SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG
MANAJEMEN PNS
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG
MANAJEMEN PNS
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
@ 2017
POKOK BAHASAN
1 PENGANTAR
MANAJEMEN ASN DALAM KONTEKS UU
ASN
2
PP No. 11 TAHUN 2017 TENTANG
MANAJEMEN PNS
3
PENAJAMAN MATERI
4
PENUTUP
5
PENGANTAR
1
Indonesia sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar ke-4 di dunia
POPULASI: 237 JUTA PENDUDUK
(Sensus 2013)
Jumlah PNS:
4,36 Juta (BKN-2013)
No NEGARA RASIO (%)
1 MYNMAR 0,7
2 CAMBODIA 1,2
3 LAOS 1,8
4 THAILAND 1,9
5 INDONESIA 1,9
6 VIETNAM 2,1
7 SINGAPORE 2,5
8 PHILIPINES 2,9
9 MALAYSIA 3,7
10 BRUNAI DARUSSALAM 11,4
PNS Facts and Figures, Des 2016
3.08%
PNS terhadap
Angkatan Kerja
(118.19 juta)
4.498.643
Jumlah PNS per
Desember 2016
PNS Pusat : 20.94%
PNS Daerah : 79.06%
-0.44%
Rata-rata
pertumbuhan per
tahun 2010-2015
45 tahun
Rata-rata
47 tahun
Median
51 tahun
Modus
BUP 2016-2020
752.271 PNS
Tingkat Pendidikan
PNS
Rendah : 28.32%
Menengah : 20.09%
Tinggi : 51.59%
13.71%
PNS diatas 55 Tahun 10.6% Struktural
51.13% JFT
38.27% JFU
TRANSFORMASI BIROKRASI &
PENGELOLAAN SDM APARATUR
RULE BASED
BUREAUCRAC
Y
2013
2018
2025
A DM I N IS TRA SI
K EPEGAWAIAN
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
M AN AJEMEN
S D M
DYNAMIC
GOVERNANCE
P EN G EM B A N G A N
POTENSI H U M A N
CAPITAL
B IR OK R AS
I BERSIH,
KOMPETE
N D A N
MELAYANI
MANAJEMEN ASN DALAM KONTEKS
UU ASN
2
PENGATURAN
MANAJEMEN P N S
POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
(PNS)
UU No. 8
Tahun 1974
UU No. 43
Tahun 1999
UU No. 5
Tahun 2014
APARATUR SIPIL
NEGARA
(PNS + PPPK)
19 Desember 2013
Ditandatangani DPR
15 Januari 2014
Diundangkan dalam
Lembaran Negara
TINDAK LANJUT UU Nomor 5
Tahun 2014
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN
TINGGI
JABATAN ADMINISTRASI
JABATAN FUNGSIONAL
15 Januari 2014
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
UU No. 5
Tahun
2014
PP No. 21
Tahun
2014
PP No. 70
Tahun
2015
PP No. 11
Tahun
2017
PEMBERHENTIAN PNS
YANG MENCAPAI BATAS
USIA PENSIUN BAGI
PEJABAT FUNGSIONAL
19 Maret 2014
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
PERATURAN PELAKSANAAN YANG SUDAH TERBIT
JAMINAN KECELAKAAN
KERJA DAN JAMINAN
KEMATIAN BAGI
PEGAWAI ASN
17 September 2015
Diundangkan dalam
Lembaran Negara
MANAJEMENPEGAWAI
NEGERI SIPIL
7 April 2017
Diundangkan dalam
Lembaran Negara
JENIS, STATUS & FUNGSI PEGAWAI ASN
JENIS
PNS
Pasal 1
angka 3 &
Pasal 7
PPPK
Pasal 1
angka 4 &
Pasal 7
STATUS
1. Berstatus pegawai tetap
2. Memiliki NIP secara nasional;
3. Sebagai pembuat kebijakan.
1. Diangkat Dgn Perjanjian Kerja;
2. Dapat diberikan No Induk
Pegawai Perjanjian Kerja;
3. Melaksanakan Tugas
Pemerintahan;. FUNGSI:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
M emban gun Sistem Merit ASN
Menyesuaikan arah
•
•
Tim Penilai Kinerja
Kelas Jabatan: beban, tanggung
jawab & resiko pekerjaan
• Pangkat melekat pada jabatan
• Remunerasi ditentukan pd kinerja
bukan pd jabatan semata
•
•
Anjab & ABK thd Renstra K/L/D
Geogrfis, Jml Penduduk, Belanja
Pegawai
• Penggunaan sistem elektronik
pembangunan nasional
6P
•
•
Training Need Analysis (TNA)
Diklat, Coaching & Mentoring
berbasis: 20JP/Thn
• Sekolah kader
• Diklat NKRI
Mengurangi kesenjangan
kompetensi
• Talent Mapping,
Succession & Career Planning
• Rotasi nasional (perekat
NKRI)
• Standar Kompetensi
Jabatan dan Rencana
Pengembangan Karier
• Mutasi 2-5 Thn
Meningkatkan kinerja
berkelanjutan
Menuju ASN
yang dinamis
•
•
•
• Rekrutmenberbasis
jabatan
ADM, TKD & TKB
Masa Percobaan (CPNS
1x), Orientasi &
engagement utk setiap
penugasan
Open rekrutmen unt JPT
Mendapatkan talenta
terbaik
•
•
Sistem pensiun & JHT
menjadi iuran pasti
Sistem kompensasi
Mengapresiasi
secara layak
SISTEM &
INFRASTRUKTUR
BUDA
YA KERJA &
KEPEMIMPINAN
KEBIJAKAN &
PROSES
MANAJEMEN ASN
Manajemen PNS:
1. penyusunan dan penetapan
kebutuhan;
2. pengadaan;
3. pangkat dan jabatan;
4. pengembangan karier;
5. pola karier;
6. promosi;
7. mutasi;
8. Penilaian kinerja
9. penggajian dan tunjangan;
10. penghargaan;
11. disiplin;
12. pemberhentian;
13. pensiun dan tabungan hari tua;
dan
14. perlindungan.
Manajemen PPPK:
1. penetapan kebutuhan;
2. pengadaan;
3. penilaian kinerja;
4. penggajian dan tunjangan;
5. pengembangan kompetensi;
6. pemberian penghargaan;
7. disiplin;
8. pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan
9. perlindungan.
REKRUITMEN
1
PENGEMBANGAN
PEGAWAI
2
PROMOSI
3
KESEJAHTERAAN
4
MANAJEMEN
KINERJA
5
DISIPLIN & ETIKA
6
PENSIUN
7
A. MANAJEMEN PNS
BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk
JANGKA WAKTU 5 THN
SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK
PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN
PNS-SWASTA
BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI)
BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG
JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA
POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/
PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA
KINERJA
RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI
SEMANGAT FULLY FUNDED
B. MANAJEMEN PPPK
▪ Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran,
seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan.
▪ Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.
▪ Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
▪ Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
▪ PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS
Pengadaan
▪
▪
▪
Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit/organisasi.
Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian
tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.
Penilaian
Kinerja
▪
▪
▪
▪
Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd
APBN/APBD.
Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
Dapat diberikan penghargaan.
Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua,
kesehatan, kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
Hak
PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin
jika melanggarnya
Disiplin
JABATAN A S N
MADYA
KETRAMPILAN
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN
FUNGSIONAL
UTAMA
PEGAWAI D A N JABATAN A S N
MADYA
KETRAMPILAN
PPPK
PNS
PPPK
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN FUNGSIONAL
UTAMA
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan
bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
PENGEMBANGAN KARIER
•kejelasan dan kepastian
karier kepada PNS
•berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian
kinerja, dan kebutuhan
instansi pemerintah
•Dilakukan melalui mutasi
dan/atau promosi
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
•PPK wajib menetapkan
kebutuhan, menyusun
rencana, melaksanakan, dan
pemantauan serta evaluasi
•Diklat, seminar, kursus,
penataran,
sekolah/pelatihan kader dan
magang
• Prinsip Dasar: PNS memiliki
hak dan kesempatan yang
sama didasarkan pada
penilaian kinerja dan
penilaian kompetensi
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN KARIER
•Instansi pemerintah wajib
memiliki
•Berisi rencana dan
pelaksanaan manajemen
karier
•Merupakan bagian yang
terintegrasi dengan Sistem
Informasi ASN
PENGEMBANGAN KARIER
MANAJEMEN KARIER
PNS
•Standar Kompetensi
Jabatan
•Profil PNS
•PENGEMBANGAN
KARIER
•Diselenggarakan
tingkat instansi dan
nasional
•PPK wajib
menetapkan rencana,
