SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Komunikasi dalam Praktek
Farmasi
Disusun Oleh :
1. Novi Sartika (2012000164)
2. Nur Fadillah (2012000165)
3. Nursriati (2012000166)
4. Nuryani (2012000167)
5. Wiro Alexander W (2012000168)
6. Yunia Wiraswati (2012000169)
LATAR BELAKANG
Product Oriented
Patient Oriented Pelayanan
Kefarmasian
Konseling Kepatuhan Pasien
dan Keberhasilan
Terapi
Tujuan Penulisan
• Menjelaskan mengenai manfaat konseling
sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam
praktek kefarmasian.
• Mengetahui hubungan tingkat kepatuhan
pasien dalam penggunaan obat dengan
pemberian konseling dalam praktek
kefarmasian
Komunikasi
• Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
menyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;
Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)
• Komponen Pokok komunikasi
Pengirim pesan/komunikator, pesan, penerima pesan/receiver.
• Fungsi Komunikasi :
a. Mendapatkan respon/feedback
b. Antisipatif
c. Kontrol terhadap lingkungan (sebagai tindakan aktif dalam proses
decision making oleh komunikator)
• Efektivitas Komunikasi :
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Kepositifan
d. Kesamaan
• Tujuan Komunikasi
a. untuk memahami dan menemukan diri sendiri
b. menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan
c. membentuk dan memelihara hubungan yang bermaksa dengan
orang lain
d. melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap dan
perilaku sendiri dan orang lain
e. komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar
f. mempengaruhi orang lain
g. mengubah pendapat orang lain
h. membantu orang lain
• Hambatan Komunikasi
a. Keterbatasan waktu
b. Jarak psikologi
c. Adanya evaluasi terlalu dini
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Keadaan komunikator
f. Keadaan komunikan (penerima pesan)
Komunikasi dalam Praktek Farmasi
• Proses komunikasi antara farmasis dengan pasien
menjalankan dua fungsi utama 1) menetapkan hubungan
tentang farmasis dan pasien dan 2) memberikan
pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai
kondisi kesehatan pasien, mencapai keputusan dalam
rencana pengobatan, implementasi rencana pengobatan
dan mengevaluasi dampak pengobatan terhadap kualitas
hidup pasien.
• Komunikasi antar farmasis dan pasien berbeda dari
komunikasi dengan teman. Komunikasi profesional
dengan pasien adalah alat untuk menjamin hubungan
pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan harus diatas segala-
galanya. Pengetahuan farmasis yang unik dan tanggung
jawab khusus pada masyarakat harus mampu menjamin
efektifnya komunikasi dengan pasien.
Konseling
• Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang
yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor)
dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh
keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah
(Anonim, 2007).
• Konseling obat ialah suatu proses untuk membantu pasien memperbaiki
masalah penggunaan, pemilihan obat dalam rangka tujuan pengobatan
optimal. Adapun tujuan konseling obat yaitu (Saragih, 2011) :
a. Mewujudkan hubungan profesional antara apoteker dan pasien.
b. Mengenal dan menyelesaikan masalah penggunaan obat.
c. Mengumpulkan informasi tentang cara dan tindakan pengambilan
dan penggunaan obat (patient’s drug taking and drug use).
d. Membimbing, mengarahkan dan memberikan pengetahuan kepada
pasien tentang penggunaan obat secara rasional (promote rational
drug use).
e. Meningkatkan kualitas hidup pasien (patient quality of life).
• Prinsip Dasar Konseling
terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan
apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara
sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling
mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan
“Medical Model” menjadi Pendekatan “Helping model”
Medical Model Helping Model
1. Pasien passive
2. Dasar dari kepercayaan
ditunjukkan berdasarkan
citra profesi.
3. Mengidentifikasi masalah
dan menetapkan solusi.
4. Pasien bergantung pada
petugas kesehatan.
5. Hubungan seperti ayah-
anak.
1. Pasien terlibat secara aktif.
2. Kepercayaan didasarkan dari
hubungan pribadi yang
berkembang setiap saat.
3. Menggali semua masalah dan
memilih cara pemecahan
masalah.
4. Pasien mengembangkan rasa
percaya dirinya untuk
memecahkan masalah.
5. Hubungan setara (seperti
teman).
• Sasaran Konseling
a. Konseling Pasien Rawat Jalan
b. Konseling Pasien Rawat Inap
• Infastruktur Konseling
a. Sumber Daya Manusia
b. Sarana Penunjang
c. Alat bantu Konseling
• Kegiatan Konseling
1. Persiapan dalam melakukan konseling
2. Tahapan konseling
a. Pembukaan
b. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan
identifikasi masalah
c. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan
masalah dan mempelajarinya.
d. Memastikan pasien telah memahami informasi
yang diperoleh.
e. Menutup diskusi
f. Follow-up diskusi
• Aspek Konseling yang harus disampaikan :
1. Deskripsi dan kekuatan obat
2. Jadwal dan cara penggunaan.
3. Mekanisme kerja obat
4. Dampak gaya hidup
5. Penyimpanan
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
• Masalah dalam konseling :
a. Faktor Penyakit
b. Faktor Terapi
c. Faktor Pasien
d. Faktor Komunikasi
• Cara Pendekatan dalam Meningkatkan
Kepatuhan :
1. Berkomunikasi dengan pasien
2. Informasi yang tepat
3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
Pembahasan
Manfaat konseling bagi apoteker antara lain :
1. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim
pelayanan kesehatan,
bentuk pelayanan
sebagai tanggung jawab
asuhan
profesi
2. Mewujudkan
kefarmasian
apoteker,
3. Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena
kesalahan penggunaan obat ( Medication error ).
pelanggan sehingga menjadi
4. Suatu pelayanan tambahan untuk
upaya
menarik
dalam
memasarkan jasa pelayanan.
Pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan
pasien dalam penggunaan obat.
• Dalam penelitian Ramadona (2011), konseling
dilakukan pada 50 pasien DM tipe 2 rawat
jalan yang mendapatkan terapi Obat Anti
(OAD) oral. Dengan melihat
Diabetes
pengaruh
kepatuhan
konseling dalam meningkatkan
pasien melalui penilaian
pengetahuan dan sikap pasien berdasarkan
kelompok usia pasien, jenis
kelamin, pendidikan dan lama menderita DM.
• Hubungan usia terhadap pengetahuan pasien
yang berusia >70 tahun memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik yaitu sebesar 50%. Hal ini
terjadi karena berdasarkan pengamatan, pasien
yang berusia ini lebih aktif dan terbuka menerima
konseling dari konselor mengenai informasi
penyakit dan terapi yang diberikan.
• Hubungan jenis kelamin terhadap
pengetahuan, menunjukkan bahwa pasien laki-
laki lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan
dengan pasien perempuan. Hal ini disebabkan
karena pasien laki-laki dalam hal ini lebih terbuka
menerima konseling obat yang diberikan
dibandingkan dengan pasien perempuan
• Hubungan tingkat pendidikan terhadap
pengetahuan menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin tinggi
peningkatan pengetahuannnya.
• Hubungan lama menderita DM dengan
