SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
BiqomHelda Zia
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Peluruhan Radioaktif
Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika
memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti
atom berada dalam keadaan tidak stabil jika
jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron.
Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih
besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom
menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan
tidak stabil.
Radioaktivitas adalah pemancaran
sinar radioaktif secara spontan oleh
inti atom tidak stabil menjadi inti
atom yang stabil
Radioaktivitas
Kestabilan Inti
 Kestabilan inti atom dapat ditinjau dari aspek
kinetika dan energitika. Kestabilan secara
energitika ditinjau dari aspek energi
nukleosintesis dihubungkan dengan energi
komponen penyusunnya (proton dan neutron),
disebut energi ikat inti. Kestabilan secara kinetika
ditinjau berdasarkan kebolehjadian inti meluruh
membentuk inti yang lain, disebut peluruhan
radioaktif.
Keradioaktifan alam
 Keradioaktifan alam ditemukan oleh ahli fisika
Prancis bernama Antoine Henri Becquerel pada
tahun 1825-1908 (44 tahun). Dia menemukan
bahwa bila garam Uranium bersentuhan dengan
lempengan fotografik terjadi penghitaman sama
seperti pada sinar-X. Dari hasil ini dia
mengatakan bahwa uranium memancarkan
secara spontan radiasi yang dapat
menghitamkan lempeng fotografik.
Deret Radioaktif
(4n + 2) = A
Keterangan :
A = Nomor massa
n = Bilangan bulat
Dimulai dengan 92
238 U dan berakhir
dengan 82
206 Pb, mengalami 14 kali peluruhan.
(4n) = A
Dimulai oleh peluruhan 90
232 Th dan berakhir
dengan 82
208 Pb, mengalami 12 kali peluruhan.
Deret Uranium
Deret Thorium
Peluruhan deret Uranium
Peluruhan Deret thorium
(4n + 3) = A
Dimulai dengan peluruhan 92
235 U dan berakhir
dengan 82
207 Pb, mengalami 14 kali peluruhan.
(4n + 1) = A
Deret Neptunium merupakan Derek keradioaktifan
buatan. Dimulai dengan peluruhan 93
237 Np dan
berakhir dengan 83
209 Bi, mengalami 13 kali
peluruhan
Deret Aktinium
(Ac)
Deret Neptunium
Peluruhan deret Aktinium
Peluruhan deret Neptunium
Peluruhan radioaktif terbagi
menjadi 3 yaitu :
Peluruhan alfa
Peluruhan
beta
Peluruhan
gamma
Daya tembus partikel alfa, beta dan gamma
Pada peristiwa peluruhan
berlaku:
 Hukum kekekalan energi
 Hukum kekekalan momentum linier
 Hukum kekekalan momentum sudut
 Hukum kekekalan nomor massa
 Hukum kekekalan nomor atom
Peluruhan alfa
Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa,
inti tersebut kehilangan empat nukleon
dua diantaranya adalah proton
88 p
138 n
86 p
136 n
2 p
2 n
+
anakInduk sinar alfa
4
2
4
2  
 YX A
Z
A
Z
4
2
222
86
226
88  RnRa
INTI INDUK (X)
INTI ANAK (Y)
PARTIKEL ALPARa226
88
Rn222
86
4
2
4
2
222
86
226
88  RnRa
X Y + 
)( intintint iYixi mmmm 
2
intintint )( cmmmQ iYixi 
)]()[()(  ZmemYZmemXZmemm partikelYatomXatom 
2
)])()[()(( cZmemYZmemXZmemQ partikelYatomXatom  
HeRnRa 4
2
222
86
226
88 
)]2()86[()88( 4
2
222
86
226
88 meHemmeRnmmeRamm 
HemRnmRamm 4
2
222
86
226
88 
MeVmmmQ partikelYatomXatom 5,931)( 
partikelYatomXatom mmmm 
Sehingga energi yang dibebaskan :





 

