SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
FISIKA SEKOLAH 2
“Fisika Atom dan Fisika Inti”
Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi
oleh:
1. Nurlailiatul Isnani (4201412058)
2. Rizky Maulana N. (4201412092)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
FISIKA ATOM
A. TEORI ATOM JOHN DALTON
Teori atom mulai berkembang dalam beberapa tahun yang lalu, yaitu dari sekitar
tahun 1803 sampai sekitar tahun 1926 dimana banyak para ilmuwan kimia mulai
menemukan dan mengembangakan teori teori atom dari yang sederhana sampai dengan
teori atom yang modern .
Dimulai pada tahun 1803 seorang penemu bernama John Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom . Teori atom dalton didasarkan pada hukum kekekalan masa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum Prouts).. Dari kedua hukum tersebut
dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana .
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru.
Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa
dan daya hantar arus listrik.
B. TEORI ATOM J.J. THOMSON
Pada tahun 1900, J.J. Thomson menemukan electron. Penemuan electron berkaitan
dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, seperti pada
gambar.
Gambar tersebut memperlihatkan tabung kaca yang hampa udara di dalamnya
terdapat dua electrode, yaitu katode (positif) dan anode (negatif). Katika katode dan anode
diberi beda potensial yang tinggi, berkas sinar terpancar dari katode. Sinar tersebut disebut
sinar katode.
Membeloknya sinar katode ketika dilewatkan pada medan listrik dan medan magnet
mengantarkan pada kesimpulan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel
bermuatan listrik negative. Selanjutnya J.J. Thomson melakukan eksperimen untuk
menentukan besar muatan partikel tersebut. Skema sederhana perlalatan eksperimen
tersebut
Sinar katode (digambarkan sebagai sebuah muatan negative yang besarnya ℯ)
dilewatkan pada daerah bermedan listrik E dan bermedan magnet B yang saling tegak
lurus. Akibatnya, sinar katode mendapat gaya listrik (F= Eℯ) dan medan magnetic (F=
ℯvB) yang arahnya saling berlawanan. Besar medan magnet diatur sedemikian rupa
sehingga besar gaya magnet sama dengan besar gaya listrik. Keadaan yang diharapkan
adalah sinar katode merambat lurus dengan kecepatan yang memenuhi persamaan:
𝑣 =
𝐸
𝐵
Selanjutnya, sinar katode melewati daerah bermedan magnet. Akibatnya, sinar katode
akan dibelokkan dan menempuh lintasan lingkaran dengan jari-jari R. Dalam hal ini, gaya
magnet bertindak sebagai gaya sentipental, sehingga berlaku:
Dan diperoleh:
Selanjutnya, dengan memasukan 𝑣 =
𝐸
𝐵
, diperoleh persamaan:
Besaran-besaran E, B dan R dapat diukur. Akan tetapi, meskipun muatan ℯ dan massa m tidak
dapat ditentukan secara terpisah , maka perbandingannya adalah 1,76 x 1011 C/kg. sinar katode
kemudian dikenal sebagai electron.
Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari suatu unsure, melainkan tersusun oleh
muatan-muatan positif yang tersebar diseluruh atom dan di netralkan oleh electron-elektron seperti
roti kismis
Kelemahan:tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.
C. TEORI ATOM RUTHERFORD
Ernest Rutherford pada tahun 1910 bersama dua orang asistennya Hans Geiger dan Ernest
Marsden melakukan eksperimen untuk menguji kebenaran model atom Thomson. Mereka
menembaki lempeng emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas
tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian
mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup
besar, bahkan di antaranya dipantulkan.
Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul
itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan
model yang dikemukakan oleh J.J.Thomson, dimana atom digambarkan bersifat homogeny
pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan
gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa dan muatan positif
atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Elektron
beredar mengitari inti pada jarak yang relative sangat jauh. Lintasan electron itu disebut kulit
atom.
Kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat menjelaskan electron itu
tidak jatuh keintinya. Menurut teori fisika klasik, gerakan electron mengitari inti akan disertai
pemancaran energy berupa radiasi elektromagnet. Dengan demikian, energy electron semakin
berkurang dan gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke
inti atom.
D. TEORI ATOM BOHR
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom
Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak
ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, E2 – E1 = hf
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan
kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya. Kelemahan:
1. Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
2. Tidak dapat menjelaskan efek Zemaan
3. Tidak dapat menjelaskan anomaly efek zeeman
4. Melanggar ketidakpastian Heizenberg
E. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (1926)
Merupakan sumbangan dari: Louis de Broglie, Wolfgrang Pauli, Werner Heisnberg, Erwin
Schrödinger, dan Max Born. Inti dari model atom ini adalah persamaan Schrödinger
Penjelasan postulat kuantisasi momentum sudut Bohr:
Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, 𝑚𝑣𝑟𝑛 = 𝑛
ℎ
2𝜋
, begitu saja
tanpa memberikan alasan secara fisis sama sekali.
Louis de Broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel
(misalnya elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memili sifat gelombang
dengan panjang gelombang λ, yang sesuai. Pernyataan ini dirumuskan sebagai:
Persamaan de Broglie: 𝜆 =
ℎ
𝑝
=
ℎ
𝑚𝑣
Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel secara
teliti secara bersamaan. Berdasarkan prinsip ini, kita tidak dapat mengetahui lintasan electron
secara pasti seperti yang dikemukaan oleh Bohr. Inilah yang menyebabkan teori atom Bohr
melanggar ketidakpastian Heinsenberg. Yang hanya bisa ditentukan adalah orbital. Orbital
adalah kebolehjadian terbesar untuk menemukan electron. Orbital bukanlah bidnag tetapi ruang
yang mirip lapisan kulit bawang.
Persamaan gelombang Schrödinger:
1. Gelombang electron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang memberikan
ampiltudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang. Fungsi ini disebut fungsi
gelombang (𝞧).
2. Kuadrat fungsi gelombang, memberikan peluang menemukan electron pada titik dalam
ruang. Tidaklah mungkin menyatakan secara tepat letak electron bila electron dipandang
sevbagai gelombang. Model gelombang ini tidak bertentangan dengan ketidakpastian
Heisenberg karena tidak mendefinisikan letak electron secara pasti.
3. Ada banyak fungsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam suatu
electronnya dalam suatu atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang dikarakteristikan
oleh sekumpulan bilangan-bilangan kuatum. Nilai-nilai bilangan kuantum berkaitan
dengan bentuk dan ukuran gelombanga electron dan letak electron dalam ruang 3
dimensi.
Bedasarkan hasil persamaan Schrödinger, kemungkianna cara terbaik untuk
menvisulalisasikan sebuah electron dalam sebuah atom adalah seperti awan bermuatan negative
yang didistribusikan di sekitar inti atom.
BILANGAN KUANTUM
Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stasioner electron
diperlukan empat bilangan kuantum. Kemepat bilangan kuantum adalah:
Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energy atau kulit dalam atom. Nilai
bilangan kuantum utama adlah bilngan bulat mulai dari 1 sampai ~.
Bilangan kuantum utama n = 1, 2, 3, 4, ….
Orbit tempat electron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf K, L, M, N,
O,…. Kulit dengan n = 1 diberi nama K, n = 2 diberi nama L, n = 3 diberi nama M dan
seterusnya..
Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin
kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama digunakan untuk menentukan ukuran
orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit electron dengan inti atom dan juga dapat mengetahui
besarnya energy potensial electron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan
ikatan electron dengan inti atom semakin besar, sehingga energy potensial electron semakin
besar.
Bilangan kuantum orbital (𝓵)
Bilangan kuantum orbital menyatakan sub kulit tempat electron berada dan bentuk orbital,
serta menetukan besarnya momentum sudut electron terhadap inti.
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramati efek Zeeman yaitu garis-garis tambahan
dalam spectrum emisi jika atom-atom tereksitasi diletakan di dalam medan magnetic luar
homogeny.
Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran Bohr karena orbit lingkaran hanya
mempunyai satu vector momentum sudut. Berdasarkan efek Zeeman, Arnold Sommerfeld
mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran (lingkaran merupakan keadaan khusus dari orbit
elips). Dalam orbit ellips orientasi lingkaran bisa lebih dari satu.
Bilangan kuantum orbital 𝓵 = 0, 1, 2, 3,… (n-1)
Momentum sudut electron dari bilangan kuantum orbital diturunkan dari persamaan
Schrödinger: 𝐿 = √ 𝑙(𝑙 + 1) ħ
Bilangan kuantum magnetik (𝒎𝒍)
Bilangan kuantum magnetic menyatakan orbital tempat ditemukannya electron pada
subkulit tertentu dan arah momentum sudut electron terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetic berhubungan dengan nilai bilangan kuantum orbital anrata –𝓵 sampai +𝓵.
Hubungan bilangan kauntum orbital dan bilangan kuantum magnetic
Bilangan kuantum spin
Terpecahnya garis-garis spectra pada atom lebih dari yang diperkirakan disebut Anomali
Efek Zeeman (AEZ). Terjadinya AEZ dijelaskan Pauli dengan menyatakan hipotesis bahwa
karena adanya rotasi tesembunyi yang menghasilkan momentum sudut tambahan, kemudian ia
mengusulkan bilangan kuantum keempat yang hanya boleh memiliki dua nilai supaya dapat
menjelaskan AEZ. Goudsmit dan Uhlenbeck kemudian mengusulkan bahwa rotasi tersembunyi
ini disebabkan oleh momentum sudut intrinsic yang dikaitkan dengan electron yang berotasi
pada porosnya. Bilangan kuantum spin hanya memiliki dua nilai yaitu -1/2 atau +1/2.
Tingkat-tingkat Energi Atom Hidrogen
Energy atom hydrogen (berelektron tunggal) bergantung pada bilangan kunatum utama dari
fungsi gelombang.
𝐸 𝑛 = −
13,6
𝑛2
𝑒𝑉
KONFIGURASI ELEKTRON
1. Aturan Aufbau
“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada
subkult yang lebih tinggi energinya”.
2. Aturan Hund
Frederich Hund (1927), seorang ahli fisika mengemukaan aturan pengisian electron pada
orbital yaitu: “orbital-orbital dengan ennergi yang sama, masing-masing terisi satu electron arah
yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisis satu electron kemudian electron
akan memasuki orbital-orbital secara berurutan dengan arah yang berlawanan ”.
3. Prinsip Larangan Pauli
“Tidak boleh ada dua electron dalam sebuah atom yang memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama persis”
ENERGI IONISASI DAN AFINITAS ELEKTRON
Energi Ionisasi adalah enenrgi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron yang
tidak erat terikat dalam atomnya dalam keadaan gas.
Energi ionisasi golongan gas mulia adalah yang paling besar karena ada celah energi yang
cukup lebar (besar) terhadap kelompok dari subkulit berikutnya. Oleh karena itu diperlukan
energi yang cukup besar untuk mengeluarkan elektron pada subkulit terluar ini.
Sebaliknya, Golongan logam alkali, yaitu : Li, Na, K, Rb, dan Cs, kulit terluarnya
hanya terdiri dari satu elektron, dan untuk mengeluarkan elktron terluar ini tidak
diperlukan energi yang besar, sehingga elektron terluar ini mudah dilepaskan, sehingga
golongan logam alkali ( golongan IA) mempunyai energi ionisasi paling rendah.
Afinitas elektron adalah proses pembentukan ion negatif disertai dengan
pembebasan energi. Jadi afinitas elektron adalah besarnya elektron yang dibebaskan
ketika sebuah atom netral menangkap elektron untuk membentuk ion negatif.
Inti Atom
A. Partikel Penyusun Inti Atom
Dari eksperimen Rutherford, diketahui bahwa inti atom bermuatan positif yang
disebut proton dan dari percobaan Milikan dan Thomson diperoleh bahwa massa
elektron sangatlah kecil, sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil daripada massa
atom hidrogen, karena atom hidrogen hanya terdiri dari 1 proton dan 1 elektron. Tetapi,
dengan menggunakan spektrometer massa diperoleh bahwa massa atom oksigen kira-