pengetahuan menunjukkan bahwa pasien yang
masih tergolong baru didiagnosa DM pada
umumnya mereka sangat terbuka dan senang
untuk diberikan konseling obat, karena mereka
masih belum paham mengenai penyakit dan
pengobatan yang dideritanya, sehingga mereka
mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap
itu.
• Hubungan tingkat pendidikan terhadap sikap
menunjukan bahwa pendidikan seseorang dapat
merubah sikap seseorang dengan baik. Hal ini
disebabkan karena peningkatan pengetahuan
yang mereka miliki selain untuk dipahami tetapi
juga mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
• Hubungan lama menderita terhadap sikap
menunjukkan bahwa pasien yang baru didiagnosa
menderita DM atau lama menderita < 1 tahun
meiliki perubahan sikap yang lebih baik, sebab
mereka mempunyai motivasi yang besar untuk
sembuh.
• Ada pengaruh positif konseling obat terhadap
pengetahuan dan sikap pasien DM, data
menunjukkan konseling obat berpengaruh
terhadap pengetahuan pasien DM sebesar
83,4%, dan untuk sikap sebesar 88,6%. Selain
itu, terdapat perbedaan kadar glukosa darah
puasa yang bermakna pada pasien DM setelah
dilakukan konseling obat dalam interval waktu
3 x 2 minggu, yakni menunjukkan adanya
pengaruh positif konseling obat terhadap
kadar glukosa darah puasa pasien DM.
Gambaran pelaksanaan tugas Pengawas Minum Obat dan
kepatuhan pasien penderita TBC dalam mengkonsumsi OAT di
Rumah Sakit Umum Daerah Toto
• Lebih dari 50% pasien penderita TBC paham tentang
penyakit TBC dan patuh dalam mengkonsumsi OAT
yang
dari,
diberikan dokter.
ketepatan dosis dan
Kepatuhan
kesesuaian
ditinjau
aturan
minum, sehingga obat yang diberikan habis sesuai
waktunya.
• Lebih dari
peduli dan
50% PMO menunjukkan
ikut serta memotivasi
mengkonsumsi OAT yang diberikan
bahwa
pasien
dokter
mereka
dalam
sesuai
dengan aturan minum dan dosis yang diberikan serta
sangat berperan penting dalam kesembuhan dan
mendoakan pasien agar cepat sembuh.
• Berdasarkan dua penelitian diatas mengenai
obat terhadap
pengaruh
kepatuhan
konseling
pasien
tingkat
diabetes melitus dan
tuberkulosis, jelas bahwa konseling obat sangat
berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien.
Penerapan konseling obat sebagai salah satu
bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian
pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan
pasien dalam penggunaan obat karena pasien
mendapatkan penjelasan mengenai manfaat
pakai yang sangat berpengaruh
penggunaan obat yang sesuai dengan aturan
dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesimpulan
• Konseling yang merupakan salah satu bentuk
komunikasi dalam praktek kefarmasian memiliki
manfaat bagi pasien maupun apoteker seperti
yang dijabarkan pada pembahasan dalam
penulisan makalah ini.
• Penerapan konseling obat dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat
karena pasien mendapatkan penjelasan
mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai
dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh
dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Saran
Perlu adanya kesadaran seluruh tenaga
profesional kesehatan terutama apoteker
untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat melalui penerapan
konseling obat yang merupakan salah satu
bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian
dengan orientasi pada pasien karena
merupakan salah satu bentuk kepedulian kita
selaku tenaga kesehatan profesional dalam
memberikan pelayanan semaksimal mungkin
dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
KOMUNIKASI FARMASI

