasi Administrasi B. STANDAR FASILITAS I. Fasilitas & Sarana UGD UPT Puskesmas Ketawang berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari ruangan triase, ruang maternal neonatal emergency. Ruangan triase terdiri dari 3 ( tiga ) tempat tidur , ruangan tindakan maternal neonatal emergency terdiri dari satu (1 ) tempat tidur. II. Peralatan Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat darurat. Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung seperti Defribilator. a. Alat – alat untuk ruang tindakan bedah 1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set ) 2. Verban segala ukuran : - 4 x 5 em ( 5 buah ) - 4 x10 em ( 5 buah ) 3. Vena seksi set ( 1 set ) 4. Extraksi kuku set ( 2 set )
  • 9. 9 5. Hecting set ( 5 set ) 6. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran: - Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah ) - Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah ) - Jarum ( 1 set ) 7. Lampu sorot ( 1 buah ) 8. Kassa ( 1 tromel ) 9. Bidan kit ( 1 set) 10. Ganti verban set ( 3 set ) 11. Stomach tube / NGT - Nomer 12 ( 3 buah ) - Nomer 16 ( 3 buah ) - Nomer 18 ( 2 buah ) 12. Spekulum hidung ( 2 buah ) 13. Spuit sesuai kebutuhan - 5 cc ( 5 buah ) - 2.5 cc ( 5 buah ) 14. Infus set ( 1 buah ) 15. Dower Catheter segala ukuran - Nomer 16 ( 2 buah ) - Nomer 18 ( 2 buah ) 16. Emergency lamp ( 1 buah ) 17. Stetoskop ( 1 buah ) 18. Tensimeter ( 1 buah ) 19. Thermometer ( 1 buah ) 20. Elastis verban sesuai kebutuhan - 6 inchi ( 1 buah ) - 4 inchi ( 2 buah ) - 3 inchi ( 1 buah ) 21. Tiang infus ( 2 buah ) b. Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah : 1. Stomach tube / NGT - Nomer 16 ( 2 buah ) - Nomer 18 ( 2 buah ) - Nomer 12 ( 3 buah ) 2. Urine bag ( 3 buah ) 3. Otoscope ( 1 buah )
  • 10. 10 4. Nebulizer ( 1 buah ) 5. Mesin EKG ( 1 buah ) 6. Tabung Oksigen 7. Tensimeter ( 1 buah ) 8. Stetoskop ( 1 buah ) 9. Thermometer ( 1 buah ) c. Ambulance Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien saatini memiliki 2 ( dua unit) yaitu mobil ambulance dan mobil puskesmas keliling. III. Fasilitas & Sarana untuk Ambulance A. Perlengkapan Ambulance 1. Ac 2. Sirine 3. Lampu rotater 4. Sabuk pengaman 5. Sumber listrik / stop kontak 6. Lemari untuk alat medis 7. Lampu ruangan 8. Wastafel B. Alat & Obat 1. Tabung Oksigen ( 1 buah ) 2. Stretcher ( 1 buah ) 3. Tas Emergency yang berisi : -Obat – obat untuk life saving - Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf ) - Senter ( 2 buah ) - Stetoskop ( 3 buah ) - Tensimeter ( 1 buah ) - Gunting verban ( 2 buah ) - Tongue Spatel ( 1 buah ) - Reflex hummer ( 2 buah ) - Infus set ( 1 buah ) - IV chateter ( semua ukuran, masing-masing 2 buah) - Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
  • 11. 11 IV. Standar Obat UGD I. Obat Live Saving a. Injeksi No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Adona AC 10 ml Ampul 6 Haemostatic 2. Alupent Ampul 2 Anti asthmatic dan COPD preparations 3. Aminophilin Ampul 14 Anti asmatic dan COPD preparations 4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics 5. Buscopan Ampul 14 Anti spasmodics 6 Catapres Ampul 3 Other Anti hypertensives 7 Cedation Ampul 5 Anti emetics 8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones 9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer 10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics 11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives 12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general 13 Lasik Ampul 16 Diuretics 14 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal 15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik 16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector 17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector 18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector 19 Novalgin Ampul 5 Analgetik 20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi 21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif 22 Pethidine Ampul 2 Sedatif 23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator 24 Ranitidine Ampul 5 Antacida 25 Remopain Ampul 5 Analgetik 26 Renatoc Ampul 2 Antacida 27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik 28 Panadol Ampul 5 Analgetik 29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
  • 12. 12 30 Valium Ampul 14 Sedatif 31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan 32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik 33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus 34 Vaksin Engerik B-In-1 Tube 3 Vaksinasi hepatitis 35 Vaccin Engerik o,5 ml Tube 2 Vaksinasi hepatitis 36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit 37 Meylon 25 ml Flacon 9 38 Meylon 100 ml Flacon 1 b. Tablet No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Adalat 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi/ Betabloker 2. Adalat 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi / Betabloker 3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti angina 4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida c. Cairan Infus No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Asering Kolf 4 2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2 3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8 4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5 5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2 6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3 7. Kaen 3 B Kolf 1 8. Kaen 3 A Kolf 1 9. Larutan 2 A Kolf 7 10. Manitol 250 cc Kolf 2 11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1 12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5 13. Nacl 3 % Kolf 1 14. Ringer Dextrose Kolf 6
  • 13. 13 15 Ringer Lactat Kolf 13 16. Ringer Solution Kolf 2 17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6 d. Suppositoria No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetic 2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetic 3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetic 4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik, Analgetik 5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik, Analgetik 6. Proris Sup Supp 6 Anti piretik , Analgetik 7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif 8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif 2. OBAT PENUNJANG a. Injeksi No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik 2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit) 3. Zantadin Ampul 5 Antasida 4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs 5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin 6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics 7. Sotatik Ampul 8 Anti emetic 8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi 9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik 10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik
  • 14. 14 b. Obat tablet No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat 1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans, anti trombotics 2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers 3. Inopamil Tablet 5 4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs 5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo 6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers 7. Strocain Tablet 5 Antacid& Antiulcerant 8. Norit Tablet 15 9. Ponstan Tablet 2 Analgetic& Antipiretic
  • 15. 15 BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN I. Petugas Penanggung Jawab  Perawat UGD  Petugas Administrasi II. Perangkat Kerja  Status Medis III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD 1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian administrasi. 2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan pengantar untuk mencari data dalam mengkaji pasien. 3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian administrasi, maka akan ada status yang harus diisi oleh dokter UGD yang bertugas. 4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung jawab pasien yang melakukan pendaftaran di bagian administrasi melalui pengantar pasien cito UGD.
