SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejalagejala dalam alam semesta, termasuk di muka
bumi ini sehingga terbentuk konsep dan prinsip
KONSEP
 Konsep merupakan hasil dari percobaan manusia yang

bersifat aktif dan dinamis yang dapat menghasilkan suatu
pengetahuan baru
 Contoh: besi kalau dipanaskan akan mengembang
PRINSIP
 Besi jika dipanaskan akan mengembang. Alumunium jika

dipanaskan akan mengembang.
 Semua logam kalau dipanaskan akan mengembang
 Kesimpulan inilah yang dimaksud dengan prinsip
Objek dan subjek IAD
 Sebagai obyek studi dari alamiah dasar atau ilmu alam

adalah alam semesta
 Sedangkan sebagai subyeknya adalah manusia
KEUNIKAN MANUSIA
 Organ tubuh kompleks
 Mengadakan metabolisme
 Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan






luar
Memiliki potensi bekembang biak
Tumbuh dan bergerak
Berinteraksi dengan lingkungannya
Bila masanya datang akan mati
KURIOSITAS
 KURIOSITAS merupakan sifat “rasa ingin tahu” yang terus

berkembang pada diri manusia
 Jika satu persoalan telah dapat diselesaikan, maka akan
muncul persoalan lain yang ingin segera diselesaikan
Kegiatan Untuk Mencari Pemecahan Masalah
dapat berupa:
 Penyelidikan langsung
 Penggalian hasil penyelidikan orang lain
 Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain
KURIOSITAS MENYEBABKAN ALAM
PIKIRAN MANUSIA BERKEMBANG

 Perkembangan alam pikiran manusia dari zaman purba sampai

sekarang
 Perkembangan alam pikiran manusia dari lahir hingga akhir hayat
PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA

 Tahap teologi atau tahap metafisika
 Tahap filsafat
 Tahap positif atau tahap ilmu
1. TAHAP TEOLOGI / MITOS
Mitos adalah suatu ceritera yang memberikan pedoman atau arah
tertentu kepada sekelompok orang. Pengetahuan dalam mitos
tidak obyektif, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja
hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.






CONTOH :
Gunung meletus akibat dewa yang dianggap sakti sedang murka.
Gempa bumi akibat ............................................
Gerhana bulan akibat .........................................
RIP current akibat …………………………………
2. TAHAP FILSAFAT
 Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk

memahami obyek secara dangkal, belum secara
metodologis yang definitif.

CONTOH
 Adanya gunung meletus disikapi dengan cara
memindahkan penduduk dari sekitar gunung ke tempat
yang lebih aman.
 Tidak lagi mengadakan selamatan dengan tarian-tarian,
tetapi belum bisa menjelaskan secara rinci faktor
penyebab gunung meletus.
BERFIKIR DEDUKTIF
 Kaum rasionalis mengembangkan faham yang disebut dengan faham

rasionalisme dan penarikan kesimpulan secara deduktif. Cara berpikir secara
deduktif menggunakan pola berfikir silogisme (dari umum ke khusus).






CONTOH
Semua mahluk hidup bernafas (premis mayor)
Amir seorang mahluk hidup (premis minor)
Amir juga bernafas (kesimpulan)
Semua logam akan berkembang ke arah kedewasaan (matang). Logam yang telah
dewasa adalah emas dan perak. Dengan demikian semua logam akan mengalami
proses perkembangan menjadi emas atau perak (premis mayor). Air raksa adalah
logam (premis minor). Jadi air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan).
KESIMPULAN SALAH
BERPIKIR INDUKTIF
 Penganut faham empirisme mengatakan bahwa pengetahuan

dapat dibangun berdasarkan pengalaman yang konkret.
 Cara berfikir ini dari yang bersifat khusus ke bersifat umum.
3. TAHAP ILMU
 Agar supaya kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu, harus

digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme
yang dikenal dengan metode keilmuan atau pendekatan
ilmah.
 Penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol
dan berdasarkan atas data empiris.
SIKAP ILMIAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil
Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
Tidak percaya pada takhayul
Ingin tahu lebih banyak
Tidak berfikir secara prasangka
Tidak mudah percaya, harus ada bukti
Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan
yang
menurut keyakinan ilmiahnya benar
CIRI PENGETAHUAN
 OBYEKTIF
 METODIK
 SISTEMATIK
 BERLAKU UMUM
OBYEKTIF
 Pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya
 Kesesuaian dibuktikan dengan hasil penginderaan atau

empiris
METODIK
 Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan cara-cara

tertentu yang teratur dan terkontrol
SISTEMATIK
 Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem
 Tidak berdiri sendiri, satu sama lain saling berkaitan, saling

menjelaskan
 Seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh
BERLAKU UMUM/UNIVERSAL
 Pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh

seseorang/beberapa orang saja
 Semua orang dengan cara eksperimen sama akan
memperoleh hasil yang sama (konsisten)
METODE ILMIAH
SEBAGAI CIRI IPA
 Metode ilmiah: gabungan antara pendekatan rasional

(deduktif) dan pendekatan empiris (induktif)
 Rasionalisme memberi kerangka pemikiran koheren dan logis;
Empirisme memastikan kebenaran dengan kerangka pengujian
 Metode ilmiah akan menghasilkan pengetahuan ilmiah
(konsisten, sistematik, dan dapat diandalkan karena telah
diuji secara empirik)
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
METODE ILMIAH
Perumusan masalah
2. Penyusunan hipotesis
3. Pengujian hipotesis
4. Penarikan kesimpulan
1.
1. PERUMUSAN MASALAH
 Pertanyaan “apa”, “mengapa” atau “bagaimana” tentang

obyek yang diteliti
 Masalah harus jelas batas-batasnya dan diketahui faktorfaktor yang mempengaruhinya
2. PENYUSUNAN HIPOTESIS
 Hipotesis: suatu pernyataan yang menunjukkan

kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang
telah ditetapkan
 Hipotesis: dugaan yang didukung oleh pengetahuan yang
ada
 Hipotesis: jawaban sementara dari permasalahan yang
harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau
eksperimen
3. PENGUJIAN HIPOTESIS
 Merupakan berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang

relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk melihat
apakah fakta-fakta tersebut dapat mendukung hipotesis
atau tidak
 Fakta-fakta dapat diperoleh melalui pengamatan langsung
dengan mata/teleskop atau melalui uji coba/eksperimen,
kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan
4. KESIMPULAN
 Penarikan kesimpulan didasarkan atas penilaian melalui

analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau tidak
 Hipotesis dapat “diterima” bila fakta-fakta yang
terkumpul mendukung pernyataan hipotesis; sebaliknya
“ditolak” bila fakta tidak mendukung
KETERBATASAN
METODE ILMIAH
 Pancaindera terbatas untuk menangkap fakta (data) → data terkumpul tidak

sesuai sebenarnya → kesimpulan yang diambil menjadi tidak benar →
“kesimpulan ilmiah ada kemungkinan keliru”
 Kesimpulan ilmiah termasuk IPA bersifat “tentatif ”, artinya kesimpulan ilmiah

dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak
kesimpulan ilmiah terdahulu → “kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri”
 Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan

sistem nilai (baik dan buruk), seni dan keindahan, serta menguji adanya Tuhan
(kebenaran wahyu Illahi bersifat mutlak, tidak akan berubah sepanjang masa)
KEUNGGULAN
METODE ILMIAH
 Mempunyai ciri khas, yaitu obyektif, metodik, sistematik dan berlaku

umum
 Dengan sifat tersebut maka orang yang berkecimpung dengan ilmu
pengetahuan akan terbimbing pada suatu sikap yang terpuji → disebut
sikap ilmiah
SIKAP ILMIAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil
Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
Tidak percaya pada takhayul
Ingin tahu lebih banyak
Tidak berfikir secara prasangka
Tidak mudah percaya, harus ada bukti
Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan
yang
menurut keyakinan ilmiahnya benar
PENGERTIAN IPA
 IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang

berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (HW
Fowler et.al, 1951)
 IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan
metode khusus (Nokes)
PENGERTIAN IPA
 IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu
melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimen, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain (Abdullah Aly, 2010)
KARAKTERISTIK IPA
 Obyektif, Metodik, Sistematik, Berlaku Umum
 Relativitas IPA → fakta sebenarnya mendeskripsikan

fenomena/gejala, namun kadang fenomena yang sama dapat
dideksripsikan berbeda; tergantung pandangan perumus fakta
 IPA bersifat dinamis → dari teori yang ada dibuka kemungkinan
untuk melakukan eksperimen baru, kemudian dari data baru yang
diperoleh mungkin masih mendukung teori lama, tetapi juga ada
kemungkinan tidak cocok lagi sehingga perlu disusun teori baru
 “IPA modern” lebih menekankan teori yang mendahului
eksperimen
NARKOBA
 Jangan pernah nyoba narkoba??
 Kebanyakan pengguna adalah generasi muda (kenyataan memprihatinkan)
 50% pengguna karena coba-coba (anak muda rasa ingin tahu besar, penasaran,

padahal tidak tahu akibatnya)
 Narkoba punya daya rusak besar terhadap fisik dan mental seseorang
 Pengguna narkoba sangat sulit melepaskan diri dari ketergantungannya
 Efek luar biasa: pemakai bahkan sampai tidak takut mati dan tidak takut berbuat

kriminal
 Penyesalan datang kemudian karena waktu terbuang sia-sia
 Masih kurang yakin bahaya narkoba? HIV
NARKOBA & NAPZA
 Narkoba: narkotika dan obat-obat berbahaya
 Napza: narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain {termasuk zat

ilegal/drugs seperti heroin (putauw), metamfetamin (sabu), mariyuana
(ganja), dan halusinogen (LSD), serta obat resep yang disalahgunakan
(bensodiazepin/pil BK, pil koplo)}
NAPZA
bahan/zat/obat yang jika masuk dalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan “fisik”, “psikis”, dan “fungsi sosial” karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
PEMAKAIAN NAPZA
1.

Pemakaian coba-coba (experimental use)

2.

Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use)

3.

Pemakaian situasional (situasional use)

4.

Penyalahgunaan (abuse)

5.

Ketergantungan (dependence use)
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
1.

Faktor individu

2.

Faktor lingkungan (keluarga dan lingkungan pergaulan)

3.

Faktor napza (mudah didapat, harga terjangkau, khasiatnya)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (1)
1.

Perubahan fisik:



Pada saat menggunakan napza: jalan sempoyongan, bicara cadel, apatis/acuh tak
acuh, mengantuk, agresif, curiga



Jika overdosis: nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin,
nafas lambat/berhenti, meninggal



Pada saat ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair, menguap terus
menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air/malas mandi, kejang,
kesadaran menurun



Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, terdapat bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (khusus pengguna jarum suntik)
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (2)
2.

Perubahan sikap dan perilaku:



Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang tanggung jawab



Pola tidur berubah, begadang, sulit bangun pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat
kerja



Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu terlebih
dulu



Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan
anggota keluarga lain jika di rumah



Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian
menghilang



Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tetapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik
keluarga, mencuri, mengompas, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi



Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan, curiga,
tertutup dan penuh rahasia
SEKS BEBAS
 Manusia adalah makhluk seksual
 Seksualitas: perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik,

psikologis, maupun perilaku
 Perilaku seksual: segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis
 Bentuk-bentuk tingkah laku tersebut dapat beraneka ragam, mulai dari
perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan
bersenggama.
 Perilaku seks bebas: perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan resmi menurut hukum maupun menurut agama dan
kepercayaan masing-masing individu.
DAMPAK SEKS BEBAS
Menurut BKKBN (2008), meliputi :
a. Masalah penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS
b. Kehamilan yang tidak diinginkan
c. Dampak sosial seperti putus sekolah
d. Kanker
e. Infertilitas/kemandulan
PENYAKIT MENULAR
 Infeksi: masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit

menular dalam tubuh manusia atau hewan
 Penyakit menular /infeksi: penyakit yang disebabkan oleh unsur/agent

penyebab menular tertentu atau hasil racunnya; yang terjadi karena
perpindahan /penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi,
hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada pejamu yang rentan
(potensial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pejamu perantara hewan (vektor) atau lingkungan yang tidak hidup
3 (TIGA) FAKTOR PENYEBAB
1.

agent (penyebab penyakit): status gizi, berat badan lahir, status ASI
eksklusif, status imunisasi, jarak kelahiran, kepadatan hunian

