Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya. Materi utama mencakup biosfer dan hubungannya dengan makhluk hidup, sel sebagai unit terkecil kehidupan, teori asal usul kehidupan, jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup.
1. BAB V. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA
Oleh :
Dra. Ratna Dewi Wulaningsih, M.Si.
Universitas Negeri Jakarta
18 Februari 2013
A. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya
B. Tujuan perkuliahan
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan:
1. hubungan biosfer dan makhluk hidup.
2. sel sebagai unit terkecil kehidupan
3. asal mula kehidupan
4. keanekaragaman makhluk hidup.
5. persebaran dan sejarah makhluk hidup
C. Materi Perkuliahan:
1. Biosfer dan makhluk hidup
Biosfer adalah bagian dari sistem planet bumi yang meliputi atmosfer (udara), lithosfer (tanah) dan hidrosfer
(air), dimana segala kehidupan berkembang (gambar 1).
Gambar 1. Biosfer meliputi lithosfer, hidrosfer dan atmosfer (Anonim, 2011)
a. Atmosfer (udara)
Atmosfer bumi adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet
tersebut sampai jauh di luar angkasa. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78,17%) dan oksigen (20,97%),
dengan sedikit argon (0,9%), karbondioksida (sekitar 0,0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi
kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara
siang dan malam. Lapisan gas pada atmosfer tersebut sekitar 75 % berada sekitar 11 km dari permukaan planet.
b. Lithosfer (tanah)
Asal kata lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan. Lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.
c. Hidrosfer (air)
Hidrosfer adalah lapisan air yang menutupi permukaan bumi membentuk samudera, laut, rawa, danau,
sungai, tumpukan es, awan, uap air dan lain-lain. Air yang terdapat di permukaan bumi dapat berbentuk padat
(seperti es, gletser), berbentuk air (seperti air sungai, air danau, air laut, dan berbentuk gas (seperti awan dan
uap di udara/atmosfer).
2. Sel
Makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Sel umumnya terdiri atas inti sel
(nucleus), sitoplasma dan membran plasma (plasma membrane).
2. Sebagian besar kegiatan metabolisme sel terjadi dalam sitoplasma, meliputi seluruh daerah
antara nucleus dan plasma membrane. Sitoplasma dipenuhi oleh organel terspesialisasi yang tersuspensi dalam
medium semi cairan yang disebut sitosol.
Di bawah ini ditunjukkan gambar 2 mengenai sel hewan dan tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel,
kloroplas dan vakuola yang besar. Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan
hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lainnya, karena sel hewan tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas,
serta biasanya memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras,
maka sel hewan bervariasi bentuknya.
Bagian-bagian dari sel dan fungsinya adalah sebagai berikut: (a) inti sel (Nucleus): Kromatin
dalam nucleus terdiri atas DNA yang membawa gen bersama-sama dengan protein. Kromatin ini sebenarnya
merupakan kumpulan struktur terpisah yang disebut kromosom, yang tampak sebagai unit terpisah hanya pada sel
yang sedang membelah. (b) Ribosom (Ribosomes): bertugas mensintesis protein. (c) Membran plasma (Plasma
membrane): untuk melindungi sel. (d) Retikulum endoplasma (RE/Endoplasmic reticulum): adalah suatu membran
labirin yang membentuk gelembung dan kantung pipih yang memisahkan kandungan RE dari sitosol. RE terdapat
dalam dua bentuk: kasar (Rough Endoplasmic Reticulum) yang ditonjoli oleh ribosom, dan halus
(SmoothEndoplasmic Reticulum) yang tidak ditonjoli ribosom. (e) Aparatus golgi (Golgi apparatus): merupakan
jenis lain organel bermembran, terdiri atas tumpukan kantung pipih yang aktif dalam sintesis, penyempurnaan,
penyimpanan, penyortiran dan ekskresi berbagai produk kimiawi. (f) Vakuola (Vacuola): berfungsi menyimpan
bahan kimiawi, memecah makromolekul dan dengan membesar, memainkan peran utama dalam pertumbuhan
tanaman. (g) Mitokondria (Mitochondria): berfungsi untuk melakukan respirasi seluler, yang menghasilkan ATP dari
bahan bakar organik seperti gula. (h) Kloroplas (Chloroplast): berguna untuk melaksanakan fotosintesis.