A
A
QEk
4

Energi yang dibebaskan menjadi energi kinetik
alfa dan energi kinetik anak.
Momentum linier peluruhan alfa :
sesudahsebelum pp 
)0(int xvdiamindukijika
 vmvmvm YYxx 
 vmvm YY 0
)1..(....................
Y
Y
m
vm
v 

kkY EEQ 
)2....(
2
1
2
1 22
 vmvmQ YY 
2
2
2
1
2
1


vm
m
vm
mQ
Y
Y 






22
2
2
1
2
1


vmv
m
m
Q
Y

22
2
1
2
1


vmvm
m
m
Q
Y



kk
Y
EE
m
m
Q 


k
Y
E
m
m
Q 





 1


k
Y
Y
Y
E
m
m
m
m
Q 






kE
A
A
Q 








4
44
Subtitusikan persamaan 1 dan 2
Q
A
A
Ek 




 

4

Peluruhan beta
 Dalam peluruhan beta sebuah netron berubah
menjadi sebuah proton atau sebaliknya
 Partikel yang dipancarkan disebut partikel beta; dan
kemudian partikel itu dikenal sebagai elektron
 Elektron yang dipancarkan diperoleh dari elektron
yang “diciptakan” oleh inti atom dari energi yang
ada.
epn 
epn 
 epn
Reaksi di atas kurang tepat karena pada reaksi
ini energi, momentum dan momentum sudut
tidak kekal
Pauli melalui hipotesisnya mengusulkan suatu
partikel baru yaitu netrino. Sehingga reaksinya
menjadi:
Sifat-sifat anti-netrino:
 Muatannya netral
 Mempunyai spin = ½
 Mempunyai energi
 Tidak mempunyai massa
 
 eNaNe 0
1
23
11
23
10
 
eThPa 0
1
230
90
230
91
Contoh Beta Minus
Contoh Beta Plus
 
 eYX A
Z
A
Z
0
11
memeNammeNemm  )11()10( 23
11
23
10
 
 eNaNe 0
1
23
11
23
10

  emYmXmm i
A
Zi
A
Z
0
1int1int
YmXmm A
Z
A
Z 
NamNemm 23
11
23
10 
MeVYmXmQ A
Z
A
Z 5,931)( 
MeVYmXmQelE A
Z
A
Zk 5,931)()( 
Energi yang diperoleh dari defek massa
berubah menjadi energi kinetik elektron dan
energi netrino.
Elektron akan mempunyai energi kinetik yang
maksimum jika Energi netrino sama dengan nol.
Energi kinetik maksimum sama dengan Energi
yang berasal dari defek massa
PELURUHAN PROTON MERUPAKAN SALAH
SATU JENIS PELURUHAN BETA
 
enP
e+ positron(elektron positif) netrino(anti anti-
netrino)
PELURUHAN GAMMA
 Peluruhan gamma dapat terjadi pada
peluruhan alpha dan beta ketika inti akhir
masih berada pada keadaan eksitasinya.
 Peluruhan gamma adalah peristiwa
pemancaran sinar gamma (foton) yang terjadi
ketika suatu inti yang berada dalam keadaan
tereksitasi kembali ke keadaan dasar (ground
state).
 Energi sinar gamma yang dipancarkan sama
dengan perbedaan energi antara dua tingkat
energi dikurangi dengan energi kinetik inti
yang terpental
Inti induk
Keadaan eksitasi
Keadaan dasar
oi EEE 


oE
iE
REEE 
REEE 
oi EEE 
2
2
2
1
MC
E
ER


E = beda energi keadaan eksitasi dengan keadaan dasar
Ei = energi keadaan eksitasi
EO = energi keadaan dasar
M = massa inti mula-mula
ER = energi pentalan inti setelah peluruhan
C = kecepatan cahaya
Wassalamualaiku
m Wr.Wb
Terima Kasih 

More Related Content

What's hot

Fisika Modern 12 nuclear physics
Fisika Modern 12 nuclear physicsFisika Modern 12 nuclear physics
Fisika Modern 12 nuclear physicsjayamartha
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptIlham Adiyaksa
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4radar radius
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasSri Wulan Hidayati
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti FKIP UHO
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogenjacksfive
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 

What's hot (20)

