Dokumen tersebut membahas perkembangan teori atom, dimulai dari teori atom Dalton hingga teori mekanika kuantum. Teori-teori tersebut meliputi teori Thomson (atom terdiri dari muatan positif dan elektron), Rutherford (penemuan inti atom), Bohr (elektron mengorbit inti pada tingkat energi tertentu), hingga mekanika kuantum (atom dijelaskan oleh fungsi gelombang Schrodinger dan bilangan kuantum).
1. FISIKA SEKOLAH 2
“Fisika Atom dan Fisika Inti”
Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi
oleh:
1. Nurlailiatul Isnani (4201412058)
2. Rizky Maulana N. (4201412092)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
2. FISIKA ATOM
A. TEORI ATOM JOHN DALTON
Teori atom mulai berkembang dalam beberapa tahun yang lalu, yaitu dari sekitar
tahun 1803 sampai sekitar tahun 1926 dimana banyak para ilmuwan kimia mulai
menemukan dan mengembangakan teori teori atom dari yang sederhana sampai dengan
teori atom yang modern .
Dimulai pada tahun 1803 seorang penemu bernama John Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom . Teori atom dalton didasarkan pada hukum kekekalan masa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum Prouts).. Dari kedua hukum tersebut
dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana .
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru.
Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa
dan daya hantar arus listrik.
B. TEORI ATOM J.J. THOMSON
Pada tahun 1900, J.J. Thomson menemukan electron. Penemuan electron berkaitan
dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, seperti pada
gambar.
3. Gambar tersebut memperlihatkan tabung kaca yang hampa udara di dalamnya
terdapat dua electrode, yaitu katode (positif) dan anode (negatif). Katika katode dan anode
diberi beda potensial yang tinggi, berkas sinar terpancar dari katode. Sinar tersebut disebut
sinar katode.
Membeloknya sinar katode ketika dilewatkan pada medan listrik dan medan magnet
mengantarkan pada kesimpulan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel
bermuatan listrik negative. Selanjutnya J.J. Thomson melakukan eksperimen untuk
menentukan besar muatan partikel tersebut. Skema sederhana perlalatan eksperimen
tersebut
Sinar katode (digambarkan sebagai sebuah muatan negative yang besarnya ℯ)
dilewatkan pada daerah bermedan listrik E dan bermedan magnet B yang saling tegak
lurus. Akibatnya, sinar katode mendapat gaya listrik (F= Eℯ) dan medan magnetic (F=
ℯvB) yang arahnya saling berlawanan. Besar medan magnet diatur sedemikian rupa
sehingga besar gaya magnet sama dengan besar gaya listrik. Keadaan yang diharapkan
adalah sinar katode merambat lurus dengan kecepatan yang memenuhi persamaan:
𝑣 =
𝐸
𝐵
Selanjutnya, sinar katode melewati daerah bermedan magnet. Akibatnya, sinar katode
akan dibelokkan dan menempuh lintasan lingkaran dengan jari-jari R. Dalam hal ini, gaya
magnet bertindak sebagai gaya sentipental, sehingga berlaku:
4. Dan diperoleh:
Selanjutnya, dengan memasukan 𝑣 =
𝐸
𝐵
, diperoleh persamaan:
Besaran-besaran E, B dan R dapat diukur. Akan tetapi, meskipun muatan ℯ dan massa m tidak
dapat ditentukan secara terpisah , maka perbandingannya adalah 1,76 x 1011 C/kg. sinar katode
kemudian dikenal sebagai electron.
Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari suatu unsure, melainkan tersusun oleh
muatan-muatan positif yang tersebar diseluruh atom dan di netralkan oleh electron-elektron seperti
roti kismis
Kelemahan:tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.
C. TEORI ATOM RUTHERFORD
Ernest Rutherford pada tahun 1910 bersama dua orang asistennya Hans Geiger dan Ernest
Marsden melakukan eksperimen untuk menguji kebenaran model atom Thomson. Mereka
menembaki lempeng emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas
tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian
mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup
besar, bahkan di antaranya dipantulkan.
5. Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul
itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan
model yang dikemukakan oleh J.J.Thomson, dimana atom digambarkan bersifat homogeny
pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan
gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa dan muatan positif
atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Elektron
beredar mengitari inti pada jarak yang relative sangat jauh. Lintasan electron itu disebut kulit
atom.
Kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat menjelaskan electron itu
tidak jatuh keintinya. Menurut teori fisika klasik, gerakan electron mengitari inti akan disertai
pemancaran energy berupa radiasi elektromagnet. Dengan demikian, energy electron semakin
berkurang dan gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke
inti atom.
D. TEORI ATOM BOHR
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom
Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom.
Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
6. 2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak
ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, E2 – E1 = hf
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan
kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya. Kelemahan:
1. Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
2. Tidak dapat menjelaskan efek Zemaan
3. Tidak dapat menjelaskan anomaly efek zeeman
4. Melanggar ketidakpastian Heizenberg
E. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (1926)
Merupakan sumbangan dari: Louis de Broglie, Wolfgrang Pauli, Werner Heisnberg, Erwin
Schrödinger, dan Max Born. Inti dari model atom ini adalah persamaan Schrödinger
Penjelasan postulat kuantisasi momentum sudut Bohr:
Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, 𝑚𝑣𝑟𝑛 = 𝑛
ℎ
2𝜋
, begitu saja
tanpa memberikan alasan secara fisis sama sekali.
Louis de Broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel
(misalnya elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memili sifat gelombang
dengan panjang gelombang λ, yang sesuai. Pernyataan ini dirumuskan sebagai:
Persamaan de Broglie: 𝜆 =
ℎ
𝑝
=
ℎ
𝑚𝑣
Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
7. Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel secara
teliti secara bersamaan. Berdasarkan prinsip ini, kita tidak dapat mengetahui lintasan electron
secara pasti seperti yang dikemukaan oleh Bohr. Inilah yang menyebabkan teori atom Bohr
melanggar ketidakpastian Heinsenberg. Yang hanya bisa ditentukan adalah orbital. Orbital
adalah kebolehjadian terbesar untuk menemukan electron. Orbital bukanlah bidnag tetapi ruang
yang mirip lapisan kulit bawang.
Persamaan gelombang Schrödinger:
1. Gelombang electron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang memberikan
ampiltudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang. Fungsi ini disebut fungsi
gelombang (𝞧).
2. Kuadrat fungsi gelombang, memberikan peluang menemukan electron pada titik dalam
ruang. Tidaklah mungkin menyatakan secara tepat letak electron bila electron dipandang
sevbagai gelombang. Model gelombang ini tidak bertentangan dengan ketidakpastian
Heisenberg karena tidak mendefinisikan letak electron secara pasti.
3. Ada banyak fungsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam suatu
electronnya dalam suatu atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang dikarakteristikan
oleh sekumpulan bilangan-bilangan kuatum. Nilai-nilai bilangan kuantum berkaitan
dengan bentuk dan ukuran gelombanga electron dan letak electron dalam ruang 3
dimensi.
Bedasarkan hasil persamaan Schrödinger, kemungkianna cara terbaik untuk
menvisulalisasikan sebuah electron dalam sebuah atom adalah seperti awan bermuatan negative
yang didistribusikan di sekitar inti atom.
BILANGAN KUANTUM
Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stasioner electron
diperlukan empat bilangan kuantum. Kemepat bilangan kuantum adalah:
Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energy atau kulit dalam atom. Nilai
bilangan kuantum utama adlah bilngan bulat mulai dari 1 sampai ~.
Bilangan kuantum utama n = 1, 2, 3, 4, ….
8. Orbit tempat electron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf K, L, M, N,
O,…. Kulit dengan n = 1 diberi nama K, n = 2 diberi nama L, n = 3 diberi nama M dan
seterusnya..
Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum utama semakin
kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama digunakan untuk menentukan ukuran
orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit electron dengan inti atom dan juga dapat mengetahui
besarnya energy potensial electron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan
ikatan electron dengan inti atom semakin besar, sehingga energy potensial electron semakin
besar.