(i) Dinding sel (Cell wall): bertugas membantu mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan
mekanis.
a b
Gambar 2. a. sel hewan dan b. sel tumbuhan (Anonim, 2011)
3. Asal mula kehidupan
Teori asal usul kehidupan terdiri atas Generatio spontanea, Teori Biogenesis, Teori Urey, Teori Kosmozoa,
yaitu:
a. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea: menjelaskan bahwa, makhluk hidup terbentuk dengan
sendirinya, yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles,
Thales, dan Anaximines. Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan
berasal dari udara.
b. Teori Biogenesis: menyatakan bahwa, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Pendukung teori ini adalah
Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi (gambar 4) mengemukakan percobaan ulat
pada sepotong daging atau bangkai tikus berasal dari telur lalat (Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spallanzani
(gambar 5) mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam
keadaan terbuka, harus ada jasad renik terlebih dahulu (Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan
percobaan yang sama dengan Lazzaro Spallazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian
berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo) yang
ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 3. Generatio spontanea, makhluk hidup muncul dari benda mati dengan tiba-tiba, misalnya katak dan ikan
terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar sungai
3. Gambar 4. Percobaan Francisco Redi (Anonim, 2010)
Gambar 5. Percobaan L. Spallanzani (Anonim, 2010)
c. Teori Panspermia atau Cosmozoa: diusulkan oleh Richter tahun 1865: bakteri primitif dan mikroorganisme
lainnya datang ke bumi sebagai spora yang dibawa bersama meteorit, yang tahan terhadap temperatur yang
begitu dingin dan juga sangat panas dan sinar-sinar yang mematikan yang terdapat di angkasa luar, seperti sinar
kosmis, sinar ultra violet dan sinar infra merah.
d. Teori Urey: menyatakankan asal mula kehidupan berawal dari komponen kunci protein, yaitu
DNA (Deoxirybonucleic acid) dan RNA (Rybonucleic acid) harus lebih dahulu ada sebelum hadirnya sel yang hidup.
Spekulasi masih terus terjadi pada mekanisme dan komponen mana yang lebih dahulu muncul. Walau tidak
diterima sepenuhnya sebagai skenario yang aktual, namun sebuah percobaan tahun 1953 yang dilakukan oleh
Stanley L. Miller di University of Chicago, dibawah bimbingan pemenang nobel Harold Urey, dipandang sebagai
usaha ilmiah klasik terbaik dalam bidang biologi, dia membuat percobaan dengan menyalakan bunga api listrik di
dalam tabung yang berisi ammonia (NH3), metana (CH4), air (H20), dan hydrogen (H2). Kemudian, bahan di
dalam tabung tersebut dianalisis dan diperoleh senyawa asam amino yang merupakan komponen dasar protein.
Protein adalah pembentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup (gambar 7).
Gambar 6. Percobaan Louis Pasteur
4. Gambar 7. Percobaan Miller-Urey (Anonim, 2011)
4. Keanekaragaman makhluk hidup
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya
perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan
berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Bioma
adalah sekelompok makhluk hidup yang tinggal di lokasi geografis tertentu (gambar 8).
Gambar 8. Bioma (Anonim, 2000)
Bioma terbagi atas beberapa jenis, seperti bioma tundra (gambar 9), taiga, hutan gugur, padang rumput
(gambar 10), gurun (padang pasir), hutan hujan tropis, hutan bakau, tergantung curah hujan dan intensitas
cahaya mataharinya. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini mayoritas tumbuhannya adalah jenis
lumut, rumput dan semak. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim
sedang terdapat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan
fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam.
Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang
berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
5. Gambar 9. Bioma tundra didominasi oleh vegetasi perdu (Anonim 2011)
Gambar 10. Bioma padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial (Anonim 2011)
Totalitas variasi gen, jenis (species) dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk,
penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda -beda, yang merupakan
keanekaragaman hayati. Dengan demikian, maka Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman
tingkat gen (gambar 11), keanekaragaman tingkat jenis (gambar 12) dan keanekaragaman tingkat ekosistem.
Gambar 11. Keanekaragaman gen pada ayam (Anonim, 2011)
6. Gambar 12. Keanekaragaman jenis kacang-kacangan (Anonim, 2011)
Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan
mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan
terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada
tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara
perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem, antara lain penebangan pohon di
hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan
tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat
ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga
akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.