melaksanakan, dan
pemantauan
POLA KARIER
•Merupakan pola
dasar urutan
penempatan
dan/atau
perpindahan PNS
dalam dan antar
posisi di setiap jenis
jabatan secara
berkesinambungan
•Pola karier nasional
dan instansi.
•Berbentuk horizontal,
vertikal dan diagonal
•Prinsip Dasar: untuk
menjamin
keselarasan potensi
PNS dengan
penyelenggaraan
tugas-nya
MUTASI dan PROMOSI
•Mutasi : menyusun
rencana dan
dilakukan paling
singkat 2 tahun dan
paling lama 5 tahun
•Atas dasar
kesesuaian antara
kompetensi PNS
dengan persyaratan
jabatan, klasifikasi
jabatan dan pola
karier
•Promosi merupakan
bentuk pola karier
yang vertikal atau
diagonal
•PPK menetapkan
kelompok rencana
suksesi setiap tahun
dan mengumumkan
melalui Sistem
Informasi ASN
Rencana Suksesi dan
Penugasan Khusus
•Kelompok rencana
suksesi adalah
kelompok PNS yang
memiliki kompetensi
sesuai jabatan; telah
melaksanakan
kewajiban
pengembangan
kompetensi; memiliki
penilaian kinerja
paling kurang bernilai
baik dalam 2 tahun
terakhir
•Penugasan khusus
merupakan
penugasan PNS untuk
melaksanakan
jabatan secara khusus
di luar instansi
pemerintah
KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL
kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis;
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pengalaman kepemimpinan
kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman
kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
2. Seminar
4. Penataran
1. Pendidikan
dan Latihan
6. Pertukaran
PNS dan
Swasta
INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN
RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI &
TERTUANG DALAM RENCANA KERJA
ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
3. Kursus
5. Praktik Kerja
Di Instansi Pusat
dan Daerah
selama 1 tahun
PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI
DALAM PNS
1. Kualifikasi
2. Kompetensi
3. Penilaian kinerja, dan;
4. Kebutuhan Instansi
Pemerintah
1. Integritas dan;
2. Moralitas
BERDASARKAN
MEMPERTIMBANGKAN
2. Seminar
4. Penataran
1. Pendidikan
dan Latihan
6. Pertukaran
PNS dan
Swasta
INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA
PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG
DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN
INSTANSI
3. Kursus
5. Praktik Kerja
Di Instansi Pusat
dan Daerah
selama 1 tahun
POLA KARIR PEGAWAI A S N
MADYA
KETRAMPILAN
PPPK
PNS
PPPK
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN FUNGSIONAL
UTAMA POSISI
KARIER
PERPINDAHAN PEGAWAI A S N
MADYA
KETRAMPILAN
VERTIKAL
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
KEAHLIAN
JABATAN
FUNGSIONAL
UTAMA
HORIZONTAL
ADMINISTRATOR
VERTIKAL
DIAGONAL
PENGANGKATAN D A L A M JABATAN FUNGSIONAL
INPASSING
(PENYESUAIAN)
PENGANGKATAN
PERTAMA
PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
PROMOSI
PENGANGKATAN D A L A M JABATAN
ADMINISTRAS I
POLA KARIR
PROMOSI
PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
PENGANGKATAN
PERTAMA
PENGANGKATAN D A L A M JABATAN PIMPINAN
TINGGI
SELEKSI
TERBUK
A
PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG
MANAJEMEN PNS
3
SISTEMATIKA PP MANAJEMEN PNS
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
KETENTUAN UMUM
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
PENGADAAN
PANGKAT DAN JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
PENGHARGAAN
PEMBERHENTIAN
PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
PERLINDUNGAN
CUTI
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
15 BAB
364 PASAL
BATANG TUBUH PP No. 11 TAHUN 2017
BAB I KETENTUAN UMUM
•
•
•
PENGERTIAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN PNS
PEJABAT YANG BERWENANG
- Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
- Presiden dapat mendelegasikan ke PPK
- Penambahan PPK yang tidak diatur dalam UU
BAB II
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
• Penyusunan Kebutuhan berdasarkan Analisis Jabatan dan ABK
sesuai siklus anggaran
• Disusun untuk jangka waktu 5 tahun setelah Renstra
oleh PPK
ditetapkan
• Mendukung pencapaian indikator keberhasilan sasaran strategis
sebagaimana tertuang dalam rencana strategis instansi masing-
masing sebagai turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
•
•
Petunjuk teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut dengan Perka BKN
Penetapan kebutuhan PNS secara nasional dan penetapan
kebutuhan ada setiap instansi oleh Menteri PANRB setelah
memperhatikan pendapat menteri keuangan mendapat persetujuan
teknis Kepala BKN
BAB III PENGADAAN
• Pengadaan meliputi tahapan perencanaan, pengumuman
lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan dan masa percobaan calon PNS.
• Pengadaan calon PNS dilakukan secara nasional
• Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS yang diketuai
Kepala BKN
• Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan dan mekanisme kerja
Panitia Seleksi Nasional Pengadaan calon PNS diatur dengan
Peraturan Menteri
• Petunjuk teknis Pengadaan CPNS diatur lebih lanjut dengan Perka
BKN.
BAB IV PANGKAT DAN JABATAN
• Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan
kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian, yang
ditetapkan melalui proses evaluasi jabatan
• Jabatan PNS: Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Jabatan Administrasi (JA),
Jabatan Fungsional (JF).
• Persyaratan dan Pengangkatan Dalam Jabatan
• Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
• Pemberhentian Dari Jabatan
• Tata Cara Pengangkatan Dalam Jabatan
• Tata Cara Pemberhentian Dari Jabatan
• Larangan rangkap jabatan
• Klasifikasi Jabatan
• Pengisian Jabatan PNS oleh Prajurit TNI/Anggota Polri
• Sekolah Kader
BAB V
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI & MUTASI
- Menggunakan sistem merit
- Pola karier nasional dan pola karier instansi
- Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
- Pengembangan karier dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah
- Pengembangan karier dilakuka melalui mutasi dan promosi
- Sistem Informasi ASN yang dikelola oleh Kepala BKN
- Evaluasi Pengembangan Karier
- Pola Karier PNS secara horizontal, vertikal, diagonal
- Mutasi paling cepat 2 tahun, paling lama 5 tahun
- Mutasi PNS antar instansi ditetapkan oleh Kepala BKN
- Promosi secara vertikal atau diagonal.
- Tim Penilai Kinerja Instansi
- Pendidikan dan Pelatihan PNS
- Evaluasi Pengembangan Kompetensi
- Sistem Informasi Manajemen Karier
BAB VI
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat
unit atau organisasi, dengan memperhatikan target,
capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta
perilaku PNS
PNS wajib mematuhi disiplin PNS
Pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penilaian Kinerja
dan Disiplin PNS diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(PP No. 46 Tahun 2011 dan PP No. 53 Tahun 2010)
BAB VII PENGHARGAAN
• tanda kehormatan;
• kenaikan pangkat istimewa;
• kesempatan prioritas untuk pengembangan
kompetensi; dan/atau
• kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara
kenegaraan.
BAB VIII PEMBERHENTIAN
Jenis Pemberhentian dan Tata Cara Pemberhentian
• Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
• Peberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
• Pemberhentian Karena Perampingan Organisasi Pemerintah
• Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani dan Rohani
• Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