2.

host (induk semang): virus (influenza, trachoma, cacar); bakteri
(disentri), protozoa (malaria, schistosoma), jamur (panu, kurap), cacing
(cacing perut)

3.

route of transmission (jalannya penularan): lingkungan

→ adanya infeksi dapat menyebabkan demam (suhu antara 96,8-100°F atau
37-38°C), kurang gizi, kematian
UPAYA PENCEGAHAN
 Meningkatkan daya tahan tubuh yang meliputi perbaikan status gizi, status

kesehatan umum, pemberian imunisasi, pemberian ASI.
 Mengatasi/memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti

meningkatkan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan, perbaikan dan
peningkatan lingkungan biologis, peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan
rumah, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
 Mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan

dan masyarakat.
 Mencari pengobatan yang tepat agar penularan penyakit infeksi tidak menyebar.
 Usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan

penyakit, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
ALAM SEMESTA
&
TATA SURYA
Pengertian Alam Semesta
ruang dimana di dalamnya
terdapat kehidupan biotik maupun abiotik
serta segala macam peristiwa alam
yang dapat diungkapkan maupun
yang belum dapat diungkapkan
oleh manusia
Teori Terbentuknya Alam Semesta (1)
1.Steady-state theory
• kerapatan jagad raya adalah tetap/tidak berubah
• galaksi baru yang tercipta akan membuat jagad raya
tampak sama tidak hanya dari tempat yang berbeda
tetapi juga sepanjang masa
2. Unsteady-state theory (Big Bang)

setiap galaksi bergerak saling menjauhi sehingga
kerapatan jagad raya lebih besar
Teori Terbentuknya Alam Semesta (2)
1. Teori Dentuman

alam semesta terbentuk karena adanya ledakan
massa yang sangat hebat yang disebabkan oleh
adanya reaksi inti
2.Teori Ekspansi dan Kontraksi
galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada saat
masa ekspansi
Bagaimana masa depan jagad raya?


Pertama, jagad raya terus mengembang

selamanya (jagad raya akan menggunakan
seluruh energi yang dimilikinya sampai habis
sehingga menjadi dingin dan gelap)
 Kedua, pengembangan jagad raya secara
perlahan akan berhenti dan diikuti dengan
penyusunan gravitasi serta seluruh jagad raya
luluh menjadi satu titik dan akan menjadi big
bang selanjutnya
Hubungan manusia dengan
alam semesta
 Hubungan historis
 Kapankah manusia pertama hadir di dunia?
 Mahluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia dan

bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya?
Ramapithecus (15 juta), Oreopithecus (12 juta),
Australopithecus (4 juta), Pithecanthropus Erectus (½ juta),
Neanderthal (1-1/2 juta), Homo sapiens (100 ribu), Hewan tak
bertulang belakang (600 juta), Hewan bertulang belakang
(350 juta), Hewan menyusui (180 juta), Burung (135 juta)
 Hubungan fungsional
 Kemajuan pengetahuan dan teknologi manusia terhadap alam
menempatkan posisi alam sebagai sumber kehidupan yang
tiada batasnya bagi manusia. Manusia harus tunduk pada
hukum alam, namun ia dapat mengatasi hukum alam.
Tata Surya
 terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan

jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi
 mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan
kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan
waktu 225–250 juta tahun untuk sekali
mengelilingi pusat galaksi
 Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6
milyar tahun, berarti tata surya kita telah
mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25
kali dari semenjak terbentuk
Matahari
 Garis tengah: 1.392.000 km
 Massa : 331.950 massa bumi
 Temperatur permukaan matahari mencapai

6.000K, inti mencapai 15.000.000K, bintikbintik hingga 4.000K, dan tekanan mencapai
400x109 atm bumi.
Bumi (1)
 Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil,

sedangkan antarkutub 7.900 mil.
 Berat jenis : 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
 Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar
1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan
lithosfer 20 mil. Lapisan bumi yang cair
disebut hidrosfer yang menutupi 71% muka
bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000
meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas
disebut atmosfer, terdiri dari troposfer setebal
10 mil.
Bumi (2)
 Sesudah troposfer ialah stratosfer dengan

ketebalan mulai dari 10 - 50 mil. Pada lapisan
ini terdapat lapisan ozon yang dapat menolak
datangnya sinar ultra violet berintensitas
tinggi dari matahari yang dapat merusak
lapisan ionosfer.
Enam lempengan utama
di bumi







Lempengan
Lempengan
Lempengan
Lempengan
Lempengan
Lempengan

Amerika
Afrika
Eurasia
India
Australia
Pasifik
Bulan
 Garis tengah : 3476 km.
 Jarak antara bulan dan bumi : 354.336-

404.320 km.
 Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga langit
di bulan berwarna hitam kelam.
 Temperatur di bulan pada siang hari
mencapai 100C dan pada waktu malam yang
panjang, temperaturnya turun sampai 150C.
Perubahan Iklim di Bumi
 Dipengaruhi oleh sistem atmosfer dan

aktivitas manusia yang mampu menghasilkan
gas rumah kaca.
 Gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut
bumi sehingga radiasi panas bumi tetap
tertahan di bumi dan temperatur bumi makin
meningkat.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (1)
1.

kenaikan suhu lokal
kenaikan suhu sangat berpengaruh di Alaska.
Banyak jalan dan bangunan ambles karena
tanah permafros lumer. Hilangnya es di laut
saat musim panas menimbulkan erosi di
kawasan yang rendah.

2.

panas ekstrem dan/atau kekeringan
pada tahun 2003 tercatat 35.000 orang tewas
akibat gelombang panas di Prancis, Italia,
Belanda, Portugal, Spanyol, dan Inggris.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (2)
3.