Bilangan kuantum orbital (𝓵)
Bilangan kuantum orbital menyatakan sub kulit tempat electron berada dan bentuk orbital,
serta menetukan besarnya momentum sudut electron terhadap inti.
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramati efek Zeeman yaitu garis-garis tambahan
dalam spectrum emisi jika atom-atom tereksitasi diletakan di dalam medan magnetic luar
homogeny.
Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran Bohr karena orbit lingkaran hanya
mempunyai satu vector momentum sudut. Berdasarkan efek Zeeman, Arnold Sommerfeld
mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran (lingkaran merupakan keadaan khusus dari orbit
elips). Dalam orbit ellips orientasi lingkaran bisa lebih dari satu.
Bilangan kuantum orbital 𝓵 = 0, 1, 2, 3,… (n-1)
Momentum sudut electron dari bilangan kuantum orbital diturunkan dari persamaan
Schrödinger: 𝐿 = √ 𝑙(𝑙 + 1) ħ
9. Bilangan kuantum magnetik (𝒎𝒍)
Bilangan kuantum magnetic menyatakan orbital tempat ditemukannya electron pada
subkulit tertentu dan arah momentum sudut electron terhadap inti. Nilai bilangan kuantum
magnetic berhubungan dengan nilai bilangan kuantum orbital anrata –𝓵 sampai +𝓵.
Hubungan bilangan kauntum orbital dan bilangan kuantum magnetic
Bilangan kuantum spin
Terpecahnya garis-garis spectra pada atom lebih dari yang diperkirakan disebut Anomali
Efek Zeeman (AEZ). Terjadinya AEZ dijelaskan Pauli dengan menyatakan hipotesis bahwa
karena adanya rotasi tesembunyi yang menghasilkan momentum sudut tambahan, kemudian ia
mengusulkan bilangan kuantum keempat yang hanya boleh memiliki dua nilai supaya dapat
menjelaskan AEZ. Goudsmit dan Uhlenbeck kemudian mengusulkan bahwa rotasi tersembunyi
ini disebabkan oleh momentum sudut intrinsic yang dikaitkan dengan electron yang berotasi
pada porosnya. Bilangan kuantum spin hanya memiliki dua nilai yaitu -1/2 atau +1/2.
Tingkat-tingkat Energi Atom Hidrogen
Energy atom hydrogen (berelektron tunggal) bergantung pada bilangan kunatum utama dari
fungsi gelombang.
10. 𝐸 𝑛 = −
13,6
𝑛2
𝑒𝑉
KONFIGURASI ELEKTRON
1. Aturan Aufbau
“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada
subkult yang lebih tinggi energinya”.
2. Aturan Hund
Frederich Hund (1927), seorang ahli fisika mengemukaan aturan pengisian electron pada
orbital yaitu: “orbital-orbital dengan ennergi yang sama, masing-masing terisi satu electron arah
yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisis satu electron kemudian electron
akan memasuki orbital-orbital secara berurutan dengan arah yang berlawanan ”.
3. Prinsip Larangan Pauli
“Tidak boleh ada dua electron dalam sebuah atom yang memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama persis”
ENERGI IONISASI DAN AFINITAS ELEKTRON
Energi Ionisasi adalah enenrgi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron yang
tidak erat terikat dalam atomnya dalam keadaan gas.
Energi ionisasi golongan gas mulia adalah yang paling besar karena ada celah energi yang
cukup lebar (besar) terhadap kelompok dari subkulit berikutnya. Oleh karena itu diperlukan
energi yang cukup besar untuk mengeluarkan elektron pada subkulit terluar ini.
11. Sebaliknya, Golongan logam alkali, yaitu : Li, Na, K, Rb, dan Cs, kulit terluarnya
hanya terdiri dari satu elektron, dan untuk mengeluarkan elktron terluar ini tidak
diperlukan energi yang besar, sehingga elektron terluar ini mudah dilepaskan, sehingga
golongan logam alkali ( golongan IA) mempunyai energi ionisasi paling rendah.
