Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang efektivitas dua jenis disinfektan, yaitu merk "A" dan "B", dalam menurunkan angka kuman lantai di bangsal Flamboyan RSUD Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disinfektan merk "A" lebih efektif menurunkan angka kuman dibandingkan disinfektan merk "B", dengan persentase penurunan masing-masing
1. TUGAS APLIKASI KOMPUTER
PEMBUATAN POWER POINT KTI
Oleh :
TRI PURNA ANGGRAINI
P07133114080
HYGIENE II REGULER B
SEMESTER 3
Dosen : Rizki Amalia, SKM, M.Kes (Epid)
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
D III KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
2. KARYA TULIS ILMIAH
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DISINFEKTAN
MERK “A” DAN “B” TERHADAP
PENURUNAN ANGKA KUMAN LANTAI DI
BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SLEMAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2010
Oleh :
MAESAROH
P07133107070
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BERDASARKAN DATA SEKUNDER DARI BAGIAN IPSRS RSUD SLEMAN YOGYAKARTA
DIKETAHUI ANGKA KUMAN LANTAI DUA DARI DELAPAN BANGSAL MENUNJUKKAN
HASIL YANG MELEBIHI PERSYARATAN YANG DIPERKENANKAN YAITU 5-10 CFU/cm2
. DUA BANGSAL TERSEBUT ADALAH BANGSAL ASTER 70 CFU/cm2
DAN BANGSAL
FLAMBOYAN 72 CFU/cm2
.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada disinfeksi yang lebih efektif diantara disinfeksi merk “A” dan “B”
terhadap penurunan angka kuman lantai bangsal Flamboyan RSUD Sleman
Yogyakarta ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4. D. Ruang Lingkup
1. Lingkup keilmuan
2. Lokasi penelitian
3. Obyek penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. (permenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004.
2. Sanitasi Ruang Bangunan Rumah Sakit
Ini dimaksudkan menciptakan kondisi ruang dan konstruksi bangunan yang nyaman,
bersih dan sehat dilingkungan rumah sakit.
3. Angka Kuman Lantai
Angka kuman atau angka lempeng total adalah mikroorganisme patogen atau non
patogen menurut pengamatan secara visual atau dengan kaca pembesar pada
media penanaman yang diperiksa kemudian dihitung berdasarkan lempeng
dasar untuk standar tes terhadap bakteri (Prastiwi, 2003).
6. 4. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi atau didapat penderita ketika
sedang dirawat di Rumah Sakit.
5. Upaya Untuk Menurunkan Angka Kuman Lantai
Setiap proses disinfeksi harus selalu didahului dengan proses pencucian yang
memadai, karena proses itu akan menghilangkan sebagian besar kuman
yang terdapat di bagian permukaan dan sisa kuman sedikit akan lebih
mudah dibunuh oleh zat disinfektan (Depkes RI, 2002).
7. B. Kerangka Konsep
Keterangan : variabel yang diteliti
Faktor-faktor yang mempengaruhi
uji angka kuman :
1.kelembaban
2.suhu
3.aktivitas Angka kuman
lantai turun
Tercegahnya
iInfeksi Nosokomial
Lantai
Angka kuman
lantai
Angka kuman
lantai turun
Kemungkinan
terjadinya Infeksi
NosokomialDisinfeksi lantai
dengan metode
pengepelan
menggunakan
disinfektan “A” dan “B”
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan disinfeksi :
1.Tenaga Pelaksana
2.Proses pengepelan
3.Aktivias
4.Air
8. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis/Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment yang hasilnya akan
dianalisis secara deskriptif dan analitik. Sedangkan rancangan yang digunakan
adalah One group pre-post test design.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Bebas adalah penggunaan disinfektan “A” dan “B”.