More Related Content

Similar to KOMUNIKASI FARMASI

MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPocut Kasim
 
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxPPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxAiSriMazland
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienasih gahayu
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptxMFerdyYahyaRamadhan
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_ImpactAdelle Brownsky
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_ImpactAdelle Brownsky
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedahardiners
 
Tahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingTahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingRatnawati Sigamma
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkdike1
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
 
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptxMariaankira
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfRyanBridges11
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxIntandelianaPutri
 

Similar to KOMUNIKASI FARMASI (20)

Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Bab i kelompok
Bab i kelompokBab i kelompok
Bab i kelompok
 
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxPPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasien
 
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
 
Tahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingTahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konseling
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Formularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdfFormularium dosis pediatri.pdf
Formularium dosis pediatri.pdf
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 

More from anditia3

PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptanditia3
 
cara ekstraksi.pptx
cara ekstraksi.pptxcara ekstraksi.pptx
cara ekstraksi.pptxanditia3
 
15449821.ppt
15449821.ppt15449821.ppt
15449821.pptanditia3
 
PPT Kimpol 2.pptx
PPT Kimpol 2.pptxPPT Kimpol 2.pptx
PPT Kimpol 2.pptxanditia3
 
4874740.ppt
4874740.ppt4874740.ppt
4874740.pptanditia3
 
9274127.ppt
9274127.ppt9274127.ppt
9274127.pptanditia3
 
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.ppt
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.pptBiokimia_Metabolisme_Protein_2.ppt
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.pptanditia3
 
13996232.ppt
13996232.ppt13996232.ppt
13996232.pptanditia3
 
pertemuan I KS.pptx
pertemuan I KS.pptxpertemuan I KS.pptx
pertemuan I KS.pptxanditia3
 
pertemuan 2.pptx
pertemuan 2.pptxpertemuan 2.pptx
pertemuan 2.pptxanditia3
 
pertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptxpertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptxanditia3
 
garuda1457781.pdf
garuda1457781.pdfgaruda1457781.pdf
garuda1457781.pdfanditia3
 

More from anditia3 (12)

PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .pptPENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
PENGANTAR SPEKTROFOTOMETRI .ppt
 
cara ekstraksi.pptx
cara ekstraksi.pptxcara ekstraksi.pptx
cara ekstraksi.pptx
 
15449821.ppt
15449821.ppt15449821.ppt
15449821.ppt
 
PPT Kimpol 2.pptx
PPT Kimpol 2.pptxPPT Kimpol 2.pptx
PPT Kimpol 2.pptx
 
4874740.ppt
4874740.ppt4874740.ppt
4874740.ppt
 
9274127.ppt
9274127.ppt9274127.ppt
9274127.ppt
 
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.ppt
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.pptBiokimia_Metabolisme_Protein_2.ppt
Biokimia_Metabolisme_Protein_2.ppt
 
13996232.ppt
13996232.ppt13996232.ppt
13996232.ppt
 
pertemuan I KS.pptx
pertemuan I KS.pptxpertemuan I KS.pptx
pertemuan I KS.pptx
 
pertemuan 2.pptx
pertemuan 2.pptxpertemuan 2.pptx
pertemuan 2.pptx
 
pertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptxpertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptx
 
garuda1457781.pdf
garuda1457781.pdfgaruda1457781.pdf
garuda1457781.pdf
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (18)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