Afinitas elektron adalah proses pembentukan ion negatif disertai dengan
pembebasan energi. Jadi afinitas elektron adalah besarnya elektron yang dibebaskan
ketika sebuah atom netral menangkap elektron untuk membentuk ion negatif.
Inti Atom
A. Partikel Penyusun Inti Atom
Dari eksperimen Rutherford, diketahui bahwa inti atom bermuatan positif yang
disebut proton dan dari percobaan Milikan dan Thomson diperoleh bahwa massa
elektron sangatlah kecil, sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil daripada massa
atom hidrogen, karena atom hidrogen hanya terdiri dari 1 proton dan 1 elektron. Tetapi,
dengan menggunakan spektrometer massa diperoleh bahwa massa atom oksigen kira-
kira 16 kali massa atom hidrogen, padahal atom oksigen tersusun dari 8 proton. Pada
awal tahun 1920, Rutherford mengusulkan bahwa inti seharusnya mengandung
sejumlah partikel netral, di mana massa satu atom netral ini hampir sama dengan massa
proton. Ia menamainya sebagai neutron. Pekerjaan menemukan partikel ini sangatlah
sulit, tidak dapat dideteksi oleh medan magnet karena bermuatan netral.
Pada tahun 1932, James Chadwick membutikan keberadaan neutron dengan
percobaannya yang memanfaatkan polonium sebagai sumber partikel alfa, Berilium,
Parafin, dan detektor kamar ionisasi. Partikel alfa ditembakkan pada sasaran Berilium
yang kemudian akan memncarkan suatu radiasi tembus yang tak dikenal, yang tidak
dibelokkan oleh medan listrik maupun magnetik sehingga dapat disimpulkan partikel-
partikel radiasi bermuatan netral. Radiasi ini selanjutnya menumbuk lembaran parafin
kaya hidrogen dan mengeluarkan proton-proton dari parafin sebagai akibat tumbukan
elastis. Proton-proton bermuatan positif ini dengan mudah dideteksi oleh kamar ionisasi.
12. Gambar 1. Percobaan Chadwick
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi, Chadwick mampu
membuktikan bahwa massa partikel netral tak dikenal tersebut yang menumbuk parafin
memiliki massa hampir sama dengan massa proton.
Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral. Proton dan neutron sebagai partikel penyusun inti atom
disebut sebagai nukleon.
B. Penulisan Inti Atom
Jumlah proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan dengan Z.
Sedangkan jumlah nukleon (proton dan netron) dalam inti disebut nomor massa,
dilambangkan dengan A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka inti atom dengan nomor
atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida, dilambangkan dengan
𝑋𝑍
𝐴
1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan
1
12
massa isotop karbon C-12, sehingga
1 𝑢 = 1,660559 × 10−27
kg = 931,5 MeV/𝑐2
𝑟 = (1,2 × 10−15
m) 𝐴1/3
C. Isotop, Isobar, dan Isoton
Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda, seperti atom Neon ada yang bermassa 20 dan 22 u, masing-masing
dilambangkan Ne10
20
dan Ne10
22
. Isobar didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan
jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton berbeda, seperti He1
3
dan He2
3
. Sedangkan
isoton didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah neutron yang sama, seperti
atom H1
3
dan He2
4
.
13. D. Kestabilan Inti
Di dalam inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa proton-proton
yang ada di inti tidak keluar dari inti karena adanya gaya tolak menolak antar muatan
positif dari gaya Coulomb?
Proton-proton yang ada di dalam inti sebenarnya juga mengalami gaya tolak
menolak, juga mengalami gaya tarik menarik karena memiliki massa, yaitu gaya
gravitasi, tetapi gaya tersebut belum bisa melawan gaya Coulomb. Ada satu gaya lagi
yang lebih besar dari gaya gravitasi, yang dapat membuat proton tidak keluar dari atom,
yaitu gaya inti. Gaya inilah yang tetap membuat inti atom stabil.