5. Persebaran dan sejarah makhluk hidup
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran makhluk hidup adalah pergeseran benua, lintang
geografis, iklim dan lingkungan (habitat). Faktor penghambat penyebaran makhluk hidup adalah daratan, lautan,
selat. Persebaran tumbuhan menyebabkan adanya vegetasi primer, sekunder dan klimaks.
Persebaran umum dari fauna atau hewan (gambar 13) dan burung (gambar 14) berdasarkan letak geografis
di dunia dibagi menjadi wilayah Ethiopian, Palearctic, Neartic, Neotropical, Oriental, Australian, Oceanic.
Gambar 13. a. Peta persebaran umum fauna di dunia (Anonim 2009)
7. Gambar 14. Persebaran burung di dunia (Anonim, 2009)
Wilayah Ethiopian (gambar 15) meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan
Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse,
jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil,
Mesir, namun di Madagaskar juga terdapat Kuda Nil hanya lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah
bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental
seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
Gambar 15. Fauna Ethiopian (Anonim, 2011)
Wilayah Palearctic meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet, daerah dekat Kutub Utara sampai
Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua
Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi
permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Palearctic yang tetap
bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing
Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus,
berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya (gambar 16).
8. Gambar 16. Fauna Palearctic (Anonim, 2011)
Wilayah Nearctic persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan
Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison,
muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearctic
seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
Wilayah Neotropical persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko.
Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah
ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan
kera hidung merah. Wilayah Neotropical sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang
sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti
buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
Wilayah Oriental tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna Indonesia yang
masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan,
gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop
berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain
kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
Wilayah Australian mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya.
Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kangguru, kiwi, koala. Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah
ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya,
kura-kura, ular pitoon.
Wilayah Oceanic, fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini
merupakan pengembangan dari wilayah Australia daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis
faunanya hampir sama dengan wilayah Australia.
Peta Persebaran Fauna Indonesia adalah berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber. Garis Wallace adalah
garis maya yang terletak antara Kalimantan dan Sulawesi dan terus ke Selatan di antara Bali dan Lombok, yang
membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan. Garis Weber adalah garis maya yang terletak antara sebelah
Timur Sulawesi dan Nusa Tenggara, membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan. Daerah antara garis
Wallace dan garis weber disebut Daerah Wallacea yang dapat dilihat pada gambar 17 dan 18. Di daerah Wallacea
ini terdapat fauna peralihan, antara lain Biawak Komodo Raksasa, Sapi Mini dan lainnya.
Gambar 17. Persebaran fauna di Indonesia berdasarkan Garis Wallacea dan Weber di Indonesia. (Regolidjo,
2012)
9. Gambar 18. Fauna wilayah Indonesia (Anonim, 2011)
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada
juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di
dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: iklim, jenis
tanah, relief atau tinggi rendah permukaan bumi, biotik (makhluk hidup). Indonesia
memiliki keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat
besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki
hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Daerah yang curah hujannya relatif kurang, tidak memiliki hutan yang lebat
seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tumbuhi semak belukar dengan padang
rumput yang luas. Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu
tempat.
Junghuhn adalah salah satu pakar meteorologi yang melakukan pengelompokan atau
klasifikasi iklim berdasarkan garis ketinggian. Klasifikasi iklim Junghuhn ini sekaligus dapat
menentukan tanaman budidaya yang dapat tumbuh di suatu daerah dengan ketinggian
tertentu. Hal tersebut berdasarkan kesesuaian suhu udara dengan karakteristik tanaman.
Setiap tanaman perkebunan memiliki kebutuhan suhu udara tertentu untuk dapat bertahan
hidup. Penggolongan iklim yang dilakukannya ini sangat bermanfaat untuk
keperluanpola pembudidayaan tanaman perkebunan yang ada, termasuk di Indonesia.
Tanaman-tanaman perkebunan yang dapat menggunakan pedoman dari klasifikasi iklim
menurut Junghuhn ini, di antaranya adalah kopi, teh, kina, cokelat, sayuran, dan sebagainya.
Semakin tinggi suatu daerah, suhu udaranya semakin dingin. Karakteristik tanamannya juga
tentu berbeda.
Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian, yaitu: (1) Zona
Panas: Ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut (DPL). Zona ini memiliki suhu
(temperatur) udara berkisar antara 26,3˚C-22˚C. Pada ketinggian ini, cocok ditanami
jagung, padi, tebu, kelapa, dan coklat. (2) Zona Sedang: Ketinggian 700-1500 meter DPL.
Suhu udara pada zona ini berkisar antara 22˚C-17,1˚C. Cocok untuk ditanami karet, kina,
sayuran, coklat, kopi, dan teh. (3) Zona Sejuk: Ketinggian 1500-2500 meter DPL.
Jenis tanaman yang cocok pada zona ini adalah pinus, cemara, dan sayuran. Suhu udara di
zona ini berkisar antara 17,1˚-11,1˚C yang merupakan suhu yang cocok untuk tanaman-
tanaman tersebut. (4) Zona Dingin: Ketinggian di atas 2500 meter DPL. Suhu udara di zona
ini mulai dari 11,1˚c sampai dengan 6,2˚C sehingga dapat dipastikan tanaman yang dapat
hidup di zona ini hanyalah tanaman berjenis lumut. Tanaman perkebunan tidak dapat hidup
pada zona ini.
Ketinggian memang berpengaruh terhadap suhu udara di suatu tempat. Pada akhirnya,
semuanya ini akan berpengaruh pada iklim di bumi. Ketinggian dan suhu memiliki kondisi
10. yang berbanding terbalik. Semakin tinggi suatu daerah, temperaturnya semakin rendah
sehingga semakin dingin pula daerah tersebut. Setiap pertambahan ketinggian sebanyak
100 meter, temperatur udara akan turun sebesar 0,6˚C. Itulah yang menyebabkan
Junghuhn dapat mengklasifikasikan iklim ini yang secara tidak langsung mengklasifikasikan
tanaman yang cocok pada iklim-iklim tersebut. Para pengusaha perkebunan dapat menjadikan
klasifikasi iklim menurut Junghuhn ini untuk melakukan pemilihan perkebunan yang cocok
di daerahnya. Hal itu dilakukan agar tanaman yang ditanamnya dapat tumbuh, berbuah
lebat, dan akhirnya dapat memberikan manfaat. Namun, perlu diperhatikan pula faktor-faktor
lain, selain suhu dan ketinggian, yang juga mempengaruhi keberhasilan
dalam budidaya tanaman-tanaman tersebut.
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai
berikut: Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan
memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim
kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali.
Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim
tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari
sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan
tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sabana, terdapat di
daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi
pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Steppa terdapat di daerah yang
curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Steppa terdapat di Nusa Tenggara Timur, baik
untuk peternakan. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang
berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur,
Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan (gambar 19).
Gambar 19. Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove (Anonim, 2011)
6. Rangkuman
Biosfer adalah bagian dari sistem planet bumi yang meliputi atmosfer (udara), lithosfer
(tanah) dan hidrosfer (air), dimana segala kehidupan berkembang. Teori asal usul kehidupan
terdiri atas Generatio spontanea, yang menyatakan makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya, yang berarti
makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Teori Biogenesis, menyatakan makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup. Teori Panspermia atau Cosmozoa diusulkan oleh Richter tahun 1865: bakteri primitif dan
mikroorganisme lainnya datang ke bumi sebagai spora yang dibawa bersama meteorit. Teori Urey, menyatakan
komponen kunci protein, RNA dan DNA harus ada lebih dahulu ada sebelum sel hidup. Tahun 1953 Stanley L.
Miller di University of Chicago, dibawah bimbingan Harold Urey, membuat percobaan dengan menyalakan bunga
api listrik di dalam tabung yang berisi ammonia (NH3), metana (CH4), air (H20), dan hydrogen (H2), diperoleh
11. senyawa asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah pembentuk protoplasma yang
merupakan substansi dasar makhluk hidup. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan
iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang
menempati suatu daerah. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran makhluk hidup adalah
pergeseran benua, lintang geografis, iklim dan lingkungan (habitat). Faktor penghambat penyebaran makhluk
hidup adalah daratan, lautan, selat. Persebaran umum dari hewan dan burung berdasarkan letak geografis di dunia
adalah wilayah Ethiopian, Palearctic, Neartic, Neotropical, Oriental, Australian, Oceanic. Tumbuh-tumbuhan
yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: iklim, jenis tanah, relief
atau tinggi rendah permukaan bumi, biotik (makhluk hidup). Indonesia memiliki
keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar
terutama suhu udara dan curah hujan.
