Dokumen tersebut membahas tentang database, termasuk definisi database, operasi dasar pada database, tujuan database, database relasional, dan kesimpulan tentang perancangan database yang efisien. Database didefinisikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan secara bersama untuk memenuhi kebutuhan informasi. Operasi dasar pada database meliputi pembuatan, penghapusan, penambahan, pengambilan, pengubahan, dan penghapusan data. Perancangan
2. Definisi
Definisi ’database’
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan dengan
cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundancy) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan informasi.
3. Kumpulan file/ tabel/ arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan elektronik.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
3. Operasi Dasar pada Database
• Create database = pembuatan basis data baru.
• Drop database = penghapusan basis data.
• Create table = pembuatan file/ tabel baru ke suatu basis data.
• Drop table = penghapusan file/ tabel dari suatu basis data.
• Insert data = penambahan/ pengisian data baru ke sebuah
file/ tabel.
• Retrieve/ search data = pengambilan data dari sebuah file/
tabel.
• Update data = pengubahan data pada sebuah file/ tabel.
• Delete data = penghapusan data dari sebuah file/ tabel.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
4. Objektif/ Tujuan Database
Beberapa tujuan yang harus dipenuhi dalam merancang database adalah :
1. Kecepatan dan kemudahan (speed & ease)
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space)
3. Keakuratan (accuracy)
4. Ketersediaan (availability)
5. Kelengkapan (completeness)
6. Keamanan (security)
7. Kebersamaan pemakaian (shareability)
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
5. Relational Database
Pada database relasional, data akan ‘disebar’ (dipilah-pilah) ke dalam
berbagai tabel 2 dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur (disebut
sebagai baris data, row, record) dan kolom (seing juga disebut sebagai field).
Di setiap pertemuan baris dan kolom itulah, item-item data (satuan terkecil)
ditempatkan. Suatu aturan / ‘rule’ tertentu dipasang untuk menghubungkan
tabel-tabel tersebut.
Untuk memberi ilustrasi model database relasional, akan diberikan contoh
dari sebuah basis data sederhana yang berkaitan dengan pendidikan
(akademik) perguruan tinggi. Basis data ini terdiri dari 3 tabel, yaitu tabel
Mahasiswa, Dosen dan Kuliah (Tabel MDK). Hal pembentukan tabel yang
efisien dapat dilewati terlebih dulu. Yang diketahui adalah, data sudah
tersedia (dalam bentuk cetakan/ hardcopy) dan siap diimplementasikan.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
6. Relational Database
Tabel Mahasiswa
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
Tabel Dosen
8. Relational Database
Relasi Antar Tabel
Setelah terbentuk tabel-tabel dasar, maka perlu dibuat suatu aturan yang
menghubungkan tabel-tabel tersebut. Tabel-tabel dasar tersebut dapat
saling dihubungkan dengan sebuah tabel baru (misalnya Tabel Nilai), seperti
yang terlihat di bawah ini:
Tabel Nilai
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
9. Relational Database
Tabel Nilai
• Tabel Nilai di atas merepresentasikan adanya relasi antara tabel Kuliah dengan
tabel Mahasiswa, untuk menunjukkan mata kuliah yang diambil oleh seorang
mahasiswa dan nilai yang diperoleh.
• Seorang mahasiswa dapat mengambil beberapa mata kuliah atau tidak mengikuti
kuliah apapun.
• Satu mata kuliah dapat diikuti oleh beberapa mahasiswa.
• 3 mata kuliah sudah mempunyai data indeks nilai dan ada 1 mata kuliah (‘Basis
Data’) yang belum mempunyai data nilai.
• Tabel ini belum dapat langsung diimplementasikan dalam software database
(PARADOX, DBASE, ACCESS, ORACLE dsb).
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
10. Relational Database
Data Dosen dan Kuliah dapat dihubungkan untuk membentuk tabel Jadwal,
sebagai berikut : (alternatif 1)
Presentasi tabel Jadwal di atas mempunyai kelemahan, yaitu : lebar kolom
untuk waktu dan tempat akan sia-sia (tidak efisien) untuk mata kuliah yang
hanya dilaksanakan 1 kali/minggu dan sulit untuk melakukan operasi
pengubahan data (field waktu).
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
11. Relational Database
Alternatif kedua, mata kuliah yang 2 kali/minggu dinyatakan dalam 2 baris :
Kelemahan alternatif 2 ini adalah : data nama dosen akan disimpan
berulang-ulang untuk mata kuliah yang dilaksanakan 2 kali/minggu.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
12. Relational Database
Alternatif ketiga, mata kuliah yang 2 kali/minggu dinyatakan dalam 2 kolom
terpisah :
Kelemahan alternatif 3 ini adalah : kolom WAKTU_2 dan RUANG_2 akan sia-sia
untuk mata kuliah yang dilaksanakan hanya dalam 1 kali/ minggu.
Yang manakah dari ketiga alternatif ini yang paling efisien ? atau adakah
alternatif lain yang lebih baik ?
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
13. Relational Database
Dari ilustrasi di slide sebelumnya, maka pembentukan basis data yang baik
tentu saja menjadi penting. Basis data perkuliahan pada ilustrasi ini masih
sederhana, sehingga kebutuhan akan adanya basis data yang baik belum
begitu terasa. Namun bila kita harus membuat sebuah sistem informasi
yang besar dan kompleks, maka efisiensi tabel menjadi sangat penting ■.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
14. Kesimpulan
Basis data yang baik akan mempunyai karakteristik dan keuntungan seperti :
Struktur basis data (tabel-tabel dan relasi antar tabel) yang lebih
kompak.
Struktur masing-masing tabel yang lebih efisien dan sistematik.
Kebutuhan ruang penyimpanan data (memory sekunder) yang lebih
efisien.
Semakin kecil (efisien) ukuran tabel, makin cepat operasi basis data yang
dilakukan.
Efisiensi akan ditandai dengan redundansi data yang optimal (catatan :
dalam basis data relasional, redundansi data tidak mungkin dihindari).
Optimalnya redundansi ini akan dapat meningkatkan integritas data,
karena upaya penjalaran perubahan data dari sebuah tabel ke tabel-tabel
yang lainyang berhubungan akan bisa dibuat minimal.
Tidak ada ambiguitas data di semua tabel dalam basis data.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database
15. Kesimpulan
Perancangan basis data diperlukan, agar kita dapat memiliki basis data yang
kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam
pengaksesan dan mudah dalam pengolahan. Untuk itu dapat dilakukan :
Menerapkan Normalisasi terhadap struktur tabel yang telah
diketahui, atau
Langsung membuat model Entity-Relationship.
Referensi :
1. Fathansyah, ‘BASIS DATA’, Informatika, Bandung , 1999.
[A. Sadiyoko, 2014] Kuliah Sistem Informasi – Database