SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Berkelas
BAB 5BAB 5
Induksi ElektromagnetikInduksi Elektromagnetik
Standar Kompetensi:Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan
dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk
teknologi.
Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar:
• Memformulasikan konsep induksi Faraday dan
arus bolak-balik serta aplikasinya dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
A. Gaya Gerak Listrik Induksi
1. Percobaan Faraday1. Percobaan Faraday
Gambar 5.1
(a) Magnet digerakkan masuk ke dalam
solenoida dan (b) magnet digerakkan ke
luar dari solenoida
Michael Faraday (1791–1867), seorang
ilmu wan berkebangsaan Jerman
menemukan bahwa medan magnet yang
berubah-ubah dapat menimbulkan arus
listrik. Bagaimanakah percobaan yang
dilakukannya?
Michael Faraday (1791–1867), seorang
ilmu wan berkebangsaan Jerman
menemukan bahwa medan magnet yang
berubah-ubah dapat menimbulkan arus
listrik. Bagaimanakah percobaan yang
dilakukannya?
Percobaan Faraday digambarkan seperti
Gambar 5.2.
Gambar 5.2
Percobaan Faraday: (a) magnet bergerak masuk
ke kumparan, (b) magnet dihentikan dalam
kumparan,
dan (c) magnet bergerak ke luar dari kumparan
Penyimpangan jarum galvanometer pada percobaan Faraday
menunjukkan bahwa dalam rangkaian kumparan terdapat arus listrik
atau aliran muatan listrik. Muatan listrik dapat mengalir pada suatu
penghantar jika pada ujung-ujung penghan tar itu terdapat beda
tegangan.
Beda tegangan pada ujung-ujung penghantar selama magnet
batang digerakkan disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi
atau ggl imbas). Muatan listrik yang mengalir pada kumparan
disebut arus induksi atau arus imbas.
Bertambah atau berkurangnya jumlah garis gaya magnetik
yang dilingkungi kumparan menunjukkan terjadinya perubah
an medan magnetik yang dilingkungi kumparan. Perubahan
medan magnetik itu menimbulkan beda tegangan pada ujung-
ujung kumparan yang disebut ggl induksi. Ggl induksi
itulah yang dapat menimbulkan arus listrik pada kumparan.
Dari hasil percobaan Faraday, diperoleh kesimpulan tentang besarnya
ggl induksi sebagai berikut.
a.Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang
magnet, dalam hal ini sama dengan perubahan fluks magnetik setiap
saat.
b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan.
Dengan demikian, besar ggl induksi yang dihasilkan adalah
Dari hasil percobaan Faraday, diperoleh kesimpulan tentang besarnya
ggl induksi sebagai berikut.
a.Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang
magnet, dalam hal ini sama dengan perubahan fluks magnetik setiap
saat.
b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan.
Dengan demikian, besar ggl induksi yang dihasilkan adalah
Keterangan:
ε = ggl induksi (volt)
∆Ф = perubahan fluks (Wb)
∆t = selang waktu (s)
N = jumlah lilitan
Hukum Lenz
Arah arus induksi ini sedemikian rupa sehingga
menghasilkan medan magnet yang menentang medan
magnet penyebab terjadinya arus induksi tersebut.
Arah arus induksi ini sedemikian rupa sehingga
menghasilkan medan magnet yang menentang medan
magnet penyebab terjadinya arus induksi tersebut.
Gambar 5.4
Arah arus induksi yang terjadi pada kumparan menghasilkan medan
magnetik yang melawan medan magnetik penyebabnya: (a) magnet
mendekat dan (b) magnet menjauh
ε = –Blvε = –Blv
Keterangan:
ε = ggl induksi (v)
B = medan magnet (Wb/m2
)
l = panjang kawat (m)
v = kecepatan gerak kawat (m/s)
Gambar 5.3
Kawat penghantar digerakkan dalam
medan magnet
Gambar 5.5
Arah medan magnetik dengan
kawat
AB membentuk sudut Ө
ε = –Blv sin Өε = –Blv sin Ө
Ө = sudut yang terbentuk
antara arah arus I dengan
arah medan magnet B
Gambar 5.6
Kaidah tangan kanan untuk
menentukan arah arus pada
penghantar bergerak
2. Penerapan Hukum Faraday
a. Generator
Generator atau pembangkit listrik adalah alat yang dapat
menimbulkan ggl induksi atau arus listrik induksi berdasarkan pada
konsep perubahan medan magnetik yang dapat menimbulkan ggl
induksi. Generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
1) Generator arus bolak-balik