4.

hujan ekstrem dan/atau angin
banjir terburuk sejak 50 tahun terakhir pada 2006
di “Tanduk Afrika”. Sebanyak 600 orang tewas dan
ratusan ribu orang terkena dampaknya di Somalia.
perubahan perilaku hewan dan tumbuhan
habitat kupu-kupu di Eropa berubah dari 35 jenis
kupu-kupu Eropa non-migrasi, 22 jenis memajukan
jangkauan habitatnya 35-240 km ke utara pada
abad ke-20, hanya ada satu jenis yang mundur ke
selatan.
Tanda-Tanda Perubahan Iklim (3)
5.

naiknya permukaan laut/pulau-pulau tenggelam
negara kepulauan seperti Maladewa di Samudra
Hindia, pulau-pulau kecil di Indonesia, serta
negara-negara di Samudra Pasifik terancam
tenggelam akibat naiknya permukaan laut
TEORI PEMBENTUKAN BUMI
1. Teori Kabut “Kant-Laplace”
2. Teori Planetesimal “Chamberlain- Moulton”
3. Teori Pasang Surut Gas “Jeans-Jeffreys”
Teori Kant
 Tahun 1755, filosof Jerman, Immanuel Kant
 Tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet,

serta asteroid pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan
bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang
berat
 Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi
bumi, bulan, matahari, dan planet - planet
Teori Laplace
• Tahun 1796, ahli matematika dan astronomi Perancis,

Pierre Simon Marquis de Laplace
• Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar
pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin-cincin.
• Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap
terus berputar.
• Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan,
sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang
menjadi planet - planet, termasuk bumi.
Teori Planetesimal Hypothesis
• Awal abad ke-20, ahli astronomi Amerika (Forest

Ray Moulton) dan ahli geologi Amerika (T.C
Chamberlain)
• Matahari yang terdiri dari massa gas besar sekali,
pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain
dengan kecepatan tinggi, pada waktu jarak
keduanya relatif dekat sebagian massa gas matahari
ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi
bintang yang melintasinya.
• Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang
berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan
terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi
padat dan disebut “planetesimal”.Beberapa
planetesimal yang terbentuk akan saling tarik menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya
membentuk planet, termasuk bumi.
Teori Pasang Surut Gas
• Tahun 1918, ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold

Jeffreys
• Adanya bintang besar melintas di dekat matahari, bintang
tersebut memiliki gaya tarik sangat kuat terhadap matahari,
akibatnya terjadi gelombang pasang di permukaan matahari
menyerupai lidah raksasa berupa gas sangat panas.
• Lidah raksasa selanjutnya akan mengalami pendinginan dan
membentuk planet - planet, termasuk bumi. Planet-planet
besar seperti yupiter dan saturnus proses pendinginannya
lambat, beda halnya dengan planet-planet kecil yang relatif
cepat
SUSUNAN LAPISAN BUMI
Berdasarkan Kandungannya dibedakan menjadi:
1.

Kerak bumi (crust)

2.

Mantel bumi (mantle)

3.

Inti bumi (core)
Kerak Bumi
• Lapisan terluar yang bersifat keras dan padat
• Terdiri atas: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
• Unsur utama: Oksigen & Silikon dengan ketebalan lapisan + 80

Km
• Terbagi menjadi dua macam:

Kerak Benua: yang merupakan daratan, ketebalan 20-70 Km,
banyak mengandung Silikon dan Aluminium (Lapisan Sial)
2. Kerak Samudera: yang tertutupi oleh perairan, ketebalan 5-10
Km, banyak mengandung Silikon dan Magnesium (Lapisan
Sima)
1.
Mantel Bumi
Mempunyai 2 bagian:
1. Mantel Luar (Astenosfer)
Terdiri atas lapisan: Ultra Basal & Mineral
Ketebalan: 40 – 400 Km
Bersuhu: 1.300 oC – 1.500 oC
2. Mantel Dalam (Mesosfer)
Terdiri atas senyawa padat : MgO, SiO2
Bersuhu: 1.500 oC – 3.000 oC
Inti Bumi
Mempunyai 2 bagian:
1. Inti Luar, bersifat cairan pekat ; Ketebalan: 2.900 Km, bersuhu:
3.900 oC; Diperkirakan penyusun utama: Besi
dengan alasan:
a. Massa jenis besi hampir sama dengan massa jenis inti
b. Besi berwujud cair pada tekanan & suhu yang ditaksir
seperti pada inti
c. Besi Banyak terdapat di alam
2. Inti Dalam: Tersusun oleh kristal besi / besi-nikel; Bersuhu: 4.800
O
C; Pada umumnya setiap 33 meter ke bawah suhunya akan naik 1oC
(Angka 33 meter disebut: angka geotermis); dipengaruhi oleh :
gunung berapi & air tanah
KARAKTERISTIK ATMOSFER,
LITOSFER DAN HIDROSFER
ATMOSFER
BUMI

Bahasa Yunani=> Atmos: gas atau udara
Sphaira: lapisan atau bola
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi secara
menyeluruh
KANDUNGAN UDARA
DALAM ATMOSFER
1. Nitrogen 78,17%

2. Oksigen 20,97%
3. Argon 0,98%
4. Karbon dioksida 0,04%
5. Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon,

xenon, helium, higrom dan ozon
LAPISAN ATMOSFER
1.Troposfer
2.Stratosfer
3.Mesosfer
4.Thermosfer
5.Exosfer
1. TROPOSFER
Lapisan paling
bawah, dekat
dengan bumi
Ketinggian: 0 – 10
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
15°C ke -70°C
Terjadi perubahanperubahan cuaca
dan iklim, seperti:
LAPISAN ATMOSFER
a. awan

b. Hujan
c. Angin
2. STRATOSFER
Terletak diatas
troposfer
Ketinggian: 10 – 50
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
-70°C ke 0°C
Terdapat lapisan
ozon (O3)
LAPISAN ATMOSFER
3. MESOSFER
Terletak di atas
troposfer
Ketinggian: 50 – 100
km (dpal)
Perubahan suhu: dari
O°C ke -90°C
Meteor yang jatuh ke
bumi akan terbakar dan
terurai di lapisan ini
LAPISAN ATMOSFER
4. TERMOSFER
Ketinggian: 100-480 km (dpal)
Suhu bergantung pada
aktivitas matahari: ± 1500°C
Terjadi aurora
Terjadi refleksi gelombang
radio

LAPISAN ATMOSFER
5. EXOSFER
Lapisan terluar dari atmosfer
Ketinggian: mencapai 10.000
km (dpal)
Transisi atmosfer ke ruang
angkasa atau antarplanet
Tekanan udara= 0 cmHg