Pustaka
Ahira, A. 1 November 2011. Deskripsi Klasifikasi Iklim Jughuhn (http://w w w .anneahira.com/klasifikasi-iklim-menurut-
junghuhn.htm).
Anonim. 1 November 2000. Habitat Darat (http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0140%20Bio%203-5c.htm).
Anonim 1 November 2011. The Theory of Panspermia (Cosmozoa) and Life from Outer Space
(http://w w w .tutornext.com/theory-panspermia-cosmozoa-life-outer-space/12721).
Anonim. 1 November 2011. Miller-Urey Experiment(http://en.w ikipedia.org/w iki/Miller%E2%80%93Urey_experiment).
Anonim. 1 November 2011. Keanekaragtanman Hayati (http://mlearning.pandu32.com/tingkatjenis.php).
Anonim. 1 November 2011. Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia dan
Dunia(http://edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/view&id=133&uniq=10
89)
Anonim. 1 November 2011. Biosphere (http://w w w .tutorvista.com/content/biology/biology-i/environment/biosphere.php).
Anonim, 1 November 2011. Plant and Animal Cell Diagram (http://w w w .celldiagram.net/).
Anonim. 25 Desember 2010. Teori Asal-Usul Kehidupan (http://biologi4sma.blogspot.com/2010/12/teori-asal-usul-
kehidupan.html).
Anonim, 15 November 2009. Persebaran fauna di Dunia(http://mpgpunyanaya.blogspot.com/2009/11/persebaran-fauna-di-
dunia.html).
Anonim. 1 November 2011. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia. (http://www.e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=79&uniq=350).
Anonim. 1 November 2011. The Primates (http://w w w .bio.miami.edu/dana/106/106F06_18.html).
Anonim. 1 November 2011. Athiopische Fauna (http://w w w .vintage-view s.com/w ildlife/).
Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitchell, L.G. (2002). Biologi, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Dewiki S. & S. Yuniati. 2005. Ilmu Alamiah Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Kimball, J.W. (1989). Biologi, diterjemahkan oleh H.S.S. Tjitrosomo & N. Sugiri. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pasyaribu, E. 1 Oktober 2010. Fauna Palearctic (http://elpasyaribu.blogspot.com/2010/09/fauna-palearctic.html).
Regolidjo, Ki Djogo.16 Juli 2012. Garis Wallace, Garis Weber dan daerah Wallacea.
http://jogjaicon.blogspot.com/2012/07/garis-wallace-garis-weber-dan-daerah.html
SOAL LATIHAN BAB V
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA
NAMA :
NO. REG. :
I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang pada pilihan jawaban anda!
1. Bagian dari sistem planet bumi, dimana segala kehidupan berkembang adalah ......
a. Litosfer
b. Hidrosfer
c. Atmosfer
d. Biosfer
e. kulit bumi
Jawab: d
12. 2. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai
jauh di luar angkasa. Gas yang paling dominan di atmosfer adalah:
a. Nitrogen
b. Oksigen
c. Argon
d. Karbondioksida
e. Air
Jawab: a
3. Ribosom dalam sel bertugas:
a. mensintesis protein
b. melindungi sel
c. fotosintesis
d. respirasi seluler
e. menyimpan bahan kimiawi
Jawab : a
4. Percobaan dengan menyalakan bunga api listrik di dalam tabung yang berisi ammonia (NH3), metanan (CH4),
air (H20), dan hydrogen (H2). Kemudian, bahan di dalam tabung tersebut dianalisis dan diperoleh senyawa asam
amino yang merupakan komponen dasar protein, membuktikan:
a. Biogenesis
b. Teori Urey
c. Generatio spontanea
d. omne ovo ex vivo
e. omne vivum ex vivo
Jawab: b
5. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran makhluk hidup
adalah
a. pergeseran benua
b. lintang geografis
c. iklim
d. lingkungan (habitat)
