SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
TIDAK MENULAR
1
BEBERAPA PENGERTIAN
PTM
o PENYAKIT KRONIK
o PENYAKIT NON INFEKSI
o NEW COMMUNICABLE DISEASES
o PENYAKIT DEGENERATIF
KLASIFIKASI PENYAKIT BERDASARKAN
DURASI DAN ETIOLOGI
AKUT KRONIK
INFEKSI •PNEMONIA
• TIFUS
•TUBERKULOSIS
•LEPRA
NON INFEKSI • KERACUNAN
• KECELAKAAN
• HIPERTENSI
• PJK, DM,
DEGENERATIF
LAINNYA
LATAR BELAKANG
1. AGRARIS  INDUSTRI
2. TRANSISI EPIDEMIOLOGI
- PTM MENINGKAT
- PENDUDUK TUA MENINGKAT
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
 Kemajuan pembangunan telah dicapai secara
menyeluruh telah mempengaruhi berbagai
perkembangan dalam kehidupan manusia.
 Kondisi infrastruktur yang membaik serta
perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan
menyebabkan angka kematian dan kelahiran yang
tinggi menjadi rendah.
 Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan struktur
umur penduduk menjadi struktur penduduk umur tua
(umur harapan hidup meningkat)
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
 PERUBAHAN TERSEBUT MENGAKIBATKAN
TERJADI PERGESERAN POLA PENYAKIT SERTA
TINGKAT KESEHATAN YANG ADA DI
MASYARAKAT DENGAN DETERMINAN YANG
MEMPENGARUHINYA.
 TERJADINYA PERGESERAN URUTAN PENYAKIT
MENUNJUKAN TERJADINYA PERUBAHAN STATUS
KESEHATAN MASYARAKAT.
 KEADAAN TERSEBUT DIKATAKAN DENGAN
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI MEMILIKI DUA
PENGERTIAN:
STATIS : INTERVAL WAKTU YANG DIMULAI DARI
DOMINASI PENYAKIT MENULAR DAN DIAKHIRI
DENGAN DOMINASI PENYAKTIT TIDAK MENULAR
SEBAGAI PENYABAB KEMATIAN.
DINAMIS: PROSES DINAMIS POLA SEHAT SAKIT
DARI SUATU MASYARAKAT BERUBAH SEBAGAI AKIBAT
DARI PERUBAHAN DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI,
TEKNOLOGI DAN POLITIS.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
MEKANISME TERJADINYA TRANSISI EPIDEMIOLOGI
PERUBAHAN FERTILITAS, YANG AKAN MEMPENGARUHI
STRUKTUR UMUR
PERUBAHAN FAKTOR RISIKO, YANG AKAN MEMPENGARUHI
INSIDEN PENYAKIT
PEBAIKAN ORGANISASI DAN TEKNOLOGI PELAYANAN
KESEHATAN, YANG BERPENGARUH TERHADAP CRUDE FATALITY
RATE
INTERVENSI PENGOBATAN, PENGARUHNYA KEMUNGKINAN
PENGURANGAN KEMATIAN PENDERITA. PADA PENDERITA
PENYAKIT KRONIS HAL INI MUTLAK MENINGKATKAN ANGKA
KESAKITAN KARENA MEMPERPANJANG RATA-RATA LAMA
SAKIT.
TRANSISI DEMOGRAFI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DIAWALI OLEH TRANSISI
DEMOGRAFI.
 TAHAP I: ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN TINGGI
 TAHAP II : ANGKA KEMATIAN MENURUN AKIBAT
PENEMUAN OBAT DAN ANGGARAN KESEHATAN
DIPERBESAR. NAMUN ANGKA KELAHIRAN TETAP TINGGI
SEHINGGA PERTUMBUHAN PENDUDUK MENINGKAT
DENGAN PESAT
 TAHAP III: ANGKA KEMATIAN TERUS MENURUN. BEGITU
JUGA DENGAN ANGKA KELAHIRAN AKIBAT URBANISASI,
PENDIDIKAN, DAN PERALATAN KONTRASEPSI
 TAHAP IV : ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN MENCAPAI
RANDAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KEMBALI KE
TAHAP I.
KARAKTERISTIK PTM
1. TIDAK MELALUI RANTAI PENULARAN
TERTENTU
2. MASA INKUBASI PANJANG
3. BERLANGSUNGNYA PENYAKIT BERLARUT-LARUT
(KRONIK)
4. KESULITAN MENDIAGNOSIS
5. VARIASI LUAS
6. PENANGGULANGAN BIAYA TINGGI
7. MULTIKAUSAL
PERBEDAAN PENYAKIT MENULAR
DENGAN TIDAK MENULAR
MENULAR
 NEGARABERKEMBANG
 RANTAI PENULARANJELAS
 AKUT
 ETIOLOGI MIKROORGANISME
 SINGLEKAUSA
 DIAGNOSAMUDAH
TIDAK MENULAR
 NEGARA INDUSTRI
 TIDAK ADA RANTAI
PENULARAN
 KRONIK
 ETIOLOGI TIDAK JELAS
 MULTIPLE KAUSA
 DIAGNOSA SULIT
 MUDAHMENCARI PENYEBAB
 BIAYARELATIFMURAH
 JELASMUNCUL DIPERMUKAAN
 MORBIDITASDANMORTALITAS
CENDRUNGTURUN
 SULIT MENCARI
PENYEBAB
 BIAYA RELATIF MAHAL
 ADA ICEBERG
PHENOMENA
 MORBIDITAS DAN
MORTALITAS CENDRUNG
MENINGKAT
KESULITAN MENETAPKAN HUBUNGAN
ANTARA PAPARAN DENGAN PENYAKIT
 MASALATENYANGPANJANGANTARAPAPARANDENGANPENYAKIT
 FREKUENSI PAPARANTIDAKTERATUR
 INSIDENYANGRENDAH
 RISIKOPAPARANKECIL
 ETIOLOGI MULTIKOMPLEKS
1. Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi
menjadi :
a. Akut
b. Kronis
2. Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi
menjadi :
a. Menular
b. Tidak Menular
14
 Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen
penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya.
 Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat
interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup),
manusia dan lingkungan
 Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat
interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan
lingkungan.
 Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat
kronis.
 Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan
dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.
15
 Kepentingan :
 Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis
sebagai penyebab kematian mulai menggeser
kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi
 Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama
dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.
 Life – span meningkat karena adanya perubahan-
perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi, kondisi
hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu pengetahuan,
perubahan perilaku
16
Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama
kematian, yaitu :
 Ischaemic Heart Disease
 Cancer
 Cerebrovasculer Disease
 Chronic Obstructive Pulmonary Disease
 Cirrhosis
 Diabetes Melitus
PENYAKIT - PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS
17
 Penyakit yang termasuk dalam special – interest,
banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi
jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :
 Osteoporosis
 Penyakit Ginjal kronis
 Mental retardasi
 Epilepsi
 Lupus Erithematosus
 Collitis ulcerative
18
Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang
akan datang, yaitu :
 Defisiensi nutrisi
 Akloholisme
 Ketagihan obat
 Penyakit-penyakit mental
 Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
pekerjaan.
19
 Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular
yang bersifat kronis belum ditemukan secara
keseluruhan,
 Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-
beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
 Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang
berbeda-beda, misalnya merokok, dapat
menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner,
kanker larynx.
 Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang
telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian
kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti
belum diketahui
FAKTOR RISIKO
20
 Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan
penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
 Tembakau
 Alkohol
 Kolesterol
 Hipertensi
 Diet
 Obesitas
 Aktivitas
 Stress
 Pekerjaan
 Lingkungan masyarakat sekitar
 life style
21
 Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular
terjadi akibat interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor
predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar
(source and vehicle of agent)
KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK
MENULAR
22
 1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
23
 b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi,
mulai dari yang paling sederhana sampai yang
komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek
ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular
tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari
agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan
tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan
dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent
penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
24
 e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang
perlu diperhatikan antara lain :
1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan
irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
Pathogenitas agent :
25
 2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda
mati (tanah, udara, air batu dll) dimana agent dapat hidup,
berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir
dari agent adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang
terekspos/terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai
sumber/reservoir tidak ditularkan.
26
 3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung
:
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
27
 b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum
muncul
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan
berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati
dan cacat)
28
 d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host
dengan menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
4. Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit
kronis.
29
 5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem
integumen/kulit dan sistem vaskuler.
30
 A. PROSES TERJADINYA PENYAKIT
1. Proses terjadinya penyakit tergantung pada :
a. Karakterisitik dari agent
b. Karakteristik dari Host
c. Karakteristik dari environment
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
31
 2. Pada penyakit Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat
melawan :
a. Agent (living organisme)
b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c. Faktor predisposisi
3. Pada Penyakit Tidak Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat
melawan :
a. Agent (non living organisme)
b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c. Faktor predisposisi
32
 1. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit :
a. Perkembangan penyakit tanpa campur tangan
medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga
suatu penyakit berlangsung secara natural
b. Adanya respon dari host terhadap stimulus dari
interaksi agent dan environment
B. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
33
 2. Tahapan :
a. Prepathogenesis
1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial,
lingkungan fisik, psikis
stimulus penyakit
2) Stimulus dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi
antara stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan
environment disebut periode prepathogenesis
34
 b. Pathogenesis
Mulai saat terjadinya terjadinya kelainan /gangguan
pada tubuh manusia akibat interaksi antara stimulus
penyakit dengan manusia sampai terjadinya :
kesembuhan, kematian, kronik dan cacat.
Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang
kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai
resiko untuk terkena suatu penyakit. Untuk
mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit
dikembangkan menjadi :
35
 a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)
1) Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi
mempunyai faktor resiko atau predisposisi untuk
terkena penyakit .
2) Faktor resiko tersebut dapat berupa
a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan, kurang tidur
dan kurang gizi.
c) Jenis kelamin
Wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk
terkena penyakit Diabetes mellitus dan reumatoid
artritis dibandingkan dengan pria dan sebaliknya
pria mempunyai resiko lebih tinggi terkena
penyakit jantung dan hipertensi dibandingkan
wanita.
36
 d) Umur
Bayi dan balita yang masih rentan terhadap
perubahan lingkungan mempunyai resiko
yang tinggi terkena penyakit infeksi
sedangkan pada usia lanjut mempunyai resiko
untuk terkena penyakit jantung dan kanker.
e) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti
merokok mempunyai resiko untuk terkena
penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
37
 f) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai
resiko terkena penyakit infeksi sedangkan tingkat
sosial yang tinggi mempunyai resiko terkena
penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner,
gangguan kardiovaskuler dll, karena pada dengan
tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola
konsumsi makanan dengan kadar kolesterol
tinggi.
38
 3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor
diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi
beberapa faktor.
Contoh :
Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan
terjadinya penyakit jantung koroner.
Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang
suseptibel untuk terjadinya Hepatitis,
39
 b. Fase Subklinis
1) Disebut juga fase Presimptomatik
2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi
dengan nyata (sign dan symptom masih negatif) , tapi
telah terjadi perubahan-perubahan dalam jaringan
tubuh (Struktur ataupun fungsi)
3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi
“Below The Level of clinical horizon”
4) Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen
penyebabv penyakit masih belum nampak
40
 Pada penyakit infeksi terjadi
perkembangbiakan mikroorganisme patogen
sedangkan pada penyakit non – infeksi
merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi, misalnya terjadinya
ateroskelotik pada pembuluh darah koroner
yang mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah.
41
 c. Fase Klinis
1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi
pada jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan
gejala-gejala (symptom) dan tanda-tanda (signs)
penyakit.
2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis.
42
 d. Fase Konvalescen
1) Akhir dari fase klinis dapat berupa :
Fase Konvalescen (Penyembuhan)
Meninggal dunia
2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi :
Sembuh total
Sembuh denganv cacat (Disabilitas atau sekuele)
Penyakit menjadi kronis
3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan)
Terjadi penurunan fungsi sebagian atauv keseluruhan dari
struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi aktivitas
seseorang secara keseluruhan
Dapat bersifat : sementara (akut), kronis dan menetap
4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada struktur jaringan
sehingga menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu
aktivitas seseorang.
43
 C. USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT
Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka
tindakan preventif terhadap penyakit secara garis
besar dapat dikategorikan menjadi :
1. Usaha Preventif Primer
2. Usaha Preventif Sekunder
3. Usaha Preventif Tertier
44

