1. SKRIPSI
PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL DAN REHABILITASI LANJUT USIA MULIA DHARMA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
Disusun Oleh :
Belinda Trisna Lystia Octorisa
20186523008
Dosen pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Ns. Azhari Baedlawi, M.Kep Sudarto, S.Kp, MPH
Dosen Penguji
Ns. H. Amandus, S.Kep, MPH
4. LATAR BELAKANG
Hipertensi pada usia lanjut sering ditemukan karena sebagian besar usia lanjut usia berisiko terkena
hipertensi. Hipertensi pada lanjut usia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta,
penebalan katup jantung yang membuatnya kaku, penurunan kemampuan memompa jantung,
hilangnya elastisitas pembuluh darah tepi dan peningkatan tekanan darah. resistensi pembuluh
darah perifer (Nurarif AH dan Kusuma H., 2016).
Penatalaksanaan hipertensi yang disarankan untuk lansia adalah terapi nonfarmakologis, salah
satunya adalah latihan fisik aerobik. Tertawa selama 20 menit setara dengan olahraga ringan selama
2 jam karena ketika tertawa peredaran darah dalam tubuh lancar, kadar oksigen dalam darah
meningkat, dan tekanan darah akan normal.
HASIL
METODE
5. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh terapi tertawa terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di
wilayah kerja UPT Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut
Usia Mulia Dharma?
HASIL
METODE
6. HASIL
METODE
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
TUJUAN PENELITIAN
Mengidentifikasi rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah dilakukan terapi
tertawa pada lansia hipertensi
Mengidentifikasi pengaruh
terapi tertawa terhadap
perubahan tekanan darah pada
lansia hipertensi
8. PENDAHULUAN HASIL
WAKTU DAN TEMPAT POPULASI DAN SAMPEL
Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 15 Juli 2022 di UPT
Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut
Usia Mulia Dharma Prov
Kalbar
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh lansia di UPT
Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut
Usia Mulia Dharma dengan
jumlah sampel 15 kelompok
intervensi dan 15 kelompok
kontrol
10. PENDAHULUAN METODE
DISTRIBUSI FREKUENSI DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
Kelompok
Demografi
Responden
Kelompok
Intervensi
F (%)
Kelompok
kontrol
F(%)
Umur
- Olderly
- Old
13 (86,7%)
2 (13,3%)
15 (100%)
Jenis Kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
5 (33,3%)
10 (66,7%)
5 (33,3%)
10 (66,7%)
Pendidikan
- Tidak Sekolah
- SD
- SMP
- SMA
9 (60%)
3 (20%)
2 (13,3%)
1 (6,7%)
11 (73,3%)
2 (13,3%)
2 (13,3%)
0
Lama Hipertensi
- 6-10 tahun
- 11-15 tahun
12 (80%)
3 (20%)
12 (80%)
3 (20%)
• Pada kelompok intervensi sebagian besar responden
masuk dalam kategori lanjut usia (olderly) dengan
rentang 60-74 tahun sebanyak 86,7% dengan
mayoritas berjenis kelamin perempuan 66,7%. Untuk
data pendidikan sebagian besar responden tidak
bersekolah 60%. Sebagian besar responden sudah
menderita hipertensi selama 6-10 tahun yaitu
sebanyak 80%.
• Sedangkan pada kelompok kontrol semua responden
penderita masuk dalam kategori lanjut usia (olderly)
dengan rentang 60-74 tahun sebanyak (100%)
dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan 10
orang 66,7%. Untuk data pendidikan sebagian besar
responden tidak bersekolah 73,3%. Sebagian besar
responden sudah menderita hipertensi selama 6-10
tahun yaitu sebanyak 80%.
11. PENDAHULUAN METODE
RATA-RATA TEKANAN DARAH RESPONDEN
• Pada kelompok intervensi rata-rata tekanan darah
pretest sistolik 146,73 dan diastolik 88,07 sedangkan
rata-rata tekanan darah postest sistolik 138,07 dan
diastolik 82,53.