Gambar 5.8
Bagan generator arus listrik bolakbalik
Gambar 5.9
Grafik ggl bolak-balik (AC)
Dalam praktiknya, energi mekanik untuk memutar kumparan dapat
diperoleh dari energi air yang disebut pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), dari energi uap (PLTU), tenaga nuklir (PLTN), dan tenaga panas
bumi (PLTGU). Di Indonesia terdapat banyak tenaga pembangkit listrik,
di antaranya adalah PLTA Jati Luhur dan PLTA Saguling, di Jawa Barat ;
PLTU Tanjung Jati, di Jawa Tengah; dan PLTGU/Gas Alurcanang, di Jawa
Barat.
Gambar 5.10
(a) Air sumber energi listrik pada PLTA, (b) air menggerakan generator pada
stasiun PLTA, dan (c) skema aliran air dalam menggerakan turbin sebuah
generator
2) Generator arus searah
Gambar 5.11
Generator arus searah
Gambar 5.12
Grafik arus searah (DC)
Generator arus searah menggunakan sebuah cincin kolektor
Gambar 5.13
Ggl induksi pada kawat ab dan cd
ε = –N B A ω sin ωtε = –N B A ω sin ωt
Keterangan
ε = Ggl yang dihasilkan generator
N= Banyak lilitan kumparan
B= medan magnet
A= luas penampang kumparan
ω= kecepatan putaran kumparan
b. Dinamo Sepeda
Gambar 5.14
Dinamo sepeda
B. Transformator
1. Tegangan pada Transformator
Transformator atau kadang disebut trafo adalah alat untuk
mengubah besarnya tegangan listrik bolak-balik.
Transformator atau kadang disebut trafo adalah alat untuk
mengubah besarnya tegangan listrik bolak-balik.
Transformator bekerja berdasarkan perubahan induksi magnetik
pada sebuah kumparan yang diinduksikan pada kumparan lain.
Transformator bekerja berdasarkan perubahan induksi magnetik
pada sebuah kumparan yang diinduksikan pada kumparan lain.
Transformator dapat difungsikan jika tegangan masukan (input)
merupakan tegangan bolak-balik.
Transformator dapat difungsikan jika tegangan masukan (input)
merupakan tegangan bolak-balik.
Gambar 5.15
(a) Tranformator, (b) bagan trafo, dan (c) simbol transformator
Keterangan:
V1 = tegangan masukan (input)
V2 = tegangan keluaran (output)
N1 = jumlah lilitan kumparan primer
N2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
2. Efisiensi Transformator
Efisiensi atau daya guna transformator adalah perbandingan antara
daya listrik keluaran (Poutput ) dengan daya listrik masukan (Pinput ).
Efisiensi atau daya guna transformator adalah perbandingan antara
daya listrik keluaran (Poutput ) dengan daya listrik masukan (Pinput ).
Poutput < Pinput
Hilangnya energi listrik pada transfor
mator diakibatkan timbulnya arus pusaran
atau arus Eddy pada teras besi. Arus
pusaran adalah arus listrik yang alirannya
mem bentuk lingkaran-lingkaran tegak
lurus arah fluks magnetik. Arus pusaran
dalam penghantar menimbulkan kalor. Hal
tersebut menyebabkan kerugian listrik.
Gambar 5.16
Teras besi yang berlapis
mengurangi energi listrik yang
diubah menjadi kalor
C. Aplikasi Induksi Elektromagnet pada Sistem
Pengeras Suara
1. Aplikasi Induksi pada Mikrofon
Gambar 5.18
(a) Mikrofon dinamik dan (b) bagan sederhana mikrofon dinamik yang bekerja
menggunakan prinsip induksi
2. Aplikasi Induksi pada Perekaman ke Kaset
Gambar 5.19
Head yang digunakan untuk
merekam dan memutar ulang
pita kaset atau disk
menggunakan induksi
Kaset yang digunakan pada tape
recorder untuk audio dan video
mengandung
lapisan tipis oksida magnetik pada pita
plastik tipis. Selama rekaman
berlangsung, tegangan sinyal audio dan
video yang telah diubah ke dalam
bentuk sinyal listrik oleh mikrofon
diperkuat kemudian dikirim ke head
rekam yang berfungsi sebagai
elektromagnet kecil yang memagnetisasi
sebagian kecil dari pita yang pada saat
itu sedang berada di celah sempit
dari head seperti Gambar 5.19.
D. Tegangan Listrik Bolak-Balik
1. Generator1. Generator
Gambar 5.20
Bagian-bagian generator AC
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang besarnya selalu berubah-ubah secara
efektif dan tegangan maksimum periodik. Tegangan bolak-balik adalah
tegangan yang besarnya selalu berubah-ubah secara periodik
Simbol tegangan bolak-balik digambarkan:
Gambar 5.21
Gerakan kumparan berputar dengan
sudut Ө terhadap kedudukan tegak lurus
ε = N B A ω sin ωtε = N B A ω sin ωt