  • 16. 16 B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD I. Petugas Penanggung Jawab  Dokter / perawat UGD II. Perangkat Kerja  Pesawat telpon  Hand phone III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD 1. Antara UGD dengan unit lain dalam puskesmas melalui pengantar rujukan internal. 2. Antara UGD dengan dokter konsulan / rumah sakit lain / yang terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone. 3. Antara IGD dengan petugas ambulan menggunakan pesawat telephone dan handphone. C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE I. Petugas Penanggung Jawab - Dokter jaga IGD II. Perangkat Kerja - Stetoscope - Tensimeter - Status Rawat Jalan dan Rawat Inap III. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD 1. Dokter UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan. 2. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan di bed P1. 3. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed P2.
  • 17. 17 4. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed P3. D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT I. Petugas Penangung Jawab - Dokter jaga IGD II. Perangkat Kerja - Formulir pelayanan UGD (inform concent, rujukan, penolakan/persetujuan tindakan, pernyataan pulang atas permintaan sendiri) III. Tata Laksana Informed Consent 1. Dokter UGD menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat. 2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat. 3. Setelah diisi dimasukkan dalam status rawat jalan/rawat inap pasien. E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN I. Petugas Penanggung Jawab - Perawat UGD - Petugas Ambulan II. Perangkat Kerja - Ambulan - Buku monitoring pasien III. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD 1. Perawat UGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan. 2. Perawat UGD menghubungi petugas ambulan untuk menyiapkan kendaraan 3. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
  • 18. 18 F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY I. Petugas Penanggung Jawab  Perawat jaga  Dokter UGD II. Perangkat Kerja  Stetoscope  Tensi meter  Alat Tulis III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency 1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian administrasi. 2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien. 3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter UGD. 4. Dokter UGD menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab. 5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan mengisi inform concent. 6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan obat dan bisa langsung pulang. 7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter. G. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA ) I. Petugas Penanggung Jawab  Dokter UGD  Perawat jaga II. Perangkat Kerja  Senter  Stetoscope  EKG  Surat Kematian
  • 19. 19 III. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA) 1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter UGD. 2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah. 3. Dokter UGD membuat surat keterangan kematian. 4. Jenazah diserah terimakan dengan keluarga/penanggung jawab. H. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN I. Petugas Penanggung Jawab  Dokter UGD  Perawat jaga II. Perangkat Kerja  Ambulan  Formulir persetujuan tindakan  Formulir rujukan III. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD 1. Alih Rawat - Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk. - Dokter UGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein. - Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD menghubungi petugas ambulan untuk merujuk pasien pada rumah sakit yang dituju. 2. Pemeriksaan Diagnostik - Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter UGD mengenai tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent. - Perawat UGD menghubungi rumah sakit tujuan. - Perawat UGD menghubungi petugas ambulan.
  • 20. 20 3. Spesimen - Pasien / keluarga dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen. - Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent.  Dokter UGD mengisi formulir pengantar pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratoriu.  Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel pada pasien.
  • 21. 21 BAB V KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :  Asesmen resiko  Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien  Pelaporan dan analisis insiden  Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya  Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :  Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan  Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil B. Tujuan  Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit  Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat  Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas  Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) C. Standar Keselamatan Pasien 1. Hak pasien 2. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita, tatalaksana pengobatan dan pencegahan penyakit kepada pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Memberikan pelatihan tentang keselamatan pasien 6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 7. Komunikasi yang baik merupakan kunci mencapai keselamatan pasien
  • 22. 22 Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) Adverse Event : Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah KTD yang tidak dapat dicegah Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) Near Miss : Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :  Karena “ keberuntungan”  Karena “ pencegahan ”  Karena “ peringanan ” Kesalahan Medis Medical Errors: Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien Kejadian Sentinel Sentinel Event : Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
  • 23. 23 D. TATA LAKSANA a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien b. Perawat melaporkan pada dokter UGD c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter UGD d. Mengobservasi keadaan umum pasien e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”
  • 24. 24 BAB VI KESELAMATAN KERJA I. Pendahuluan HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai. Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll). Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala. Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
  • 25. 25 II. Tujuan a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi. b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”. III. Tindakan yang beresiko terpajan a. Cuci tangan yang kurang benar. b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat. c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman. d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman. e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat. f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai. IV. Prinsip Keselamatan Kerja Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu : a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain. c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
  • 26. 26 BAB VII PENGENDALIAN MUTU Indikator mutu yang digunakan di UPT Puskesmas Ketawang dalam memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama. Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan kepada tim mutu.
  • 27. 27 BAB VIII PENUTUP Standar pelayanan ruang pemeriksaan umum UPT Puskesmas Ketawang ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan ruang pemeriksaan umum puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja samasemuapetugas kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas semakin optimal dan adapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu layanan puskesmas dan kepuasan pasien dan masyarakat.