Fisika Modern 12 nuclear physics
Fisika Modern 12 nuclear physicsFisika Modern 12 nuclear physics
Fisika Modern 12 nuclear physics
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Fisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor NuklirFisika Reaktor Nuklir
Fisika Reaktor Nuklir
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogen
 
Peluruhan Radioaktif
Peluruhan RadioaktifPeluruhan Radioaktif
Peluruhan Radioaktif
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 

Similar to Peluruhan Radioaktif

Similar to Peluruhan Radioaktif (20)

3783724.ppt
3783724.ppt3783724.ppt
3783724.ppt
 
kimia radiaoktif
kimia radiaoktifkimia radiaoktif
kimia radiaoktif
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Kimia inti
Kimia intiKimia inti
Kimia inti
 
13764113.ppt
13764113.ppt13764113.ppt
13764113.ppt
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1Unsur radioaktif1
Unsur radioaktif1
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
APN
APN APN
APN
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
Model atom
Model atomModel atom
Model atom
 
Kimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktifKimia inti dan radioaktif
Kimia inti dan radioaktif
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Peluruhan Radioaktif

  • 2. Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron. Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
  • 3. Radioaktivitas adalah pemancaran sinar radioaktif secara spontan oleh inti atom tidak stabil menjadi inti atom yang stabil Radioaktivitas
  • 4. Kestabilan Inti  Kestabilan inti atom dapat ditinjau dari aspek kinetika dan energitika. Kestabilan secara energitika ditinjau dari aspek energi nukleosintesis dihubungkan dengan energi komponen penyusunnya (proton dan neutron), disebut energi ikat inti. Kestabilan secara kinetika ditinjau berdasarkan kebolehjadian inti meluruh membentuk inti yang lain, disebut peluruhan radioaktif.
  • 5. Keradioaktifan alam  Keradioaktifan alam ditemukan oleh ahli fisika Prancis bernama Antoine Henri Becquerel pada tahun 1825-1908 (44 tahun). Dia menemukan bahwa bila garam Uranium bersentuhan dengan lempengan fotografik terjadi penghitaman sama seperti pada sinar-X. Dari hasil ini dia mengatakan bahwa uranium memancarkan secara spontan radiasi yang dapat menghitamkan lempeng fotografik.
  • 6. Deret Radioaktif (4n + 2) = A Keterangan : A = Nomor massa n = Bilangan bulat Dimulai dengan 92 238 U dan berakhir dengan 82 206 Pb, mengalami 14 kali peluruhan. (4n) = A Dimulai oleh peluruhan 90 232 Th dan berakhir dengan 82 208 Pb, mengalami 12 kali peluruhan. Deret Uranium Deret Thorium
  • 9. (4n + 3) = A Dimulai dengan peluruhan 92 235 U dan berakhir dengan 82 207 Pb, mengalami 14 kali peluruhan. (4n + 1) = A Deret Neptunium merupakan Derek keradioaktifan buatan. Dimulai dengan peluruhan 93 237 Np dan berakhir dengan 83 209 Bi, mengalami 13 kali peluruhan Deret Aktinium (Ac) Deret Neptunium
  • 12. Peluruhan radioaktif terbagi menjadi 3 yaitu : Peluruhan alfa Peluruhan beta Peluruhan gamma
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. Daya tembus partikel alfa, beta dan gamma
  • 17. Pada peristiwa peluruhan berlaku:  Hukum kekekalan energi  Hukum kekekalan momentum linier  Hukum kekekalan momentum sudut  Hukum kekekalan nomor massa  Hukum kekekalan nomor atom