kira 16 kali massa atom hidrogen, padahal atom oksigen tersusun dari 8 proton. Pada
awal tahun 1920, Rutherford mengusulkan bahwa inti seharusnya mengandung
sejumlah partikel netral, di mana massa satu atom netral ini hampir sama dengan massa
proton. Ia menamainya sebagai neutron. Pekerjaan menemukan partikel ini sangatlah
sulit, tidak dapat dideteksi oleh medan magnet karena bermuatan netral.
Pada tahun 1932, James Chadwick membutikan keberadaan neutron dengan
percobaannya yang memanfaatkan polonium sebagai sumber partikel alfa, Berilium,
Parafin, dan detektor kamar ionisasi. Partikel alfa ditembakkan pada sasaran Berilium
yang kemudian akan memncarkan suatu radiasi tembus yang tak dikenal, yang tidak
dibelokkan oleh medan listrik maupun magnetik sehingga dapat disimpulkan partikel-
partikel radiasi bermuatan netral. Radiasi ini selanjutnya menumbuk lembaran parafin
kaya hidrogen dan mengeluarkan proton-proton dari parafin sebagai akibat tumbukan
elastis. Proton-proton bermuatan positif ini dengan mudah dideteksi oleh kamar ionisasi.
Gambar 1. Percobaan Chadwick
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi, Chadwick mampu
membuktikan bahwa massa partikel netral tak dikenal tersebut yang menumbuk parafin
memiliki massa hampir sama dengan massa proton.
Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral. Proton dan neutron sebagai partikel penyusun inti atom
disebut sebagai nukleon.
B. Penulisan Inti Atom
Jumlah proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan dengan Z.
Sedangkan jumlah nukleon (proton dan netron) dalam inti disebut nomor massa,
dilambangkan dengan A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka inti atom dengan nomor
atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida, dilambangkan dengan
𝑋𝑍
𝐴
1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan
1
12
massa isotop karbon C-12, sehingga
1 𝑢 = 1,660559 × 10−27
kg = 931,5 MeV/𝑐2
𝑟 = (1,2 × 10−15
m) 𝐴1/3
C. Isotop, Isobar, dan Isoton
Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda, seperti atom Neon ada yang bermassa 20 dan 22 u, masing-masing
dilambangkan Ne10
20
dan Ne10
22
. Isobar didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan
jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton berbeda, seperti He1
3
dan He2
3
. Sedangkan
isoton didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah neutron yang sama, seperti
atom H1
3
dan He2
4
.
D. Kestabilan Inti
Di dalam inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa proton-proton
yang ada di inti tidak keluar dari inti karena adanya gaya tolak menolak antar muatan
positif dari gaya Coulomb?
Proton-proton yang ada di dalam inti sebenarnya juga mengalami gaya tolak
menolak, juga mengalami gaya tarik menarik karena memiliki massa, yaitu gaya
gravitasi, tetapi gaya tersebut belum bisa melawan gaya Coulomb. Ada satu gaya lagi
yang lebih besar dari gaya gravitasi, yang dapat membuat proton tidak keluar dari atom,
yaitu gaya inti. Gaya inilah yang tetap membuat inti atom stabil.
E. Defek Massa
Atom netral helium He2
4
mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron. Dengan
demikian massa atom tersebut sama dengan 4,032980 u, tetapi pada kenyataannya saat
diukur, massa atom He2
4
sama dengan 4,002602 u, sehingga diperoleh kesimpulan massa
sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada gabungan massa nukleon-nukleonnya.
Selisih massa antara gabungan massa nukleon dengan massa inti stabil disebut
defek massa (∆𝒎). Untuk kasus He2
4
, memiliki
∆𝑚 = 4,032980 u− 4,002602u
∆𝑚 = 0,030378 𝑢
Kemana hilangnya defek massa tersebut? Menurut Einstein, massa yang hilang atau
defek massa tersebur diubah menjadi energi untuk mengikat nukleon-nukleon di inti,
atau dapat dikatakan energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-
proton dan neutron-neutron pembentuknya, disebut energi ikat inti. Besarnya memenuhi
persamaan
∆𝐸 = ∆𝑚𝑐2
atau
∆E = ∆m × 931,5 MeV/u
F. Aplikasi Fisika Inti
1. Reaksi Inti
Tumbukan yang terjadi antara partikel berenergi tinggi dan inti akan mengubah
struktur inti menjadi inti baru yang berbeda dengan inti semula, reaksi seperti ini
disebut reaksi inti. Contoh reaksi inti adalah penemuan neutron dengan persamaan
reaksi
Be4
9
+ He2
4
→ C6
12
+ n0
1
Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut
a + X → Y + b + Q
dengan a merupakan seberkas partikel berenergi tinggi pada sasaran X, Y adalah inti
baru dengan b partikel dan Q adalah energi reaksi.
Dengan energi yang dihasilkan Q sebesar
𝑄 = [( 𝑚 𝑎 + 𝑚 𝑋)− ( 𝑚 𝑌 + 𝑚 𝑏)]× 931,5 MeV
2. Reaki Fisi
Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi dua inti
baru yang lebih ringan. Dalam reaksi inti, massa total produk lebih kecil daripada
massa total reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi. Reaksi inti seperti ini
disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Sebagai contoh kita akan menentukan energi yang dibebaskan ketika inti lithium
yang ditembak dengan proton terbelah menjadi dua inti ringan helium. Rekasi
fisinya adalah sebagai berikut
H1
1
+ Li3
7
→ He2
4
+ He2
4
+ Q
Dengan
H1
1
= 1,007825 𝑢
Li3
7
= 7,016003 𝑢
He2
4
= 4,002602 𝑢
Energi reaksi fisi
Q = ∆m × 931 MeV/u
Q = (0,018624 u)× 931
MeV
u
= 17,3 MeV
Jadi, untuk tiap atom Li3
7
yang membelah dibebaskan energi sebesar 17,3 MeV.
Contoh lain dari reaksi pembelahan adalah reaksi fisi pada uranium.
3. Reaksi Fusi
H1
2
+ Li1
2
→ He1
3
+ H1
1
Jika dua inti deutrium didekatkan, maka gaya tolak Coulomb antara proton-
proton dalam inti deutrium menghalangi penggabungan inti. Untuk menggabungkan
dua inti deutrium menjadi helium diperlukan suhu dalam orde 109
K. Peristiwa ini
dapat terjadi pada reaksi termonuklir di dalam inti bintang seperti Matahari.
Rantai proton-proton yang terjadi dalam inti bintang sebagai berikut
H1
1
+ H1
1
→ H1
2
+ 𝑒+
+ 𝑣 0,42 Mev
H1
2
+ H1
1
→ He2
3
+ γ 5,49 MeV
He2
3
+ He2
3
→ He2
4
+ 2 H1
1
12,86 MeV
Begitu seterusnya sampai energi dari termonuklir di dalam bintang habis. Untuk
beberapa bintang ada yang sampai pembentukan C, N, atau O. Inti paling berat yang
dihasilkan dari reaksi fusi di dalam inti bintang adalah Fe.