• Pemberhentian Karena Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
• Pemberhentian Karena Pelanggaran Disiplin
• Pemberhentian karena menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai
Politik
• Pemberhentian Karena Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
• Pemberhentian Karena Hal-hal Lain
Pemberhentian Sementara dan Pengaktifan kembali
Kewenangan Pemberhentian, Pemberhentian Sementara dan
Pengaktifan Kembali
BAB IX PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN
• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung
jawab, dan resiko pekerjaan
• Selain gaji, terdapat tunjangan dan fasilitas
• Diatur dengan PP tersendiri
BAB X
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
• PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan
•
•
pensiun dan jaminan hari tua
• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup
program jaminan sosial nasional
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua berasal dari
pemerintah selaku pemberi kerja dan iuranan PNS
yang bersangkutan.
Diatur dalam PP tersendiri.
BAB XI PERLINDUNGAN
Jenis perlindungan
• Jaminan Kesehatan
• Jaminan Kecelakaan kerja
• Jaminan Kematian
• Bantuan Hukum
Diatur dalam PP tersendiri.
(PP No. 70 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja Dan
Jaminan Kematian Bagi Pegawai ASN)
BAB XII CUTI
Jenis Cuti :
▪ Cuti Tahunan, minimal bekerja satu tahun, satu tahun mendapat 12
hari kerja
▪ Cuti Besar, masa kerja 5 tahun berturut2, paling lama 3 bulan
▪ Cuti Sakit, melampirkan surat keterangan dokter
▪ Cuti Melahirkan, untuk anak ke 1 sampai ke 3, anak ke 4 dst diberi cuti
besar
▪ Cuti Karena Alasan Penting, keluarga sakit keras/meninggal dunia,
melaksanakan perkawinan. Paling lama 1 bulan
▪ Cuti Bersama, ditetapkan oleh pemerintah, tidak mengurangi cuti
tahunan, yg tidak bisa cuti bersama ditambahkan dengan sisa cuti
tahunan terakhir.
▪ Cuti Di Luar Tanggungan Negara, bekerja minimal 5 tahun, diberikan
satu tahun dan bisa diperpanjang paling lama 3 tahun.
Ketentuan mengenai cuti sakit, cuti melahirkan,dan cuti karena
alasan penting berlaku secara mutatis mutandis terhadap calon
PNS.
BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN
• Selama menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota
lembaga nonstruktural, masa kerja sebagai pejabat negara dan
pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
• PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau
anggota lembaga nonstruktural berhak atas penghasilan
sebagai pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga
nonstruktural sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau
anggota lembaga nonstruktural tidak dibayarkan penghasilan
sebagai PNS.
BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN
• PNS yang akan mencapai batas usia pensiun, sebelum
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan
hak pensiun, dapat mengambil masa persiapan
pensiun dengan dibebaskan dari jabatan ASN untuk
paling lama 1 (satu) tahun dengan mendapat Uang
Masa Pesiapan Pensiun setiap bulan sebesar 1 (satu)
kali gaji terakhir yang diterima.
• Ketentuan Masa Pesiapan Pensiun diatur dengan
Peraturan Kepala BKN.
BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN
• Kewajiban mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan
sebagai persyaratan jabatan
• Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada
tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya
ketentuan mengenai gaji dan tunjangan berdasarkan
Peraturan Pemerintah mengenai gaji dan tunjangan
• Penyesuaian BUP jabatan fungsional
• Inpassing Nasional
• Pemberhentian sementara dan cuti tetap berlaku
BAB XV KETENTUAN PENUTUP
• Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus
ditetapkan paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini
diundangkan.
• Peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai penyusunan dan penetapan kebutuhan,
karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola
dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun
dan jaminan hari tua, danperlindungan, dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
• Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
5 PENAJAMAN MATERI
KISI-KISI MATERI
Batas Usia Pensiun (BUP) bagi Dokter Pendidik
Klinis dan Peneliti
Rangkap Jabatan Fungsional dan Jabatan
Administrator
Pengelolaan Sistem Karier dan Kepangkatan PNS
(Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah serta
Peningkatan Kompetensi Pegawai minimal 20
jpl/tahun)
Kebijakan Pemenuhan Tenaga melalui PPPK
BATAS USIA PENSIUN #1
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN:
Pasal 1 angka 23: Batas Usia Pensiun
diberhentikan dengan hormat dari PNS.
Pasal 239 ayat (1) dana ayat (2):
adalah batas usia PNS harus
1. PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS.
2. Batas Usia Pensiun yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional
ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional
keterampilan;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional
madya; dan
c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat fungsional
ahli utama.
Pasal 240: Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang ditentukan
dalam Undang-Undang, berlaku ketentuan sesuai dengan Batas U4s9ia
Pensiun yang ditetapkan dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
BATAS USIA PENSIUN #2
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN PERALIHAN:
Pasal 354
PNS yang berusia di atas 60 (enam puluh) tahun dan sedang
menduduki JF ahli madya, yang sebelum Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan 65 (enam puluh lima)
tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap 65 (enam puluh lima) tahun.
Pasal 355
PNS yang berusia di atas 58 (lima puluh delapan) tahun dan sedang
menduduki JF ahli pertama, JF ahli muda, dan JF penyelia, yang
sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia
Pensiunnya ditetapkan 60 (enam puluh) tahun, Batas Usia Pensiunnya
tetap 60 (enam puluh) tahun.
Pasal 356
PNS yang diangkat dalam JF ahli muda, JF ahli pertama, dan JF
penyelia setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
RANGKAP JABATAN
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN:
Pasal 53
Pejabat administrasi dilarang rangkap Jabatan dengan JF.
Pasal 98
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja
organisasi, pejabat fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JA atau
JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan bidang tugas
Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan
bidang tugas JF.
Penjelasan:
1. Pasal 53: Larangan rangkap Jabatan dimaksudkan untuk optimalisasi pelaksanaan tugas
dan pencapaian kinerja organisasi.
2. Pasal 98: Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti:
a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala kejaksaan tinggi,
kepala kejaksaan negeri, atau kepala cabang kejaksaan negeri;
b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya yang diangkat menjadi
Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan atau Direktur Harmonisasi
Peraturan Perundang-undangan pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; atau
c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa.
PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN:
Pasal 162:
Pengembangan karier, pengembangan kompetensi, pola karier, mutasi,