  • 18. Peluruhan alfa Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa, inti tersebut kehilangan empat nukleon dua diantaranya adalah proton 88 p 138 n 86 p 136 n 2 p 2 n + anakInduk sinar alfa 4 2 4 2    YX A Z A Z 4 2 222 86 226 88  RnRa
  • 19. INTI INDUK (X) INTI ANAK (Y) PARTIKEL ALPARa226 88 Rn222 86 4 2 4 2 222 86 226 88  RnRa
  • 20. X Y +  )( intintint iYixi mmmm  2 intintint )( cmmmQ iYixi  )]()[()(  ZmemYZmemXZmemm partikelYatomXatom  2 )])()[()(( cZmemYZmemXZmemQ partikelYatomXatom  
  • 21. HeRnRa 4 2 222 86 226 88  )]2()86[()88( 4 2 222 86 226 88 meHemmeRnmmeRamm  HemRnmRamm 4 2 222 86 226 88  MeVmmmQ partikelYatomXatom 5,931)(  partikelYatomXatom mmmm  Sehingga energi yang dibebaskan :
  • 22.         A A QEk 4  Energi yang dibebaskan menjadi energi kinetik alfa dan energi kinetik anak.
  • 23. Momentum linier peluruhan alfa : sesudahsebelum pp  )0(int xvdiamindukijika  vmvmvm YYxx   vmvm YY 0 )1..(.................... Y Y m vm v   kkY EEQ  )2....( 2 1 2 1 22  vmvmQ YY 
  • 24. 2 2 2 1 2 1   vm m vm mQ Y Y        22 2 2 1 2 1   vmv m m Q Y  22 2 1 2 1   vmvm m m Q Y    kk Y EE m m Q    k Y E m m Q        1   k Y Y Y E m m m m Q        kE A A Q          4 44 Subtitusikan persamaan 1 dan 2 Q A A Ek         4 
  • 26.  Dalam peluruhan beta sebuah netron berubah menjadi sebuah proton atau sebaliknya  Partikel yang dipancarkan disebut partikel beta; dan kemudian partikel itu dikenal sebagai elektron  Elektron yang dipancarkan diperoleh dari elektron yang “diciptakan” oleh inti atom dari energi yang ada. epn 
  • 27. epn   epn Reaksi di atas kurang tepat karena pada reaksi ini energi, momentum dan momentum sudut tidak kekal Pauli melalui hipotesisnya mengusulkan suatu partikel baru yaitu netrino. Sehingga reaksinya menjadi:
  • 28. Sifat-sifat anti-netrino:  Muatannya netral  Mempunyai spin = ½  Mempunyai energi  Tidak mempunyai massa
  • 29.    eNaNe 0 1 23 11 23 10   eThPa 0 1 230 90 230 91 Contoh Beta Minus Contoh Beta Plus
  • 30.    eYX A Z A Z 0 11 memeNammeNemm  )11()10( 23 11 23 10    eNaNe 0 1 23 11 23 10    emYmXmm i A Zi A Z 0 1int1int
  • 31. YmXmm A Z A Z  NamNemm 23 11 23 10  MeVYmXmQ A Z A Z 5,931)( 
  • 32. MeVYmXmQelE A Z A Zk 5,931)()(  Energi yang diperoleh dari defek massa berubah menjadi energi kinetik elektron dan energi netrino. Elektron akan mempunyai energi kinetik yang maksimum jika Energi netrino sama dengan nol. Energi kinetik maksimum sama dengan Energi yang berasal dari defek massa
  • 33. PELURUHAN PROTON MERUPAKAN SALAH SATU JENIS PELURUHAN BETA   enP e+ positron(elektron positif) netrino(anti anti- netrino)
  • 34. PELURUHAN GAMMA  Peluruhan gamma dapat terjadi pada peluruhan alpha dan beta ketika inti akhir masih berada pada keadaan eksitasinya.  Peluruhan gamma adalah peristiwa pemancaran sinar gamma (foton) yang terjadi ketika suatu inti yang berada dalam keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar (ground state).  Energi sinar gamma yang dipancarkan sama dengan perbedaan energi antara dua tingkat energi dikurangi dengan energi kinetik inti yang terpental
  • 35. Inti induk Keadaan eksitasi Keadaan dasar oi EEE    oE iE REEE 
  • 36. REEE  oi EEE  2 2 2 1 MC E ER   E = beda energi keadaan eksitasi dengan keadaan dasar Ei = energi keadaan eksitasi EO = energi keadaan dasar M = massa inti mula-mula ER = energi pentalan inti setelah peluruhan C = kecepatan cahaya