More Related Content

What's hot

Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
Presentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapPresentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapKevin Suryo
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumAdli Sone
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuFani Diamanti
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGAstari Sari
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti92046781 fisika-inti
92046781 fisika-intiIntan Nsp
 

What's hot (20)

Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Presentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom LengkapPresentasi Atom Lengkap
Presentasi Atom Lengkap
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Model atom bohr
Model atom bohrModel atom bohr
Model atom bohr
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Perkembangan model atom
Perkembangan model atomPerkembangan model atom
Perkembangan model atom
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti92046781 fisika-inti
92046781 fisika-inti
 
Listrik arus searah
Listrik arus searahListrik arus searah
Listrik arus searah
 

Viewers also liked

Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Hanarsp
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika intinabila zulfa
 
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...eli priyatna laidan
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika intiErnhy Hijoe
 
Makalah Struktur Atom
Makalah Struktur AtomMakalah Struktur Atom
Makalah Struktur Atommarnitukan
 
Makalah fisin
Makalah fisinMakalah fisin
Makalah fisinSiti Rani
 
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...eli priyatna laidan
 
Bahan ajar fisika impuls & momentum
Bahan ajar fisika impuls & momentumBahan ajar fisika impuls & momentum
Bahan ajar fisika impuls & momentumeli priyatna laidan
 
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokertoproposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokertoAzizah Amel
 
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impuls
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impulsMgmp rpp sk1 kd7 momentum impuls
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impulsEko Supriyadi
 
Rpp teori relativitas
Rpp teori relativitasRpp teori relativitas
Rpp teori relativitasyudi ananto
 

Viewers also liked (20)

Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika inti
 
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
 
Makalah fisika inti
Makalah fisika intiMakalah fisika inti
Makalah fisika inti
 
Makalah Struktur Atom
Makalah Struktur AtomMakalah Struktur Atom
Makalah Struktur Atom
 
Rpp inti atom
Rpp inti atomRpp inti atom
Rpp inti atom
 
Makalah fisika-atom
Makalah fisika-atomMakalah fisika-atom
Makalah fisika-atom
 
Makalah atom & radiasi
Makalah atom & radiasiMakalah atom & radiasi
Makalah atom & radiasi
 