E. Defek Massa
Atom netral helium He2
4
mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron. Dengan
demikian massa atom tersebut sama dengan 4,032980 u, tetapi pada kenyataannya saat
diukur, massa atom He2
4
sama dengan 4,002602 u, sehingga diperoleh kesimpulan massa
sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada gabungan massa nukleon-nukleonnya.
Selisih massa antara gabungan massa nukleon dengan massa inti stabil disebut
defek massa (∆𝒎). Untuk kasus He2
4
, memiliki
∆𝑚 = 4,032980 u− 4,002602u
∆𝑚 = 0,030378 𝑢
Kemana hilangnya defek massa tersebut? Menurut Einstein, massa yang hilang atau
defek massa tersebur diubah menjadi energi untuk mengikat nukleon-nukleon di inti,
atau dapat dikatakan energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-
proton dan neutron-neutron pembentuknya, disebut energi ikat inti. Besarnya memenuhi
persamaan
∆𝐸 = ∆𝑚𝑐2
atau
∆E = ∆m × 931,5 MeV/u
14. F. Aplikasi Fisika Inti
1. Reaksi Inti
Tumbukan yang terjadi antara partikel berenergi tinggi dan inti akan mengubah
struktur inti menjadi inti baru yang berbeda dengan inti semula, reaksi seperti ini
disebut reaksi inti. Contoh reaksi inti adalah penemuan neutron dengan persamaan
reaksi
Be4
9
+ He2
4
→ C6
12
+ n0
1
Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut
a + X → Y + b + Q
dengan a merupakan seberkas partikel berenergi tinggi pada sasaran X, Y adalah inti
baru dengan b partikel dan Q adalah energi reaksi.
Dengan energi yang dihasilkan Q sebesar
𝑄 = [( 𝑚 𝑎 + 𝑚 𝑋)− ( 𝑚 𝑌 + 𝑚 𝑏)]× 931,5 MeV
2. Reaki Fisi
Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi dua inti
baru yang lebih ringan. Dalam reaksi inti, massa total produk lebih kecil daripada
massa total reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi. Reaksi inti seperti ini
disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Sebagai contoh kita akan menentukan energi yang dibebaskan ketika inti lithium
yang ditembak dengan proton terbelah menjadi dua inti ringan helium. Rekasi
fisinya adalah sebagai berikut
H1
1
+ Li3
7
→ He2
4
+ He2
4
+ Q
Dengan
H1
1
= 1,007825 𝑢
Li3
7
= 7,016003 𝑢
He2
4
= 4,002602 𝑢
Energi reaksi fisi
Q = ∆m × 931 MeV/u
Q = (0,018624 u)× 931
MeV
u
= 17,3 MeV
Jadi, untuk tiap atom Li3
7
yang membelah dibebaskan energi sebesar 17,3 MeV.
15. Contoh lain dari reaksi pembelahan adalah reaksi fisi pada uranium.
3. Reaksi Fusi
H1
2
+ Li1
2
→ He1
3
+ H1
1
Jika dua inti deutrium didekatkan, maka gaya tolak Coulomb antara proton-
proton dalam inti deutrium menghalangi penggabungan inti. Untuk menggabungkan
dua inti deutrium menjadi helium diperlukan suhu dalam orde 109
K. Peristiwa ini
dapat terjadi pada reaksi termonuklir di dalam inti bintang seperti Matahari.
Rantai proton-proton yang terjadi dalam inti bintang sebagai berikut
H1
1
+ H1
1
→ H1
2
+ 𝑒+
+ 𝑣 0,42 Mev
H1
2
+ H1
1
→ He2
3
+ γ 5,49 MeV
He2
3
+ He2
3
→ He2
4
+ 2 H1
1
12,86 MeV
Begitu seterusnya sampai energi dari termonuklir di dalam bintang habis. Untuk
beberapa bintang ada yang sampai pembentukan C, N, atau O. Inti paling berat yang
dihasilkan dari reaksi fusi di dalam inti bintang adalah Fe.