dan promosi merupakan manajemen karier PNS yang harus dilakukan
dengan menerapkan prinsip Sistem Merit.
Pasal 163
Penyelenggaraan manajemen karier bertujuan untuk:
a. memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS;
b. menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan
instansi;
c. meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan
d. mendorong peningkatan profesionalitas PNS.
Pasal 164
Sasaran penyelenggaraan manajemen karier PNS yaitu:
a. tersedianya pola karier nasional dan panduan penyusunan pola karier
Instansi Pemerintah; dan
b. meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah.
PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN:
Pasal 165
1. Manajemen karier PNS dilakukan sejak pengangkatan pertama
sebagai PNS sampai dengan pemberhentian.
2. Manajemen diselenggarakan pada tingkat:
a. instansi; dan
b. nasional.
3. Penyelenggaraan manajemen karier PNS disesuaikan dengan
kebutuhan instansi.
4. Dalam menyelenggarakan manajemen karier PNS Instansi Pemerintah
harus menyusun:
a. standar kompetensi Jabatan; dan
b. profil PNS.
5. Standar kompetensi Jabatan dan profil PNS disusun pada tingkat
instansi dan nasional.
Pasal 166 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan
standar Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural diatur dengan Peraturan Menteri.
PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN PERALIHAN:
Pasal 352
Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada pada saat Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku, tetap berlaku sampai dengan
diberlakukannya ketentuan mengenai gaji dan tunjangan berdasarkan
Peraturan Pemerintah mengenai gaji dan tunjangan sebagai pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Pasal 353
Pejabat administrator yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi dan
tingkat pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf b
wajib memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah
ini diundangkan.
PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN PERALIHAN:
Pasal 357
PNS yang menduduki JA dan JPT yang telah melaksanakan tugas-tugas JF
sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dapat diangkat dalam JF
melalui penyesuaian yang dilaksanakan 1 (satu) kali secara nasional untuk
paling lama:
a. 2 (dua) tahun untuk masa persiapan; dan
b. 2 (dua) tahun untuk masa pelaksanaan,
terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, dengan
mempertimbangkan kebutuhan instansi, kualifikasi, dan kompetensi serta
dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 358
PNS yang telah menduduki JPT tetapi belum memenuhi persyaratan
Jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, wajib memenuhi
persyaratan Jabatan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN PENUTUP:
Pasal 361
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan
paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan
Pasal 363
Peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan,
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum
diganti berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 364
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK
(PP No. 11 Tahun 2017)
KETENTUAN:
Pasal 74 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
1.Selain pengangkatan, pengangkatan ke dalam JF tertentu dapat
dilakukan melalui pengangkatan PPPK.
2. Jenis JF tertentu diatur dengan Peraturan Presiden.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan JF melalui
pengangkatan PPPK diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 106:
1. JPT utama dan JPT madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS
dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara
terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
2. JPT utama dan JPT madya tertentu dikecualikan untuk JPT utama dan
JPT madya di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan,
pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan
sumber daya alam, dan bidang lain yang ditetapkan Presiden.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai JPT utama dan JPT madya tertentu
diatur dengan Peraturan Presiden.
KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK
(PP No. 11 Tahun 2017)
KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK
Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis
jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas
kebutuhan.
Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK merupakan satu kesatuan dengan
penyusunan kebutuhan PNS.
Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.
Selain penyusunan kebutuhan, PPK dapat mengusulkan kepada Presiden
melalui Menteri kebutuhan JPT utama tertentu atau JPT madya tertentu
yang dapat diisi oleh PPPK.
KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK
(PP No. 11 Tahun 2017)
KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK
Kriteria jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK meliputi:
1. Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di kalangan
Pegawai Negeri Sipil;
2. Jabatan yang diperlukan untuk percepatan peningkatan kapasitas
organisasi dalam waktu yang singkat;
3. Jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi atau uji kompetensi;
4. JPT yang tidak mewajibkan diisi dari kalangan PNS sesuai ketentuan
Undang-Undang;
5. Jabatan non-JPT yang tidak mewajibkan pelatihan struktural sesuai
ketentuan peraturan pemerintah; dan
6. Jabatan non-JPT yang tidak mensyaratkan telah mengikuti dan lulus
pelatihan terkait dengan bidang tugas dan/atau lulus pendidikan dan
pelatihan terintegrasi sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah.
Jenis jabatan dapat diisi pada setiap jenjang jabatan sesuai dengan
penetapan kebutuhan.
KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK
(PP No. 11 Tahun 2017)
KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK
Persyaratan melamar PPPK:
1. usia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 1 (satu) tahun
sebelum batas usia pada jabatan yang akan dilamar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan pidana penjara 2 (dua) tahun atau lebih;
3. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, PPPK, Prajurit Tentara
Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Republik Indonesia, atau diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta;
4. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis;
5. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan;
6. memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi keahlian tertentu
yang masih berlaku dari lembaga profesi yang berwenang untuk jabatan
yang mempersyaratkan;
7. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan jabatan yang dilamar; dan
8. persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK.
4 PENUTUP
ISU STRATEGIS MANAJEMEN PNS
Perbedaan Kelompok Jabatan dengan Pengaturan yang berbeda
(JPT, JA dan JF)
Kompetensi Jabatan (Teknis, Manajerial Dan Sosial Kultural)
Kegiatan Berbasis Output
Kinerja Pegawai Terkait dengan Kinerja Institusi
Penilaian Kinerja terkait dengan SKP
Tidak Ada Rangkap Jabatan
Tidak Ada Pemberhentian Sementara Dari Jabatan
Jabatan Tertentu dapat diduduki oleh PPPK
Keseragaman BUP
Pengisian dengan Asesmen
Memiliki Pola Karir
Inpassing Nasional Jabatan Fungsional
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PP No. 11 Tahun 2017 Manajemen PNS

BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdf
BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdfBT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdf
BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdfRahmanTanjung1
 
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptxApriyantoAPahrun
 
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptxARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptxRezha Purbaya
 
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptxKang Ulil abshar
 
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerja
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerjaBappeda dok perenc pedoman nilai kinerja
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerjaKutsiyatinMSi
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)Ilham Ismail
 
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptxPermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptxseptanaya18
 
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptxPPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptxHandik Hariyanto
 
Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Tiwi Pratiwi
 
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisiAsn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisihumas4
 
Kebijakan permenpan 6 (1).pptx
Kebijakan permenpan 6 (1).pptxKebijakan permenpan 6 (1).pptx
Kebijakan permenpan 6 (1).pptxKimPalembang
 
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agama
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agamaSistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agama
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agamaDian Fadhilawati
 
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.ppt
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.pptSLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.ppt
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.pptstatus11
 
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxpert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxZulkarnainTamim1
 
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...inboxslur
 
Talent management asn pkp2 a i lan-afifah inayati
Talent management asn   pkp2 a i lan-afifah inayatiTalent management asn   pkp2 a i lan-afifah inayati
Talent management asn pkp2 a i lan-afifah inayatiTiwi Pratiwi
 
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdf
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdfSosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdf
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdfPEDPPKBKABUPATENSUKA
 
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdfAbdiRahman552824
 

Similar to PP No. 11 Tahun 2017 Manajemen PNS (20)

BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdf
BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdfBT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdf
BT AGENDA 3 MAJALENGKA 11.3 (2JP-31 Agustus 2022).pdf
 
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx3-Materi  klasikal  agenda 3 _2022.pptx
3-Materi klasikal agenda 3 _2022.pptx
 
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptxBAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
 
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptxARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx
ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx
 
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
 
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerja
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerjaBappeda dok perenc pedoman nilai kinerja
Bappeda dok perenc pedoman nilai kinerja
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
 
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptxPermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
PermenPANRB 6 Tahun 2022 Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN_ringkas.pptx
 
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptxPPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
 
Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014Hasil seminar asn 18 maret 2014
Hasil seminar asn 18 maret 2014
 
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisiAsn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
Asn integritas dan tahun toleransi 2022 revisi
 
Kebijakan permenpan 6 (1).pptx
Kebijakan permenpan 6 (1).pptxKebijakan permenpan 6 (1).pptx
Kebijakan permenpan 6 (1).pptx
 
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agama
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agamaSistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agama
Sistem Manajemen Kinerja pegawai kementerian agama
 
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.ppt
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.pptSLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.ppt
SLIDE-KEBIJAKAN-KOPERTIS-WILAYAH-I-2013.ppt
 
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxpert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
 
Penilaian skp
Penilaian skpPenilaian skp
Penilaian skp
 
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...
Sosialisasi skp online bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah di ling...
 
Talent management asn pkp2 a i lan-afifah inayati
Talent management asn   pkp2 a i lan-afifah inayatiTalent management asn   pkp2 a i lan-afifah inayati
Talent management asn pkp2 a i lan-afifah inayati
 
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdf
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdfSosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdf
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penata KB.pdf
 
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf
2. 16 Jun 2021 _ new Penyusunan SKP PP 30-2019 (updated)-converted (1).pdf
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