More Related Content

What's hot

4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatCasmadi Casmadi
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatTini Wartini
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakitSyahrum Syuib
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiarisdiana21
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraHelda Zakiya Fitri
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologiSyahrum Syuib
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimandwidiah
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakitdahlia_purba
 

What's hot (20)

4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 
Advokasi kesehatan jf pkm
Advokasi kesehatan   jf pkmAdvokasi kesehatan   jf pkm
Advokasi kesehatan jf pkm
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Masalah Kesehatan Di Indonesia
Masalah Kesehatan Di IndonesiaMasalah Kesehatan Di Indonesia
Masalah Kesehatan Di Indonesia
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakit
 

Similar to PTM KRONIS

Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayanorizan simbok
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menularWarnet Raha
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
 
konsep riwayat alamiah penyakit
konsep riwayat alamiah penyakitkonsep riwayat alamiah penyakit
konsep riwayat alamiah penyakitPutri Nugraheni
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananHayar Laode
 
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfPenyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfwisnukuncoro11
 
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.ppt
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.pptPENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.ppt
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.pptdicky345040
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatanyohanes meor
 
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Junaidin Saputra
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanM Saidi Basri
 

Similar to PTM KRONIS (20)

Epidemiologi ptm
Epidemiologi ptmEpidemiologi ptm
Epidemiologi ptm
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Konsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologiKonsep dan-model-epidemiologi
Konsep dan-model-epidemiologi
 
konsep riwayat alamiah penyakit
konsep riwayat alamiah penyakitkonsep riwayat alamiah penyakit
konsep riwayat alamiah penyakit
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
 
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfPenyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
 
Kaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologiKaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologi
 
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.ppt
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.pptPENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.ppt
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PSKM UNLAM 2010.ppt
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
KONSEP PENYAKIT
KONSEP PENYAKITKONSEP PENYAKIT
KONSEP PENYAKIT
 
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 

Recently uploaded

oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 

Recently uploaded (20)

oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 

PTM KRONIS

  • 2. BEBERAPA PENGERTIAN PTM o PENYAKIT KRONIK o PENYAKIT NON INFEKSI o NEW COMMUNICABLE DISEASES o PENYAKIT DEGENERATIF
  • 3. KLASIFIKASI PENYAKIT BERDASARKAN DURASI DAN ETIOLOGI AKUT KRONIK INFEKSI •PNEMONIA • TIFUS •TUBERKULOSIS •LEPRA NON INFEKSI • KERACUNAN • KECELAKAAN • HIPERTENSI • PJK, DM, DEGENERATIF LAINNYA
  • 4. LATAR BELAKANG 1. AGRARIS  INDUSTRI 2. TRANSISI EPIDEMIOLOGI - PTM MENINGKAT - PENDUDUK TUA MENINGKAT
  • 5. TRANSISI EPIDEMIOLOGI  Kemajuan pembangunan telah dicapai secara menyeluruh telah mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia.  Kondisi infrastruktur yang membaik serta perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan menyebabkan angka kematian dan kelahiran yang tinggi menjadi rendah.  Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan struktur umur penduduk menjadi struktur penduduk umur tua (umur harapan hidup meningkat)
  • 6. TRANSISI EPIDEMIOLOGI  PERUBAHAN TERSEBUT MENGAKIBATKAN TERJADI PERGESERAN POLA PENYAKIT SERTA TINGKAT KESEHATAN YANG ADA DI MASYARAKAT DENGAN DETERMINAN YANG MEMPENGARUHINYA.  TERJADINYA PERGESERAN URUTAN PENYAKIT MENUNJUKAN TERJADINYA PERUBAHAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT.  KEADAAN TERSEBUT DIKATAKAN DENGAN TRANSISI EPIDEMIOLOGI
  • 7. TRANSISI EPIDEMIOLOGI TRANSISI EPIDEMIOLOGI MEMILIKI DUA PENGERTIAN: STATIS : INTERVAL WAKTU YANG DIMULAI DARI DOMINASI PENYAKIT MENULAR DAN DIAKHIRI DENGAN DOMINASI PENYAKTIT TIDAK MENULAR SEBAGAI PENYABAB KEMATIAN. DINAMIS: PROSES DINAMIS POLA SEHAT SAKIT DARI SUATU MASYARAKAT BERUBAH SEBAGAI AKIBAT DARI PERUBAHAN DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI, TEKNOLOGI DAN POLITIS.
  • 8. TRANSISI EPIDEMIOLOGI MEKANISME TERJADINYA TRANSISI EPIDEMIOLOGI PERUBAHAN FERTILITAS, YANG AKAN MEMPENGARUHI STRUKTUR UMUR PERUBAHAN FAKTOR RISIKO, YANG AKAN MEMPENGARUHI INSIDEN PENYAKIT PEBAIKAN ORGANISASI DAN TEKNOLOGI PELAYANAN KESEHATAN, YANG BERPENGARUH TERHADAP CRUDE FATALITY RATE INTERVENSI PENGOBATAN, PENGARUHNYA KEMUNGKINAN PENGURANGAN KEMATIAN PENDERITA. PADA PENDERITA PENYAKIT KRONIS HAL INI MUTLAK MENINGKATKAN ANGKA KESAKITAN KARENA MEMPERPANJANG RATA-RATA LAMA SAKIT.
  • 9. TRANSISI DEMOGRAFI TRANSISI EPIDEMIOLOGI DIAWALI OLEH TRANSISI DEMOGRAFI.  TAHAP I: ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN TINGGI  TAHAP II : ANGKA KEMATIAN MENURUN AKIBAT PENEMUAN OBAT DAN ANGGARAN KESEHATAN DIPERBESAR. NAMUN ANGKA KELAHIRAN TETAP TINGGI SEHINGGA PERTUMBUHAN PENDUDUK MENINGKAT DENGAN PESAT  TAHAP III: ANGKA KEMATIAN TERUS MENURUN. BEGITU JUGA DENGAN ANGKA KELAHIRAN AKIBAT URBANISASI, PENDIDIKAN, DAN PERALATAN KONTRASEPSI  TAHAP IV : ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN MENCAPAI RANDAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KEMBALI KE TAHAP I.
  • 10. KARAKTERISTIK PTM 1. TIDAK MELALUI RANTAI PENULARAN TERTENTU 2. MASA INKUBASI PANJANG 3. BERLANGSUNGNYA PENYAKIT BERLARUT-LARUT (KRONIK) 4. KESULITAN MENDIAGNOSIS 5. VARIASI LUAS 6. PENANGGULANGAN BIAYA TINGGI 7. MULTIKAUSAL
  • 11. PERBEDAAN PENYAKIT MENULAR DENGAN TIDAK MENULAR MENULAR  NEGARABERKEMBANG  RANTAI PENULARANJELAS  AKUT  ETIOLOGI MIKROORGANISME  SINGLEKAUSA  DIAGNOSAMUDAH TIDAK MENULAR  NEGARA INDUSTRI  TIDAK ADA RANTAI PENULARAN  KRONIK  ETIOLOGI TIDAK JELAS  MULTIPLE KAUSA  DIAGNOSA SULIT
  • 12.  MUDAHMENCARI PENYEBAB  BIAYARELATIFMURAH  JELASMUNCUL DIPERMUKAAN  MORBIDITASDANMORTALITAS CENDRUNGTURUN  SULIT MENCARI PENYEBAB  BIAYA RELATIF MAHAL  ADA ICEBERG PHENOMENA  MORBIDITAS DAN MORTALITAS CENDRUNG MENINGKAT
  • 13. KESULITAN MENETAPKAN HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DENGAN PENYAKIT  MASALATENYANGPANJANGANTARAPAPARANDENGANPENYAKIT  FREKUENSI PAPARANTIDAKTERATUR  INSIDENYANGRENDAH  RISIKOPAPARANKECIL  ETIOLOGI MULTIKOMPLEKS
  • 14. 1. Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi : a. Akut b. Kronis 2. Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi : a. Menular b. Tidak Menular 14
  • 15.  Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan lingkungan sekitarnya.  Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan  Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan.  Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat kronis.  Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis. 15
  • 16.  Kepentingan :  Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis sebagai penyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi  Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.  Life – span meningkat karena adanya perubahan- perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi, kondisi hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu pengetahuan, perubahan perilaku 16
  • 17. Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama kematian, yaitu :  Ischaemic Heart Disease  Cancer  Cerebrovasculer Disease  Chronic Obstructive Pulmonary Disease  Cirrhosis  Diabetes Melitus PENYAKIT - PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS 17
  • 18.  Penyakit yang termasuk dalam special – interest, banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :  Osteoporosis  Penyakit Ginjal kronis  Mental retardasi  Epilepsi  Lupus Erithematosus  Collitis ulcerative 18
  • 19. Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang akan datang, yaitu :  Defisiensi nutrisi  Akloholisme  Ketagihan obat  Penyakit-penyakit mental  Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. 19
  • 20.  Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum ditemukan secara keseluruhan,  Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda- beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)  Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.  Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui FAKTOR RISIKO 20
  • 21.  Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :  Tembakau  Alkohol  Kolesterol  Hipertensi  Diet  Obesitas  Aktivitas  Stress  Pekerjaan  Lingkungan masyarakat sekitar  life style 21
  • 22.  Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent) KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR 22
  • 23.  1. Agent a. Agent dapat berupa (non living agent) : 1) Kimiawi 2) Fisik 3) Mekanik 4) Psikis 23