ω maks = N B A ω
ε = εmaks sin ωtε = εmaks sin ωt
Gambar 5.22
Grafik tegangan AC terhadap waktu
I = Imaks sin ωtI = Imaks sin ωt
Gambar 5.23
Grafik arus dari tegangan AC terhadap waktu
Untuk mengetahui grafik dari tegangan bolak-balik,
digunakan osiloskop.
Gambar 5.24
Grafik arus dari tegangan AC terhadap waktu
2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)
Gambar 5.25
Mengukur arus searah
dengan
amperemeter DC
atau
atau
E. Rangkaian Arus Bolak-Balik
1. Rangkaian Hambatan Murni dengan Arus Bolak-Balik1. Rangkaian Hambatan Murni dengan Arus Bolak-Balik
Gambar 5.26
Rangkaian R dengan generator
AC
Gambar 5.27
Grafik sinusoidal pada rangkaian
hambatan murni
2. Rangkaian Induktor Murni dengan Arus Bolak-Bali
Gambar 5.28
Rangkaian L
Keterangan:
XL = reaktansi induktif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktor (henry = H)
Gambar 5.29
(a)Grafik sinusoidal pada rangkaian induktor murni dan
(b)diagram fasor pada rangkaian induktor murni
3. Rangkaian Hambatan dan Induktor dengan Arus
Bolak-Balik
Gambar 5.30
Rangkaian RL
Gambar 5.31
Diagram fasor dari rangkaian RL
Z = impedansi (Ω)
Gambar 5.32
Diagram tegangan pada rangkaian
RL
4. Rangkaian Kapasitor Murni dengan Arus Bolak-Balik
Gambar 5.35
Rangkaian C
Jadi, arus I merupakan arus sinusoidal. I
dan V memiliki beda fase π/2 atau 90°,
artinya pada rangkaian ini, arus yang
ada dalam rangkaian mendahului
tegangan dengan beda fase 90°
Keterangan:
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitas (F)
Gambar 5.36
Grafik sinusoidal pada rangkaian
kapasitor murni
Gambar 5.37
Diagram fasor pada rangkaian
kapasitor murni
5. Rangkaian Hambatan dan Kapasitor dengan Arus
Bolak-Balik
5. Rangkaian Hambatan dan Kapasitor dengan Arus
Bolak-Balik
Gambar 5.38
Rangkaian RC
Gambar 5.39
Diagram fasor dari rangkaian RC
Gambar 5.40
Diagram tegangan pada rangkaian
RC
6. Rangkaian Hambatan, Induktor, dan Kapasitor pada
Arus Bolak- Balik (Rangkaian RLC)
Gambar 5.43
Rangkaian RLC
Gambar 5.44
Diagram fasor dari rangkaian RLC
dan (b) grafik hubungan Vad
dengan ωD
Gambar 5.45
Diagram tegangan pada rangkaian RLC
7. Frekuensi Resonansi7. Frekuensi Resonansi
Gambar 5.48
Diagram fasor rangkaian seri
RLC
a. Hambatan induktif lebih besar
daripada hambatan kapasitif.
Dalam hal ini:
XL > XC
Rangkaian seri ini bersifat induktif
dan tan Ө bernilai positif. Hal itu
menunjukkan bahwa arus yang ada
dalam rangkaian mendahului
tegangan, dengan beda fase
sebesar Ө°.
Gambar 5.49
Diagram fasor rangkaian seri
RLC jika XL<XC
b. Hambatan induktif lebih kecil
daripada hambatan kapasitif. Dalam hal
ini:
XL < XC
Rangkaian seri ini bersifat kapasitif dan
tanӨ bernilai negatif. Hal itu
menunjukkan bahwa tegangan yang
ada dalam rangkaian mendahului
arus dengan beda fase sebesar Ө°.
c. Hambatan induktif sama dengan hambatan
kapasitif. Dalam hal ini.
XL = XC
Rangkaian seri ini bersifat resonansi tegangan atau
dikenal dengan istilah frekuensi resonansi.
Tegangan yang ada pada kapasitor (C) sama dengan
tegangan yang ada pada induktor (L) dan saling
meniadakan. Dengan demi kian, tegangan pada
seluruh rangkaian sama dengan tegangan
sumbernya. Arus yang ada dalam rangkaian adalah
arus minimum,
Keterangan:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi diri (H)
C = kapasitas kapasitor (F)
8. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-Balik
Faktor daya.
P= I V cos ӨP= I V cos Ө
Keterangan:
P = daya (W)
V = tegangan (V)
I = kuat arus (A)
cos Ө = faktor daya
Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi
kumparan yang terdiri dari 600 lilitan, medan
magnet yang memotong kumparan berkurang dari
9x10-5
Wb menjadi 4x10-5
Wb dalam selang waktu
0,015 sekon, besar GGL induksi antar kedua ujung
kumparan adalah ... volt
Tongkat konduktor yang panjangnya 40 cm berputar
dengan kecepatan sudut tetap sebesar 10 rad/s di
dalam daerah bermedan magnet seragam B=0,5 T.
Sumbu putaran tersebut melalui salah satu ujung
tongkat dan sejajar arahnya dengan arah garis-garis
medan magnet di atas. GGL yang terinduksi antara
kedua ujung tongkat (dalam V) besarnya ...