PP No. 11 Tahun 2017 Manajemen PNS

  • 1. IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @ 2017
  • 2. POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR MANAJEMEN ASN DALAM KONTEKS UU ASN 2 PP No. 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS 3 PENAJAMAN MATERI 4 PENUTUP 5
  • 4. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia POPULASI: 237 JUTA PENDUDUK (Sensus 2013) Jumlah PNS: 4,36 Juta (BKN-2013) No NEGARA RASIO (%) 1 MYNMAR 0,7 2 CAMBODIA 1,2 3 LAOS 1,8 4 THAILAND 1,9 5 INDONESIA 1,9 6 VIETNAM 2,1 7 SINGAPORE 2,5 8 PHILIPINES 2,9 9 MALAYSIA 3,7 10 BRUNAI DARUSSALAM 11,4
  • 5. PNS Facts and Figures, Des 2016 3.08% PNS terhadap Angkatan Kerja (118.19 juta) 4.498.643 Jumlah PNS per Desember 2016 PNS Pusat : 20.94% PNS Daerah : 79.06% -0.44% Rata-rata pertumbuhan per tahun 2010-2015 45 tahun Rata-rata 47 tahun Median 51 tahun Modus BUP 2016-2020 752.271 PNS Tingkat Pendidikan PNS Rendah : 28.32% Menengah : 20.09% Tinggi : 51.59% 13.71% PNS diatas 55 Tahun 10.6% Struktural 51.13% JFT 38.27% JFU
  • 6. TRANSFORMASI BIROKRASI & PENGELOLAAN SDM APARATUR RULE BASED BUREAUCRAC Y 2013 2018 2025 A DM I N IS TRA SI K EPEGAWAIAN PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY M AN AJEMEN S D M DYNAMIC GOVERNANCE P EN G EM B A N G A N POTENSI H U M A N CAPITAL B IR OK R AS I BERSIH, KOMPETE N D A N MELAYANI
  • 7. MANAJEMEN ASN DALAM KONTEKS UU ASN 2
  • 8. PENGATURAN MANAJEMEN P N S POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN (PNS) UU No. 8 Tahun 1974 UU No. 43 Tahun 1999 UU No. 5 Tahun 2014 APARATUR SIPIL NEGARA (PNS + PPPK) 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara
  • 9. TINDAK LANJUT UU Nomor 5 Tahun 2014 JABATAN ASN JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL 15 Januari 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara UU No. 5 Tahun 2014 PP No. 21 Tahun 2014 PP No. 70 Tahun 2015 PP No. 11 Tahun 2017 PEMBERHENTIAN PNS YANG MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL 19 Maret 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara PERATURAN PELAKSANAAN YANG SUDAH TERBIT JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI ASN 17 September 2015 Diundangkan dalam Lembaran Negara MANAJEMENPEGAWAI NEGERI SIPIL 7 April 2017 Diundangkan dalam Lembaran Negara
  • 10. JENIS, STATUS & FUNGSI PEGAWAI ASN JENIS PNS Pasal 1 angka 3 & Pasal 7 PPPK Pasal 1 angka 4 & Pasal 7 STATUS 1. Berstatus pegawai tetap 2. Memiliki NIP secara nasional; 3. Sebagai pembuat kebijakan. 1. Diangkat Dgn Perjanjian Kerja; 2. Dapat diberikan No Induk Pegawai Perjanjian Kerja; 3. Melaksanakan Tugas Pemerintahan;. FUNGSI: 1. Pelaksana kebijakan publik; 2. Pelayan publik; dan 3. Perekat dan pemersatu bangsa
  • 11. M emban gun Sistem Merit ASN Menyesuaikan arah • • Tim Penilai Kinerja Kelas Jabatan: beban, tanggung jawab & resiko pekerjaan • Pangkat melekat pada jabatan • Remunerasi ditentukan pd kinerja bukan pd jabatan semata • • Anjab & ABK thd Renstra K/L/D Geogrfis, Jml Penduduk, Belanja Pegawai • Penggunaan sistem elektronik pembangunan nasional 6P • • Training Need Analysis (TNA) Diklat, Coaching & Mentoring berbasis: 20JP/Thn • Sekolah kader • Diklat NKRI Mengurangi kesenjangan kompetensi • Talent Mapping, Succession & Career Planning • Rotasi nasional (perekat NKRI) • Standar Kompetensi Jabatan dan Rencana Pengembangan Karier • Mutasi 2-5 Thn Meningkatkan kinerja berkelanjutan Menuju ASN yang dinamis • • • • Rekrutmenberbasis jabatan ADM, TKD & TKB Masa Percobaan (CPNS 1x), Orientasi & engagement utk setiap penugasan Open rekrutmen unt JPT Mendapatkan talenta terbaik • • Sistem pensiun & JHT menjadi iuran pasti Sistem kompensasi Mengapresiasi secara layak SISTEM & INFRASTRUKTUR BUDA YA KERJA & KEPEMIMPINAN KEBIJAKAN & PROSES
  • 12. MANAJEMEN ASN Manajemen PNS: 1. penyusunan dan penetapan kebutuhan; 2. pengadaan; 3. pangkat dan jabatan; 4. pengembangan karier; 5. pola karier; 6. promosi; 7. mutasi; 8. Penilaian kinerja 9. penggajian dan tunjangan; 10. penghargaan; 11. disiplin; 12. pemberhentian; 13. pensiun dan tabungan hari tua; dan 14. perlindungan. Manajemen PPPK: 1. penetapan kebutuhan; 2. pengadaan; 3. penilaian kinerja; 4. penggajian dan tunjangan; 5. pengembangan kompetensi; 6. pemberian penghargaan; 7. disiplin; 8. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan 9. perlindungan.
  • 13. REKRUITMEN 1 PENGEMBANGAN PEGAWAI 2 PROMOSI 3 KESEJAHTERAAN 4 MANAJEMEN KINERJA 5 DISIPLIN & ETIKA 6 PENSIUN 7 A. MANAJEMEN PNS BASED ON KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN PNS-SWASTA BASIS KARIR TERBUKA (KOMPETISI) BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA POSITION & PERFORMANCE BASED SALARY/ PROMOTION, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI SEMANGAT FULLY FUNDED
  • 14. B. MANAJEMEN PPPK ▪ Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan. ▪ Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan. ▪ Pengangkatan oleh Keputusan PPK. ▪ Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang. ▪ PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS Pengadaan ▪ ▪ ▪ Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit/organisasi. Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi. Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja. Penilaian Kinerja ▪ ▪ ▪ ▪ Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd APBN/APBD. Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi. Dapat diberikan penghargaan. Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua, kesehatan, kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum Hak PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman disiplin jika melanggarnya Disiplin
  • 15. JABATAN A S N MADYA KETRAMPILAN PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA
  • 16. PEGAWAI D A N JABATAN A S N MADYA KETRAMPILAN PPPK PNS PPPK PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA
  • 17. PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI • Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS. • Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN PENGEMBANGAN KARIER •kejelasan dan kepastian karier kepada PNS •berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah •Dilakukan melalui mutasi dan/atau promosi PENGEMBANGAN KOMPETENSI •PPK wajib menetapkan kebutuhan, menyusun rencana, melaksanakan, dan pemantauan serta evaluasi •Diklat, seminar, kursus, penataran, sekolah/pelatihan kader dan magang • Prinsip Dasar: PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama didasarkan pada penilaian kinerja dan penilaian kompetensi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIER •Instansi pemerintah wajib memiliki •Berisi rencana dan pelaksanaan manajemen karier •Merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN
  • 18. PENGEMBANGAN KARIER MANAJEMEN KARIER PNS •Standar Kompetensi Jabatan •Profil PNS •PENGEMBANGAN KARIER •Diselenggarakan tingkat instansi dan nasional •PPK wajib menetapkan rencana, melaksanakan, dan pemantauan POLA KARIER •Merupakan pola dasar urutan penempatan dan/atau perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara berkesinambungan •Pola karier nasional dan instansi. •Berbentuk horizontal, vertikal dan diagonal •Prinsip Dasar: untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan penyelenggaraan tugas-nya MUTASI dan PROMOSI •Mutasi : menyusun rencana dan dilakukan paling singkat 2 tahun dan paling lama 5 tahun •Atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier •Promosi merupakan bentuk pola karier yang vertikal atau diagonal •PPK menetapkan kelompok rencana suksesi setiap tahun dan mengumumkan melalui Sistem Informasi ASN Rencana Suksesi dan Penugasan Khusus •Kelompok rencana suksesi adalah kelompok PNS yang memiliki kompetensi sesuai jabatan; telah melaksanakan kewajiban pengembangan kompetensi; memiliki penilaian kinerja paling kurang bernilai baik dalam 2 tahun terakhir •Penugasan khusus merupakan penugasan PNS untuk melaksanakan jabatan secara khusus di luar instansi pemerintah
  • 19. KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
  • 20. 2. Seminar 4. Penataran 1. Pendidikan dan Latihan 6. Pertukaran PNS dan Swasta INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI 3. Kursus 5. Praktik Kerja Di Instansi Pusat dan Daerah selama 1 tahun
  • 21. PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI DALAM PNS 1. Kualifikasi 2. Kompetensi 3. Penilaian kinerja, dan; 4. Kebutuhan Instansi Pemerintah 1. Integritas dan; 2. Moralitas BERDASARKAN MEMPERTIMBANGKAN
  • 22. 2. Seminar 4. Penataran 1. Pendidikan dan Latihan 6. Pertukaran PNS dan Swasta INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI & TERTUANG DALAM RENCANA KERJA ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI 3. Kursus 5. Praktik Kerja Di Instansi Pusat dan Daerah selama 1 tahun
  • 23. POLA KARIR PEGAWAI A S N MADYA KETRAMPILAN PPPK PNS PPPK PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI ADMINISTRATOR KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA POSISI KARIER
  • 24. PERPINDAHAN PEGAWAI A S N MADYA KETRAMPILAN VERTIKAL PRATAMA PELAKSANA PENGAWAS JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI KEAHLIAN JABATAN FUNGSIONAL UTAMA HORIZONTAL ADMINISTRATOR VERTIKAL DIAGONAL