  • 24.  b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya) c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas) Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host 24
  • 25.  e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain : 1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan 2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible 3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif Pathogenitas agent : 25
  • 26.  2. Reservoir a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik. b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda mati. c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan. 26
  • 27.  3. Relasi Agent – Host a. Fase Kontak Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung : 1) Lamanya kontak 2) Dosis 3) Patogenitas 27
  • 28.  b. Fase Akumulasi pada jaringan Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus c. Fase Subklinis Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada : 1) Jaringan yang terkena 2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat) 3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat) 28
  • 29.  d. Fase Klinis Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda). 4. Karakteristik penyakit tidak menular : a. Tidak ditularkan b. Etiologi sering tidak jelas c. Agent penyebab : non living agent d. Durasi penyakit panjang (kronis) e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis. 29
  • 30.  5. Rute dari keterpaparan Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem vaskuler. 30
  • 31.  A. PROSES TERJADINYA PENYAKIT 1. Proses terjadinya penyakit tergantung pada : a. Karakterisitik dari agent b. Karakteristik dari Host c. Karakteristik dari environment RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT 31
  • 32.  2. Pada penyakit Menular Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan : a. Agent (living organisme) b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut c. Faktor predisposisi 3. Pada Penyakit Tidak Menular Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan : a. Agent (non living organisme) b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut c. Faktor predisposisi 32
  • 33.  1. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit : a. Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural b. Adanya respon dari host terhadap stimulus dari interaksi agent dan environment B. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT 33
  • 34.  2. Tahapan : a. Prepathogenesis 1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial, lingkungan fisik, psikis stimulus penyakit 2) Stimulus dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi antara stimulus dan manusia 3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan environment disebut periode prepathogenesis 34
  • 35.  b. Pathogenesis Mulai saat terjadinya terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh manusia akibat interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia sampai terjadinya : kesembuhan, kematian, kronik dan cacat. Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit. Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan menjadi : 35
  • 36.  a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka) 1) Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi mempunyai faktor resiko atau predisposisi untuk terkena penyakit . 2) Faktor resiko tersebut dapat berupa a) Genetika /etnik b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan, kurang tidur dan kurang gizi. c) Jenis kelamin Wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit Diabetes mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan dengan pria dan sebaliknya pria mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan hipertensi dibandingkan wanita. 36
  • 37.  d) Umur Bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan lingkungan mempunyai resiko yang tinggi terkena penyakit infeksi sedangkan pada usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan kanker. e) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-paru. 37
  • 38.  f) Sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko terkena penyakit infeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi mempunyai resiko terkena penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan kardiovaskuler dll, karena pada dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi. 38
  • 39.  3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi beberapa faktor. Contoh : Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang suseptibel untuk terjadinya Hepatitis, 39
  • 40.  b. Fase Subklinis 1) Disebut juga fase Presimptomatik 2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi dengan nyata (sign dan symptom masih negatif) , tapi telah terjadi perubahan-perubahan dalam jaringan tubuh (Struktur ataupun fungsi) 3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The Level of clinical horizon” 4) Fase ini mempunyai ciri-ciri : Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebabv penyakit masih belum nampak 40
  • 41.  Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen sedangkan pada penyakit non – infeksi merupakan periode terjadinya perubahan anatomi dan histologi, misalnya terjadinya ateroskelotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. 41
  • 42.  c. Fase Klinis 1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan gejala-gejala (symptom) dan tanda-tanda (signs) penyakit. 2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis. 42
  • 43.  d. Fase Konvalescen 1) Akhir dari fase klinis dapat berupa : Fase Konvalescen (Penyembuhan) Meninggal dunia 2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi : Sembuh total Sembuh denganv cacat (Disabilitas atau sekuele) Penyakit menjadi kronis 3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan) Terjadi penurunan fungsi sebagian atauv keseluruhan dari struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi aktivitas seseorang secara keseluruhan Dapat bersifat : sementara (akut), kronis dan menetap 4) Sekuele Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada struktur jaringan sehingga menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu aktivitas seseorang. 43
  • 44.  C. USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka tindakan preventif terhadap penyakit secara garis besar dapat dikategorikan menjadi : 1. Usaha Preventif Primer 2. Usaha Preventif Sekunder 3. Usaha Preventif Tertier 44