More Related Content

What's hot

FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGsumiati25
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiMuhammad Amal
 
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptx
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptxPk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptx
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptxAgus Tri
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Listrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.pptListrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.pptkasmudi smoody
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLydia Nurkumalawati
 
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALMAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALSTMIK KHARISMA MAKASSAR
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonRetnoWulan26
 
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acAhmad Ilhami
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelAnnisa Icha
 
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)MayangPuspita2
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrikSimon Patabang
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaFebriTiaAldila
 
2 a medan listrik
2 a medan listrik2 a medan listrik
2 a medan listrikMario Yuven
 

What's hot (20)

FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptx
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptxPk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptx
Pk9Kd1T3. Hukum Ohm dan Kirchoff.pptx
 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Listrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.pptListrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.ppt
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALMAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan norton
 
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan ac
 
rangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamisrangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamis
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
 
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
2 a medan listrik
2 a medan listrik2 a medan listrik
2 a medan listrik
 

Viewers also liked

93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral
93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral
93645940 definisi-mineralogi-dan-mineralAgres Tarigan
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawathaqiemisme
 
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)eli priyatna laidan
 
Pelan pembangunan professionalisme berterusan
Pelan pembangunan professionalisme berterusanPelan pembangunan professionalisme berterusan
Pelan pembangunan professionalisme berterusanroszelan majid
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
 

Viewers also liked (8)

93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral
93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral
93645940 definisi-mineralogi-dan-mineral
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawat
 
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)
9. sma kelas xii rpp kd 3.5;4.5 induksi faraday (karlina 1308233)
 
Gaya Angkat Pesawat Terbang
Gaya Angkat Pesawat TerbangGaya Angkat Pesawat Terbang
Gaya Angkat Pesawat Terbang
 
Pelan pembangunan professionalisme berterusan
Pelan pembangunan professionalisme berterusanPelan pembangunan professionalisme berterusan
Pelan pembangunan professionalisme berterusan
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohmLaporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
 

Similar to INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxSmakMakedonia7
 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikadeenurhayati
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01Rianda Ecoel
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKSri Wulan Hidayati
 
Bab 13-induksi-elektromagnetik
Bab 13-induksi-elektromagnetikBab 13-induksi-elektromagnetik
Bab 13-induksi-elektromagnetikwxrukli
 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikBudiChel1
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc Surya Andika
 