• Pada kelompok kontrol rata-rata tekanan darah
pretest sistolik 147,40 dan diastolik 89,20 sedangkan
rata-rata tekanan darah postest sistolik 145,47 dan
diastolik 89,20.
Tekanan Darah Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Mean Standar
Deviasi
Mean Standar
Deviasi
TD Sistolik Pre Test 146,73 10,34 147,40 8,35
TD Diastolik Pretest 88,07 4,99 89,20 3,98
TD Sistolik Post Test 138,07 8,90 145,47 7,78
TD Diastolik Post
Test
82,53 3,90 89,20 3,98
12. PENDAHULUAN METODE
ANALISIS UJI PAIRED SAMPLE T TEST
• Berdasarkan hasil uji statistik pada tekanan darah
sistolik sebelum dan sesudah pada kelompok
perlakuan diperoleh p value = 000 (p<0,05), tekanan
darah diastolik sebelum dan sesudah pada kelompok
perlakuan diperoleh p value = 000 (p<0,05). Artinya
ada pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan
tekanan darah lansia hipertensi pada kelompok
intervensi.
• Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pada
kelompok kontrol diperoleh p value = 014 (p<0,05),
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pada
kelompok kontrol diperoleh p value = 000 (p<0,05).
Artinya ctidak ada pengaruh terapi tertawa terhadap
penurunan tekanan darah lansia hipertensi pada
kelompok kontrol.
Kelompok
Responden
Tekanan Darah Mean SD Std
Error
Mean
P
Value
Kelompok
Intervensi
Sistolik pre test
- post test
8,67 2,60 .674 .000
Diastolik pre
test - post test
5,53 2,64 .682 .000
Kelompok
Kontrol
Sistolik pre test
- post test
1,93 2,65 .686 .014
Diastolik pre
test - post test
1,93 1,48 .384 .000
13. PENDAHULUAN METODE
• Penurunan tekanan darah ini terjadi dikarenakan dengan tertawa dapat mengurangi dua hormon dalam
tubuh yaitu epinefrin dan kortisol yang merupakan hormon yang diproduksi ketika mengalami stress. Jika
kedua hormone tersebut terus diproduksi maka akan menghambat proses penyembuhan penyakit. Jadi,
dengan tertawa ataupun bahagia, hipotalamus akan memproduksi hormone endorphin yang dapat
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh (Prasetyo & Nurtjahjanti, 2012).
• Didukung oleh penelitian Ayu (2016) di Semarang yang mengatakan terdapat perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan terapi tertawa, dengan p-value 0,000 pada kelompok intervensi dan 0,331 pada
kelompok kontrol.
• Terapi tertawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks. Tertawa merupakan paduan dari
peningkatan sistem saraf simpatik dan juga penurunan kerja sistem saraf simpatik. Peningkatannya
berfungsi untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh
penurunan sistem saraf simpatik yang salah satunya disebabkan oleh adanya perubahan kondisi otot yang
menjadi lebih rileks, dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran
pembuluh darah, sehingga rata-rata tertawa menyebabkan aliran darah sebesar 20%, sementara stres
menyebabkan penurunan aliran darah sekitar 30%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terapi yoga ketawa
dapat menurunkan tekanan darah khususnya pada penderita hipertensi.
14. PENDAHULUAN METODE
1. Terdapat Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi Di UPT Panti Sosial Dan Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2022 dengan hasil uji statistik Paired Sample T Test pada tekanan
darah sistol di peroleh p value= 0,000 (p<0.05) dan pada tekanan darah diastole diperoleh p
value= 0,000 (p<0,05).
2. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan terapi tertawa adalah
146,40 mmHg dan 87,67 mmHg, sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
sesudah dilakukan terapi tertawa adalah 138,27 mmHg dan 81 mmHg.
KESIMPULAN