  • 25. PENGANGKATAN D A L A M JABATAN FUNGSIONAL INPASSING (PENYESUAIAN) PENGANGKATAN PERTAMA PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN PROMOSI
  • 26. PENGANGKATAN D A L A M JABATAN ADMINISTRAS I POLA KARIR PROMOSI PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN PENGANGKATAN PERTAMA
  • 27. PENGANGKATAN D A L A M JABATAN PIMPINAN TINGGI SELEKSI TERBUK A
  • 28. PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS 3
  • 29. SISTEMATIKA PP MANAJEMEN PNS BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN PENGADAAN PANGKAT DAN JABATAN PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN PENGHARGAAN PEMBERHENTIAN PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA PERLINDUNGAN CUTI BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV BAB XV KETENTUAN LAIN-LAIN KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP 15 BAB 364 PASAL
  • 30. BATANG TUBUH PP No. 11 TAHUN 2017
  • 31. BAB I KETENTUAN UMUM • • • PENGERTIAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PNS PEJABAT YANG BERWENANG - Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi - Presiden dapat mendelegasikan ke PPK - Penambahan PPK yang tidak diatur dalam UU
  • 32. BAB II PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN • Penyusunan Kebutuhan berdasarkan Analisis Jabatan dan ABK sesuai siklus anggaran • Disusun untuk jangka waktu 5 tahun setelah Renstra oleh PPK ditetapkan • Mendukung pencapaian indikator keberhasilan sasaran strategis sebagaimana tertuang dalam rencana strategis instansi masing- masing sebagai turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional • • Petunjuk teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut dengan Perka BKN Penetapan kebutuhan PNS secara nasional dan penetapan kebutuhan ada setiap instansi oleh Menteri PANRB setelah memperhatikan pendapat menteri keuangan mendapat persetujuan teknis Kepala BKN
  • 33. BAB III PENGADAAN • Pengadaan meliputi tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan dan masa percobaan calon PNS. • Pengadaan calon PNS dilakukan secara nasional • Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS yang diketuai Kepala BKN • Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan dan mekanisme kerja Panitia Seleksi Nasional Pengadaan calon PNS diatur dengan Peraturan Menteri • Petunjuk teknis Pengadaan CPNS diatur lebih lanjut dengan Perka BKN.
  • 34. BAB IV PANGKAT DAN JABATAN • Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian, yang ditetapkan melalui proses evaluasi jabatan • Jabatan PNS: Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT), Jabatan Administrasi (JA), Jabatan Fungsional (JF). • Persyaratan dan Pengangkatan Dalam Jabatan • Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji • Pemberhentian Dari Jabatan • Tata Cara Pengangkatan Dalam Jabatan • Tata Cara Pemberhentian Dari Jabatan • Larangan rangkap jabatan • Klasifikasi Jabatan • Pengisian Jabatan PNS oleh Prajurit TNI/Anggota Polri • Sekolah Kader
  • 35. BAB V PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI & MUTASI - Menggunakan sistem merit - Pola karier nasional dan pola karier instansi - Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi - Pengembangan karier dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah - Pengembangan karier dilakuka melalui mutasi dan promosi - Sistem Informasi ASN yang dikelola oleh Kepala BKN - Evaluasi Pengembangan Karier - Pola Karier PNS secara horizontal, vertikal, diagonal - Mutasi paling cepat 2 tahun, paling lama 5 tahun - Mutasi PNS antar instansi ditetapkan oleh Kepala BKN - Promosi secara vertikal atau diagonal. - Tim Penilai Kinerja Instansi - Pendidikan dan Pelatihan PNS - Evaluasi Pengembangan Kompetensi - Sistem Informasi Manajemen Karier
  • 36. BAB VI PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS PNS wajib mematuhi disiplin PNS Pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin Ketentuan lebih lanjut mengenai Penilaian Kinerja dan Disiplin PNS diatur dengan Peraturan Pemerintah. (PP No. 46 Tahun 2011 dan PP No. 53 Tahun 2010)
  • 37. BAB VII PENGHARGAAN • tanda kehormatan; • kenaikan pangkat istimewa; • kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau • kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
  • 38. BAB VIII PEMBERHENTIAN Jenis Pemberhentian dan Tata Cara Pemberhentian • Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri • Peberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun • Pemberhentian Karena Perampingan Organisasi Pemerintah • Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani dan Rohani • Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang • Pemberhentian Karena Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan • Pemberhentian Karena Pelanggaran Disiplin • Pemberhentian karena menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik • Pemberhentian Karena Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara • Pemberhentian Karena Hal-hal Lain Pemberhentian Sementara dan Pengaktifan kembali Kewenangan Pemberhentian, Pemberhentian Sementara dan Pengaktifan Kembali
  • 39. BAB IX PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN • Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab, dan resiko pekerjaan • Selain gaji, terdapat tunjangan dan fasilitas • Diatur dengan PP tersendiri
  • 40. BAB X JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA • PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan • • pensiun dan jaminan hari tua • Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup program jaminan sosial nasional Jaminan pensiun dan jaminan hari tua berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuranan PNS yang bersangkutan. Diatur dalam PP tersendiri.
  • 41. BAB XI PERLINDUNGAN Jenis perlindungan • Jaminan Kesehatan • Jaminan Kecelakaan kerja • Jaminan Kematian • Bantuan Hukum Diatur dalam PP tersendiri. (PP No. 70 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja Dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai ASN)
  • 42. BAB XII CUTI Jenis Cuti : ▪ Cuti Tahunan, minimal bekerja satu tahun, satu tahun mendapat 12 hari kerja ▪ Cuti Besar, masa kerja 5 tahun berturut2, paling lama 3 bulan ▪ Cuti Sakit, melampirkan surat keterangan dokter ▪ Cuti Melahirkan, untuk anak ke 1 sampai ke 3, anak ke 4 dst diberi cuti besar ▪ Cuti Karena Alasan Penting, keluarga sakit keras/meninggal dunia, melaksanakan perkawinan. Paling lama 1 bulan ▪ Cuti Bersama, ditetapkan oleh pemerintah, tidak mengurangi cuti tahunan, yg tidak bisa cuti bersama ditambahkan dengan sisa cuti tahunan terakhir. ▪ Cuti Di Luar Tanggungan Negara, bekerja minimal 5 tahun, diberikan satu tahun dan bisa diperpanjang paling lama 3 tahun. Ketentuan mengenai cuti sakit, cuti melahirkan,dan cuti karena alasan penting berlaku secara mutatis mutandis terhadap calon PNS.
  • 43. BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN • Selama menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural, masa kerja sebagai pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. • PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural berhak atas penghasilan sebagai pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. • PNS yang diangkat menjadi pejabat negara dan pimpinan atau anggota lembaga nonstruktural tidak dibayarkan penghasilan sebagai PNS.
  • 44. BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN • PNS yang akan mencapai batas usia pensiun, sebelum diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, dapat mengambil masa persiapan pensiun dengan dibebaskan dari jabatan ASN untuk paling lama 1 (satu) tahun dengan mendapat Uang Masa Pesiapan Pensiun setiap bulan sebesar 1 (satu) kali gaji terakhir yang diterima. • Ketentuan Masa Pesiapan Pensiun diatur dengan Peraturan Kepala BKN.
  • 45. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN • Kewajiban mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan sebagai persyaratan jabatan • Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya ketentuan mengenai gaji dan tunjangan berdasarkan Peraturan Pemerintah mengenai gaji dan tunjangan • Penyesuaian BUP jabatan fungsional • Inpassing Nasional • Pemberhentian sementara dan cuti tetap berlaku
  • 46. BAB XV KETENTUAN PENUTUP • Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. • Peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penyusunan dan penetapan kebutuhan, karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, danperlindungan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. • Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 48. KISI-KISI MATERI Batas Usia Pensiun (BUP) bagi Dokter Pendidik Klinis dan Peneliti Rangkap Jabatan Fungsional dan Jabatan Administrator Pengelolaan Sistem Karier dan Kepangkatan PNS (Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah serta Peningkatan Kompetensi Pegawai minimal 20 jpl/tahun) Kebijakan Pemenuhan Tenaga melalui PPPK