Induksi faraday kls 12.pptx
Induksi faraday kls 12.pptxInduksi faraday kls 12.pptx
Induksi faraday kls 12.pptxWasilaHasanah
 
Fisika Induksi
Fisika InduksiFisika Induksi
Fisika Induksiprihase
 
mesin listrik.pdf
mesin listrik.pdfmesin listrik.pdf
mesin listrik.pdfAulidinaDwi
 
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptx
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptxBab 4 Induksi Elektromagnetik.pptx
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptxLasmaenitaSiahaan
 

Similar to INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (20)

Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01
 
Teori dasar electric
Teori dasar electricTeori dasar electric
Teori dasar electric
 
Induksi elektromagnetik oke
Induksi elektromagnetik okeInduksi elektromagnetik oke
Induksi elektromagnetik oke
 
elmgn_fis3.pdf
elmgn_fis3.pdfelmgn_fis3.pdf
elmgn_fis3.pdf
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
 
Bab 13-induksi-elektromagnetik
Bab 13-induksi-elektromagnetikBab 13-induksi-elektromagnetik
Bab 13-induksi-elektromagnetik
 
Paper Generator AC
Paper Generator ACPaper Generator AC
Paper Generator AC
 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc
 
Induksi faraday kls 12.pptx
Induksi faraday kls 12.pptxInduksi faraday kls 12.pptx
Induksi faraday kls 12.pptx
 
induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
 
Fisika Induksi
Fisika InduksiFisika Induksi
Fisika Induksi
 
Induksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetikInduksi elektromagnetik
Induksi elektromagnetik
 
Listrik7.
Listrik7.Listrik7.
Listrik7.
 
mesin listrik.pdf
mesin listrik.pdfmesin listrik.pdf
mesin listrik.pdf
 
Induksi Elektromagnetik
Induksi ElektromagnetikInduksi Elektromagnetik
Induksi Elektromagnetik
 
Pengertian generator
Pengertian generatorPengertian generator
Pengertian generator
 
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptx
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptxBab 4 Induksi Elektromagnetik.pptx
Bab 4 Induksi Elektromagnetik.pptx
 

More from Ajeng Kurniati

More from Ajeng Kurniati (7)

Benzena
Benzena Benzena
Benzena
 
jepang bab 21 - 24 (kelas 11)
jepang bab 21 - 24 (kelas 11)jepang bab 21 - 24 (kelas 11)
jepang bab 21 - 24 (kelas 11)
 
Gugus fungsi organik kls 12
Gugus fungsi organik kls 12Gugus fungsi organik kls 12
Gugus fungsi organik kls 12
 
Hasan al banna
Hasan al bannaHasan al banna
Hasan al banna
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
ekosistem
ekosistemekosistem
ekosistem
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