LAPISAN ATMOSFER
LAPISAN ATMOSFER

More Related Content

What's hot

Proses perkembangan pola pikir manusia
Proses perkembangan pola pikir manusiaProses perkembangan pola pikir manusia
Proses perkembangan pola pikir manusiaDul Bjn
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Pptabu hanafie
 
filsafat umum thales
filsafat umum thalesfilsafat umum thales
filsafat umum thalesLely Surya
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokohKuliahMandiri.org
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)Cecep Kustandi
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANAlvy Mayrina
 
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieMakalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlAchmad Ridha
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuWarnet Raha
 

What's hot (20)

Proses perkembangan pola pikir manusia
Proses perkembangan pola pikir manusiaProses perkembangan pola pikir manusia
Proses perkembangan pola pikir manusia
 
Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Unsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen LogikaUnsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen Logika
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
 
filsafat umum thales
filsafat umum thalesfilsafat umum thales
filsafat umum thales
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
 
Metodologi dalam Sosiologi
Metodologi dalam SosiologiMetodologi dalam Sosiologi
Metodologi dalam Sosiologi
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieMakalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karl
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Ppt aika 3
Ppt aika 3Ppt aika 3
Ppt aika 3
 

Similar to ILMU ALAMIAH DASAR

Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01FitraUmmah
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaARIYASAFIKAR1
 
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptBAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptWiraDharma11
 
Pertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaPertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaNurainun Adamy
 
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptPPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptssuser940db3
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptvalentinoromli
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxArsyulMunir1
 
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanfilsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanCecep Kustandi
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasareend_endriani
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARtriewuland
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasarmonalisaibrahim
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 

Similar to ILMU ALAMIAH DASAR (20)

Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
Ilmualamiahdasarbr 131221225205-phpapp01
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.pptBAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
BAB-2_PERKEMBANGAN-DAN-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-ALAM.ppt
 
Hakikat sains
Hakikat sainsHakikat sains
Hakikat sains
 
Pertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipaPertemuan 3-perkembangan ipa
Pertemuan 3-perkembangan ipa
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.pptPPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
PPT-Penelitian-manajemen-2.ppt
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.pptPERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
PERTEMUAN 1 HAKIKAT SAINS.ppt
 
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptxPert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
Pert. 1 KTI sebagai Produk Berfikir Ilmiah.pptx
 
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanfilsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
 
Sejarah perkembangan ipa
Sejarah perkembangan ipaSejarah perkembangan ipa
Sejarah perkembangan ipa
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