Makalah fisin
Makalah fisinMakalah fisin
Makalah fisin
 
Kelompok 10
Kelompok 10Kelompok 10
Kelompok 10
 
Rpp fisika-kelas-xii-semester-2
Rpp fisika-kelas-xii-semester-2Rpp fisika-kelas-xii-semester-2
Rpp fisika-kelas-xii-semester-2
 
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
 
Bahan ajar fisika impuls & momentum
Bahan ajar fisika impuls & momentumBahan ajar fisika impuls & momentum
Bahan ajar fisika impuls & momentum
 
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokertoproposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
 
Makalah akhir gravitasi
Makalah akhir gravitasiMakalah akhir gravitasi
Makalah akhir gravitasi
 
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impuls
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impulsMgmp rpp sk1 kd7 momentum impuls
Mgmp rpp sk1 kd7 momentum impuls
 
Rpp teori relativitas
Rpp teori relativitasRpp teori relativitas
Rpp teori relativitas
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Review text habibie and ainun
Review text habibie and ainunReview text habibie and ainun
Review text habibie and ainun
 

Similar to Atom Fisika (20)

Makalah kimdas
Makalah kimdasMakalah kimdas
Makalah kimdas
 
Atom
AtomAtom
Atom
 
Perkembangan teori atom
Perkembangan teori atomPerkembangan teori atom
Perkembangan teori atom
 
Materi sejarah dan struktur atom ppt
Materi sejarah dan struktur  atom pptMateri sejarah dan struktur  atom ppt
Materi sejarah dan struktur atom ppt
 
Model model atom
Model   model atomModel   model atom
Model model atom
 
Fisika atom
Fisika atomFisika atom
Fisika atom
 
Struktur Atom
Struktur AtomStruktur Atom
Struktur Atom
 
Struktur Atom
Struktur AtomStruktur Atom
Struktur Atom
 
teori teori atom
teori teori atomteori teori atom
teori teori atom
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
Teori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasTeori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan Radioaktivitas
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Makalah teori atom
Makalah teori atomMakalah teori atom
Makalah teori atom
 
Fisika atom
Fisika atomFisika atom
Fisika atom
 
TEORI ATOM
TEORI ATOMTEORI ATOM
TEORI ATOM
 
Perkembangan teori atom
Perkembangan teori atomPerkembangan teori atom
Perkembangan teori atom
 
Bahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xiBahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xi
 
14708251099_Putri Rahadian_Model model atom
14708251099_Putri Rahadian_Model model atom14708251099_Putri Rahadian_Model model atom
14708251099_Putri Rahadian_Model model atom
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
 
Materi sejarah dan struktur atom ppt
Materi sejarah dan struktur atom pptMateri sejarah dan struktur atom ppt
Materi sejarah dan struktur atom ppt
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati

RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPAjeng Rizki Rahmawati
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMIAjeng Rizki Rahmawati
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaAjeng Rizki Rahmawati
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarAjeng Rizki Rahmawati
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Atom Fisika