  • 2. BAB 5BAB 5 Induksi ElektromagnetikInduksi Elektromagnetik
  • 3. Standar Kompetensi:Standar Kompetensi: Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi. Kompetensi Dasar:Kompetensi Dasar: • Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak-balik serta aplikasinya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
  • 4. A. Gaya Gerak Listrik Induksi 1. Percobaan Faraday1. Percobaan Faraday Gambar 5.1 (a) Magnet digerakkan masuk ke dalam solenoida dan (b) magnet digerakkan ke luar dari solenoida Michael Faraday (1791–1867), seorang ilmu wan berkebangsaan Jerman menemukan bahwa medan magnet yang berubah-ubah dapat menimbulkan arus listrik. Bagaimanakah percobaan yang dilakukannya? Michael Faraday (1791–1867), seorang ilmu wan berkebangsaan Jerman menemukan bahwa medan magnet yang berubah-ubah dapat menimbulkan arus listrik. Bagaimanakah percobaan yang dilakukannya? Percobaan Faraday digambarkan seperti Gambar 5.2. Gambar 5.2 Percobaan Faraday: (a) magnet bergerak masuk ke kumparan, (b) magnet dihentikan dalam kumparan, dan (c) magnet bergerak ke luar dari kumparan
  • 5. Penyimpangan jarum galvanometer pada percobaan Faraday menunjukkan bahwa dalam rangkaian kumparan terdapat arus listrik atau aliran muatan listrik. Muatan listrik dapat mengalir pada suatu penghantar jika pada ujung-ujung penghan tar itu terdapat beda tegangan. Beda tegangan pada ujung-ujung penghantar selama magnet batang digerakkan disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi atau ggl imbas). Muatan listrik yang mengalir pada kumparan disebut arus induksi atau arus imbas. Bertambah atau berkurangnya jumlah garis gaya magnetik yang dilingkungi kumparan menunjukkan terjadinya perubah an medan magnetik yang dilingkungi kumparan. Perubahan medan magnetik itu menimbulkan beda tegangan pada ujung- ujung kumparan yang disebut ggl induksi. Ggl induksi itulah yang dapat menimbulkan arus listrik pada kumparan.
  • 6. Dari hasil percobaan Faraday, diperoleh kesimpulan tentang besarnya ggl induksi sebagai berikut. a.Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang magnet, dalam hal ini sama dengan perubahan fluks magnetik setiap saat. b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan. Dengan demikian, besar ggl induksi yang dihasilkan adalah Dari hasil percobaan Faraday, diperoleh kesimpulan tentang besarnya ggl induksi sebagai berikut. a.Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang magnet, dalam hal ini sama dengan perubahan fluks magnetik setiap saat. b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan. Dengan demikian, besar ggl induksi yang dihasilkan adalah Keterangan: ε = ggl induksi (volt) ∆Ф = perubahan fluks (Wb) ∆t = selang waktu (s) N = jumlah lilitan Hukum Lenz Arah arus induksi ini sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang medan magnet penyebab terjadinya arus induksi tersebut. Arah arus induksi ini sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang medan magnet penyebab terjadinya arus induksi tersebut.
  • 7. Gambar 5.4 Arah arus induksi yang terjadi pada kumparan menghasilkan medan magnetik yang melawan medan magnetik penyebabnya: (a) magnet mendekat dan (b) magnet menjauh ε = –Blvε = –Blv Keterangan: ε = ggl induksi (v) B = medan magnet (Wb/m2 ) l = panjang kawat (m) v = kecepatan gerak kawat (m/s) Gambar 5.3 Kawat penghantar digerakkan dalam medan magnet
  • 8. Gambar 5.5 Arah medan magnetik dengan kawat AB membentuk sudut Ө ε = –Blv sin Өε = –Blv sin Ө Ө = sudut yang terbentuk antara arah arus I dengan arah medan magnet B Gambar 5.6 Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah arus pada penghantar bergerak
  • 9. 2. Penerapan Hukum Faraday a. Generator Generator atau pembangkit listrik adalah alat yang dapat menimbulkan ggl induksi atau arus listrik induksi berdasarkan pada konsep perubahan medan magnetik yang dapat menimbulkan ggl induksi. Generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. 1) Generator arus bolak-balik Gambar 5.8 Bagan generator arus listrik bolakbalik Gambar 5.9 Grafik ggl bolak-balik (AC)