KOMUNIKASI FARMASI

  • 1. Komunikasi dalam Praktek Farmasi Disusun Oleh : 1. Novi Sartika (2012000164) 2. Nur Fadillah (2012000165) 3. Nursriati (2012000166) 4. Nuryani (2012000167) 5. Wiro Alexander W (2012000168) 6. Yunia Wiraswati (2012000169)
  • 2. LATAR BELAKANG Product Oriented Patient Oriented Pelayanan Kefarmasian Konseling Kepatuhan Pasien dan Keberhasilan Terapi
  • 3. Tujuan Penulisan • Menjelaskan mengenai manfaat konseling sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian. • Mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan obat dengan pemberian konseling dalam praktek kefarmasian
  • 4. Komunikasi • Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh menyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988) • Komponen Pokok komunikasi Pengirim pesan/komunikator, pesan, penerima pesan/receiver. • Fungsi Komunikasi : a. Mendapatkan respon/feedback b. Antisipatif c. Kontrol terhadap lingkungan (sebagai tindakan aktif dalam proses decision making oleh komunikator) • Efektivitas Komunikasi : a. Keterbukaan b. Empati c. Kepositifan d. Kesamaan
  • 5. • Tujuan Komunikasi a. untuk memahami dan menemukan diri sendiri b. menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan c. membentuk dan memelihara hubungan yang bermaksa dengan orang lain d. melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain e. komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar f. mempengaruhi orang lain g. mengubah pendapat orang lain h. membantu orang lain • Hambatan Komunikasi a. Keterbatasan waktu b. Jarak psikologi c. Adanya evaluasi terlalu dini d. Lingkungan yang tidak mendukung e. Keadaan komunikator f. Keadaan komunikan (penerima pesan)
  • 6. Komunikasi dalam Praktek Farmasi • Proses komunikasi antara farmasis dengan pasien menjalankan dua fungsi utama 1) menetapkan hubungan tentang farmasis dan pasien dan 2) memberikan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai kondisi kesehatan pasien, mencapai keputusan dalam rencana pengobatan, implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi dampak pengobatan terhadap kualitas hidup pasien. • Komunikasi antar farmasis dan pasien berbeda dari komunikasi dengan teman. Komunikasi profesional dengan pasien adalah alat untuk menjamin hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus diatas segala- galanya. Pengetahuan farmasis yang unik dan tanggung jawab khusus pada masyarakat harus mampu menjamin efektifnya komunikasi dengan pasien.
  • 7. Konseling • Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah (Anonim, 2007). • Konseling obat ialah suatu proses untuk membantu pasien memperbaiki masalah penggunaan, pemilihan obat dalam rangka tujuan pengobatan optimal. Adapun tujuan konseling obat yaitu (Saragih, 2011) : a. Mewujudkan hubungan profesional antara apoteker dan pasien. b. Mengenal dan menyelesaikan masalah penggunaan obat. c. Mengumpulkan informasi tentang cara dan tindakan pengambilan dan penggunaan obat (patient’s drug taking and drug use). d. Membimbing, mengarahkan dan memberikan pengetahuan kepada pasien tentang penggunaan obat secara rasional (promote rational drug use). e. Meningkatkan kualitas hidup pasien (patient quality of life).
  • 8. • Prinsip Dasar Konseling terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan “Medical Model” menjadi Pendekatan “Helping model” Medical Model Helping Model 1. Pasien passive 2. Dasar dari kepercayaan ditunjukkan berdasarkan citra profesi. 3. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan solusi. 4. Pasien bergantung pada petugas kesehatan. 5. Hubungan seperti ayah- anak. 1. Pasien terlibat secara aktif. 2. Kepercayaan didasarkan dari hubungan pribadi yang berkembang setiap saat. 3. Menggali semua masalah dan memilih cara pemecahan masalah. 4. Pasien mengembangkan rasa percaya dirinya untuk memecahkan masalah. 5. Hubungan setara (seperti teman).
  • 9. • Sasaran Konseling a. Konseling Pasien Rawat Jalan b. Konseling Pasien Rawat Inap • Infastruktur Konseling a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Penunjang c. Alat bantu Konseling
  • 10. • Kegiatan Konseling 1. Persiapan dalam melakukan konseling 2. Tahapan konseling a. Pembukaan b. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah c. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya. d. Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh. e. Menutup diskusi f. Follow-up diskusi
  • 11. • Aspek Konseling yang harus disampaikan : 1. Deskripsi dan kekuatan obat 2. Jadwal dan cara penggunaan. 3. Mekanisme kerja obat 4. Dampak gaya hidup 5. Penyimpanan 6. Efek potensial yang tidak diinginkan • Masalah dalam konseling : a. Faktor Penyakit b. Faktor Terapi c. Faktor Pasien d. Faktor Komunikasi