  • 1. FISIKA SEKOLAH 2 “Fisika Atom dan Fisika Inti” Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi oleh: 1. Nurlailiatul Isnani (4201412058) 2. Rizky Maulana N. (4201412092) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. FISIKA ATOM A. TEORI ATOM JOHN DALTON Teori atom mulai berkembang dalam beberapa tahun yang lalu, yaitu dari sekitar tahun 1803 sampai sekitar tahun 1926 dimana banyak para ilmuwan kimia mulai menemukan dan mengembangakan teori teori atom dari yang sederhana sampai dengan teori atom yang modern . Dimulai pada tahun 1803 seorang penemu bernama John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom . Teori atom dalton didasarkan pada hukum kekekalan masa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum Prouts).. Dari kedua hukum tersebut dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut : 1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi. 2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda 3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana . 4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik. B. TEORI ATOM J.J. THOMSON Pada tahun 1900, J.J. Thomson menemukan electron. Penemuan electron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, seperti pada gambar.
  • 3. Gambar tersebut memperlihatkan tabung kaca yang hampa udara di dalamnya terdapat dua electrode, yaitu katode (positif) dan anode (negatif). Katika katode dan anode diberi beda potensial yang tinggi, berkas sinar terpancar dari katode. Sinar tersebut disebut sinar katode. Membeloknya sinar katode ketika dilewatkan pada medan listrik dan medan magnet mengantarkan pada kesimpulan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel bermuatan listrik negative. Selanjutnya J.J. Thomson melakukan eksperimen untuk menentukan besar muatan partikel tersebut. Skema sederhana perlalatan eksperimen tersebut Sinar katode (digambarkan sebagai sebuah muatan negative yang besarnya ℯ) dilewatkan pada daerah bermedan listrik E dan bermedan magnet B yang saling tegak lurus. Akibatnya, sinar katode mendapat gaya listrik (F= Eℯ) dan medan magnetic (F= ℯvB) yang arahnya saling berlawanan. Besar medan magnet diatur sedemikian rupa sehingga besar gaya magnet sama dengan besar gaya listrik. Keadaan yang diharapkan adalah sinar katode merambat lurus dengan kecepatan yang memenuhi persamaan: 𝑣 = 𝐸 𝐵 Selanjutnya, sinar katode melewati daerah bermedan magnet. Akibatnya, sinar katode akan dibelokkan dan menempuh lintasan lingkaran dengan jari-jari R. Dalam hal ini, gaya magnet bertindak sebagai gaya sentipental, sehingga berlaku:
  • 4. Dan diperoleh: Selanjutnya, dengan memasukan 𝑣 = 𝐸 𝐵 , diperoleh persamaan: Besaran-besaran E, B dan R dapat diukur. Akan tetapi, meskipun muatan ℯ dan massa m tidak dapat ditentukan secara terpisah , maka perbandingannya adalah 1,76 x 1011 C/kg. sinar katode kemudian dikenal sebagai electron. Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari suatu unsure, melainkan tersusun oleh muatan-muatan positif yang tersebar diseluruh atom dan di netralkan oleh electron-elektron seperti roti kismis Kelemahan:tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut. C. TEORI ATOM RUTHERFORD Ernest Rutherford pada tahun 1910 bersama dua orang asistennya Hans Geiger dan Ernest Marsden melakukan eksperimen untuk menguji kebenaran model atom Thomson. Mereka menembaki lempeng emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi. Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan di antaranya dipantulkan.
  • 5. Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J.J.Thomson, dimana atom digambarkan bersifat homogeny pada seluruh bagiannya. Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relative sangat jauh. Lintasan electron itu disebut kulit atom. Kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat menjelaskan electron itu tidak jatuh keintinya. Menurut teori fisika klasik, gerakan electron mengitari inti akan disertai pemancaran energy berupa radiasi elektromagnet. Dengan demikian, energy electron semakin berkurang dan gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke inti atom. D. TEORI ATOM BOHR Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut: 1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
  • 6. 2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap. 3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, E2 – E1 = hf 4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck. Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya. Kelemahan: 1. Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak. 2. Tidak dapat menjelaskan efek Zemaan 3. Tidak dapat menjelaskan anomaly efek zeeman 4. Melanggar ketidakpastian Heizenberg E. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (1926) Merupakan sumbangan dari: Louis de Broglie, Wolfgrang Pauli, Werner Heisnberg, Erwin Schrödinger, dan Max Born. Inti dari model atom ini adalah persamaan Schrödinger Penjelasan postulat kuantisasi momentum sudut Bohr: Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, 𝑚𝑣𝑟𝑛 = 𝑛 ℎ 2𝜋 , begitu saja tanpa memberikan alasan secara fisis sama sekali. Louis de Broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel (misalnya elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memili sifat gelombang dengan panjang gelombang λ, yang sesuai. Pernyataan ini dirumuskan sebagai: Persamaan de Broglie: 𝜆 = ℎ 𝑝 = ℎ 𝑚𝑣 Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