  • 10. Dalam praktiknya, energi mekanik untuk memutar kumparan dapat diperoleh dari energi air yang disebut pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dari energi uap (PLTU), tenaga nuklir (PLTN), dan tenaga panas bumi (PLTGU). Di Indonesia terdapat banyak tenaga pembangkit listrik, di antaranya adalah PLTA Jati Luhur dan PLTA Saguling, di Jawa Barat ; PLTU Tanjung Jati, di Jawa Tengah; dan PLTGU/Gas Alurcanang, di Jawa Barat. Gambar 5.10 (a) Air sumber energi listrik pada PLTA, (b) air menggerakan generator pada stasiun PLTA, dan (c) skema aliran air dalam menggerakan turbin sebuah generator
  • 11. 2) Generator arus searah Gambar 5.11 Generator arus searah Gambar 5.12 Grafik arus searah (DC) Generator arus searah menggunakan sebuah cincin kolektor Gambar 5.13 Ggl induksi pada kawat ab dan cd ε = –N B A ω sin ωtε = –N B A ω sin ωt Keterangan ε = Ggl yang dihasilkan generator N= Banyak lilitan kumparan B= medan magnet A= luas penampang kumparan ω= kecepatan putaran kumparan
  • 12. b. Dinamo Sepeda Gambar 5.14 Dinamo sepeda
  • 13. B. Transformator 1. Tegangan pada Transformator Transformator atau kadang disebut trafo adalah alat untuk mengubah besarnya tegangan listrik bolak-balik. Transformator atau kadang disebut trafo adalah alat untuk mengubah besarnya tegangan listrik bolak-balik. Transformator bekerja berdasarkan perubahan induksi magnetik pada sebuah kumparan yang diinduksikan pada kumparan lain. Transformator bekerja berdasarkan perubahan induksi magnetik pada sebuah kumparan yang diinduksikan pada kumparan lain. Transformator dapat difungsikan jika tegangan masukan (input) merupakan tegangan bolak-balik. Transformator dapat difungsikan jika tegangan masukan (input) merupakan tegangan bolak-balik. Gambar 5.15 (a) Tranformator, (b) bagan trafo, dan (c) simbol transformator
  • 14. Keterangan: V1 = tegangan masukan (input) V2 = tegangan keluaran (output) N1 = jumlah lilitan kumparan primer N2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
  • 15. 2. Efisiensi Transformator Efisiensi atau daya guna transformator adalah perbandingan antara daya listrik keluaran (Poutput ) dengan daya listrik masukan (Pinput ). Efisiensi atau daya guna transformator adalah perbandingan antara daya listrik keluaran (Poutput ) dengan daya listrik masukan (Pinput ). Poutput < Pinput Hilangnya energi listrik pada transfor mator diakibatkan timbulnya arus pusaran atau arus Eddy pada teras besi. Arus pusaran adalah arus listrik yang alirannya mem bentuk lingkaran-lingkaran tegak lurus arah fluks magnetik. Arus pusaran dalam penghantar menimbulkan kalor. Hal tersebut menyebabkan kerugian listrik. Gambar 5.16 Teras besi yang berlapis mengurangi energi listrik yang diubah menjadi kalor
  • 16. C. Aplikasi Induksi Elektromagnet pada Sistem Pengeras Suara 1. Aplikasi Induksi pada Mikrofon Gambar 5.18 (a) Mikrofon dinamik dan (b) bagan sederhana mikrofon dinamik yang bekerja menggunakan prinsip induksi
  • 17. 2. Aplikasi Induksi pada Perekaman ke Kaset Gambar 5.19 Head yang digunakan untuk merekam dan memutar ulang pita kaset atau disk menggunakan induksi Kaset yang digunakan pada tape recorder untuk audio dan video mengandung lapisan tipis oksida magnetik pada pita plastik tipis. Selama rekaman berlangsung, tegangan sinyal audio dan video yang telah diubah ke dalam bentuk sinyal listrik oleh mikrofon diperkuat kemudian dikirim ke head rekam yang berfungsi sebagai elektromagnet kecil yang memagnetisasi sebagian kecil dari pita yang pada saat itu sedang berada di celah sempit dari head seperti Gambar 5.19.
  • 18. D. Tegangan Listrik Bolak-Balik 1. Generator1. Generator Gambar 5.20 Bagian-bagian generator AC Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang besarnya selalu berubah-ubah secara efektif dan tegangan maksimum periodik. Tegangan bolak-balik adalah tegangan yang besarnya selalu berubah-ubah secara periodik Simbol tegangan bolak-balik digambarkan: Gambar 5.21 Gerakan kumparan berputar dengan sudut Ө terhadap kedudukan tegak lurus
  • 19. ε = N B A ω sin ωtε = N B A ω sin ωt ω maks = N B A ω ε = εmaks sin ωtε = εmaks sin ωt Gambar 5.22 Grafik tegangan AC terhadap waktu I = Imaks sin ωtI = Imaks sin ωt Gambar 5.23 Grafik arus dari tegangan AC terhadap waktu