ILMU ALAMIAH DASAR

  • 2. ILMU ALAMIAH DASAR Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejalagejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini sehingga terbentuk konsep dan prinsip
  • 3. KONSEP  Konsep merupakan hasil dari percobaan manusia yang bersifat aktif dan dinamis yang dapat menghasilkan suatu pengetahuan baru  Contoh: besi kalau dipanaskan akan mengembang
  • 4. PRINSIP  Besi jika dipanaskan akan mengembang. Alumunium jika dipanaskan akan mengembang.  Semua logam kalau dipanaskan akan mengembang  Kesimpulan inilah yang dimaksud dengan prinsip
  • 5. Objek dan subjek IAD  Sebagai obyek studi dari alamiah dasar atau ilmu alam adalah alam semesta  Sedangkan sebagai subyeknya adalah manusia
  • 6. KEUNIKAN MANUSIA  Organ tubuh kompleks  Mengadakan metabolisme  Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan     luar Memiliki potensi bekembang biak Tumbuh dan bergerak Berinteraksi dengan lingkungannya Bila masanya datang akan mati
  • 7. KURIOSITAS  KURIOSITAS merupakan sifat “rasa ingin tahu” yang terus berkembang pada diri manusia  Jika satu persoalan telah dapat diselesaikan, maka akan muncul persoalan lain yang ingin segera diselesaikan
  • 8. Kegiatan Untuk Mencari Pemecahan Masalah dapat berupa:  Penyelidikan langsung  Penggalian hasil penyelidikan orang lain  Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain
  • 9. KURIOSITAS MENYEBABKAN ALAM PIKIRAN MANUSIA BERKEMBANG  Perkembangan alam pikiran manusia dari zaman purba sampai sekarang  Perkembangan alam pikiran manusia dari lahir hingga akhir hayat
  • 10. PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA  Tahap teologi atau tahap metafisika  Tahap filsafat  Tahap positif atau tahap ilmu
  • 11. 1. TAHAP TEOLOGI / MITOS Mitos adalah suatu ceritera yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Pengetahuan dalam mitos tidak obyektif, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.     CONTOH : Gunung meletus akibat dewa yang dianggap sakti sedang murka. Gempa bumi akibat ............................................ Gerhana bulan akibat ......................................... RIP current akibat …………………………………
  • 12. 2. TAHAP FILSAFAT  Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, belum secara metodologis yang definitif. CONTOH  Adanya gunung meletus disikapi dengan cara memindahkan penduduk dari sekitar gunung ke tempat yang lebih aman.  Tidak lagi mengadakan selamatan dengan tarian-tarian, tetapi belum bisa menjelaskan secara rinci faktor penyebab gunung meletus.
  • 13. BERFIKIR DEDUKTIF  Kaum rasionalis mengembangkan faham yang disebut dengan faham rasionalisme dan penarikan kesimpulan secara deduktif. Cara berpikir secara deduktif menggunakan pola berfikir silogisme (dari umum ke khusus).     CONTOH Semua mahluk hidup bernafas (premis mayor) Amir seorang mahluk hidup (premis minor) Amir juga bernafas (kesimpulan) Semua logam akan berkembang ke arah kedewasaan (matang). Logam yang telah dewasa adalah emas dan perak. Dengan demikian semua logam akan mengalami proses perkembangan menjadi emas atau perak (premis mayor). Air raksa adalah logam (premis minor). Jadi air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan). KESIMPULAN SALAH
  • 14. BERPIKIR INDUKTIF  Penganut faham empirisme mengatakan bahwa pengetahuan dapat dibangun berdasarkan pengalaman yang konkret.  Cara berfikir ini dari yang bersifat khusus ke bersifat umum.
  • 15. 3. TAHAP ILMU  Agar supaya kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme yang dikenal dengan metode keilmuan atau pendekatan ilmah.  Penelitian ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol dan berdasarkan atas data empiris.
  • 16. SIKAP ILMIAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut Tidak percaya pada takhayul Ingin tahu lebih banyak Tidak berfikir secara prasangka Tidak mudah percaya, harus ada bukti Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya benar
  • 17. CIRI PENGETAHUAN  OBYEKTIF  METODIK  SISTEMATIK  BERLAKU UMUM
  • 18. OBYEKTIF  Pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya  Kesesuaian dibuktikan dengan hasil penginderaan atau empiris
  • 19. METODIK  Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol
  • 20. SISTEMATIK  Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem  Tidak berdiri sendiri, satu sama lain saling berkaitan, saling menjelaskan  Seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh
  • 21. BERLAKU UMUM/UNIVERSAL  Pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang/beberapa orang saja  Semua orang dengan cara eksperimen sama akan memperoleh hasil yang sama (konsisten)
  • 22. METODE ILMIAH SEBAGAI CIRI IPA  Metode ilmiah: gabungan antara pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris (induktif)  Rasionalisme memberi kerangka pemikiran koheren dan logis; Empirisme memastikan kebenaran dengan kerangka pengujian  Metode ilmiah akan menghasilkan pengetahuan ilmiah (konsisten, sistematik, dan dapat diandalkan karena telah diuji secara empirik)
  • 23. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH Perumusan masalah 2. Penyusunan hipotesis 3. Pengujian hipotesis 4. Penarikan kesimpulan 1.
  • 24. 1. PERUMUSAN MASALAH  Pertanyaan “apa”, “mengapa” atau “bagaimana” tentang obyek yang diteliti  Masalah harus jelas batas-batasnya dan diketahui faktorfaktor yang mempengaruhinya
  • 25. 2. PENYUSUNAN HIPOTESIS  Hipotesis: suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan  Hipotesis: dugaan yang didukung oleh pengetahuan yang ada  Hipotesis: jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimen
  • 26. 3. PENGUJIAN HIPOTESIS  Merupakan berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk melihat apakah fakta-fakta tersebut dapat mendukung hipotesis atau tidak  Fakta-fakta dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata/teleskop atau melalui uji coba/eksperimen, kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan
  • 27. 4. KESIMPULAN  Penarikan kesimpulan didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak  Hipotesis dapat “diterima” bila fakta-fakta yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis; sebaliknya “ditolak” bila fakta tidak mendukung
  • 28. KETERBATASAN METODE ILMIAH  Pancaindera terbatas untuk menangkap fakta (data) → data terkumpul tidak sesuai sebenarnya → kesimpulan yang diambil menjadi tidak benar → “kesimpulan ilmiah ada kemungkinan keliru”  Kesimpulan ilmiah termasuk IPA bersifat “tentatif ”, artinya kesimpulan ilmiah dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu → “kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri”  Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang berkaitan dengan sistem nilai (baik dan buruk), seni dan keindahan, serta menguji adanya Tuhan (kebenaran wahyu Illahi bersifat mutlak, tidak akan berubah sepanjang masa)
  • 29. KEUNGGULAN METODE ILMIAH  Mempunyai ciri khas, yaitu obyektif, metodik, sistematik dan berlaku umum  Dengan sifat tersebut maka orang yang berkecimpung dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing pada suatu sikap yang terpuji → disebut sikap ilmiah
  • 30. SIKAP ILMIAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mempunyai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut Tidak percaya pada takhayul Ingin tahu lebih banyak Tidak berfikir secara prasangka Tidak mudah percaya, harus ada bukti Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya benar
  • 31. PENGERTIAN IPA  IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (HW Fowler et.al, 1951)  IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Nokes)