  • 49. BATAS USIA PENSIUN #1 (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN: Pasal 1 angka 23: Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat dari PNS. Pasal 239 ayat (1) dana ayat (2): adalah batas usia PNS harus 1. PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. 2. Batas Usia Pensiun yaitu: a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan; b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat fungsional ahli utama. Pasal 240: Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang ditentukan dalam Undang-Undang, berlaku ketentuan sesuai dengan Batas U4s9ia Pensiun yang ditetapkan dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
  • 50. BATAS USIA PENSIUN #2 (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN PERALIHAN: Pasal 354 PNS yang berusia di atas 60 (enam puluh) tahun dan sedang menduduki JF ahli madya, yang sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan 65 (enam puluh lima) tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap 65 (enam puluh lima) tahun. Pasal 355 PNS yang berusia di atas 58 (lima puluh delapan) tahun dan sedang menduduki JF ahli pertama, JF ahli muda, dan JF penyelia, yang sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan 60 (enam puluh) tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap 60 (enam puluh) tahun. Pasal 356 PNS yang diangkat dalam JF ahli muda, JF ahli pertama, dan JF penyelia setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
  • 51. RANGKAP JABATAN (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN: Pasal 53 Pejabat administrasi dilarang rangkap Jabatan dengan JF. Pasal 98 Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja organisasi, pejabat fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JA atau JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF. Penjelasan: 1. Pasal 53: Larangan rangkap Jabatan dimaksudkan untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja organisasi. 2. Pasal 98: Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti: a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala kejaksaan tinggi, kepala kejaksaan negeri, atau kepala cabang kejaksaan negeri; b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya yang diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan atau Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang- undangan; atau c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa.
  • 52. PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN: Pasal 162: Pengembangan karier, pengembangan kompetensi, pola karier, mutasi, dan promosi merupakan manajemen karier PNS yang harus dilakukan dengan menerapkan prinsip Sistem Merit. Pasal 163 Penyelenggaraan manajemen karier bertujuan untuk: a. memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS; b. menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan instansi; c. meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan d. mendorong peningkatan profesionalitas PNS. Pasal 164 Sasaran penyelenggaraan manajemen karier PNS yaitu: a. tersedianya pola karier nasional dan panduan penyusunan pola karier Instansi Pemerintah; dan b. meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah.
  • 53. PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN: Pasal 165 1. Manajemen karier PNS dilakukan sejak pengangkatan pertama sebagai PNS sampai dengan pemberhentian. 2. Manajemen diselenggarakan pada tingkat: a. instansi; dan b. nasional. 3. Penyelenggaraan manajemen karier PNS disesuaikan dengan kebutuhan instansi. 4. Dalam menyelenggarakan manajemen karier PNS Instansi Pemerintah harus menyusun: a. standar kompetensi Jabatan; dan b. profil PNS. 5. Standar kompetensi Jabatan dan profil PNS disusun pada tingkat instansi dan nasional. Pasal 166 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan standar Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 54. PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN PERALIHAN: Pasal 352 Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya ketentuan mengenai gaji dan tunjangan berdasarkan Peraturan Pemerintah mengenai gaji dan tunjangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pasal 353 Pejabat administrator yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi dan tingkat pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf b wajib memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
  • 55. PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN PERALIHAN: Pasal 357 PNS yang menduduki JA dan JPT yang telah melaksanakan tugas-tugas JF sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku dapat diangkat dalam JF melalui penyesuaian yang dilaksanakan 1 (satu) kali secara nasional untuk paling lama: a. 2 (dua) tahun untuk masa persiapan; dan b. 2 (dua) tahun untuk masa pelaksanaan, terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, dengan mempertimbangkan kebutuhan instansi, kualifikasi, dan kompetensi serta dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 358 PNS yang telah menduduki JPT tetapi belum memenuhi persyaratan Jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, wajib memenuhi persyaratan Jabatan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
  • 56. PENGELOLAAN SISTEM KARIER DAN KEPANGKATAN PNS (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN PENUTUP: Pasal 361 Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan Pasal 363 Peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Pasal 364 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 57. KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK (PP No. 11 Tahun 2017) KETENTUAN: Pasal 74 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) 1.Selain pengangkatan, pengangkatan ke dalam JF tertentu dapat dilakukan melalui pengangkatan PPPK. 2. Jenis JF tertentu diatur dengan Peraturan Presiden. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan JF melalui pengangkatan PPPK diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 106: 1. JPT utama dan JPT madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam Keputusan Presiden. 2. JPT utama dan JPT madya tertentu dikecualikan untuk JPT utama dan JPT madya di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber daya alam, dan bidang lain yang ditetapkan Presiden. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai JPT utama dan JPT madya tertentu diatur dengan Peraturan Presiden.
  • 58. KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK (PP No. 11 Tahun 2017) KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK merupakan satu kesatuan dengan penyusunan kebutuhan PNS. Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Selain penyusunan kebutuhan, PPK dapat mengusulkan kepada Presiden melalui Menteri kebutuhan JPT utama tertentu atau JPT madya tertentu yang dapat diisi oleh PPPK.
  • 59. KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK (PP No. 11 Tahun 2017) KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK Kriteria jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK meliputi: 1. Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di kalangan Pegawai Negeri Sipil; 2. Jabatan yang diperlukan untuk percepatan peningkatan kapasitas organisasi dalam waktu yang singkat; 3. Jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi atau uji kompetensi; 4. JPT yang tidak mewajibkan diisi dari kalangan PNS sesuai ketentuan Undang-Undang; 5. Jabatan non-JPT yang tidak mewajibkan pelatihan struktural sesuai ketentuan peraturan pemerintah; dan 6. Jabatan non-JPT yang tidak mensyaratkan telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan bidang tugas dan/atau lulus pendidikan dan pelatihan terintegrasi sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah. Jenis jabatan dapat diisi pada setiap jenjang jabatan sesuai dengan penetapan kebutuhan.
  • 60. KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA MELALUI PPPK (PP No. 11 Tahun 2017) KONSEP PENGATURAN RPP TENTANG MANAJEMEN PPPK Persyaratan melamar PPPK: 1. usia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 1 (satu) tahun sebelum batas usia pada jabatan yang akan dilamar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara 2 (dua) tahun atau lebih; 3. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, PPPK, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Republik Indonesia, atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta; 4. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis; 5. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan; 6. memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikasi keahlian tertentu yang masih berlaku dari lembaga profesi yang berwenang untuk jabatan yang mempersyaratkan; 7. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan jabatan yang dilamar; dan 8. persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yang ditetapkan oleh PPK.
  • 62. ISU STRATEGIS MANAJEMEN PNS Perbedaan Kelompok Jabatan dengan Pengaturan yang berbeda (JPT, JA dan JF) Kompetensi Jabatan (Teknis, Manajerial Dan Sosial Kultural) Kegiatan Berbasis Output Kinerja Pegawai Terkait dengan Kinerja Institusi Penilaian Kinerja terkait dengan SKP Tidak Ada Rangkap Jabatan Tidak Ada Pemberhentian Sementara Dari Jabatan Jabatan Tertentu dapat diduduki oleh PPPK Keseragaman BUP Pengisian dengan Asesmen Memiliki Pola Karir Inpassing Nasional Jabatan Fungsional