e. semua benar
Jawab: e
6. Peta Persebaran Fauna Indonesia berdasarkan:
a. Garis Wallace dan lintang
b. Garis Weber dan lintang
c. Garis Wallace dan Weber
d. Garis lintang dan bujur
e. Garis bujur dan Weber
Jawab: c
7. Kacang panjang, kacang kapri, kacang tanah, petai cina menunjukkan adanya:
a. Kenekaragaman gen
b. Keanekaragaman jenis
c. Keanekaragaman ekosistem
d. Keanekaragaman hayati
e. Keanekaragaman makhluk hidup
Jawab: b
8. Jenis tanaman conifer dan anjing hutan serta rusa kutub terdapat di bioma:
a. Tundra
b. Taiga
c. Steppa
d. Hutan gugur
e. Hutan bakau
Jawab: b
9. Yang terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi adalah bioma .........
a. Hutan hujan tropis
b. Sabana
c. Steppa
d. Hutan bakau
e. Hutan gugur
Jawab: a
10. Harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, badak bercula satu, badak bercula dua,
gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan, kucing, anjing, monyet, gajah,
badak, dan harimau terdapat di wilayah:
a. Oceanic
b. Nearctic
13. c. Oriental
d. Ethiopian
e. Australian
Jawab: c
II. ESSAY
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan hubungan biosfer dan makhluk hidup !
Jawab: Biosfer adalah bagian dari sistem planet bumi yang meliputi atmosfer (udara), lithosfer (tanah) dan dan
hidrosfer (air), dimana segala kehidupan berkembang.
2. Jelaskan percobaan yang mendukung teori biogenesis!
Jawab: Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi
melakukan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat (bukti Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro
Spallanzani melakukan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam
keadaan terbuka, harus ada jasad renik terlebih dahulu (bukti Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan
percobaan yang sama dengan Lazzaro Spallanzani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian
berkesimpulan, untuk mendapatkan adanya kehidupan saat ini, harus ada kehidupan terlebih dahulu (bukti Omne
Vivum ex Vivo).
3. Mengapa terjadi keanekaragaman hayati?
Jawab: Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya
perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan
berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Totalitas
variasi gen, jenis (species) dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi,
ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda, yang merupakan keanekaragaman hayati. Dengan
demikian, maka Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat
jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem.
4. Jelaskan mengenai persebaran makhluk hidup di bumi!
Jawab: Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran makhluk hidup di bumi adalah pergeseran benua,
lintang geografis, iklim dan lingkungan (habitat). Faktor penghambat penyebaran makhluk hidup adalah daratan,
lautan, selat. Persebaran tumbuhan menyebabkan adanya vegetasi primer, sekunder dan klimaks. Persebaran
umum dari hewan dan burung berdasarkan letak geografis di dunia adalah wilayah Ethiopian, Palearctic, Neartic,
Neotropical, Oriental, Australian, Oceanic.
5. Jelaskan zonasi menurut Junghuhn!
Jawab:
Junghuhn mengklasifikasikan iklim: (1) Zona Panas: Ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut (DPL). Zona
ini memiliki suhu (temperatur) udara berkisar antara 26,3˚C-22˚C. Pada ketinggian ini, cocok ditanami jagung,
padi, tebu, kelapa, dan coklat. (2) Zona Sedang: Ketinggian 700-1500 meter DPL. Suhu udara pada zona ini
berkisar antara 22˚C-17,1˚C. Cocok untuk ditanami karet, kina, sayuran, coklat, kopi, dan teh. (3) Zona
Sejuk: Ketinggian 1500-2500 meter DPL. Jenis tanaman yang cocok pada zona ini adalah pinus, cemara, dan
sayuran. Suhu udara di zona ini berkisar antara 17,1˚-11,1˚C yang merupakan suhu yang cocok untuk tanaman-
tanaman tersebut. (4) Zona Dingin: Ketinggian di atas 2500 meter DPL. Suhu udara di zona ini mulai dari 11,1˚c
sampai dengan 6,2˚C tanaman yang dapat hidup di zona ini hanyalah tanaman berjenis lumut.
III. STUDI KASUS
Bagaimana menurut anda masalah pembalakan hutan?
Jawab:
Pembalakan harus dicegah karena mengakibatkan erosi dan banjir, selain itu penyediaan udara bersih berkurang.
LEMBAR KERJA
I. PILIHAN GANDA
1. a b c d e
2. a b c d e
14. 3. a b c d e
4. a b c d e
5. a b c d e
6. a b c d e
7. a b c d e
8. a b c d e
9. a b c d e
10. a b c d e
II. ESSAY
III. STUDI KASUS