  • 32. PENGERTIAN IPA  IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimen, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah Aly, 2010)
  • 33. KARAKTERISTIK IPA  Obyektif, Metodik, Sistematik, Berlaku Umum  Relativitas IPA → fakta sebenarnya mendeskripsikan fenomena/gejala, namun kadang fenomena yang sama dapat dideksripsikan berbeda; tergantung pandangan perumus fakta  IPA bersifat dinamis → dari teori yang ada dibuka kemungkinan untuk melakukan eksperimen baru, kemudian dari data baru yang diperoleh mungkin masih mendukung teori lama, tetapi juga ada kemungkinan tidak cocok lagi sehingga perlu disusun teori baru  “IPA modern” lebih menekankan teori yang mendahului eksperimen
  • 34. NARKOBA  Jangan pernah nyoba narkoba??  Kebanyakan pengguna adalah generasi muda (kenyataan memprihatinkan)  50% pengguna karena coba-coba (anak muda rasa ingin tahu besar, penasaran, padahal tidak tahu akibatnya)  Narkoba punya daya rusak besar terhadap fisik dan mental seseorang  Pengguna narkoba sangat sulit melepaskan diri dari ketergantungannya  Efek luar biasa: pemakai bahkan sampai tidak takut mati dan tidak takut berbuat kriminal  Penyesalan datang kemudian karena waktu terbuang sia-sia  Masih kurang yakin bahaya narkoba? HIV
  • 35. NARKOBA & NAPZA  Narkoba: narkotika dan obat-obat berbahaya  Napza: narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain {termasuk zat ilegal/drugs seperti heroin (putauw), metamfetamin (sabu), mariyuana (ganja), dan halusinogen (LSD), serta obat resep yang disalahgunakan (bensodiazepin/pil BK, pil koplo)}
  • 36. NAPZA bahan/zat/obat yang jika masuk dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan “fisik”, “psikis”, dan “fungsi sosial” karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
  • 37. PEMAKAIAN NAPZA 1. Pemakaian coba-coba (experimental use) 2. Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) 3. Pemakaian situasional (situasional use) 4. Penyalahgunaan (abuse) 5. Ketergantungan (dependence use)
  • 38. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA 1. Faktor individu 2. Faktor lingkungan (keluarga dan lingkungan pergaulan) 3. Faktor napza (mudah didapat, harga terjangkau, khasiatnya)
  • 39. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (1) 1. Perubahan fisik:  Pada saat menggunakan napza: jalan sempoyongan, bicara cadel, apatis/acuh tak acuh, mengantuk, agresif, curiga  Jika overdosis: nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal  Pada saat ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair, menguap terus menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air/malas mandi, kejang, kesadaran menurun  Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (khusus pengguna jarum suntik)
  • 40. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA (2) 2. Perubahan sikap dan perilaku:  Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang tanggung jawab  Pola tidur berubah, begadang, sulit bangun pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja  Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu terlebih dulu  Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain jika di rumah  Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian menghilang  Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tetapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengompas, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi  Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan, curiga, tertutup dan penuh rahasia
  • 41. SEKS BEBAS  Manusia adalah makhluk seksual  Seksualitas: perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku  Perilaku seksual: segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis  Bentuk-bentuk tingkah laku tersebut dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama.  Perilaku seks bebas: perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu.
  • 42. DAMPAK SEKS BEBAS Menurut BKKBN (2008), meliputi : a. Masalah penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS b. Kehamilan yang tidak diinginkan c. Dampak sosial seperti putus sekolah d. Kanker e. Infertilitas/kemandulan
  • 43. PENYAKIT MENULAR  Infeksi: masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit menular dalam tubuh manusia atau hewan  Penyakit menular /infeksi: penyakit yang disebabkan oleh unsur/agent penyebab menular tertentu atau hasil racunnya; yang terjadi karena perpindahan /penularan agent atau hasilnya dari orang yang terinfeksi, hewan atau reservoir lainnya (benda lain) kepada pejamu yang rentan (potensial host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pejamu perantara hewan (vektor) atau lingkungan yang tidak hidup
  • 44. 3 (TIGA) FAKTOR PENYEBAB 1. agent (penyebab penyakit): status gizi, berat badan lahir, status ASI eksklusif, status imunisasi, jarak kelahiran, kepadatan hunian 2. host (induk semang): virus (influenza, trachoma, cacar); bakteri (disentri), protozoa (malaria, schistosoma), jamur (panu, kurap), cacing (cacing perut) 3. route of transmission (jalannya penularan): lingkungan → adanya infeksi dapat menyebabkan demam (suhu antara 96,8-100°F atau 37-38°C), kurang gizi, kematian
  • 45. UPAYA PENCEGAHAN  Meningkatkan daya tahan tubuh yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum, pemberian imunisasi, pemberian ASI.  Mengatasi/memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti meningkatkan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis, peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.  Mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.  Mencari pengobatan yang tepat agar penularan penyakit infeksi tidak menyebar.  Usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan penyakit, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
  • 47. Pengertian Alam Semesta ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia
  • 48. Teori Terbentuknya Alam Semesta (1) 1.Steady-state theory • kerapatan jagad raya adalah tetap/tidak berubah • galaksi baru yang tercipta akan membuat jagad raya tampak sama tidak hanya dari tempat yang berbeda tetapi juga sepanjang masa 2. Unsteady-state theory (Big Bang) setiap galaksi bergerak saling menjauhi sehingga kerapatan jagad raya lebih besar
  • 49. Teori Terbentuknya Alam Semesta (2) 1. Teori Dentuman alam semesta terbentuk karena adanya ledakan massa yang sangat hebat yang disebabkan oleh adanya reaksi inti 2.Teori Ekspansi dan Kontraksi galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada saat masa ekspansi
  • 50. Bagaimana masa depan jagad raya?  Pertama, jagad raya terus mengembang selamanya (jagad raya akan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya sampai habis sehingga menjadi dingin dan gelap)  Kedua, pengembangan jagad raya secara perlahan akan berhenti dan diikuti dengan penyusunan gravitasi serta seluruh jagad raya luluh menjadi satu titik dan akan menjadi big bang selanjutnya
  • 51. Hubungan manusia dengan alam semesta  Hubungan historis  Kapankah manusia pertama hadir di dunia?  Mahluk apakah yang menjadi nenek moyang manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahan-perubahannya? Ramapithecus (15 juta), Oreopithecus (12 juta), Australopithecus (4 juta), Pithecanthropus Erectus (½ juta), Neanderthal (1-1/2 juta), Homo sapiens (100 ribu), Hewan tak bertulang belakang (600 juta), Hewan bertulang belakang (350 juta), Hewan menyusui (180 juta), Burung (135 juta)  Hubungan fungsional  Kemajuan pengetahuan dan teknologi manusia terhadap alam menempatkan posisi alam sebagai sumber kehidupan yang tiada batasnya bagi manusia. Manusia harus tunduk pada hukum alam, namun ia dapat mengatasi hukum alam.