  • 20. Untuk mengetahui grafik dari tegangan bolak-balik, digunakan osiloskop. Gambar 5.24 Grafik arus dari tegangan AC terhadap waktu
  • 21. 2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC) Gambar 5.25 Mengukur arus searah dengan amperemeter DC atau atau
  • 22. E. Rangkaian Arus Bolak-Balik 1. Rangkaian Hambatan Murni dengan Arus Bolak-Balik1. Rangkaian Hambatan Murni dengan Arus Bolak-Balik Gambar 5.26 Rangkaian R dengan generator AC Gambar 5.27 Grafik sinusoidal pada rangkaian hambatan murni
  • 23. 2. Rangkaian Induktor Murni dengan Arus Bolak-Bali Gambar 5.28 Rangkaian L Keterangan: XL = reaktansi induktif (Ω) ω = frekuensi sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz) L = induktor (henry = H)
  • 24. Gambar 5.29 (a)Grafik sinusoidal pada rangkaian induktor murni dan (b)diagram fasor pada rangkaian induktor murni 3. Rangkaian Hambatan dan Induktor dengan Arus Bolak-Balik Gambar 5.30 Rangkaian RL
  • 25. Gambar 5.31 Diagram fasor dari rangkaian RL Z = impedansi (Ω) Gambar 5.32 Diagram tegangan pada rangkaian RL
  • 26. 4. Rangkaian Kapasitor Murni dengan Arus Bolak-Balik Gambar 5.35 Rangkaian C Jadi, arus I merupakan arus sinusoidal. I dan V memiliki beda fase π/2 atau 90°, artinya pada rangkaian ini, arus yang ada dalam rangkaian mendahului tegangan dengan beda fase 90° Keterangan: XC = reaktansi kapasitif (Ω) ω = frekuensi sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz) C = kapasitas (F)
  • 27. Gambar 5.36 Grafik sinusoidal pada rangkaian kapasitor murni Gambar 5.37 Diagram fasor pada rangkaian kapasitor murni 5. Rangkaian Hambatan dan Kapasitor dengan Arus Bolak-Balik 5. Rangkaian Hambatan dan Kapasitor dengan Arus Bolak-Balik Gambar 5.38 Rangkaian RC
  • 28. Gambar 5.39 Diagram fasor dari rangkaian RC Gambar 5.40 Diagram tegangan pada rangkaian RC
  • 29. 6. Rangkaian Hambatan, Induktor, dan Kapasitor pada Arus Bolak- Balik (Rangkaian RLC) Gambar 5.43 Rangkaian RLC Gambar 5.44 Diagram fasor dari rangkaian RLC dan (b) grafik hubungan Vad dengan ωD
  • 30. Gambar 5.45 Diagram tegangan pada rangkaian RLC 7. Frekuensi Resonansi7. Frekuensi Resonansi Gambar 5.48 Diagram fasor rangkaian seri RLC a. Hambatan induktif lebih besar daripada hambatan kapasitif. Dalam hal ini: XL > XC Rangkaian seri ini bersifat induktif dan tan Ө bernilai positif. Hal itu menunjukkan bahwa arus yang ada dalam rangkaian mendahului tegangan, dengan beda fase sebesar Ө°.
  • 31. Gambar 5.49 Diagram fasor rangkaian seri RLC jika XL<XC b. Hambatan induktif lebih kecil daripada hambatan kapasitif. Dalam hal ini: XL < XC Rangkaian seri ini bersifat kapasitif dan tanӨ bernilai negatif. Hal itu menunjukkan bahwa tegangan yang ada dalam rangkaian mendahului arus dengan beda fase sebesar Ө°. c. Hambatan induktif sama dengan hambatan kapasitif. Dalam hal ini. XL = XC Rangkaian seri ini bersifat resonansi tegangan atau dikenal dengan istilah frekuensi resonansi. Tegangan yang ada pada kapasitor (C) sama dengan tegangan yang ada pada induktor (L) dan saling meniadakan. Dengan demi kian, tegangan pada seluruh rangkaian sama dengan tegangan sumbernya. Arus yang ada dalam rangkaian adalah arus minimum,
  • 32. Keterangan: f = frekuensi resonansi (Hz) L = induktansi diri (H) C = kapasitas kapasitor (F)
  • 33. 8. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-Balik Faktor daya. P= I V cos ӨP= I V cos Ө Keterangan: P = daya (W) V = tegangan (V) I = kuat arus (A) cos Ө = faktor daya
  • 34. Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri dari 600 lilitan, medan magnet yang memotong kumparan berkurang dari 9x10-5 Wb menjadi 4x10-5 Wb dalam selang waktu 0,015 sekon, besar GGL induksi antar kedua ujung kumparan adalah ... volt Tongkat konduktor yang panjangnya 40 cm berputar dengan kecepatan sudut tetap sebesar 10 rad/s di dalam daerah bermedan magnet seragam B=0,5 T. Sumbu putaran tersebut melalui salah satu ujung tongkat dan sejajar arahnya dengan arah garis-garis medan magnet di atas. GGL yang terinduksi antara kedua ujung tongkat (dalam V) besarnya ...