  • 7. Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel secara teliti secara bersamaan. Berdasarkan prinsip ini, kita tidak dapat mengetahui lintasan electron secara pasti seperti yang dikemukaan oleh Bohr. Inilah yang menyebabkan teori atom Bohr melanggar ketidakpastian Heinsenberg. Yang hanya bisa ditentukan adalah orbital. Orbital adalah kebolehjadian terbesar untuk menemukan electron. Orbital bukanlah bidnag tetapi ruang yang mirip lapisan kulit bawang. Persamaan gelombang Schrödinger: 1. Gelombang electron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang memberikan ampiltudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang. Fungsi ini disebut fungsi gelombang (𝞧). 2. Kuadrat fungsi gelombang, memberikan peluang menemukan electron pada titik dalam ruang. Tidaklah mungkin menyatakan secara tepat letak electron bila electron dipandang sevbagai gelombang. Model gelombang ini tidak bertentangan dengan ketidakpastian Heisenberg karena tidak mendefinisikan letak electron secara pasti. 3. Ada banyak fungsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam suatu electronnya dalam suatu atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang dikarakteristikan oleh sekumpulan bilangan-bilangan kuatum. Nilai-nilai bilangan kuantum berkaitan dengan bentuk dan ukuran gelombanga electron dan letak electron dalam ruang 3 dimensi. Bedasarkan hasil persamaan Schrödinger, kemungkianna cara terbaik untuk menvisulalisasikan sebuah electron dalam sebuah atom adalah seperti awan bermuatan negative yang didistribusikan di sekitar inti atom. BILANGAN KUANTUM Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stasioner electron diperlukan empat bilangan kuantum. Kemepat bilangan kuantum adalah: Bilangan kuantum utama (n) Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energy atau kulit dalam atom. Nilai bilangan kuantum utama adlah bilngan bulat mulai dari 1 sampai ~. Bilangan kuantum utama n = 1, 2, 3, 4, ….
  • 8. Orbit tempat electron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf K, L, M, N, O,…. Kulit dengan n = 1 diberi nama K, n = 2 diberi nama L, n = 3 diberi nama M dan seterusnya.. Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama digunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit electron dengan inti atom dan juga dapat mengetahui besarnya energy potensial electron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan electron dengan inti atom semakin besar, sehingga energy potensial electron semakin besar. Bilangan kuantum orbital (𝓵) Bilangan kuantum orbital menyatakan sub kulit tempat electron berada dan bentuk orbital, serta menetukan besarnya momentum sudut electron terhadap inti. Bilangan kuantum orbital muncul karena teramati efek Zeeman yaitu garis-garis tambahan dalam spectrum emisi jika atom-atom tereksitasi diletakan di dalam medan magnetic luar homogeny. Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran Bohr karena orbit lingkaran hanya mempunyai satu vector momentum sudut. Berdasarkan efek Zeeman, Arnold Sommerfeld mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran (lingkaran merupakan keadaan khusus dari orbit elips). Dalam orbit ellips orientasi lingkaran bisa lebih dari satu. Bilangan kuantum orbital 𝓵 = 0, 1, 2, 3,… (n-1) Momentum sudut electron dari bilangan kuantum orbital diturunkan dari persamaan Schrödinger: 𝐿 = √ 𝑙(𝑙 + 1) ħ
  • 9. Bilangan kuantum magnetik (𝒎𝒍) Bilangan kuantum magnetic menyatakan orbital tempat ditemukannya electron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut electron terhadap inti. Nilai bilangan kuantum magnetic berhubungan dengan nilai bilangan kuantum orbital anrata –𝓵 sampai +𝓵. Hubungan bilangan kauntum orbital dan bilangan kuantum magnetic Bilangan kuantum spin Terpecahnya garis-garis spectra pada atom lebih dari yang diperkirakan disebut Anomali Efek Zeeman (AEZ). Terjadinya AEZ dijelaskan Pauli dengan menyatakan hipotesis bahwa karena adanya rotasi tesembunyi yang menghasilkan momentum sudut tambahan, kemudian ia mengusulkan bilangan kuantum keempat yang hanya boleh memiliki dua nilai supaya dapat menjelaskan AEZ. Goudsmit dan Uhlenbeck kemudian mengusulkan bahwa rotasi tersembunyi ini disebabkan oleh momentum sudut intrinsic yang dikaitkan dengan electron yang berotasi pada porosnya. Bilangan kuantum spin hanya memiliki dua nilai yaitu -1/2 atau +1/2. Tingkat-tingkat Energi Atom Hidrogen Energy atom hydrogen (berelektron tunggal) bergantung pada bilangan kunatum utama dari fungsi gelombang.
  • 10. 𝐸 𝑛 = − 13,6 𝑛2 𝑒𝑉 KONFIGURASI ELEKTRON 1. Aturan Aufbau “Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada subkult yang lebih tinggi energinya”. 2. Aturan Hund Frederich Hund (1927), seorang ahli fisika mengemukaan aturan pengisian electron pada orbital yaitu: “orbital-orbital dengan ennergi yang sama, masing-masing terisi satu electron arah yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisis satu electron kemudian electron akan memasuki orbital-orbital secara berurutan dengan arah yang berlawanan ”. 3. Prinsip Larangan Pauli “Tidak boleh ada dua electron dalam sebuah atom yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama persis” ENERGI IONISASI DAN AFINITAS ELEKTRON Energi Ionisasi adalah enenrgi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron yang tidak erat terikat dalam atomnya dalam keadaan gas. Energi ionisasi golongan gas mulia adalah yang paling besar karena ada celah energi yang cukup lebar (besar) terhadap kelompok dari subkulit berikutnya. Oleh karena itu diperlukan energi yang cukup besar untuk mengeluarkan elektron pada subkulit terluar ini.
  • 11. Sebaliknya, Golongan logam alkali, yaitu : Li, Na, K, Rb, dan Cs, kulit terluarnya hanya terdiri dari satu elektron, dan untuk mengeluarkan elktron terluar ini tidak diperlukan energi yang besar, sehingga elektron terluar ini mudah dilepaskan, sehingga golongan logam alkali ( golongan IA) mempunyai energi ionisasi paling rendah. Afinitas elektron adalah proses pembentukan ion negatif disertai dengan pembebasan energi. Jadi afinitas elektron adalah besarnya elektron yang dibebaskan ketika sebuah atom netral menangkap elektron untuk membentuk ion negatif. Inti Atom A. Partikel Penyusun Inti Atom Dari eksperimen Rutherford, diketahui bahwa inti atom bermuatan positif yang disebut proton dan dari percobaan Milikan dan Thomson diperoleh bahwa massa elektron sangatlah kecil, sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil daripada massa atom hidrogen, karena atom hidrogen hanya terdiri dari 1 proton dan 1 elektron. Tetapi, dengan menggunakan spektrometer massa diperoleh bahwa massa atom oksigen kira- kira 16 kali massa atom hidrogen, padahal