  • 52. Tata Surya  terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi  mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi  Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk
  • 53. Matahari  Garis tengah: 1.392.000 km  Massa : 331.950 massa bumi  Temperatur permukaan matahari mencapai 6.000K, inti mencapai 15.000.000K, bintikbintik hingga 4.000K, dan tekanan mencapai 400x109 atm bumi.
  • 54. Bumi (1)  Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil, sedangkan antarkutub 7.900 mil.  Berat jenis : 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.  Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan bumi yang cair disebut hidrosfer yang menutupi 71% muka bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri dari troposfer setebal 10 mil.
  • 55. Bumi (2)  Sesudah troposfer ialah stratosfer dengan ketebalan mulai dari 10 - 50 mil. Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat menolak datangnya sinar ultra violet berintensitas tinggi dari matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer.
  • 56. Enam lempengan utama di bumi       Lempengan Lempengan Lempengan Lempengan Lempengan Lempengan Amerika Afrika Eurasia India Australia Pasifik
  • 57. Bulan  Garis tengah : 3476 km.  Jarak antara bulan dan bumi : 354.336- 404.320 km.  Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga langit di bulan berwarna hitam kelam.  Temperatur di bulan pada siang hari mencapai 100C dan pada waktu malam yang panjang, temperaturnya turun sampai 150C.
  • 58. Perubahan Iklim di Bumi  Dipengaruhi oleh sistem atmosfer dan aktivitas manusia yang mampu menghasilkan gas rumah kaca.  Gas-gas tersebut berfungsi sebagai selimut bumi sehingga radiasi panas bumi tetap tertahan di bumi dan temperatur bumi makin meningkat.
  • 59. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (1) 1. kenaikan suhu lokal kenaikan suhu sangat berpengaruh di Alaska. Banyak jalan dan bangunan ambles karena tanah permafros lumer. Hilangnya es di laut saat musim panas menimbulkan erosi di kawasan yang rendah. 2. panas ekstrem dan/atau kekeringan pada tahun 2003 tercatat 35.000 orang tewas akibat gelombang panas di Prancis, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, dan Inggris.
  • 60. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (2) 3. 4. hujan ekstrem dan/atau angin banjir terburuk sejak 50 tahun terakhir pada 2006 di “Tanduk Afrika”. Sebanyak 600 orang tewas dan ratusan ribu orang terkena dampaknya di Somalia. perubahan perilaku hewan dan tumbuhan habitat kupu-kupu di Eropa berubah dari 35 jenis kupu-kupu Eropa non-migrasi, 22 jenis memajukan jangkauan habitatnya 35-240 km ke utara pada abad ke-20, hanya ada satu jenis yang mundur ke selatan.
  • 61. Tanda-Tanda Perubahan Iklim (3) 5. naiknya permukaan laut/pulau-pulau tenggelam negara kepulauan seperti Maladewa di Samudra Hindia, pulau-pulau kecil di Indonesia, serta negara-negara di Samudra Pasifik terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut
  • 62. TEORI PEMBENTUKAN BUMI 1. Teori Kabut “Kant-Laplace” 2. Teori Planetesimal “Chamberlain- Moulton” 3. Teori Pasang Surut Gas “Jeans-Jeffreys”
  • 63. Teori Kant  Tahun 1755, filosof Jerman, Immanuel Kant  Tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroid pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat  Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet - planet
  • 64. Teori Laplace • Tahun 1796, ahli matematika dan astronomi Perancis, Pierre Simon Marquis de Laplace • Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin-cincin. • Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. • Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk bumi.
  • 65. Teori Planetesimal Hypothesis • Awal abad ke-20, ahli astronomi Amerika (Forest Ray Moulton) dan ahli geologi Amerika (T.C Chamberlain) • Matahari yang terdiri dari massa gas besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain dengan kecepatan tinggi, pada waktu jarak keduanya relatif dekat sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi bintang yang melintasinya. • Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan disebut “planetesimal”.Beberapa planetesimal yang terbentuk akan saling tarik menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
  • 66. Teori Pasang Surut Gas • Tahun 1918, ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys • Adanya bintang besar melintas di dekat matahari, bintang tersebut memiliki gaya tarik sangat kuat terhadap matahari, akibatnya terjadi gelombang pasang di permukaan matahari menyerupai lidah raksasa berupa gas sangat panas. • Lidah raksasa selanjutnya akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, termasuk bumi. Planet-planet besar seperti yupiter dan saturnus proses pendinginannya lambat, beda halnya dengan planet-planet kecil yang relatif cepat
  • 67. SUSUNAN LAPISAN BUMI Berdasarkan Kandungannya dibedakan menjadi: 1. Kerak bumi (crust) 2. Mantel bumi (mantle) 3. Inti bumi (core)
  • 68.
  • 69. Kerak Bumi • Lapisan terluar yang bersifat keras dan padat • Terdiri atas: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf • Unsur utama: Oksigen & Silikon dengan ketebalan lapisan + 80 Km • Terbagi menjadi dua macam: Kerak Benua: yang merupakan daratan, ketebalan 20-70 Km, banyak mengandung Silikon dan Aluminium (Lapisan Sial) 2. Kerak Samudera: yang tertutupi oleh perairan, ketebalan 5-10 Km, banyak mengandung Silikon dan Magnesium (Lapisan Sima) 1.
  • 70. Mantel Bumi Mempunyai 2 bagian: 1. Mantel Luar (Astenosfer) Terdiri atas lapisan: Ultra Basal & Mineral Ketebalan: 40 – 400 Km Bersuhu: 1.300 oC – 1.500 oC 2. Mantel Dalam (Mesosfer) Terdiri atas senyawa padat : MgO, SiO2 Bersuhu: 1.500 oC – 3.000 oC
  • 71. Inti Bumi Mempunyai 2 bagian: 1. Inti Luar, bersifat cairan pekat ; Ketebalan: 2.900 Km, bersuhu: 3.900 oC; Diperkirakan penyusun utama: Besi dengan alasan: a. Massa jenis besi hampir sama dengan massa jenis inti b. Besi berwujud cair pada tekanan & suhu yang ditaksir seperti pada inti c. Besi Banyak terdapat di alam 2. Inti Dalam: Tersusun oleh kristal besi / besi-nikel; Bersuhu: 4.800 O C; Pada umumnya setiap 33 meter ke bawah suhunya akan naik 1oC (Angka 33 meter disebut: angka geotermis); dipengaruhi oleh : gunung berapi & air tanah
  • 73. ATMOSFER BUMI Bahasa Yunani=> Atmos: gas atau udara Sphaira: lapisan atau bola Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi secara menyeluruh
  • 74. KANDUNGAN UDARA DALAM ATMOSFER 1. Nitrogen 78,17% 2. Oksigen 20,97% 3. Argon 0,98% 4. Karbon dioksida 0,04% 5. Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom dan ozon
  • 76. 1. TROPOSFER Lapisan paling bawah, dekat dengan bumi Ketinggian: 0 – 10 km (dpal) Perubahan suhu: dari 15°C ke -70°C Terjadi perubahanperubahan cuaca dan iklim, seperti: LAPISAN ATMOSFER
  • 79. 2. STRATOSFER Terletak diatas troposfer Ketinggian: 10 – 50 km (dpal) Perubahan suhu: dari -70°C ke 0°C Terdapat lapisan ozon (O3) LAPISAN ATMOSFER
  • 80. 3. MESOSFER Terletak di atas troposfer Ketinggian: 50 – 100 km (dpal) Perubahan suhu: dari O°C ke -90°C Meteor yang jatuh ke bumi akan terbakar dan terurai di lapisan ini LAPISAN ATMOSFER
  • 81. 4. TERMOSFER Ketinggian: 100-480 km (dpal) Suhu bergantung pada aktivitas matahari: ± 1500°C Terjadi aurora Terjadi refleksi gelombang radio LAPISAN ATMOSFER
  • 82. 5. EXOSFER Lapisan terluar dari atmosfer Ketinggian: mencapai 10.000 km (dpal) Transisi atmosfer ke ruang angkasa atau antarplanet Tekanan udara= 0 cmHg LAPISAN ATMOSFER