  • 12. • Cara Pendekatan dalam Meningkatkan Kepatuhan : 1. Berkomunikasi dengan pasien 2. Informasi yang tepat 3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
  • 13. Pembahasan Manfaat konseling bagi apoteker antara lain : 1. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, bentuk pelayanan sebagai tanggung jawab asuhan profesi 2. Mewujudkan kefarmasian apoteker, 3. Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahan penggunaan obat ( Medication error ). pelanggan sehingga menjadi 4. Suatu pelayanan tambahan untuk upaya menarik dalam memasarkan jasa pelayanan.
  • 14. Pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. • Dalam penelitian Ramadona (2011), konseling dilakukan pada 50 pasien DM tipe 2 rawat jalan yang mendapatkan terapi Obat Anti (OAD) oral. Dengan melihat Diabetes pengaruh kepatuhan konseling dalam meningkatkan pasien melalui penilaian pengetahuan dan sikap pasien berdasarkan kelompok usia pasien, jenis kelamin, pendidikan dan lama menderita DM.
  • 15. • Hubungan usia terhadap pengetahuan pasien yang berusia >70 tahun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik yaitu sebesar 50%. Hal ini terjadi karena berdasarkan pengamatan, pasien yang berusia ini lebih aktif dan terbuka menerima konseling dari konselor mengenai informasi penyakit dan terapi yang diberikan. • Hubungan jenis kelamin terhadap pengetahuan, menunjukkan bahwa pasien laki- laki lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini disebabkan karena pasien laki-laki dalam hal ini lebih terbuka menerima konseling obat yang diberikan dibandingkan dengan pasien perempuan
  • 16. • Hubungan tingkat pendidikan terhadap pengetahuan menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi peningkatan pengetahuannnya. • Hubungan lama menderita DM dengan pengetahuan menunjukkan bahwa pasien yang masih tergolong baru didiagnosa DM pada umumnya mereka sangat terbuka dan senang untuk diberikan konseling obat, karena mereka masih belum paham mengenai penyakit dan pengobatan yang dideritanya, sehingga mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap itu.
  • 17. • Hubungan tingkat pendidikan terhadap sikap menunjukan bahwa pendidikan seseorang dapat merubah sikap seseorang dengan baik. Hal ini disebabkan karena peningkatan pengetahuan yang mereka miliki selain untuk dipahami tetapi juga mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari. • Hubungan lama menderita terhadap sikap menunjukkan bahwa pasien yang baru didiagnosa menderita DM atau lama menderita < 1 tahun meiliki perubahan sikap yang lebih baik, sebab mereka mempunyai motivasi yang besar untuk sembuh.
  • 18. • Ada pengaruh positif konseling obat terhadap pengetahuan dan sikap pasien DM, data menunjukkan konseling obat berpengaruh terhadap pengetahuan pasien DM sebesar 83,4%, dan untuk sikap sebesar 88,6%. Selain itu, terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna pada pasien DM setelah dilakukan konseling obat dalam interval waktu 3 x 2 minggu, yakni menunjukkan adanya pengaruh positif konseling obat terhadap kadar glukosa darah puasa pasien DM.
  • 19. Gambaran pelaksanaan tugas Pengawas Minum Obat dan kepatuhan pasien penderita TBC dalam mengkonsumsi OAT di Rumah Sakit Umum Daerah Toto • Lebih dari 50% pasien penderita TBC paham tentang penyakit TBC dan patuh dalam mengkonsumsi OAT yang dari, diberikan dokter. ketepatan dosis dan Kepatuhan kesesuaian ditinjau aturan minum, sehingga obat yang diberikan habis sesuai waktunya. • Lebih dari peduli dan 50% PMO menunjukkan ikut serta memotivasi mengkonsumsi OAT yang diberikan bahwa pasien dokter mereka dalam sesuai dengan aturan minum dan dosis yang diberikan serta sangat berperan penting dalam kesembuhan dan mendoakan pasien agar cepat sembuh.
  • 20. • Berdasarkan dua penelitian diatas mengenai obat terhadap pengaruh kepatuhan konseling pasien tingkat diabetes melitus dan tuberkulosis, jelas bahwa konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat pakai yang sangat berpengaruh penggunaan obat yang sesuai dengan aturan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
  • 21. Kesimpulan • Konseling yang merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian memiliki manfaat bagi pasien maupun apoteker seperti yang dijabarkan pada pembahasan dalam penulisan makalah ini. • Penerapan konseling obat dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
  • 22. Saran Perlu adanya kesadaran seluruh tenaga profesional kesehatan terutama apoteker untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat melalui penerapan konseling obat yang merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian dengan orientasi pada pasien karena merupakan salah satu bentuk kepedulian kita selaku tenaga kesehatan profesional dalam memberikan pelayanan semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.