atom oksigen tersusun dari 8 proton. Pada awal tahun 1920, Rutherford mengusulkan bahwa inti seharusnya mengandung sejumlah partikel netral, di mana massa satu atom netral ini hampir sama dengan massa proton. Ia menamainya sebagai neutron. Pekerjaan menemukan partikel ini sangatlah sulit, tidak dapat dideteksi oleh medan magnet karena bermuatan netral. Pada tahun 1932, James Chadwick membutikan keberadaan neutron dengan percobaannya yang memanfaatkan polonium sebagai sumber partikel alfa, Berilium, Parafin, dan detektor kamar ionisasi. Partikel alfa ditembakkan pada sasaran Berilium yang kemudian akan memncarkan suatu radiasi tembus yang tak dikenal, yang tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun magnetik sehingga dapat disimpulkan partikel- partikel radiasi bermuatan netral. Radiasi ini selanjutnya menumbuk lembaran parafin kaya hidrogen dan mengeluarkan proton-proton dari parafin sebagai akibat tumbukan elastis. Proton-proton bermuatan positif ini dengan mudah dideteksi oleh kamar ionisasi.
  • 12. Gambar 1. Percobaan Chadwick Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi, Chadwick mampu membuktikan bahwa massa partikel netral tak dikenal tersebut yang menumbuk parafin memiliki massa hampir sama dengan massa proton. Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral. Proton dan neutron sebagai partikel penyusun inti atom disebut sebagai nukleon. B. Penulisan Inti Atom Jumlah proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan dengan Z. Sedangkan jumlah nukleon (proton dan netron) dalam inti disebut nomor massa, dilambangkan dengan A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka inti atom dengan nomor atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida, dilambangkan dengan 𝑋𝑍 𝐴 1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 1 12 massa isotop karbon C-12, sehingga 1 𝑢 = 1,660559 × 10−27 kg = 931,5 MeV/𝑐2 𝑟 = (1,2 × 10−15 m) 𝐴1/3 C. Isotop, Isobar, dan Isoton Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda, seperti atom Neon ada yang bermassa 20 dan 22 u, masing-masing dilambangkan Ne10 20 dan Ne10 22 . Isobar didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton berbeda, seperti He1 3 dan He2 3 . Sedangkan isoton didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah neutron yang sama, seperti atom H1 3 dan He2 4 .
  • 13. D. Kestabilan Inti Di dalam inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa proton-proton yang ada di inti tidak keluar dari inti karena adanya gaya tolak menolak antar muatan positif dari gaya Coulomb? Proton-proton yang ada di dalam inti sebenarnya juga mengalami gaya tolak menolak, juga mengalami gaya tarik menarik karena memiliki massa, yaitu gaya gravitasi, tetapi gaya tersebut belum bisa melawan gaya Coulomb. Ada satu gaya lagi yang lebih besar dari gaya gravitasi, yang dapat membuat proton tidak keluar dari atom, yaitu gaya inti. Gaya inilah yang tetap membuat inti atom stabil. E. Defek Massa Atom netral helium He2 4 mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron. Dengan demikian massa atom tersebut sama dengan 4,032980 u, tetapi pada kenyataannya saat diukur, massa atom He2 4 sama dengan 4,002602 u, sehingga diperoleh kesimpulan massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada gabungan massa nukleon-nukleonnya. Selisih massa antara gabungan massa nukleon dengan massa inti stabil disebut defek massa (∆𝒎). Untuk kasus He2 4 , memiliki ∆𝑚 = 4,032980 u− 4,002602u ∆𝑚 = 0,030378 𝑢 Kemana hilangnya defek massa tersebut? Menurut Einstein, massa yang hilang atau defek massa tersebur diubah menjadi energi untuk mengikat nukleon-nukleon di inti, atau dapat dikatakan energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton- proton dan neutron-neutron pembentuknya, disebut energi ikat inti. Besarnya memenuhi persamaan ∆𝐸 = ∆𝑚𝑐2 atau ∆E = ∆m × 931,5 MeV/u
  • 14. F. Aplikasi Fisika Inti 1. Reaksi Inti Tumbukan yang terjadi antara partikel berenergi tinggi dan inti akan mengubah struktur inti menjadi inti baru yang berbeda dengan inti semula, reaksi seperti ini disebut reaksi inti. Contoh reaksi inti adalah penemuan neutron dengan persamaan reaksi Be4 9 + He2 4 → C6 12 + n0 1 Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut a + X → Y + b + Q dengan a merupakan seberkas partikel berenergi tinggi pada sasaran X, Y adalah inti baru dengan b partikel dan Q adalah energi reaksi. Dengan energi yang dihasilkan Q sebesar 𝑄 = [( 𝑚 𝑎 + 𝑚 𝑋)− ( 𝑚 𝑌 + 𝑚 𝑏)]× 931,5 MeV 2. Reaki Fisi Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi dua inti baru yang lebih ringan. Dalam reaksi inti, massa total produk lebih kecil daripada massa total reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi. Reaksi inti seperti ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi. Sebagai contoh kita akan menentukan energi yang dibebaskan ketika inti lithium yang ditembak dengan proton terbelah menjadi dua inti ringan helium. Rekasi fisinya adalah sebagai berikut H1 1 + Li3 7 → He2 4 + He2 4 + Q Dengan H1 1 = 1,007825 𝑢 Li3 7 = 7,016003 𝑢 He2 4 = 4,002602 𝑢 Energi reaksi fisi Q = ∆m × 931 MeV/u Q = (0,018624 u)× 931 MeV u = 17,3 MeV Jadi, untuk tiap atom Li3 7 yang membelah dibebaskan energi sebesar 17,3 MeV.
  • 15. Contoh lain dari reaksi pembelahan adalah reaksi fisi pada uranium. 3. Reaksi Fusi H1 2 + Li1 2 → He1 3 + H1 1 Jika dua inti deutrium didekatkan, maka gaya tolak Coulomb antara proton- proton dalam inti deutrium menghalangi penggabungan inti. Untuk menggabungkan dua inti deutrium menjadi helium diperlukan suhu dalam orde 109 K. Peristiwa ini dapat terjadi pada reaksi termonuklir di dalam inti bintang seperti Matahari. Rantai proton-proton yang terjadi dalam inti bintang sebagai berikut H1 1 + H1 1 → H1 2 + 𝑒+ + 𝑣 0,42 Mev H1 2 + H1 1 → He2 3 + γ 5,49 MeV He2 3 + He2 3 → He2 4 + 2 H1 1 12,86 MeV Begitu seterusnya sampai energi dari termonuklir di dalam bintang habis. Untuk beberapa bintang ada yang sampai pembentukan C, N, atau O. Inti paling berat yang dihasilkan dari reaksi fusi di dalam inti bintang adalah Fe.