2. Variabel Terikat adalah penurunan angka kuman.
3. Variabel Pengganggu , yaitu :
a. Pelaksana d. Aktivitas
b. Air e. Kelembaban Udara
c. Proses Pengepelan f. Suhu ruangan
C. Obyek Penelitian
Sampel yang digunakan adalah angka kuman lantai di salah satu ruang di bangsal
Flamboyan RSUD Sleman Yogyakarta
9. D. Skema Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas
penggunaan disinfektan
a.merk “A”
b.merk “B”
Variabel terikat
Penurunan angka kuman lantai
bangsal Flamboyan
Variabel Pengganggu
a.Tenaga pelaksana
b.Air
c.Proses pengepelan
d.Aktivitas
e.Kelembaban
f.Suhu
10. E. Alat dan Bahan
1. Alat dan bahan pengambilan sampel usap
2. Alat dan bahan pemeriksaan angka kuman
F. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahapan pelaksanaan proses pengepelan lantai
3. Tahapan Pengambilan Sampel
4. Tahapan pengambilan sampel usap lantai
5. Tahapan Pemeriksaan sampel di laboratorium
11. G. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitik. secara deskriptif didapatkan
dengan menghitung presentase penurunannya dengan cara :
Secara analitik diuji dengan Uji t-test bebas menggunakan program SPSS 16.0 For Windows.
sebelum diuji t-test bebas, data diuji normalitasnya dengan Uji One Sample Kolmogorov
Smirnov dengan interpretasi data :
1. P < 0,5 data tidak normal
2. P > 0,5 data normal
%100X
numperlakuahasilsebel
nahperlakuahasilsesudnumperlakuahasilsebel −
12. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Sleman Yogyakarta adalah instansi pelayanan kesehatan milik
pemerintah daerah tingkat II kabupaten Sleman yang didirikan sejak
zaman Belanda.
Sejak tahun 2003 RSUD Leman dinyatakan sebagai Rumah Sakit
Umum tipe B Non Pendidikan dan mempunyai tugas menjalankan
upaya kesehatan masyarakat.
RSUD Sleman dibangun diatas tanah seluas 20,116 m2
dengan luas
bangunan 6,993 m2
dan berlokasi di Jl. Magelang Km 18. RSUD
Sleman memiliki beberapa unit perawatan diantaranya adalah unit
perrawatan anak, unit perawatan bayi premature (Perinatologi),
Intensive Care Unit, unit bedah dan unit kebidanan.
13. B. Hasil Penelitian
Sumber : Data primer 2010
Tabel 1. Hasil pemeriksaan angka kuman lantai sebelum dan sesudah dipel
menggunakan desinfektan “A”
Jenis
Disinfektan
Pengulangan
Angka Kuman (CFU/cm2
)
Selisih
Persentase
Penurunan
(%)Pre Post
“A”
1 55,03 19,17 35,86 65,16
2 76,40 29,46 49,94 61,43
3 64,55 20,22 44,33 68,67
Jumlah 195,98 68,85 130,13 195,26
Rata-rata 65,32 22,95 43,37 65,08
14. Sumber : Data Primer 2010
Tabel 2. Hasil pemeriksaan angka kuman lantai sebelum dan sesudah dipel
menggunakan disinfektan “B”
Jenis
Disinfektan
Pengulangan
Angka Kuman (CFU/cm2
)
Selisih
Persentase
Penurunan
(%)Pre Post
“B”
1 58,24 34,69 23,55 40,44
2 60,52 40,34 21,28 33,45
3 49,17 33,97 15,20 30,91
Jumlah 168,03 109,00 60,03 104,80
Rata-rata 56,01 36,33 20,01 34,93
16. tabel 4. Hasil t-test bebas perbandingan angka kuman lantai sesudah dipel
menggunakan disinfektan “A” dan “B”
Persentase
Penurunan
p- value
Perbedaan
Mean
95% Confidence Interval of The
Difference
Batas Bawah Batas Atas
Disinfektan
“A”
0,001 30,73667 22,12492 39,34842
Disinfektan
“B”
0,001 30,73667 22,09306 39,38027
17. C. Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh diuji secara statistik
menggunakan uji t-test bebas . Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
bahwa ada beda bermakna antara kemampuan disinfektan merk “A” dan
“B” dalama menurunkan angka kuman lantai bangsal Flamboyan RSUD
Sleman Yogyakarta.
18. D. Pembahasan
Disinfektan “A” mampu menurunkan angka kuman lantai dengan jumlah rata-
rata 43,37 CFU/cm2
atau sebesar 65,08%. Sedangkan disinfektan “B” hanya mampu
menurunkan dengan jumlah rata-rata 20,01 CFU/cm2
atau sebesar 34,93%. Tetapi
penurunan angka tersebut masih belum mencapai standar baku mutu yang
dipersyaratkan dalam Permenkes No. 1204/menkes/SK/X/2004 dengan baku mutu
yang diperkenankan antara 5-10 CFU/cm2
untuk ruang perawatan.
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan variasi dosis disinfektan “A” yaitu
5ml/L air, 10 ml/L air, dan 15 ml/L air diketahui bahwa dosis disinfektan “A” yang
dapat menurunkan angka kuman lantai secara efektif dan dapat mencapai standar
baku mutu yang tertuang dalam Permenkes No. 1204/menkes/SK/X/2004 adalah
dosis 15 ml/L air (Andriyanto, 2010).
19. Sedangkan disinfektan “B” hanya dapat menurunkan angka kuman lantai
dengan jumlah rata-rata 20,01 CFU/cm2
atau sebesar 34,93% yang hasilnya masih
jauh dari standar baku mutu yang diperkenankan. Peningkatan dosis yang
diperlukan aadalah dua setengah kali lipat dosis yang digunakan saat ini. Dosis
yang digunakan 10 ml/L air, dosis daoat ditingkatkan menjadi 25 ml/L air.
Bahan aktif yang terkandung pada disinfekktan “A” berupa benzalkonium
chloride. Zat ini sangat larut dalam air, alkohol, aseton, dan sedikit larut dalam
benzena. Zat iini bersifat germisidal dan cationic surface active agent.
20. Keefektivitan dan keefisienan suatu disinfektan dapat dilihat dari sisi
lain seperti segi harga dan dosis pemakaian.
Daya bunuh suatu Disinfektan dapat dipengaruhi oleh :
1.Bahan kimia
2.Dosis pemakaian
3.Konsentrasi bahan aktif
Hasil pemeriksaan angka kuman dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor pengganggu antara lain kelembaban, lama pengepelan sertan air
yang digunakan sebagai pelarut disinfektan, alat pel serta cara
pengepelan dan aktivitas.
21. E. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
kemudahan izin untuk
melaksanakan penelitian
dan pihak RSUD Sleman
khusunya bagian IPSRS
yang sangat membantu
dalam pelaksanaan
penelitian
2. Faktor Penghambat
a. aktivitas dalam ruangan
penelitian yang cukup
padat
b. adanya perpindahan
pasien
c. Tidak diketahuinya
spesies kuman, virus
maupun bakteri
d. Kesulitan dalam
pembuatan media
22. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat penurunan angka kuman lantai yang ditunjukkan dengan presentase
penurunan.
2. Ada perbedaan persentase penururnan angka kuman lantai antara penggunaan
desinfektan “A” dan “B” dalam proses disinfeksi di bangsal Flamboyan RSUD
Sleman Yogyakarta, yangd dibuktikan dengan adanya Uji t-test Bebas yang
diperoleh dengan hasil p-value 0.001< α 0.05.
3. Desinfektan “A” merupakan disinfektan yang lebih tinggi kemampuannya untuk
menurunkan angka kuman lantai dibandingkan disinfektan “B”.
23. B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Sebaiknya dilakukan peningkatan dosis agar disinfektan mampu menurunkan angka
kuman hingga sesuai dengan persyaratan kesehatan yang menjadi acuan dalam
permasalahan angka kuman lantai.
a. Untuk disinfektan “A” dilakukan peningkatan dosis menjadi 15 ml/L air.
b. Untuk disinfektan “B” dilakukan peningkatan dosis menjadi 25 ml/L air.
2. Bagi Peneliti Lain
a. Melakukan penelitian yang serupa dengan meneliti dosis yang paling efektif untuk
menurunkan angka kuman lantai dari disinfektan yang digunakan dalam penelitian ini.
b. meneliti efektivitas dalam berbagai lama waktu kontak disinfektan terhadap angka kuman
lantai.